• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN UTANG PERUSAHAAN PUBLIK. Farah Margaretha Yolla Argoeby Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN UTANG PERUSAHAAN PUBLIK. Farah Margaretha Yolla Argoeby Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Hal. 57 - 64

57

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN UTANG PERUSAHAAN PUBLIK

Farah Margaretha Yolla Argoeby

Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the effect of leverage. This research was used are 100 non financial firms which listed in Indonesian Stock Exchange during 2000-2007. Independent variables from this research are firm size, asset tangibility, profitability, and firm age. Dependent variable is leverage. The analysis methods was used are multiple regression analysis. The result from this research shows that profitability has related to leverage and firm size, asset tangibility, and firm age is not related to leverage.

Keywords : firm size, asset tangibility, profitability, firm age, leverage

1. Pendahuluan

Pada saat ini diera persaingan bisnis yang semakin ketat, manajer keuangan mempunyai peranan yang sangat penting didalam hal mencari sumber dana yang baik, manajer keuangan harus tahu sumber dana apa yang akan digunakan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya karena dana sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan kegiatan operasinya dan untuk membayar kewajibannya. Sumber dana yang dapat digunakan ada dua alternatif yaitu ada yang berasal dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan. Sumber dana dari dalam perusahaan bisa berupa laba ditahan (retained earnings) yang merupakan hasil atau keuntungan dari kegiatan operasi sedangkan sumber dana dari luar merupakan dana tambahan yang sangat berguna dan bermanfaat sebagai modal pengembangan usaha, sumber dana dari luar bisa berupa pinjaman, baik pinjaman jangka pendek ataupun jangka panjang, selain itu bisa berupa menjual surat berharga (IPO) kepada masyarakat umum melalui pasar modal.

Pendanaan apapun yang diambil oleh manajer keuangan haruslah mampu meminimalkan biaya modal yang ditanggung oleh perusahaan. Maka disinilah pentingnya manajer keuangan untuk melakukan perencanaan untuk mencari dana dan memaksimalkan pemegang saham sebagai tujuan akhir perusahaan. Karena jika perusahaan tidak memiliki sumber dana yang cukup untuk mensuplai pertumbuhan perusahaan maka penting bagi perusahaan untuk memilih sumber keuangan yang optimal seperti hutang, hutang merupakan alternatif dana yang dapat dipergunakan perusahaan selain modal sendiri yang nantinya digunakan untuk membantu perusahaan menjalankan kegiatan operasi sehari-hari. Dimana perusahaan harus melakukan kewajiban dengan membayar kepada pihak lain dengan sejumlah uang atau barang dan jasa pada waktu yang telah disepakati. Besar kecilnya tingkat hutang perusahaan memiliki resiko tertentu untuk perusahaan yang meminjam (Tendelilin dan Wilberforce, 2002). Apabila penggunaan

(2)

58 JIPAK, Januari 2009

hutang yang tinggi maka akan meningkatkan pengawasan eksternal terhadap kinerja manajemen perusahaan. Dengan adanya hutang, kebutuhan untuk membayar bunga dan pokok pinjaman secara periodik akan mengurangi jumlah uang yang dapat dipergunakan oleh manajer untuk kepentingan pribadinya (Brigham dan Ehrhardt, 2005 ).

Keputusan pendanaan untuk melakukan investasi berhubungan dengan darimana sumber dana tersebut didapatkan. Masalah kebutuhan dana dapat diatasi perusahaan dengan melakukan pinjaman untuk membiayai investasi. Apabila perusahaan memutuskan untuk menggunakan dana yang berasal dari pinjaman maka secara rutin perusahaan akan membayar kembali hutang yang telah jatuh tempo serta biaya bunga yang merupakan beban tetap bagi perusahaan. Keputusan kebijakan hutang berhubungan erat dengan struktur modal. Struktur modal yang digunakan harus optimal, perusahaan yang struktur modalnya optimal akan menghasilkan tingkat pengembalian yang optimal pula, agar struktur modal optimal harus dilakukan perimbangan antara penggunaan pinjaman jangka panjang dengan modal sendiri yang digunakan sehingga bukan hanya perusahaan yang memperoleh keuntungan tetapi para pemegang saham pun ikut memperoleh keuntungan tersebut dengan mendapatkan return yang tinggi.

Financial leverage atau leverage keuangan timbul karena perusahaan menggunakan sumber dana berupa hutang yang menyebabkan munculnya biaya tetap yang harus ditanggung oleh perusahaan. Penggunaan Leverage mempunyai tujuan untuk mendorong peningkatan keuntungan dan keuntungan yang diharapkan tentunya harus jauh lebih besar daripada biaya-biaya tetap yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa leverage merupakan penggunaan aktiva dan sumber dana dimana dalam penggunaannya perusahaan harus membayar biaya-biaya tetap dengan maksud untuk meningkatkan pengembalian hasil (return) bagi para pemegang sahamnya. Jika tingkat pengembalian hasil yang diperoleh lebih kecil dari sumber dananya, maka return yang akan didapatkan oleh para pemegang saham juga akan semakin kecil. Financial leverage merupakan penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya, sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2001). Leverage keuangan merupakan besarnya penggunaan biaya untuk meningkatkan pengaruh dari perubahan EBIT terhadap EPS. Leverage keuangan yang terdapat dalam laporan laba-rugi perusahaan adalah bunga atas hutang dan deviden saham preferen. Penggunaan leverage keuangan menyebabkan sedikit peningkatan pada EBIT akan menaikkan laba perlembar saham yang besar dan pada saat EBIT mengalami sedikit penurunan. Hal ini kan menurunkan pendapatan perusahaan pula (Gitman 2009)

Dalam mengambil suatu keputusan pendanaan internal maupun eksternal ada beberapa karakteristik yang perlu dipertimbangkan antara lain firm size, growth, bussines risk, aset tangibility, profitability, dan firm age. Firm size yaitu ukuran besar kecilnya perusahaan. Didalam menghadapi persaingan pasar saat ini banyak sekali perusahaan-perusahan yang tumbuh dan berkembang. Ada perusahaan kecil, menengah dan besar, yang disebut juga firm size . Firm size sangat menentukan produktifitas perusahaan semakin besar perusahaan tersebut maka akan semakin produktif yang berarti mempunyai lebih banyak proyek investasi dan memliki pertumbuhan dan laba yang tinggi, sedangkan perusahaan kecil membawa resiko yang lebih besar karena berbagai keterbatasan seperti kurangnya akses keinvestor sehingga berjalan kurang efektif dan efisien. Firm size sering dijadikan sebagai tolak ukur bagi investor dalam menetapkan keputusan investasi. Perusahaanperusahaan besar cenderung lebih mampu memberikan berbagai informasi mengenai kondisi internal perusahaan yang dibutuhkan oleh investor, sehingga investor dapat mempertimbangkan keputusan investasi yang akan dilakukan (Rajan dan Zingales, 1995). Firm size juga mempengaruhi frekuensi perdagangan saham di pasar modal, saham

59

perusahaan kecil tingkat frekuensi perdagangannya tidak secepat dan semudah saham perusahaan besar.

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak mengandalkan pada modal eksternal, dengan demikian perusahaan yang memliki tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi cenderung menggunakan hutang dibanding perusahaan yang lambat pertumbuhannya Business risk adalah resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan jika tidak menggunakan hutang. Semakin tinggi business risk yang akan dihadapi oleh suatu perusahaan, maka semakin rendah rasio hutang optimalnya. Aset tangibility yaitu aktiva berwujud yang memiliki umur lebih dari satu tahun dan tidak mudah diubah menjadi kas, perusahaan yang memilik asset tangibility tetap ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Aktiva tetap mempunyai pengaruh yang positif terhadap struktur modal. Jika asset tangibility mengalami peningkatan maka struktur modal perusahaan akan mengalami peningkatan pula, ini terjadi karena dalam hal pembelian aktiva perusahaan tetap memerlukan modal yang tidak sedikit sehingga perlu ada penambahan modal.

Profitability adalah hasil bersih dari berbagai kebijaksanaan dan keputusan (Sartono, 2001). Profitability mengukur kemampuan untuk menghasilkan laba bersih yang dapat diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang memiliki rate of return yang tinggi pada investasinya cenderung menggunakan lebih sedikit debt (hutang) sebagai sumber pendanaannya. Profitability dapat mengendalikan pada modal internal perusahaan didalam pendanaan kegiatan operasional mereka. Firm age yaitu seberapa lama perusahaan beroperasi sejak perusahaan berdiri,semakin lama perusahaan tersebut berdiri maka mereka cenderung memiliki kumpulan dana internal dan jarang mengandalkan pinjaman dana dari luar perusahaan.

Latar belakang penelitian ini berdasarkan pada pengujian empiris yang dilakukan oleh Ezeoha (2008) yang dilakukan pada 71 perusahaan manufaktur dan bukan manufaktur yang terdaftar di Nigerian Stock Exchange pada tahun 1990 sampai dengan 2006. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Firm size, asset tangibility, profitability dan firm age terhadap hutang perusahaan non keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Kerangka Teoritis dan Hipotesis

Dalam mengambil suatu keputusan pendanaan diperlukan ketelitian dan kehati-hatian untuk menentukan pendanaan apa yang akan akan diambil oleh manajer keuangan. Pendanaan apapun yang diambil oleh manajer keuangan haruslah mampu meminimalkan modal yang ditanggung oleh perusahaan, apabila hutang merupakan alternatif pendanaan yang akan diambil selain modal sendiri, maka perusahaan harus melakukan kewajiban untuk membayar kepada pihak lain dengan sejumlah uang atau barang dan jasa pada waktu yang telah disepakati. Besar kecilnya tingkat hutang perusahaan memiliki resiko tertentu untuk perusahaan yang meminjam (Tendelilin dan Wilberforce, 2002).

Dalam menentukan suatu keputusan pendanaan tersebut ada beberapa karakteristik yang perlu dipertimbangkan antara lain Firm size yaitu ukuran besar kecilnya perusahaan. Perusahaan besar cenderung menggunakan sumber pendanaannya berupa hutang karena mereka cenderung mempunyai banyak akses untuk mendapatkan hutang, daripada perusahaan kecil. Asset tangibility adalah aktiva tetap yang berwujud yang memiliki umur lebih dari satu tahun dan tidak mudah diubah menjadi kas. Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan yang dapat dijadikan jaminan cenderung menggunakan hutang yang lebih banyak daripada perusahaan yang asset tangibility nya tidak dapat

(3)

dijadikan sebagai pinjaman. Profitability mengukur kemampuan untuk menghasilkan laba bersih yang dapat diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang memiliki rate of return yang tinggi pada investasinya cenderung menggunakan lebih sedikit debt (hutang) sebagai sumber pendanaannya hal ini sesuai dengan penelitian Titman dan Wessels (1988) yang menemukan bahwa setelah perusahaan mendapatkan laba, perusahaan akan menggunakan labanya untuk mengurangi hutang sehingga penggunaan hutang dalam pendanaannya menjadi turun

Firm age adalah seberapa lama perusahaan beroperasi sejak perusahaan tersebut berdiri. Semakin lama berdirinya suatu perusahaan, maka semakin mampu untuk mengakumulasikan dananya dan semakin sedikit melakukan pinjaman baik jangka panjang ataupun jangka pendek. Perusahaan yang lebih tua cenderung memiliki kumpulan dana dari internal, dan jarang mengandalkan pinjaman dana dari luar perusahaan.

Penelitian ini untuk menguji berbagai faktor yang dianggap mempengaruhi hutang seperti Firm size, asset tangibility, profitability dan firm age. Baik untuk peningkatan ataupun penurunan dari masing-masing variable yang mempengaruhi leverage. Dimana skema pemikiran diatas adalah sebagai berikut:

Gambar 1

Bagan kerangka pemikiran

3. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksploratif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Firm size, asset tangibility, profitability

dan firm age perusahaan terhadap pemilihan leverage. Unit analisis yang diteliti adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama delapan tahun dari periode tahun 2000-2007.

Variabel dependen yaitu hutang yang diukur dengan skala ratio, yaitu total hutang dibagi dengan total kekayaan (TD/TA). Sedangkan variabel independen terdiri dari : (1)

Firm size yang diukur dengan skala rasio yaitu hasil dari natural logarithm dari penjualan (sales) dari suatu perusahaan; (2) asset tangibility diukur dengan skala rasio yaitu dengan membandingkan fixed asset dengan total assets perusahaan; (3) profitability diukur dengan skala rasio yaitu dengan membagi nilai EBIT dengan Total Asset perusahaan; (4)

firm age adalah seberapa lama perusahaan beroperasi sejak perusahaan berdiri sampai dengan tahun 2007, firm age dihitung dengan menggunakan hasil dari natural logarithm untuk perusahaan diukur juga dengan skala rasio.

Data-data yang diperoleh dan digunakan dalam penelitian ini berasal dari data sekunder yaitu data yang telah diolah seperti data hasil penelitian kepustakaan, hasil

dokumentasi penelitian dan laporan keuangan yang telah dipublikasikan dari perusahaan non keuangan dalam kurun waktu delapan tahun 2000 hingga 2007 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode purposive sampling, dimana metode penarikan sampel ini didasarkan pada berbagai kriteria sesuai dengan variabel yang akan diukur. Semua data secara keseluruhan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penganalisaan data dalam penelitian ini menggunakan metode multiplelinear regression (regresi linear berganda). Persamaan model regresi berganda dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut :

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik menggunakan tingkat keyakinan (á) sebesar 5%. Uji normalitas dilakukan dengan one sample Kolmogorov Smirnov test untuk melihat apakah data terdistribusi normal; uji multikolinearitas untuk melihat apakah terdapat korelasi antar variabel independen, dan uji autokorelasi dilakukan untuk menunjukkan apakah terdapat korelasi error dengan error periode sebelumnya.

Dimana:

á = Konstanta

â1, â2, â3, â4… = Koefisien yang digabung dengan variable independen

å = Residual error

Y = Leverage

Lnsales = Firm size Tang = Asset tangibility ROA = Profitability

LnAge = Firm age

Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan

non-financial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki data yang lengkap dalam kurun waktu 8 tahun, yaitu dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2007. Berdasarkan kriteria tersebut maka dalam penelitian ini diperoleh 100 perusahaan non-financial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 1

Hasil Statistik Deskriptif 4. Hasil dan Pembahasan

(4)

62 JIPAK, Januari 2009

Berdasarkan hasil statistik deskriptif (tabel 1) yang dilakukan terhadap variabel debt ratio memiliki nilai minimum sebesar 0.0169 dan nilai maksimum sebesar 2.9752 serta memiliki rata-rata (mean) sebesar 0.595069 dengan standar deviasi sebesar 0.3275459. Dan variabel Firm size memiliki nilai minimum sebesar 5.0370 dan nilai maksimum sebesar 18.5867 serta memiliki rata-rata (mean) sebesar 13.410047 dengan standar deviasi sebesar 1.6741455

Variabel asset tangibility memiliki nilai minimum sebesar 0.0012 dan nilai maksimum sebesar 13.5868 serta memiliki rata-rata (mean) sebesar 0.438701 dengan standar deviasi sebesar 0.8290910 Dan variabel profitability memiliki nilai minimum sebesar -0,2769 dan nilai maksimum sebesar 1.7280 serta memiliki rata-rata (mean) sebesar 0.084557 dengan standar deviasi sebesar 0.1366896. Sedangkan variable firm age memiliki nilai minimum sebesar 1.0986 dan memiliki nilai maksimim sebesar 4.6634 serta memiliki rata-rata (mean) sebesar 3.290699 dengan standar deviasi 0.4961721.

Tabel 2

Regresi Linier Berganda

a Dependent Variable: debtratio

Hasil penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Ezeoha (2008) menyatakan bahwa firm size, profitability dan firm age menunjukan hasil yang signifikan, sedangkan

asset tangibility menunjukan hasil yang tidak signifikan. Berdasarkan hasil pengujian pengaruh antara leverage dengan firm size , diperoleh hasil bahwa firm size tidak memiliki pengaruh terhadap leverage. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Ezeoha (2008) yang menemukan bahwa firm size dengan leverage mempunyai pengaruh yang signifikan. Hal ini terjadi karena banyak perusahaan- perusahaan di Indonesia yang pada saat salesnya naik tetapi debt rationya ikut naik sehingga sales tidak mempengaruhi debt ratio

Selanjutnya adalah pengujian pengaruh Profitability dengan leverage, setelah dilakukan pengujian, diperoleh hasil bahwa profitability mempunyai pengaruh yang signifikan dan negatif. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ezeoha (2008) yang menemukan bahwa profitability dengan leverage mempunyai pengaruh yang signifikan dan bernilai negative yang berarti bahwa semakin tinggi profitability suatu perusahaan maka perusahaan tersebut akan cenderung menggunakan dana internal daripada berhutang untuk membiayai seluruh kegiatan operasional perusahaan ataupun untuk melakukan investasi baru. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Myers dan Majlus (1984), dan Shah dan Khan (2007)

Selanjutnya adalah pengujian pengaruh Asset tangibility dengan leverage, setelah dilakukan pengujian, diperoleh hasil bahwa asset tangibility tidak mempunyai pengaruh dengan leverage. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ezeoha (2008) yang menemukan bahwa asset tangibility dengan leverage

63

mempunyai tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Hal ini berarti perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak melihat variabel asset tangibility sebagai variabel yang mempengaruhi kebijakan perusahaan. Karena pada saat asset tangibility naik debt ratio turun

Selanjutnya adalah pengujian pengaruh firm age dengan leverage, setelah dilakukan pengujian, diperoleh hasil bahwa firm age tidak mempunyai pengaruh dengan

leverage. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Ezeoha (2008) yang menemukan bahwa firm age dengan leverage mempunyai pengaruh yang signifikan. Yang menyatakan bahwa perusahaan yang lebih tua cenderung memiliki kumpulan dana dari internal dan jarang mengandalkan pinjaman dana dari luar. Hal ini menandakan bahwa lamanya perusahaan berdiri di Indonesia tidak mempengaruhi terhadap kebijakan hutang perusahaan.

5. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh simpulan bahwa firm size, asset tangibility, dan firm age ternyata tidak mempengaruhi hutang pada perusahaan publik di Indonesia, hanya profitability yang berpengaruh terhadap hutang.

Pengambilan keputusan untuk melakukan

DAFTAR PUSTAKA

th

Brigham, F.E. & Ehrhardt, M. (2005).Financial Management “Theory and Practice” (11 edition), Florida: South-Western Publisher.

Ezeoha,A.E.(2008) Firm Size and Corporate Financial-Leverage Choice in a Developing Economy,Evidence from Nigeria, Journal of Risk Finance, 9(4):351-364

Fama, E. dan French, K. (1992). The Cross-Section of expected Stock Return, Journal of Finance, 47(2): 427-465.

Gitman, Lawrence J. (2009). Principle of Management Finance, Twelve Edition, The Addison Wesley.

Harris, M. & Raviv, A. (1991). The Theory of Capital Structure, Journal of Finance,46 (1): 297-355.

kebijakan hutang maka para manajer harus mempertimbangkan variabel profitability karena apabila profitability tinggi maka dana internal perusahaan akan naik sehingga hutang perusahaan akan turun yang dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan yang penting dalam perusahaan. Tersedianya dana yang cukup akan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk dapat melakukan kegiatan operasinya dan dapat memperoleh keuntungan sehingga dapat memberikan peluang bagi perusahaan untuk dapat terus bertahan dalam kondisi persaingan yang sangat ketat dan memberikan kesempatan perusahaan untuk berkembang.

(5)

Kim, C.; Mauer, D.C.; Sherman, A.E. (1998). The Determinants of Corporate Liquidity: Theory and Evidence, Journal of Financial and Quantitative Analysis, 33(3); 335-359

.

Kumar ,K.B.;Rajan R.G dan Zingales L.(1999).What determines Firm Size:NBER Working Paper No 7208.

Pardon.Y.G:Apoliario,R,M.C:Santana,.O.M (2005). Determinant Factor Leverage:An Empirical Analysis of Spanish Corporation,Journal of Risk Finance, 6(1):60-68. Rajan, R. & Zingales, L. (1995). What do We Know About Capital Structure Choice? Some

Evidence from International Data, Journal of Finance, 50:1421-1460. Sartono , Agus. (2001). Manajemen Keuangan, edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE

Tendelilin, E. & Wilberforce, T. (2002). Can Debt and Dividend Policies Substitute Insider Ownership in Controlling Equity Agency Conflict?,Gadjah Mada International Journal of Business, 4(1): 31-43.

Myers, S.C., Majluf, N. (1984). Corporate Financing and Investment Decisions When Firms Have Information that Investors do not Have, Journal of Financial Economics, 13 (2): 187-221.

Opler, T., Pinkowitz, N. S. 1984. The Determinant and Implications of Corporate Cash Holdings. Journal of Finance 52, 3-46

Shah, A. & Khan, S. (2007). Determinants of Capital Structure: Evidence from Pakistani Panel Data, International Review of Business Research Papers, 3 (4): 265-282.

Titman, S. & Wessels, R. (1988). The Determinants of Capital Structure Choice,Journal of Finance, 43: 1-19.

Referensi

Dokumen terkait

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

skor penilaian yang diperoleh dengan menggunakan tafsiran Suyanto dan Sartinem (2009: 227). Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini da- pat dilihat

Meskipun perpustakaan bermanfaat sebagai salah satu sumber belajar untuk semua mata pelajaran (termasuk pelajaran sejarah), namun dalam kenyataan ada kecenderungan

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa persinggungan antara ajaran agama (Islam) yang dibawa oleh Ki Ageng Gribig, modernitas, dan budaya (Jawa) tergambar dalam ritual dan

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

masyarakat dalam mencari informasi tempat ibadah yang berada di kecamatan Toboali.tempat ibadah merupakan hal yang penting yang harus ada disetiap daerah. Sarana tempat

Selain dari beberapa karya di atas, Fazlur Rahman pernah menulis artikel yang berjudul “Iqbal in Modern Muslim Thoght” Rahman mencoba melakukan survei terhadap