• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

36 BAB 3

ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

3.1 Sejarah dari KEMKOMINFO

Sejarah berdirinya Departemen Komunikasi dan Informatika RI ( DEPKOMINFO RI ) sebagai departemen baru, berdasarkan Peraturan Presiden ( perpres ) No.9 tahun 2005, No.10 tahun 2005 dan No.15 tahun 2005. Perpres itu telah bubar tiga institusi terdahulu, yaitu Kementrian Komunikasi Dan Informasi ( KOMINFO ), Lembaga Informasi Nasional ( LIN ) dan Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi ( Dirjen Postel ) yang sebelumnya berada dibawah Departemen Perhubungan ( DEPHUB ). Penggabungan ini dilakukan dalam rangka mengembangkan Information And Communication Technology ( ICT ), dengan begitu pengembangan ICT bisa lebih efektif. Sebab berbicara ICT sekarang tidak lepas dari unsur 3C, yakni : Communication, Computer, dan Content. Perkembangan Departemen Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia ( DEPKOMINFO RI ) dan perubahannya :

1. Sebelumnya telah berdiri Departemen Penerangan ( DEPEN ), kemudian pada masa pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid tahun 1998 DEPEN dibubarkan dan menjadi Badan Informasi Dan Komunikasi Nasional ( BIKN ). 2. Tahun 2000 masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri, Badan

Informasi dan Komunikasi Nasional ( BIKN ) terbagi menjadi dua, yaitu : • Kementrian Komunikasi dan Informatika ( KOMINFO ) yang bertugas

sebagai pembuat kebijakan.

(2)

3. Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di tahun 2004, Kementrian Komunikasi dan Informatika ( KOMINFO ) dan Lembaga Informasi Nasional ( LIN ) dirubah menjadi Departemen Komunikasi Dan Informatika sesuai dengan PP No.9 Tahun 2005, No.10 tahun 2005 dan No.15 Tahun 2005.

4. Pada tahun 2011 seluruh Departemen berubah menjadi Kementerian, salah satunya Depkominfo berubah nama menjadi Kemkominfo.

3.2 Visi dan Misi KEMKOMINFO a. Visi :

Terwujudnya masyarakat informasi yang sejahtera melalui penyelenggaraan komunikasi dan informatika yang efektif dan efisien dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Misi :

1. Meningkatkan kapasitas layanan informasi dan pemberdayaan potensi masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat berbudaya informasi. 2. Meningkatkan daya jangkau infrastruktur pos, komunikasi dan informatika

untuk memperluas aksesibilitas masyarakat terhadap informasi dalam rangka mengurangi kesenjangan informasi.

3. Mendorong peningkatan aplikasi layanan publik dan industri aplikasi telematika dalam rangka meningkatkan nilai tambah layanan dan industri aplikasi.

(3)

4. Mengembangkan standarisasi dan sertifikasi dalam rangka menciptakan iklim usaha yang konstruktif dan kondusif di bidang industri komunikasi dan informatika.

5. Meningkatkan kerjasama dan kemitraan serta pemberdayaan lembaga komunikasi dan informatika pemerintah dan masyarakat.

6. Mendorong peranan media massa dalam rangka meningkatkan informasi yang beretika dan bertanggung jawab serta memberikan nilai tambah pembangunan bangsa.

7. Meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan dalam rangka menciptakan kemandirian dan daya saing bidang komunikasi dan informatika.

8. Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia ( SDM ) bidang komunikasi dan informatika dalam rangka meningkatkan literasi dan profesionalisme. 9. Meningkatkan peran serta aktif Indonesia dalam berbagai forum internasional

di bidang komunikasi dan informatika dalam rangka meningkatkan citra positif bangsa dan negara.

10. Meningkatkan kualitas pengawasan menuju terselenggaranya kepemerintahan yang baik ( good governance ).

(4)

3.3 Struktur Organisasi KEMKOMINFO

Gambar 3.1 Struktur Organisasi KEMKOMINFO

3.4 Tugas dan Fungsi di KEMKOMINFO a. Tugas :

Membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika.

(5)

b. Fungsi :

1. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di bidang komunikasi dan informatika yang meliputi pos, telekomunikasi, penyiaran, teknologi informasi dan komunikasi, dan layanan multimedia.

2. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya. 3. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya.

4. Penyampaian hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden.

(6)

KEMKOMINFO sendiri mempunyai beberapa Direktorat atau Satuan Kerja yang terfokus ke satu bidang tertentu. Salah satunya adalah Directorat Jendral Aplikasi Informatika.Untuk urusan pemerintahan, Direktorat E-Government menjadi Satuan Kerja yang terfokus ke segala persoalan tersebut.

Direktorat E-Government ada di bawah Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang aplikasi informatika.

Dalam melaksanakan tugas yang ada di atas, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan di bidang aplikasi informatika; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang aplikasi informatika;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang aplikasi informatika;

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang aplikasi informatika; dan

(7)

Gambar 3.3 Struktur Organisai Direktorat E-Government Direktorat E-Government mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi dan infrastruktur E-Government;

b. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria dan pemanfaatan Free and Open Source Software bagi pemerintahan.di bidang teknologi dan infrastruktur E-Government;

c. Penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang teknologi dan infrastruktur E-Government;

(8)

d. Penyiapan kerjasama program E-Government antar lembaga pemerintah di bidang pengembangan, pemanfaatan dan pengelolaan teknologi dan infrastruktur E-Government;

e. Pembangunan, pengembangan dan pengelolaan teknologi dan infrastruktur dasar sebagai bagian dari inisiasi dan fasilitasi implementasi E-Government nasional; f. Penyusunan kebijakan, norma, panduan, standar operasi dan prosedur, bimbingan

teknis, sosialisasi , implementasi dan pemanfaatan Free and Open Source Software bagi pemerintahan

g. Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan teknis,sosialisasi, implementasi dan pengelolaan, evaluasi dan pelaporan di bidang infrastruktur E-Government.

3.5 Sistem yang Sedang Berjalan

Gambar 3.4 Skema Komunikasi DEPKOMINFO dengan Kantor Cabang Gambar 3.4 merupakan skema jaringan antara Kantor Kementrian Komunikasi dan Informatika dengan kantor pemerintah daerah yang

(9)

terhubung dengan server. Kantor Kementrian Komunikasi dan Informatika memiliki jaringan yang terhubung dengan kantor cabang dan kantor pemerintahan daerah serta pusat data atau data center. Dalam data center milik E-Government terdapat web server dan mail server, server tersebut merupakan fasilitas yang disediakan oleh E-Government untuk melayani kantor pemerintah daerah dalam melakukan hubungan serta pertukaran data antara Kominfo dengan kantor pemerintah daerah. Kominfo dan kantor pemerintah daerah terhubung ke server melalui internet.

3.5.1 Gambaran Jaringan Direktorat E-Government

Topologi yang digunakan di Direktorat E-Government adalah jenis topologi tree. Topologi ini disebut topologi jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antara sentral dengan hirarki yang berbeda, semakin ke atas semakin mempunyai hirarki yang tinggi. Jenis Topologi ini merupakan gabungan antara topologi bus dan topologi star. Karena topologi ini terdapat kabel utama (backbone) dan beberapa terminal concentrator. Disebut gabungan karena adanya kabel backbone, yang diadopsi dari topologi bus dan terminal concentrator yang merupakan adopsi dari topologi star.

Keuntungannya adalah jaringan akan dapat dengan mudah mengalami pengembangan. Berdasarkan jenis hubungan jaringan komputer di Departemen Komunikasi dan Informatika menggunakan model client-server dimana terdapat client-server yang melayani servis dari client tetapi proses terjadi di masing – masing client. Keuntungan dari model jaringan ini

(10)

adalah bahwa proses pengolahan data tersebar di masing – masing client sehingga tidak membebani server. Kelemahan dari model jaringan ini adalah apabila simpul yang lebih tinggi tidak berfungsi atau sedang mengalami gangguan , maka kelompok yang berada dibawahnya akan tidak menjadi efektif. Karena topologi ini gabungan dari topologi bus, jika kabel utama penyedia arus( backbone ) itu rusak maka seluruh jaringan akan down.

Topologi jaringan di Kementrian Komunikasi dan Informatika

Gambar 3.5 Toplogi Jaringan KEMKOMINFO

Gambar 3.5 merupakan topologi yang berada pada jaringan lokal yang berada di Kementrian Komunikasi dan Informatika. Gambar tersebut

(11)

menjelaskan bagaimana jaringan yang berada di area Kominfo dapat terhubung dengan data center milik E-Government. Koneksi pada Kominfo dibagi menjadi internal dan external. Internal merupakan koneksi internet yang digunakan oleh staf yang berada di Kominfo, sedangkan koneksi external merupakan koneksi yang disediakan untuk publik. Pada E-Government sendiri terdapat koneksi internet yang hanya boleh digunakan untuk staf E-Government. Semua koneksi tersebut terhubung ke data center melalui PNSBox.

3.5.2 Monitoring yang Sedang Berjalan

Berdasarkan proses pengumpulan data, gambaran umum sistem monitoring yang sedang berjalan seperti berikut ini :

1. Saat ini, sistem Network Monitoring yang sedang berjalan pada Direktorat E-Government masih menggunakan software nagios untuk memantau jaringan.

2. Administrator tidak dapat melihat lokasi host pada pemerintah daerah yang sedang dipantau dengan menggunakan software monitoring.

3. Administrator tidak mendapatkan informasi mengenai status host yang mengalami gangguan.

(12)

3.6 Permasalahan yang di hadapi

Setelah mengetahui sistem yang sedang berjalan pada Kominfo dengan melakukan analisis dan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, maka didapat masalah yang dihadapi oleh E-Government antaralain:

1. Jika koneksi jaringan pada dinas Kominfo dengan pemerintah daerah mengalami gangguan atau putus tidak dapat segera diketahui secara visual.

2. Belum terdapatnya pemantauan jaringan yang maksimal dalam memantau jaringan intragoverment.

3. Kesulitan pemantauan jaringan terutama kalau tidak ada network administrator.

3.7 Usulan pemecahan masalah

Terdapat banyak aplikasi network monitoring yang bisa digunakan untuk memantau suatu jaringan komputer dan memiliki fitur-fitur yang dapat memberikan informasi mengenai keadaan suatu jaringan dengan cepat dan akurat, namun hanya sedikit aplikasi network monitoring yang dapat diakses dimana saja. Hal seperti ini memungkinkan network administrator untuk tidak terus berada di depan perangkat komputer secara terus menerus untuk memantau jaringan.

Setelah menganalisis sistem yang sedang berjalan di kominfo serta mengetahui permasalahan yang terjadi, maka pemecahan masalah yang baik untuk dilakukan pada saat ini adalah dengan menerapkan suatu sistem yang dapat memantau jaringan sekaligus mengirimkan notifikasi berupa email ( Electronic Mail ). Pada zaman ini semua teknologi sudah maju, salah satunya dilihat dari

(13)

kemajuan telepon genggam ( Handphone ) yang dapat terhubung ke internet 24 jam. Sehingga ketika ada email masuk, maka akan ada notifikasi atau pemberitahuan email masuk ke account yang dimiliki oleh network administrator.

Dengan bantuan sistem ini, maka diharapkan tugas network administrator untuk memantau suatu jaringan agar menjadi lebih mudah. Penanganan terhadap gangguan pada jaringan pun menjadi lebih cepat karena notifikasi dikirim melalui email sehingga network administrator dapat mengetahui adanya gangguan pada server secara realtime dan segera menentukan tindak lanjut untuk notifikasi tersebut. Dengan adanya sistem ini diharapkan network administrator tidak harus terus menerus berada di depan perangkat komputer untuk memantau jaringan.

Pada pembahasan sebelumnya mengenai software monitoring Nagios dan Cacti, kebutuhan Direktorat E-Government serta permasalahan yang dihadapi merupakan bahan pertimbangan dalam memilih Nagios sebagai software untuk network monitoring pada Direktorat E-government. Dikarenakan software nagios telah terdapat pada PNSBox, maka dilakukan perancangan kembali menggunakan software nagios yang baru disertai dengan penambahan fungsi. Perancangan sistem network monitoring dengan menggunakan Nagios dilakukan agar Direktorat E-Government mempunyai sebuah sistem monitoring dengan kinerja yang maksimal juga memenuhi kebutuhan dari Direktorat E-Government.

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi KEMKOMINFO
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika
Gambar 3.3 Struktur Organisai Direktorat E-Government  Direktorat E-Government mempunyai tugas sebagai berikut:
Gambar 3.5 Toplogi Jaringan  KEMKOMINFO

Referensi

Dokumen terkait

Anggaran pendapatan merupakan rencana yang dibuat perusahaan untuk memperoleh pendapatan pada kurun waktu tertentu. Anggaran pendapatan dapat disusun berdasarkan jenis produk,

Ibu–ibu PKK Kelurahan Kampung Laut sangat antusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan ini dengan banyak memberikan pertanyaan terkait dari pemanfaatan arang aktif cangkang

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat dari penelitian yang dilaksanakan adalah proses dalam

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kepadatan rotifera yang diberikan sebagai pakan berpengaruh nyata terhadap laju pemangsaan dan sintasan larva kepiting bakau..

Pada tahap pertama (2010) survey dilakukan terhadap 20 sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Yogyakarta. Data dikumpulkan menggunakan metode observasi, interview, dan

Data yang dipresentasikan pada Tabel 3 menunjukkan presisi dan akurasi yang secara statistik kurang memuaskan, diduga karena pengukuran radioaktivitas dilakukan dengan

Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Ketika seorang anak baru belajar meraut pensil dengan peraut elektronik,

Kondisi kulit yang normal, tidak ada luka maupun lesi yang menurut Hoppman dan Barron (2007) menjadi tanda infeksi fungi seperti hiperkeratosis, nekrosis,