ABSTRACT
Freezer current engine technology greatly affect the life of the modern world, not just limited to improving the quality and comfort of life, but also has touched the essential things that support human life. Freezing Machines (freezer, ice maker, cold storage, etc.) is used to freeze the ingredients in it. With freezing conditions, fruits and meats can be preserved in a relatively long time. The purpose of this study was: (a) making machine freezer (b) calculate the compressor work machine freezer refrigerant mass unity (c) calculate the heat energy absorbed by the refrigerant mass unity freezer machine (d) calculate the heat energy released refrigerant mass unity freezer machine (e) calculate the COP.
Research was conducted in the laboratory. Freezer machine used in research using the vapor compression cycle. Freezer machine using a capillary tube with a length of 190 cm capillary tube. Compressor power of 115 W. Evaporator and condenser used is a standard component of the freezer engine power 115 W. Research data taken in research include temperature and pressure on the machine freezer. Enthalpy values taken from the Ph diagram based on the values of temperature and pressure results. Calculation of the absorbed heat evaporator, condenser and heat dissipated compressor work and COP based on the enthalpy obtained.
Research results (a) freezer machine has been created and it worked fine. (b) working refrigerant compressor mass unity when the value is fixed at a price Win by 54 kJ / kg, at t = 360 minutes. (c) Heat is absorbed evaporator refrigerant mass unity when the value is fixed at a price of Qin by 144 kJ / kg, at t = 360 minutes. (d) Heat is released condenser refrigerant mass unity at a price Qout value is fixed at 198 kJ / kg, at t = 330 minutes. (e) the resulting COP value is fixed at a price of COP of 2.67 kJ / kg, at t = 360 minutes.
ABSTRAK
Teknologi mesin freezer saat ini sangat mempengaruhi kehidupan dunia modern, tidak hanya terbatas untuk peningkatan kualitas dan kenyamanan hidup, namun juga sudah menyentuh hal-hal esensial yang menunjang kehidupan manusia. Mesin Pembeku (freezer, ice maker, cold storage, dll) dipergunakan untuk membekukan bahan bahan yang ada didalamnya. Dengan kondisi yang beku, buah buahan dan daging dapat awet dalam waktu yang relatif lama. Tujuan dari penelitian ini adalah : (a) membuat mesin freezer (b) menghitung kerja kompresor mesin freezer persatuan massa refrigeran (c) menghitung energi kalor persatuan massa refrigeran yang diserap mesin freezer (d) menghitung energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas mesin freezer (e) menghitung COP.
Penelitian dilakukan di laboratorium. Mesin freezer yang dipergunakan dalam penelitian memakai siklus kompresi uap. Mesin freezer menggunakan pipa kapiler dengan panjang pipa kapiler 190 cm. Daya kompresor sebesar 115 W. Evaporator dan kondenser yang digunakan adalah komponen standar dari mesin freezer berdaya 115 W. Data-data penelitian yang diambil pada penelitian meliputi suhu dan tekanan pada mesin freezer. Nilai- nilai entalpi diambil dari P-h diagram yang didasarkan nilai suhu dan tekanan dari hasil penelitian. Perhitungan kalor yang diserap evaporator, kalor yang dibuang kondenser dan kerja kompresor serta COP didasarkan pada entalpi yang diperoleh.
Penelitian memberikan hasil (a) mesin freezer sudah berhasil dibuat dan bekerja dengan baik. (b) kerja kompresor persatuan massa refrigeran pada saat nilainya tetap dengan harga Win sebesar 54 kJ/kg, pada t=360 menit. (c) Kalor
yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran pada saat nilainya tetap dengan harga Qin sebesar 144 kJ/kg, pada t=360 menit. (d) Kalor yang dilepas
kondensor persatuan massa refrigeran pada saat nilainya tetap dengan harga Qout
sebesar 198 kJ/kg, pada t=330 menit. (e) COP yang dihasilkan pada saat nilainya tetap dengan harga COP sebesar 2,67 kJ/kg, pada t=360 menit.
i
KARAKTERISTIK MESIN FREEZER DENGAN PANJANG PIPA KAPILER 190 CM
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Mesin
Diajukan Oleh:
STEFANUS TRI NUGROHO
NIM : 095214033
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
THE CHARACTERISTICS OF A FREEZER MACHINE WITH A 190 CM CAPILLARY PIPE
FINAL PROJECT
Presented as partitial fulfilment of the requirement
as to obtain the Academic Engineering degree
in Mechanical Engineering Study Program
By:
STEFANUS TRI NUGROHO
Student Number : 095214033
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF MECHANICAL ENGINEERING
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
iii
vii ABSTRAK
Teknologi mesin freezer saat ini sangat mempengaruhi kehidupan dunia modern, tidak hanya terbatas untuk peningkatan kualitas dan kenyamanan hidup, namun juga sudah menyentuh hal-hal esensial yang menunjang kehidupan manusia. Mesin Pembeku (freezer, ice maker, cold storage, dll) dipergunakan untuk membekukan bahan bahan yang ada didalamnya. Dengan kondisi yang beku, buah buahan dan daging dapat awet dalam waktu yang relatif lama. Tujuan dari penelitian ini adalah : (a) membuat mesin freezer (b) menghitung kerja kompresor mesin freezer persatuan massa refrigeran (c) menghitung energi kalor persatuan massa refrigeran yang diserap mesin freezer (d) menghitung energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas mesin freezer (e) menghitung COP.
Penelitian dilakukan di laboratorium. Mesin freezer yang dipergunakan dalam penelitian memakai siklus kompresi uap. Mesin freezer menggunakan pipa kapiler dengan panjang pipa kapiler 190 cm. Daya kompresor sebesar 115 W. Evaporator dan kondenser yang digunakan adalah komponen standar dari mesin freezer berdaya 115 W. Data-data penelitian yang diambil pada penelitian meliputi suhu dan tekanan pada mesin freezer. Nilai- nilai entalpi diambil dari P-h diagram yang didasarkan nilai suhu dan tekanan dari hasil penelitian. Perhitungan kalor yang diserap evaporator, kalor yang dibuang kondenser dan kerja kompresor serta COP didasarkan pada entalpi yang diperoleh.
Penelitian memberikan hasil (a) mesin freezer sudah berhasil dibuat dan bekerja dengan baik. (b) kerja kompresor persatuan massa refrigeran pada saat nilainya tetap dengan harga Win sebesar 54 kJ/kg, pada t=360 menit. (c) Kalor
yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran pada saat nilainya tetap dengan harga Qin sebesar 144 kJ/kg, pada t=360 menit. (d) Kalor yang dilepas
kondensor persatuan massa refrigeran pada saat nilainya tetap dengan harga Qout
sebesar 198 kJ/kg, pada t=330 menit. (e) COP yang dihasilkan pada saat nilainya tetap dengan harga COP sebesar 2,67 kJ/kg, pada t=360 menit.
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas berkah dan rahmat Tuhan Yang Maha Sempurna,
sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas Akhir ini
merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai derajat sarjana S-1 program
studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma.
Penulis merasa bahwa penelitian yang sedang di lakukan merupakan
penelitian yang tidak mudah, karena pada penelitian ini penulis melakukan
langsung cara pembuatan dari awal, pengambilan data, pemahaman tentang
prinsip kerja alat, dan solusi yang tepat terhadap masalah yang dihadapi. Penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Karakteristik Mesin Freezer Dengan Panjang Pipa Kapiler 190 cm ” ini karena adanya bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.
2. Ir. P.K. Purwadi, M.T. selaku Ketua Program studi Teknik Mesin dan
sekaligus sebagai dosen pembimbing Tugas Akhir.
3. Wibowo Kusbandono, S.T., M.T. selaku Pembimbing Akademik yang
telah membimbing saya selama kuliah.
4. Seluruh staf pengajar Jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan materi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
TITLE PAGE ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
ABSTRAK ... vii
BAB II. DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Dasar Teori ... 5
2.2 Tinjauan Pustaka ... 21
xi
3.l Pembuatan Alat ... 22
3.2 Metodologi Penelitian ... 30
BAB IV. HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN ... 33
4.1 Hasil Penelitian ... 33
4.2 Perhitungan ... 38
4.3 Pembahasan ... 42
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 46
5.1 Kesimpulan ... 46
5.1 Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 48
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Tekanan masuk kompresor ( P1 ) dan
tekanan keluar kompresor ( P2 ) ... 33
Tabel 4.2. Suhu masuk kompresor ( T1 ) dan
Suhu keluar Kompresor ... 34
Tabel 4.3. Suhu masuk kondensor ( T2 ) dan
Suhu keluar kondensor ( T3 ) ... 35
Tabel 4.4. Suhu masuk evaporator ( T4 ) dan
Suhu evaporator ... 36
Tabel 4.5. Nilai entalpi ... 37
Tabel 4.6. Energi yang diserap evaporator
persatuan massa ... 38
Tabel 4.7. Kerja kompresor ... 39
Tabel 4.8. Energi yang dilepas kondensor
persatuan massa ... 40
xiii
Gambar 3.11. Bahan Las ... 29
Gambar 3.12. Spiral ... 29
Gambar 3.13. Mesin Freezer ... 31
Gambar 3.14. Posisi Pemasangan Alat Ukur ... 32
Gambar 4.1. Energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran dari t= 30 sampai t= 480 menit ... 42
Gambar 4.2. Kerja kompresor persatuan massa refrigeran dari t= 30 sampai t= 480 menit ... 43
Gambar 4.3. Energi kalor yang dilepas condenser persatuan massa refrigeran dari t= 30 sampai t= 480 menit ... 44
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia.
Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari
perkembangan sistem kontrol yang menunjang kinerja dari sistem refrigerasi.
Aplikasi dari sistem refrigerasi tidak terbatas, tetapi yang paling banyak
digunakan adalah untuk pengawetan makanan dan pendingin, misalnya lemasi es,
freezer, cold strorage, air conditioner/AC Window, AC split dan AC mobil.
Dengan perkembangan teknologi saat ini, refrigeran (bahan pendingin) yang di
pasarkan dituntut untuk ramah lingkungan, disamping aspek teknis lainnya yang
diperlukan. Apapun refrigeran yang dipakai, semua memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing, oleh karena itu diperlukan kebijakan dalam memilih
refrigeran yang paling aman berdasarkan kepentingan saat ini dan masa yang akan
datang. Semua mesin pendingin tersebut sebagian besar mempergunakan mesin
pendingin siklus kompresi uap.
AC dipergunakan orang untuk mendinginkan udara di dalam ruangan agar
orang yang berada di dalam ruangan mendapatkan kondisi udara yang nyaman,
meliputi suhu, kelembaban, disribusi, dan kebersihan udara. Dengan adanya AC
di dalam ruangan, diharapkan orang yang tinggal di dalam ruangan AC tersebut
akan merasa nyaman. Jika AC dipergunakan di dalam ruang kerja di kantor,
dalam alat transportasi (mobil, bis, kereta api, dan lain-lain) diharapkan orang
orang yang berada di dalamnya dapat menikmati perjalanan dengan nyaman.
Kulkas dipergunakan orang untuk mendinginkan seperti : sayur mayur,
daging, minuman, buah-buahan, telur dan lain-lain. Dengan adanya kulkas
diharapkan sayur mayur, daging, telur, buah buahan tidak cepat busuk atau
dengan kata lain menjadi awet. Karena bahan bahan tersebut mampu bertahan
dalam beberapa hari, ibu rumah tangga tidak direpotkan, misalnya untuk pergi ke
pasar setiap hari. Dengan adanya kulkas, orang juga dapat menikmati minuman
yang dingin dan segar.
Mesin Pembeku (freezer, ice maker, cold storage, dan lain-lain)
dipergunakan untuk membekukan bahan bahan yang ada didalamnya. Dengan
adanya mesin pembeku orang dapat membekukan air menjadi es, daging segar
menjadi daging beku, maupun bahan makanan yang lain. Dengan kondisi yang
beku, buah-buahan, dan daging dapat awet dalam waktu yang relatif lama, bahkan
sampai beberapa bulan. Hal ini memberi keuntungan dalam hal pengiriman
buah-buahan, bahan makanan dan daging dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu
yang cukup lama. Dengan adanya mesin pembeku orang dapat membuat es
dengan kapasitas produksi seperti yang diinginkan. Untuk kapasitas kecil dan
cepat orang dapat mempergunakan ice maker.
Mesin pendingin juga mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan
olahraga ice skating. Lantai es yg dipergunakan dalam arena olah raga ice skating
adalah hasil pembekuan air oleh mesin pendingin. Dengan adanya mesin
3
kapan saja. Tidak harus berada ditempat yang bermusim salju. Mesin pendingin
pembuat es juga dapat dipergunakan untuk membuat tempat-tempat
hiburan/wisata dengan nuansa musim salju.
Mengingat peranan mesin pendingin yang sangat penting di saat sekarang
ini, maka penulis berkeinginan untuk mengerti, memahami, dan mengenal kerja
mesin pendingin terutama freezer beserta dengan karakteristik freezer. Caranya
adalah dengan membuat freezer dan mendapatkan karakteristik dari freezer
tersebut, meskipun dengan kapasitas ukuran freezer untuk rumah tangga.
1.2 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian di dalam penelitian ini adalah :
a. Membuat freezer siklus kompresi uap standar yang dipergunakan untuk
membekukan air.
b. Mendapatkan karakteristik freezer yang dibuat:
1. Mendapatkan besarnya energi kalor persatuan masa yang dihisap
evaporator dari waktu ke waktu.
2. Mendapatkan besarnya energi kalor persatuan masa yang dilepas
kondenser dari waktu ke waktu.
3. Mendapatkan besarnya kerja kompresor dari waktu ke waktu.
4. Mendapatkan nilai COP mesin pendingin dari waktu ke waktu.
1.3 Batasan masalah
a. Freezer yang dirancang menggunakan kompresor dengan daya 1/6 PK atau
115 W.
b. Freezer yang dirancang menggunakan panjang pipa kapiler 190 cm, diameter
standar 0,110 inch.
c. Refrigeran yang dipergunakan dalam freezer : R134a
d. Evaporator yang dipergunakan merupakan evaporator jenis plat.
e. Kondenser yang digunakan menggunakan kondenser dengan pipa U yang
berjumlah 10 lekukan yang berbentuk U.
f. Beban pendinginan pada percobaan yang dilakukan menggunakan air.
Volume air sebesar 0,5 liter, kondisi awal air mempunyai suhu 27,2 ⁰C.
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Mempunyai pengalaman dalam pembuatan freezer dengan siklus kompresi
uap ukuran rumah tangga.
b. Mampu memahami karakteristik freezer dengan siklus kompresi uap.
c. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumber referensi bagi para peneliti
BAB II
DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1. Freezer
Pada saat ini, dibanyak tempat banyak ditemui mesin pendingin, seperti :
di dalam rumah tangga, di dalam toko/mall, di rumah sakit, di kantor kantor, di
industri, di tempat hiburan, di berbagai alat transportasi, dan lain lain. Ada mesin
pendingin yang berfungsi untuk mendinginkan, membekukan dan ada juga yang
dipergunakan untuk sistem pengkondisian udara. Beberapa contoh mesin yang
berfungsi mendinginkan dan membekukan adalah : kulkas, freezer, ice maker,
cold storage, show chase, dispenser, AC (Air Conditioner), dan lain-lain.
Pada dasarnya prinsip kerja dari freezer adalah memanfaatkan sifat dari
gas freon yang suhunya akan menjadi rendah bila tekanannya juga rendah.
Kompresor memompakan gas freon dengan tekanan yang tinggi dan temperatur
yang tinggi. Lalu gas freon dikirim ke kondenser untuk dibuang kalornya agar
freon dapat berubah bentuk menjadi cair akan tetapi tekanannya masih tinggi.
Freon cair ini terus masuk ke pipa kapiler dengan terlebih dahulu disaring dari
kemungkinan kotoran yang ikut terbawa. Dari pipa kapiler ini freon cair diuapkan
oleh evaporator. Didalam evaporator tekanan dan temperature freon rendah sekali
sehingga freon kembali ke dalam bentuk gas. Freon yang telah berbentuk gas ini
Gambar 2.1 Freezer
2.1.2. Komponen-komponen utama dari freezer.
Dibawah ini akan dijelaskan secara rinci komponen-komponen utama dari
freezer :
a. Kompresor
Kompresor merupakan suatu alat yang digunakan sebagai penekan gas
freon sehingga tekanannya menjadi tinggi. Kompresor hermetic (welded
compressor) merupakan jenis kompresor dimana antara kompresor dan motor
listriknya menjadi satu kesatuan. Kompresor hermetic banyak diaplikasikan pada
mesin pendingin berskala kecil (Kulkas, Freezer, AC Split dan AC Windows).
Kompresor hermetic digerakkan menggunakan motor listrik, motor listrik
terdiri dari kumparan elemen tembaga yang disusun sedemikian rupa mengelilingi
magnet. Apabila kumparan tersebut dialiri listrik maka akan menyebabkan magnet
7
Dudukan pada Kompresor hermetic terbuat dari karet yang diharapkan
dapat meredam getaran yang ditimbulkan dari putaran motor listrik maupun
kompresornya.
Oli sebagai pelumas maupun pendingin dimasukkan pada sisi dalam
kompresor, pada bagian tersebut terjadi pencampuran antara oli dengan refrigeran,
dan sebagian oli ikut bersirkulasi dalam sistem refrigerasi kompresi uap.
Gambar 2.2 Kompresor Hermetic
Bila kumparan motor listrik dialiri tegangan listrik maka akan timbul
medan magnet yang menyebabkan poros magnet berputar, gerak rotasi putaran
poros tersebut akan dirubah menjadi gerak translasi pada torak kompresor. Akibat
adanya gerak translasi piston akan menghisap refrigeran dan melakukan proses
membuka dan katup buang akan menutup, demikan juga sebaliknya saat piston
melakukan gerak kompresi maka katup hisap akan tertutup dan katup buang akan
membuaka).
b. Kondenser
Kondenser adalah alat untuk membuat kondensasi bahan pendingin gas
dari kompresor dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi atau alat penukar kalor
(Heat Exchanger) untuk mengkondisi gas menjadi zat cair.
Untuk penempatanya sendiri, kondenser ditempatkan diluar ruangan yang
sedang didinginkan, agar dapat membuang panasnya keluar. Kondenser
merupakan jaringan pipa yang berfungsi sebagai pengembunan. Refrigeran yang
yang dipompakan dari kompresor akan mengalami penekanan sehingga mengalir
ke pipa kondenser, kemudian mengalami pengembunan. Dari sini refrigeran yang
sudah mengembun dan menjadi zat cair akan mengalir menuju pipa evaporator.
Gambar 2.3 Kondenser
c. Filter
Filter (saringan) berguna menyaring kotoran yang mungkin terbawa aliran
9
kedalam pipa kapiler dan kompresor. Selain itu, bahan pendingan yang akan
disalurkan pada proses berikutnya lebih bersih sehingga dapat menyerap kalor
lebih maksimal.
Gambar 2.4 Filter
d. Pipa kapiler
Pipa kapiler adalah salah satu alat ekspansi. Alat ekspansi ini mempunyai
dua kegunaan yaitu untuk menurunkan tekanan refrigeran cair dan untuk
mengatur aliran refrigeran ke evaporator. Cairan refrigeran memasuki pipa kapiler
tersebut dan mengalir sehingga tekanannya berkurang akibat dari gesekan dan
percepatan refrigeran. Diameter dan panjang pipa kapiler ditetapkan berdasarkan
kapasitas pendinginan, kondisi operasi dan jumlah refrigeran dari mesin
refrigerasi yang bersangkutan.
e. Evaporator Plat (Plate-Surface Evaporator)
Evaporator plat adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Evaporator mempunyai
dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap yang
terbentuk dari cairan. Evaporator umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu penukar
panas, bagian evaporasi (tempat di mana cairan mendidih lalu menguap), dan
pemisah untuk memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan ke dalam kondenser
(untuk diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya.
Gambar 2.6 Evaporator plat
2.1.3. Perpindahan Kalor Konduksi dan Konveksi
a. Perpindahan Kalor Konduksi
Perpindahan kalor konduksi dapat berlangsung pada benda padat, cair dan
gas. Untuk perpindahan kalor konduksi pada zat cair dan gas, syaratnya adalah
11
Gambar 2.7 Perpindahan kalor konduksi
b. Perpindahan Kalor Konveksi
Perpindahan kalor konveksi terjadi pada fluida yang mengalir (zat cair dan
gas). Perpindahan kalor konveksi tidak dapat berlangsung pada benda padat.
Perpindahan kalor konveksi ada 2 macam : konveksi paksa dan konveksi bebas.
Konveksi paksa terjadi jika aliran fluida yang mengalir dikarenakan ada peralatan
bantu yang memaksa fluida mengalir, sedangkan konveksi bebas, tidak ada
peralatan bantu yang mengalirkan fluida. Aliran fluida pada konveksi bebas
terjadi karena ada perbedaan kerapatan.
2.1.4. Refrigeran
Refrigeran merupakan bahan pendingin atau fluida yang digunakan untuk
menyerap panas melalui perubahan fase dari cair ke gas (evaporasi) dan
membuang panas melalui perubahan fase dari gas ke cair (kondensasi), sehingga
refrigeran dapat dikatakan sebagai pemindah panas dalam sistem pendingin.
Adapun pengertian lainnya adalah Refrigerasi atau pendinginan merupakan proses
pengambilan atau pengeluaran kalor dari suatu materi atau ruangan dan
mempertahankan keadaannya sedemikian rupa sehingga temperaturnya lebih
rendah dari pada lingkungan sekitarnya. Pada refrigerator, refrigerant yang ideal
sekurang-kurangnya mengikuto sifat-sifat sebagai berikut :
1. Tidak beracun, berwarna dan berbau.
2. Bukan termasuk bahan yang mudah terbakar.
3. Bukan penyebab korosif.
4. Dapat bercampur dengan minyak pelumas kompresor.
5. Memiliki struktur kimia yang stabil.
6. Memiliki titik didih yang rendah.
7. Memiliki tingkat penguapan yang rendah.
8. Memiliki harga yang relatif murah.
Sifat-sifat di atas jarang sekali di jumpai pada refrigeran yang mempunyai
sifat secara mutlak memuaskan untuk semua sistem pendingin. R134a sebagai
salah satu alternatif memiliki beberapa properti yang baik, tidak beracun, tidak
13
2.1.5. Beban Pendinginan dan Proses Perubahan fase
Beban pendinginan adalah besarnya kalor total yang dihisap evaporator
dari lingkungannya ketika mesin pendingin bekerja merupakan besar beban
pendingin.
Perhitungan beban pendingan sebagai berikut :
Beban pendinginan dibedakan atas beban laten dan beban sensibel. Berikut
akan di jelaskan mengenai beban laten, dan juga beban sensibel :
a. Beban laten
Beban laten adalah besarnya energi yang dihisap evaporator yang berasal
dari perubahan fase media yang didinginkan (proses pembekuan). Persamaan
yang dipergunakan :
Beban sensibel adalah besarnya energi yang dihisap evaporator yang
berasal dari penurunan suhu media yang didinginkan.
Qsensibel
=
m x c x ∆T………..…….…………..………….(2.2)Pada persamaan (2.2) :
m : masa zat.
c : kalor jenis zat.
2.1.6. Siklus kompresi uap standar
a. Rangkaian utama mesin pendingin serta diagram siklus kompresi uap.
Komponen utama mesin pendingin dengan sistem kompresi uap terdiri
dari: (a) Evaporator. (b) Kompresor. (c) Kondenser. (d) Pipa kapiler. (e) Filter
(Strainer), Seperti yang terlihat pada Gambar 2.9 pada halaman selanjutnya.
15
Gambar 2.10 Diagram P-h
b. Siklus diagram kompresi uap (diagram P-h).
1. Tampilan diagram P-h siklus kompresi uap :
Proses 1-2, merupakan proses kompresi menyebabkan kenaikan tekanan
dari tekanan rendah ke tekanan tinggi disepanjang garis entropi konstan.
Proses ini berlangsung secara isentropic. Garis 1-2 mengikuti garis
isentropic pada diagram P-h. Karena berlangsung secara isentropic maka
entropi pada titik 1 dan titik 2 adalah sama. Kondisi pada titik 1 berupa
saturasi gas dan titik 2 dalam keadaan super heated. Enthalpinya naik dari
h1 ke h2. Refrigeran pun mengalami kenaikan suhu.
Proses 2-3, merupakan proses kondensasi (pengembunan) ini terjadi pada
tekanan yang sama (Isobarik). Dalam proses ini terjadi pelepasan kalor
saturasi gas (2a). Kemudian refrigeran terus melepaskan kalor dan mulai
berubah menjadi cair. Dari titk 2a ke titik 3 tidak terjadi penurunan suhu
tetapi terjadi perubahan fase. Karena terjadi pelepasan kalor maka
refrigeran mengalami penurunan enthalpi dari h2 ke h3.
Proses 3-4, berlangsung pada enthalpi tetap sehingga enthalpi di titik 3 dan
titik 4 adalah sama. Tekanan pada titik 3 masih tekanan tinggi kemudian
turun hingga titik 4 di tekanan rendah . Penurunan tekanan ini disertai
dengan penurunan suhu. Kondisi refrigeran yang tadinya saturasi cair (titik
3) menjadi campuran gas dan cair.
Proses 4-1, merupakan proses evaporasi ini terjadi pada tekanan yang
sama (isobarik). Dalam proses ini terjadi penarikan kalor sehingga terjadi
kenaikan enthalpi. Suhu tidak mengalami kenaikan karena kalor yang
diambil digunakan untuk mengubah fasa dari yang tadinya campuran
(titik4) menjadi gas jenuh (titik 1). Dalam proses inilah terjadi pendinginan
terhadap objek karena kalor pada objek ditarik oleh refrigeran dalam
evaporator. Kapasitas pendinginan ditentukan pada proses ini yaitu
besarnya penarikan kalor.
2. Evaporator
Tempat terjadinya perubahan fase refrigeran dari cair menjadi gas.
Pada saat proses perubahan fase, diperlukan energi kalor. Energi kalor
diambil dari lingkungan evaporator, dalam hal ini benda (benda padat
17
Pada proses perubahan fase terjadi peningkatan entalpi refrigeran yang besarnya ∆h = h1-h4.
Proses penguapan freon di evaporator berlangsung pada tekanan tetap.
Proses penguapan freon di evaporator berlangsung pada suhu tetap.
3. Kompresor
Kompresor berfungsi untuk menaikkan tekanan freon, dari tekanan rendah
ke tekanan tinggi.
Fase refrigeran ketika masuk dan keluar kompresor berupa gas. Kondisi
gas keluar kompresor berupa uap panas lanjut.
Suhu gas refrigeran yang keluar dari kompresor suhunya tinggi, lebih
tinggi dari suhu kerja kondenser demikian pula dengan nilai tekanannya.
Proses berlangsung secara isentropic adiabatis.
Pada proses ini entalpi refrigeran mengalami kenaikan, sebesar : ∆h = h2-h1.
4. Kondenser
Kondenser berfungsi sebagai tempat kondensasi atau pengembunan freon.
5. Proses yang berlangsung pada kondenser terdiri atas 2 proses :
proses penurunan suhu refrigeran dari gas panas lanjut ke gas jenuh dan
proses dari gas jenuh ke cair jenuh.
Pada proses penurunan suhu refrigeran dari gas panas lanjut ke gas jenuh
dan proses dari gas jenuh ke cair jenuh, berlangsung pada tekanan yang
Proses pengembunan refrigeran dari kondisi gas jenuh ke cair jenuh
berlangsung pada suhu yang tetap.
Pada proses yang terjadi pada kondenser, kondenser mengeluarkan kalor.
Kalor yang dilepaskan kondenser dibuang keluar dan diambil oleh udara
sekitar.
6. Filter
Filter berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang melewati filter,
sehingga kotoran tidak dapat melewatinya. Selain itu filter juga berfungsi
untuk menangkap uap air serta oli pada kompresor yang secara bersamaan
melewati pipa yang melewatinya.
Jika tidak ada filter, kotoran akan dapat masuk ke pipa kapiler dan bisa
membuat pipa kapiler menjadi buntu dan menyebabkan sistem menjadi
tidak dapat bekerja dengan baik. Demikian juga dengan uap air, air akan
dapat beku di pipa kapiler yang menyebabkan saluran menjadi tertutup.
7. Pipa Kapiler
Pipa Kapiler berfungsi untuk menurunkan tekanan freon.Pipa kapiler
dipasang diantara kondenser dan evaporator. Pada sisi masuk pipa kapiler
dipasang filter. Ketika freon mengalir di dalam pipa kapiler, freon
mengalami penurunan tekanan karena adanya gesekan dengan dengan
permukaan bagian dalam pipa kapiler. Diameter pipa kapiler yang umum
dipergunakan pada mesin pendingin adalah 0,102 inch atau 0,110 inch.
19
pada entalpi konstan (proses yang ideal). Pada saat masuk pipa kapiler,
fase freon cair penuh, tetapi ketika masuk evaporator fase freon berupa
campuran yaitu, fase cair dan gas.
2.1.7. Perhitungan untuk karakteristik mesin pendingin
a. Kerja kompresor persatuan masa.
Kerja kompresor persatuan masa refrigeran yang diperlukan agar mesin
pendingin dapat bekerja dapat dihitung dengan persamaan (2.3) :
Win= h2-h1, (kJ/kg)………...………(2.3)
Pada persamaan (2.3) :
Win : kerja yang dilakukan kompresor, (kJ/kg)
h2 : nilai enthalpi refrigeran keluar dari kompresor, (kJ/kg)
h1 : nilai enthalpi refrigeran masuk ke kompresor, (kJ/kg)
b. Kalor yang dilepas oleh kondenser persatuan masa.
Besar kalor yang dilepas kondenser persatuan masa refrigeran dapat
dihitung dengan persamaan (2.4) :
Qout = h2-h3, (kJ/kg)………..……….(2.4)
Pada persamaan (2.4) :
h2 : nilai enthalpi refrigeran masuk ke kondenser, (kJ/kg)
c. Kalor yang diserap evaporator per satuan masa.
Besar kalor yang diserap evaporator per satuan masa refrigeran dapat
dihitung dengan persamaan (2.5) :
Qin = h1-h4 = h1-h3, (kJ/kg)………..………..………(2.5)
Pada persamaan (2.5) :
h1 : nilai enthalpi refrigeran keluarvaporator dari , (kJ/kg)
h4 : nilai enthalpi refrigeran keluar dari katup ekspansi, (kJ/kg)
d. COP mesin pendingin.
COP (Coefficient Of Performance) mesin pendingin adalah perbandingan
antara kalor yang diserap evaporator dengan energi listrik yang diperlukan untuk
menggerakkan kompresor. Nilai COP mesin pendingin dapat dihitung dengan
persamaan (2.6) :
COP = Qin/Win = (h1-h4)/(h2-h1)………..………...………….(2.6)
2.1.8. Isolator
Isolator adalah bahan yang dipergunakan untuk mencegah keluarnya kalor
dari pipa kapiler menuju evaporator. Sifat dari isolator adalah mempunyai nila
konduktivitas termal yang rendah. Ada isolator yang tahan terhadap suhu dingin
dan ada isolator yang tahan terhadap suhu panas. Pada persoalan ini dipilih yang
tahan terhadap suhu dingin, yaitu styrofoam dengan memiliki sifat-siat tahan
21
2.2. Tinjaun pustaka
Willis,G.R (2013) melakukan penelitian dengan variasi refrigeran.
Refrigeran yang digunakan adalah R22 dan R134a. Penelitian dilakukan agar
dapat mengetahui perbandingan antara kedua refrigerant ini mana yang lebih baik.
Hasil penelitian berupa nilai koefisien prestasi (COP) dan efek refrigerasi.
Diperoleh kesimpulan bahwa prestasi kerja R22 lebih lebih baik dari R134a.
Tetapi telah diketahui bahwa dari segi ramah lingkungan R134a jauh lebih ramah
lingkungan dari R22.
Witjahjo,S (2009) melakukan penelitian terhadap penggunaan LPG
(liquefied petroleum gas) sebagai fluida kerja pada sistem kompresi uap.
Penelitian ini dilakukan mengingat LPG memiliki sifat termodinamika yang
mendekati sifat termodinamika R12. Kesimpulan dari penelitian ini adalah LPG
dapat digunakan sebagai refrigerant pengganti R12 dengan beban pendinginan
sedang.
Helmi,R (2008) melakukan penelitian terhadap perbandingan COP pada
refrigerator dengan refrigerant R12 dan R134a variasi panjang pipa kapiler : 1,75
m, 2 m, 2,25 m. Penelitian dilakukan agar dapat mengetahui COP yang terbaik
dari penggunaan kedua refrigerant R12 dan R134a. Diperoleh hasil penelitian nilai
COP tertinggi adalah 4,06 dihasilkan dengan mempergunakan refrigerant R134a.
BAB III
PEMBUATAN ALAT DAN METODELOGI PENELITIAN
3.1. Pembuatan alat
3.1.1. Komponen mesin pendingin
Komponen yang digunakan didalam pembuatan freezer pada penelitian ini
meliputi : kompresor, kondenser, pipa kapiler, evaporator, filter.
a. Kompresor
Kompresor merupakan suatu alat yang digunakan sebagai penekan gas
freon sehingga tekanannya menjadi tinggi. Pada Gambar 3.1 disajikan gambar
kompresor jenis hermetic.
Gambar 3.1 kompresor jenis hermetic
Jenis kompresor : Hermetic Refrigeration
Seri compressor : Model BES45H
Voltase : 220 V
Arus : 0,88 A
23
b. Kondenser
Kondenser adalah alat untuk membuat kondensasi bahan pendingin gas
dari kompresor dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi atau alat penukar kalor
(Heat Exchanger) untuk mengkondisi uap menjadi zat cair. Pada Gambar 3.2
disajikan gambar kondenser jenis pipa U.
Gambar 3.2 Kondenser
Panjang pipa : 900 cm
Diameter pipa : 0,47 cm
Bahan pipa : Baja
Bahan sirip : Baja
Diameter sirip : 0,2 cm
jarak antar sirip : 0,45 cm
Jumlah sirip : 110 buah
c. Pipa kapiler
Pipa kapiler adalah salah satu alat ekspansi. Alat ekspansi ini mempunyai
mengatur aliran refrigeran ke evaporator. Cairan refrigeran memasuki pipa kapiler
tersebut dan mengalir sehingga tekanannya berkurang akibat dari gesekan dan
percepatan refrigeran. Pada Gambar 3.3 disajikan gambar pipa kapiler.
Gambar 3.3 Pipa kapiler
Panjang pipa kapiler : 190 cm
Diameter pipa kapiler : 0,110 inch
Bahan pipa kapiler : Tembaga
d. Evaporator
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap.
Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk
memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Pada Gambar 3.4 disajikan gambar
25
Gambar 3.4 Evaporator plat
e. Filter
Filter (saringan) berguna menyaring kotoran yang mungkin terbawa aliran
bahan pendingin yang keluar setelah melakukan sirkulasi agar tidak masuk
kedalam pipa kapiler dan kompresor. Pada Gambar 3.5 disajikan gambar filter.
Gambar 3.5 Filter (saringan)
3.1.2. Peralatan pendukung pembuatan mesin pendingin
Peralatan pendukung adalah peralatan yang digunakan untuk
a. Tube cutter
Sebagai alat pemotong pipa tembaga. Agar hasil potongan pada pipa lebih
baik serta dapat mempermudah pengelasan pada proses selanjutnya. Pada Gambar
3.6 disajikan gambar tube cutter.
Gambar 3.6 Tube cutter
b. Pelebar pipa (Tube expander)
Pelebar pipa berfungsi untuk mengembangkan pada ujung pipa tembaga
agar dapat disambungkan. Pada Gambar 3.7 disajikan gambar pelebar pipa.
27
c. Pompa vakum
Pompa vakum digunakan untuk mengosongkan refrigeran dari sistem
pendinginan sehingga dapat menghilangkan gas gas yang tidak terkondensasi
seperti udara dan uap air. Hal ini dilakukan agar tidak menggangu refrigerasi.
Karna uap air yang berlebihan pada sistem pendinginan akan memperpendek
umur operasi filter dan bagian penyaringan. Pada Gambar 3.8 disajikan gambar
pompa vakum.
Gambar 3.8 Pompa vakum
d. Manifold gage
Digunakan untuk mengukur tekanan refrigeran atau freon dalam sistem
pendinginan baik dalam saat pengisian maupun pada saat beroprasi. Yang terlihat
dalam manifold gage adalah tekanan evaporator atau tekanan isap kompresor, dan
tekanan kondenser atau tekanan keluaran kompresor. Pada Gambar 3.9 disajikan
Gambar 3.9 Manifold gage
e. Alat las tembaga
Menambal, dan menyambung atau melepaskan sambungan pipa tembaga
pada sistem pendinginan freezer. Pada Gambar 3.10 disajikan gambar alat las
tembaga.
Gambar 3.10 Alat las tembaga
f. Bahan las
Bahan las atau bahan tambah yang digunakan dalam penyambungan pipa
29
tambah borak digunakan jika penyambungan antara tembaga dan besi.
Penggunaan bahan tambah dikarenakan pada proses pengelasan tembaga akan
lebih merekat jika menggunakan borak sebagai pengikat dan kuningan / perak
sebagai bahan tambah. Pada Gambar 3.11 disajikan gambar bahan las.
Gambar 3.11 Bahan las
g. Spiral
Spiral digunakan untung mempermudah didalam melengkungkan pipa
tembaga. Pada Gambar 3.12 disajikan gambar spiral.
Gambar 3.12 Spiral
3.1.3. Pembuatan mesin pendinginan dan pemasangan alat ukur.
a. Mempersiapkan komponen komponen mesin pendingin dan alat ukur
tekanan.
b. Mempersiapkan komponen pendukung pembuatan mesin pendingin.
c. Proses penyambungan komponen komponen mesin pendingin beserta dengan
alat ukur tekanan.
d. Proses pemvakuman mesin pendingin.
e. Proses pengisian refrigeran pada mesin pendingin.
f. Pemasangan alat ukur suhu/termokopel.
g. Proses uji coba.
3.2 Metodelogi penelitian
3.2.1. Benda uji
Benda uji yang dipakai dalam penelitian ini merupakan mesin freezer
siklus kompresi uap hasil buatan sendiri dengan menggunakan komponen standart
dari mesin freezer yang terdapat dipasaran. Panjang pipa kapiler yang
31
Gambar 3.13 Mesin freezer
3.2.2 Beban pendinginan
Beban pendinginan pada percobaan yang dilakukan menggunakan air.
Volume air sebesar 0,5 liter, kondisi awal air mempunyai suhu 27,2 C⁰.
3.2.3 Cara pengambilan data
a. Data suhu dibaca langsung dari alat ukur yang dipakai. Posisi termokopel
ditempatkan pada posisi yang diinginkan. (a) Evaporator. (b) Kompresor. (c)
Kondenser. (d) Katup Ekspansi. (e) Filter (Strainer). Seperti pada Gambar
Gambar 3.14 posisi pemasangan alat ukur
b. Data tekanan diperoleh dari diagram P-h, berdasarkan suhu yang diperoleh.
3.2.4. Cara Pengolahan data.
a. Data yang diperoleh dari penelitian dipergunakan untuk mendapatkan nilai
nilai entalpi yang diperoleh dari grafik P-h diagram.
b. Dari nilai nilai entalpi yang didapat kemudian dipergunakan untuk
menghitung besarnya kerja kondenser, kerja evaporator, kerja kompresor
dan COP mesin pendingin.
3.2.5. Cara Mendapatkan Kesimpulan
Hasil dari pengolahan data kemudian dari hasil pembahasan akan didapat
BAB IV
HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
4. 1. Hasil Penelitian
a. Nilai tekanan masuk dan keluar kompressor
Hasil penelitian untuk nilai tekanan masuk dan keluar kompressor
disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Tekanan masuk (P1) dan keluar compressor (P2)
b. Nilai suhu masuk dan keluar kompressor
Hasil penelitian untuk nilai suhu masuk dan suhu keluar kompresor
disajikan pada Tabel 4.2
Tabel 4.2 Suhu masuk compressor (T1) dan keluar kompressor
35
c. Nilai suhu masuk kondenser (keluar kompresor) dan keluar kondenser
Hasil penelitian untuk nilai suhu masuk kondenser dan suhu keluar
kondenser disajikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Suhu masuk kondenser (T2) dan keluar kondenser (T3)
d. Nilai suhu masuk evaporator dan suhu didalam evaporator
Hasil penelitian untuk nilai suhu masuk evaporator dan suhu didalam
evaporator pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Suhu masuk evaporator (T4) dan suhu evaporator
37
e. Nilai entalpi
Hasil penelitian untuk nilai entalpi disajikan pada Tabel 4.5.
4. 2. Perhitungan
a. Energi yang diserap evaporator
Perhitungan energi yang diserap evaporator persatuan masa refrigerant
diperoleh dengan menggunakan persamaan (2.5) yaitu : Qin = (h1 – h4) = (h1 – h3),
kJ/kg. Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 4.6.
39
b. Kerja kompressor
Perhitungan kerja kompressor diperoleh dengan menggunakan persamaan
(2.3) yaitu : Win= (h2 – h1), kJ/kg. Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Kerja compressor persatuan masa refrigeran
c. Kerja kondenser
Perhitungan energi yang dilepas kondenser persatuan masa diperoleh
dengan menggunakan persamaan (2.4) yaitu : Qout = (h2 – h3), kJ/kg. Hasil
perhitungan disajikan pada Tabel 4.8.
41
d. Koefisien prestasi (COP)
Perhitungan kerja koefisien prestasi diperoleh dengan menggunakan
4.3 Pembahasan
Hasil perhitungan untuk energi kalor yang diserap evaporator persatuan
masa refrigeran dari waktu t=30 menit sampai t=480 menit disajikan pada Gambar
4.1 . Dari Gambar 4.1 , pada awal mula nampak bahwa energi kalor yang diserap
evaporator dengan berjalannya waktu mengalami penurunan sampai pada waktu
tertentu nilai kalor yang diserap evaporator tetap pada harga tertentu. Pada
penelitian ini nilai kalor yang diserap evaporator mulai tetap pada waktu sekitar
t=360 menit, dengan harga Qin sebesar 144 kJ/kg. Kemungkinan proses
penurunan Qin pada awal mula disebabkan oleh karena suhu evaporator
memerlukan waktu untuk mencapai suhu kerja rancangan evaporator, dan pada
saat itu juga beban pendinginan mengalami proses pendinginan secara bersamaan
dengan suhu kerja evaporator. Pada Gambar 4.1 disajikan energy yang diserap
evaporator persatuan masa refrigeran.
Gambar 4.1 Energi yang diserap evaporator persatuan masa refrigeran
43
Hasil perhitungan untuk kerja kompresor persatuan masa refrigeran dari
waktu t=30 menit sampai t=480 menit disajikan pada Gambar 4.2. Dari Gambar
4.2, pada awal mula nampak bahwa kerja kompresor dengan berjalannya waktu
mengalami kenaikan sampai pada waktu tertentu nilai kerja kompresor persatuan
masa refrigeran tetap pada harga tertentu. Pada penelitian ini kerja kompresor
persatuan masa refrigeran mulai tetap pada waktu sekitar t= 360 menit, dengan
harga Win sebesar 54 kJ/kg. Pada Gambar 4.2 disajikan kerja kompresor persatuan
masa refrigeran.
Gambar 4.2 Kerja kompresor persatuan masa refrigeran dari t=30 menit
sampai t=480 menit
Hasil perhitungan untuk energy kalor yang dilepas kondenser persatuan
masa refrigeran dari waktu t = 30 menit sampai t=480 menit disajikan pada
Gambar 4.3. Dari Gambar 4.3, pada awal mula nampak bahwa kerja kondenser
kerja kondenser persatuan masa refrigeran stabil pada harga tertentu. Pada
penelitian ini kerja kondenser persatuan masa refrigeran mulai stabil pada waktu
sekitar t=330 menit, dengan harga Qout sebesar 198 kJ/kg. Pada Gambar 4.3
disajikan energi yang di lepas kondenser persatuan masa refrigeran.
Gambar 4.3 Energi yang di lepas kondenser persatuan masa refrigeran
dari t=30 menit sampai t=480 menit
Hasil perhitungan untuk COP dari waktu t = 30 menit sampai t=480 menit
disajikan pada Gambar 4.4. Dari Gambar 4.4, pada awal mula nampak bahwa
COP dengan berjalannya waktu mengalami kenaikan sampai pada waktu tertentu
nilai COP refrigeran tetap pada harga tertentu. Pada penelitian ini COP refrigeran
mulai tetap pada waktu sekitar t=360 menit, dengan harga COP sebesar 2,67
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
a. Mesin pendingin telah berhasil dibuat dan mampu bekerja dengan baik.
b. Kerja kompresor persatuan masa refrijeran mulai tetap pada 54 kJ/kg dengan
t=360 menit.
c. Energi yang dihisap oleh evaporator persatuan masa refrigerant mulai tetap
pada 144 KJ/kg dengan t=360 menit.
d. Energi yang dilepaskan kondenser persatuan masa refrigerant mulai tetap
pada 198 KJ/kg dengan t=330 menit.
e. COP aktual mesin pendingin frezzer mulai tetap pada 2,67 KJ/kg dengan
t=360 menit.
5.2.Saran
Setelah dilakukan pengambilan data dari mesin pendingin ada kekurangan
dan kelebihan yang perlu di perhatikan, untuk itu perlu adanya saran untuk
pengembangan mesin pendingin ini agar nantinya teman-teman yang akan
melakukan penelitian dengan Variasi seperti kami dapat terbantu, antara lain :
a. Diharapkan sebelum melakukan penelitian kita sebaiknya mengecek terlebih
47
kapiler dengan panjang yang berbeda-beda sudah tertutup dengan rapat agar
nantinya sewaktu melakukan pengambilan data milik kita sendiri tidak
merubah suhu yang akan kita ukur.
b. Perlu diperhatikan dengan seksama sebelum kita memulai sebuah penelitian,
yaitu data apa saja yang kita perlukan untuk penelitian kita.
c. Sebaiknya untuk evaporator setelah diisolasi menggunakan Styrofoam,
alangkah baiknya kalo ditambah lagi alat isolatornya agar pada saat
melakukan pengukuran evaporator benar-benar tidak bersentuhan dengan
udara sekitar, agar data yang kita peroleh tidak berubah-ubah saat kita
DAFTAR PUSTAKA
Frank Kreith. 1986. Principle of Heat Transfer (Prinsip – Prinsip Perpindahan Panas). Erlangga. Jakarta.
Helmi,R.,2008,Perbandingan Cop Pada Refrigerator Dengan Refrigerant R12
Dan R134a, Jakarta.
Holman, J. P., 1994, Perpindahan Kalor, Erlangga, Jakarta.
Stoecker, W. F., 1989, Refrigeran dan Pengkondisian Udara, Erlangga, Jakarta.
Willis,G.R.,2013,Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin,
Jakarta.
Witjahjo,S.,2009,Uji Prestasi Mesin Pendingin Menggunakan Refrigeran Lpg,
Palembang.
http://agus-subarkah.blogspot.com/ diakses pada tanggal 13 Agustus 2013.
http://sekawan-servis-pendingin.blogspot.com/2011/05/jenis-jenis-kompressor-pada-mesin.html diakses pada tanggal 13 Agustus 2013.
http://karangpundung.blogspot.com/2011/05/definisi-kondenser-adalah.html
diakses pada tanggal 13 Agustus 2013.
http://artomaryanto.blogspot.com/2010/03/kondenser.html?zx=54dce796ff2dfbc0
diakses pada tanggal 13 Agustus 2013.
http://anggara14s.blogspot.com/2012/03/kondenser.html diakses pada tanggal 13
Agustus 2013.
http://www.contoh-skripsi.com/2012/03/perancangan-ulang-mesin-ac-split.html
49
http://id.scribd.com/doc/76560160/15/Refrigeran-Primer diakses pada tanggal 13
Agustus 2013.
LAMPIRAN
Percobaan 1
51
Percobaan 3
Percobaan 5
53
Percobaan 7
Percobaan 9
55
Percobaan11
Percobaan 13
57
Percobaan 15