• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan Produk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan Produk"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Pengembangan Produk

Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung dari kemampuan mereka dalam mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan dan dengan cepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan mereka dan dapat diproduksi dengan biaya yang rendah. Hal ini menjadi masalah pengembangan produk yang mencakup fungsi pemasaran, fungsi desain, fungsi manufaktur dan fungsi-fungsi yang lain dalam perusahaan.

2.1.1 Definisi Pengembangan Produk

Pengembangan produk adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dengan persepsi peluang pasar dan berakhir dengan produksi, penjualan, dan pengantaran produk. Pengembangan produk juga merupakan kegiatan yang membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi dalam suatu perusahaan, tetapi tiga fungsi yang menjadi pusat dari pengembangan produk, yaitu:

• Pemasaran: Pemasaran dapat memberikan identifikasi dari peluang

(2)

• Desain: bagian desain memainkan peranan dalam menerjemahkan bentuk

fisik produk ke dalam bentuk yang terbaik yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Bagian desain meliputi: engineering design (mekanikal, elektrikal, software,dll) dan industrial design ( estetika, ergonomis, mudah digunakan oleh pengguna).

• Manufaktur: bagian manufaktur sangat bertanggungjawab untuk

mendesain dan mengoperasikan sistem produksi dalam memproduksi produk. Bagian ini juga berhubungan dengan pembelian, distribusi dan instalasi (supply chain) .

Yang dapat menjadi sumber ide dalam pengembangan produk antara lain:

o Kebutuhan dan keinginan konsumen (terutama pemakai pelopor) melalui

survei, uji proyeksi, diskusi kelompok, serta surat usulan dan keluhan dari pelanggan.

o Ilmuwan, teknisi, perancang dan karyawan. Perusahaan yang berhasil

membentuk budaya perusahaan yang mendorong tiap karyawan untuk mencari ide-ide baru untuk meningkatkan produksi, produk dan pelayanan perusahaan.

o Mengamati produk dan jasa pesaing. Dengan belajar dari distributor,

(3)

o Agen penjualan dan perantara, yang memiliki pengamatan pertama atas

kebutuhan dan keluhan pelanggan dan perkembangan persaingan.

o Manajemen puncak

o Perubahan lingkungan, yang meliputi aspek demografi, ekonomi dan

politik.

Ide-ide produk baru dapat berasal dari sumber lain, seperti penemu, konsultan industri, agen periklanan, perusahaan riset pemasaran dan publikasi industri.

2.1.2 Karakteristik Kesuksesan Pengembangan Produk

Dimensi spesifik yang biasanya digunakan untuk memperkirakan kesuksesan pengembangan produk, antara lain:

1. Kualitas Produk: berbicara mengenai keunikan produk yang dihasilkan, kemampuan produk tersebut memenuhi kebutuhan pelanggan, ralibilitas produk tersebut. Kualitas produk mempengaruhi market share dan harga yang mau dibayar oleh pelanggan.

2. Biaya Produk: berbicara mengenai biaya produksi yang menggambarkan keuntungan yang akan diperoleh dalam volume dan harga penjualan tertentu.

(4)

perkembangan teknologi, sejalan dengan seberapa cepat perusahaan menerima kembali modal yang ditanamkan dari tim pengembangan produk. 4. Biaya Pengembangan: berbicara mengenai biaya yang harus dikeluarkan

perusahaan untuk mengembangkan produk.

5. Kemampuan Pengembangan: bebicara mengenai kemampuan tim dan perusahaan dalam mengembangkan produk.

2.1.3Tantangan Pengembangan Produk

Mengembangkan produk baru yang luar biasa tidaklah mudah. Hal ini merupakan tantangan yang berarti bagi sebuah tim pengembangan produk. Beberapa hal yang merupakan tantangan dalam mengembangkan produk adalah:

• Pertentangan (trade-off): untuk menciptakan produk yang berkualitas

tinggi kemungkinan besar akan menambah biaya manufaktur.

• Perubahan (dynamics): teknologi meningkat, selera pelanggan berubah,

pesaing mengenalkan produk barunya, dan kondisi makroekonomi. Pengambilan keputusan dalam suatu lingkungan yang selalu berubah merupakan tugas yang sulit dihadapi.

• Detail: dalam mengembangkan produk, baik sederhana maupun kompleks

(5)

• Tekanan waktu: keputusan pengembangan produk harus dibuat dengan

cepat.

• Ekonomis: mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan produk baru

membutuhkan investasi yang besar. Namun untuk mendapatkan kembali investasi yang telah dikeluarkan, maka produk yang dihasilkan harus dapat menarik hati pelanggan dan dapat diproduksi dengan harga yang tidak mahal.

2.1.4 Definisi Produk Baru

Menurut Merle dan Anthony, kategori pengertian produk baru yang diterima secara umum antara lain:

1. New-to-the-world products: merupakan produk-produk penemuan yang pertama kali.

2. New category entries: produk yang tidak termasuk new-to-the-world products, tetapi dapat membawa perusahaan ke dalam kategori baru untuk

produk tersebut.

3. Additions to product lines: produk baru yang memberikan tambahan/lini

produk lama (ukuran kemasan, rasa, dll).

4. Product Improvement (perbaikan produk): produk yang menunjukkan

peningkatan kinerja/ nilai dan menggantikan produk lama.

(6)

Variasi kategori yang sebagai produk baru yang lain antara lain: new to a country, new channel of distribution, packaging improvement, dan different

resource or method of menufacture.

Menurut Ulrich dan Eppinger, proyek pengembangan produk dapat diklasifikasikan menjadi empat tipe:

1. New product platform: tipe proyek yang melibatkan usaha pengembangan utama untuk menciptakan kelompok produk yang baru berdasarkan platform yang baru. Contoh: proyek Xerox Lakes, tertuju pada pengembangan platform mesin fotokopi digital yang baru.

2. Derivatives of existing product platform: proyek yang memperluas platform produk yang sudah ada untuk mengarah pada pasar yang tidak asing lagi yang lebih baik dengan satu atau beberapa produk baru. Contoh: mengembangkan mesin fotokopi baru berdasarkan platform produk yang tidak digital.

3. Incremental improvements to existing products: proyek yang melibatkan penambahan atau modifikasi beberapa fitur produk yang sudah ada untuk menjaga produk kompetitif. Contoh: sedikit perubahan untuk memperbaiki cacat/kekurangan yang sedikit dari mesin fotokopi yang sudah ada.

(7)

besar, tetapi bila berhasil, perusahaan akan sukses dalam jangka waktu yang panjang. Contoh: mesin fotokopi Xerox yang pertama

2.2 Proses Pengembangan Produk

(8)
[image:8.612.185.461.142.655.2]
(9)

Penciptaan Ide

Ide merupakan hal yang paling mendasar dalam pengembangan produk. Seluruh proses pengembangan produk mempunyai tahapan penemuan ide. Ide dapat muncul dari berbagai sumber antara lain :

ƒ Bagian pemasaran dan penjualan

ƒ Organisasi riset dan pengembangan teknologi ƒ Team pengembangan produk

ƒ Bagian operasional dan manufaktur ƒ Pelanggan / pasar

ƒ Pihak ketiga seperti pemasok, investor, rekan kerja dan sebagainya.

Penyaringan Gagasan

Berbagai ide yang muncul dari sumber-sumber diatas akan diseleksi, sehingga ide yang akan dikembangkan adalah ide yang dianggap paling realistis dan mungkin untuk diwujudkan secara nyata. Formulasi perencanaan produk dan pengembangan pernyataan misi mengawali proses pengembangan produk. Ada lima tahap untuk mengembangkan perencanaan produk dan pernyataan misi proyek, yaitu:

a. Identifikasi peluang

(10)

riset dan teknologi, tim pengembangan produk, manufaktur dan operasi organisasi, pelanggan potensial, pemasok, penanam modal dan partner bisnis. b. Evaluasi dan memprioritaskan proyek

Beberapa perspektif dasar yang sangat berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan peluang produk baru dengan kategori produk yang sudah ada:

i. Strategi bersaing: beberapa strategi yang mungkin antara lain:

• Technology leadership: perusahaan harus mengadakan pendekatan pada

riset dan pengembangan teknologi baru dan pengembangan teknologi ini dilakukan melalui pengembangan produk.

• Cost leadership: perusahaan harus bersaing dalam efisiensi produksi,

entah melalui skala ekonomi, menggunakan metode superior manufaktur, gaji buruh yang rendah, atau pun manajemen sistem produksi yang lebih baik.

Customer focus: perusahaan harus bekerja lebih dekat dengan pelanggan

(11)

Imitative: perusahaan harus mengikuti trend di pasaran, membiarkan

pesaing menciptakan produk baru dan berhasil di segmen mereka. Kemudian ketika peluang sudah teridentifikasi, perusahaan harus dengan cepat meluncurkan produk baru dengan meniru pesaing yang berhasil.

ii. Segmentasi pasar: proses mengelompokkan pelanggan ke dalam segmen-segmen berdasarkan kriteria tertentu. Klasifikasi segmen-segmentasi pasar dipengaruhi oleh:

• Faktor geografis yang meliputi wilayah, ukuran kota, kepadatan, iklim.

• Faktor demografis yang meliputi usia, ukuran keluarga, siklus hidup

keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan, kelas sosial.

• Faktor psikografis yang meliputi gaya hidup dan kepribadian.

• Faktor perilaku yang meliputi kejadian (biasa atau khusus), manfaat,

status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli, sikap terhadap produk.

c. Alokasi sumber daya dan waktu perencanaan - Alokasi sumber daya

(12)

- Pembagian waktu proyek, meliputi:

• Waktu pengenalan produk: lebih cepat produk sampai ke pasar akan

semakin baik. Tetapi meluncurkan produk sebelum mencapai kualitas yang memadai dapat merusak reputasi perusahaan.

• Kesiapan teknologi yang digunakan akan terintegrasi ke dalam produk

yang lebih cepat dan andal. Hal ini penting dalam proses perencanaan.

• Kesiapan pasar: melepaskan produk baru terlalu cepat dapat membuat

pelanggan frustasi untuk menjadi pelanggan setia, namun melepaskan produk baru terlalu lambat juga akan ketinggalan oleh pesaing.

d. Membuat perencanaan sebelum proyek (pre-project planning)

Hal ini dapat dilakukan dengan membuat pernyataan misi, yang meliputi:

- Penggambaran secara singkat mengenai produk (tidak spesifik): gambarkan sisi keuntungan pelanggan terhadap produk yang akan dibuat.

- Sasaran kunci bisnis: yang meliputi sasaran waktu, biaya, dan kualitas

- Target pasar untuk produk baru yang dibuat: yang meliputi pasar utama dan pasar sekunder yang diharapkan dalam usaha pengembangan

- Asumsi dan hambatan yang mendukung usaha pengembangan produk: berisi batasan konsep produk yang akan dibuat

(13)

e. Merefleksi hasil dan proses

Hal ini dilakukan dengan memperhatikan apakah rencana produk mendukung strategi persaingan perusahaan, apakah rencana produk mengarah pada peluang perusahaan, apakah sumber daya yang dialokasikan kepada pengembangan produk cukup untuk mengejar strategi persaingan perusahaan, apakah tim inti menerima tantangan dalam menghasilkan pernyataan misi, apakah elemen pernyataan misi konsisten, apakah asumsi yang tertera dalam pernyataan misi benar-benar perlu atau apakah proyek mengalami hambatan yang berlebihan, bagaimana proses perencanaan produk ditingkatkan.

Pengembangan Konsep

Konsep produk di sini adalah deskripsi dari bentuk, fungsi dan fitur dari produk dan biasanya dibarengi dengan spesifikasi, analisis produk saingan, dan perkiraan ekonomis proyek yang berjalan.

(14)
[image:14.612.108.533.138.579.2]

Tabel 2.1. Tabel variasi proses pengembangan produk Generik (Market Pull) Technology Push Platform Products Process Intensive Customized

Deskripsi Perusahaan

mulai dengan peluang pasar, kemudian menemukan teknologi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan Perusahaan mulai dengan teknologi baru, kemudian menemukan

pasar yang tepat

Perusahaan

berasumsi

bahwa produk

baru akan dibuat

dengan sub sistem teknologi yang sudah ditetapkan Karakteristik produk sangat dipengaruhi oleh proses produksi Produk baru mempunyai variasi yang sedikit dari konfigurasi

yang sudah ada

Perbedaan dengan respek terhadap proses generik Fase perencanaan harus mencocokkan teknologi dengan pasar. Pengembangan konsep disesuaikan dengan teknologi yang ada Pengembangan konsep disesuaikan dengan platform produk Baik produk maupun proses harus dikembangkan bersama dari awal, atau proses produksi

yang sudah ada

harus dispesifikasi dari awal Kemiripan proyek menyebabkan proses pengembangan yang sangat terstruktur

Contoh Barang-barang olah raga,

mebel, alat-alat

jas hujan

Gore-tex, amplop Tyvek Barang-barang elektronik, komputer, printer Makanan snack, sereal, bahan kimia, semikonduktor Jam tangan, motor, batere, kontener

Proses pengembangan konsep produk meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini: 1. Identifikasi kebutuhan konsumen

(15)

2. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk berarti penggambaran yang menunjukkan bagaimana produk harus didesain dan diatur sehingga dapat menerjemahkan apa yang harus dilakukan oleh produk supaya sukses. Spesifikasi harus mencakup kebutuhan pelanggan, diferensiasi produk, serta dapat diterima secara teknis dan ekonomis. Spesifikasi produk meliputi penetapan target spesifikasi (dilakukan setelah identifikasi kebutuhan pelanggan berdasarkan kebutuhan pelanggan dan benchmarking) dan penetapan spesifikasi akhir (dilakukan setelah uji konsep

berdasarkan konsep yang diseleksi, kelayakan, model, dan trade-offs). Penetapan target spesifikasi produk meliputi penyiapan daftar metrik, tingkat kepentingan dan satuan unitnya, pembuatan matriks kebutuhan-metrik, benchmarking berdasarkan kebutuhan dan metric, penentuan target nilai ideal dan menengah untuk setiap metric, merefleksi hasil dan proses untuk perbaikan yang berlangsung.

Sedangkan spesifikasi akhir meliputi pengembangan model produk secara teknis, baik analitis maupun fisis, pengembangan biaya produk dengan merincikan jumlah dan harga masing-masing komponen produk, perbaikan spesifikasi, pembuatan peta persaingan (competitive map), pembuatan spesifikasi yang tepat dari nilai ideal dan marginal yang ditentukan pada target spesifikasi, merefleksi hasil dan proses.

(16)

eksternal yang dapat dilakukan dengan wawancara dengan pengguna suatu produk yang memiliki pengalaman dalam beberapa bulan atau bahkan tahun sebelum mayoritas pasar dan telah merasakan banyak sekali keuntungan dari inovasi produk (lead users), konsultasi dengan para ahli, pencarian hak paten, pencarian literature dan perbandingan persaingan (competitive benchmarking); penyelusuran internal, dengan menggunakan pengetahuan perorangan dan tim serta kreativitas untuk memunculkan penyelesaian masalah; penyelidikan sistematis dengan menggunakan pohon klasifikasi dan table kombinasi; refleksi hasil dan proses, dengan mengidentifikasi peluang untuk perbaikan dalam iterasi berikutnya atau proyek yang akan datang.

Empat hal yang bisa dilakukan guna membantu penyelusuran internal yaitu:

• Menunda keputusan: Keputusan konsep produk tidak dapat diambil begitu

saja, namun butuh waktu yang lama bahkan bertahun-tahun. Sehingga, menunda evaluasi dalam beberapa hari atau minggu dibutuhkan untuk membuat alternatif kritis untuk berhasil.

• Membangkitkan banyak ide: setiap ide akan merangsang keluarnya ide-ide

yang lain. Jadi, semakin banyak ide yang keluar akan merangsang keluarnya ide lebih banyak lagi.

• Menerima ide yang nampaknya tidak layak: semakin tidak layak suatu ide,

(17)

• Gunakan media grafik dan fisik: menjelaskan informasi fisikal dan geometric

sulit bila dilakukan dengan kata-kata.

Tahap selanjutnya adalah pemilihan konsep. Pemilihan konsep adalah proses mengevaluasi konsep yang berorientasi pada kebutuhan pelanggan dan kriteria lain, membandingkan kekuatan dan kelemahan relative dari konsep-konsep yang ada, dan memilih satu atau beberapa konsep untuk penyelidikan atau pengembangan lebih lanjut. Dalam pemilihan konsep, tim pengembangan produk dapat menggunakan beberapa metode, antara lain:

• Keputusan eksternal: konsep ditawarkan kepada pelanggan atau entity lain

• Produk juara: dengan memilih konsep berdasarkan kesukaan pribadi anggota

tim pengembangan yang berpengaruh

• Intuisi: konsep dipilih berdasarkan perasaan, kriteria eksplisit, pertentangan

(trade-offs) tidak digunakan, hanya konsep yang terlihat baik saja.

• Suara terbanyak: setiap anggota tim mengambil suara untuk beberapa konsep,

konsep dengan suara terbanyaklah yang akan dipilih.

• Pro dan kontra: tim mendaftar kelebihan dan kelemahan dari setiap konsep

dan membuat pilihan berdasarkan pendapat kelompok.

• Prototipe dan tes: organisasi mementuk dan menguji prototipe dari setiap

konsep, membuat pilihan berdasarkan data uji.

• Matriks keputusan: tim menranking konsep berdasarkan kriteria seleksi yang

(18)

Metodologi pemilihan konsep yang digunakan melalui dua tahap. Tahap pertama adalah penyaringan konsep (concept screening) dan yang kedua adalah penilaian konsep (concept scoring). Penyaringan konsep menggunakan konsep referensi untuk mengevaluasi ragam konsep terhadap criteria seleksi, menggunakan sistem perbandingan kasar untuk mengetahui posisi konsep satu dengan yang lain. Sedangkan penilaian konsep menggunakan poin referensi yang berbeda dengan penyaringan konsep untuk setiap kriteria seleksi menggunakan bobot kriteria seleksi dan skala peringkat. Penilaian konsep dapat tidak dilakukan bila penyaringan konsep sudah menghasilkan konsep yang dominan. Keduanya didukung oleh matriks seleksi yang digunakan oleh tim untuk menilai, menggolongkan dan memilih konsep terbaik. Keduanya dilakukan dengan tahapan:

1. Menyiapkan matriks seleksi 2. Menilai konsep

3. Meranking konsep

4. Mengkombinasi dan memperbaiki konsep 5. Memilih satu atau beberapa konsep 6. Merefleksi hasil dan proses

(19)

Sedangkan kriteria seleksi yang diidentifikasikan dapat berupa atribut-atribut produk, antara lain kenyamanan, kemudahan dibawa (portability), ketahanan (durability), kecepatan, biaya, keamanan, utilitas, keandalan, perawatan, polusi, penampilan produk (warna, bentuk, model) dan keadaan permukaan.

Pengujian Konsep

Konsep tersebut diuji apakah sesuai dengan target pasar yang ingin dituju. Jika sesuai, maka konsep tersebut akan menjalani tahap selanjutnya. Tapi jika konsep tersebut ternyata belum sesuai dengan keinginan pasar, tim pengembang harus menyusun konsep baru yang merupakan perbaikan dari konsep sebelumnya. Pengujian konsep mencari respon secara langsung dari pelanggan potensial dalam target pasar mengenai gambaran konsep produk. Pengujian konsep didasarkan data yang dikumpulkan secara langsung dari pelanggan potensial dan mengurangi penilaian yang dibuat oleh tim pengembangan produk. Pengujian konsep dapat membuktikan bahwa konsep produk sudah memenuhi kebutuhan pelaggan, memperkirakan potensial pejualan dari konsep produk dan mengumpulkan informasi dari pelanggan untuk memperbaiki konsep produk.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian konsep adalah:

(20)

dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, berapa unit yang harus dijual, dan apakah pengembangan perlu dilanjutkan.

ii. Memilih populasi survei

iii. Memilih format survei. Survei dapat dilakukan dengan interaksi tatap muka, telepon, surat-menyurat, e-mail, atau internet.

iv. Mengkomunikasikan konsep, bisa dengan kata-kata, sketsa, foto dan hasil render,video, simulasi, multimedia interaktif, model fisik, atau prototip.

v. Mengukur respon pelanggan, bisa dengan skala likert

vi. Interpretasi hasil, memperkirakan jumlah produk yang diharapkan untuk dijual dalam periode tertentu.

vii. Merefleksi hasil dan proses

Pengembangan Strategi Pemasaran

Pada tahap ini, ada beberapa hal yang tercakup didalamnya, yaitu : ƒ Rencana penempatan produk, target penjualan dan keuntungan.

ƒ Perencanaan harga produk, saluran distribusi dan anggaran pemasaran. ƒ Perencanaan jangka panjang dari produk.

Analisis Bisnis

(21)

Prototype

Yang dimaksud prototype adalah suatu pendekatan atau perkiraan dari suatu produk, berdasarkan satu dimensi kepentingan atau lebih.

Uji Coba Pemasaran

Pada tahap ini, produk yang telah jadi dicoba untuk dipasarkan. Kemudian dilakukan pengamatan mengenai reaksi pasar terhadap produk ini. Dengan demikian, tim pengembang dapat menganalisa apakah produk ini sudah diterima konsumen atau perlu dimodifikasi lagi sebelum benar-benar dikomersialisasikan.

Komersialisasi

Tahap ini merupakan tahap akhir dari siklus pengembangan produk. Ada 4 keputusan yang harus dibuat pada tahap ini, yaitu :

ƒ Kapan waktu peluncurannya.

ƒ Dimana produk akan dipasarkan terlebih dahulu. ƒ Target pasar potensial yang akan dibidik.

(22)

2.3Desain Industri

Desain industri merupakan desain produk dengan menekankan pada sudut pandang estetika dan ergonomis produk. Yang perlu diperhatikan dalam desain industri antara lain:

o Penggunaan: harus aman mudah digunakan, dan intuitif. Setiap fitur harus

dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat mengkomunikasikan fungsinya kepada pengguna.

o Penampilan: meliputi bentuk, merek, proporsi, dan warna yang diintegrasikan

untuk membuat produk menjadi menarik.

o Perawatan mudah

o Biaya rendah: bentuk dan fitur mempunyai pengaruh yang besar terhadap

peralatan dan biaya produksi, sehingga harus dipertimbangkan sungguh-sungguh.

o Komunikasi: kualitas produk yang mengkomunikasikan filosofi desain

perusahaan.

2.4Pengambilan Sampel

(23)

Salah satu metode pengambilan sampel yang biasa digunakan adalah pengambilan sampel probabilita. Dari beberapa cara pengambilan sampel dengan metode ini, salah satunya adalah pengambilan sampel ganda atau pengambilan sampel berjenjang atau pengambilan sampel multi-tahap atau pengambilan sampel gugus bertahap. Metode ini biasanya ditemukan dengan desain kumpulan dan atau bertingkat, cocok bila digunakan untuk jumlah populasi yang letaknya sangat tersebar secara geografis, sehingga sangat sulit untuk mendapatkan kerangka sampel dari semua unsur-unsur yang terdapat dalam populasi tersebut. Untuk mengatasi hal ini, maka unit-unit analisa dikelompokkan ke dalam gugus-gugus yang merupakan satuan-satuan dari mana sampel akan diambil. Pengambilan sampel melalui tahap-tahap tertentu. Jadi satu populasi dapat dibagi-bagi dalam gugus tingkat pertama; gugus-gugus tingkat pertama ini dapat pula dibagi dalam gugus-gugus tingkat kedua; dan gugus-gugus tingkat kedua masih dapat pula dibagi dalam gugus-gugus tingkat lebih lanjut.

2.5Pengujian Data

(24)

2.5.1Uji Normalitas Data

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini, mengunakan statistik parametris karena data yang akan diuji berbentuk ratio, sehingga setiap data pada setiap variabel harus terlebih dahulu diuji normalitasnya. Salah satu metode pengujian normalitas data adalah dengan menggunakan metode Chi Kuadrat. Langkah-langkah pengujian normalitas data dengan Chi Kuadrat adalah sebagai berikut:

i. Menentukan jumlah kelas interval. Dalam hal ini jumlah kelas intervalnya = 6, karena luas kurva normal dibagi menjadi enam, yang masing-masing luasnya adalah: 2.7%; 13.53%; 34.13%; 34.13%; 13.53%; 2.7%.

ii. Menentukan kelas interval yaitu: (data terbesar-data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas interval (6).

iii. Menyusun ke dalam distribusi frekuensi, yang sekaligus merupakan tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat

iv. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh) dengan cara mengalikan luas tiap bidang kurva normal dengan jumlah anggota sampel (fo).

v. Mengkuadratkan hasil pengurangan antara fo dengan fh, kemudian hasilnya masing-masing dibagi dengan fh. Setelah selesai jumlahkan semuanya. Hasilnya merupakan harga Chi Kuadrat hitung.

(25)

2.5.2Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini merupakan uji hipotesis statistik satu arah. Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. Suatu uji hipotesis statistik yang alternatifnya bersifat satu arah disebut sebagai uji hipotesis statistik satu-arah. Langkah-langkah dalam melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut :

i. Menentukan perumusan hipotesis nol. Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan dengan harapan tidak ada bukti yang menolak perumusan hipotesis nol tersebut.

ii. Menentukan perumusan hipotesis alternatif satu arah. Hipotesis alternatif satu arah akan dimabil jika hipotesis nol akan ditolak atau ditemukan bukti-bukti yang tidak mendukung hipotesis nol.

iii. Menentukan taraf nyata dari uji hipotesis (α).

iv. Memilih statistik uji yang sesuai dan kemudian tentukan wilayah kritiknya. v. Menghitung nilai dari statistik uji berdasarkan data contohnya.

(26)

2.6Menghitung Target Penjualan

Terdapat banyak cara dalam menghitung target penjualan, antara lain adalah sebagai berikut:

2.6.1 Model Ulrich-Eppinger

Dengan metode Ulrich-Eppinger, dapat diketahui target penjualan sistem keamanan kendaraan bermotor Tech4U Alarm Car dengan menggunakan rumus:

probably probably

definitely

definitely F C F

C P P A N Q + + × = × × = dimana :

Q = jumlah produk yang diharapkan terjual selama periode tertentu

N = jumlah pelanggan potensial yang diharapkan melakukan pembelian

selama periode tertentu

A = proporsi pelanggan potensial atau market share produk dari pasar

P = peluang produk akan dibeli jika tersedia dan pelanggan menyadari

keberadaan produk

Fdefinitely = proporsi responden dari survey yang memilih skala “pasti

membeli”

Fprobably = proporsi responden dari survey yang memilih skala “mungkin

(27)

Cdefinitely dan Cprobably = konstanta kalibrasi yang biasanya ditetapkan berdasarkan data periode lalu (jika tidak ada data periode lalu maka Cdefinitely dan Cprobably biasanya bernilai 0.4 dan 0.2).

2.6.2 BASS Model

Model difusi Bass sering digunakan sebagai pemodelan dan peramalan proses difusi pada riset pemasaran dan disiplin ilmu lainnya.

Model Bass mencoba untuk mengetahui berapa banyak konsumen yang akhirnya akan mengadopsi produk baru dan kapan mereka akan mengadopsinya. Model dasar dari model Bass terdiri dari 3 parameter yang sangat berpengaruh yaitu :

1. Inovator ( p )

Mewakili konsumen pertama suatu produk selama beberapa periode. Asumsi mereka membeli karena termotivasi untuk berdagang atau pengaruh besar faktor eksternal seperti iklan.

2. Imitator ( q )

Mewakili konsumen yang membeli produk karena pengaruh proses interpersonal seperti komunikasi dari mulut – ke mulut sesama konsumen. 3. Potensial Market ( m )

(28)

Berikut adalah model matematika yang disebut dengan model Bass: S(t) = pm + [q - p]Y(t-1) - (q/m)[Y(t-1)]2

Dimana :

S(t) = Jumlah penjualan produk tepat pada saat waktu t

Y (t) = Jumlah penjualan suatu produk yang sudah diadopsi pada waktu t

p = Koefisien Inovator q = Koefisien Imitator m = Market Potensial

Model Bass diatas menggunakan teknik peramalan yang menggunakan data historis yang diakumulasikan dalam beberapa periode waktu. Tujuannya adalah menentukan pola dalam deret historis dan mengekstrapolasikan pola tersebut kemasa depan.Untuk mengetahui puncak penjualan berada tepat pada waktu t maka menggunakan rumus :

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + = ∗ p q q p

t 1 ln

Dan untuk mengetahui jumlah puncak penjualan produk pada saat waktu t maka menggunakan rumus :

(29)

Penentuan Nilai Parameter

Ada beberapa cara untuk menaksirkan 3 parameter model Bass. Metode tersebut diklasifikasikan berdasarkan sejarah perusahaan produk tersebut atau metode keputusan yang telah diukur oleh beberapa para ahli pemasaran. Metode yang pertama yaitu metode peramalan dengan menggunakan persamaan regresi dengan menggunakan data penjualan dan metode ke dua dengan menggunakan analog atau daftar hasil survey yang telah dilakukan oleh beberapa ahli.

a. Metode regresi

Suatu teknik peramalan yang mengukur hubungan antara satu variabel terhadap satu atau lebih variabel yang lain. Regresi berusaha untuk menghubungkan ramalan-ramalan yang ada dengan faktor-faktor yang menyebabkan kecenderungan, siklus dan pola musiman. Konsep dari peramalan regresi adalah bahwa semua faktor yang mempengaruhi sistem di masa lalu akan terus berlanjut di masa yang akan datang. Peramalan yang didasarkan regresi menghasilkan fungsi peramalan yang dinamakan persamaan regresi. Semakin baik persamaan regresi, semakin baik peramalan yang diperoleh. Dengan melakukan pemisalan terhadap variabel model bass maka akan diperoleh nilai ketiga parameter yaitu p, q dan m.

(30)

a = p x m → p = m a

c = - m

q

→ q = - c×m

b = qp → q = b+ p

b =qp

= (- c×m ) – ( m

a

) Æ cm2

+ bm + a = 0 →

c ac b b m 2 4 2 − ± − =

Dasar dari pemilihan metode peramalan diatas adalah jenis pola/siklus data. Siklus adalah suatu pergerakan ke atas dan kebawah selama kecenderungan terjadi. Kecenderungan adalah pergerakan jangka panjang dari apa yang sedang diramalkan. Metode peramalan diatas menggunakan pola data Trend yaitu Yaitu pola yang terjadi bila terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data.

a. Analogous Produk

(31)

Asumsi – asumsi terhadap model Bass, yaitu :

1. Pada awal penjualan, jumlah konsumen yang mengadopsi produk baru lebih kecil dibandingkan dengan jumlah market potensial produk tersebut, karena adanya percepatan pada penjualan semakin banyak penularan sehingga penjualan menjadi meningkat. Pada akhirnya jumlah konsumen yang mengadopsi menjadi sama jumlahnya dengan jumlah market potensial atau bahkan lebih besar sehingga pasar terpenuhi dan penjualan semakin lambat. 2. jika q > p , maka tingkat imitator lebih dominant daripada tingkat innovator

maka kurva penjualan akan berbentuk U dimana akan meningkat kemudian akan menurun. Jika q < p , dimana tingkat imitator lebih kecil daripada tingkat innovator sehingga kurva penjualan akan berbentuk S dimana kurva akan menurun pada tingkat permulaan dana kemudian akan meningkat. Dan ketika kedua nilai p dan q besar, maka penjualan produk akan menigkat dengan cepat tetapi jika telah mencapai titik maksimum akan mengalami penurunan dengan cepat pula.

3. Besar kecilnya nilai p mencerminkan kemampuan produk menembus suatu pasar dan besarnya nilai q mencernimkan kemampuan lamanya produk bertahan dan menyebar dipasar dalam jangka waktu tertentu.

4. Ukuran potensial pasar ( m ) cenderung tetap.

(32)

5. Proses keputusan pelanggan bersifat binary ( adopsi atau tidak adopsi )

Asumsi ini dilemahkan pada beberapa model bahwa proses keputusan multistage diaman biasanya pelanggan berawal dari saru tingkat ke tingkat lainnyasepanjang waktu.

6. Penjualan suatu inovasi akan dipengaruhi oleh penerimaan atau penolakan dari inovasi lainnya.

Gambar

Gambar 2.1  Tahapan Pengembangan Produk
Tabel 2.1. Tabel variasi proses pengembangan produk

Referensi

Dokumen terkait

Konsumen memilih suatu produk tersebut karena benar-benar ingin merasakan nilai dan manfaat dari produk tersebut, karena melihat kesempatan memiliki produk tersebut

Dalam menumbuhkan minat beli konsumen, sebelumnya konsumen harus membeli produk dan merasakan sendiri kualitas dari produk tersebut, dan untuk membuat konsumen

Menurut Kotler (2002,p18), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan Dalam standar internasional, produk adalah

a.) Aspek Pasar, yaitu meneliti tentang permintaan suatu produk atau jasa, berapa luas pasar, pertumbuhan permintaan dan market-share dari produk yang

Kedua, perusahaan yang masuk dalam sel III, V, atau VII terbaik dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara; penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan

Definisi Pasar Bisnis menurut Micheal Hutt dan Thomas Speh dalam buku “Business Marketing Management: B2B” adalah sebuah pasar untuk produk dan jasa baik itu lokal

Tujuh tahap dari proses program pemasaran melalui Internet adalah membentuk peluang pasar, menyusun strategi pemasaran, merancang pengalaman pelanggan, membangun hubungan

Menurut Mohammed, Fisher, Jaworski, &amp; Paddison (2003, p8), tujuh tahap dalam Internet marketing adalah membentuk peluang pasar, menyusun strategi pemasaran, merancang