• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kinerja jaringan Metropolitan Area Network (MAN) dengan teknologi metro ethernet : studi kasus PT. Telekomunikasi Indonesia, TBK Denpasar - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis kinerja jaringan Metropolitan Area Network (MAN) dengan teknologi metro ethernet : studi kasus PT. Telekomunikasi Indonesia, TBK Denpasar - USD Repository"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS KINERJA JARINGAN

METROPOLITAN AREA

NETWORK

(MAN) DENGAN TEKNOLOGI

METRO

ETHERNET

“STUDI KASUS PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK

DENPASAR”

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh:

I Putu Gede Surya Wibawa

075314055

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKERTA

(2)

ii

THE ANALYSIS OF NETWORK IN METROPOLITAN AREA

NETWORK (MAN) WITH METRO ETHERNET

TECHNOLOGY

“CASE STUDY PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK

DENPASAR”

A THESIS

Presented as Partial Fulfillment of The Requirements

to Obtain The Sarjana Komputer Degree

in Informatics Engineering Study Program

By:

I Putu Gede Surya Wibawa

075314055

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM

INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)

iii

(4)
(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat dan menggunakan hasil karya atau sebagian dari hasil karya orang lain, kecuali yang tercantum dan disebutkan dalam kutipan serta daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 8 Mei2012 Penulis

(6)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : I Putu Gede Surya Wibawa

NIM : 075314055

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network (MAN) dengan

Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Denpasar”

bersama penrangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 8 Mei2012 Penulis

(7)

vii

ABSTRAK

Metro Ethernet adalah jaringan komputer yang mencakup area yang luas dan yang didasarkan pada standar Ethernet. Hal ini biasanya digunakan sebagai jaringan akses yang luas untuk menghubungkan pelanggan dan bisnis untuk jaringan layanan yang lebih besar atau Internet . Bisnis juga menggunakan Metro Ethernet yang digunakan untuk menghubungkan kantor cabang untuk Intranet

mereka dengan jarak puluhan bahkan ratusan kilometer sehingga membutuhkan

bandwidth besar yang sanggup memenuhi kebutuhan Triple Play. Untuk mengetahui perfomansi jaringan Metro Ethernet perlu dilakukan pengukuran. Parameter-parameter yang digunakan dalam melakukan pengukuran adalah delay,

throughput, dan packet loss.

Dalam tugas akhir ini, pengukuran dilakukan pada jaringan Metro Ethernet yang dimiliki oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Denpasar. Pengukuran dilakukan dengan mengunduh file sebesar 700 MB dari server yang berada pada workstation 2 oleh client yang berada di workstation 1 yang dilakukan pada saat kondisi trafik normal dan pada kondisi trafik dalam keadaan padat atau sibuk (berdasarkan survei).

Pada umumnya performa jaringan pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Denpasar masih terlihat perbedaan antara delay, throughput, dan packet loss

pada waktu normal dan waktu sibuk. Hal itu terjadi karena trafik pada waktu sibuk lebih padat dibandingkan waktu normal. Pada waktu normal pentrasmisian data berlangsung cepat dengan throughput yang diperoleh besar. Pentrasmisian data pada waktu sibuk membutuhkan waktu lebih lama dengan besar throughput

kecil. Besar packet loss tidak terlalu memberi pengaruh besar terhadap performa jaringan.

(8)

viii

ABSTRACT

Metro Ethernet is a network of computers that covers a wide area and are based on standard of Ethernet. It is typically used for network access on a wide scale to connect users and corporations in a wider scale or ‘internet’ . Corporation uses Metro Ethernet to connect their branch offices to their Intranet that can reach a distance of tens or even hundreds of kilometers and thus require a large bandwidth that can meet the needs of Triple Play. To find out performance of Metro Ethernet network requires a certain measurements . The parameters used in making measurements are delay, throughput, and packet loss.

In this thesis, measurements were made on the Metro Ethernet network owned by PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Denpasar. Measurements were performed with a 700 MB file downloaded from the server residing on the workstation 2 from a client from workstation 1 during normal traffic conditions and in the solid state or busy condition (based on a survey).

In general PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Denpasar Network performance there some differences the gap between delay, throughput, and packet loss during normal traffic condition and busy condition is still visible. It happened because of traffic at busy condition are denser than in the normal condition. Data Transmission in normal condition is more rapid with a larger throughput. While data transmission in busy traffic is slower and with a smaller throughput. The Amount of Packet loss does not give a significant change in network performance.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan anugerah yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir “AnalisisKinerja Jaringan Metropolitan Area Network (MAN) dengan Teknologi Metro Ethernet Studi Kasus PT. Telekominikasi Indonesia, Tbk

Denpasar” ini dengan baik. Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis tidak lepas dari bantuan sejumlah pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang telah menjawab semua doa-doa penulis dan mencurahkan berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

2. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.

4. Bapak Damar Widjaja, S.T., M.T selaku dosen pembimbing tugas akhir dari penulis.

5. Bapak Albertus Agung Hadhiatma, S.T., M.T. dan Henricus Agung Hernawan, S.T, M.Kom. selaku penguji tugas akhir ini.

6. Orangtua, adik, dan keluarga besar dari penulis yang telah memberi dukungan doa, materi, serta semangat. Tanpa semua itu penulis tidak akan memperoleh kesempatan untuk menimba ilmu hingga jenjang perguruan tinggi dan akhirnya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

7. Nitias Satvica Surya Ningrat yang sangat penulis kasihi yang selalu selalu memberi dukungan dan semangat.

8. Teman-teman dari penulis di Teknik Informatika angkatan 2007

(10)

x

9. Teman-teman kos dari penulis yang selalu bersama selama kuliah. Banyak yang telah dilewati bersama.

10.Segenap keluarga, dosen, karyawan, semua teman-teman, dan semua pihak yang membantu yang membantu penulis dalam mengerjakan tugas akhir ini dan membantu penulis dalam menempuh studi dengan lancar.

Akhir kata, penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Penulis juga meminta maaf kepada semua pihak bila ada kesalahan atau hal-hal yang kurang berkenan. Semoga Tuhan memberkati, amin.

Yogyakarta, 8 Mei 2012 Penulis

(11)

xi

MOTTO

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Macam-Macam Network ... 8

Gambar 2.2: Arsitektur Ring ... 10

Gambar 2.3: FDDI(Fiber Distributed Data Interface)... ... 11

Gambar 2.4: Metro Ethernet System... 12

Gambar 2.5: Repeater ... 16

Gambar 2.6: Bridge.. ... 18

Gambar 2.7: Penerapan Router Dalam Jaringan LAN ... 20

Gambar 2.8: Penerapan Switch... 22

Gambar 2.9: Model Hubungan FTP ... 29

Gambar 2.10: Screenshootsoftware Axence Net Tool ... 31

Gambar 2.11: Grafik Pengukuran Menggunakan DU Meter ... 32

Gambar 3.1: Model Jaringan yang Dianalisis ... 33

Gambar 3.2: Capture Screen Filezilla dari XAMPP ... 34

Gambar 3.3: Capture Screen Pengaturan Admin di Filezilla ... 35

Gambar 4.1: Grafik Pengukuran Besarnya Delay ... 37

Gambar 4.2: Grafik Pengukuran Besarnya Throughput ... 38

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

(14)

xiv

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA ... ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ... vi

(15)
(16)

xvi

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul

Analisis Kinerja Jaringan Metropolitan Area Network (MAN) dengan Teknologi Metro Ethernet “Studi Kasus PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Denpasar”.

1.2 Latar Belakang

Teknologi Metro Ethernet merupakan teknologi yang belum lama diterapkan pada perusahaan - perusahaan dalam negeri karena membutuhkan

bandwidth besar untuk aplikasi audio, video streaming, online gaming, dan juga

distance learning [1]. Kebutuhan yang lain adalah keinginan agar seluruh infrastruktur (jaringan atau kabel) menjadi satu. Dahulu ada banyak jaringan telepon, tv kabel dan jaringan data yang memiliki kabel sendiri-sendiri sehingga membutuhkan pemeliharaan yang ekstra. Dengan adanya teknologi Metro Ethernet, semua jenis jaringan akan dijadikan satu jaringan atau satu kabel yaitu

Ethernet seperti telepon berbasis VoIP dan TV via (IP/Internet) yang mempunyai kecepatan yang besar 10/100Mbps bahkan 1/10 Gigabps.

Metro Ethernet sudah diterapkan di banyak negara untuk telepon dan

internet kecepatan tinggi (bukan dial up). Metro Ethernet adalah jaringan komputer yang mencakup area yang luas dan yang didasarkan pada standar

(18)

Ethernet yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya terhadap komunikasi yang cepat dalam memudahkan pekerjaan untuk memberikan pelayanan yang baik terhadap para pelanggan dan juga untuk komunikasi antar kantor cabang. Untuk saat ini jaringan Metro Ethernet hanya dipakai begitu saja tanpa pernah diketahui baik atau buruk kinerjanya.

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mempelajari perfomansi dan perilaku dari jaringan Metro Ethernet. Untuk mengetahui jaringan terhadap suatu traffic tertentu dibutuhkan parameter Quality of Service (QoS). Parameter tersebut antara lain packet loss, packet drop, frame loss, delay, dan jitter. Pada pengukuran ini parameter yang diukur adalah delay, packet loss, dan throughput. Jika delay dan packet loss pada jaringan Metro Ethernet semakin kecil, maka kinerja jaringannya semakin baik. Berbanding terbalik dengan throughput, karena semakin besar throughput dari jaringan Metro Ethernet, maka jaringan semakin baik. Sehingga pelanggan bisa mendapatkan layanan data network solution yang lebih baik, yang berbasis IP/Ethernet dan juga dengan kemampuan pengiriman data yang tidak terbatas, memberikan fleksibilitas dan efektifitas bagi pelanggan. Selama ini kinerja Metro Ethernet di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Denpasar belum pernah diukur. Untuk memberikan gambaran kinerja, maka penulis akan melakukan pengukuran terhadap jaringan Metro Ethernet tersebut.

1.1 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan adalah sebagai berikut:

(19)

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah memberikan pengetahuan tentang kinerja jaringan MetroEthernet serta mendapatkan hasil kinerja jaringan melalui pengukuran delay, packet loss, dan throughput.

1.3 Manfaat Penelitian

Dari penulisan Tugas Akhir ini diperoleh sebuah manfaat agar PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Denpasar dapat memanfaatkan hasil dan informasi tentang kinerja jaringan untuk mengoptimalkannya menjadi lebih baik dalam pelayanan terhadap para pelanggan.

1.4 Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas maka penulis akan membatasi dalam penulisan ini dengan hal - hal sebagai berikut:

1. Jaringan yang dibahas hanya jaringan Metro Ethernet.

2. Kinerja yang dianalisis hanya mencakup delay, packet loss, dan

throughput.

3. Model yang ditinjau dalam pengukuran kinerja Metro Ethernet ini adalah dua workstation yang terletak pada dua LAN Ethernet yang berbeda.

4. Tidak membahas algoritma routing pada jaringan Metro Ethernet. 5. Router yang digunakan adalah router yang ada pada PT.

Telelekomunikasi Indonesia, Tbk Denpasar yaitu Router Cisco.

6. Pengukuran dilakukan selama lima hari (senin, selasa, rabu, kamis, dan jumat). Dilakukan saat traffic masih dalam keadaan normal atau belum sibuk yang berkisar sekitar jam 08.00 sampai 11.00 dan pada saat

(20)

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis pada penulisan Tugas Akhir ini adalah:

1. Studi literatur

Mempelajari tentang jaringan Metro Ethernet, arsitektur LAN, FTP, dan parameter performa jaringan dengan mengumpulkan jurnal-jurnal, buku-buku, dan referensi lainnya yang dapat mendukung topik ini. 2. Metode pengumpulan data

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah berupa hasil pengukuran terhadap delay, packet loss, dan throughput pada jaringan Metro Ethernet,

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a) Metode observasi

Kegiatan observasi dalam penelitian dilakukan untuk mengamati proses penggunaan jaringan Metro Ethernet, yang diamati langsung ditempat penilitian.

b) Metode dokumentasi

Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambar atau foto tentang tempat penelitian, perangkat dan

software serta data-data yang yang didapat saat penelitian. 3. Metode analisis data

Dalam metode ini penulis menganalisa dan menyimpulkan hasil penelitian yang telah didapat. Hal itu dilakukan dengan melakukan perbandingan terhadap data dari beberapa kali pengukuran dan dicari penyebab jika terjadi perbedaan terhadap data tersebut. Dari hal-hal tersebut dapat ditarik kesimpulan tentang kinerja Metro Ethernet

(21)

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah yang dihadapi, tujuan penulisan, batasan masalah, metodelogi penelitian, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan Tugas Akhir ini

BAB II LANDASAN TEORI, menjelaskan tentang dasar - dasar teori yang digunakan dalam melakukan analisis dan pengukuran pada jaringan komputer di PT Telekomunikasi Indonesia. Tbk Denpasar.

BAB III RANCANGAN PENELITIAN, menjelaskan tentang rencana kerja yang akan dilakukan dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.

BAB IV HASIL DAN PENGAMATAN, menjelaskan tentang pemodelan jaringan Metro Ethernet, pengukuran dan analisa terhadap hasil pengukuran yang didapat.

(22)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Jaringan Komputer

Jaringan komputer didefinisikan sebagai sekumpulan komputer, printer, dan peralatan lain yang saling terhubung satu dengan yang lainnya [2]. Informasi dan data bergerak melalui kabel - kabel atau gelombang elektromagnetik sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen atau data, mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan

hardware atau software yang terhubung dengan jaringan. Sebuah jaringan biasanya terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling berhubungan satu sama lainnya dan saling berbagi sumber daya misalnya, printer, pertukaran file atau memungkinkan untuk saling berkomunikasi secara elektronik. Media kabel, saluran telepon, gelombang radio, satelit atau sinar infra merah juga memungkinkan terjadinya suatu hubungan jaringan komputer.

2.2Macam-Macam Network

Dalam membangun suatu koneksi data antara sebuah komputer dengan yang lainnya, atau antara sebuah terminal dengan komputer, dan koneksinya ke

internet, jaringan dapat dibedakan berbagai macam koneksi berdasarkan luasnya daerah kerja yang digunakan pada internet tersebut. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk juga menerapkan kelima network ini [2], [3]:

1. Local Area Network (LAN)

Jaringan komputer yang bersifat pribadi yang menghubungkan beberapa komputer ataupun workstation dalam suatu kantor ataupun pabrik-pabrik untuk pemakaian resource bersama (misalnya: printer dan modem) dan saling bertukar informasi.

2. Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN) pada dasarnya merupakan versi dari

(23)

sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat juga dimanfaatkan untuk keperluan pribadi, swasta, ataupun umum. MAN juga mampu menunjang data dan suara, dan bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel. Alasan utama untuk memisahkan MAN sebagai kategori khusus adalah telah ditemukannya standar untuk MAN. Standar tersebut disebut

Distributed Queue Dual Bus (DQDB) atau dalam standar IEEE 802.6.

DQDB memilki dua bus (kabel) satu arah yang menghubungkan semua komputer. Setiap bus memiliki sebuah head-end, perangkat untuk memulai transmisi.

3. Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network atau WAN mencakup daerah geografis yang luas, sering kali mencakup sebuah negara atau sebuah benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai. Mesin-mesin ini dapat disebut sebagai host ataupun bisa juga end system. Host dihubungkan oleh sebuah subnet komunikasi, atau cukup di sebut dengan subnet. Tugas subnet adalah untuk membawa pesan dari satu host ke host lainnya, seperti halnya telepon yang membawa pembicaraan dari pembicara ke pendengar.

4. Jaringan Tanpa Kabel

Komputer mobile, seperti komputer notebook dan personal digital assistant (PDA), merupakan cabang industri komputer yang paling cepat pertumbuhannya. Banyak pemilik jenis komputer tersebut mempunyai mesin-mesin desktop (PC) yang terpasang pada LAN atau WAN dan menginginkan untuk terhubung ke komputer pusat. Karena hubungan menggunalan kabel tidaklah mungkin dibuat dalam mobil ataupun pesawat terbang, maka banyak yang tertarik pada jaringan tanpa kabel ini. Sesungguhnya, komunikasi digital tanpa kabel bukanlah hal yang baru. Pada tahun 1901, fisikawan Italia Guglielmo Marconi telah berhasil meluncurkan telegraf tanpa kabel dengan menggunakan kode Morse

(24)

tanpa kabel modern memilki kinerja yang lebih baik, akan tetapi ide dasarnya sama dengan pendahulunya. Beberapa kemungkinan topologi

subnet untuk point to point ditunjukan pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Macam-Macam Network [2]

Gambar 2.1 memperlihatkan topologi jaringan yang berbeda-beda. Penggunaan topologi tersebut haruslah disesuaikan pada masalah dan kondisi yang dihadapi agar didapatkan jaringan yang efisien.

5. Internetwork

Terdapat banyak jaringan di dunia ini, seringkali dengan perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda-beda. Orang yang terhubung ke jaringan sangat berharap untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung ke jaringan lainnya. Keinginan seperti ini memerlukan hubungan antar jaringan yang sering kali tidak kompatibel dan berbeda. Kadang kala dengan menggunakan sebuah mesin yang disebut gateway

untuk melakukan dan melaksanakan terjemahan yang diperlukan, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Kumpulan jaringan yang terinterkoneksi disebut internetwork atau internet.

2.1.1 Arsitektur LAN

(25)

misalnya dalam artsitektur LAN. Jenis-jenis arsitektur yang digunakan pada LAN adalah [4]:

1. Ethernet

Arsitektur Ethernet ini diperkenalkan tahun 1970-an oleh Xerox. Ada tiga jenis Ethernet yang dibedakan berdasarkan kecepatan daya akses datanya, terbagi [2]:

- Ethernet : memiliki kecepatan akses data 10 Mbps - Fast Ethernet : memiliki kecepatan akses data 100 Mbps

- Gigabit Ethernet : bisa juga disebut Gibic Ethernet. Gibic Ethernet

memiliki kecepatan akses data sebesar 1000 Mbps atau 1 Gbps.

Arsitektur ini memiliki kemampuan berbagi bandwidth atau resource

dalam suatu jaringan yang sama. Protocol yang digunakan pada arsitektur ini adalah Carrier Sense Multiple Access With Collision Detections

(CSMA/CD). Protocol ini berfungsi supaya tidak terjadi collision ketika berbagi bandwidth. Collision merupakan suatu kondisi saat ada beberapa

source komputer yang mengirimkan data pada saat yang sama, sehingga data yang dikirimkan melalui jaringan tersebut akan bertabrakan dan data tidak akan terkirim. Ethernet memilki standar IEEE 802.3. Sebelumnya,

Ethernet terutama digunakan dalam teknologi akses, menyediakan akses

internet atau interface user ke network. Sampai saat ini kondisi tersebut masih berjalan tetapi standar ethernet sendiri dikembangkan untuk mampu melayani layanan data pada jaringan transport. Fungsi-fungsi layanan pada teknologi Ethernet sebagai jaringan transport merupakan hasil pengembangan yang terus-menerus.

2. Token Ring

Arsitektur ini diperkenalkan oleh IBM dengan menggunakan topologi

ring. Standarisasi token ring adalah IEEE 802.5. Protocol yang digunakan adalah MSAU atau Multi Station Access Unit. Protocol ini memungkinkan tidak akan terjadi collision seperti di Ethernet karena memilki frame (3

(26)

bisa digunakan sebagai jaringan backbone pada lingkup jaringan yang relatif besar seperti terlihat pada Gambar 2.2. Beberapa node akan terhubung ke sebuah MSAU dan MSAU akan terhubung ke token ring. Jaringan local pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Denpasar juga menggunakan arsitektur ini.

Gambar 2.2 Arsitektur Ring [5]

Keterangan:

• Panjang lingkaran token tidak boleh lebih dari 121.2 meter (tidak termasuk panjang lobe).

Lobe adalah kabel untuk menghubungkan komputer ke Port MSAU

dengan UTP maksimum 45.5 meter. 3. FDDI (Fiber Distributed Data Interface)

(27)

Gambar 2.3 FDDI(Fiber Distributed Data Interface) [6]

Pada saat kondisi normal, maka lingkaran primary menjadi jalan utama dan lingkaran secondary akan digunakan saat lingkaran primary terjadi

failure. FDDI menggunakan Timed-Token Protocol. Setiap stasiun digaransi untuk dapat akses ke jaringan pada periode tertentu yang diatur pada saat jaringan mulai berfungsi. Kecepatan akses data FDDI mencapai 100 Mbps. Kelemahan arsitektur ini adalah sangat mahal dalam implementasinya dan memerlukan skill atau keahlian dalam maintenance, serta dukungan produk sudah mulai hilang di pasaran. Arsitektur ini

digunakan untuk mendukung jaringan Metro Ethernet di PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

2.2Metro Ethernet

(28)

untuk menghubungkan kantor cabang untuk Intranet mereka.Metro Ethernet bisa juga menghubungkan LAN dengan WAN atau backbone network yang umumnya dimiliki oleh service provider. Jaringan Metro Ethernet menyediakan layanan-layanan menggunakan Ethernet sebagai core protocol dan aplikasi broadband [6].

Metro Ethernet sebenarnya sama dengan Ethernet atau FastEthernet pada Local Area Network (LAN) tetapi perbedaannya adalah LAN hanya pada satu gedung sedangkan MetroEthernet ini adalah untuk menghubungkan antara dua LAN pada gedung yang berbeda, sehingga Metro Ethernet dapat digunakan menjadi kelompok WAN walaupun pada awalnya adalah teknologi LAN.

Gambar 2.4 Metro Ethernet System

2.2.1 Metro Ethernet Network

Dunia semakin membutuhkan komunikasi yang cepat dan tepat, namun tidak harus menjadi repot dan mahal. Semua jenis komunikasi dapat dibawa dalam satu media pembawa, tidak peduli apakah itu suara, video, teks, grafik, data, dan lainnya. Kebutuhan seperti ini sering disebut dengan istilah Triple Play

(29)

membutuhkan sebuah jaringan yang dapat dilewati data dalam jumlah yang sangat besar, dapat melakukan transfer data dengan sangat cepat, lebih kebal terhadap masalah-masalah komunikasi, dan yang terpenting haruslah murah dan mudah dalam implementasinya. Salah satu teknologi yang mampu melayani kebutuhan ini adalah teknologi Metro Ethernet Network.

Triple Play sebenarnya merupakan julukan bagi kebutuhan para pengguna teknologi komunikasi akan jalur komunikasi data yang cepat, lebar, dan dapat memainkan berbagai macam peranan bagi mereka. Triple Play merupakan bentuk kebutuhan akan komunikasi yang sangat tinggi. Kebutuhan komunikasi yang tinggi ini adalah komunikasi yang melibatkan komunikasi bentuk data, suara, dan

video. Semua harus dapat bekerja dan berkonvergensi antara sesamanya dan yang terpenting semua itu harus dapat difasilitasi oleh satu service saja.

Metro Ethernet menjanjikan biaya modal dan operasi yang lebih kecil, interoperabilitas multi-vendor, diferensiasi layanan dan memberikan fleksibilitas. Kalangan operator di Asia, seperti Korea, Hong Kong, China daratan, Singapura, dan Australia memanfaatkan Metro Ethernet sebagai teknologi akses yang menghubungkan ke MPLS (Multi Protocol Label Switching) Backbone.

2.2.2 Arsitektur Jaringan Metro Ethernet

Arsitekrur Metro Ethernet Network (MEN) dibagi menjadi tiga layer, antara lain [8]:

1. Ethernet Services Layer (ETH layer), berfungsi untuk mengatur segala macam urusan berkaitan dengan frameEthernet.

2. Transport Services Layer (TRAN layer), berfungsi untuk mengurus konektifitas antar layer ETH. Dengan kata lain, layer ini bertugas untuk mengurus transmisi frameEthernet dari layer di atasnya.

(30)

2.2.3 Layanan yang Ditawarkan Metro Ethernet (Metro Ethernet Service)

Metro Ethernet Forum (MEF) mendefinisikan ada tiga layanan dasar Ethernet

yaitu [8]:

1. Tipe Ethernet Line (E-Line), digunakan untuk layanan point-to-point. 2. Tipe Ethernet LAN (E-LAN), digunakan untuk menyediakan kenektifitas

multipoint.

3. Tipe EthernetTree (E-Tree), digunakan untuk layanan Ethernetmultipoint

yang berpusat pada suatu node (rooted multipoint).

2.2.4 Cara Kerja Ethernet

Spesifikasi Ethernet mendefinisikan fungsi-fungsi yang terjadi pada lapisan fisik dan lapisan data link. Ethernet merupakan sebuah teknologi jaringan yang menggunakan metode transmisi Baseband yang mengirimkan sinyalnya secara serial 1 bit pada suatu waktu [8]. Ethernet beroperasi dalam modus half-duplex, yang berarti setiap station dapat menerima atau mengirimkan data tetapi tidak dapat melakukan keduanya secara bersamaan. Fast Ethernet dan Gigabit Ethernet dapat bekerja dalam modus full-duplex atau half-duplex.

Ethernet menggunakan metode control akses media Carrier Sense Multiple Access with Collision Detection (CSMA/CD) untuk menentukan station

mana yang dapat mentransmisikan data pada waktu tertentu melalui media yang digunakan [7]. Dalam jaringan yang menggunakan teknologi Ethernet, setiap komputer akan “mendengar” sebelum “berbicara”, artinya mereka akan melihat kondisi jaringan apakah tidak ada komputer lain sedang mentransmisikan data. Jika tidak ada, maka setiap komputer yang ingin mengirimkan data dapat mencoba untuk mengambil alih jaringan untuk mentrasmisikan sinyal. Sehingga, dapat dikatakan bahwa jaringan yang menggunakan teknologi Ethernet adalah jaringan yang dibuat berdasarkan basis First-Come, First-Served, daripada melimpahkan kontrol sinyal kepada Master Station seperti dalam teknologi jaringan lainnya.

(31)

mengakibatkan dua stasiun tersebut menghentikan transmisi data tersebut dan akhirnya mencoba mengirimkan kembali dalam interval waktu yang acak (yang diukur dengan satuan milidetik). Semakin banyak stasiun dalam jaringan

Ethernet, akan mengakibatkan jumlah kolisi yang besar dan kinerja jaringan akan semakin buruk. Salah satu cara untuk menghadapi masalah ini adalah dengan menggunakan Switch Ethernet untuk melakukan segmentasi terhadap jaringan

Ethernet ke dalam beberapa collision domain.

2.3Device Interkoneksi Jaringan Metro Ethernet

Dalam pembangunan suatu jaringan komputer, dibutuhkan beberapa

device interkoneksi untuk mendukungnya [1], [9]. Pemilihan device interkoneksi disesuaikan dengan beban kerja yang ditangani. Misalnya untuk menghubungkan beberapa hub yang punya banyak port lebih bijaksana jika menggunakan multi

switch karena beban jaringan yang ditangani lebih besar dari pada hanya menggunakan satu hub. Beberapa device interkoneksi antara lain repeater, bridge,

router, switch, dan converter.

2.3.1 Repeater

Fasilitas paling sederhana dalam internetwork adalah repeater. Repeater

adalah komponen dari suatu jaringan yang bertugas untuk menguatkan data atau sinyal yang dilewatkan pada jalur tersebut. Repeater juga dapat digunakan untuk sinyal analog maupun digital, yang digunakan untuk transmisi data jarak jauh.

Repeater diperlukan karena sebuah Ethernet card hanya mampu untuk menjangkau sampai jarak tertentu saja. Repeater akan meneruskan dengan menguatkan sinyalnya untuk mendukung integritas data yang dilewatkan tersebut. Fungsi utama repeater adalah menerima sinyal dari satu segmen kabel LAN dan memancarkannya kembali dengan kekuatan yang sama dengan sinyal asli pada segmen kabel LAN yang lain. Repeater beroperasi pada physical layer dalam model jaringan OSI. Jumlah repeater biasanya ditentukan oleh implementasi LAN

(32)

Penggunaan repeater antara beberapa segmen kabel LAN mengharuskan penggunaan protocol physical layer yang sama antara segmen-segmen kabel tersebut. Multiport repeater atau biasa disebut active hub mempunyai sifat memperkuat sinyal, sedangkan lainnya yang disebut sebagai hub pasif hanya untuk mengirim data dan tidak memperkuat.

Gambar 2.5 Repeater [9]

Gambar 2.5 menunjukan sebuah repeater akan memperkuat sinyal dari jaringan di bawah agar sampai ke jaringan di atasnya, begitu juga sebaliknya.

2.3.2 Bridge

Bridge juga berfungsi untuk meneruskan paket dari segmen LAN ke segmen lain, tetapi bridge lebih fleksibel dan lebih cerdas daripada repeater.

Bridge menghubungkan segmen-segmen LAN pada data link layer pada model

OSI. Beberapa bridge mempelajari alamat link setiap device yang terhubung dengannya dan dapat mengatur alur frame berdasarkan alamat tersebut. Semua

LAN yang terhubung dengan bridge dianggap sebagai satu subnetwork dan alamat data link setiap device harus unik. LAN yang terhubung dengan menggunakan

bridge umumnya disebut sebagai ExtendedLAN.

Bridge dapat menghubungkan jaringan yang menggunakan metode transmisi berbeda dan atau media access control yang berbeda. Misalnya bridge

(33)

mungkin juga menghubungkan LANEthernet dengan LANtoken ring. Bridge juga harus mampu mengatasi perbedaan format paket setiap data link. Bridge mampu

memisahkan sebagian trafik karena mengimplementasikan mekanisme

pemfilteran frame (frame filtering). Mekanisme yang digunakan pada bridge

umum disebut sebagai store dan forward karena frame yang diterima disimpan sementara di bridge dan kemudian di forward ke workstation di LAN lain. Walaupun demikian, broadcast traffic yang dibangkitkan dalam LAN tidak dapat difilter oleh bridge.

Bridge secara umum dibedakan atas dua bagian yaitu Bridge Local dan

Bridge Remote. Bridge Local digunakan untuk menghubungkan dua jaringan LAN

secara langsung pada area yang sama secara fisik, misalnya bridging antar gedung yang berdekatan. Bridge Remote digunakan untuk menghubungkan dua jaringan yang secara fisik berjauhan. Implementasi yang dilakukan biasanya menggunakan kabel telepon dan modem atau perangkat nirkabel (wireless LAN, dikenal WLAN). Perangkat nirkabel yang paling banyak digunakan adalah yang bekerja pada frekuensi bebas Industrial Scientific Medical (ISM) 2,4 GHz.

BridgeRemote menghadirkan tantangan yang unik dalam masalah transfer data. Bridge Local masih jauh lebih cepat dan realible dalam transfer data dan juga lebih murah. Sampai saat ini kemampuan koneksi jarak jauh, seperti Wide Area Network memerlukan transfer data yang tinggi, contohnya penggunaan modem Digital Subscriber Line (DSL) atau perangkat nirkabel yang bisa sampai 11 Mbps.

Institut of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) membagi lapisan link OSI menjadi dua sub lapisan yaitu Media Access Control (MAC) dan Logical Link Control (LLC). Sub lapisan MAC mengatur akses ke media fisik dan sub lapisan LLC mengatur frame, alur data, pengecekan error, dan pengalamatan (MAC address). Beberapa bridge disebut sebagai MAC-layer bridges, karena perangkat ini menghubungkan antara network yang homogen, misalnya Ethernet

dengan Ethernet. Jenis bridge lainnya menghubungkan network yang heterogen, misalnya Ethernet dengan token ring.

(34)

1. Biaya. Bridge adalah perangkat yang cukup sederhana dan umumnya lebih murah daripada router

2. Kemudahan penggunaan. Bridge umumnya lebih mudah dipasang dan dirawat

3. Kinerja. Kinerja bridge cukup sederhana, karena overhead pemrosesan lebih kecil dan cenderung mampu menangani trafik yang lebih tinggi. Kerugian menggunakan bridge :

1. Volume trafik. Bridge lebih cocok pada jaringan dengan volume trafik total yang relatif rendah.

2. Broadcast storm. Bridge melewatkan frame broadcast keseluruh LAN

yang dapat menyebabkan trafik melebihi kapasitas medium jaringan. 3. Loop. Kesalahan mengkonfigurasi bridge dapat menyebabkan frame

berputar melewati bridge tanpa henti.

4. Nama yang sama. Jika nama network yang sama digunakan oleh dua atau lebih user, maka akan menyebabkan trafik yang berlebihan.

Gambar 2.6 Bridge [4]

Gambar 2.6 memperlihatkan bridge yang menghubungkan dua jaringan yang mempunyai metode atau media transmisi yang berbeda yaitu Ethernet

(35)

2.3.3 Router

Router merupakan suatu alat ataupun software dalam suatu komputer yang menghubungkan dua buah jaringan atau lebih yang memiliki alamat jaringan yang berbeda. Router menentukan arah paket yang dikirimkan ke suatu alamat tujuan.

Router biasanya berfungsi sebagai gateway, yaitu jalan keluar utama dari suatu jaringan untuk menuju jaringan di luarnya. Router bekerja pada lapisan network layer dalam OSI. Umumnya router memiliki kecerdasan yang lebih tinggi daripada bridge dan dapat digunakan pada internetwork dengan tingkat kerumitan yang tinggi. Router yang saling terhubung dalam internetwork akan ikut serta dalam menentukan jalur optimum yang akan dilalui paket dari satu sistem ke sistem lain. Jika dua atau lebih LAN terhubung dengan router, maka setiap LAN

dianggap sebagai subnetwork yang berbeda.

Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak LAN jika memang diinginkan. Keuntungan menggunakan router [5]:

1. Isolasi trafik broadcast. Kemampuan ini memperkecil beban internetwork

pada router, karena trafik jenis ini dapat diisolasikan pada sebuah LAN

saja.

2. Fleksibilitas. Router dapat digunakan pada topologi jaringan apapun dan tidak peka terhadap masalah kelambatan waktu yang dialami jika menggunakan bridge.

3. Pengaturan prioritas. Router dapat mengimplementasikan mekanisme pengaturan prioritas antar protocol.

4. Pengaturan konfigurasi. Router umumnya lebih gampang dikonfigurasi daripada bridge.

5. Isolasi masalah. Router membentuk penghalang antar LAN dan

memungkinkan masalah yang terjadi pada sebuah LAN yang akan diisolasikan.

(36)

Kerugian menggunakan router:

1. Biaya. Router umumnya lebih kompleks daripada bridge dan lebih mahal.

Overhead pemrosesan pada router lebih besar sehingga throughput yang dihasilkannya dapat lebih rendah daripada bridge.

2. Pengalokasian alamat. Dalam internetwork yang menggunakan router, proses memindahkan sebuah mesin antar LAN berarti juga mengubah alamat network pada sistem tersebut.

Gambar 2.7 Penerapan Router Dalam Jaringan LAN [10]

Gambar 2.7 menjelaskan tentang pemakaian router pada jaringan LAN. Router

menjadi pusat di mana LAN 1, LAN 2, dan LAN 3 saling terhubung. Dengan router

inilah semua informasi dari luar dapat dijalurkan ke LAN 1, LAN 2, dan LAN 3 atau sebaliknya.

2.3.4 Switch

Selain repeater, bridge, dan router terdapat beberapa peralatan switching

(37)

Peralatan switch didesain dengan tujuan yang berbeda dengan repeater,

bridge, dan router. Jika perangkat jaringan yang terhubung dalam sebuah LAN

menjadi terlalu banyak, maka kebutuhan transmisi meningkat melebihi kapasitas yang mampu dilayani. Salah satu ide penggunaan router adalah untuk mengisolasikan kelompok fisik jaringan dengan yang lain. Penggunaan router

cocok pada system internetwork dengan kelompok-kelompok kerja yang terletak dalam lokasi yang kecil. Lalu lintas data dalam jaringan kelompok-kelompok kerja ini tentu lebih besar dibandingkan dengan lalu lintas antar kelompok kerja.

Dalam kasus kelompok-kelompok kerja yang terletak terpisah secara geografis, penggunaan router dinilai tidak tepat, karena akan menyebabkan beban pada router menjadi tinggi karena lalu lintas tersebut selalu melewati router. Cara mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan beberapa segmen medium tranmisi secara paralel dalam internetwork. Router sendiri tetap dapat digunakan untuk menghubungkan segmen-segmen tersebut dan tetap mampu mengisolasi trafik antar segmen. Perangkat network dapat dihubungkan ke medium transmisi yang sesuai atau dengan menggunakan hub yang mengimplementasikan fasilitas

switching, seperti module assignment hub, bank assignment hub, dan port assignmenthub.

Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk menggunakan Cisco Catalyst Switch 3750. Cisco catalyst switch seri 3750 adalah inovatif switch produksi

CISCO yang dapat meningkatkan efisiensi cara kerja LAN dan dapat beroperasi lebih efisiensi dengan menggabungkan kemudahan pengguna dan ketahanan tinggi switch [3]. Switch tersebut memiliki kecepatan 32-Gbps (Gygabyte per

(38)

Gambar 2.8 Penerapan Switch [11]

2.3.5 Converter

Converter dapat dianggap sebagai tipe device yang berbeda daripada

repeater, bridge, router, atau switch, dan dapat digunakan bersama-sama.

Converter (kadang disebut gateway) memungkinkan sebuah aplikasi yang berjalan pada suatu sistem dapat berkomunikasi dengan aplikasi yang berjalan pada sistem lain yang berjalan di atas arsitektur network berbeda dengan sistem tersebut. Converter bekerja pada applicationlayer pada model OSI dan bertugas untuk melanjutkan paket antar jaringan dengan protocol yang berbeda sehingga perbedaan tersebut tidak tampak pada lapisan aplikasi.

Selain menggunakan converter, metode lain untuk menghubungkan jaringan dengan arsitektur berbeda adalah dengan tunelling. Metode ini membungkus paket (termasuk protocol) yang akan dilewatkan pada protocol lain. Pembungkusan ini dilakukan dengan menambahkan header protocol pada paket yang akan dilewatkan. Metode ini dapat dilihat sebagai sebuah arsitektur jaringan yang berjalan di atas arsitektur jaringan yang lain. Perangkat tempat terjadinya proses tunneling ini disebut sebagai portal.

2.4Keistimewaan dan Keuntungan Teknologi Metro Ethernet

(39)

yang ditawarkan oleh teknologi Ethernet ini juga dapat dengan mudah diperbesar. Hingga kini teknologi Ethernet yang perangkatnya sudah banyak beredar di pasaran sudah mencapai bandwidth tertinggi sebesar 10 Gbps atau 10.000 Megabit per second [12]. Ethernet juga menyediakan teknologi dengan bandwidth

10 Mbps, 100 Mbps, dan 1000 Mbps disesuaikan dengan kebutuhannya. Ethernet

dalam implementasinya tidak membutuhkan biaya yang besar bahkan bisa dikatakan teknologi Ethernet memilki harga yang terjangkau dan bahkan lebih murah dari WAN. Teknologi Ethernet juga sangat mudah untuk beradaptasi dengan perangkat-perangkat seperti modem, printer, scanner, fax, voip phone, dan teknologi-teknologi informasi lainnya [8]. Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat dan kebutuhan dalam layanan komunikasi data atau kebutuhan akses data yang semakin besar, teknologi Ethernet ini juga digunakan sebagai

interface dari layanan broadband data communication, yang lebih dikenal sebagai

Metro Ethernet Network. Metro Ethernet Network (MEN) dapat didefinisikan sebagai teknologi Ethernet yang diimplementasikan pada Metropolitan Area

Network (MAN).

Dalam pembuatan suatu teknologi yang hebat, kerja sama yang antara

layer fisik dan layer logika sangat diperlukan. Perpaduan yang paling populer saat ini adalah perpaduan antara media fiber optik dengan membawa frame-frame

komunikasi berformat Ethernet dan diatur dalam sistem VLAN. Semua teknologi tersebut dipadukan, dibungkus, dan diberi label sebagai teknologi Metro Ethernet.

Dari sisi pengguna, teknologi ini sudah mulai banyak dikenal. Bahkan beberapa perangkat rumah tangga yang tergolong perangkat canggih juga sudah dilengkapi dengan interface ini untuk dapat berinteraksi dengan komputer. Selain itu, kegiatan Operation, Administration, Maintenance, dan Provisioning(OAM&P)

dari teknologi ini juga sudah tidak asing lagi bagi para penyedia jasa. Perangkat-perangkat pendukungnya pun tidak perlu dipertanyakan lagi keberadaannya, sebab saat ini hampir semua perangkat komunikasi data, khususnya untuk keperluan

(40)

2.5Alasan Pemakaian Teknologi Metro Ethernet

Jaringan Metro Ethernet merupakan jaringan komunikasi data yang berskala metro yang dapat menjangkau satu kota besar seperti Denpasar. Metro Ethernet Network merupakan salah satu perkembangan dari teknologi Ethernet

yang dapat menempuh jarak yang luas dengan skala perkotaan dengan dilengkapi berbagai fitur yang seperti terdapat pada jaringan Ethernet umumnya. Kenyataannya, berapapun besar transfer data yang terjadi pada teknologi berbasis

ethernet untuk berhubungan ke jaringan internet harus juga sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki. Jika kebutuhan paket data yang akan dikirimkan lebih besar dari kemampuan teknologi yang digunakan, maka jaringana akan menjadi lambat. Salah satu solusi yang mungkin dapat digunakan adalah dengan menggunakan teknologi broadband. Broadband memiliki akses data multimedia berkecepatan tinggi seperti layanan gambar, audio, dan video, termasuk video streaming, video downloading, video telephony, dan video messaging. Melalui perangkat yang mendukung teknologi broadband, pengguna juga bisa mengakses hiburan mobile TV dan mengunduh musik, serta melakukan komunikasi real-time

menggunakan teknologi fixed-mobile, seperti webcam melalui ponsel.

Proses upgrade atau downgrade terhadap service yang diinginkan hampir tidak mengeluarkan biaya. Bila sewaktu-waktu pengguna ingin upgrade atau

downgrade maka pengguna hanya tinggal minta saja pada pihak penyedia jasa dan tidak perlu mengganti perangkat atau membayar media lain. Untuk melakukan

upgrade downgrade bandwidth pengguna tidak perlu menunggu lama seperti halnya yang terjadi pada koneksi leased line atau koneksi lainnya. Proses upgrade downgrade tidak akan melibatkan media fisik dari service ini. Perangkat-perangkat yang digunakan pun tidak perlu diganti. Selain itu, pihak penyedia jasa juga tidak perlu menurunkan engineer untuk melakukan upgrade downgrade ini, karena semua bisa dilakukan secara logika dan dalam waktu sekejap saja.

2.6Parameter Performa Jaringan

(41)

ke aliran data berbeda-beda[12]. Sebagai contoh, laju bit yang diperlukan, delay,

jitter, probabilitas packet dropping dan / atau bit errorrate (BER) dapat dijamin. Jaminan perfoma jaringan penting jika kapasitas jaringan tidak cukup, terutama untuk aplikasi streaming multimedia secara real-time seperti voice over IP, game online dan IP-TV, karena sering kali aplikasi-aplikasi ini memerlukan bit rate dan tidak memperbolehkan adanya delay, dan dalam jaringan di mana kapasitas

resource-nya terbatas, misalnya dalam komunikasi data selular. Sebuah jaringan atau protocol yang mendukung perfoma jaringan dapat menyepakati sebuah kontrak traffic dengan software aplikasi dan kapasitas cadangan di node jaringan, misalnya saat sesi fase pembentukan.

Beberapa alasan yang menyebabkan performa jaringan penting adalah :

• Memberikan prioritas terhadap aplikasi-aplikasi yang kritis.

• Memaksimalkan penggunaan investasi jaringan.

• Meningkatkan performansi untuk aplikasi yang sensitif terhadap delay, seperti voice dan video.

• Merespon perubahan aliran trafik yang ada di jaringan.

Terdapat banyak hal yang bisa terjadi pada paket ketika ditransmisikan dari asal sampai tujuan yang mengakibatkan masalah-masalah dilihat dari sudut pandang pengirim atau penerima, dan sering disebut dengan parameter-parameter performa jaringan.

1. Throughput

Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dengan satuan bps (bit per second). Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sampai ke tujuan selama interval tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Ada juga yang disebut dengan

goodput. Goodput merupakan kecepatan transfer yang berada antara aplikasi di pengirim ke aplikasi di penerima. Semakin besar nilai

throughput, maka semakin baik kualitas jaringan tersebut. 2. Packet Loss

(42)

disebabkan oleh collision dan congestion pada jaringan. Hal ini berpengaruh pada semua aplikasi, karena retransmisi akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan, meskipun bandwidth yang disediakan mencukupi. Bandwidth adalah lebar jalur yang dipakai untuk transmisi data atau kecepatan jaringan. Aplikasi yang berbeda membutuhkan bandwidth yang berbeda juga. Secara umum perangkat jaringan memiliki buffer (tampungan sementara) untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi congestion yang cukup lama, maka buffer akan penuh dan tidak bisa menampung data baru yang akan Berdasarkan

standar ITU-T X.642 (rekomendasi X.642 International

Telecommunication Union) ditentukan persentase packet loss untuk jaringan adalah

Good (0-1%)

Acceptable (1-5%)

Poor (5-10%)

Secara sistematis packet loss dapat dihitung dengan cara :

………..(2.1)

dengan,

Pd = jumlah packet yang mengalami drop. Ps = jumlah packet yang dikirim.

3. .Delay (Latency)

Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal sampai ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik,

(43)

4. Jitter

Jitter didefinisikan sebagai variasi delay dari sebuah paket yang berasal dari aliran data yang sama. Jitter yang tinggi artinya perbedaan waktu

delay besar, sedangkan jitter yang rendah artinya perbedaan waktu delay

kecil. Jitter dapat diakibatkan oleh variasi-variasi panjang antrian, waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang (reasembly)

paket-paket di akhir perjalanan. 5. Reliability

Realibility adalah karakteristik kehandalan sebuah aliran data dalam jaringan internet. Masing-masing program aplikasi memiliki kebutuhan

realibility yang berbeda. Jaringan internet harus dapat diandalkan dibandingkan dengan konferensi audio atau saluran telepon.

6. Bandwidth

Bandwith adalah lebar jalur yang dipakai untuk transmisi data atau kecepatan jaringan. Aplikasi yang berbeda membutuhkan bandwith yang berbeda.

Dalam beberapa aplikasi, kebutuhan akan parameter performa jaringan berbeda-beda. Adapun tabel untuk menunjukkan perbedaan tersebut adalah :

Tabel 2.1. Kebutuhan Aplikasi Terhadap Parameter Performa Jaringan[12]

(44)

audio atau video, telephony,dan video conferencing sangat sensitif terhadap jitter

sehingga tidak menjamin reliability data yang ditransmisikan.

2.7File Transfer Protocol (FTP)

File Transfer Protocol (FTP) merupakan salah satu aplikasi TCP/IP yang digunakan untuk mencopy atau memindahkan file yang ada disebuahkomputer ke komputer lain. FTP mulai ada ada sejak perkembangan internet dan didefinisikan menggunakan RFC sebagai standarisasi. FTP menggunakan koneksi berbasis

connection-oriented sehingga dari kedua sisi baik client ataupun server harus memiliki koneksi TCP/IP. FTP menggunakan 2 hubungan koneksi untuk melakukan transfer file.

1. Control Connection

Metode ini dipakai pada hubungan client-server yang normal, artinya

server membuka diri secara pasif pada sebuah port 21 selanjutnya server

akan menunggu hubungan yang akan dilakukan oleh client. Client akan aktif untuk membuka port tersebut dan membangun control connection.

Koneksi ini akan terus berlangsung selama client masih berkomunikasi dengan server. Client akan mengirimkan perintah-perintah ke server dan

server akan merespon perintah tersebut.

2. Data Connection

(45)

Gambar 2.9. Model Hubungan FTP [5]

Fasilitas-fasilitas yang disediakan FTP diantaranya adalah : 1. Interactive access

Menyediakan fasilitas interaksi antara client dan server.

2. Format specification

Client dapat menentukan tipe dan format data. 3. Authentification control

Fasilitas ini digunakan untuk meminta autentifikasi dari client berupa

username dan password.

2.8Alat Pengukuran

Proses pengukuran dalam Tugas Akhir ini akan menggunakan Software Axence Net Tool dan DU meter.

2.8.1 Software Axence Net Tool

Software Axence Net Tool ini dibuat oleh Axence Sofware, Inc yang berfungsi untuk memonitor performansi jaringan dengan cepat. Axence Net Tool

(46)

Gambar 2.10 Screenshootsoftware Axence Net Tool

Terdapat berbagai macam menu yang dapat digunakan untuk mengukur performansi jaringan.

New Watch

Menu ini menampilkan host yang dimonitor, response time dan paket yang dikirim maupun yang hilang. Terdapat juga grafik yang menunjukkan antara response time dan packet lost (%).

Win Tool

Untuk mengidentifikasi informasi tentang perangkat atau device

yang dimiliki suatu host.Local Info

Menampilkan beberapa tabel informasi tentang konfigurasi jaringan seperti statistik TCP/UDP dan ICMP, IP address table, ARP table, IP routing table, dan informasi network adapter.

Net Stat

(47)

Ping

Melakukan pengecekan terhadap koneksi suatu host dengan proses

ping.

Trace

Menunjukkan rute koneksi dan informasi yang dilakukan suatu

host.

Lookup

Untuk mengetahui informasi tentang DNS (Domain Name Server)

Bandwidth

Untuk mengetahui berapa bandwidth yang ada di jaringan.

Net Check

Untuk mengukur kualitas hardware yang ada di jaringan.

TCP/IP Workshop

Untuk melakukan troubleshooting terhadap koneksi TCP dan UDP

serta melakukan tes terhadap layanan yang berbeda.

ScanHost

Melakukan scanning terhadap host yang berada di jaringan beserta

port-port yang digunakan.

Scan Network

Melakukan scanning terhadap jaringan untuk menemukan IP address, nama host, MAC, service, system dan response time.

SNMP

Untuk melakukan pencarian informasi terhadap suatu host dengan

memakai bantuan SNMP agent.

2.8.2 DU Meter

DU Meter merupakan sebuah software untuk mengukur kecepatan transfer

(48)
(49)

33

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

3.1Model Jaringan

Gambar 3.1 menunjukkan jaringan yang dimiliki oleh PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk Denpasar. Jaringan menghubungkan workstation 1 dan

workstation 2 melalui jaringan Metro Ethernet.

Gambar 3.1 Model Jaringan yang Dianalisis

Terdapat beberapa asumsi sebelum melakukan pengukuran terhadap kinerja jaringan. Asumsi tersebut adalah:

1. Pengukuran yang dilakukan tidak mempertimbangkan kondisi internal yang ada dalam jaringan Metro Ethernet, misalnya gangguan pada media transmisi.

2. Pengukuran hanya dilakukan pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Denpasar dari workstation 1(client) ke workstation 2 (server).

3. Besar bandwidth 100 MB.

(50)

3.1Konfigurasi Transfer File

Transfer file dilakukan dari server yang berada di workstation 2 ke client

yang berada di workstation 1. Ukuran file yang akan digunakan dalam proses

transfer adalah sebesar 700 MB. Aplikasi yang dibutuhkan untuk mempermudah proses transfer file disebut FTP client dan FTP server. FTP client berfungsi untuk melakukan request pada FTP server saat akan melakukan proses upload atau

download. Sedangkan FTP server bertugas melayani permintaan dari client.

Dalam pengukuran ini, untuk menangani proses upload atau download diperlukan aplikasi XAMPP pada komputer yang di dalamnya telah ada Filezilla server.

Adapun tampilan dari aplikasi ini ditunjukkan pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Capture Screen Filezilla dari XAMPP

(51)

Gambar 3.3. Capture Screen Pengaturan Admin di Filezilla

3.2Pengolahan dan Analisis Data

3.2.1 Delay

Pengukuran delay dilakukan dengan mengunduh file yang disimpan pada

server di workstation 2 dari workstation 1 sebagai client sebagai. Dari data hasil pengunduhan file tersebut, waktu yang dibutuhkan data dari server sampai pada

client akan dapat diketahui. Delay akan dibandingkan dengan standarisasi yang dimiliki oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Denpasar dan juga dari teori-teori yang ada. Dari hasil perbandingan tersebut, besarnya delay dapat diketahui apakah termasuk dalam kategori baik atau buruk. Jika termasuk dalam kategori buruk, maka penyebab dari perbedaan waktu atau besarnya delay pada setiap pengiriman paket akan dicari.

3.2.2 Throughput

Pengukuran dilakukan dengan mengunduh file dari server di workstation 2 dari clientworkstation 1 melalui jaringan Metro Ethernet. Penggunaan DU Meter

(52)

3.2.3 Packet Loss

Dari hasil pengukuran, besarnya packet loss pada setiap pengunduhan data dari server dapat dilihat. Berdasarkan standar ITU-T X.642, standar persentase

packetloss untuk jaringan adalah sebagai berikut: Good (0 - 1%), Acceptable (1% - 5% ), dan Poor (5% - 10%) [12]. Berdasarkan standarisasi tersebut, packet loss

saat pengiriman tersebut termasuk dapat diketahui apakah dalam ketegori good,

acceptable, ataupun poor.

3.3Rencana Kerja

Rencana kerja yang akan digunakan dalam proses pengukuran adalah sebagai berikut:

1. Memastikan model jaringan yang diukur.

2. Menentukan besar file yang akan diunduh dari server yang berada di

workstation 2oleh client yang berada di workstation 1.

3. Mengunduh file yang besarnya 700MB dari di workstation 2 (server) oleh

client yang berada di workstation 1.

4. Pengukuran packet loss akan dilakukan dengan menggunakan Software Axence Net Tool dan pengukuran throughput dan delay akan dilakukan menggunakan DU Meter.

5. Pengukuran dilakukan selama lima hari (senin, selasa, rabu, kamis, dan jumat). Pengukuran dilakukan saat traffic masih dalam keadaan normal atau belum sibuk yang berkisar sekitar jam 08.00 dan pada saat traffic

dalam waktu sibuk yang berkisar pada jam 13.00 (berdasarkan survey dari karyawan).

6. Melihat pada output alat pengukuran delay, throughput, dan packet loss

(53)

37

BAB IV

DATA DAN ANALISIS KINERJA JARINGAN

4.1Data Penelitian

Hasil pengukuran yang dilakukan selama lima hari adalah data berupa besarnya delay,packet loss, dan throughput pada jaringan Metro Ethernet yang digunakan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Denpasar yang ditunjukkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Rata-rata hasil pengukuran.

Delay (s) Throughput (Mbps) Packet Loss (%)

Normal Sibuk Normal Sibuk Normal Sibuk

Senin 149.2 1095.6 36.6 5 2 2 Normal = 08:00

Selasa 107.35 1095 51 5.1 0 0 Sibuk = 13:00

Rabu 94.75 985.8 47.7 5.5 1 0

Kamis 155.25 1233 35.55 4.8 0 2

Jumat 153.1 1089 36.4 5.1 0 1

Rata-Rata 131.93 1099.68 41.45 5.1 0.6 1

4.1.1 Delay

Delay selama lima hari dapat dilihat dari baris pertama Tabel 4.1. data juga dapat digambarkan sebagai grafik seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1.

(54)

Dari hasil pengukuran pada saat pengunduhan file dari server oleh client diketahui bahwa pada hari kerja besar delay waktu normal dan sibuk cukup signifikan perbedaannya. Delay pada waktu normal rata-rata hanya sebesar 131,93 second

sedangkan pada waktu sibuk mencapai 1099,68 second. Hal itu dikarenakan lalu lintas trafik pada waktu sibuk lebih padat sehingga delay menjadi besar. Selain itu, metode control, CSMA/CD memungkinkan dilakukannya transmisi paket setelah jaringan kosong. Hal ini menyebabkan bertambah lamanya waktu pentransmisian data sehingga bertambah besar delay.

4.1.1 Throughput

Throughput selama lima hari dapat dilihat dari baris pertama Tabel 4.1. data juga dapat digambarkan sebagai grafik seperti ditunjukkan pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Grafik Pengukuran Besarnya Throughput

(55)

teori-teori yang ada, karena semakin besar nilai throughput, maka semakin baik kualitas jaringannya.Perbedaan ini sangat dipengaruhi oleh kepadatan trafik saat itu.

4.1.2 PacketLoss

Packet Loss selama lima hari dapat dilihat dari baris pertama Tabel 4.1. data juga dapat digambarkan sebagai grafik seperti ditunjukkan pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3. Grafik Pengukuran Besarnya Packet Loss

(56)
(57)

41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Dari pengukuran yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat ditarik adalah :

1. Secara keseluruhan kinerja jaringan pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Denpasar masih terlihat perbedaan antara delay,

throughput, dan packet loss pada waktu normal dan waktu sibuk. 2. Untuk delay atau waktu pengiriman file dari server ke client pada

waktu normal dan sibuk cukup signifikan perbedaannya. Delay pada waktu sibuk lebih besar dibandingkan waktu normal. Pada waktu normal delay hanya mencapai 155,25 second, sedangkan pada waktu sibuk mencapai 1233 second. Perbedaan tersebut disebabkan oleh kepadatan trafik pada saat waktu sibuk lebih besar dibandingkan waktu

normal. Selain itu, metode control CSMA/CD memungkinkan

dilakukannya transmisi paket setelah jaringan kosong

(58)

5.1Saran

Terdapat beberapa saran dari penulis agar peneliti selanjutnya dapat memperhatikan hal-hal di bawah ini, guna perbaikan ke arah yang lebih baik. Adapun saran tersebut adalah :

1. Perlu dilakukan kontrol terhadap jaringan untuk memastikan jumlah trafik yang mengalir sesuai dengan besarnya bandwidth.

(59)

43

DAFTAR PUSTAKA

[1] Akib, Faizal. 2009. “Perangkat Interkoneksi”.

http://teknikinformatika.com/perangkat-interkoneksi/ (diakses 2 Januari 2011)

[2] Comer, D.E., 1991, Internetworking With TCP/IP Volume I; Principles, Protocols, And Architectured: second edition, Prentice Hall, Inc., New Jersey.

[3] Richard, Steven W. “TCP/IP Illustrated, Volume 1, The Protocol. Prentice Hall International, Inc.

[4] Stallings, William. “Data and Computer Communications”. Prentice Hall International, Inc.

[5] Setiawan, Deris. Materi Kuliah Jarkom “Introduction Networking”. [6] Telkom RCD Media. 2009. “Overview Alternatif Teknologi Jaringan

TransportMetro

[7] Kharisma, Agung Chandra. 2009. “Mengenal Jaringan Metropolitan yang didasari oleh Teknologi Ethernet”.

[8] Hayri. 2007. “Next Generation Network dengan Metro Ethernet”.

[9] Ginting, Desiana dan Indarto Andhy,. Juli 2006. “Implementasi Metro Approach Featuring the Internet”. Addison Wesley.

[12] ITU-T Recommendation G-1010. 2001. “End-User Multimedia QoS

Categories”

(60)

Gambar

Tabel 4.1: Rata-Rata Delay Hasil Pengukuran ....................................................................
gambar atau foto tentang tempat penelitian, perangkat dan
Gambar 2.1 Macam-Macam Network [2]
Gambar 2.2 Arsitektur Ring [5]
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan Local Area Network (LAN) pada sistem informasi RSU Mitra Sejati Medan menggunakan topologi star karena penggunaan kabel pada topologi ini tidak terlalu banyak

Wireless Local Area Network sebenar- nya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN menggunakan wireless device untuk berhubungan dengan

ANALISIS KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL..

Oleh karena itu, pada Tugas Akhir ini penulis ingin melakukan analisis kinerja jaringan Metropolitan Area Network menggunakan teknologi Multi Protocol Label Switching

Analisis Kinerja Routing Border Gateway Protocol.. Pada Jaringan Metropolitan

Analisa sistem pada “Implementasi Integrasi Jaringan IPv4 dan Jaringan IPv6 Pada Local Area Network (LAN) Dengan Sistem Tunneling, yaitu dengan cara mengamati unjuk

Analisa sistem pada “Implementasi Integrasi Jaringan IPv4 dan Jaringan IPv6 Pada Local Area Network (LAN) Dengan Sistem Tunneling, yaitu dengan cara mengamati unjuk kerja

Perbedaan utama dari model jaringan Local Area Network dengan Virtual Local Area Network adalah bentuk jaringan dengan model LAN bergantung pada letak/fisik dari wilayah kerja