• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Penelitian eksperimen untuk mengkaji pengaruh model Cooperative Learning tipe CIRC terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa Sekolah Dasar ini mengambil lokasi SD Negeri 2 Parakanlima kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013 atas dasar pertimbangan sebagai berikut:

a. Kualifikasi guru-guru yang bertugas rata-rata sudah berkualifikasi D2 dan S1 sehingga diharapkan dapat membantu peneliti dalam memberikan arahan dan masukan-masukan yang bersifat membangun.

b. SDN 2 Parakanlima merupakan salah satu SD yang memiliki kelas V sebanyak dua rombongan belajar, yaitu kelas VA dan VB, sehingga memudahkan peneliti untuk menentukan ke dua kelas tersebut sebagai kelas kontrol (KK) dan kelas Eksperimen (KE).

2. Populasi

Arikunto (2010: 173) mengungkapkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. sejalan dengan hal itu Sudjana dan Ibrahim (2007: 84), mengungkapkan bahwa “Populasi adalah kumpulan dari sejumlah elemen” Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa populasi merupakan keseluruhan subyek yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah kelas 4, 5, dan 6 SD Negeri 2 Parakanlima yang merupakan kelas tinggi yang mendapatkan pelajaran membaca pemahaman.

3. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu. (Sugiyono, 2009: 81). Cara pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara non-probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi anggota populasi, tetapi

(2)

berdasarkan pada pertimbangan tertentu dan berdasarkan kebutuhan peneliti. Adapun yang ditetapkan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah kelas VA sebagai kelas eksperimen, dan kelas VB sebagai kelas kontrol.

B. Desain dan Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen dengan desain “Nonequvalent Control Group Design” yaitu suatu kelompok subyek sebagai kelompok eksperimen dan kelompok yang kedua sebagai kelompok kontrol, dan pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan peneliti (Sugiyono, 2009: 79).

Kelompok eksperimen menggunakan model Cooperative Learning tipe CIRC, yaitu membaca, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal dan evaluasi berupa tes. Sebelum diberi perlakuan model Cooperative Learning tipe CIRC, akan dilakukan pretes membaca pemahaman, terhadap kelas eksperimen maupun terhadap kelas kontrol. Setelah dilakukan pretes, kemudian kelas eksperimen diberikan perlakuan (treatment) yaitu dengan penerapan model Cooperative Learning tipe CIRC sebagaimana tersebut di atas, sementara itu kelompok kontrol tidak diperlakukan sama seperti kelompok eksperimen, pembelajaran dilakukan dengan metode konvensional atau mengikuti standar yang berlaku di sekolah tersebut. Setelah diberi perlakuan (treatment) terhadap kelompok eksperimen kemudian dilakukan tes ulang terhadap materi membaca pemahaman yang telah disampaikan pada periode pelaksanaan eksperimen. Penelitian ini melibatkan variabel bebas dan terikat yang dapat dibedakan sebagai berikut. 1. Variabel bebas : model Cooperate Learning tipe CIRC

2. Variabel terikat : membaca karangan narasi

Gambaran dari desain penelitian ini dapat dinyatakan dalam tabel sebagai berikut: O1

X O2

(3)

Keterangan:

O₁ dan O₃ = Pretes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen O₂ dan O₄ = Postes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen

X = Penggunaan model Cooperative Learning tipe CIRC pada kelas eksperimen

Pengaruh penggunaan model Cooperative Learning tipe CIRC adalah (O₂ - O₁) – (O₄ - O₃). (Sugiyono, 2009:79).

Y = Kemampuan membaca karangan narasi

C. Definisi Operasional Penelitian

Selanjutnya untuk menghindari kesalahpahaman dalam istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan mengenai istilah-istilah yang digunakan, yaitu:

a) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dan Model Pembelajaran Konvensional

Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara kelompok. CIRC adalah suatu model dalam pembelajaran kooperatif yang digunakan bagi guru unuk mengajar siswa.

Di dalam model pembelajaran CIRC terdapat komponen-komponen yang dapat membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan membuat siswa lebih kreatif, karena siswa bersama kelompoknya bertukar pendapat untuk menyelesaikan materi atau tugas yang diberikan oleh guru. Selanjutnya pembelajaran konvensional yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pembelajaran ekspositori, di mana guru menjelaskan materi pelajaran, kemudian siswa mengerjakan latihan, dan siswa dipersilahkan untuk bertanya apabila tidak mengerti, dan siswa belajar secara sendiri-sendiri.

b) Kemampuan Membaca Karangan Narasi

Kemampuan membaca karangan narasi diharapkan siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita, menjawab pertanyaan isi

(4)

teks bacaan, memahami isi karangan, latar cerita, ide pokok, dan membuat kesimpulan atas bacaan yang telah di baca.

D. Instrumen Penelitian 1. Tes

Tes diberikan untuk mengukur atau mengetahui prestasi belajar siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman. Tes ini berupa tes perolehan hasil membaca pemahaman siswa. Arikunto (2010: 194) menyatakan bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Pada penelitian ini, tes diberikan untuk mengukur pencapaian pemahaman siswa terhadap isi teks bacaan yang telah dibaca.

Tes yang digunakan adalah posttest, yaitu tes yang diberikan setelah perlakuan diberikan. Tipe tes yang akan diberikan berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan proses pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung pada kelas eksperimen. Observasi bertujuan untuk mengetahui aktivitas, kinerja, partisipasi dan keterampilan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe CIRC.

“Observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap.” (Arikunto, 2010: 199). Dari pengertian tersebut observasi sebagai alat pengumpul data memusatkan perhatian pada objek yang diteliti dengan menggunakan seluruh indra. Pada proses pengamatan, peneliti menggunakan observasi sistematis, dimana pengamat mengamati objek penelitian dengan menggunakan pedoman pengamatan observasi atau sistem tanda (sign system), yang berisi daftar jenis kegiatan yang akan diamati. Observator (pengamat) tinggal memberikan tanda pada kolom tempat kegiatan atau peristiwa tersebut muncul.

(5)

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu: (1) tahap perencanaan; (2) tahap pelaksanaan; (3) tahap refleksi dan evaluasi. Tahapan-tahapan di atas terperinci sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Terdapat beberapa hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

a. Identifikasi permasalahan mengenai bahan ajar, merecanakan pembelajaran serta alat dan bahan yang digunakan.

b. Melakukan perizinan tempat untuk penelitian.

c. Menentukan dan memilih sampel dari populasi yang telah ditentukan. d. Menyusun instrumen penelitian.

e. Menyusun instrumen evaluasi berupa tes objektif.

f. Melakukan uji coba instrumen evaluasi yang akan digunakan agar diketahui kualitasnya. Uji coba instrumen evaluasi diberikan kepada siswa yang bukan merupakan sampel penelitian tetapi dalam populasi yang sama, dan mempunyai kemampuan yang setara dengan siswa yang dijadikan sampel penelitian.

g. Analisis kualitas atau kriteria instrumen evaluasi, dengan menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran 22 soal yang akan diujikan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran terdiri atas pelaksanaan pretest, perlakuan dan pelaksanaan postes, yang akan dijabarkan sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pretes

Pretes dilaksanakan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa terhadap teks membaca pemahaman yang akan diujikan dengan tes berjumlah 10 soal. Pretes dilakukan di ke dua kelas yang dijadikan sampel penelitian, yaitu di kelas kontrol dan di kelas eksperimen.

(6)

b. Perlakuan

Perlakukan dilaksanakan selama 1 kali pertemuan. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan terlampir dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun (lihat lampiran).

Kelas VA sebagai kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran membaca karangan narasi menggunakan model Cooperative Learning, sedangkan kelas VB sebagai kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran membaca sebagaimana biasanya dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. c. Pelaksanaan postes

Postes dilaksanakan untuk menguji pengetahuan siswa terhadap teks membaca karangan narasi setelah diberikan perlakuan tertentu dengan tes berjumlah 10 soal, baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Hasil postes tersebut selanjutnya dibandigkan dengan hasil pretes di kedua kelas yang telah dilakukan sebelumnya, kemudian data-data hasil pretes dan postes diolah dalam pengolahan data.

d. Tahap evaluasi

Pada tahap ini, data pretes dan postes siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dikumpulkan untuk diolah kemudian dilakukan uji normalitas, homogenitas dan pengujian hipotesis penelitian.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah tes, tes untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah siswa memperoleh pengajaran. Sebelum pengambilan data terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen tes untuk mengetahui validitas dan reliabilitas butir soal. Uji coba instrumen dilakukan di SD Negeri 4 Tajursindang yang terletak di kecamatan Sukatani kabupaten Purwakarta.

(7)

1. Uji Validitas

“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011:173).”

Agar penelitian ini dapat menghasilkan data yang valid, maka instrumen penelitiannya pun harus valid. Untuk mengetahui valid tidaknya instrumen suatu penelitian yang digunakan pada penelitian ini, penulis akan melakukan uji validitas isi dari soal yang dibuat, yaitu validitas yang menunjukan bahwa soal tes tersebut dapat mengukur tujuan pembelajaran khusus tertentu sesuai dengan materi isi pelajaran yang diberikan.

Uji validitas dapat ditentukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment, yang dikemukakan oleh Person. Adapun rumus validitas yang digunakan yaitu dengan angka kasar, sebagai berikut (Akdon dan Hadi, 2005:144):

    

 

2 . 2

 

2 . 2

.

           









n

n

r

hitung n Keterangan:

rhitung : Koefisiensi korelasi antara X dengan Y

ΣXi : Jumlah skor item

ƩYi : Jumlah skor total (Seluruh item)

n : Jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:

2 1 1 r n r thitung    Dimana : t = Nilai t hitung

r = Koefisiensi korelasi hasil r hitung n = Jumlah responden

(8)

Tabel 3.1

Interpretasi koefisien korelasi Product Moment

Nilai 𝒓𝑿𝒀 Interpretasi 0,800 < rXY1,000 Sangat tinggi 0,600 < rXY0,800 Tinggi 0,400 < rXY0,600 Cukup 0,200 < rXY0,400 Rendah 0,000 < rXY0,200 Sangat rendah (Arikunto, 2011: 75)

Hasil analisis uji validitas instrumen dari soal yang telah diuji coba pada peserta didik kelas V SDN 4 Tajursindang adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Tingkat Validitas Instrumen Tes Membaca Karangan Narasi Nomor Item Soal Nilai Interpretasi

1 0,566 cukup 2 0,000 - 3 0,363 rendah 4 0,000 - 5 0,000 - 6 0,333 rendah 7 0,544 cukup 8 0,399 rendah 9 0,000 - 10 0,866 Sangat tinggi 11 0,635 tinggi 12 -0,090 - 13 0,303 rendah 14 0,635 tinggi 15 0,303 rendah 16 0,732 tinggi 17 0,693 tinggi 18 0,866 Sangat tinggi 19 0,544 cukup 20 0,866 Sangat tinggi 21 0,633 tinggi 22 0,000 -

(9)

Dari 22 soal yang telah diuji coba terdapat tiga soal dengan validitas sangat tinggi lima soal dengan validitas tinggi, tiga soal dengan validitas cukup, lima soal validitas rendah dan enam soal tidak teruji validitasnya karena memiliki nilai negatif dan nol. Soal yang dapat digunakan sebagai instrumen penelitian adalah soal dengan tingkat validitas cukup, tinggi dan sangat tinggi. Perhitungan validitas tes kemampuan membaca karangan narasi secara lengkap tersaji dalam lampiran 4 halaman 72.

2. Uji Reliabilitas

Ruseffendi (2010:158) mengungkapkan bahwa reliabilitas instrumen atau alat evaluasi adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu.

Reliabilitas merupakan perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui ketepatan dan tingkat kepercayaan instrumen yang digunakan. Setelah dihitung validitasnya, maka soal akan di uji reliabilitasnya. Adapun dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas menggunakan metode Belah Dua (Split Half Method) Spearman Brown (Akdon dan Hadi, 2005: 148) dengan rumus:

b b 11 r 1 2.r r   Keterangan: r11 : Koefisien reliabilitas rb : Korelasi Product moment

Selanjutnya mencari rtabel apabila diketahui α = 0,05 dan dk = n-2 lalu bandingkan dengan rhitung dengan kaidah keputusan:

Jika r11> rtabel berarti Reliabel atau Jika r11 < rtabel berarti Tidak Reliabel. Berdasarkan hasil uji coba reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman Brown diperoleh indeks reliabilitas tiap item soal yang dirincikan melalui tabel dibawah ini dan data selengkapnya dimasukan kedalam lampiran 4 halaman 91.

(10)

Tabel 3.3

Hasil Uji Coba Reliabilitas

Nomor Item Soal

Reliabilitas hitung (rhitung)

Reliabilitas

tabel (rtabel) Keputusan

1 0,701 0,55 Reliabel 2 ,000 0,55 Tidak Reliabel 3 0,532 0,55 Tidak Reliabel 4 0,000 0,55 Tidak Reliabel 5 0,000 0,55 Tidak Reliabel 6 0,499 0,55 Tidak Reliabel 7 0,701 0,55 Reliabel 8 0,570 0,55 Reliabel 9 0,000 0,55 Tidak Reliabel 10 0,928 0,55 Reliabel 11 0,776 0,55 Reliabel 12 -0,197 0,55 Tidak Reliabel 13 0,465 0,55 Tidak Reliabel 14 0,776 0,55 Reliabel 15 0,465 0,55 Tidak Reliabel 16 0,845 0,55 Reliabel 17 0,818 0,55 Reliabel 18 0,960 0,55 Reliabel 19 0,704 0,55 Reliabel 20 0,928 0,55 Reliabel 21 0,776 0,55 Reliabel 22 0,000 0,55 Tidak Reliabel Hasil pengujian reliabilitas 22 item soal tes kemampuan membaca karangan narasi diperoleh nilai uji reliabilitas dengan rumus α = 0,55, maka dari 22 soal kemampuan membaca karangan narasi yang telah diuji coba reliabilitasnya didapat 12 soal yang reliabel, dan 10 soal yang tidak reliabel. Perhitungan uji reliabilitas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 91.

3. Indeks kesukaran Soal

Indeks kesukaran soal merupakan kesanggupan siswa dalam menjawab soal. Menurut Arikunto (2007: 207) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa

(11)

untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauan (Arikunto, 2009:207).

Taraf kesukaran digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba instrumen penelitian dalam hal tingkat kesukaran setiap butir soal (Arikunto, 2009: 208), dengan menggunakan rumus:

JS B p

Keterangan:

P = Taraf Kesukaran

B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal benar JS = Jumlah seluruh peserta tes

Tabel 3.4

Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Taraf Kesukaran Kriteria

0,0 – 0,3 sukar

0,30 – 0,70 Sedang

0,70 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2009: 210)

Hasil uji tingkat kesukaran soal terinci disajikan pada di bawah ini:

Tabel 3.5

Tingkat Kesukaran Tiap Butir Soal

No Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi

1 0,80 mudah 2 1,00 mudah 3 0,93 mudah 4 1,00 mudah 5 1,00 mudah 6 0,86 mudah 7 0,93 mudah 8 0,86 mudah 9 1,00 mudah 10 0,86 mudah 11 0,93 mudah 12 0,93 mudah

(12)

13 0,93 mudah 14 0,93 mudah 15 0,93 mudah 16 0,86 mudah 17 0,60 mudah 18 0,86 mudah 19 0,93 mudah 20 0,86 mudah 21 0,93 mudah 22 1,00 mudah

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data berisi tentang teknik untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian yang menggunakan metode quasi eksperimen. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

1. Studi Pustaka

Teknik ini digunakan untuk menggali beberapa teori yang relevan untuk dijadikan acuan dalam penyusunan model pembelajaran yang menjadi bahan uji coba. teori-teori yang dipelajari tentunya berbagai teori yang berkaitan dengan model pembelajaran yang hendak dijadikan uji coba, yaitu model pembelajaran Cooperative Learning Tipe CIRC.

2. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa sebelum dan sesudah mendapat perlakuan, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

3. Observasi

Observasi digunakan untuk mengamati kegiatan proses pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung pada kelas eksperimen. Observasi bertujuan untuk mengetahui aktivitas, kinerja, partisipasi dan keterampilan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe CIRC.

(13)

A. Analisis Data

Perolehan data hasil tes selanjutnya diolah dengan teknik pengolahan kuantitatif dari hasil pretes dan postes untuk kemudian diteliti dan ditabulasikan, guna mengetahui rata-rata, standar deviasi, dan varians. Setelah itu dilakukan uji normalisasi, homogenitas dan uji hipotesis.

Uji normalitas mengindikasikan kenormalan data dalam penyebarannya pada tiap sampel, sedangkan uji homogenitas mengindikasikan kehomogenan data dalam mewakili populasi yang sama. Apabila data terbukti normal dan homogen, maka pengolahan data dilanjutkan dengan uji-t, jika data berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka selanjutnya data dihitung dengan uji-t1, namun apabila data tidak berdistribusi normal, maka pengolahan dapat langsung dilanjutkan dengan penghitungan statistika non-parametrik tanpa harus dihitung uji homogennya.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dapat dilakukan dengan berbagai cara, dalam penelitian ini digunakan Uji Liliefors untuk menguji normalitas sebab instrumen tes yang digunakan adalah pilihan objektif atau data tunggal, dengan rumus sebagai berikut:  

S

 

F

L

o z  z Dimana: L0 = Liliefors F(z) = Proporsi Kumulatif S(z) = Frekuensi Kumulatif

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode liliefors sebab instrumen tes yang digunakan adalah pilihan objektif atau data tunggal.

Adapun langkah-langkah penghitungan normalitas data dengan menggunakan Liliefors adalah sebagai berikut:

a. Membuat tabel dengan kolom nilai (x), z, F(x), S(x), dan |F(x)-S(x)|.

(14)

SD X    z Keterangan : z : skor z

xi : batas atas kelas interval

𝑋 : nilai rata – rata SD: standar deviasi

Ruseffendi (Suci, 2012:59) c. Menentukan luas daerah z atau proporsi kumulatif F(x) dengan cara :

Ztabel + 0,5 (untuk Zscorepositif) dan 0,5 – Z tabel (untuk Zscore negatif).

d. Menentukan S(x) dengan rumus:

Subjek) (Banyak Data Nomor (x) s N  e. Menentukan nilai |F(x)-S(x)|.

f. Cari nilai |F(x)-S(x)| terbesar sebagai penguji normalitas.

g. Bandingkan |F(x)-S(x)| dengan nilai kuantil liliefors pada tabel, dengan taraf signifikansi =0,05 dan nilai N yang sesuai.

2. Uiji Homogenitas

Setelah melakukan uji normalitas data, apabila data berdistribusi normal, pengolahan data dapat dilanjutkan dengan menguji homogenitas. Uji homogenitas mengindikasikan kehomogenan data dalam mewakili populasi yang sama. Namun apabila salah satu data dari populasi tidak berdistribusi normal, maka pengolahan data dapat dilanjutkan dengan perhitungan statistik non-parametrik. Uji homogenitas sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

S

S

F

kecil besar hitung 2 2  Riduwan (2009:158)

(15)

keterangan:

S

besar 2 : variansi terbesar

S

kecil 2 : variansi terkecil

Sama seperti uji normalitas, dalam uji homogenitas suatu data dikatakan homogen jika thitung < ttabel.

3. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Jika populasi berdistribusi normal dan homogen, maka menggunakan statistik parametrik dengan rumus uji-t. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2011: 229):

Hipotesis nol : Tidak ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen (tidak ada pengaruh).

H0 : 1 = 2 (Tidak berbeda)

Hipotesis Alternatif : Terdapat perbedaan kemampuan membaca pemahaman antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen

H1 : 1 ≠ 2 (berbeda). Tolak H0 dan Terima H1 : │ th │ > tb

Jumlah siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda (n1≠n2) dan kedua populasi homogen, maka uji perbedaan rata-rata menggunakan rumus uji-t polled varian, yaitu sebagai berikut (Sugiyono, 2011: 274):

 

               

n

n

n

n

s

n

s

n

X

X

i t 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1

Sedangkan jika varian tidak homogen, maka dilakukan uji-t dengan rumus separated varian, yaitu sebagai berikut :

𝑡 = 𝑋1− 𝑋2 𝑠12 𝑛1+

𝑠22 𝑛2

(16)

Populasi tidak selalu berdistribusi normal, Jika populasi tidak berdistribusi normal maka uji perbedaan dua rata-rata dilakukan dengan uji non parametrik, yaitu uji Mann withney, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Kedua sampel digabungkan dan diberi peringkat.

b. Hitung U1 dan U2, dengan cara:

U1 = n1n2 + n1(n1+1) 2 n1 – R1 U12 = n1n2 + n2(n2+1) 2 n1 – R2 Keterangan : n1 : Jumlah sampel 1 n2 : Jumlah sampel 2 R1 : Jumlah peringkat 1 R2 : Jumlah peringkat 2 Sugiyono (2010:153)

c. Jika n1 dan n2 kurang dari sama dengan 20 maka hipotesis dapat langsung diuji dengan melihat tabel uji Mann Withney U-Test. Jika n1 dan n2 lebih besar dari 20, maka digunakan rumus Z sebagai berikut, Ruseffendi (Suci, 2012: 62):

12 1 . 2 1 Z 2 1 2 1 2 1    

n

n

n

n

n

n

U

Nilai U yang digunakan pada rumus z di atas dipilih dari nilai U yang terkecil dari hasil penghitungan sebelumnya yaitu U1 atau U2. Kemudian menetapkan taraf signifikansi, dan membandingkan hasil dari Zhitung dengan Ztabel. Jika Zhitung < Ztabel, maka H0 ditolak, dan H1 diterima.

(17)

1. Analisis Data Indeks Gain

Perhitungan data indeks gain dilakukan untuk mengetahui kualitas peningkatan kemampuan membaca pemahaman kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil skor pretes dan postes siswa dianalisis untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca pemahaman. Skor pretes dan postes siswa kelas eksperimen dianalisis dengan cara membandingkan dengan skor pretes dan postes siswa kelas kontrol. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain ternormalisasi sebagai berikut, Meltzer (Putri, 2006: 79):

S

S

S

S

pretes maks pretes postes g    Keterangan: g = Indeks Gain Spretes = Skor pretes Spostes = Skor postes Smaks = Skor maksimal

Kategori gain ternormalisasi (g) menurut Meltzer (Putri, 2006: 79) adalah : g < 0,3 : rendah

0,3 < g < 0,7 : sedang 0,7 > g : tinggi

Setelah menghitung indeks gain, kemudian dilakukan uji normalitas, homogenitas dan uji perbedaan rata-rata terhadap indeks gain untuk melihat perbedaan peningkatan kemampuan membaca pemahaman antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Analisis Data Non Tes

a) Analisis data lembar observasi

Data yang diperoleh dari hasil observasi dikelompokkan fokus pertanyaan untuk mempermudah pembacaan dan penafsiran data. Kemudian dideskripsikan untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai aktivitas siswa

(18)

selama kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe CIRC.

Referensi

Dokumen terkait

9/2008, dalam upaya menjaga populasi sumber daya ikan di wilayah lebak, lebung, dan sungai yang tidak dilelang, Pemerintah Desa Berkat mengatur jenis alat tangkap yang

[r]

Soporcoma: Soporcoma: reflek motoris terjadi hanya bila reflek motoris terjadi hanya bila dirangsang dengan rangsangan nyeriP. dirangsang dengan

[r]

Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan di Sekolah SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan bahwa sekolah ini sudah menerapkan kurikulum 2013

Menurut Pasal 26 dan 27 UU TPPU tugas PPATK antara lain: mengumpulkan, menyimpan, menghimpun, menganalisis, mengevaluasi informasi yang diperoleh berdasarkan UU ini

Oleh karena itu, perlu dibandingkan antara DWDM dan CWDM pada sistem komunikasi serat optik agar didapatkan hasil yang lebih baik yang dapat digunakan dalam area tertentu dan

[r]