• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis

3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan karakteristik atau fenomena yang dapat berbeda diantara organisme, situasi, atau lingkungan (Christensen dalam Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2009). Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah

1. Variabel (X)

Variabel (X) dalam penelitian ini adalah kelompok kepangkatan anggota Polri yaitu polisi bertaraf Bintara dan Bintara Tinggi, yaitu Brigadir Polisi Satu (Briptu), Brigadir Polisi (Brigadir), Brigadir Polisi Kepala (Bripka), Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda), dan Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu).

2. Variabel (Y)

Variabel (Y) dalam penelitian ini adalah indikator kriteria polisi sukses, yaitu keluarga, profesionalisme kerja, religiusitas, responsibilitas, dan finansial.

3.1.1.2 Definisi Operasional Penelitian

(2)

1. Persepsi adalah proses mengirimkan makna pesan yang telah diterima ke dalam otak yang terhubung dalam bentuk struktur syaraf kompleks yang kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan dalam bentuk informasi yaitu indikator keberhasilan sebagai personil polisi.

2. Sukses adalah proses psikologis yang terkait dengan kinerja positif atau prestasi yang telah terakumulasi sebagai hasil dari pengalaman kerja sebagai personil polisi.

3. Personil Polri adalah anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang telah memiliki kedudukan sebagai pegawai negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia.

4. Kepangkatan adalah kedudukan anggota Polri sebagai dasar pengkajian dan kehormatan serta keabsahan wewenang dan tanggung jawab dalam hirarki yang diberikan negara kepada anggota Polri sesuai dengan kemampuan dan klasifikasi yang dimiliki.

3.1.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara mengenai rumusan masalah penelitian yang belum dibuktikan kebenarannya (Priyatno, 2011). Dalam hipotesis terdapat hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternative (Ha).

a. Hipotesis nihil (Ho) adalah hipotesis yang menyetakan tidak adanya hubungan antar variabel.

b. Hipotesis alternative (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antar variabel.

(3)

Ho : Tidak adanya korelasi atau hubungan indikator polisi sukses dengan kepangkatan anggota Polri bertaraf Bintara.

Ha : Ada hubungan atau korelasional antara indikator polisi sukses dengan kepangkatan anggota Polri bertaraf Bintara.

3.2 Subjek Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel 3.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Populasi penelitian mencakup anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang telah memiliki kedudukan atau pangkat tertentu. Bila dilihat berdasarkan wilayah hukum, Polda Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) yang membawahi 13 Polres Metropolitan, 109 Polsek Metropolitan, 324 Polpos dan 55 Pospol dengan jumlah anggota Polri sebanyak 30.909 personil (Prakata Polda Metro Jaya). Besarnya wilayah hukum Polda Metropolitan Jakarta Raya, digambarkan untuk mewakili sampel yang digunakan dalam penelitian ini.

Jenjang kepangkatan Polri yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan taraf Bintara dan Bintara Tinggi, yaitu Brigadir Polisi Satu (Briptu), Brigadir Polisi (Brigadir), Brigadir Polisi Kepala (Bripka), Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda), dan Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu). Dari kriteria-kriteria tersebut diharapkan hasil penelitian ini dapat menggambarkan atau mewakili populasi atau keseluruhan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia pada kelompok kepangkatan tersebut.

(4)

3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel merupakan usaha penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan sampel yang mewakili atau menggambarkan populasinya (Nasution, 2003). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling sebab tidak semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel dalam penelitian (Mustafa, 2000). Menurut Connaway dan Powell (2010), non probability sampling dibagi menjadi empat jenis yaitu accidental sampling, quota sampling, snowball sampling, dan purpossive sampling. Dalam penelitian ini penulis menggunakan purpossive sampling sebab hanya anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia khususnya Polri yang menjalankan tugas di wilayah hukum Polda Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) sebagai sampel dalam penelitian ini dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan penelitian.

Menurut Guilford (dalam Indria dan Nindyati, 2007) kriteria penentuan jumlah sampel dalam populasi yang besar, yaitu dengan jumlah yang tidak kurang dari tiga puluh sampel dari jumlah populasi. Berdasarkan teori Abrami, Cholmsky, dan Gordon (dalam Indria dan Nindyati, 2007), sampel penelitian sebesar tiga puluh responden dianggap mendekati ditribusi normal. Hal ini berarti, semakin besar jumlah sampel akan semakin menyerupai distribusi normal. Jumlah responden pada penelitian ini, didasarkan pada teori Guilford (dalam Indria dan Nindyati, 2007), yaitu dengan jumlah responden sebanyak enam puluh responden. Dengan uji coba penelitian yang dilakukan kepada tiga puluh personil

(5)

polisi yang menjalankan tugas di wilayah hukum Polda Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya).

3.3 Desain Penelitian

Menurut Seniati, Yulianto, dan Setiadi (2009), jenis penelitian dikelompokkan menjadi tiga perspektif, yaitu perspektif berdasarkan aplikasi, tujuan dan tipe informasi. 3.3.1 Perspektif Aplikasi

Tujuan dari penelitian ini adalah melihat hubungan atau korelasi persepsi personil Polri mengenai indikator polisi sukses dengan kelompok kepangkatan Polri bertaraf Bintara. Dalam penyusunan penelitian, peneliti menggunakan perspektif aplikasi berupa basic research yaitu, penelitian yang dilakukan untuk memahami perilaku dan proses mental (Shaughnessy, Zechmeister, & Zechmeister, 2009). Dalam hal ini, proses persepsi mempengaruhi indikator penentu polisi sukses dan kesesuaian perilaku personil Polri dalam mengindikasikan polisi sukses.

3.3.2Perspektif Tujuan

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, yaitu melihat kekuatan dan arah hubungan antar dua variabel berdasarkan data yang ada (Kaplan & Saccuzzo, 2005). Guna merealisasikan tujuan penelitian, peneliti menggunakan statistik inferensial yaitu pearson product-moment correlation. Menurut Santoso, (2009) pearson product moment correlation merupakan koefisien korelasi yang mengukur keeratan hubungan berdasarkan hasil pengamatan dari populasi yang memiliki dua varian (bivariate) dan berdistribusi normal. Guilford dan Fruchter (dalam Indria dan Nindyati, 2007) memaparkan teknik

(6)

statistik pearson product moment correlation dapat digunakan apabila penelitian terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat serta memiliki skala interval.

Korelasi data yang digunakan pada penelitian ini adalah korelasi data ordinal, variabel yang pertama dalam penelitian ini adalah jenjang kepangkatan personil Polri, yaitu kelompok kepangkatan bertaraf Bintara. Selanjutnya, variabel kedua yang merupakan data nominal menggambarkan indikator polisi sukses. Dengan demikian, hasil yang didapat dari penelitian ini adalah melihat hubungan atau korelasional jenjang kepangkatan Polri bertaraf Bintara dengan indikator polisi sukses.

3.3.3 Perspektif Informasi

Dalam pengumpulan data berdasarkan perspektif tipe informasi, penelitian ini merupakan kuantitatif non-ekperimental. Kuantitatif non-eksperimental, dalam pengumpulan data penelitian tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakukan terhadap variabel-variabel panel itu sendiri (Seniati, Yulianto, & Setiadi, 2009). Metode pengumpulan data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner mengenai persepsi polisi sukses bertujuan untuk mengkorelasikan persepsi sukses para personil Polri dengan jenjang kepangkatan.

3.4 Alat Ukur Penelitian 3.4.1 Metode Kuesioner

Metode pengumpulan data kuantitatif desain survei melalui kuesioner. Kuesioner bertujuan untuk menggambarkan indikator polisi sukses berdasarkan kelompok

(7)

kepangkatan personil Polri bertaraf Bintara. Dalam pengumpulan data kuantitatif, indikator item kuesioner disusun berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa personil Polri. Pedoman wawancara lihat lampiran 5. Selain itu, indikator item kuesioner juga disusun berdasarkan hasil studi kepustakaan mengenai kinerja kunci keberhasilan personil polisi.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data multiple response dikotomi, yaitu multiple respon yang hanya memuat dua jawaban saja “setuju” atau “tidak setuju” (Santoso, 2009). Menurut Carey dan Warner (2005), central tendency effect merupakan kecenderungan responden untuk memilih jawaban tengah atau jawaban aman. Kesalahan dari central tendency effect berasal dari kecenderungan responden untuk memilih jawaban aman. Multiple response dikotomi yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menghindari kecenderungan responden dalam memilih jawaban aman, atau jawaban tengah. Dengan demikian, responden “dipaksa” memilih dua jawaban “setuju” atau “tidak setuju” untuk mendapatkan informasi penting. Dalam pengambilan data, peneliti menggunakan perhitungan uji reliabilitas dan uji validitas.

3.4.1.1 Uji Reliabilitas

Definisi Reliabilitas menurut Anastasi dan Urbina, (2007) adalah konsistensi skor yang dicapai atau diperoleh responden, ketika dilakukan pengukuran kembali dengan: tes yang sama disaat yang berbeda, tes yang berbeda tetapi memiliki item-item setara, dan atau dalam variabel lain yang diteliti. Tipe pengukuran reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah internal consistency reliability dengan metode Kuder-Richardson menggunakan Formula-20 (KR-20) atau Formula-21 (KR-21). Metode Kuder Richardson

(8)

(KR-20) digunakan dalam penelitian ini sebab item-item pada penelitian ini berbentuk dikotomi yaitu dengan hanya memiliki dua kemungkinan jawaban (Gravetter & Forzano, 2012).

Menurut Gravetter dan Forzano, (2012) KR-20 memiliki kisaran nilai antara 0 sampai 1, dengan nilai yang lebih tinggi menunjukkan tingkat konsistensi internal atau reliabilitas yang lebih tinggi. Dengan menggunakan SPSS 20 untuk mengetahui koefisien KR 20 dengan pilihan Cronbach’s Alpha, maka didapatkan variasi Cronbach’s Alpha berdasarkan tingkat jawaban. Klasifikasi koefisien reliabilitas menurut Guilford (dalam Indria & Nindyati, 2007) sebagai berikut

Tabel 3.1 Koefisien Reliabilitas Guilford Koefisien Reliabilitas Interpretasi

0,90 - 1,00 Nilai reliabilitas sangat tinggi 0,70 - 0,89 Nilai reliabilitas tinggi 0,40 - 0,69 Nilai reliabilitas sedang 0,20 - 0,39 Nilai reliabilitas rendah 0,00 - 0,19 Nilai reliabilitas sangat rendah

Sumber: Indria, K., & Nindyati, A. D. (2007). Kajian konformitas dan kreativitas affective remaja. Jurnal provitae, 3(1), 97.

Uji coba alat ukur yang dilakukan kepada 30 personil polisi yang bertugas di wilayah hukum Polda Metro Jaya didapatkan nilai reliabilitas alat ukur persepsi sukses personil polisi sebagai berikut

(9)

Tabel 3.2 Uji Reliabilitas 55 Item Cronbach's Alpha N of Items

.526 55

Sumber: Hasil SPSS 20

Tabel 3.3 Uji Reliabilitas 15 Item Cronbach's Alpha N of Items

.776 17

Sumber: Hasil SPSS 20

Berdasarkan Tabel 3.1 Hasil uji reliabilitas kuesioner persepsi sukses memiliki nilai reliabilitas 0,776 yang diinterpretasikan bahwa nilai reliabilitas tinggi. Nilai reliabilitas tinggi menandakan adanya konsistensi skor individu apabila item kuesioner persepsi sukses digunakan pada masa yang akan datang.

3.4.1.2Uji Validitas

Menurut Anastasi dan Urbina, (2007) validitas merupakan kesesuaian antara skor tes dengan kualitas yang ingin diukur atau yang sudah ditentukan untuk diukur. Suatu tes yang menghasilkan data penelitian tidak relevan dengan tujuan pengukuran dapat didefinisikan bahwa alat tes tersebut memiliki nilai validitas yang rendah atau tidak valid. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a. Validitas Isi (Content Validity)

Validitas isi bertujuan untuk melihat item-item dalam tes sudah merepresentasikan domain konseptual dari tes atau kualitas yang ingin diukur. Validitas isi dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan expert judgement, untuk merepresentasikan domain konseptual

(10)

dari tes yang sudah di desain. Expert Judgment dilakukan oleh seorang pakar psikologi forensik yaitu Reza Indragiri Amriel, M.Crim (ForPsych) dan seorang personil polisi bagian psikologi Polda Metro Jaya dengan latar belakang pendidikan psikologi yaitu Komisaris Polisi Ida Bagus Gede Adi Putra Yadnya M.Psi, Psikolog.

b. Validitas Konstruk

Validitas konstruk bertujuan untuk melihat sejauh mana sebuah tes tepat mengukur konstruk pada kesusaian item penelitian (Anastasi & Urbina, 2007). Koefisien validitas konstruk yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pengukuran korelasi pearson product moment. Menurut Guilford dan Fruchter (dalam Indria dan Nindyati, 2007) memaparkan teknik statistik pearson product moment correlation dapat digunakan apabila penelitian terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat serta memiliki skala interval. Uji coba alat ukur penelitian atau pilot study diberikan kepada 30 partisipan dengan karakteristik personil polisi yang bertugas di wilayah hukum Polda Metropolitan Jakarta Raya. Hasil uji validitas kuesioner persepsi polisi dapat dilihat pada lampiran 2.

Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan SPSS 20, terdapat tiga puluh delapan item yang tidak signifikan dengan nilai total correlation dibawah 0,25. Menurut Kaplan (2005), standar validitas item alat ukur yaitu dengan skor minimal 0,25. Item yang valid pada kuesioner persepsi polisi sukses adalah item 11,26,46 (domain keluarga), item 27,47,51 (domain profesionalitas), item 3,8,23 (domain religiusitas), item 24,55 (domain responsibilitas), item 5,20,25,30,35,45 (domain finansial). Item-item yang tidak valid mengindikasikan bahwa item tersebut tidak mampu mengukur variabel yang ingin peneliti

(11)

ukur. Dengan demikian, peneliti menghapus item-item tersebut dengan tabel sebagai berikut

Tabel 3.4 Total Item

3.5Prosedur Penelitian 3.5.1 Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1. Membangun instrumen wawancara untuk menggali informasi yang dibutuhkan.

2. Melakukan teknik wawancara kepada beberapa orang personil Polri untuk menentukan indikator “polisi sukses”.

3. Menyusun item kuesioner berdasarkan studi kepustakaan yang didasarkan pada indikator “polisi sukses” dari hasil wawancara.

4. Melakukan pendekatan dan mengurus perizinan penelitian di Polda Metro Jaya 5. Melakukan uji coba alat ukur penelitian kepada beberapa partisipan.

3.5.2 Pelaksanaan Penelitian Persepsi Sukses Total Item Domain

Keluarga Profesionalitas Religiusitas Responsibilitas Finansial Sebelum Uji Validitas 55 10 13 10 12 10 Sesudah Uji Validitas 17 3 3 3 2 6

(12)

Untuk menggali informasi yang di butuhkan dalam penelitian, peneliti melakukan sebar kuesioner kepada partisipan. Masing-masing partisipan mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengisi instrumen kuesioner yang sudah peneliti rancang sesuai dengan hasil studi kepustakaan.

3.5.3 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan Statistical Program fro Social Science versi 20.0 (SPSS 20). Selanjutnya, hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS diinterpretasikan untuk dikemas menjadi penyajian hasil penelitian.

Gambar

Tabel 3.1 Koefisien Reliabilitas Guilford  Koefisien Reliabilitas  Interpretasi
Tabel 3.4 Total Item

Referensi

Dokumen terkait

Field research adalah sumber data yang diperoleh dari lapangan penelitian yaitu mencari data terjun langsung ke obyek penelitian untuk memperoleh data yang kongret

kesesuaian tindakan aktor yang terlibat. • Yang menunjukkan bahwa lebih berpengaruh dibandingkan variabel lainnya, yang mana menunjukkan besarnya kekuatan masyarakat dalam

Zat ini diklasifikasikan sebagai sama berbahayanya dengan debu mudah terbakar oleh Standar Komunikasi Bahaya OSHA 2012 Amerika Serikat (29 CFR 1910.1200) dan Peraturan Produk

Penggunaan daun gamal (Gliricidia sapium), guna mempercepat kematangan buah pisang Raja Sere dan Emas yang dilakukan Yulianingsih dan Dasuki (1989), menyatakan bahwa daun gamal

Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 < 0,05 yang artinya Ho di tolak dan Ha diterima, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbandingan bubur pepaya dan bubur terung belanda berpengaruh nyata terhadap nilai total padatan terlarut selai yang

Dalam upaya pengembangan literasi informasi terdapat beberapa potensi yang belum secara optimal dimanfaatkan, potensi tersebut antara lain potensi kewenangan,

bermacam bentuk, seperti gerakan separatis dan lain-lain, antara lain: Gerakan Separatis dengan lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang dimulai dengan