• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media Massa Televisi - HENDRIK B BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media Massa Televisi - HENDRIK B BAB II"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Media Massa Televisi

Secara Bahasa, Kata Media berasal dari bahasa Latin "Medius" yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media diartikan perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Terdapat beberapa Pengertian Media Massa Menurut Para ahli. Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media. Menurut UU RI No. 40 tahun 1999 tentang Pers : “Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia”.

Peran media massa dalam UU No.40 Tahun 1999 tentang pers mengaturnya dalam pasal 6 yang berbunyi :

1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui 2. Menegakan nilai-nilai dasar demokrasi

(2)

4. Menghormati kebhinekaan

5. Mengembangkan pendapat umum

6. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran 7. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran

Suatu masayarakat yang beranjak ke taraf hidup modern tidak akan terlepas pula dari kemajuan bidang jurnalistik. Menurut widodo (1997:7-8) dalam jurnal surbakti, jurnal hukum prioris, fungsi pers di tengah masyarakat ada bermacam-macam yakni :

1. To inform

Pers mempunyai fungsi untuk memberi informasi atau kabar kepada masyarakat atau pembaca, melalui tulisan, siaran dan tayangan yang rutin kepada masyarakat pers memberikan informasi yang beraneka ragam.

2. To educate

Pers berfungsi sebagai pendidik, melalui berbagai macam tulisan atau pesan-pesan yang diberikannya, pers bisa mendidik masyarakat pembacanya.

3. To controle

(3)

merupakan wujud sumbangsih dalam mengontrol masyarakat dan aparat pemerintah.

4. To bridge

Pers mempunyai fungsi sebagai penghubung atau menjembatani antara massyarakat dengan pemerintah atau sebaliknya,. Aspirasi yang tidak dapat tersalurkan melalui jalur atau kelembagaan yang ada, bisa disampaikan lewat pers.

5. To entertain

Pers bisa memberikan hiburan kepada masyarakat, menghibur di sini bukan hanya dalam pengertian hal-hal yang lucu saja tetapi bisa dalam bentuk kepuasan dan kesenangan dari sugurkan pers.

Pers sangat diperlukan sesuai dengan fungsinya, baik bagi seseorang organisasi, lembaga maupun institusi, tidak hanya untuk memperoleh informasi tetapi lebih dari itu karena pers dapat membentuk opini masyarakat. Pers dapat menggiring bahkan mengubah opini publik. Pers dapat menggerakan massa, pers dapat mengangkat dan mempopulerkan oarang sehingga ia menjadi orang hebat dan terkenal, pers dapat membantu orang untuk menggapai kekuasaan dan pers juga dapat menurunkan orang seccara tidak langsung dari tahta dan kekuasaannya sehingga ia terpuruk.

1. Definisi Media Massa Televisi

(4)

sehingga dengan demikian televisi memberikan kesan sebagai penyampai pesan. Secara harafiah, televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision (pandangan), dapat diartikan “melihat sesuatu dari jarak jauh”. Televisi

sebagai suatu alat penyampaian informasi komunikator dari kepada komunikan, merupakan salah satu bagian dari sebuah sistem yang besar dan kompleks. Alat ini akan berfungsi dengan baik apabila ditempatkan dalam sebuah sistem yang saling bekerja sesuai fungsinya.

Sedangkan menurut Effendy (1993:361). Televisi merupakan media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui kawat maupun secara elektromagnetik kawat. Televisi merupakan salah satu proses komunikasi media massa (mass media communication). Penyelenggaraan siaran merupakan komunikator sedangkan khalayak merupakan komunikan. Isi pesan televisi tersaji dalam bentuk informasi audio-visual gerak dan sinkron. Sasaran khalayak bisa bersifat lokal, regional, dan internasional. Dari semua media komunikasi televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel.

2. Kelebihan Televisi

(5)

itu nampak lebih nyata dan akrab daripada foto atau kutipan pembicaraan mereka yang dipublikasikan lewat surat kabar, apalagi televisi bisa melakukan siaran langsung sehingga lebih dipercaya karena tidak dapat diedit seperti halnya media massa cetak”. Pendapat tersebut diperkuat oleh Crawford

(tabroni, 2014:72) yang menyatakan bahwa dalam kampanye presiden tahun 2004, televisi menjadi sumber informasi uatama bagi para pemilih. Bentuk penayangan liputan kampanye dalam acara berita reguler maupun dalam berita khusus yang disediakan oleh satasiun televisi dalam rangka kampanye.

Menurut Badjuri, (2010: 14-16) dalam. Kemampuan televisi mendominasi media lain karena media ini mempunyai sejumlah kelebihan, antara lain sebagai berikut:

a. Bersifat Dengar-Pandang

Tidak seperti halnya media radio yang hanya bisa dinikmati melalui indera dengar, media Televisi bisa dinikmati pula secara visual melalui indera pengelihatan. Faktor melihat itu menjadi sangat penting, karena seperti dikatakan oleh Confisius, “saya mendengar maka saya

lupa; saya melihat maka saya ingat”, dan saya melakukan maka saya

paham”. Dengan melihat sendiri, seseorang merasa terlibat secara

langsung dalam suatu peristiwa sehingga memiliki kekuatan sugestif yang tinggi.

b. Menghadirkan Realitas Sosial

(6)

Kemampuan teknogogi kamera dalam merekam realitas sebagaimana aslinya, menjadikan tayangan televisi memiliki pengaruh sangat kuat pada diri khalayak.

c. Simultaneous

Media televisi adalah kemampuan menyampaikan segala sesuatu secara serempak sehingga mampu menyampaikan segala sesuatu secara serempak sehingga mampu menyampaikan informasi kepada banyak orang yang tersebar di berbagai tempat dalam waktu yang sangat persis. d. Memberi Rasa Intim/ Kedekatan

Tayangan program tv secara umum disajikan dengan pendekatan yang persuasif terhadap khalayaknya. Dengan menggunaan sapaan yang memberi kesan dekat, tidak berjarak, bahasa tutur sehari-hari, geture yang wajar menciptakan suasana intim antara presenter program dengan khalayak.

e. Menghibur

(7)

3. Terpaan Media

Terpaan media beruasaha mencari data khalayak tentang penggunaan media baik jenis media,frekuensi penggunaan (longevity). Media exposure menurut Jalaludin Rakhmat (2002:45)meliputi :

a. Frekuensi (intensitas)

Intensitas tayangan, yaitu jumlah keseluruhan waktu yang digunakan oleh khalayak dalam program acara di media massa. Frekuensi Menonton Tayangan.Frekuensi yaitu seberapa sering khalayak menonton suatu program televisi (berapa kali dalam seminggu) atau seberapa sering khalayak mengkonsumsi sebuah program yang berhubungan dengan politik.

b. Durasi Menonton Tayangan

Durasi yaitu berapa lama khalayak bergabung dengan suatu media (berapa jam sehari) atau berapa lama khalayak mengkonsumsi sebuah program yang berhubungan dengan politik.

c. Atensi atau isi pesan

(8)

B.Partisipasi Politik

1. Definisi Partisipasi Politik

Dalam analisis politik modern partisipasi politik merupakan suatu masalah yang penting, dan akhir-akhir ini banyak dipelajari terutama dalam hubungannya dengan negara-negara berkembang. Pada awalnya studi mengenai partisipasi politik memfokuskan diri pada partai politik sebagai pelaku utama, tetapi dengan berkembangnya demokrasi banyak muncul kelompok masyarakat yang juga ingin memngaruhi proses pengambilan keputusan mengenai kebijakan umum. Partisipasi secara harafiah berarti keikutsertaan, dalam konteks politik hal ini mengacu pada keikutsertaan warga dalam berbagai proses politik. Partisipasi politik adalah keterlibatan warga negara dalam membuat keputusan, melaksanakan keputusan, mempengaruhi proses pengambilan keputusan, mempengaruhi kebijakan pemerintah termasuk yang berkaitan dengan keterlibatan aktif maupun keterlibatan pasif setiap individu dalam hierarki sistem politik.

(9)

merupakan perilaku politik tetapi perilaku politik tidak selalu berupa partisipasi politik. Partisipasi yang dimaksudkan berupa kegiatan atau perilaku luar individu warga negara biasa yang dapat diamati, bukan perilaku dalam yang berupa sikap dan orientasi. Kegiatan itu diarahkan untuk mempengaruhi pemerintah selaku pembuat dan pelaksana keputusan politik. Kegiatan yang berhasil maupun yang gagal juga termasuk dalam konsep partisipasi politik. Kegiatan mempengaruhi pemerintah dapat diakukan secara langsung ataupun tidak langsung dapat juga melalui prosedur yang wajar dan tak berupa kekerasan.

Sedangkan menurut Budiardjo (2008:367) menyatakan bahwa : “Partisipasi Politik adalah kegiatan seorang atau kelompok orang untuk ikut

serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pemimpin negara dan, secara langsung atau tidak langsung, mempengaruhi kebijakan pemerintah”. Sedangkan menurut Nie dan Verba dalam Handbook

of Political Science (Budiardjo, 2008:368) menyatakan bahwa : “Partisipasi politik adalah kegiatan pribadi warga negara yang legal yang sedikit banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi seleksi pejabat-pejabat negara dan/atau tindakan-tindakan yang diambil oleh mereka”.

Dalam hubungan dengan negara-negara baru Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson dalam (Budiardjo, 2008:368) memberi penafsiran yang lebih luas dengan memasukkan secara eksplisit tindakan illegal dan kekerasan. “Partisipasi politik adalah kegiatan warga yang bertindak sebagai

(10)

pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadic, secara damai atau dengan kekerasan, legal atau illegal, efektif atau tidak efektif”.

Kegiatan partisipasi politik diatas mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, menghadiri hubungan atau lobbying dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen, menjadi anggota partai atau salah satu gerakan sosial dengan direct actionnya, dan sebagainya. Dari penjelasan tersebut jelas bahwa partisipasi politik erat sekali kaitannya dengan dengan kesadaran politik, karena sadar bahwa dirinya diperintah, orang kemudian menuntut di berikan hak suara dalam penyelenggaraan pemerintahan.

(11)

2. Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik

a. Pada umumnya partisipasi politik dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan ataupun kesadaran dan kepercayaan seseorang terhadap sistem politik yang ada di lingkungannya. Dari sini akan ditentukan pula berbagai tipe atau bentuk partisipasi dalam masyarakat. Berdasarkan bentuk dan saluran politik, Almond (1993: 46-47) membagi partisipasi politik kedalam partisipasi konvensional dan partisipasi non konvensional. Berikut tabel bentuk partisipasi politik Almond yang dijelaskan oleh Huntington dan Nelson:

1. Partisipasi Konvensional

Partisipasi ini dilakukan dengan saluran resmi dan dalam bentuk yang normal dalam demokrasi modern.

2. Non Konvensional

Partisipasi ini dilakukan melalui sarana tidak resmi dan dalam bentuk yang tidak normal.

Menurut versi lain, bentuk-bentuk partisipasi lain dibagi menjadi dua bagian yaitu partisipasi konvensinal dan partisipasi non-konvensional. Bentuk-bentuk dan frekuensi partisipasi politik dapat dipakai sebagai ukuran untuk melihat stabilitas sistem politik, integritas kehidupan politik, kepuasan/ketidakpuasan warga negara.

Tabel 2.1

Perbedaaan bentuk Partisipasi

Konvensional Non-konvensional

(12)

• Diskusi politik • Kegiatan kampanye

• Membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan

• Komunikasi individual dengan pejabat publik

• Demonstrasi • Konfrontasi • Mogok

• Tindakan kekerasan politik

Menurut Surbakti (1992: 140) membedakan tipe partisipasi masyarakat ke dalam empat macam, yaitu:

a. Partisipasi Aktif

Kegiatan warga negara yang senantiasa menampilkan perilaku tanggap (responsif) terhadap berbagai tahapan kebijakan pemerintah atau dengan kata lain apabila seseorang memiliki kesadaran politik dan kepercayaan kepada pemerintah yang tinggi, maka partisipasi politik cenderung aktif. b. Partisipasi Militan-Radikal

Kegiatan warga negara yang senantiasa menampilkan perilaku tanggap (responsif) terhadap berbagai kebijakan pemerintah. Namun berbeda dari partisipasi aktif, yang cenderung mengutamakan cara-cara konvensional, partisipasi ini cenderung mengutamakan cara-cara non konvensional, termasuk di dalamnya cara-cara kekerasan atau dengan kata lain apabila kesadaran politik tinggi tetapi kepercayaan kepada pemerintah sangat rendah, maka akan melahirkan militan radikal.

(13)

Kegiatan warga negara yang menerima/menaati begitu saja segala kebijakan pemerintah. Jadi, partisipasi pasif cenderung tidak memersoalkan apapun kebijakan politik yang dibuat pemerintah atau dengan kata lain apabila kesadaran politik sangat rendah tetapi kepercayaan kepada pemerintah sangat tinggi, maka akan melahirkan partisipasi yang tidak aktif (pasif).

d. Partisipasi Apatis

Kegiatan warga negara yang tidak mau tahu dengan apapun kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah. Umumnya, warga masyarakat bertindak demikian karena merasa kecewa dengan pemerintah dan sistem politik yang ada atau dengan kata lain apabila seseorang tingkat kesadaran politik dan kepercayaan kepada pemerintah rendah, maka partisipasi politik cenderung pasif-tertekan (apatis).

C.Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Penelitian terdahulu No Penelitian dan Judul

Penelitian

Variabel Hasil Penelitian

1 Soemardjo (2015) Peran Televisi Dalam Meningkatkan

Partisipsi Politik Masyarakat- pada Pemilu Presiden 2014

X = Peran Televisi Y = Partisipasi Politik Masyarakat

Penerimaan

masyarakat terhadap informasi Pilpres yang didesiminasikan

(14)

Pilpres secara pengetahuan dipersepsi responden dapat menggugah minat berpartisipasi dalam berpolitik, meski secara realitas tidak sampai berpengaruh pada perilaku masyarakat untuk menentukan pilihanya. 2 Fenyapwain X = pengaruh iklan

politik

Y = partisipasi politik pemilih pemmula Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan iklan politik pemilukada di minahasa mempunyai tingkat hubungan yang ccukup kuat dan memberi sumbangan sebesar 17,30 %, ini membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara iklan politik pemilukada di minahasa terhadap partisipasi pemilih pemula di desa tounelet kecamatan kakas.

D.Kerangka Pemikiran

(15)

mempengaruhi kehidupannya. Sesuai dengan istilah partisipasi maka partisipasi berarti keikutsertaan warga negara biasa (yang tidak mempunyai kewenangan) dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Kegiatan warga negara biasa ini pada dasarnya dibagi menjadi dua, yakni mempengaruhi isi kebijakan umum dan ikut menentukan pembuat dan pelaksana keputusan politik.

(16)

menarik dikaji bagaimana peran kepemilikan media massa oleh politikus meningkatkan partisipasi politik masyarakat.

E.Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara empiris berdasarkan data lapangan. Dalam penelitian ini yang berjudul tentang Pengaruh Kepemilikan Media Televisi oleh Partai Politik Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat di Kecamatan Purwokerto Timur. Berdasarkan pendapat di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ha: Tidak ada Pengaruh Kepemilikan Media Televisi oleh Partai Politik Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat di Kecamatan Purwokerto Timur.

Media Massa Televisi (X) - Frekuensi menonton

tayangan -Intensitas Tayangan

- Struktur pesan - Daya tarik pesan

Partisipasi Politik (Y) - -Pemeberian suara

dalam pemilihan

- Diskusi politik

- Kegiatan kampanye

- Membentuk dan

bergabung dalam

kelompok kepentingan

- Pengajuan petisi

- Demonstrasi

- Konfrontasi

- Mogok

(17)

Ha: Ada Pengaruh Kepemilikan Media Televisi oleh Partai Politik

Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat di Kecamatan Purwokerto Timur.

diterima ditolak) apabila < ttabe l

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 2.2 Penelitian terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik substrat maupun sedimennya pada Kawasan Pantai Ujong Pancu sendiri memiliki karateristik sedimen yang didominasi oleh pasir halus dimana pada

Voltmeter untuk mengukur tegangan antara dua titik, dalam hal ini adalah tegangan pada lampu 3, voltmeter harus dipasang secara paralel dengan beban yang hendak diukur, posisi

Edukasi pada program acara Asyik Belajar Biologi dalam Mata Pelajaran. IPA

Penulisan ilmiah ini akan menjelaskan tentang suatu aplikasi untuk melatih kreatifitas seorang anak untuk membedakan bentuk serta warna dari suatu gambar dan mencocokkannya

Ledakan penduduk juga terjadi karena rumah tangga tidak direncanakan secara baik dan tidak melihat faktor sebab akibat, banyak rumah tangga yang berdiri tapi tidak

Semoga buku ini memberi manfaat yang besar bagi para mahasiswa, sejarawan dan pemerhati yang sedang mendalami sejarah bangsa Cina, terutama periode Klasik.. Konsep

Kedudukan Dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Perumusan Isu Strategis Analisis lingkungan internal Analisis lingkungan eksternal Perumusan Tujuan, Sasaran, Strategi,

Kepuasan responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang kategori tinggi adalah 38 responden ( 38 % ) dan kategori sedang 62 responden ( 62 % ), dengan