• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Menurut Parsons (dalam Nazir, 2005, p. 13), penelitian adalah pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. Penelitian menurut Woody (dalam Nazir, 2005, p.13) adalah sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis. Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan, dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan menguji hipotesis. Dari definisi penelitian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematis dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan–aturan yang berlaku.

Untuk menerapkan metode ilmiah dalam transkrip penelitian, maka diperlukan suatu desain penelitian, yang sesuai dengan kondisi, seimbang dengan penelitian yang akan dikerjakan. Desain penelitian harus mengikuti metode penelitian. Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, mengenai pengumpulan, analisis data, dan sebagainya. (Nazir, 2005, p. 84).

Jenis penelitian yang menjadi pilihan peneliti adalah jenis penelitian kuantitatif. Seniati, Yulianto, dan Setiadi (2008) mengatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah

(2)

penelitian yang datanya diperoleh berupa angka yang kemudian akan dianalisis secara statistik.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif .

Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan menentukan apakah terdapat asosiasi atau hubungan antara dua variable atau lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada di antara variabel yang diteliti (Kuncoro, 2003).

Selain itu, penelitian ini adalah penelitian non-experimental atau Ex Post Facto dikarenakan tidak adanya manipulasi variabel. Peneliti menggunakan metode kuantitatif korelasional dan non-experimental atau Ex Post Facto dikarenakan ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara aktivitas facebook terhadap kecemburuan dalam percintaan pada mahasiswa/ i Universitas “X” di Jakarta.

3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian 3.2.1 Definisi Operasional

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah tingkat keaktifan responden di Facebook dan tingkat kecemburuan dalam percintaan mahasiswa/ i Universitas “X” di Jakarta. Facebook adalah salah satu situs jejaring sosial. Tingkat keaktifan diperoleh berdasarkan data olahan kuesioner, yaitu dengan menanyakan

(3)

frekuensi berapa hari responden mengakses Facebook dalam seminggu, frekuensi berapa jam responden mengakses Facebook dalam sehari, dan aktivitas apa saja yang dilakukan responden tersebut. Aktivitas Facebook ini meliputi dari mulai log in nya pengguna Facebook, pengecekan notifikasi miliknya, melihat beranda (home), merespon penambahan teman baru, turut aktif dalam berkomentar di akun sendiri atau temannya, memperbaharui status, mengunggah foto, dan aktivitas lainnya yang bisa dilakukan.

Kecemburuan yang dimaksud yaitu kecemburuan romatis adalah fenomena kompleks yang dapat didefinisikan sebagai persepsi ancaman akan kehilangan nilai-nilai dalam suatu hubungan yang disebabkan saingan nyata ataupun imajinasi yang meliputi afektif, kognitif, dan perilaku (Mullen dalam Marizitti, 2010, p. 53).

Menurut Marazzitti, dkk (2010) membagi kecemburuan dalam 5 dimensi, yaitu: 1. Kecemburuan yang obsesif (obsessionality), ditandai dengan perasaan

cemburu tanpa sadar yang mana individu itu pada akhirnya menyadari rasa tersebut terlalu berlebihan dan tidak realistis tetapi tetap diperjuangkan dengan banyak penekanan terhadap pasangannya.

2. Kecemburuan yang depresif (self-esteem), ditandai dengan rasa ketidakcukupan dan rendah diri dibandingkan dengan pasangannya sehingga ia tidak mempercayai kesetiaan pasangannya dan akhirnya pasangannya berpotensi menjalin hubungan jarak jauh dengan saingannya.

3. Kecemburuan perpisahan atau takut kehilangan (separation anxiety-related jealousy/ fear of loss), ditandai dengan tidak mampu menerima

(4)

menjadi ketergantungan, dan individu selalu ingin didekat pasangan dan menunjukan tanda-tanda tertekan jika berpisah.

4. Kecemburuan paranoid (suspisciousness), ditandai dengan kecurigaan ekstrim, seperti menginterpretasikan dan mengendalikan tingkah laku pasangan. Tidak memberikan kepercayaan terhadap pasangan meskipun pasangannya ini setia.

5. Kecemburuan sensitivitas (interpersonal sensitivity), ditandai dengan sensitivitas yang berlebihan terhadap pasangan dengan stimulus dan situasi eksternal, segalanya dianggap berpotensi agresif terhadap dirinya baik orang atau sesuatu yang tidak dikenal.

3.2.2 Uji Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji-ulang dengan tes yang sama pada kesempatan berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen yang berbeda, atau dalam kondisi pengujian yang berbeda (Anastasi & Urbina, 2007, p 94).

Teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas adalah dengan Cronbach’s Alpha . Teknik ini merupakan salah satu formula untuk menghitung koefisien reliabilitas alpha diperoleh lewat penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya satu sekali saja pada sekelompok responden (single trial administration). Dengan menyajikan satu skala hanya satu kali, maka problem yang mungkin timbul pada pendekatan reliabilitas ulang dapat dihindari. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx) dan angkanya dalam rentang 0 sampai dengan 1,000. Semakin

tinggi koefisien reliabilitasnya mendekati angka 1,000 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 maka

(5)

semakin rendah pula reliabilitasnya. Menurut Guilford (dalam Paramita, 2004), penggolongan reliabilitas adalah sebagai berikut:

a. Jika 0,00-0,19 hubungan sangat kecil dan bisa diabaikan b. Jika 0,20-0,39 hubungan kecil (reliabilitas rendah)

c. Jika 0,40-0,69 hubungan cukup erat (reliabilitas sedang) d. Jika 0,70-0,89 hubungan erat (reliabilitas tinggi)

e. Jika 0,900-1.00 hubungan sangat erat (reliabilitas tinggi sekali)

Dalam menguji reliabilitas alat ukur, peneliti menggunakan bantuan komputer yaitu SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0 for windows dan dari hasil perhitungan reliabilitas alat ukur, didapatkan koefisien alpha untuk keseluruhan item sebesar 0,912 atau 91,2 % (reliabilitas tinggi sekali). Menurut Nunnally (dalam Widhiarso, 2010), koefisien tersebut dapat diaplikasikan ke dalam penelitian. Berikut reliabilitas setiap dimensi kecemburuan:

a. Reliabilitas dimensi kecemburuan obsesif (K.O)

Tabel 3.1 Reliability Statistics K.O

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .790 .775 12

Sumber: Hasil perhitungan program SPSS 16.0

Berdasarkan tabel 3.1, dapat peneliti simpulkan bahwa dari 12 item yang dianalisis diperoleh estimasi reliabilitas untuk item kecemburuan obsesif dengan metode Cronbach’s Alpha sebesar 0,790 atau 79 %. Dengan demikian, menunjukkan bahwa item-item kecemburuan obsesif memiliki reliabilitas yang tinggi.

(6)

b. Reliabilitas dimensi kecemburuan depresif (K.D)

Tabel 3.2 Reliability Statistics K.D

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .645 .643 7

Sumber: Hasil perhitungan program SPSS 16.0

Berdasarkan tabel 3.2, dapat peneliti simpulkan bahwa dari 7 item yang dianalisis diperoleh estimasi reliabilitas untuk item kecemburuan depresif dengan metode Cronbach’s Alpha sebesar 0,645 atau 64,5%. Dengan demikian, menunjukkan bahwa item-item kecemburuan depresif memiliki reliabilitas yang sedang.

c. Reliabilitas dimensi kecemburuan takut kehilangan (K.TK)

Tabel 3.3 Reliability Statistics K.TK

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .637 .690 10

Sumber: Hasil perhitungan program SPSS 16.0

Berdasarkan tabel 3.3, dapat peneliti simpulkan bahwa dari 10 item yang dianalisis diperoleh estimasi reliabilitas untuk item kecemburuan takut kehilangan dengan metode Cronbach’s Alpha sebesar 0,637 atau 63,7 %. Dengan demikian, menunjukkan bahwa item-item kecemburuan takut kehilangan memiliki reliabilitas yang sedang.

(7)

d. Reliabilitas dimensi kecemburuan paranoid (K.P)

Tabel 3.4 Reliability Statistics K.P

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .741 .750 12

Sumber: Hasil perhitungan program SPSS 16.0

Berdasarkan tabel 3.4, dapat peneliti simpulkan bahwa dari 12 item yang dianalisis diperoleh estimasi reliabilitas untuk item kecemburuan paranoid dengan metode Cronbach’s Alpha sebesar 0,741 atau 74,1 %. Dengan demikian, menunjukkan bahwa item-item kecemburuan paranoid memiliki reliabilitas yang tinggi.

e. Reliabilitas dimensi kecemburuan sensitivitas (K.S)

Tabel 3.5 Reliability Statistics K.S

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .630 .571 10

Sumber: Hasil perhitungan program SPSS 16.0

Berdasarkan tabel 3.5, dapat peneliti simpulkan bahwa dari 10 item yang dianalisis diperoleh estimasi reliabilitas untuk item kecemburuan sensitivitas dengan metode Cronbach’s Alpha sebesar 0,630 atau 63 %. Dengan demikian, menunjukkan bahwa item-item kecemburuan sensitivitas memiliki reliabilitas yang sedang.

(8)

3.2.3 Uji Validitas Alat Ukur

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar–benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan & Kuncoro (2008, p 216) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu alat ukuran yang menunjukan tingkat keandalan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk mengukur validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari nilai korelasi antara bagian–bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan total skor yang merupakan jumlah skor tiap butir

Validitas alat ukur ini bersifat validitas konstruk, yaitu alat ukur yang digunakan adalah skala yang disusun berdasarkan teori. Dalam pengujian validitas alat ukur, peneliti menggunakan SPSS 16.0.

Menurut kriteria Guilford (dalam Paramita, 2004), terdapat 5 penggolongan validitas berdasarkan nilai korelasi antara item dengan total skor, yaitu:

a. Jika 0,00-0.19, item dibuang (tidak valid) b. Jika 0,20-0,39, item direvisi (korelasi rendah) c. Jika 0,40-0,69, item dipakai (korelasi sedang) d. Jika 0,70-0,89, item dipakai (korelasi tinggi) e. Jika 0,90-1,00, item dipakai (korelasi tinggi sekali)

(9)

a. Domain Kecemburuan Obsesif (Domain 1)

Tabel 3.6 Tabel Hasil Uji Validitas Domain 1

Korelasi Antara Item X dengan Total Nilai Korelasi (Pearson Corellation) Probabilitas Korelasi [sig.(2-tailed)] Kesimpulan

Item No.1 0,722 0,000 Valid

Item No.2 0,457 0,003 Valid

Item No.3 0,622 0,000 Valid

Item No.4 0,716 0,000 Valid

Item No.5 0,686 0,000 Valid

Item No.6 0,272 0,085 Direvisi

Item No.7 0,684 0,000 Valid

Item No.8 0,227 0,154 Direvisi

Item No.9 0,587 0,000 Valid

Item No.10 0,653 0,000 Valid

Item No.11 0,230 0,147 Direvisi

Item No.12 0,552 0,000 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dari hasil pengujian validitas dapat disimpulkan bahwa dari 12 item pada domain 1, hanya 9 nomor yang dinyatakan valid atau bisa dipakai pada uji field, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, dan 12, sedangkan 3 item, yaitu no.6, 8, dan 11 harus direvisi terlebih dahulu untuk menaikkan korelasi antar item dengan total skor.

b. Domain Kecemburuan Depresif (Domain 2)

Tabel 3.7Tabel Hasil Uji Validitas Domain 2

Korelasi Antara Item X dengan Total Nilai Korelasi (Pearson Corellation) Probabilitas Korelasi [sig.(2-tailed)] Kesimpulan

Item No.13 0,178 0,265 Tidak Valid

Item No.14 0,686 0,000 Valid

(10)

Item No.16 0,542 0,000 Valid

Item No.17 0,439 0,004 Valid

Item No.18 -0,093 0,562 Tidak Valid

Item No.19 0,118 0,462 Tidak Valid

Item No.20 0,296 0,060 Direvisi

Item No.21 0,670 0,000 Valid

Item No.22 0,592 0,000 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dari hasil pengujian validitas dapat disimpulkan bahwa dari 10 item pada domain 2, hanya 6 nomor yang dinyatakan valid, yaitu 14, 15, 16, 17, 21, dan 22, 1 item harus direvisi, dan 3 item harus dibuang karena tidak valid.

c. Domain Kecemburuan Takut Kehilangan ( Domain 3)

Tabel 3.8 Tabel Hasil Uji Validitas Domain 3

Korelasi Antara Item X dengan Total Nilai Korelasi (Pearson Corellation) Probabilitas Korelasi [sig.(2-tailed)] Kesimpulan

Item No.23 0,667 0,000 Valid

Item No.24 0,703 0,000 Valid

Item No.25 0,688 0,000 Valid

Item No.26 0,290 0,066 Direvisi

Item No.27 0,631 0,000 Valid

Item No.28 0,209 0,189 Direvisi

Item No.29 0,493 0,001 Valid

Item No.30 0,335 0,032 Direvisi

Item No.31 0,528 0,000 Valid

Item No.32 0,529 0,000 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dari hasil pengujian validitas dapat disimpulkan bahwa dari 10 item pada domain 3, hanya 7 item yang dinyatakan valid, yaitu nomor 23, 24, 25, 27, 29, 31,dan 32, sedangkan 3 item lain harus direvisi terlebih dahulu.

(11)

d. Domain Kecemburuan Paranoid (Domain 4)

Tabel 3.9Tabel Hasil Uji Validitas Domain 4

Korelasi Antara Item X dengan Total Nilai Korelasi (Pearson Corellation) Probabilitas Korelasi [sig.(2-tailed)] Kesimpulan

Item No.33 0,497 0,001 Valid

Item No.34 0,324 0,039 Direvisi

Item No.35 0,488 0,001 Valid

Item No.36 0,583 0,000 Valid

Item No.37 0,769 0,000 Valid

Item No.38 0,403 0,009 Valid

Item No.39 0,699 0,000 Valid

Item No.40 0,548 0,000 Valid

Item No.41 0,516 0,001 Valid

Item No.42 0,610 0,000 Valid

Item No.43 0,267 0,091 Direvisi

Item No.44 0,474 0,002 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dari hasil pengujian validitas dapat disimpulkan bahwa dari 12 item pada domain 4, hanya 10 item yang dinyatakan valid, yaitu 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, dan 44, sedangkan 2 item harus direvisi terlebih dahulu.

e. Domain Kecemburuan Sensitivitas (Domain 5)

Tabel 3.10 Tabel Hasil Uji Validitas Domain 5

Korelasi Antara Item X dengan Total Nilai Korelasi (Pearson Corellation) Probabilitas Korelasi [sig.(2-tailed)] Kesimpulan

Item No.45 0,337 0,031 Direvisi

Item No.46 0,433 0,005 Valid

Item No.47 0,597 0,007 Valid

Item No.48 0,692 0,000 Valid

Item No.49 0,536 0,004 Valid

(12)

Item No.51 0,236 0,137 Direvisi

Item No.52 0,808 0,060 Valid

Item No.53 0,492 0,001 Valid

Item No.54 0,307 0,051 Direvisi

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dari hasil pengujian validitas dapat disimpulkan bahwa dari 10 item pada domain 5, hanya 6 item yang dinyatakan valid, yaitu 46, 47, 48, 49, 52, dan 53, sedangkan 4 item harus direvisi terlebih dahulu.

Jadi, kesimpulan keseluruhan dari pengujian validitas dari 54 item yang diuji-cobakan pada 41 orang responden, 3 item dinyatakan tidak valid atau harus dibuang, 13 item dinyatakan harus direvisi terlebih dahulu, dan 38 item dinyatakan valid. Item yang valid dan item yang sudah direvisi akan digunakan pada sampel sebenarnya. Hasil lengkap olahan validitas oleh SPSS dapat dilihat pada lampiran L2.

3.3 Uji Hipotesis

Kountur (2005, pp 109-111) mengatakan bahwa hipotesis pada umumnya dinyatakan dalam bentuk hipotesis nol dan hipotesis alternatif.

Hipotesis nol atau dikenal pula dengan istilah null hypothesis yang diberi simbol Ho adalah penyataan hipotesis yang menunjukan tidak adanya perubahan sedangkan hipotesis alternatif atau dikenal pula dengan istilah alternative hypothesis yang diberi simbol Ha adalah penyataan hipotesis yang menunjukan hasil yang diharapkan. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang diharapkan peneliti dinyatakan dalam bentuk hipotesis alternatif. Itu sebabnya, hipotesis alternatif kadang – kadang disebut pula research hypothesis yang diberi simbol H1.

(13)

Kegunaan dari hipotesis itu perlu dinyatakan dalam dua bentuk sekaligus, yaitu dalam bentuk hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Yang akan diuji oleh statistik adalah hipotesis nol sedangkan yang diharapkan oleh peneliti adalah hipotesis alternatif. Itu sebabnya keduanya harus dinyatakan.

Hipotesis diuji dengan teknik statistik, apabila hasil pengujian statistik menunjukan bahwa hipotesis ditolak, maka yang dimaksud ditolak disini adalah hipotesis nolnya. Jika hipotesis nol ditolak, berarti hipotesis alternatif secara otomatis diterima dan sebaliknya. Jika hipotesis nol diterima maka hipotesis alternatif ditolak. Tentu yang diharapkan peneliti adalah supaya hipotesis nol ditolak, dengan demikian hipotesis alternatif yang merupakan dugaan peneliti bisa diterima. Namun, tidak harus dipaksakan hipotesis nol ditolak. Jika memang setelah diuji dengan statistik ternyata harus diterima, maka hipotesis nolnya harus diterima.

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

• Ho: Tidak ada hubungan antara tingkat keaktifan responden di Facebook dengan tingkat kecemburuan.

Ha: Ada hubungan antara tingkat keaktifan responden di Facebook dengan tingkat kecemburuan.

• Ho: Tidak ada hubungan antara tingkat keaktifan responden di Facebook dengan jenis kelamin.

Ha: Ada hubungan antara tingkat keaktifan responden di Facebook dengan jenis kelamin.

• Ho: Tidak ada hubungan antara tingkat kecemburuan dengan jenis kelamin. Ha: Ada hubungan antara tingkat kecemburuan dengan jenis kelamin.

(14)

3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Menurut Indriantoro & Supomo (2002, pp 145-146) membagi 3 jenis data, yaitu: a. Data subyek: jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman,

atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden). Data subyek ini dilaporkan sendiri oleh respondennya (self-report data). Bentuk respon dari data ini adalah lisan, tulisan, atau ekspresi. Respon lisan didapat dari tanggapan yang diajukan peneliti. Respon tertulis dari tanggapan atas pertanyaan tertulis (kuesioner), sedangkan ekspresi dari proses observasi.

b. Data fisik: jenis data penelitian yang berupa obyek atau benda fisik. Data fisik merupakan benda berwujud yang menjadi bukti suatu keberadaan atau kejadian pada masa lalu.

c. Data dokumenter: data ini memuat apa dan kapan suatu kejadian, serta siapa yang teribat di suatu kejadian. Data dokumenter ini dapat dijadikan bahan analisis data yang kompleks yang dikumpulkan melalui metode observasi dan analisis dokumen yang dikenal dengan content anlysis.

Sumber data terbagi 2 kategori (Indriantoro & Supomo, 2002, pp 146-147), yaitu: a. Data primer: sumber data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber

asli (tidak melalui media perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Ada 2 metode dalam mengumpulkan data primer ini, yaitu: (1) metode survei dan (2) metode obeservasi.

b. Data sekunder: data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung (melalui perantara). Umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis

(15)

yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis data subyek dalam bentuk tulisan dari penilaian sendiri dari kuesioner yang diberikan dan sumber data yang digunakan adalah data primer dengan metode survei.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner atau angket. Kuesioner atau angket adalah suatu metode untuk mendapatkan data, dengan data yang berisi sejumlah pertanyan secara tertulis yang dibagikan kepada subyek atau sampel yang kita teliti dengan tujuan untuk mengungkapkan kondisi dalam diri subyek yang ingin diketahui (Sutrisno, 2000, p 25). Data diperoleh dengan menggunakan uji kuesioner yang diberikan kepada responden yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Mahasiswa yang tergolong dewasa muda 20-22 tahun di Universitas “X” di Jakarta.

2. Memiliki akun aktif di Facebook.

3. Berstatus sedang menjalin hubungan percintaan minimal 1 tahun.

Pada penelitian ini, jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup atau kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan jawabannya. Jawaban kuesioner disusun untuk mengetahui kecocokan responden dengan indikator-indikator yang sudah disusun (skala Likert). Kuisioner ini terdiri dari 4 pilihan jawaban yang masing-masing diberi skor. Item kuesioner ada yang bersifat positif (favourable) dan negatif (unfavourable). Item positif artinya

(16)

mendukung teori sedangkan item negatif tidak mendukung teori. Adapaun pemberian skor jika item favourable maupun unfavourable:

Tabel 3.11 Tabel Skor Pernyataan Favourable dan Unfavourable

Pernyataan Favourable Unfavourable

SS ( Sangat Sesuai) 4 1

S (Sesuai) 3 2

KS (Kurang Sesuai) 2 3

TS (Tidak Sesuai) 1 4

Sebelumnya kuesioner diuji-cobakan (try out) kepada 41 responden yang memenuhi kriteria sampel. Uji try out ini dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari kuesioner. Setelah diuji validitas dan reliabilitasnya, maka akan diketahui pernyataan yang valid, harus direvisi, dan tidak valid. Pernyataan valid akan digunakan untuk uji ke lapangan (field) sedangkan yang tidak valid akan dibuang. Rincian kisi-kisi kuesioner sebanyak 54 nomor yang digunakan pada uji try out bisa dilihat pada lampiran L3.

Hasil dari pengujian try out ini dari 41 responden didapatkan bahwa 54 item yang diuji-cobakan pada 41 orang responden, 3 item dinyatakan tidak valid atau harus dibuang, 13 item dinyatakan harus direvisi terlebih dahulu, dan 38 item dinyatakan valid. Item yang valid dan item yang sudah direvisi akan digunakan pada sampel sebenarnya. Berikut rincian kisi-kisi kuesioner yang akan diujikan ke field:

(17)

Tabel 3.12 Tabel kisi-kisi alat ukur kecemburuan untuk field

Domain Indikator Favourable Unfavourable Total

Kecemburuan Obsesif

mempunyai keinginan yang tidak realistis

terhadap pacar 1, 6, 16 11 4 bersikap terlalu berlebihan terhadap pacarnya 21, 26, 36 31 4 banyak tuntutan 40,48, 50 44 4 Kecemburuan Depresif

merasa rendah diri atas kelebihan pacar

2, 7, 12, 17 - 4 tidak percaya kesetiaan pasangan 22, 27,32 - 3 Kecemburuan Takut Kehilangan terlalu bergantung dengan pasangan 3, 8, 13, 23 18 5 selalu ingin berdekatan dengan pacar 28, 33, 41, 45 37 5 Kecemburuan Paranoid mengendalikan

tingkah laku pacar 4, 9 14

3 tidak memberikan kepercayaan kepada pacar 24, 29 19 3 curiga ekstrim terhadap perilaku pacar 34, 42 38 3 mengambil kesimpulan sendiri tentang perilaku pacar 46, 51 49 3

(18)

Pada pengujian kuesioner ke field akan digunakan 51 item yang dinyatakan valid dan telah direvisi sebelumnya.

3.6 Teknik Pengambilan Sampel

Kumar (1999, p 148) menjelaskan pengambilan sampel adalah sebuah proses menyeleksi sebagian kecil contoh dari kelompok besar untuk mengestimasi atau memprediksi fakta, situasi, atau sesuatu berdasarkan kelompok besar tersebut. Masih menurut Kumar (1999, p 148) sampel adalah sub kelompok dari populasi yang ingin diteliti.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil teknik pengambilan sampel jenis judgemental atau purposive sampling, yaitu pengambilan sampel hanya kepada responden dikehendaki berdasarkan kriteria peneliti. Responden yang diteliti adalah mahasiswa di Universitas “X” di Jakarta dengan lingkup usia 20-22 tahun, yaitu umumnya semester 5 sampai semester 7 dengan total populasi 10.903 mahasiswa (data diperoleh dari Universitas “X” per 1 September 2010). Karena tidak diketahui jumlah populasi mahasiswa yang sedang berpacaran minimal 1 tahun dan memiliki akun aktif FB, maka peneliti melakukan asumsi dasar untuk mendapatkan persentase dari jumlah populasi tersebut, yaitu dengan cara mendata 100

Kecemburuan Sensitivitas

Memiliki sensitivitas berlebihan terhadap pacar dan stimulus dari luar dirinya

5, 10, 15, 20

25 5

Menganggap pacar atau orang lain akan bertindak agresif terhadap dirinya

(19)

mahasiswa semester 5 dan 7 yang dipilih secara acak. Mahasiswa tersebut didata berdasarkan usianya, status percintaanya (lajang atau sedang berpacaran), berapa usia hubungan tersebut, dan apakah memiliki akun aktif di FB (dalam seminggu minimal 3 hari Log in).

Dari hasil pendataan awal tersebut, didapatkan bahwa 48 orang lajang, 31 orang sedang berpacaran kurang dari 1 tahun, 2 orang sedang berpacaran lebih dari 1 tahun, dan tidak memiliki akun aktif FB, dan hanya 19 orang yang sedang berpacaran lebih dari 1 tahun dan memiliki akun aktif FB. Dari hasil tersebut didapatkan persentase kriteria populasi yang akan ditarik lagi sebagai sampel adalah sebanyak 19% dari total mahasiswa Universitas “X” semester 5 dan 7, yaitu 10.903 mahasiswa adalah 2072 orang.

Menurut Riduwan & Kuncoro (2008, p 44), apabila jumlah populasinya sudah diketahui, maka salah satu cara menentukan ukuran sampel yang dapat dilakukan dengan rumus Taro Yamane.

Rumus Taro Yamane:

1

Dimana:

n = jumlah sampel N = jumlah populasi d = derajat kebebasan

Pada penelitian ini, digunakan tingkat ketepatan 90% atau persentase kesalahan yang diterima sebesar 10%, sehingga jumlah sampel yang perlu diambil adalah:

n = 2072 2072(0,1) 2 +1

(20)

= 95,39 ≈ 96 orang

Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah sampel minimal adalah 96 orang. Jadi, sampel yang akan diambil untuk penelitian ini berjumlah 100 orang mahasiswa semester 5 dan 7 Universitas ‘X’ di Jakarta yang diambil secara purposive sampling.

3.7 Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari pengisian kuesioner berupa bilangan ordinal yang dapat digunakan untuk membedakan karakteristik. Data yang didapat dari penelitian ini akan diolah dengan menggunakan tabulasi silang, chi square, dan uji analisis korelasi Spearman rank.

Tabulasi silang digunakan untuk data nominal atau ordinal. Pembuatan tabulasi silang disertai dengan perhitungan tingkat keeratan hubungan antar variabel dalam tabulasi silang. Alat statistik yang sering digunakan untuk mengukur hubungan pada tabulasi silang adalah chi square. Chi square digunakan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara baris dan kolom dari tabulasi silang.

Korelasi Spearman rank bisa digunakan untuk pengukuran korelasi pada statistik non-parametrik dan data berskala pengukuran ordinal.

Korelasi Spearman dilambangkan dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r=0 artinya tidak ada korelasi; dan r=1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut:

(21)

Tabel 3.13 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Sumber: Riduwan & Kuncoro (2008, p 62)

Selain itu, informasi mengenai profil responden dipaparkan dalam bentuk distribusi frekuensi. Dalam penelitian ini pengolahan data diolah menggunakan program SPSS 16.0.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000 0,60 - 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199 Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Rendah Sangat Rendah

Gambar

Tabel 3.1 Reliability Statistics K.O
Tabel 3.2 Reliability Statistics K.D
Tabel 3.4 Reliability Statistics K.P
Tabel 3.6 Tabel Hasil Uji Validitas Domain 1
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan keterampilan guru melalui penerapan model Teams Games Tournamen pada mata pelajaran IPS dan PPKn

laboratorium beserta alat praktikum. Secara kenyataannya, terlihat bahwa guru kurang memiliki kemampuan dalam menggunakan alat praktikum atau membuat alat

Bagi petugas surveilans di DKK Pekalon- gan, hendaknya hasil dari fasilitasi pelapo- ran KD-RS dan W2 DBD dengan cara me- laporkan laporan KD-RS melalui telepon, kemudian

Hizkuntzaren balorazioetan, ondo dakigunez, elkarrekiko helburu guztiz bestelakoak gertatzen dira: helburu “propioez” gain, nolabaiteko beste xede historiko-kultural eta

Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,32 persen; kelompok perumahan, air,

Pada umumnya di dalam Gedung di buatkan kolam dan bak-bak air (Burung jatuh / mati di air).. Hal ini tidak akan bisa membuat suhu dan kelembaban

Interval penyiraman air 6 hari sekali dengan koefisien tanaman 0.52 dan fraksi air 14.32% nyata menghasilkan tinggi tanaman yang lebih tinggi, jumlah daun yang lebih banyak,

Pada saat pengujian, program sudah sesuai dengan yang dikehendaki, dimana saat melakukan proses transaksi tidak akan terjadi proses pendeteksian tag RFID