• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI PPKn SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 3 MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI PPKn SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 3 MALANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI PPKn SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN

PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 3 MALANG

Nur Fadilah Sri Untari Siti Awaliyah

Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang Jalan Semarang No.5 Malang

Email : dilafadilan@gmail.com

ABSTRAK : Pada saat melaksanakan penilaian guru dituntut untuk mengembangkan instrumen yang meliputi berbagai aspek penilaian dari domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada kenyataan belum ada acuan yang jelas dalam mengembangkan suatu instrumen penilaian. Guru terkadang masih mengalami kendala dan kesulitan dalam melaksanakan penilaian dari berbagai aspek penilaian, Guru masih menekankan pada aspek penguasaan pengetahuan yang menekankan pada aspek pengulangan materi dengan cara mengingat, menghafal sejumlah konsep, walaupun sesungguhnya menyadari bahwa dalam pelaksanaan penilaian secara menyeluruh baik dari aspek afektif, kognitif, dan psikomotor tidaklah relevan jika hanya menggunakan instrumen penilaian yang hanya dapat menekankan pada aspek pengulangan materi tersebut, sehingga hal ini dapat menghambat pencapaian tujuan pembelajaran dan diperlukan adanya acuan dalam pengembangan instrumen penilaian. Berdasarkan hal tersebut tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan instrumen penilaian pada materi PPKn sebagai upaya untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

Kata Kunci : Instrumen Penilaian, Materi PPKn, Kelas VII SMPN 3 Malang

Permendiknas No 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian dijelaskan bahwa penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis, berkesinambungan, dan secara menyeluruh, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian termasuk salah satu bagian yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran, sebab kegiatan ini akan dijadikan cerminan untuk melihat

perkembangan atau kemajuan belajar siswa dari waktu ke waktu.

Penilaian harus mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh dan proporsional sesuai dengan kompetensi inti yang telah ditentukan. Penilaian aspek pengetahuan (kognitif) dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan, maupun daftar pertanyaan. Penilaian aspek keterampilan dapat dilakukan dengan ujian praktek, analisis keterampilan, dan analisis tugas serta penilaian yang dilakukan oleh peserta didik sendiri. Adapun penilaian aspek sikap dapat dilakukan dengan daftar isian sikap (pengamatan pribadi) pada

(2)

diri sendiri siswa, dan daftar isian sikap yang disesuaikan dengan kompetensi inti (Mulyasa, 2013:137).

Guru dalam melakukan penilaian, juga perlu menetapkan standar keberhasilan penilaian dalam pembelajaran. Pembelajaran yang baik adalah terjadi keseimbangan antara keaktifan pendidik dan keaktifan siswa. Sardiman (2003:95) mengungkapkan bahwa prinsip belajar adalah berbuat (aktif). Keaktifan dalam menjalani kegiatan pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran.

Pengembangan kurikulum 2013 memfokuskan pelaksanaan penilaian pada berbagai aspek penilaian dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Guru dituntut untuk mengembangkan instrumen penilaian yang harus mencakup semua aspek dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Namun dalam pelaksanaan guru masih kesulitan dalam menentukan penilaian pada berbagai aspek penilaian baik kognitif, afektif dan psikomotor. Guru masih menekankan pada aspek penguasaan pengetahuan yang menekankan pada aspek pengulangan materi dengan cara mengingat, menghafal sejumlah konsep, walaupun sesungguhnya menyadari bahwa dalam pelaksanaan penilaian secara menyeluruh baik dari aspek afektif, kognitif, dan psikomotor tidaklah relevan jika hanya menggunakan instrumen penilaian yang hanya dapat menekankan pada aspek pengulangan materi tersebut. Kendala tersebut muncul karena belum adanya acuan yang jelas, dianggap masih belum terencana dan

terstruktur, dan diperlukan persiapan dalam pelaksanaan.

Penilaian sebagai bagian yang integral dalam pembelajaran seharusnya tidak dilakukan sesaat, seharusnya dilakukan secara berkala, berkesinambungan, serta menyeluruh agar dapat meliputi semua komponen proses dan hasil belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah.

METODE

Model penelitian dan pengembangan mengacu pada model pengembangan oleh Borg dan Gall dalam Sukmadinata (2013:169-170) dari kesepuluh langkah yang maka dalam penelitian dan pengembangan ini mengambil dan menggunakan 8 langkah. Pengambilan 8 langkah-langkah pengembangan tersebut disesuaikan dengan pendapat Ardhana (2002:09) yang mengemukakan bahwa prosedur pelaksanaan penelitian dan pengembangan bukan merupakan langkah yang kaku, setiap langkah pengembangan tentunya dapat memilih serta menentukan langkah-langkah yang tepat dalam pengembangan produk berdasarkan kondisi khusus yang dihadapi oleh peneliti dalam proses pengembangan.

Model Pengembangan dilakukan hanya sebatas pada uji prototype produk, mengingat pertimbangan waktu yang lama dan sederhana. Hal ini dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan, menyesuaikan karakteristik pengembangan instrumen penilaian yang hanya menggunakan satu sekolah, keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Langkah-langkah

(3)

pengembangan yang digunakan peneliti dalam mengembangkan instrumen penilaian yaitu: (1) analisis kebutuhan awal; (2) merancang produk; (3) membuat produk instrumen penilaian; (4) uji validasi ahli produk instrumen penilaian; (5) revisi produk I; (6) uji coba lapangan terbatas; (7) revisi produk II; (8) produk akhir instrumen penilaian.

Desain uji coba pada produk instrumen penilaian ini terdiri atas tahap uji coba perorangan yaitu ahli penilaian yaitu dosen jurusan Hukum dan Kewarganegaraan dan guru mata pelajaran PPKn di SMPN 3 Malang. Setelah melakukan revisi instrumen penilaian pada materi PPKn yang dikembangkan maka hasilnya diujicobakan kepada siswa kelas VII. Peneliti membatasi lokasi yang digunakan untuk uji coba instrumen penilaian adalah SMP Negeri 3 Malang kelas VII 1 dengan jumlah 6 orang siswa.Pada penelitian ini menggunakan instrumen pengumpulan data dengan menggunakan angket/kuesioner.Penskoran yang

digunakan dalam angket adalah sebagai berikut : SS = Sangat Setuju diberi skor 4, S = Setuju diberi skor 3, TS = Tidak Setuju diberi skor 2, dan STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1. Data yang diperoleh pada tahapan pengumpulan data melalui instrumen pengumpulan data dianalisis dengan analisa data prosentase dengan menggunakan teknik uji coba instrumen validasi isi. Validasi isi dilakukan terhadap ranah materi, konstruksi instrumen penilaian, dan ranah bahasa yang digunakan. (Arikunto, 2009:67).Rumus yang digunakan dalam perhitungan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Gabel dan Samuel (dalam Novi, 2011) yaitu :

Keterangan : %Vs = Validasi isi

JSP = Jumlah Skor Penilaian JSM = Jumlah Skor Maksimum

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut akan disajikan tentang hasil pengembangan produk:

A. HASIL UJI VALIDASI AHLI PENILAIAN I & II

No Aspek penilaian SKOR

Uji Validasi I

SKOR Uji Validasi II 1 Instrumen penilaian yang dibuat sesuai dengan Kompetensi

Inti, Kompetensi Dasar, serta pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Relevan)

100% 75%

2 Instrumen penilaian sesuai dengan indikator pembelajaran 75% 83,33% 3 Instrumen Penilaian sesuai dengan materi pembelajaran yang

disampaikan 75% 75%

(4)

4 Intrumen penilaian mencakup semua aspek kompetensi (aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif) dalam mengukur perkembangan kemampuan peserta didik.

75% 75%

5 Ada pedoman penskoran yang Jelas 75% 83,33%

6 Instrumen penilaian yang dibuat sesuai dengan tingkat

kesulitan yang proporsional (antara mudah, sedang, dan sulit) 75% 75% 7 Ada petunjuk yang jelas tentang cara menggunakan/dalam

mengerjakan instrumen penilaian 50% 75%

8 Susunan aktifitas dalam instrumen penilaian dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran

75% 75%

9 Rumusan kalimat yang digunakan pada instrumen penilaian disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar

75% 75%

10 Struktur kalimat pada instrumen penilaian sesuai dengan

tingkat penguasaan bahasa peserta didik 75% 75%

Rata-Rata Skor Hasil Validasi (%)

75 % 76,67%

Rata-rata penskoran hasil perhitungan uji validitas produk pengembangan instrumen penilaian pada semua aspek penilaian adalah 75% dan 76,67% maka pengembangan instrumen penilaian dapat dinyatakan valid, layak, dan tidak perlu revisi.

Kategori Validasi Hasil Uji Validasi Instrumen Penilaian

Berdasarkan analisis data penilaian yang dilaksanakan oleh ahli penilaian pada tabel hasil uji validasi diatas diketahui jumlah presentase sebesar 75% dan 76,67 % dapat dikategorikan valid dan layak tanpa perlu revisi. Dari 10 pernyataan yang terdiri dari aspek penilaian materi pada instrumen penilaian yang ditunjukkan oleh pernyataan 1,2,3,4,6 dan 8, aspek penilaian kontruksi instrumen penilaian ditunjukkan oleh pernyataan

5 dan 6, serta aspek penilaian bahasa pada instrumen penilaian yang ditunjukkan oleh pernyataan 9 dan 10 mendapatkan hasil presentase sebesar 75% dan 76,67% sehingga instrumen penilaian yang dibuat dapat dikategorikan valid dan layak tanpa perlu revisi. Kategori validasi yang digunakan dalam instrumen penilaian yang dibuat disajikan pada tabel di bawah ini :

(5)

Tabel kategori validasi pada pengembangan instrumen penilaian hasil uji validitas ahli penilaian dan praktisi/guru mata pelajaran PPKn

Kategori Presentase Kualifikasi Ekuivalen Keterangan

B 70%-84% Valid Layak Tidak Perlu

Revisi

Keterangan :

Apabila hasil analisis data hasil validasi memperoleh nilai kategori B maka produk instrumen penilaian yang dibuat termasuk dalam kualifikasi valid dan layak serta tidak perlu revisi sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran

Hasil Uji Coba Lapangan Terbatas Pengembangan Instrumen Penilaian

No Aspek penilaian SKOR

1 Lembar kegiatan siswa ini membantu saya dalam mencapai kompetensi kelulusan minimal pada mata pelajaran PPKn.

83,33 %

2 Saya mudah memahami rumusan kalimat dan bahasa yang digunakan dalam Lembar kegiatan siswa pada mata pelajaran PPKn ini.

79,17 %

3 Saya mudah memahami informasi serta petunjuk untuk mengerjakan lembar kegiatan siswa ini.

79,17 %

4

Lembar kegiatan siswa ini memuat kegiatan yang menarik sesuai dengan isi materi mata pelajaran PPKn.

70,83 %

5 Saya berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan dalam pemecahan masalah pada Lembar Kegiatan siswa ini.

83,33 %

6 Kegiatan belajar pada lembar kegiatan siswa ini membuat saya terlibat aktif untuk berpikir.

83,33 %

7 Lembar kegiatan siswa ini memberikan kesempatan kepada saya untuk mengemukakan pendapat dengan menggunakan bahasa saya sendiri.

75 %

8

Saya dapat memperoleh nilai yang maksimal dalam mengerjakan Lembar kegiatan siswa ini.

70,83 %

9

Lembar kegiatan siswa ini dapat meningkatkan prestasi belajar saya di dalam kelas.

79,17 %

10 Lembar kegiatan siswa ini dapat membantu meningkatkan keaktifan dan semangat belajar saya.

79,17 %

Rata-Rata Skor Hasil Validasi (%)

(6)

Hasil perhitungan angket ujicoba lapangan terbatas pada tabel 4.8 ada 10 pernyataan yang di dalamnya terdiri dari penilaian aspek kemenarikan pada instrumen penilaian yang ditunjukkan oleh pernyataan 2, 3, dan 4 dengan presentase sebesar 76,39%, dan penilaian aspek keefektifan pada instrumen penilaian untuk mengetahui keaktifan dan prestasi belajar siswa ditunjukkan oleh pernyataan 1, 5, 6, 7,

8, 9 dan 10 dengan presentase 79,16%. Secara keseluruhan instrumen penilaian yang merupakan produk yang dikembangkan mempunyai tingkat validasi 78,33%. Dari hasil penilaian subyek uji coba pengisian angket oleh siswa tersebut dapat diketahui bahwa pengembangan instrumen penilaian dikategorikan valid, layak untuk digunakan dan tidak perlu revisi.

Kategori validasi yang digunakan dalam validasi instrumen penilaian disajikan pada tabel di bawah ini :

Kategori Presentase Kualifikasi Ekuivalen Keterangan

B 78,33% Valid Layak Tidak Perlu

Revisi Keterangan :

Apabila hasil analisis validasi memperoleh nilai kategori B maka produk instrumen penilaian yang dibuat termasuk dalam kualifikasi valid dan layak serta tidak perlu revisi sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran.

Data Hasil Penerapan Uji Coba Lapangan Terbatas Instrumen Penilaian

Data diperoleh berdasarkan hasil pengerjaan lembar kegiatan siswa pada aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik oleh enam orang siswa sebagai subjek uji coba. Berikut disajikan pada tabel nilai yang diperoleh 6 siswa subjek uji coba.

No Sub yek Kognitif (KI 3) Psikomotor (KI 4) Afektif (KI 1 & 2) Rata-Rata KI (1,2,3,4) Predi kat (SB/B /C/K) Interval (0-100) Konversi (1-4) Interval (0-100) Konversi (1-4) Interval (0-100) Konversi (1-4) Interval (0-100) Konversi (1-4) 1 93,85 3,74 89,21 3,56 90,83 3,63 91,30 3,65 B 2 95 3,80 91,44 3,65 94,37 3,77 93,60 3,74 SB 3 92,85 3,71 89,95 3,60 92,5 3,70 91,77 3,67 SB 4 91,42 3,65 87,73 3,51 85 3,40 88,05 3,52 B 5 95 3,80 89,21 3,56 93,12 3,72 92,44 3,70 SB 6 S6 95 3,80 89,95 3,60 88,12 3,52 91,02 3,64 B

(7)

Analisis Data Hasil Penerapan Uji Coba lapangan Terbatas Pengembangan Instrumen Penilaian

Berdasarkan pada tabel hasil uji coba lapangan pada Terbatas pada Instrumen Penilaian Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotor yang telah dilaksanakan akan disajikan pada tabel distribusi frekuensi. Pelaksanaan penilaian dari semua aspek penilaian diperoleh hasil nilai tertinggi 93,60 dan terendah 88,05. Rata-rata dari hasil penerapan uji coba instrumen penilaian sebesar 91,36. Sesuai dengan

pelaksanaan penilaian pada kurikulum 2013 dan kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran PPKn di SMP Negeri 3 perolehan nilai ketuntasan kompetensi minimal (KKM) aspek kognitif dan psikomotor dengan interval 80, konversi 3,00, dan aspek afektif predikat sikap Baik (B).

Berpedoman pada data tersebut dapat disusun daftar distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel distribusi frekuensi hasil penerapan uji coba lapangan terbatas instrumen penilaian

Hasil Penerapan Uji Coba Lapangan Terbatas Instrumen Penilaian

No. Interval (skala 0-100)

Konversi (Skala 1-4)

Kriteria/Predikat

(sikap) Frekuensi Presentase (%)

1. 92-100 3,67-4,00 Sangat Baik 3 50%

2. 86-91 3,34-3,66 Baik 3 50%

3. 81-85 3,00-3,33 Cukup 0 0%

4. < 80 < 3,00 Kurang 0 0%

Jumlah 6 100 %

Sumber: Data diolah 2014.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa kelas VII SMP Negeri 3 Malang berjumlah 6 orang yang telah melaksanakan uji coba lapangan terbatas memiliki nilai dengan kategori Sangat Baik (50%) dan Baik (50%).

(8)

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR RUJUKAN

Berdasarkan uraian di atas,beberapa kesimpulan dan saran yang disampaikan dari hasil pengembang instrumen penilaian adalah sebagai berikut :

Penelitian dan pengembangan instrumen penilaian pada materi PPKn masih perlu dilanjutkan untuk dikembangkan pada materi pembelajaran yang lain dengan bermacam-macam bentuk instrumen penilaian yang berbasis tes maupun non tes. Jumlah sekolah maupun sampel yang digunakan juga perlu dikembangkan sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih maksimal.Pengembangan instrumen penilaian ini hendaknya dapat dijadikan acuan oleh guru mata pelajaran PPKn sebagai alternatif dalam mengembangkan instrumen penilaian aspek kognitif, afektif dan psikomotorik pada materi yang lain yang berkaitan dengan kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar tertentu, sehingga keaktifan dan prestasi belajar siswa dapat dievaluasi/ dinilai secara komprehensif. Bagi peneliti yang ingin mengembangkan produk instrumen penilaian lebih lanjut diharapkan hasil pengembangan instrumen penilaian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam mengembangkan instrumen penilaian pada materi PPKn di kelas VII dalam berbagai aspek penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik memperbaiki kekurangan-kekurangan pengembangan instrumen penilaian agar dapat dilakukan pengkajian lebih lanjut.

Ardhana, I W. 2002. Konsep Penelitian Pengembangan dalam bidang pendidikan dan pembelajaran. Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Angkatan II Metodologi Penelitian Pengembangan Bidang Pendidikan dan Pembelajaran, Malang, 22-23 Maret. Dalam Tegeh dkk database, (http://lemlit.undiksha.ac.id /Media /1240.pdf) diakses 30 Maret 2014.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta:Bumi Aksara.

Borg, Walter dan M. Damien Gall. 1989. Educational Research: an Introduction. New York dan London:Longman.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pedoman khusus Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta:Penerbit Departemen Pendidikan Nasional.

Hobri. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan (Aplikasi pada Penelitian Pendidikan Matematika). Jember: Pena Salsabila.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2006. Permendiknas No 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian. Jakarta:Penerbit Departemen Pendidikan Nasional.

(9)

Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:PT Raja Grasindo Persada.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:Alfabeta.

Sukmadinata, Nana S. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:PT Rosdakarya. Tim Penyusun Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang:Penerbit Universitas Negeri Malang.

Gambar

Tabel kategori validasi pada pengembangan instrumen penilaian hasil uji  validitas ahli penilaian dan praktisi/guru mata pelajaran PPKn
Tabel distribusi frekuensi hasil penerapan uji coba lapangan terbatas instrumen  penilaian

Referensi

Dokumen terkait

hal sebagaimana tersebut pada pokok surat di atas, setelah memperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku dan hasil penelitian kami serta memperhatikan segi teknis dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kategori tinggi mampu mengajukan dugaan, melakukan manipulasi matematika dan memberikan alasan atau bukti terhadap solusi dengan

Laporan Keuangan SKPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten disusun berdasarkan Peraturan Gubernur Banten Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kebijakan

Diskusi tesis ini dimaksudkan untuk menentukan tahu empat hal: pertama, untuk menentukan kompetensi guru pedagogik untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran

(Ustv ari, v rijeme koje je potrebno da se stanov ništv o Zemlje udv ostruči prilično se ujednačeno skraćiv alo.. U rimsko doba stanov ništv o Zemlje udv ostručav alo se

Pengaruh Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja terhadap Perilaku Keanggotaan Organisasi dengan Variabel Kontrol Status Pegawai.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Diagram tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan tersebut dibagi menjadi empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (XY)

Peranan tenaga kerja bagi perusahaan sangatlah penting, sehingga perusahaan berusaha untuk mempertahankan dan menjaga agar karyawan betah bekerja di perusahaan tersebut, dan