• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia pada periode Perusahaan yang menjadi objek juga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia pada periode Perusahaan yang menjadi objek juga"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Objek penelitian yang menjadi objek penulis adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013 – 2015. Perusahaan yang menjadi objek juga mempublikasikan laporan keuangannya selama pengamatan. Dalam penelitian ini, penulis mengadakan penelitian dan pengambilan data pada www.idx.co.id.

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini desain atau metode yang digunakan adalah metode kausal yang berguna untuk menganalisis hubungan – hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya, atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Metode kausal ini untuk menguji pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen dan juga variabel moderating memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dimana terdiri dari 2 variabel independen yang diukur yaitu sales growth dan total asset turnover. Variabel dependen yaitu dividend payout ratio. Selain itu terdapat variabel moderating yaitu investment opportunity set.

(2)

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel

1. Definisi Variabel

Variabel adalah konstruk yang sifat – sifatnya telah diberi angka (kuantitatif) atau juga dapat diartikan variabel adalah konsep yang mempunyai macam – macam nilai, berupa kuantitatif maupun kualitatif yang dapat berubah – ubah nilainya. Dalam penelitian ini menggunakan 4 variabel, adapun variabel penelitian meliputi:

a. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah:

1) Sales Growth

Sales growth merupakan kenaikan jumlah penjualan bersih dari tahun ke tahun. Pertumbuhan penjualan mencerminkan manisfestasi keberhasilan investasi periode masa lalu, dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang. Sales growth dapat diukur dengan menggunakan rumus:

Net sales t − Net sales t−1 Sales growth =

(3)

2) Total Asset Turnover

Total Asset Turnover (rasio efisiensi atau perputaran), mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aktivanya. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari – hari. Perputaran aktiva yang tinggi akan mencerminkan kinerja perusahaan secara finansial. Total asset turnover dapat diukur dengan menggunakan rumus:

b.Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (Variabel bebas). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen yaitu dividend payout ratio. Dividend Payout Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur dan menggambarkan persentase dividen yang diterima oleh pemegang saham terhadap laba bersih yang diperoleh perusahaan, ditentukan setiap tahun oleh perusahaan untuk membayar dividen kepada pemegang saham, yang dilakukan berdasarkan besar kecilnya laba bersih setelah pajak. Dividend payout ratio dapat diukur dengan menggunakan rumus:

Penjualan TATO =

Total Aktiva

Dividend per share

DPR =

(4)

c. Variabel Moderating

Variabel moderating adalah variabel independen yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap variabel dependen (Imam, 2016). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel moderating yaitu investment opportunity set. Investment opportunity set merupakan nilai kesempatan investasi dan merupakan pilihan untuk membuat investasi di masa yang akan datang. Investment opportunity set ini berkaitan dengan peluang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. MTBVEQ merupakan proksi Investment Opportunity Set (IOS) berdasarkan harga yang melihat pertumbuhan perusahaan dari kemampuan perusahaan dalam mendapatkan dan mengelola modal. Dalam penelitian ini investment opportunity set menggunakan proksi MTBVEQ. MTBVEQ dapat dihitung dengan cara membandingkan market value of equity dengan total equity. Maka pengukuran IOS dapat diukur dengan menggunakan rumus:

2. Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio. Angka pada skala rasio menunjukkan nilai yang sebenarnya dari objek yang diukur.

Market Value of Equity

MTBVEQ =

(5)

Tabel 3.1

Skala Pengukuran

Variabel Jenis

Variabel Pengukuran Skala

Sales Growth Independen Net sales t − Net sales t−1 SG =

Net salest−1

Sumber: Henny dan Eko (2013)

Rasio Total Asset Turnover Independen Penjualan TATO = Total Aktiva Sumber: Harmono ( 2009:109) Rasio Dividend Payout Ratio Dependen

Dividend per share

DPR =

Earning per share Sumber: Sudana (2011:24)

Rasio

Investment

Opportunity Set Moderating

Market Value of Equity

MTBVEQ =

Total Equity

Sumber: Suwendra (2007) Rasio

Sumber: Data diolah penulis 2017

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan seluruh subyek (orang, perusahaan, peristiwa) atau sesuatu yang menjadi fokus penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2015. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian pengaruh sales growth dan total asset turnover terhadap dividend payout ratio dengan investment opportunity set sebagai variabel moderasi adalah metode purposive sampling merupakan pengambilan

(6)

sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI yang mempublikasikan laporan keuangan secara konsisten periode 2013 – 2015.

2. Perusahaan yang memperoleh laba secara konsisten selama 3 (tiga) tahun berturut – turut, yaitu dari tahun 2013 sampai 2015.

3. Perusahaan yang membayar dividen secara konsisten periode 2013-2015.

4. Menggunakan mata uang rupiah dalam penilaian laporan keuangannya.

Tabel 3.2

Sampel Kriteria

No

Kriteria Jumlah

Populasi perusahaan manufaktur sektor industri barang

konsumsi di BEI tahun 2016 37

1 Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI yang mempublikasikan laporan keuangan secara

tidak konsisten periode 2013 – 2015. (3) 2 Perusahaan yang memperoleh laba secara tidak konsisten selama 3 (tiga) tahun berturut – turut, yaitu dari tahun 2013 sampai 2015. (9) 3 Perusahaan yang membayar dividen secara tidak konsisten periode 2013-2015. (7)

4 Menggunakan mata uang selain rupiah dalam penilaian laporan keuangannya. (0)

Total sampel 18

(7)

Berdasarkan kriteria – kriteria tersebut, maka populasi penelitian yang berjumlah 37 perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 - 2015 diseleksi sehingga jumlah sampel yang memenuhi kriteria adalah 18 perusahaan. Daftar nama perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di BEI

No Nama Perusahaan KODE

1 PT Delta Djakarta Tbk DLTA

2 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP

3 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF

4 PT Mayora Indah Tbk MYOR

5 PT Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI

6 PT Sekar Laut Tbk SKLT

7 PT Gudang Garam Tbk GGRM

8 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP

9 PT Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM

10 PT Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA

11 PT Kimia Farma Tbk KAEF

12 PT Kalbe Farma Tbk KLBF

13 PT Merck Tbk MERK

14 PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk SIDO 15 PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBB

16 PT Tempo Scan Pasific Tbk TSPC

17 PT Mandom Indonesia Tbk TCID

18 PT Unilever Indonesia Tbk UNVR

(8)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara atau proses yang sistematis dalam pengumpulan, pencatatan dan penyajian fakta untuk tujuan tertentu. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan studi pustaka.

1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan semua data sekunder yang telah dipublikasikan oleh Indonesia Capital Market Directory tentang perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2015. Penulis memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian di www.idx.co.id.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah metode pengumpulan data dengan cara membaca literatur, jurnal, dan buku – buku. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari buku – buku dan jurnal di dalam perpustakaan dimana tempat referensi – referensi yang berhubungan dengan penelitian. Referensi yang digunakan dalam penelitian pustaka menggunakan data sekunder. Data sekunder bersumber dari jurnal – jurnal yang berhubungan dengan judul yang diambil dan sumber lain yang berkaitan dengan penelitian.

(9)

F. Metode Analisis

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata – rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi).

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini memenuhi syarat bebas dari asumsi klasik, dimana data tidak mengandung multikolinearitas, autokorelasi, dan heterokedastisitas. Untuk itu perlu dilakukan pengujian asumsi klasik, yaitu terdiri atas:

a. Uji Normalitas

Menurut Imam (2016) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas perlu dilakukan untuk menentukan alat statistik yang dilakukan, sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan. Model regresi yang baik adalah memliki data berdistribusi normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas data dapat diketahui dapat melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik atau histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya yaitu:

(10)

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola distribusi nornal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan apabila tidak hati – hati karena secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu, dianjurkan selain menganjurkan uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik nonparametrik Kolmogrov – Smirov, Uji K – S dilakukan dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal apabila nilai signifikan signifikan >5% (0,05).

HA : Data residual tidak berdistribusi normal apabila nilai signifikan <5% (0,05).

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas untuk menguji korelasi antara variabel bebas (independen) dalam regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas atau variabel independen.

(11)

Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan variabel bebas lainnya. Semua variabel yang akan dimasukan dalam perhitungan regresi harus mempunyai Tolerance diatas 10%. Pada umumnya jika VIF lebih besar daripada 10 maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolonieritas dengan variabel bebas lainnya. Deteksi uji multikoloniearitas pada suatu model dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu:

1) Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolonieritas.

2) Jika nilai koefisien korelasi antar masing – masing variabel bebas atau variabel independen kurang dari 0,70 maka model tersebut dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik uji multikolonieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari heteroskedastisitas atau biasa disebut dengan homoskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terkait (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola

(12)

tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di – studentized. Dasar analisisnya yaitu:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadinya heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangguan pada periode t dengan kesalahan penggangguan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan model Durbin Watson (dw test). Autokorelasi adalah keadaan dimana variabel error – term pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel error – term pada periode lain yang bermakna variabel error – term tidak random. Pelanggaran terhadap asumsi ini berakibat interval keyakinan terhadap hasil estimasi menjadi melebar sehingga uji signifikansi tidak kuat. Langkah pendeteksiannya adalah dengan membandingkan nilai

(13)

Durbin Watson Statistic Table dengan Ho tidak ada autokorelasi bila DW berada di:

Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 - dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 - du ≤ d ≤ 4 - dl Tidak ada autokorelasi, Positif atau negatif Tidak ditolak du < d < 4 - du

3. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi (R2)

Tujuan pengujian ini untuk menguji tingkat keeratan atau keterikatan antar variabel dependen dan variabel independen yang bisa dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi (adjusted R – square). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan keterikatannya dengan variabel dependen amat terbatas sedangkan nilai yang mendekati satu berarti variabel – variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

b. Uji Secara Bersama – sama (F – test)

Uji F dilakukan untuk menguji signifikansi variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama – sama. Pengujian dilakukan

(14)

dengan membandingkan F hitung dengan F tabel pada level of significant 5% dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Ho : ß1 = ß2 = ... ßk = 0 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen dengan variabel dependen.

Ho : ß1 ≠ ... ßk = 0 artinya ada pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen.

1) Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak.

2) Jika F hitung > F tabel maka H1 diterima dan Ho ditolak.

c. Uji Parsial (t – test)

Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi variabel bebas terhadap variabel terikat secara individual, hal ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel pada level of significant 5% dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Ho : ß = 0 artinya tidak ada pengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel dependen.

Ho : ß ≠ 0 artinya ada pengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel dependen.

1) Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak.

(15)

4. Analisis Regresi Moderasi

a. Investment Opportunity Set Memoderasi Pengaruh Sales Growth dan

Total Asset Turnover Terhadap Dividend Payout Ratio

Y = ɑ + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4(X1X3) + b5(X2 X3) + e

dimana :

ɑ : Konstanta

b : Koefisien regresi

X1 : Sales growth

X2 : Total asset turnover

X3 : Investment opportunity set

X1 X3 : Variabel perkalian antara sales growth dengan investment

opportunity set yang menggambarkan pengaruh variabel moderating investment opportunity set terhadap hubungan sales growth dengan dividend payout ratio.

X2 X3 : Variabel perkalian antara total asset turnover dengan investment

opportunity set yang menggambarkan pengaruh variabel moderating investment opportunity set terhadap hubungan total asset turnover dengan dividend payout ratio.

(16)

E : Error

Langkah – langkah moderasi di SPSS:

1) Input data di excel, kemudian perkalikan variabel moderating dengan independen. Lalu Save

2) Buka File yang sudah dibuat.

3) Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze, kemudian submenu Regression, lalu pilih Linear.

4) Tampak di layar windows Linear Regression, pada kotak Dependent isikan variabel Y. Pada kotak Independent isikan variabel X1, X2, X3,

Moderat1, dan Moderat2.

5) Pilih Statistics, klik Collinearity dan Durbin Watson. Kemudian pilih OK.

6) Pilih Plot, pada kotak Y isikan ZPRED dan kotak X isikan SRESID. Kemudian klik Normal Probability Plot, lalu pilih OK.

7) Pilih Save, klik Unstandardized pada Residuals. Kemudian pilih Continue.

Gambar

Tabel 3.1  Skala Pengukuran
Tabel 3.2  Sampel Kriteria

Referensi

Dokumen terkait

1). Promosi kegiatan keagamaan di tingkat kabupaten. Meningkatkan kualitas pendidikan agama bagi siswa dengan kebijakan yang diarahkan pada: 1) Peningkatan akhlak dan budi

Misalnya kita mulai dengan campuran yang komposisinya a 1   dan mengikuti perubahan dalam uap yang naik melalui kolom fraksionasi.. Uap ini berkondensasi dalam kolom

Oleh sebab itu, warisan rakyat Malaysia yang juga amalan nenek moyang harus dijadikan tunjang kehidupan agar kita berjati diri teguh untuk menangkis segala godaan anasir yang jahat

Dari definisi tersebut, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa metode fluktuasi merupakan suatu sistem pengelolaan dana kas kecil yang saldo rekeningnya tidak

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah pembagian penerimaan pajak rokok dibagi 50% (lima puluh persen) berdasarkan

Meski ada perubahan kewenangannya yang luar biasa namun masih ada kewenangan-kewenangan yang masih perlu dibanggakan oleh MPR seperti Pasal 3 Ayat 1 berbunyi:

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kalian dan janganlah

Sehingga dapat dikatakan, variabel waktu reaksi (antara 0-15 menit) merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap peningkatan kadar metil ester pada