JURNAL BINA TEKNIK Volume 7, Nomor 1, April 2017:16-22, ISSN : 0000-0000
RANCANG BANGUN PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR SURYA
Dona Bella G. Situmeang
¹
, Janter P. Simajuntak
¹Alumni Program Studi Diploma III Teknik Mesin, Fakultas Teknik UNIMED
2Dosen Pengajar Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik UNIMED
(bellasitumeang014@gmail.com)
ABSTRAK
Kolektor surya adalah alat yang difungsikan untuk mengkonversi radiasi matahari menjadi energi panas, yang nantinya dimanfaatkan memanaskan fluida kerja yang mengalir kedalam kolektor. Kolektor surya akan mengumpulkan radiasi matahari, radiasi tersebut akan diserap dan diubah menjadi panas dengan bantuan plat datar yang ada didalamnya. Energi panas tersebut dapat digunakan untuk memanaskan fluida. Untuk mendapatkan performa optimal perlu dilakukan penentuan ukuran dan sifat bahan yang akan digunakan dalam pembuatan kolektor. Bagian-bagian utama kolektor surya yang menjadi fokus dalam pembuatan kolektor meliputi plat penyerap, pipa pemanas, insulasi, oli pump dan kaca penutup. Ukuran yang digunakan dalam perancangan dari hasil simulasi yaitu, tebal plat penyerap 1 mm (aluminium), tebal kaca 5 mm, jarak kaca ke plat 2 cm, jarak antar pipa 10 cm, dan tebal insulasi 2 cm (styrofoam dan kapuk).Pengujian kolektor dilaksanakan dalam 10 kali pengukuran. Pengujian tersebut menunjukkan kinerja kolektor hasil rancanganmencapai suhu tertinggi 84oC
.
Kata Kunci :
Kolektor Surya, Pemanas Air, Perancangan
ABSTRACT
The solar collector is a tool that is used to convert solar radiation into heat energy, which is then used to heat the working fluid flowing into the collector. Solar collectors will collect solar radiation, the radiation will be absorbed and converted into heat with the help of flat plate inside. The heat energy can be used to heat the fluid. To obtain optimal performance, it is necessary to determine the size and nature of the materials to be used in the manufacture of collectors. Major sections of solar collectors that are the focus in collector manufacture include absorbent plate, heating pipe, insulation, oil pump and cover glass. Size used in design of simulation result that is, thick of absorbent plate 1 mm (aluminum), glass thickness 5 mm, glass distance to plate 2 cm, distance between pipe 10 cm, and insulation thickness 2 cm (Styrofoam and kapok). Carried out in 10 measurements. The test shows the collector performance of the design achieves the highest temperature of 84oC.
Keywords: Solar Collector, Water Heater, Design
1. Pendahuluan
Energi radiasi dari matahari merupakan salah satu energi alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan guna menggantikan energi yang dihasilkan oleh minyak bumi. Salah satu bentuk pemanfaatan dari energi radiasi matahari adalah untuk memanaskan air. Indonesia
sebagai salah satu negara yang sangat strategis untuk melakukan berbagai hal dengan kekayaan alamnya yang agraris dan terletak pada garis khatulistiwa sehingga bumi Indonesia mendapatkan energi matahari sepanjang tahun, sehingga dapat dikatakan bahwa energi matahari merupakan energi yang tidak terhabiskan
Rancang Bangun Pemanas Air Menggunakan Kolektor Surya
Bina Teknik, Vol. 7. No.1 April 2017 17
hal ini sangatlah penting untuk melakukan berbagai hal dalam bentuk yang baru sehingga dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia secara khusus dan masyarakat internasional secara umum. Untuk dapat secara langsung memanfaatkan energi radiasi matahari untuk memanaskan air dapat digunakan suatu perangkat yang dapat mengumpulkan energi matahari yang sampai ke permukaan bumi dan mengubahnya kembali menjadi energi kalor yang berguna. Perangkat ini disebut dengan kolektor surya. Ada beberapa macam jenis tipe kolektor surya yang tentunya untuk berbagai keperluan sesuai dengan kebutuhan. Salah satu tipe kolektor yang paling sering digunakan adalah kolektor surya plat datar. Untuk mendapatkan hasil pemanasan yang lebih maksimal kolektor tersebut dicat dengan warna hitam kelabu yang berfungsi untuk menyerap radiasi surya yang dipancarkan oleh matahari. Untuk menjaga agar tidak terjadi kerugian panas secara radiasi dan konveksi ke atmosfer, maka digunakan kaca pelindung sehingga mengurangi terjadinya efek rumah kaca sedangkan bagian bawah plat kolektor surya dilapisi dengan sterofoam dan kapuk yang dapat mengisolasi terjadinya kebocoran panas yang dihasilkan oleh plat kolektor surya
Secara teknis rancang bangun sebuah pemanas air tenaga surya dengan menggunakan kolektor surya plat datar dapat digunakan oleh masyarakat secara umum maupun perusahaan dan industri – industri sebanyak 1kg per jam. Perencanaan ini diharapkan dapat memberikan gambaran perhitungan serta dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Kajian Teori 2.1 Kolektor Surya
Sekam
surya merupakan salah satu
alat
penyerap
panas
matahari
yang
berfungsi untuk mengubah energi panas
menjadi energi listrik. Kolektor surya dapat
digunakan untuk memanaskan air, sama
seperti sel surya sumber utama kolektor
surya adalah sinar matahari. Matahari
sebagai bintang yang paling dekat dari
planet biru bumi, yaitu hanya sekitar
150.000.000 km, sangatlah alami jika hanya
pancaran
energi
matahari
yang
mempengaruhi dinamika atmosfer dan kehidupan di bumi. Energi yang datang ke bumi sebagian besar merupakan pancaran radiasi matahari. Energi ini kemudian di konversi menjadi bermacam – macam bentuk energi, misalkan pemanasan permukaan bumi, gerak dan pemanasan atmosfer, gelombang lautan, fotosintesa tanaman dan reaksi fotokimia lainnya.
Penyebaran sinar matahari tiap tahun di belahan bumi bervariasi termasuk Indonesia. Indonesia rata – rata menerima sinar matahari delapan (8) jam per hari. Dapat dikatakan bahwa nergara Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan negara agraris, oleh karena itu penulis mencoba merancang sebuah alat yang dapat digunakan di tengah – tengah masyarakat dengan pemanfaatan engeri surya untuk memanaskan air, untuk kebutuhan mandi, air minum dan sebagainya dan intensitas sinar matahari yang masuk di tentukan posisi matahari terhadap kolektor.
2.2 Pemanfaatn Energi Matahari
Matahari mempunyai diameter 1,39x109m. Bumi mengelilingi matahari
dengan lintasan berbentuk elips dan matahari berada pada salah satu pusatnya. Jarak rata - rata matahari dari permukaan bumi adalah 1,49x1011m (Duffie &
Beckman,1980).
Lintasan bumi terhadap matahari berbentuk elips, maka jarak antara bumi dan matahari adalah tidak konstan. Karena adanya perbedaan jarak ini, menyebabkan radiasi yang diterima atmosfer bumi juga akan berbeda.
.
2.3 Tinjauan Perpindahan Panas
Sebagai suatu gambaran mengenai tiga cara perpindahan panas dalam sebuah alat pemanas cairan surya, panas mengalir secara konduktif sepanjang pelat penyerap dan melalui dinding saluran. Kemudian panas dipindahkan ke fluida dalam saluran dengan cara konveksi, apabila sirkulasi dilakukan dengan sebuah pompa, maka kita menyebutnya konveksi paksa. Pelat penyerap yang panas itu melepaskan panas ke plat penutup kaca (umumnya menutupi kolektor) dengan cara konveksi alamiah dan dengan cara radiasi..
Dona Bella G. Situmeang – Janter P. Situmeang
Bina Teknik, Vol. 7. No.1 April 2017
18
2.4 Radiasi Matahari
Radiasi surya merupakan pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir yang terjadi di matahari. Energi radiasi surya berbentuk sinar dan gelombang elektromagnetik. Pada pengujian performansi kolektor surya plat datar, radiasi surya akan datang pada kolektor dan terjadi aliran panas..
sekitarnya dan panas akan hilang ke atmosfir oleh konveksi dan radiasi. Sehingga Sebagian dari radiasi surya ini dipantulkan kembali ke langit, sebagian lain diserap oleh kaca dan sisanya ditularkan melalui kaca dan mencapai pelat absorber sebagai radiasi gelombang pendek. Oleh karena itu, faktor konversi menunjukkan persentase sinar matahari menembus penutup transparan kolektor (transmisi) dan persentase yang diserap. Sehingga panas radiasi suryanya adalah
...(1)
Dimana:Qi = Panas radiasi surya (J)
I = Intensitas radiasi surya (W/m2)
A = Luas permukaan kolektor (m2)
τα = Produk dari laju transmisi penutup dan tingkat penyerapan absorber
Ketika kolektor menyerap panas, temperaturnya akan semakin tinggi dibandingkan dengan nilai panas yang hilang dapat dirumuskan :
……..(8)
2.5 Pemanas Air Energi Surya
Sebuah sistem pemanas air energi surya (Solar Water Heating Sistem/SWHS) adalah perangkat yang menggunakan energi surya untuk menghasilkan air panas. Terdapat dua metode untuk mensirkulasikan air panas yang beredar di dalam sistem yaitu metode sirkulasi alami dan metode sirkulasi-paksa. Efisiensi sirkulasi paksa pemanas air energi matahari adalah sekitar 50-60%, sedangkan untuk sirkulasi alami adalah sekitar 34-38%. Air panas yang dihasilkan dan tersimpan dalam tangki penyimpan (Stored Tank/ST) dapat mencapai suhu 45-50oC
yang cukup untuk penggunaan perumahan..
3. Metodologi Penelitian
Pemilihan bahan dan kontruksi harus benar-benar diperhatikan, dengan demikian akan mendapatkan kerja yang optimal dan pemakaian dalam jangka waktu panjang.
3.1Pemilihan pembuatan Kerangka Kolektor
Tabel 1. Perlengkapan Pembuatan Kerangka Kolektor
No Nama Alat Jumlah
1 Meter 1 2 Bor Tangan 1 3 Mistar Baja 1 4 Mesin Gerinda 1 5 Palu 1 6 Obeng 1 7 Kunci Pas 1
Tabel 2. Bahan yang digunakan untuk rangka Kolektor
No Nama Alat Jumlah 1 Besi Profil L 4
2 Kawat Las 20
3 Cay Pilox 2
4 Kertas pasir Kasar 2
5 Roda 6 6 Tang 1 7 Jangka Sorong 1 8 Kunc Pas 1 9 Mistar Baja 1 10 Obeng 1 11 Gunting Baja 1 12 Cutter 1
13 Pelebar Pipa Tembaga 1 14 Pemotong Pipa
Tembaga 1
Tabel 3. Bahan yang digunakan untuk pembuatan kolektor surya No Nama Alat Jumlah
1 Triplek 99 x 99 mm 2
2 Broti 2
3 Baut 12 8
4 Styrofoam 10
5 Lem
6 Pylox Hitam Doff 2 7 Kaca 99 x 99 mm 2 8 Pipa Tembaga 13 x
2 m 2
9 Oli Pump 12 V5A 1 10 Alumunium 99 x
Rancang Bangun Pemanas Air Menggunakan Kolektor Surya
Bina Teknik, Vol. 7. No.1 April 2017 19
3.2Pemilihan Peralatan Pengujian
Adapun beberapa alat pengujian yang digunakan adalah.
Tabel 4. Alat Pemanas Termometer
Alat ini digunakan untuk mengukur temperatur air masuk dan keluar dari pompa. Satuan alat ukur ini adalah oC.
Gambar 1. Termometer
Timbangan Digital
Alat ini digunakan untuk mengukur massa air yang akan dipanaskan. Besarnya nilai yang di ukur oleh alat ini dalam gram. 3.3 Pemilhan Bahan Pengujian
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian sebelumnya sudah dibahas pada tahap perancangan. Bahan yang digunakan dalam pngujian ini adalah : a. Air Bersih
Sampel yang digunakan dalam proses pemanas ini adalah air bersih yang bersuhu 20oC yang akan di panaskan
untuk mencapai suhu 70oC,
merupakan standar panas yang diinginkan.
b. Triplek
Bahan ini digunakan sebagai kerangka luar dari pada solar collector yang akan di buat. Juga digunakan sebagai isolator, sehingga dapat meminimalkan panas yang hilang. c. Kapas
Bahan ini digunakan sebagai lapisan isolator, digunakan untuk mencegah panas dari solar collector hilang keluar
d. Kaca
Bahan ini digunakan sebagai jalur masuknya radiasi matahari. Digunakan jenis Glass, untuk menngkatkan performance dari solar collector. Digunakan kaca bening dengan ketebalan 5 mm.
e. Sterofoam
Bahan ini digunakan sebagai lapisan isolator, digunakan untuk mencegah panas dari solar collector hilang keluar.
f. Pelat Aluminium
Bahan ini digunakan sebagai absorber. Pelat aluminium yang memiliki konduktivitas yang bagus dan di beri cat hitam agar radiasi yang masuk pada solar collector akan diserap sepenuhnya oleh pelat aluminium.
g. Cat Semprot
Bahan ini digunakan untuk mencat plat aluminium. Cat yang digunakan adalah cat berwarna gelap (hitam)
.
3.4 Tahap Perancangan
Perancangan adalah kegiatan awal dari suatu rangkaian dalam proses pembuatan produk. Dalam tahap perancangan tersebut dibuat keputusan- keputusan penting yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan lain yang menyusulnya (Dharmawan, 2000: Sehingga sebelum sebuah produk dibuat terlebih dahulu dilakukan proses perancangan yang nantinya menghasilkan sebuah gambar sketsa atau gambar sederhana dari produk yang akan dibuat. Gambar sketsa yang telah dibuat kemudian digambar kembali dengan aturan gambar sehingga dapat dimengerti oleh semua orang yang ikut terlibat dalam proses pembuatan produk tersebut. Gambar hasil perancangan adalah hasil akhir dari proses perancangan dan sebuah produk dibuat setelah dibuat gambar-gambar rancangannya dalam hal ini gambar kerja. Perancangan dan pembuatan produk adalah dua kegiatan yang penting, artinya rancangan hasil kerja perancang tidak ada gunanya jika rancangan tersebut tidak dibuat,
No Nama Alat Ukuran
Alat Pemanas
1 Panjang Kolektor 99 cmm 2 Lebar Kolektor 99 cm 3 Toinggi Kolektor 8 cm 4 Luas Kolektor99 x 99 cm 2 buah
5 Kemiringan 30° Rangka 1 Panjang 230 cm 2 Lebar 60 cm 3 Panjang kaki(roda) 2 cm 4 Tinggi Penyangga 1 30 cm 5 Tinggi Penyangga 2 15 cm 6 Jarak kolektor 1 dan 2 30 cm
Dona Bella G. Situmeang – Janter P. Situmeang
Bina Teknik, Vol. 7. No.1 April 2017
20
sebaliknya pembuat tidak dapat merealisasikan benda teknik tanpa terlebih dahulu dibuat gambar rancangannya (Dharmawan, 2000:2). Mengenai gambar rancangan yang akan dikerjakan oleh pihak produksi berupa gambar dua dimensi yang dicetak pada kertas dengan aturan dan standar gambar kerja yang ada.
3.4.1 Perancangan Mekanik
Perancangan mekanik ini diawali dengan pemilihan bahan rangka dan kolektor pada kolektor surya yang akan digunakan. Bahan tersebut terbuat dari besi profil L, broti,triplek kayu, kaca, aluminium, styrofoam dan kapas yang akan dipotong sesuai dengan ukuran dan bentuk yang diinginkan. Kemudian bagian – bagian yang telah dibentuk dirangkai sesuai dengan desain yang telah dibuat. 3.4.2 Perancangan Plat Absorber
Pelat absorber berfungsi untuk menyerap radiasi surya dan mengkonversikan menjadi panas. Energi dialirkan melalui fluida kerja udara secara konveksi. Dengan mengacu fungsi absorber maka dipilih sifat bahan antara lain:
Absorbsivitas tinggi (α) Emisifitas panas rendah (ε) Kapasitas panas kecil (Cp) Konduktifitas besar (K) Refleksi rendah (ρ)
Tahan panas dan tahan korosi Kaku dan mudah dibentuk Ada dipasaran
3.4.3 Perancangan Kaca Penutup
Kaca penutup berfungsi untuk meneruskan radiasi surya dan mencegah panas yang keluar dari kolektor ke lingkungan pada bagian atas. Berdasarkan fungsi ini maka kaca penutup harus mempunyai sifat: Transmisifitas tinggi (τ)
Absorbsivitas rendah (α) Refleksifitas rendah (ρ) Tahan panas
Ada di pasaran dan kuat
Dengan pertimbangan sifat di atas, maka digunakan kaca bening dengan ketebalan 5 mm.
3.4.4 Perancangan Isolasi
Isolasi berfungsi untuk memperkecil panas yang hilang dari kolektor ke lingkungan pada bagian belakang dan samping kolektor. Pada isolasi terjadi perpindahan panas secara konduksi sehingga kehilangan panas dipengaruhi oleh sifat – sifat bahan. Isolasi yang digunakan adalah:
Konduksifitas termal bahan (k) kecil Mudah dibentuk dan praktis
Harga murah dan ada di pasaran Tahan lama
3.4.5 Perancangan Rangka (Dudukan Kolektor Surya)
Rangka terbuat dari besi profil L dengan panjang 230 cm dan lebar 60 cm yang kemudian di rangkai dan di las agar bisa sebagai tumpuan kolektor surya. Pemilihan rangka ini mempertimbangkan beban yang akan dipikul oleh rangka tersebut dengan kemiringan 60o agar dapat berdiri
kokoh.
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Gambar Umum Konstruksi Alat Dari hasil pengamatan mendalam bagian – bagian utama kolektor surya ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Kontrusi Alat
1. Ricecooker 2. Rangka 3. Pipa Tembaga 4. Roda 5. Pompa Air 6. Kaca
4.2 Proses Pembuatan (Manufacturing) komponen Utama
Adapun proses pembuatan (manufacturing) komponen utama kolektor surya, antara lain:
4.4.1 Rangka
Rancang Bangun Pemanas Air Menggunakan Kolektor Surya
Bina Teknik, Vol. 7. No.1 April 2017 21
1) Siapkan alat dan bahan
2) Ukur bahan menggunakan meteran 3) Tandai ukuran dengan pensil
4) Potong profil L menggunakan mesin gerinda duduk dengan ukuran panjang 230 cm sebanyak 2 buah, ukuran 60 cm sebanyak 6 buah, ukuran 30 cm sebanyak 4 buah, ukuran 15 cm sebanyak 4 buah. 5) Melakukan pemotongan pada siku
tertentu bagian profil L yang akan disambungkan.
6) Kemudian sambungkan profil L ukuran 230 cm dengan ukuran 60 cm berbentuk persegi panjang sehingga membentuk rangka. 7) Penyambungan besi profil L
tersebut dilakukan menggunakan mesin las sebagai bahan perekat. 4.4.2 Kolektor Surya
Langkah dan sistematika kerja 1) Siapkan alat dan bahan
2) Ukur bahan menggunakan meteran 3) Tandai ukuran dengan pensil
4) Potong broti 99 cm sebanyak 8 buah menggunakan gergaji
5) Potong triplek kayu menggunakan gergaji dengan ukuran 99x99 cm sebanyak 2 pieces.
6) Potong aluminium menggunakan gunting seng dengan ukuran 99x99 cm sebanyak 2 pieces.
7) Melakukan pengeboran pada broti ukuran 99 cm sebanyak 8 buah dengan d 12. Kemudian sambungkan ukuran 99 cm dengan 99 cm sampai membentuk persegi dengan menggunakan baut dan mur d 12 dan di sekeliling broti disambungkan menggunakan skrup 4 inch.
8) Kemudian rangka persegi yang telah jadi dilapis dengan triplek ukuran 99x99 cm. Direkatkan menggunakan skrup.
9) Kemudian sisi – sisi broti dihaluskan menggunakan kertas pasir.
10)Lapis permukaan persegi menggunakan styrofoam dengan ketebalan 1 cm.
11)Setelah styrofoam lapis lagi dengan kapas dengan ketebalan 1 cm. 4.4.3 Wadah Pemanas Air
Langkah dan Sistematika kerja 1) Siapkan alat dan bahan
2) Ukur bahan menggunakan meter. 3) Potong pipa tembaga dengan
ukuran 5 m.
4) Bentuk pipa tembaga melingkar sesuai dengan wadah pemanas sampai membentuk spiral.
5) Kemudian sambungkan pipa tembaga dari wadah pemanas ke pipa tembaga dari kolektor menggunakan baut dan mur khusus pipa tembaga.
Dari hasil pengujian suhu air yang tertinggi hanya diperoleh 80oC. Untuk kapasitas juga
tidak mencapai sesuai perhitungan yaitu 1kg/jam, dengan mengacu pada hasil perhitungan hanya mencapai 1kg/2jam. Semua tergantung pancaran sinar matahari perharinya.
Pada kolektor surya perlu adanya perbaikan secara serius terhadap konsep kerja guna untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Terutama pada alat pemanas dan pompa yang digunakan. Pada kolektor bisa ditambahi lilitan pipa tembaga yang lumayan rapat agar lebih cepat menerima panas dan menyalurkan ke wadah pemanas.
Untuk mengetahui seberapa jauh kemungkinan penggunaan kolektor surya ditinjau dari segi ekonominya maka diperlukan analisa biaya, oleh karena itu perlu dihitung seberapa besar biaya yang diperlukan untuk membuat alat, apakah sudah ekonomis dari segi harga.
Dalam pembuatan kolektor surya ini, membutuhkan bahan seperti triplek, aluminium, kaca, broti, profil L, dan absorber sesuai dengan kebutuhan
5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dihasilkan dari pengujian ini adalah :
a. Telah dirancang bangun sebuah kolektor surya pemanas air berukuran 99x99 cm yang menggunakan wadah pemanas air sebagai tempat pemanas air dan menggunakan panas matahari sebagai sumber energinya serta menggunakan air bersih sebagai sampelnya.
b. Dari pengujian diperoleh panas radiasi tertinggi yang dapat diserap kolektor adalah 80oC.
c. Pelat absorber menyerap dengan sempurna kalor radiasi matahari sehingga suhu plat absorber bertambah.
Dona Bella G. Situmeang – Janter P. Situmeang
Bina Teknik, Vol. 7. No.1 April 2017
22
d. Air panas bersuhu 70oC sebanyak 1 liter
dalam waktu 1/2 jam pada saat kondisi cuaca cerah. Hal ini sudah mencukupi kebutuhan rumah tangga.
5.2 Saran
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui besar nilai absorbsivitas pada jenis cat yang digunakan pada pelat absorber pada kolektor.
b. Diperlukan penelitian terhadap jenis kaca, jumlah kaca dan jarak antara kaca yang baik digunakan pada kolektor.
c. Menambah roda pada kaki – kaki kolektor agar mempermudah proses pemindahan.
d.
Menambah lapisan isolasi pada kolektor untuk mengurangi panas yang hilang.
Daftar Pustaka
Duffie, A John dan Beckman, A. William. (1980). Solar Of Thermal Processes, Second Editions.New York: John Wiley & Sons, Inc.
Https://en.wikipedia.org/wiki/Solar_therm al_collector
http://www.greenspec.co.uk.solar-collectors.php
Jansen, J. Ted. (1995). Teknologi Rekayasa
Surya. (Terjemahan Prof. Wiranto
Arismunandar). Cetakan
Pertama.Jakarta: Pradnya Paramita. Sumarsono, M. (2005).Optimasi Jumlah
Pipa-Pemanas Terhadap Kinerja
Kolektor Surya Pemanas Air.Jurnal
Ilmiah Teknologi Energi Vol 1, No 1T.Tangerang.
Wiranto Arismunandar. (1985).Teknologi
rekayasa surya, edisi pertama Jakarta :
PT. Pradnya Paramita.
Zainuddin, Dahnil. (2006). Teknik Energi
Surya. Fakultas Teknik Universitas