• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK MESIN FREEZER DENGAN PANJANG PIPA KAPILER 175 CM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KARAKTERISTIK MESIN FREEZER DENGAN PANJANG PIPA KAPILER 175 CM"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

i

KARAKTERISTIK MESIN FREEZER DENGAN PANJANG

PIPA KAPILER 175 CM

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Mesin

Diajukan Oleh:

BONAVENTURA PRADITTO WIBISONO

NIM : 095214027

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

THE CHARACTERISTICS OF A FREEZER MACHINE WITH

A 175 CM CAPILLARY PIPE

FINAL PROJECT

Presented as partitial fulfilment of the requirement

as to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering Study Program

By:

BONAVENTURA PRADITTO WIBISONO

Student Number : 095214027

DEPARTMENT OF MECHANICAL ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

ABSTRAK

Saat ini mesin pendingin sangat penting dalam kehidupan sehari-hari terutama di daerah beriklim tropis khususnya Indonesia. Mesin pendingin dapat digunakan untuk pengkondisian udara ataupun mendinginkan bahan makanan dan minuman. Mengingat peran dan pentingnya mesin pendingin secara umum, maka diperlukan pengetahuan tentang pembuatan dan pengembangan mesin pendingin. Mesin pendingin yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari menggunakan kompresor dan menggunakan listrik sebagai energi penggeraknya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik mesin freezer. Mesin pendingin freezer mempergunakan siklus kompresi uap.

Panjang pipa kapiler yang dipergunakan 175 cm. Daya kompresor sebesar 115 W. Evaporator dan kondensor yang digunakan adalah komponen standar dari mesin freezer berdaya 115 W. Data – data penelitian yang diambil pada penelitian meliputi suhu dan tekanan pada mesin pendingin.

Penelitian memberikan hasil (a) Mesin pendingin sudah berhasil dibuat dan bekerja dengan baik (b) Kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran pada saat stabil 142 kJ/kg (c) Kerja kompresor persatuan massa refrigeran pada saat stabil sebesar 57 kJ/kg (d) Kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran pada saat stabil sebesar 197 kJ/kg (e) COP aktual yang dihasilkan pada saat stabil sebesar 2,58 (f) COP ideal yang dihasilkan pada saat stabil sebesar 3,93 (g) Efisiensi yang dihasilkan pada saat stabil sebesar 68%.

Kata Kunci : Kondensor, Evaporator, Pipa Kapiler, Kompresi uap, Mesin freezer,

(8)

viii ABSTRACT

Cooler machine is really important in daily life nowadays, especially in Indonesia which has tropical climate. Cooler machine is also used for air conditioning or for food and drink cooler. Due to the importance of role of cooler machine generally, it is need to be known about the knowledge of making and development of cooler machine. Cooler machine that used for daily life uses compressor and electrical to drive the energy. The purpose of this writing is to explore the characteristics of freezer. Freezer uses vapor compression cycle.

The length of capiler pipe is 175cm. The compressor power is 115W. The evaporator and condenser that is used is standard component of freezer which has power of 115W. Data of research which is taken are about the temperature and pressure of the cooler machine.

The result of research is (a) The cooler machine is made and work successfully. (b) Heat absorbed by the refrigerant mass unity evaporator at steady is 142 kJ/kg. (c) Refrigerant mass unity compressors at steady work for 57 kJ/kg.(d) Heat released by the refrigerant mass unity condenser at steady is197 kJ. (e) Actual COP result at steady in 2,58. (f) Ideal COP result at steady in 3,93. (g) Efficiency result at steady is 68%.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas berkah dan rahmat Tuhan Yang Maha Sempurna,

sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas Akhir ini

merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai derajat sarjana S-1 program

studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma.

Penulis merasa bahwa penelitian yang sedang dilakukan merupakan

penelitian yang tidak mudah, karena pada penelitian ini penulis melakukan

langsung cara pembuatan dari awal, pengambilan data, pemahaman tentang

prinsip kerja alat, dan solusi yang tepat terhadap masalah yang dihadapi.

Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Karakteristik

Mesin Freezer Dengan Panjang Pipa Kapiler 175 cm ” ini karena adanya bantuan

dan kerjasama dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Sanata Dharma.

2. Ir. P.K. Purwadi, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin dan

sekaligus sebagai dosen pembimbing Tugas Akhir.

3. Doddy Purwadianto, S.T., M.T. selaku Pembimbing Akademik yang telah

membimbing saya selama kuliah.

4. Seluruh staf pengajar Jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan materi

(10)

x

5. Vincentius Budiman dan Cicilia Widyastuti, orang tua yang selalu memberi

dorongan doa dan motivasi kepada penulis.

6. Stella Cynara Putri Anandara, A.md. yang selalu menemani dalam penyusunan

Tugas Akhir ini.

7. Teman-teman teknik mesin angkatan 2009 yang membantu dalam penyelesaian

Tugas Akhir ini.

8. Teman-teman kost Patria yang selama empat tahun ini menjadi keluarga

selama saya berada di Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan Tugas

Akhir ini karena keterbatasan pengetahuan yang belum diperoleh, oleh karena itu

penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat

membangun dalam penyempurnaan tugas ini. Semoga karya ini berguna bagi

mahasiswa Teknik Mesin dan pembaca lainnya. Terima kasih.

Yogyakarta, Agustus 2013

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

TITLE PAGE ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

(12)

xii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.l Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Batasan Masalah... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Dasar Teori ... 5

2.2 Tinjauan Pustaka ... 18

BAB III. PEMBUATAN ALAT DAN METODE PENELITIAN ... 20

3.l Pembuatan Alat ... 20

3.2 Metodologi Penelitian ... 27

3.3 Cara Mendapatkan Kesimpulan ... 29

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

(13)

xiii

4.2 Perhitungan ... 34

4.3 Pembahasan ... 40

BAB V. PENUTUP ... 47

5.1 Kesimpulan ... 47

5.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(14)

xiv

(15)

xv

(16)

xvi

Gambar 3.11. Contoh penggunaan P-h diagram

Untuk mencari nilai entalpi ... 29

Gambar 4.1. Energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran dari t= 30 sampai t= 480 menit ... 41

Gambar 4.2. Kerja kompresor persatuan massa refrigeran dari t= 30 sampai t= 480 menit ... 42

Gambar 4.3. Energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran dari t= 30 sampai t= 480 menit ... 43

Gambar 4.4. Hubungan COP aktual dengan waktu ... 44

Gambar 4.5. Hubungan COP ideal dengan waktu ... 45

(17)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan manusia sekarang ini peranan mesin pendingin sangat

penting. Keinginan manusia untuk mengawetkan makanan lalu berkembang untuk

kebutuhan yang lainnya. Sekarang ini mesin pendingin dapat digunakan untuk

kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan industri. Secara umum mesin pendingin

menggunakan sistem kompresi uap.

Untuk rumah tangga kebutuhan mesin pendingin umumnya digunakan untuk

pengawet makanan dan penyejuk ruangan, dalam kebutuhan perkantoran mesin

pendingin digunakan untuk penyejuk ruangan agar orang yang bekerja dapat

merasa nyaman didalam ruangan tersebut. Dunia tranportasi pun menggunakan

mesin pendingin yang merupakan penyejuk ruangan dikendaraan pribadi maupun

kendaraan umum. Kebutuhan lain mesin pendingin pada industri, seperti

membekukan ice cream dalam jumlah banyak.

Proses pendinginan pada mesin pendingin, umunya menggunakan system

kompresi uap. Fluida yang digunakan merupakan refrigeran yang mudah diubah

bentuk dari cair menjadi gas yang berfungsi mengambil panas dari evaporator dan

membuangnya pada kondensor. Di pasaran banyak sekali jenis refrigeran. Pada

pertama kali sistem pendingin ditemukan, refrigeran yang digunakan berbasis

cholroflourocarbon (CFC) yang dikenal dengan refrigeran R-12. Namun seiring

(18)

refrigeran jenis tersebut adalah refrigeran yang mempunyai efek buruk terhadap

lingkungan, dimana refrigeran jenis ini mempunyai ODP (Ozon Depleting

Potential) yang tinggi yang menyebabkan lapisan ozon yang semakin menipis

dikarenakan bahan CFC tersebut mengandung sifat stabil, tidak mudah terbakar,

tidak beracun, dan compatible. Dengan adanya efek buruk dari penggunaan

refrigeran R-12, maka muncul inisiatif untuk mengganti refrigeran yang ada pada

perangkat pendinginan udara tersebut dengan refrigeran yang lebih ramah

lingkungan seperti refrigeran R-134a.

1.2. Perumusan Masalah

Mengingat pentingnya mesin pendingin dan banyaknya pemakaian mesin

pendingin, penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang mesin

pendingin. Inilah yang mendorong penulis melakukan penelitian tentang mesin

pendingin. Dalam penelitian ini, akan dicari karakteristik mesin pendingin siklus

kompresi uap. Mesin pendingin yang akan ditinjau adalah mesin freezer dengan

daya 1/6 PK dan menggunakan panjang pipa kapiler 175cm. Mesin pendingin

pendingin yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan mesin pendingin

freezer hasil buatan sendiri.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian di dalam penelitian ini adalah :

a. Membuat freezer siklus kompresi uap standar yang dipergunakan untuk

(19)

b. Mendapatkan karakteristik freezer yang dibuat :

1) Mendapatkan besarnya energi kalor yang dihisap evaporator dari

waktu ke waktu.

2) Mendapatkan besarnya energi kalor yang dilepas kondensor dari waktu

ke waktu.

3) Mendapatkan besarnya kerja kompresor dari waktu ke waktu.

4) Mendapatkan nilai COPaktual mesin freezer dari waktu ke waktu.

5) Mendapatkan nilai COPideal mesin freezer dari waktu ke waktu. 6) Mengetahui efisiensi mesin pendingin dari waktu ke waktu.

1.4.Batasan Masalah

Batasan masalah yang di ambil dalam penelitian ini adalah :

a. Freezer yang dirancang menggunakankompresor dengan daya 1/6 PK.

b. Freezer yang dirancang menggunakan panjang pipa kapiler 175 cm,

diameter standar 2,8 mm.

c. Refrigeran yang dipergunakan dalam freezer : R134a.

d. Evaporator yang dipergunakan merupakan evaporator jenis plat.

e. Kompresor yang dipergunakan dalam penelitian adalah jenis kompresor

(20)

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Mempunyai pengalaman dalam pembuatan freezer dengan siklus kompresi

uap ukuran rumah tangga.

b. Mampu memahami karakteristik freezer dengan siklus kompresi uap.

c. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumber referensi bagi para

(21)

5

BAB II

DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar Teori

2.1.1. Freezer

Freezer bekerja dengan mengambil panas dari kompartemen. Panas yang

terus menerus diambil akan menurunkan suhu dan membuat makanan menjadi

beku. Freezer menggunakan zat yang disebut refrigeran untuk mengambil panas.

Refrigeran yang paling umum digunakan adalah freon. Namun sekarang secara

bertahap freon telah digantikan dengan bahan lain yang lebih ramah terhadap

lingkungan. Komponen penting lain dari freezer adalah kompresor dan katup

ekspansi/pipa kapiler. Komponen-komponen ini bersama dengan termostat dan

kumparan membuat sebuah freezer bisa mendinginkan makanan sehingga awet

disimpan dalam jangka lama. freezer bekerja dengan membuang panas dari dalam

kompartemen. Proses diawali dengan refrigeran dalam bentuk gas masuk ke

kompresor sehingga refrigeran menjadi sangat panas. Gas panas bergerak melalui

kumparan dan mulai didinginkan. Hal ini menyebabkan gas berubah menjadi cair.

Gas dipaksa menuju katup ekspansi dalam bentuk cair. Katup ekspansi memiliki

bukaan yang sangat kecil yang ketika refrigeran melalui bukaan itu akan berubah

menjadi kabut yang sangat dingin.Saat melewati kumparan bawah freezer, kabut

refrigeran mulai menguap dan berubah kembali menjadi gas. Suhu kabut bisa

mencapai sekitar -27 derajat dan mengambil panas dari kompartemen freezer.

(22)

panas. Refrigeran kemudian dikirim kembali ke kompresor untuk memulai proses

lagi dari awal.

2.1.2. Komponen utama Freezer. a. Kompresor

Kompresor adalah suatu alat mekanis yang bertugas untuk menghisap

uap refrigeran dari evaporator. Kemudian menekannya (mengkompres) dan

dengan demikian suhu ditekanan uap tersebut menjadi lebih tinggi.

Gambar 2.1 Kompresor hermetik

b. Kondensor

Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk membuang kalor ke

lingkungan, sehingga uap refrigeran akan mengembun dan berubah fasa dari uap

ke cair. Sebelum masuk kondensor refrigeran berupa uap yang bertemperatur dan

bertekanan tinggi, sedangkan setelah keluar dari kondensor refrigeran berupa uap

jenuh yang bertemperatur lebih rendah dan bertekanan sama (tinggi) seperti

(23)

Gambar 2.2 Kondensor

c. Pipa Kapiler

Pipa kapiler merupakan komponen utama yang berfungsi menurunkan

tekanan refrigeran dan mengatur aliran refrigeran menuju evaporator. Pipa kapiler

ini adalah pipa yang paling kecil jika di banding dengan pipa lainnya, untuk pipa

kapiler suatu frezzer atau dispenser berukuran 0,26" s/d 0,31". Kerusakan pada

pipa kapiler di mesin pendingin ini biasanya di sebabkan karena pipa kapiler ini

mengalami kebuntuan akibat kotoran yang masuk dan juga oli.

(24)

d. Evaporator

Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah refrigeran dari

bentuk cair menjadi uap.Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar

panas dan untuk memisahkan uap yang terbentuk dari cairan.

Gambar 2.4 Evaporator

2.1.3. Perpindahan Panas

a. Perpindahan kalor konduksi

Laju perpindahan kalor secara konduksi adalah proses dimana panas mengalir

dari daerah yang bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah di dalam satu medium

yang diam (padat, cair atau gas) atau antara medium-medium yang berlainan yang

(25)

Gambar 2.5 Perpindahan kalor konduksi

Persamaan laju perpindahan kalor konduksi :

………..(2.1)

qk : Laju perpindahan kalor konduksi, ( W )

k : Konduktivitas termal, (W/m ⁰C)

A : Luas permukaan benda yang tegak lurus dengan arah perpindahan kalor

(m2)

T1 : Suhu permukaan dinding 1, (⁰C )

T2 : Suhu permukaan dinding 2, (⁰C )

(26)

b. Perpindahan kalor konveksi

Merupakan perpindahan kalor (panas) yang disertai dengan berpindahnya zat

perantara. Konveksi sebenarnya mirip dengan Induksi, hanya saja jika Induksi

adalah perpindahan kalor tanpa disertai zat perantara sedangkan konveksi

merupakan perpindahan kalor yang di ikuti zat perantara.

Gambar 2.6 Perpindahan kalor konveksi

Persamaan perpindahan kalor konveksi :

qc = h A ( Ts - T∞ )……….(2.2)

qc : Perpindahan kalor secara konveksi, ( W )

A : Luas yang bersentuhan dengan fluida, (m2)

Ts : Suhu permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida, (⁰C)

T∞ : Suhu fluida yang mengalir di atas benda, (⁰C)

h : Koefisien perpindahan panas konveksi, (W/m2 ⁰C)

Laju perpindahan panas kalor konveksi dapat berlangsung dalam 2 cara, yaitu

(27)

 Konveksi bebas

Perpindahan kalor konveksi bebas terjadi ketika fluida yang mengalir

pada proses perpindahan kalor mengalir tanpa adanya bantuan peralataaan

dari luar. Fluida mengalir karena ada perbedaan massa jenis, pada umumnya

perbedaan massa jenis disebabkan karena adanya perbedaan suhu.

 Konveksi paksa

Perpindahan kalor konveksi paksa terjadi ketika fluida yang mengalir

pada proses perpindahan kalor mengalir dengan adanya alat bantu yang

memaksa fluida untuk mengalir. Alat bantu yang dipergunakan dapat berupa

pompa, blower, kipas angin, atau kompresor.

2.1.4. Refrigeran

Refrigeran adalah fluida yang mengangkut kalor dari bahan yang sedang

didinginkan ke evaporator pada sistem refrigerasi. Refrigeran mengalami

perubahan temperatur bila menyerap kalor dan membebaskannya pada evaporator,

tetapi tidak mengalami perubahan phasa. Anti beku yang banyak digunakan

adalah larutan air dan glikol etalin, glikol propelin, ataupun kalsium kloida. Salah

satu sifat larutan anti beku yang penting adalah titik pembekuannya.

2.1.5. Beban Pendinginan dan Proses Perubahan fase

a. Beban Pendinginan

Besarnya kalor total yang dihisap evaporator dari lingkungannya ketika mesin

pendingin bekerja merupakan besar beban pendingin. Beban pendinginan

(28)

1) Beban Laten :

Besarnya energi yang dihisap evaporator yang berasal dari perubahan phase

media yang didinginkan (proses pembekuan). Persamaan yang dipergunakan :

Qlaten= m . C ………..……….(2.3)

Pada persamaan (2.3) :

m : massa zat.

C : kalor laten zat.

2) Beban Sensibel :

Besarnya energi yang dihisap evaporator yang berasal dari penurunan suhu

media yang didinginkan.

Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke wujud yang

lebih padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan. Kondensasi terjadi ketika uap

didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi

(yaitu, tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari

(29)

2) Proses penguapan (evaporasi)

Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan

cair (contohnya : air) dengan spontan menjadi gas (contohnya : uap air). Proses ini

adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari

lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume

signifikan.

2.1.6. Siklus kompresi uap standar

a. Komponen utama mesin pendingin

Komponen utama mesin pendingin dengan sistem kompresi uap terdiri dari :

evaporator, kompresor, kondenser dan pipa kapiler. Skematik mesin pendingin

serperti terlihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Skematik mesin pendingin siklus kompresi uap standar

Keterangan :

a. Evaporator b. Kompresor c. Kondenser

(30)

b. Siklus refrigerasi ditunjukkan dalam Gambar 2.7 dan dapat dibagi menjadi

tahapan-tahapan berikut:

1 – 2.

Cairan refrigeran dalam evaporator menyerap panas dari sekitarnya,

biasanya udara, air atau cairan proses lain. Selama proses ini cairan merubah

bentuknya dari cair menjadi gas, dan pada keluaran evaporator gas ini diberi

pemanasan berlebih/ superheated gas.

2 – 3.

Uap yang diberi panas berlebih masuk menuju kompresor dimana

tekanannya dinaikkan. Suhu juga akan meningkat, sebab bagian energi yang

menuju proses kompresi dipindahkan ke refrigeran.

3 – 4.

Superheated gas bertekanan tinggi lewat dari kompresor menuju

kondenser. Bagian awal proses refrigerasi menurunkan panas superheated

gas sebelum gas ini dikembalikan menjadi bentuk cairan. Refrigerasi untuk

proses ini biasanya dicapai dengan menggunakan udara atau air. Penurunan

suhu lebih lanjut terjadi pada pekerjaan pipa dan penerima cairan, sehingga

cairan refrigeran didinginkan ke tingkat lebih rendah ketika cairan ini

(31)

4 - 1

Cairan yang sudah didinginkan dan bertekanan tinggi melintas melalui

peralatan ekspansi, yang mana akan mengurangi tekanan dan

mengendalikan aliran menuju evaporator.

2.1.7. Perhitungan untuk karakteristik mesin pendingin

a. Gambar siklus kompresi uap pada diagram P-h dan T-s.

Gambar 2.8 P-h diagram

(32)

b. Kerja kompresor persatuan massa.

Kerja kompresor persatuan massa refrigeran yang diperlukan agar mesin

pendingin dapat bekerja dapat dihitung dengan persamaan :

Wkomp = h2-h1 , kJ/kg. ……….……….(2.5)

Wkomp : kerja yang dilakukan kompresor, kJ/kg

h2 : nilai entalpi refrigeran keluar dari kompresor, kJ/kg

h1 : nilai entalpi refrigeran masuk ke kompresor, kJ/kg

c. Energi kalor persatuan massa refrigerant yang dilepas oleh kondensor.

Besar kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran dapat dihitung

dengan persamaan :

Qkond = h2-h3 , kJ/kg. ………..………..…..……...(2.6)

h2 : nilai entalpi refrigeran masuk ke kondensor, kJ/kg

h3 : nilai entalpi refrigeran keluar dari kondensor, kJ/kg

d. Kalor yang diserap evaporator per satuan massa

Besar kalor yang diserap evaporator per satuan massa refrigeran dapat dihitung

dengan persamaan :

Qevap = h1-h4 = h1-h3 , kJ/kg..………..…………...…..…..(2.7)

h1 : nilai entalpi refrigeran keluar evaporator, kJ/kg

(33)

e. COP aktual mesin pendingin

COP aktual mesin pendingin adalah perbandingan antara kalor yang diserap

evaporator dengan energi listrik yang diperlukan untuk menggerakkan kompresor.

Nilai COP mesin pendingin dapat dihitung dengan persamaan :

COP aktual = Qevap / Wkomp = (h1-h4)/(h2-h1)...…..……….…………...(2.8)

Nilai COP aktual lebih besar dari 1. Semakin tinggi nilai COP aktual semakin

baik, tetapi nilai COP aktual tidak dapat melebihi nilai COP ideal.

f. COP ideal mesin pendingin

COP ideal mesin pendingin adalah COP maksimum yang dapat dicapai oleh

mesin pendingin yang bekerja pada temperatur kerja evaporator sebesar te dan

temperatur kerja kondensor sebesar tc. Besarnya COP ideal dapat dihitung

Isolator adalah bahan yang dipergunakan untuk mencegah keluarnya kalor

dari pipa kapiler menuju evaporator. Sifat dari isolator adalah mempunyai nilai

konduktivitas termal yang rendah. Ada isolator yang tahan terhadap suhu dingin

(34)

isolator yang tahan terhadap suhu dingin : gabus. Tentukan sifat sifta gabus :

massa jenis, kalor jenis, dan nilai konduktivitas termal bahan.

2.2. Tinjauan Pustaka

Galuh Renggani Willis melakukan penelitian dengan variasi refrigeran.

Refrigeran yang digunakan adalah R22 dan R134a. Penelitian dilakukan agar

dapat mengetahui perbandingan antara kedua refrigerant ini mana yang lebih baik.

Hasil penelitian berupa nilai koefisien prestasi (COP) dan efek refrigerasi.

Diperoleh kesimpulan bahwa prestasi kerja R22 lebih lebih baik dari R134a.

Tetapi telah diketahui bahwa dari segi ramah lingkungan R134a jauh lebih ramah

lingkungan dari R22.

Soegeng Witjahjo dari Politeknik Negeri Sriwijaya pada tahun 2009

melakukan penelitian terhadap penggunaan LPG (liquefied petroleum gas)

sebagai fluida kerja pada sistem kompresi uap. Penelitian ini dilakukan mengingat

LPG memiliki sifat termodinamika yang mendekati sifat termodinamika R12.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah LPG dapat digunakan sebagai refrigerant

pengganti R12 dengan beban pendinginan sedang.

Risza Helmi dari Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma 2008

melakukan penelitian terhadap perbandingan COP pada refrigerator dengan

refrigerant R12 dan R134a variasi panjang pipa kapiler : 1,75 m, 2 m, 2,25 m.

Penelitian dilakukan agar dapat mengetahui COP yang terbaik dari penggunaan

(35)

adalah 4,06 dihasilkan dengan mempergunakan refrigerant R134a. Suhu terendah

(36)

20

BAB III

PEMBUATAN ALAT DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pembuatan Alat

3.1.1. Komponen mesin freezer

Komponen mesin pendingin yang digunakan dalam penelitian ini

adalah : kompresor, kondensor, filter, pipa kapiler, evaporator

a. Kompresor :

Spesifikasi kompresor yang digunakan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kompresor

Jenis kompresor : Hermetic Refrigeration

Seri kompresor : Model BES45H

Voltase : 220 V

Arus : 0,88 A

(37)

b. Kondensor :

Spesifikasi kondensor yang digunakan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.2 Kondensor

Panjang pipa : 900 cm

Diameter pipa : 0,47 cm

Bahan pipa : Baja

Bahan sirip : Baja

Diameter sirip : 0,2 cm

Jarak antar sirip : 0,45 cm

(38)

c. Pipa kapiler :

Spesifikasi pipa kapiler yang digunakan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.3 Pipa Kapiler

Panjang pipa kapiler : 175 cm

Diameter pipa kapiler : 0,00028 m

(39)

d. Evaporator :

Evaporator yang dipergunakan adalah produksi dari pabrik yang diambil

dari freezer dengan daya 1/6 PK. Fungsi evaporator adalah sebuah alat yang

berfungsi mengubah refrigeran dari bentuk cair menjadi uap.

Gambar 3.4 Evaporator

Bahan evaporator : Alumunium

e. Filter :

Filter dipergunakan untuk menyaring kotoran – kotoran refrigeran agar

ketika refrigeran melewati pipa kapiler, refrigeran dapat mengalir dengan

baik. Filter dipasang pada posisi sebelum pipa kapiler. Gambar filter disajikan

(40)

Gambar 3.5 Filter

3.1.2. Peralatan Pendukung Pembuatan Mesin Pendingin

a. Tube cutter

Tube cutter berfungsi memotong Pipa tembaga yang akan digunakan untuk

sistem pendinginan

(41)

b. Tang ampere

Tang ampere berfungsi untuk mengukur besarnya arus listrik ada berbagai

macam alat yang digunakan, tapi alat yang paling mudah untuk digunakan yaitu

menggunakan tang ampere karena kita tidak perlu melakukan pengkabelan dan

fleksibel bisa di gunakan dimana saja.

Gambar 3.7 Tang ampere

c. Manifold gauge

Manifold gauge berfungsi sebagai pengukur tekanan refrigeran pada saat

pengisian refrigeran maupun pada saat beroperasi. Pada saat pengisian refrigeran,

penghentian pengisian refrigeran berdasarkan pada nilai tekanan yang ditujukan

manifold gauge, umumnya dihentikan pada manifold gauge nilai tekanan 10 – 15

(42)

Gambar 3.8 Manifold Gauge

3.1.3. Pembuatan Mesin Pendingin dan pemasangan alat ukur.

Langkah langkah dalam membuat mesin pendingin sebagai berikut :

a. Mempersiapkan komponen komponen mesin pendingin dan alat ukur

tekanan.

b. Mempersiapkan komponen pendukung pembuatan mesin pendingin.

c. Proses penyambungan komponen komponen mesin pendingin beserta dengan

alat ukur tekanan.

d. Proses pengisian refrigeran

e. Proses pemvakuman mesin pendingin.

f. Proses pengisian refrigeran pada mesin pendingin.

g. Pemasangan alat ukur suhu/termokopel.

(43)

3.2. Metodologi Penelitian

3.2.1. Benda Uji dan Beban pendinginan

Benda uji yang dipakai dalam penelitian ini merupakan mesin freezer

siklus kompresi uap hasil buatan sendiri dengan menggunakan komponen standart

dari mesin freezer yang terdapat dipasaran. Panjang pipa kapiler yang

dipergunakan sepanjang 175 cm.

Gambar 3.9 Mesin freezer

3.2.2. Beban pendinginan

Beban pendinginan pada percobaan yang dilakukan menggunakan air.

(44)

3.2.3. Cara pengambilan data

a. Data suhu dibaca langsung dari alat ukur yang dipakai. Posisi termokopel

ditempatkan pada posisi yang diinginkan.

Gambar 3.10 Posisi penempatan alat ukur

b. Data tekanan diperoleh dari diagram P-h, berdasarkan suhu yang diperoleh.

3.2.4. Cara Pengolahan data.

a. Data yang diperoleh dari penelitian dipergunakan untuk mendapatkan nilai

(45)

Gambar 3.11 Contoh penggunaan P-h diagram untuk mencari entalpi

b. Dari nilai nilai entalpi yang didapat kemudian dipergunakan untuk

menghitung besarnya kerja kondensor, kerja evaporator, kerja kompresor dan

COP mesin pendingin.

3.3.Cara Mendapatkan Kesimpulan

Kesimpulan didapatkan dari hasil penelitian yang didasarkan data-data hasil

penelitian dan dari pembahasan yang telah dilakukan dengan cermat, maka suatu

(46)

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1. Hasil Penelitian

a. Nilai tekanan masuk dan keluar kompresor

Hasil penelitian untuk nilai tekanan masuk kompresor dan tekanan keluar

kompresor disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Tekanan masuk kompresor (P1) dan tekanan keluar kompresor (P2)

(47)

b. Nilai suhu masuk dan keluar kompresor

Hasil penelitian untuk nilai suhu masuk dan suhu keluar kompresor disajikan

pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Suhu masuk kompresor (T1) dan suhu keluar kompresor (T2)

No Waktu

c. Nilai suhu masuk kondensor dan keluar kondensor

Hasil penelitian untuk nilai suhu masuk kondensor dan suhu keluar kondensor

(48)

Tabel 4.3 Suhu masuk kondensor (T2) dan suhu keluar kondensor (T3)

d. Nilai suhu masuk evaporator dan suhu evaporator

Hasil penelitian untuk nilai suhu masuk kondensor dan suhu keluar kondensor

(49)

Tabel 4.4 Suhu masuk evaporator (T4) dan suhu evaporator

(50)

Tabel 4.5 Nilai entalpi

a. Energi kalor yang dihisap evaporator persatuan massa.

Perhitungan energi kalor yang diserap evaporator dilakukan dengan menggunakan

persamaan (2.7) yaitu : Qevap = ( h1 – h4 ), kJ/kg. Hasil perhitungan Qevap

(51)

Tabel 4.6 Energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa

Perhitungan kerja kompresor dilakukan dengan menggunakan persamaan (2.5)

(52)

Tabel 4.7 Kerja kompresor

c. Kalor yang dilepas kondensor persatuan satuan massa.

Perhitungan energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran

diperoleh dengan menggunakan persamaan (2.6) yaitu : Qkond = (h2 – h3), kJ/kg.

(53)

Tabel 4.8 Energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa

Perhitungan koefisien prestasi (COP) dilakukan dengan menggunakan persamaan

(54)

Tabel 4.9 COP aktual

e. Koefisien prestasi (COP ideal)

Perhitungan koefisien prestasi (COP ideal) dilakukan dengan menggunakan

(55)

Tabel 4.10 COP ideal

No Waktu

(menit) Tkondensor Tevaporator

COP

Perhitungan efisiensi dilakukan dengan menggunakan persamaan (2.10) , yaitu :

(56)

Tabel 4.11 Efisiensi

Penelitian dilakukan selama 480 menit dan selama proses pengujian setiap selang

30 menit data penelitian dicatat. Pencatatan data meliputi tekanan kompresor,

suhu keluar evaporator, suhu keluar kompresor, suhu keluar kondensor, suhu

masuk evaporator, suhu kondensor, dan suhu evaporator.

Hasil pengujian untuk energi kalor yang diserap evaporator dari waktu ke waktu

disajikan pada Gambar 4.1. Dari Gambar 4.1 nampak bahwa pada menit – menit

awal ( kurang dari 250 menit ) energi kalor yang diserap evaporator tidak tetap.

Besarnya energi yang diserap evaporator cenderung turun sampai 240 menit,

mengalami kenaikan sampai menit ke 300. Besarnya nilai energi kalor yang

(57)

Gambar 4.1 Energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa

refrijeran dari t= 30 menit sampai t= 480 menit

Hasil penelitian untuk kerja kompresor persatuan massa refrijeran dari waktu t=

30 menit sampai t= 480 menit disajikan pada Gambar 4.2. Dari Gambar 4.2, pada

awal mula nampak bahwa kerja kompresor dengan berjalannya waktu mengalami

kenaikan sampai pada waktu tertentu nilai kerja kompresor persatuan massa

refrijeran stabil pada harga tertentu. Pada penelitian ini kerja kompresor persatuan

massa refrijeran mulai stabil pada waktu sekitar t= 120 menit, dengan harga Wkomp

sebesar 57 kJ/kg. Jika nilai Wkomp dinyatakan terhadap waktu t dapat dinyatakan

dengan persamaan Wkomp = 2.10-11t5 - 3.10-8t4 + 2.10-5t3 -0,005t2 + 0,694t + 21,59

(58)

Gambar 4.2 Kerja kompresor persatuan massa refrijeran dari t= 30 menit

sampai t= 480 menit

Hasil penelitian untuk energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa

refrijeran dari waktu t= 30 menit sampai t= 480 menit disajikan pada Gambar 4.3.

Dari Gambar 4.3, pada awal mula nampak bahwa energi kalor yang dilepas

kondensor dengan berjalannya waktu mengalami kenaikan sampai pada waktu

tertentu nilai kalor yang dilepas evaporator stabil pada harga tertentu. Pada

penelitian ini nilai kalor yang diserap evaporator mulai stabil pada waktu sekitar

t= 330 menit, dengan harga Qkond sebesar 197 kJ/kg. Kemungkinan proses

kenaikan Qkond pada awal mula disebabkan oleh karena kondensor mendapat

pengaruh suhu dari kompresor, dan pada saat itu juga beban pendinginan

(59)

Jika nilai Qkond dinyatakan terhadap waktu t dapat dinyatakan dengan persamaan

Qkond = -2.10-13t6 + 4.10-10t5 - 3.10-7t4 + 9.10-5t3 - 0,015t2 + 1,39t + 151,4 dan R² =

0,954 ( berlaku untuk t= 30 menit sampai t= 480 menit ).

Gambar 4.3 Energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa

refrijeran dari t= 30 menit sampai t= 480 menit

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, didapatkan koefisien prestasi atau COP

aktual. Dapat dilihat pada Gambar 4.4 bahwa COP aktual yang dihasilkan cenderung

menurun dan mengalami stabil pada menit ke 120, dengan nilai COP sebesar 2,58.

Jika nilai COP aktual dinyatakan terhadap waktu t dapat dinyatakan dengan persamaan

COP = -1.10-12t5+2.10-09t4-1.10-06t3+0,000t2-0,046t+4,958 dan R² = 0,954 (

(60)

Gambar 4.4 Hubungan COP aktual dengan waktu

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, didapatkan koefisien prestasi atau COP ideal.

Dapat dilihat pada Gambar 4.5 bahwa COP ideal yang dihasilkan cenderung menurun

dan mengalami stabil pada menit ke 420, dengan nilai COP ideal sebesar 3,93.

Jika nilai COP ideal dinyatakan terhadap waktu t dapat dinyatakan dengan persamaan

(61)

Gambar 4.5 Hubungan COP ideal dengan waktu

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, didapatkan efisiensi. Dapat dilihat pada

Gambar 4.6 bahwa efisiensi yang dihasilkan cenderung menurun dan mengalami stabil

pada menit ke 270, dengan nilai efisiensi sebesar 68%.

Jika efisiensi dinyatakan terhadap waktu t dapat dinyatakan dengan persamaan Efisiensi

= -3.10-13t5 + 4.10-10t4 - 2.10-7t3 + 7.10-5t2 - 0,009t + 1,114 dan R² = 0,931 (

(62)
(63)

47 BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

a. Mesin pendingin sudah berhasil dibuat dan bekerja dengan baik.

b. Kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran pada saat stabil

sebesar 142 kJ/kg. Kalor yang diserap evaporator persatuan massa

refrigerant dari t= 30 menit sampai t= 480 menit dapat dinyatakan dengan

persamaan Qevap = -2.10-7t3 + 0,000t2 - 0,094t + 152,8 dan R² = 0,697 (

berlaku untuk t= 30 sampai t= 480 menit ).

c. Kerja kompresor persatuan massa refrigeran pada saat stabil sebesar 57

kJ/kg. Kerja kompresor persatuan massa refrigeran dari t = 30 menit

sampai t = 480 menit dapat dinyatakan dengan persamaan Wkomp = 2.10

-11

t5 - 3.10-8t4 + 2.10-5t3 - 0,005t2 + 0,694t + 21,59 dan R² = 0,915

( berlaku untuk t= 30 menit sampai t= 480 menit ).

d. Kalor yang dilepas kondenser persatuan massa refrigeran pada saat stabil

sebesar 197 kJ/kg. Kalor yang dilepas kondensor persatuan massa

refrigerant dari t= 30 sampai t= 480 menit dapat dinyatakan dengan

persamaan Qkond = -2.10-13t6 + 4.10-10t5 - 3.10-7t4 + 9.10-5t3 - 0,015t2 +

1,39t + 151,4 dan R² = 0,954 ( berlaku untuk t= 30 menit sampai t= 480

(64)

e. COP aktual pada saat stabil sebesar 2,58 dapat dinyatakan dengan

persamaan COP aktual = -1.10-12t5 + 2.10-09t4 - 1.10-06t3 + 0,000t2 - 0,046t

+ 4,958 dan R² = 0,954 ( berlaku untuk t= 30 menit sampai t= 480 menit ).

f. COP ideal pada saat stabil sebesar 3,93 dapat dinyatakan dengan

persamaan COP ideal = 9.10-11t4- 1.10-7t3 + 5.10-5t2 - 0,010t + 4,573 dan R²

= 0,930 ( berlaku untuk t= 30 menit sampai t= 480 menit ).

g. Efisiensi pada saat stabil sebesar 68 % dapat dinyatakan dengan

persamaan Efisiensi = -3.10-13t5 + 4.10-10t4 - 2.10-7t3 + 7.10-5t2 - 0,009t +

1,114 dan R² = 0,931 ( berlaku untuk t= 30 menit sampai t= 480 menit ).

5.2. Saran

a. Pembuatan mesin pendingin dapat dikembangkan untuk mesin - mesin

pendingin yang lain yang mempunyai kapasitas berbeda.

b. Pembuatan mesin pendingin dapat dikembangkan untuk mesin-mesin

pendingin dengan fungsi yang lain : ice maker, cold storage, water chiller,

(65)

49

DAFTAR PUSTAKA

Stoecker, W. F., 1989, Refrigeran dan Pengkondisian Udara, Erlangga, Jakarta.

Frank Kreith. 1986. Principle of Heat Transfer (Prinsip – Prinsip Perpindahan

Panas). Erlangga. Jakarta.

Holman, J. P., 1994, Perpindahan Kalor, Erlangga, Jakarta.

http://amazine.co/11876/bagaimana-cara-kerja-freezer/ diakses pada tanggal 31

mei 2013

https://en.wikipedia.org/wiki/Refrigerator diakses pada tanggal 31 mei 2013

http://septiyanabdul.blogspot.com/2012/09/teori-dasar-refrigerasi.html diakses

pada tanggal 03 Juni 2013

http://muhsub.blogspot.com/2010/08/pengertian-kompresor.html diakses pada

(66)

50

LAMPIRAN

Grafik P-h diagram untuk menentukan nilai entalpi pada tiap titik yang telah

ditentukan.

(67)

2. Menit ke 60

(68)

4. Menit ke 120

(69)

6. Menit ke 180

(70)

8. Menit ke 240

(71)

10.Menit ke 300

(72)

12.Menit ke 360

(73)

14.Menit ke 420

(74)

Gambar

Gambar 3.11.
Gambar 2.1 Kompresor hermetik
Gambar 2.3 Pipa kapiler
Gambar 2.5 Perpindahan kalor konduksi
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Guru memberikan penjelasan berkaitan dengan peristiwa penting dengan media gambar. 2) Guru memberikan penjelasan tentang pengalaman yang menyenangkan dan tidak

Ruang Kantor Pejabat Eselon IV terdiri atas beberapa ruang dengan ukuran kurang lebih: Nama Pejabat Luas Ruangan (m2) Jumlah R.. Ruang Kantor staf terdiri atas

Batu gunung yang bermutu baik dengan pembakaran yang sempurna, bebas dari rongga yang mengandung tanah yang dapat mempengaruhi kekuatan pasangan pondasi dan memenuhi

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, perusahaan diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut untuk meningkatkan kinerja perusahaan membutuhkan

[r]

Dedy Susanto, D71213087, 2017, Pengaruh Internalisasi Nilai-nilai Keagamaan Dalam Kegiatan Imtaq Terhadap Ketaatan Beragama Siswa Kelas XII SMA Negeri 1

[r]

Dilakukan pengembangan pada filter angin dengan membuat pengarah laju aliran angm yang keluar dari filter agar dicapai hasil yang maksimal dengan cara memberikan