• Tidak ada hasil yang ditemukan

QUALITY ASSURANCE PROGRAM COURSE IN COMPUTER COURSES AND TRAINING INSTITUTE MAGISTRA UTAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "QUALITY ASSURANCE PROGRAM COURSE IN COMPUTER COURSES AND TRAINING INSTITUTE MAGISTRA UTAMA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

PROGRAM PENJAMINAN MUTU KURSUS KOMPUTER DI LEMBAGA

KURSUS DAN PELATIHAN MAGISTRA UTAMA

QUALITY ASSURANCE PROGRAM COURSE IN COMPUTER COURSES AND TRAINING INSTITUTE MAGISTRA UTAMA

Oleh : ahmad tohari, pendidikan luar sekolah

atohari71@yahoo.com Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan: 1) Penetapan standar mutu kursus komputer di LKP MAGISTRA UTAMA, 2) Pemenuhan standar mutu kursus komputer di LKP MAGISTRA UTAMA, 3) Pengukuran standar mutu kursus komputer di LKP MAGISTRA

UTAMA, dan 4) Pengembangan standar mutu kursus komputer di LKP MAGISTRA UTAMA. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian yaitu

manajer LKP MAGISTRA UTAMA. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan reduksi data, display data dan pengambilan kesimpulan. Trianggulasi dilakukan untuk menjelaskan keabsahan data dengan menggunakan sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) penetapan standar mutu komputer di LKP MAGISTRA UTAMA terdiri dari penetapan SOP yang terdiri dari: SOP Pemasaran, SOP Bidang Kelembagaan, SOP Aset dan Keuangan, SOP Event Training, SOP Diklat, dan SOP Pasar. 2) Pemenuhan standar mutu dilakukan dengan memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. 3) Pengukuran standar mutu di LKP MAGISTRA UTAMA dilakukan melalui: sertifikasi, akreditasi, rapot kinerja cabang. 4) pengembangan standar mutu di LKP MAGISTRA UTAMA dilakukan melalui penyempurnaan SOP melalui penerbitan SK, masukan dari perusahaan, pengembangan terhadap kompetensi PTK.

Kata Kunci: program penjaminan mutu, program kursus komputer, Lembaga Kursus dan Pelatihan

Abstract

This research aimed to describe: 1) the quality standard computer courses at LKP MAGISTRA UTAMA, 2) ) the fulfilment quality standard computer courses at LKP MAGISTRA UTAMA, 3) Measurement of quality standards in the computer courses LKP MAGISTRA UTAMA, and 4) Development of quality standards of computer courses LKP MAGISTRA UTAMA. This research is a descriptive qualitative approach. The research subject is manager of LKP MAGISTRA UTAMA. The method of data collection is done with the interview, and study documentation. Data analysis techniques used data reduction, data display and conclusion making. Triangulation is done to explain the validity of the data by using the source. The results showed that: 1) the establishment of quality standards in LKP MAGISTRA UTAMA computer consists of defining SOP consisting of: Marketing SOP, SOP Institutional Sector, Assets and Financial SOP, SOP Training Event, Training SOP, and SOP Market. 2) The fulfillment of quality standards is done in compliance with the national education ( SNP ), including: the standard the process, the national graduate, educators, and the educational standards the standard of facilities and infrastructures, standard treatment, the standard, and assessment of standards. 3) Measurement of quality standards in LKP MAGISTRA UTAMA done through: certification, accreditation, rapot branch performance. 4) development of quality standards in LKP MAGISTRA UTAMA improvements made through the issuance of SOP through SK, the input of the company, the development of the competence of PTK.

(2)

2

Keywords: quality assurance programs, computer courses programs, Courses and Training Institute

PENDAHULUAN

Kursus menurut pengertian dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan “pelajaran suatu pengetahuan atau kepandaian yang diberikan secara singkat”. Sedangkan Senduk (Triyana, 2012: 17) menyebutkan bahwa “kursus merupakan kegiatan memberikan pelajaran atau materi yang bersifat lebih praktis dibandingkan mengikuti pendidikan formal, karena kursus bisa dijadikan sebagai ajang untuk memperdalam bidang keahlian tertentu”. Selain untuk memperdalam bidang keahlian, kursus bisa dijadikan sebagai ajang mencari bekal keterampilan atau skill individu untuk terjun ke dunia kerja maupun wirausaha. Pasal 26 ayat (5) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan bahwa kursus merupakan “satuan pendidikan nonformal yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”.

Lembaga kursus dikenal dengan sebutan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP). Sesuai Pasal 103 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan “Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP)

merupakan salah satu dari satuan pendidikan nonformal yang bertujuan untuk memberikan keterampilan kecakapan hidup kepada masyarakat, mempersiapkan masyarakat siap bekerja, dan berusaha mandiri”. Pada kenyataannya kursus memiliki peran besar dalam mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Indonesia. Wartanto (Denura, 2012: t.h) mengungkapkan bahwa “Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) memiliki peran yang cukup besar dalam menyerap tenaga kerja yaitu sebanyak 78 persen diterima di dunia kerja, 12 persen berwirausaha, dan sisanya tidak terdeteksi”. Kursus memiliki potensi besar dalam membantu Indonesia dalam mengurangi jumlah pengangguran. Untuk itu pemerintah mengatur tata cara pengelolaan lembaga kursus dan penjaminan mutu melalui Undang-Undang, beberapa Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Menteri terkait.

Banyaknya jumlah LKP yang tersebar di seluruh Indonesia diharapkan mampu membantu pemerintah dalam menangani permasalahan pengangguran. Selain itu LKP diharapkan bisa menjadi pendidikan alternatif bagi masyarakat untuk membangun skill dan keterampilan sebagai bekal untuk terjun ke dunia kerja maupun wirausaha. Namun pada kenyataanya fenomena peningkatan jumlah lembaga kursus masih diiringi dengan rendahnya mutu kursus yang ditandai penyediaan sarana prasarana yang memadai,

(3)

3 tenaga pendidik dan kependidikan yang kompeten, kurikulum yang sesuai dengan perkembangangan zaman dan lain-lain yang tidak sesuai dengan standar minimal yang telah ditentukan.

Hawadi (Rubiyantoro, 2012: t.h) menyebutkan, “pada tahun 2012 dari 17 ribu lebih lembaga kursus yang ada di Indonesia, baru 8 persen yang sudah terakreditasi. Artinya masih ada 92 persen lembaga yang belum”. Situasi demikian tentu akan menghambat visi pemerintah untuk menjadikan LKP sebagai salah satu sarana untuk menyejahterakan masyarakat.

Fenomena di atas membuktikan bahwa masih banyaknya lembaga kursus yang memiliki mutu di bawah standar. Situasi demikian mendorong pemerintah untuk melakukan penilaian kinerja LKP agar mampu mengangkat kualitas lembaga kursus. Penilaian kinerja LKP pada tahun 2012 mengacu pada 5 misi pendidikan yaitu: ketersediaan berbagai program layanan pendidik, biaya pendidikan yang terjangkau bagi seluruh masyarakat, semakin berkualitasnya setiap jenis dan jenjang pendidikan, tanpa adanya perbedaan layanan pendidikan ditinjau dari berbagai segi, dan jaminan lulusan untuk melanjutkan dan keselarasan dengan dunia kerja.

Wartanto (Denura, 2012: t.h) mengatakan bahwa “masih sedikitnya lembaga kursus yang terakreditasi dikarenakan anggaran yang dimiliki Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Nonformal (BAN-PNF) masih minim”.

Hediyana (Denura, 2012: t.h) menjelaskan bahwa “dalam penilaian kinerja ada beberapa indikator yang harus dipenuhi lembaga kursus untuk mendapat predikat A, B, C atau D, dan ini menjadi acuan bagi pemerintah untuk dapat fokus membina secara terus menerus dan berkesinambungan pada lembaga kursus”.

Denura (2012: t.h) mengungkapkan bahwa “Data Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan, hasil penilaian kinerja tahun 2009 dan 2010 berkinerja A (1,7%), B (20,3%), C (35,7%) dan D (42,3%)”. Dari data tersebut berarti keberadaan kursus yang kurang memenuhi standar atau berkinerja D masih lebih banyak. Ini tentu saja menjadi renungan buat para pengelola kursus kenapa terjadi hal demikian.

Pendataan merupakan lanjutan program yang telah dilaksanakan sejak tahun 2009. Dari pendataan tersebut, Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan (Ditbinsulat) telah memverifikasi 8.730 LKP dari 16.009 lembaga yang sudah memiliki Nomor Induk lembaga Kursus dan Pelatihan (NILEK). Dari sejumlah lembaga tersebut, baru 750 program serta 17 lembaga yang sudah terakreditasi. Artinya baru sekitar 3,107 persen program dan 0,1 persen lembaga yang dinilai telah memenuhi standar kelayakan.

Kondisi seperti di atas harus diperhatikan betul oleh pemerintah terkait. Pemerintah wajib melakukan penjaminan dan kontrol mutu lembaga kursus. Upaya tersebut dilakukan dengan tujuan agar lembaga kursus mampu menelurkan lulusan-lulusan yang

(4)

4 kompeten dalam bidang keterampilan kerja. Contoh upaya yang perlu dilakukan misalnya melakukan uji kompetensi bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) dari berbagai jenis keterampilan kerja. Upaya-upaya seperti akreditasi, sertifikasi, pendataan, dan sebagainya dari pemerintah secara berkesinambungan harus terus dilakukan demi mengangkat mutu lembaga kursus.

METODE Jenis

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Tujuannya untuk mendeskripsikan Program Penjaminan Mutu Kursus Komputer Di Lembaga dan Pelatihan MAGISTRA UTAMA.

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan di LKP MAGISTRA UTAMA, Jalan IPDA. Tut Harsono 49, Timoho, Yogyakarta. Dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan Maret 2014 sampai dengan bulan Mei 2014.

Target/Subjek

Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah manajer LKP MAGISTRA UTAMA Cabang Yogyakarta, Ibu Anita Suryaningrum.

Prosedur

Penelitian dilakukan dengan observasi awal untuk penyusunan proposal penelitian sekaligus mempersiapkan pedoman penelitian. Kemudian peneliti siap untuk mengambil data

di lapangan, dan dimulailah pelaksanaan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dan study dokumentasi. Data penelitian diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang digunakan disertai dengan pedoman penelitian. Kemudian dilakukan pengolahan data sejak awal pengambilan data hingga akhir pengumpulan data karena penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif maka akan mendeskripsikan hasil penelitian secara mendalam.

Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan dibantu dengan menggunakan pedoman wawancara, dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, dan dokumentasi.

Dalam penelitian ini, menggunakan wawancara untuk mengetahui proses pelaksanaan program penjaminan mutu kursus di LKP Magistra Utama, dari penetapan, pemenuhan, pengukuran, dan pengembangan.

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi dilakukan untuk memastikan apakah apa yang disampaikan pada saat wawancara dengan apa yang ada di LKP Magistra Utama sesuai. Sehingga terjadi kecocokan data.

Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan pada saat semua data telah selesai dikumpulkan, data yang terkumpul melalui kegiatan wawancara,

(5)

5 observasi, dan dokumentasi, kemudian diintepretasikan secara deskriptif kualitatif. Analisis data dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu reduksi data, display data dan pengambilan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Permendiknas No. 63 Tahun 2009 menjelaskan bahwa penjaminan mutu pendidikan nonformal ditujukan untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Nasional Pendidikan (SNP), dan Standar Mutu Pendidikan di atas SNP.

Standar Nasional Pendidikan (SNP), sebagaimana di dalam Pasal 2 ayat (1) PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, terdiri dari Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian.

Penetapan Sistem Penjaminan Mutu di LKP Magistra Utama dilakukan dengan menetapkan Prosedur Operasional Standar (SOP) penjaminan mutu. SOP tersebut dibagi menjadi enam bentuk, yaitu: SOP pemasaran, SOP bidang kelembagaan, SOP asset dan keuangan, SOP event training, SOP diklat, dan SOP pasar kerja.

SOP tersebut mencakup delapan (8) standar mutu, misalnya SOP Pemasaran mengatur mengenai alur pemasaran, diantaranya seperti target pencapaian sekolah yang terpresentasi, jadwal atau agenda presentasi sekolah, pendekatan kepada mitra, dan sebagainya. SOP Bidang Kelembagaan

mengatur tentang pokok atau pedoman yang menetapkan standar proses pembelajaran, dan standar pendidik dan tenaga kependidikan. SOP Aset dan Keuangan mengatur tentang pokok atau pedoman yang menetapkan standar pembiayaan dan standar sarana dan prasarana. SOP Event Training mengatur tentang kegiatan training ke sekolah-sekolah, Outbound, dan kegiatan kepelatihan di perusahaan. SOP Diklat mengatur tentang standar isi, standar kelulusan, dan standar penilaian. SOP Pasar Kerja mengatur tentang rencana kerjasama dengan perusahaan, tentang penyaluran kerja, dan penyaluran magang ke perusahaan-perusahaan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, menyebutkan bahwa Standar Mutu diantaranya sebagai berikut:

Standar Isi, memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.

Standar Proses. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL), berfungsi sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan.

(6)

6 SKL mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan keterampilan terdiri atas pengajar, pelatih, dan penguji. Sedangkan tenaga kependidikan sekurang-kuangnya terdiri atas pengelola, teknisi, sumber belajar, pustakawan, dan laboran.

Standar Sarana dan Prasarana. Prasarana pendidikan meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang unit produksi, tempat beribadah, dan sebagainya. Sedangkan sarana meliputi perabot, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran.

Standar Pengelolaan. Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 tahun. Pengawasan satuan pendidikan meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan.

Standar Pembiayaan. Pasal 62 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas membagi biaya pendidikan menjadi tiga yaitu: Biaya Investasi yang meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya Personal yang meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk

bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Dan Biaya Operasional yang meliputi gaji pendidik dan tenaga kependidikan, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, pemeliharaan sarana dan prasarana, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.

Standar Penilaian. Standar penilaian pendidikan merupakan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik (Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan).

Bentuk-Bentuk Pemenuhan Standar Mutu di LKP Magistra Utama dilakukan dengan cara memenuhi delapan standar mutu. Berikut adalah standar mutu yang dipenuhi oleh LKP Magistra Utama:

Standar Isi meliputi Kurikulum, Beban Belajar, dan Kalender Pendidikan. Kurikulum disusun setahun sekali dalam suatu kegiatan Rembug Kurikulum. Kurikulum terdiri atas tiga kelompok keterampilan yang meliputi keterampilan utama, keterampilan khusus, dan pengembangan karir. Beban Belajar disusun bersama-sama dan menyatu dengan kurikulum. Bentuk dari beban belajar adalah SPB atau Satuan Proses Belajar. Kalender Pendidikan di Magistra Utama disusun oleh pihak pusat dengan keterlibatan direktur utama, direktur diklat dan pasker, perwakilan manajer dan kabag dari masing-masing cabang. Sementara isi dari Kalender Pendidikan memuat diantaranya: Orsab (Orientasi Sahabat), Proses Belajar Mengajar, Ujian Periode I dan II, Ujian Tengah Periode

(7)

7 (UTP), Roole Playing, Magang, Pelepasan Alumni (Palma), Hari Libur, dan sebagainya.

Standar proses di LKP Magistra Utama terdiri dari Perencanaan Pembelajaran melalui penyusunan Silabus dan RPP, Pelaksanaan Proses Pembelajaran melalui bentuk pembelajaran seperti Unit Skill Support (USS), Praktikum, Kunjungan ke perusahaan, Magang, Role Playing, Magang Kecil, dll., Pengawasan Proses Pembelajaran yang dilakukan melalui Pengawasan oleh Dinas Pendidikan kota Yogyakarta dan Pengawasan Intern oleh Tim Magistra Utama, Evaluasi hasil pembelajaran melalui Evaluasi Hasil Penialaian pembelajaran dan masukan melalui perusahaan tempat magang.

Standar Kompetensi Lulusan disusun berdasar pada SKL kursus yang ditetapkan pemerintah dan SKKNI. Dalam proses penyusunan SKL ada beberapa yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu: Mata Kerampilan (MK), Kompetensi Dasar (KD) dan Standar Kompetensi (SK), dan Indikator ketercapaian kompetensi. Mata Keterampilan (MK) di LKP Magistra Utama terdiri dari tiga macam yakni Keahlian Utama, Keahlian khusus, dan Pengembangan Karir. Sedangkan Penyusunan SK dan KD di LKP Magistra Utama dilakukan oleh pengajar dengan acuan SKL yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Di samping itu juga, dalam penyusunan SK dan KD pihak LKP Magistra Utama juga melakukan kunjungan ke perusahaan-perusahaan dengan tujuan untuk menyesuaikan materi keterampilan dengan dunia kerja saat ini. Selanjutnya untuk penyusunan indikator,

LKP Magistra Utama memperhatikan Kompetensi Dasar (KD). Indikator tersebut dituangkan dalam silabus sebagai pedoman untuk mengetahui ketercapaian KD.

Tenaga Pendidik dan Kependidikan (PTK) yang ada di LKP Magistra Utama terdiri dari, Pendidik: tenaga pengajar, yaitu partimer yang berjumlah 75 orang dan pengajar tetap berjumlah 9 orang Selain itu juga ada laboran yang terdiri dari laboran teknisi, desain grafis, akuntansi, dan administrasi. Sedangkan untuk Tenaga Kependidikan ada: kaprog, direktur wilayah, manajer cabang dan bisnis, manajer operasional, kabag keuangan, pemasaran, diklat, pasker, dan laboran. Upaya LKP Magistra Utama dalam memenuhi standar tenaga pendidik dan kependidikan adalah dengan menentukan Kualifikasi Akademik untuk calon PTK yang akan masuk. Selama proses penerimaan calon PTK tersebut berlangsung, maka dilakukan penyaringan melalui tes seperti: Tes Administratif atau pengumpulan berkas, Tes Tertulis, Microteaching (khusus untuk calon pendidik), Presentasi (khusus untuk staf kependidikan), Tes Wawancara, Tanda Tangan Kontrak (Jika diterima). Sedangkan untuk meningkatkan kompetensi PTK, LKP Magistra Utama mengadakan peningkatan kompetensi yang terdiri dari: Bimbingan Teknik (Bimtek), Uji Kompetensi, Pelatihan Leadership, dan Seminar.

Sarana yang disediakan oleh LKP Magistra Utama terdiri dari: komputer, kamera digital, HandyCam, mesin mug, mesin press

(8)

8 kaos, mesin pin, mesin ID Card, LCD, whiteboard, E-book, dan sebagainya. Sedangkan Prasana yang disediakan oleh LKP Magistra Utama meliputi: R. Manajer, R. Front Ofice, R. Admisi (pendaftaran), Lab. Komputer, Perpustakaan, R. Diklat, R. Pemasaran, R. Galeri, R. Kelas, R. Teknisi Komputer, Lab. Medis, Lab. Terpadu, R. Pasar Kerja, Kamar Mandi, dan Mushala. Selanjutnya untuk perawatan dan

pemeliharaan dilakukan pembersihan

terhadap ruangan dilakukan rutin setiap hari, perawatan AC dilakukan dua minggu sekali, service komputer dilakukan setiap hari sehingga jika terjadi kerusakan akan langsung bisa ditangani, untuk LCD, kamera, mesin mug, pin, press kaos, dan lainnya akan dilakukan service atau pergantian jika terjadi kerusakan.

Standar pengelolaan di LKP Magistra Utama berdasarkan pada Program Kerja. Sedangkan program kerja tersebut diturunkan menjadi Program Kerja Tahunan, Program Kerja pe Semester, Program Kerja per 3 Bulan, dan Program Kerja per 1 Bulan. Pengawasan terhadap standar pengelolaan di LKP Magistra Utama dilakukan melalui internal dan eksternal. Pengawasan internal dengan cara penyusunan laporan tiap tanggal 16 dan 1 oleh PTK kepada pimpinan. Pengawasan eksternal dengan cara penyusunan laporan kepada Dinas Pendidikan Kota dan Dinsosnakertrans. Kemudian upaya peningkatan standar pengelolaan dilakukan dengan melakukan inovasi terhadap tiap bidang, dan perbaikan program kerja tahunan.

Standar Pembiayaan dilaksanakan dengan memenuhi RAB. Sedangkan RAB tersebut meliputi: RAB Pemasaran, RAB Diklat, RAB Pasker, RAB Tata Usaha, RAB Kelembagaan. Selanjutnya untuk Pelaporan Pembiayaan terdiri dari Laporan Pengeluaran yaitu berubungan dengan jumlah biaya pengeluaran yang dikeluarkan dalam satu bulan. Laporan Penerimaan yaitu berhubungan dengan jumlah biaya penerimaan yang didapatkan oleh LKP Magistra Utama dalam satu bulan. Laporan pembiayaan dikirim ke pusat guna sebagai pertimbangan dalam penyusunan RAB.

Bentuk Standar Penilaian di LKP Magistra Utama adalah berupa Nilai Akhir (NA), Prosentase kehadiran selama satu periode (NH), Rata-Rata Nilai Penugasan (NRT), Rata-Rata Nilai Praktikum (NPRAK), Nilai Ulangan Harian (NUH), Nilai Ujian Tengah Periode (NUTP), Nilai Ujian Akhir Periode (NUAP). Kententuan Penilaian di LKP Magistra Utama sebagai berikut: Nilai Akhir = NH (5%) + NRT (10%) + NRPRAK (20%) + NRUH (10%) + NUTP (25%) + NUAP (30%), dengan kategorisasi NA sebagai berikut; A: > = 85, B: > = 75, C: > = 65, D: > = 55, E: <55

Teknik dan instrumen penilaian di LKP Magistra Utama adalah tes, observasi, dan penugasan. Teknik Tes berupa Tes Praktikum, Tes Ulangan Harian, UTP, dan UAP. Teknik Observasi berupa pengamatan terhadap prosentase kehadiran peserta didik selama satu periode, keaktifan peserta didik selama mengikuti pembelajaran, dan melalui

(9)

aktifitas-9 aktifitas di luar kelas seperti kegiatan observasi dunia kerja dan magang. Dan Teknik Penugasan berupa Tugas Akhir (TA), Tugas Observasi Dunia Kerja, dan Tugas Magang.

Selanjutnya untuk hasil penilaian di LKP Magistra Utama yaitu berupa Surat Tanda Selesai Belajar (STSB), Sertifikat, dan Daftar Hasil Belajar dan Berlatih.

Pengukuran ketercapaian standar mutu dilakukan melalui empat (4) macam cara, yaitu Audit Kinerja, Akreditasi, Sertifikasi, dan Bentuk lain pengukuran capaian mutu pendidikan (Pasal 20 ayat (2) Permendiknas No. 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan). Sedangkan Pengukuran yang di lakukan oleh LKP Magistra Utama, yaitu Sertifikasi, dimana baru dua pendidik yang telah tersertifikasi di LKP Magistra Utama. Selanjutnya Akreditasi, Ada dua macam bentuk Akreditasi di LKP Magistra Utama yaitu Akreditasi Lembaga dan Akreditasi Program. Terkait hasil akreditasi, Akreditasi Lembaga masih menunggu keputusan dari BAN PNF. Untuk Akreditasi Program, beberapa program yang sudah terakreditasi: Program Akuntansi Perusahaan dan Perpajakan, Sekretaris dan Manajemen Bisnis, Administrasi Perkantoran dan Ekspor Impor, Komputer Administrasi Rumah Sakit, Manajemen Informatika dan Desain Web, Desain Grafis dan Digital Fotografi, dan Teknisi Komputer dan Teknisi Jaringan. Ada pula Rapot Kinerja Cabang, yakni penilaian yang dilakukan oleh manajemen pusat LKP Magistra Utama. Bentuk dari Rapot tersebut ada dua jenis, yaitu Merah dan Hijau, dimana

yang Merah adalah sebagai tanda atas kinerja yang kurang, dan Hijau sebagai tanda atas kinerja yang baik.

Fattah (2012:24) menyatakan bahwa pengembangan mutu pendidikan digunakan sebagai refleksi dan dasar bagi perencanaan program pemenuhan standar dan peningkatan mutu. Pengembangan standar mutu di LKP Magistra Utama dilakukan melalui beberapa upaya, yaitu sebagai berikut:

Pertama, dilakukan melalui

penyempurnaan SOP melalui SK. Yaitu dilakukan pada saat rapat koordinasi dengan mengacu pada laporan Statistik Induk Jabatan (SIJ) yang dikirim ke pusat oleh cabang Magistra Utama tiap bulan. Laporan tersebut berisi tentang perkembangan bidang Kelembagaan dan Personalia, Diklat, Pasar Kerja, Keuangan, dan Pemasaran.

Kedua, dilakukan melalui Masukan yang diterima dari Perusahaan. Yaitu masukan yang dituangkan dalam Berita Acara yang berisi tentang hal-hal yang perlu ditingkatkan terkait kompetensi peserta didik. Masukan tersebut diberikan pada saat pihak Magistra Utama melakukan kunjungan supervisi ke perusahaan tempat peserta magang.

Ketiga, Pengembangan terhadap

kompetensi PTK. Yaitu upaya pengembangan untuk meningkatkan kualitas kinerja dari PTK yang diperoleh melalui kegiatan Bimtek, Uji Kompetensi, Pelatihan Leadership, dan Seminar.

(10)

10 SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penetapan standar mutu di LKP

Magistra Utama meliputi Penetapan SNP dan Penetapan SOP. SOP tersebut dibagi menjadi enam macam yaitu: SOP Pemasaran, SOP Bidang Kelembagaan, SOP Aset dan Keuangan, SOP Event Training, SOP Diklat, SOP Pasar Kerja.

Pemenuhan standar mutu di LKP

Magistra Utama dilakukan dengan memenuhi delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP), yaitu terdiri dari Pemenuhan Standar Isi yang mencakup Kurikulum, Beban Belajar dan Kalender Pendidikan. Standar Proses, yang meliputi Perencanaan Pembelajaran (Silabus dan RPP), Pelaksanaan Proses Pembelajaran (Unit Skill Support (USS), Praktikum, Kunjungan ke perusahaan, Magang, Role Playing, Magang Kecil, dll), Pengawasan Pembelajaran (Pengawasan oleh Dinas Pendidikan kota Yogyakarta dan Pengawasan Intern oleh Tim Magistra Utama), dan Evaluasi Hasil Penilaian, Standar Kompetensi Lulusan, yang dalam penyusunanya meliputi Mata Kerampilan (MK), Kompetensi Dasar (KD) dan Standar Kompetensi (SK), dan Indikator ketercapaian kompetensi. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Tenaga Pendidik meliputi tenaga pengajar, yaitu partimer yang berjumlah 75 orang dan pengajar tetap berjumlah 9 orang. Tenaga Kependidikan meliputi kaprog, direktur wilayah, manajer cabang dan bisnis, manajer operasional, kabag keuangan, pemasaran,

diklat, pasker, dan laboran. Standar Sarana dan Prasarana, yang meliputi Sarana, terdiri dari: komputer, kamera digital, HandyCam, mesin mug, mesin press kaos, dan sebagainya. Prasana terdiri dari: R. Manajer, R. Front Ofice, R. Admisi (pendaftaran), Lab. Komputer, Perpustakaan, R. Diklat, R. Pemasaran, dan lain-lain. Standar

Pengelolaan, pengelolaan dilakukan

berdasarkan pada Program Kerja Tahunan, Program Kerja per Semester, Program Kerja per 3 Bulan, dan Program Kerja per 1 Bulan. Standar Pembiayaan, Bentuk pembiayaan yang disusun meliputi: RAB Pemasaran, RAB Diklat, RAB Pasker, RAB Tata Usaha, RAB Kelembagaan. Standar Penilaian, bentuk penilaian di LKP Magistra Utama adalah berupa Nilai Akhir (NA), Prosentase kehadiran selama satu periode (NH), Rata-Rata Nilai Penugasan (NRT), Rata-Rata Nilai Praktikum (NPRAK), Nilai Ulangan Harian (NUH), Nilai Ujian Tengah Periode (NUTP), Nilai Ujian Akhir Periode (NUAP).

Pengukuran Standar Mutu yang di lakukan oleh LKP Magistra Utama, yaitu Sertifikasi, Akreditasi, dan Rapot Kinerja Cabang.

Pengembangan Standar Mutu di LKP Magistra Utama dilakukan melalui Penyempurnaan SOP melalui penerbitan SK yang ditetapkan pada saat rapat koordinasi satu tahun sekali di pusat, masukan dari perusahaan yang didapatkan oleh Magistra Utama pada saat kegiatan kunjungan supervisi ke perusahaan tempat magang peserta didik, mengikutsertakan PTK ke kegiatan-kegiatan

(11)

11 yang diselenggarakan oleh Pemerintah seperti Bimtek, Uji Kompetensi, Seminar, dan kegiatan dari pusat seperti Pelatihan Leadership.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang peneliti ajukan, diantaranya: 1) Terkait penetapan standar mutu, hendaknya LKP Magistra Utama menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) secara rinci. Sebagaimana yang disebutkan pada Pasal 10 ayat (1) Permendiknas No. 63 tahun 2009 bahwa salah satu acuan pemenuhan Penjaminan Mutu adalah SPM. Terkait Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Magistra Utama kurang terlalu diperhatikan sehingga dalam pelaksanaan pemenuhan SPM dilakukan secara spontanitas. Maka untuk lebih baiknya SPM seharusnya disusun dan diperhatikan dengan baik. 2) Mengenai Pemenuhan Standar Mutu ada beberapa yang perlu diperhatikan, misalnya terkait Standar Sarpras. Ada beberapa sarana yang masih mengalami kekurangan misalnya Kamera Digital dan Handycam yang jumlahnya hanya satu. Sehingga untuk memudahkan proses pembelajaran mungkin pihak Magistra Utama bisa menambah beberapa kamera lagi. Dalam memenuhinya Magistra Utama bisa menggunakan Biaya Investasi Lembaga. Selanjutnya untuk Standar Pendidik dan Kependidikan. Pendidik di Magistra Utama baru dua yang sudah tersertifikasi, padahal jumlah pendidik mencapai 80-an yang terdiri

partimer dan tetap. Mungkin LKP Magistra Utama juga harus memperhatikan kualitas pendidik dengan senantiasa ditingkatkan kompetensinya.

DAFTAR PUSTAKA

Denura, Farida. (2012). Saatnya Lembaga Kursus Berbenah. Diakses dari http://www.shnews.co/duniakampus/d etile-1078-saatnya-lembaga-kursus-berbenah.html. pada tanggal 15 Mei 2013, Jam 10.00 WIB.

Dina & Faris. (2012). Pendataan Kuat, Kunci Sukses Program Kursus. Diakses dari http://www.paudni.kemdikbud.go.id/p endataan-kuat-kunci-sukses-program-kursus.html. pada tanggal 15 Mei 2013, Jam 10.00 WIB.

Fattah, Nanang (2012). Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rubiyantoro, Yohan. (2012). Sebanyak 92 persen Lembaga Kursus Belum

Terakreditasi. Diakses dari

http://www.paudni.kemdikbud.go.id/s ebanyak-92-persesn-lembaga-kursus-belum-terakreditasi.html.pada tanggal 15 Mei 2013, Jam 10.00 WIB.

Triyana, Yanti Firda. (2012). Tips Merintis dan Mengelola Berbagai Lembaga Kursus. Yogyakarta: Laksana.

Mendiknas. (2012). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 49 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Nonformal. Bandung: Nuansa Aulia.

_________. (2012). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: Nuansa Aulia.

(12)

12 Presiden. (2011). Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Bandung: Fokusmedia.

_______. (2012). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Bandung: Fokusindo.

Republik Indonesia. (2012). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusindo.

Referensi

Dokumen terkait

Berpijak dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mendalami dan mengetahui kemampuan berbahasa anak usia dini, maka penelitian ini berjudul Peningkatan

Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit Islam Kustati Surakarta4. Untuk mengetahui variabel yang paling

[r]

Dengan menuliskan tanggung jawabnya, siswa mampu memahami hak, kewajiban dan tanggung jawab sebagai warga dalam kehidupan seharihari secara benar.. Dengan melengkai tabel tangga

Berapa kali ibu memberi ikan kepada anda dalam satu minggu aa. Bagaimana reaksi anda ketika ibu

Penelitian ini fokus kepada peran DPRD Jawa Barat dalam memperjuangkan kepentingan publik. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi peran

Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan polutan NH 4 Cl dan Pantai, dapat diketahui bahwa kenaikan persentase bahan pengisi silane menyebabkan sudut kontak

“Pemerintah, dengan pandangan untuk mempromosikan olahraga sebagai faktor penting dalam pembangunan manusia, harus mengambil langkah yang diperlukan untuk menerapkan hukum