• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pria. Pria lebih mendominasi dan memiliki peran yang lebih besar dalam segi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pria. Pria lebih mendominasi dan memiliki peran yang lebih besar dalam segi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada abad ke-19, pemerintahan di Prancis hampir selalu dipimpin oleh pria. Pria lebih mendominasi dan memiliki peran yang lebih besar dalam segi politik, sosial, dan lain-lain. Di sisi lain, pria yang berstatus sebagai suami juga mendominasi keluarganya. Pada kenyataannya, hal itu tidak hanya terjadi pada keluarga atau keturunan bangsawan, tetapi juga pada masyarakat biasa. Status sosial perempuan tidak bisa disamakan dengan posisi pria pada abad itu.

Sejak zaman dahulu, terutama di Prancis, seorang perempuan tidak boleh bekerja seperti yang dilakukan oleh pria. Perempuan cukup menjaga rumah, mengurus anak dan suami,1 sehingga perempuan direpresentasikan sebagai perempuan rumah tangga yang lemah dan memiliki pengetahuan lebih sedikit dari pria, dsb. Kemudian muncul beberapa pertanyaan, yakni bagaimana kondisi perempuan pada saat itu, apakah perempuan melakukan keburukan sama seperti yang pria lakukan, misalnya, kecemburuan, kebencian, perselingkuhan, dan lain-lain. Semua pria yang memiliki kekuasaan akan setuju dengan anggapan bahwa tempat perempuan bukan di kota bukan pula di ruang rapat, melainkan di rumah.2

      

1

 http://www.uky.edu/~popkin/frenchworker/grear.htm (diakses pada tanggal 26 November 2013 pada pukul 18.00 WIB) 

2

http://www.institut-de-france.fr/fr/article/1489-exposition-la-condition-f%C3%A9minine-au-19e-si%C3%A8cle (diakses pada tanggal 26 November 2013 pada pukul 20.00)

(2)

2 Hal semacam ini tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga di negara lain, seperti di India. Sebuah situs UNODC (United Nations Office on Drugs and Crime) membahas tentang diskriminasi kaum pria terhadap perempuan karena mereka dianggap tidak bisa melakukan apa – apa dan tidak bijaksana dalam The Status of Women in India.

Seiring perkembangannya, pada tahun 1866 seorang jurnalis Prancis bernama Maria Deraismes membangun sebuah asosiasi hak bagi perempuan. Ia memperjuangkan hak para perempuan. Balzac juga pernah menyebutkan kondisi perempuan dalam salah satu novelnya yang berjudul Physiologie du Mariage3. Dalam novel itu, perempuan didefinisikan sebagai sebuah properti yang diperoleh oleh kontrak4. Kata properti seolah-olah memosisikan perempuan sebagai sebuah barang yang dimiliki pria.

Honoré de Balzac (1799 - 1850) merupakan salah satu penulis Prancis terkenal abad ke-19 yang memiliki banyak kontribusi dalam bidang kesusastraan Prancis. Ia telah menulis banyak novel, cerita pendek, dll. Balzac juga disebut sebagai jurnalis karena beberapa karyanya diterbitkan secara rutin dalam Revue de Paris. Ia termasuk penulis beraliran realisme yang menulis banyak genre dalam sebuah cerita seri berjilid, bernama La Comédie Humaine. Cerita ini memiliki keterkaitan tema, karakter, dan setting tempat serta waktu. Namun, pembaca tetap bisa membacanya secara terpisah, maksudnya tanpa harus tahu cerita novel

       3

 Physiologie du Mariage (1829) salah satu novel terkenal yang ditulis Balzac mengenai kondisi pernikahan di Prancis. 

4

http://histoireenprimaire.free.fr/textes/periodes/XIX_femmes.htm (diakses pada tanggal 20 November 2013 pada pukul 10.00 WIB)

(3)

3 sebelumnya karena cerita dan judulnya berbeda. Balzac sudah menyelesaikan sekitar 90 buah cerita maupun novel. Balzac juga telah menulis sekitar 40 buah cerita lebih yang belum diselesaikan. Ia menulis berbagai genre cerita, misalnya, politik, pemerintahan, perempuan, percintaan, perselingkuhan, dll. Karya-karyanya terbagi ke dalam beberapa kategori, seperti scènes de la vie privée, scènes de la vie parisienne, scènes de la vie politique, scènes de la vie militaire, scènes de la vie campagne, dll. La Femme de Trente Ans merupakan bagian dari scènes de la vie privée.

La Femme de Trente Ans yang ditulis antara tahun 1829 – 1842 ini menceritakan tentang pernikahan, feminisme, dan pandangan masyarakat terhadap perempuan pada zaman itu. Hal-hal pribadi telah banyak terungkap, seperti hubungan Julie terhadap sang suami, anak dan hubungan terlarang yang tidak pantas dilakukan oleh seorang perempuan yang sudah menikah dan lain sebagainya. Selain itu, terdapat juga kisah anak perempuannya dan perasaan gagal yang dimiliki Julie dalam kehidupannya. Sesungguhnya, novel dengan tema semacam ini dalam scènes de la vie privée memang lebih banyak mengangkat persoalan perempuan dan persoalan pernikahan, termasuk karya novel yang ia tulis, seperti Mémoires de Deux Jeunes Mariées, Une Double Famille, Physiologie du mariage dll. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa asing, seperti bahasa Inggris dengan judul A Woman of Thirty oleh Ellen Marriage pada tahun 2004. Selain Inggris ada juga terjemahan dalam bahasa Polandia, Thailand, dll.

(4)

4 Dalam buku An Interpretation of La Comédie Humaine yang ditulis oleh F. W. J Hemmings5, Hemmings berpendapat bahwa novel ini merupakan novel yang kurang layak dibaca dan merupakan novel yang paling lemah dari Balzac. Namun, setiap orang memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda-beda. Semua tergantung selera pembaca dan bagaimana mereka menginterpretasikannya. Masih dalam buku yang sama, Hemmings juga menunjukkan cuplikan pernyataan yang menyatakan bahwa karya ini merupakan salah satu penemuan Balzac yang paling nyata dari isi novel dalam bagian scènes de la vie privée. Dua orang yang mengungkapkan hal tersebut bernama Francis Steegmuller6 dan Norbert Guterman7 dalam Sainte-Beuve, Selected Essays tahun 1965 (Hemmings 1967: 48 - 50).

La Femme de Trente ans membahas mengenai hidup seorang perempuan dari usia muda sampai saat ia berumur tiga puluh tahun lebih. Kehidupan pribadinya terbagi ke beberapa fase hidup, seperti masa kecil, pernikahan, keluarga, dll. Kisah novel ini membahas secara kompleks kehidupannya, seperti kesedihan dalam menjalani rumah tangga atau bisa dikatakan rasa ketidakbahagiaannya. Sifat-sifat dalam percakapan dan kalimat dalam novel ini menyiratkan pandangan buruk terhadap perempuan pada zaman itu karena hanya melihat dari sisi yang suram dan negatif saja.

      

5

F. W. J Hemmings merupakan seorang penulis kritikus sastra dan juga profesor Inggris yang

mengajar Sastra Prancis di Leicester University tahun 1963 – 1985.

6

Francis Steegmuller (1906 – 1994) adalah seorang penulis biografi, penulis novel, dan penerjemah asal Amerika.

7

(5)

5 Dari sedikit gambaran permasalahan tersebut, skripsi ini akan membahas mengenai representasi yang diterima oleh perempuan. Pengertian dari representasi adalah tindakan yang mewakili suatu keadaan. Ada banyak faktor yang menyebabkan sebuah representasi dapat terbentuk, yaitu terjadi karena adanya pengaruh keadaan sosial, perbedaan budaya, ras, dan sebagainya. Menurut Stuart Hall, representasi berarti menggunakan bahasa untuk mengatakan sesuatu atau untuk merepresentasikan sesuatu yang bermakna terhadap orang lain. Dari pandangannya, ia menganggap representasi merupakan bagian yang paling penting sebagai proses saat makna diproduksi dan kemudian digunakan antar masyarakat di dalam lingkup budaya (Hall 1997:15).

Novel ini layak diteliti karena banyak hal yang dapat menjadi isu permasalahan yang bagus untuk diangkat. La Femme de Trente ans juga termasuk ke dalam bagian cerita seri terkenal La comédie humaine yang ia tulis. Selain itu, cerita di dalamnya diangkat dari kisah nyata pengalaman hidup saudara perempuan Balzac yang bernama Laurence (1802 - 1825). Seorang penulis, linguis, dan profesor bernama Michel Pougeoise mengatakan bahwa yang ditulis oleh Balzac dalam La Femme de Trente ans merupakan kisah kepahitan nyata yang terjadi dalam hidup adiknya tersebut. Ia menikah dengan M. de Montzaigle di umur sembilan belas tahun dan pernikahan itu hanya berlangsung selama empat tahun saja. Di umur dua puluh tiga, Laurence meninggal dengan kemiskinan dan kesengsaraan yang ia alami setelah pernikahannya.8

       8

 http://www.fremeaux.com/index.php?option=com_content&task=view&id=4716&Itemid=0 (diakses pada tanggal 3 November 2013 pada pukul 17.00 WIB) 

(6)

6 1.2 Rumusan Masalah

Pada novel ini, terdapat banyak sifat yang merepresentasikan sifat negatif perempuan, seperti perkataan, percakapan, dan berbagai sifat negatif yang dicitrakan pada sosok Julie. Kemudian, sikap tante dari Victor d’Aiglemont yang terlihat meremehkan dan masih banyak hal lainnya. Pada akhirnya, Julie tidak peduli lagi akan permasalahan yang melingkupi hidup. Ia pun mencari kebahagiaannya sendiri, sehingga pertanyaan penelitian yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah perempuan direpresentasikan?

2. Mengapa perempuan dapat direpresentasikan seperti yang digambarkan dalam novel?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan utama yang ingin disampaikan peneliti ini adalah tercapainya rasa keingintahuan pembaca mengenai karakter perempuan yang digambarkan dalam tokoh novel. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan berbeda dari berbagai representasi yang selalu dibentuk pada perempuan. Tujuan teoritisnya yaitu, dapat memberikan penjelasan mendalam melalui makna yang terkandung di setiap kalimat dalam novel dengan menggunakan teori representasi.

Hasil yang ingin dicapai dari penelitian ini ialah dapat memberi gambaran tentang bagaimana perempuan direpresentasikan pada masa itu serta dapat membuka pemikiran yang lebih kritis tentang permasalahan tersebut.

(7)

7 1.4 Landasan Teori

Penelitian ini akan memakai teori representasi yang dikemukakan oleh Hall dalam bukunya yang berjudul Representation: Cultural Representations and Signifying Practices (1997). Dalam bukunya, dikatakan bahwa representasi tidak bisa lepas dari sebuah kebudayaan yang ada di masyarakat.9

Menurut Hall, Representasi adalah penggunaan bahasa untuk menyatakan sesuatu yang memiliki arti atau merepresentasikan dunia ini dengan penuh makna. Selain itu, representasi juga merupakan sebuah bagian penting dari proses. Melalui proses itu, makna tersebut diproduksi dan dipertukarkan antar orang-orang yang ada di lingkup kebudayaan. Di dalamnya juga terdapat penggunaan bahasa, tanda dan gambaran mana yang merepresentasikan sesuatu (Hall 1997:15).

Sebagai contoh sederhana, ketika kita melihat sebuah kursi, maka dengan cepat kita akan mengenali benda tersebut. Ciri benda itu akan tergambar di dalam pikiran kita bahkan, tanpa kita melihat benda nyatanya. Bentuk dan ciri tersebut lah yang merepresentasikan konsep yang kita pikirkan. Dalam hal ini juga yang terjadi di kehidupan sehari-hari bahwa setiap orang pasti memiliki sesuatu pandangan yang ditujukan kepada seseorang. Misalnya, pada zaman dulu, perempuan tidak boleh bekerja seperti yang pria lakukan karena konsep perempuan yang mengurus rumah tangga sudah tertanam dalam pikiran masyarakat. Oleh karena itu, faktor ini lah yang akhirnya menimbulkan       

9

(8)

8 representasi yang kurang baik bagi perempuan dan tidak diperlakukan adil padahal mereka juga mempunyai hak yang seharusnya sama dengan pria.

Hall menjelaskan ada dua sistem representasi, yang pertama, sistem yang termasuk di dalamnya berupa objek, orang, dan kejadian yang berhubungan dengan konsep yang ada di pikiran kita (Hall 1997:17). Tanpa ketiga hal tersebut, tidak bisa dibangun sebuah makna. Pada dasarnya, hal yang paling penting yang harus dimiliki manusia adalah konsep dan gambaran yang ada di pikiran mereka. Keduanya akan memudahkan manusia untuk merepresentasikan berbagai hal, walaupun sebelumnya belum pernah dilihat ataupun diketahui. Contohnya, perihal neraka dan surga. Semua orang belum pernah melihat kedua tempat tersebut, tetapi konsep neraka dan surga dapat dibayangkan atau dipikirkan.

Sistem representasi kedua yang dikemukakan oleh Hall adalah tiap-tiap orang tidak selalu memiliki konsep yang sama terhadap suatu hal atau suatu benda. Sebagai contoh, A memiliki gambaran yang berbeda dengan B mengenai kata “tong sampah”. Saat kata benda itu muncul, A berpikir bahwa bentuk tong sampah itu bundar dan tak ada tutup di atasnya. Lain halnya dengan B, ia berpikir bahwa tong sampah itu berbentuk kotak dan ada tutupnya. Perbedaan konsep ini memang bisa saja terjadi pada siapapun karena tiap-tiap manusia punya cara yang berbeda dalam membentuk konsep yang dimaksud dan diinginkan.

Dalam representasi, pasti terdapat kesamaan konsep yang sama digunakan oleh orang–orang di belahan dunia manapun dengan bahasa yang berbeda. Seperti kata “meja” dalam bahasa Indonesia dan “table” dalam bahasa Inggris. Jika

(9)

9 penjelasan konsep singkat tersebut diterapkan ke dunia nyata, hal ini sama halnya dengan penjelasan sebelumnya mengenai perempuan yang hanya cukup mengurus rumah tangga atau tidak boleh bekerja di luar rumah. Konsep yang membentuk identitas perempuan seperti itu tidak hanya terjadi di Prancis atau belahan Eropa saja. Perempuan di Asia juga mendapat perlakuan yang sama, terutama di India yang masih membentuk konsep tersebut dalam masyarakat. Perempuan masih memiliki representasi yang kurang pintar, tidak bisa memutuskan sesuatu, dll.

Hall mengungkapkan tiga pendekatan, yaitu reflective approache (pendekatan reflektif), intentional approache (pendekatan intensional), dan constructionist approach (pendekatan konstruksionis). Ketiga pendekatan tersebut dapat menjelaskan bagaimana sebuah representasi dimaknai melalui cara kerja bahasa yang digunakan (Hall 1997:24 - 25). Berikut penjelasan dari ketiganya.

1. Reflective Approache, merupakan sebuah pikiran yang terletak pada objek, ide, peristiwa yang ada di dunia nyata karena bahasa seperti cermin yang memiliki kegunaan untuk merefleksikan makna.

2. Intentional Approache, memiliki kaitan dengan pembicara, penulis yang memiliki ciri khas masing-masing dalam menyampaikan maksud. Bahasa bukan sebuah bahasa pribadi namun lebih universal.

3. Constructionist Approach, pendekatan ini berhubungan dengan bahasa sosial. Dunia ini penuh dengan alam, benda, kejadian, manusia, dll. Oleh karena itu, semua hal yang ada di dalamnya

(10)

10 dikelola dengan makna, representasi, dan bahasa. Bukan dunia ini yang memberikan makna melainkan mahkluk sosial yang membangun arti atau makna itu dalam sebuah bahasa. Kemudian, makna ini digunakan untuk merepresentasikan sesuatu dalam kehidupan manusia.

Sesuai dengan pembahasan pendekatan pada poin ketiga, hal tersebut dekat dengan sosial dan budaya yang memengaruhi representasi yang digambarkan terhadap perempuan dalam novel ini. Setiap manusia yang hidup di dalam lingkup sosial disebut makhluk sosial karena semua orang pasti berkomunikasi dan bersosialisasi dengan siapapun. Saat seseorang menciptakan sebuah makna, ia menggunakan sebuah konsep yang terbentuk dari sebuah budaya yang telah ada lebih dulu. Bahasa itulah yang kemudian digunakan untuk merepresentasikan konsep tersebut. Bahasa saling berhubungan dengan sistem tanda yang bernama signifié dan signifiant. Signifié merupakan konsep maupun ide yang ada di kepala kita. Kemudian, signifiant bertugas membentuk atau memberikan jawaban dari konsep itu dalam pikiran secara otomatis. Hal tersebut bertujuan untuk memberi makna atau arti sekitarnya. Maka dari itu, konsep dan bahasa saling berkaitan.

Pendekatan ini memang memiliki maksud untuk membangun sebuah konsep tertentu. Jika dibahas lebih dalam, pendekatan yang dikemukakan bisa diterapkan pada novel ini karena Constructionist Approach membangun makna serta pembentukan makna yang merepresentasikan konsep dari sekitar melalui bahasa, sesuai dengan identitas tokoh perempuan yang direpresentasikan dalam

(11)

11 novel La Femme de Trente ans. Pembahasan representasi ini akan diteliti dengan mengidentifikasi dengan watak tokoh perempuan, pengaruh-pengaruh sosial yang ada pada zaman itu, pandangan atau sikap dari tokoh pria, maupun masyarakat yang ditujukan bagi perempuan.

Maka dari itu, dari ketiga pendekatan yang diuraikan oleh Hall, Constructionist Approach merupakan pendekatan yang lebih tepat dipakai dalam penelitian ini.

1.5 Tinjauan Pustaka

Penelitian ini menggunakan novel La Femme de Trente ans karya Honoré de Balzac. Karya ini ditulis antara tahun 1829 sampai 1842. Roman ini merupakan salah satu dari beberapa karya Balzac yang menyinggung dan membahas mengenai representasi terhadap perempuan pada zaman itu. Pembahasan mengenai representasi sudah banyak dibahas dan diteliti.

Pada tahun 2013, Maesita dari Universitas Airlangga Surabaya menulis jurnal dengan judul Interpretasi Lesbian Terhadap Representasi Lesbian Dalam Film Minggu Pagi di Victoria Park. Dalam jurnalnya, ia menyebutkan beberapa hal representasi dari tokoh yang bernama Yati. Pertama, tokoh tersebut merepresentasikan seorang lesbian yang negatif. Selain itu, terdapat sebutan butch dan femme, yaitu sebutan untuk para kaum radikal seks. Penulis juga menambahkan pandangan dari segi etnis, agama, dll.

(12)

12 Kemudian pada tahun 2007, terdapat penelitian dari Universitas Airlangga Surabaya yang ditulis oleh Rostinah dan Srimulyani berjudul Representasi Perempuan Dalam Sistem Keluarga Jepang: Telaah Kritis atas Teks Novel ”Ie” Karya Shimazaki Toson. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori representasi Hall. Selain itu, untuk memahami lebih rinci teks novel tersebut, penulis menggunakan pendekatan konstruksionis. Dalam penelitian, itu dijelaskan, yaitu tiga tokoh perempuan Otane, Toyose, dan Oyuki. Peneliti dari segi fisik, watak serta kehidupan sosial ketiganya.

Selanjutnya, penelitian ditulis oleh seorang dosen Ilmu Komunikasi dari Universitas Diponegoro Semarang, Hasfi, berjudul Representasi Perempuan Pelaku Kejahatan (Woman Offender) di Media Massa: Analisa Pemberitaan Malinda Dee. Dalam penelitian tersebut diungkapkan bagaimana Malinda Dee dilabelkan sebagai bentuk kekerasan simbolik yang dilakukan media massa. Ia juga dipojokkan ke dalam bentuk perempuan yang dikatakan oleh penulis monster mistik, fokus terhadap daya tariknya saja, menjadi objek humor dan terus berada di posisi yang salah.

Pada tahun 2012, seorang mahasiswa Sastra Prancis bernama Asrini menulis skripsi berjudul Representasi Masyarakat Multikultural Dalam Novel Entre Les Murs karya François Bégaudeau Tinjauan Semiotik. Dalam penulisannya, ia membahas mengenai hal-hal yang dilakukan para tokoh yang menunjukkan ciri khas dari negara masing-masing, sehingga terbentuk sebuah stereotip baik dan buruk. Hal ini yang menjadi satu permasalahan di dalam masyarakat plural yang terdiri atas berbagi macam budaya, ras, agama, dll. Untuk

(13)

13 melakukan penelitian secara mendalam mengenai masalah ini, Asrini menggunakan teori representasi dari Hall serta teori multikulturalisme.

Sampai saat ini, penelitian dengan tema representasi perempuan menggunakan novel La Femme de Trente karya Honoré de Balzacbelum pernah ada yang menelitinya. Sehingga, penelitian dengan tema ini dapat diteliti lebih dalam.

1.6 Metodologi Penelitian

Dalam meneliti dan menganalisis novel yang berjudul La Femme de Trente ans (1829 –1842) karya Balzac, harus dimengerti dan dipahami teks tersebut terlebih dahulu. Metode penelitian yang dipakai adalah metode analisis isi. Untuk mempermudah penelitian, dilakukan beberapa tahap, yaitu yang pertama adalah pembacaan pertama karya novel secara heuristik dan hermeneutik.

Selanjutnya, setelah pembacaan kedua dihasilkan makna dari rumusan masalah tersebut, sehingga akan mempermudah menuju ke langkah berikutnya. Ketiga, mengumpulkan data-data informasi dan fakta yang dibutuhkan dikumpulkan sehingga dapat mempermudah pembahasan masalah satu persatu. Keempat menganalisis isi dengan menghubungkan faktor utama permasalahan yang terdapat di novel dengan teori representasi dari Hall. Pria berkebangsaan Inggris ini mengungkapkan tiga subjek yang terdapat dalam bukunya, yaitu reflective approache (pendekatan reflektif), intentional approache (pendekatan

(14)

14 intensional), constructionist approach (pendekatan konstruksionis). Dalam penelitian ini akan digunakan Constructionist Approach.

Dalam roman La Femme de Trente Ans terdapat beberapa kalimat dan percakapan yang mengungkapkan Julie sebagai perempuan yang direpresentasikan tidak baik. Permasalahan yang muncul ini ditunjukkan dengan sifat-sifat dari keinginan Julie dalam mencari kebahagiaan. Selanjutnya, tahap terakhir penelitian ialah penarikan kesimpulan setelah analisis selesai dilakukan, maka kemudian akan ditarik kesimpulan dari hasil analisis yang telah diteliti untuk menjawab berbagai pertanyaan.

1.7 Sistematika Penyajian

Penelitian sastra berjudul representasi perempuan dalam novel La Femme de Trente Ans karya Honoré de Balzac ini akan disajikan ke dalam tiga bab penyajian sebagai berikut.

Bab I : Pendahuluan terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penyajian.

Bab II : Analisis data bersumber dari percakapan dan kalimat yang terdapat di dalam novel dengan menggunakan teori representasi dari Hall.

Bab III : Penjelasan penyebab representasi perempuan yang dihadirkan dalam novel tersebut.

(15)

15 Bab IV : Rincian analisis tiap-tiap bab dipaparkan secara singkat dalam bab kesimpulan.

Referensi

Dokumen terkait

Makan di luar rumah tidak lagi hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan akan makanan akan tetapi telah mengalami pergeseran makna menjadi sebagai salah satu fungsi

Masukan dan saran dari praktisi pembelajaran pada validasi tahap pertama yaitu, perbaikan materi pada jenis Danau Maninjau, perbaikan keterangan siklus hidrologi

Berdasarkan informasi, fenomena, dan permasalahan yang terjadi penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul, ” Pengaruh Iklan dan Atribut Produk

Perlakuan pupuk kandang sapi mampu meningkatkan jumlah cabang, jumlah daun, diameter batang, jumlah bunga, jumlah bintil akar, dan luas daun per pot tanaman kacang pinto

Dengan adanya perbedaan-perbedaan tersebut, penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai perbedaan bentuk dan makna Kanji-Kanji Jepang dan Mandarin, namun karena banyaknya

Dan semakin menunjukkan bahwa dalam hal penangguhan upah, DiJjen Binawas KetenagakeJjaan lebih memihak kepada pengusaha, hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya

Baja amutit ukuran penampang 17 mm x 17 mm dengan panjang ± 120 mm dibentuk menggunakan mesin potong, mesin milling dan mesin surface grinding menjadi menjadi balok

Dengan menggunakan bilangan asli kita dapat menghitung banyaknya buku yang kita miliki, kendaraan yang melalui suatu jalan, orang-orang yang berada dalam suatu ruang