PENGUJIAN HOMOGENITAS CAMPURAN PAKAN
DENGAN PENGUKURAN KADAR NaC1
JERNIH ROSIDA DAN MARTINI
BALAI PENELITIAN TERNAK CIA WI, PO Box 221 Bogor 16002
RINGKASAN
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui homogenitas pencampuran pakan . .Contoh pakan diambil pada interval waktu 2, 4, 6, 8, dan 10 menit secara acak dari 10 lokasi dalam campuran . Analisis kadar garam dilakukan dengan metode titrimetri cara MOHR . Anlisis dilakukan pada 2 dan 10 g contoh . Koefisien keragaman pada 2 g contoh menunjukkan hasil diatas 10% (tidak baik) . Sedangkan pada 10 g contoh koefisien keragaman dibawah 10% dihasilkan pada menit kedelapan .
PENDAHULUAN
Menguji homogenitas pencampuran dengan menggunakan bahan yang ditambahkan dalam jumlah kecil ke dalam suatu campuran pakan, merupakan indentifikasi yang baik . Campuran pakan dapat dibedakan untuk jenis trenak unggas di antaranya ayam petelur, ayam broiler dan ayam kampung . Adapun proses pertumbuhan untuk ayam usia muda (starter), ayam pertumbuhan (grower) dan ayam dewasa (finisher) dipengaruhi oleh homogenitas pencampuran pakan . Dalam hal ini pencampuran pakan dilakukan untuk ayam petelur pertumbuhan .
Homogenitas pencampuran sangat ditentukan oleh jenis mesin pengaduk, sifat fisika bahan baku, waktu pengadukan, kecepatan pengadukan, dan kondisi mesin .
Jenis mesin pengaduk dapat dibedakan berdasarkan sistem kerjanya yaitu horizontal, vertikal dan berkesinambungan . Adapun sifat fisika bahan baku yang mempengaruhi homogenitas pencampuran adalah ukuran partikel, bentuk partikel, densitas atau berat jenis, higroskopik, muatan statik, dan kelekatannya . Begitu pula proses pengambilan dan analisis contoh merupakan bagian terpenting untuk menguji homogenitas pencampuran .
Garam atau natrium klorida merupakan bahan yang umum ditambahkan ke dalam campuran pakan sebanyak 0,5% dari total bahan yang telah dicampur . Analisis kadar garam dapat digunakan untuk menguji homogenitas pencampuran .
Penentuan kadar garam dapat dilakukan dengan cara Quantab di mana konsentrasi ion klorida (Cl - ) dianalisis dengan melarutkan campuran pakan ke dalam air panas atau mengukur ion natrium (Na + ) menggunakan elektroda yang spesifik . Begitu pula metode titrimetri dapat digunakan untuk analisis kadar garam di antaranya cara
Pada percobaan ini analisis kadar garam diukur dengan cara MOHR . Adapun titik akhir titrasi terjadi apabila perubahan warna yang permanen dari kuningnya ion
kromat menjadi merah kecoklatan dari endapan perak kromat .
Pengujian homogenitas pencampuran dilakukan dengan mengambil contoh pada interval waktu 2, 4, 6, 8, dan 10 menit secara acak dari 10 lokasi mesin penggiling . Sedangkan data standar deviasi dan koefisien keragaman digunakan untuk menginterprestasikan homogenitas pencampuran .
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui waktu terbaik yang diperlukan pada homogenitas pencampuran pakan .
Bahan
Campuran pakan diperoleh dari Feed Mill Balai Penelitian Ternak Ciawi, kalium kromat, perak nitrat dan natrium klorida .
Alat yang digunakan tanur listrik, cawan porselen , mikro buret, pengaduk magnit, labu ukur, erlenmeyer, corong , kaserol porselen atau wadah untuk titrasi dan kertas saring Whatman 41 .
Persiapan larutan
Larutan kalium kromat 5 % sebagai indikator : Sebanyak 5 g kalium kromat dilarutkan ke dalam labu ukur 100 ml dengan air suling .
Larutan natrium klorida 0,1 N untuk menentukan normalitas larutan perak nitrat : Sebanyak 0,5845 g natrium klorida dilarutkan ke dalam labu ukur 100 ml dengan air suling .
Larutan perak nitrat 0,1 N untuk standarisasi dan menguji . kadar garam dari suatu zat: Sebanyak 16,486 g perak nitrar dilarutkan dalam piala dengan 1 .000 ml air suling, kemudian larutan dituang ke dalam botol berwarna coklat untuk menghindari cahaya matahari .
PEMBAKUAN LARUTAN PERAK NITRAT 0,1 N
Larutan natrium klorida dipipet 3 kali masing-masing 25 ml ke dalam kaserol porselen, ditambahkan 1 ml kalium kromat 5% . Kemudian dititrasi dengan larutan perak nitrat sambil dikocok dengan pengaduk magnetik hingga terjadi perubahan warna yang permanen dari kuningnya ion kromat ke warna merah kecoklatan dari endapan perak kromat .
Perhitungan
N AgNO3 =
BAHAN DAN CARA KERJA
mg Na Cl
---mg AgNO3 x fp x BM NaCL
PERSIAPAN DAN TITRASI CONTOH
Pakan yang terdiri atas jagung, bungkil kedelai, dedak, garam dimasukkan ke dalam mesin pengaduk sistem horizontal . Campuran pakan diambil secara acak dengan interval waktu 2, 4, 6, 8, dan 10 menit dari 10 lokasi . Contoh 10 g ditimbang ke dalam cawan porselen dan diabukan dalam tanur listrik selama
3
jam pada suhu 6000C kemudian didinginkan dalam eksikator .Contoh abu dilarutkan dengan 50 ml air mendidih ke dalam labu ukur 100 ml . Larutan dibiarkan pada suhu kamar, ditera hingga titik garis dan dikocok hingga homogen .
Larutan contoh disaring dengan kertas saring Whatman 41 ke dalam erlenmeyer . Kemudian hasil saringan dipipet 25 ml ke dalam kaserol porselen, ditambahkan 1 ml larutan kalium kromat 5 % dititrasi dengan larutan perak nitrat sambil dikocok dengan pengaduk magnetik hingga titik akhir tercapai, begitu pula dikerjakan untuk blanko .
Perhitungan
(A - B) x N AgNO3 x 58,5 x fp x 100%
NaC1 =
Berat contoh
Cat : A = ml AgNO3 contoh ; B = ml AgNO3 blanko ; fp = faktor pengenceran
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian homogenitas pencampuran ditentukan berdasarkan koefisien keragaman yang disajikan pada Tabel 1 . Koefisien keragaman dibawah 10% menunjukkan proses pencampuran sangat baik, tetapi di atas 20% tidak baik .
Data analisis kadar garam disajikan pada Tabel 2 . Untuk analisis 2 g contoh koefisien keragaman pada menit ke-4 dan 6 di atas 20% . Sedangkan pada menit ke 2, 6, dan 10 berkisar dari 17-19% . Adapun rata-rata kadar garam pada menit ke-4 menunjukkan nilai mendekati 0,5% tetapi standar deviasi diatas 10% . Partikel-partikel pakan yang tidak merata mempengaruhi koefisien keragaman dan standar deviasi . Hal ini menunjukkan bahwa jumlah contoh yang digunakan untuk analisis terlalu kecil .
Tabel 1 . Uji homogenitas suatu campuran
Koefisien keragaman Homogenitas campuran
<10 % Sangat baik
10 - 15 % Baik
15 - 20 % Cukup
Tabel 2 . Hasil analisis kadar garam pada berbagai waktu, lokasi dan contoh a . Contoh 2 g
b. Contoh 10 g
Lokasi Kadar garam ( % ) Waktu (menit)
4 6 8 10 1 0,52 0,45 0,42 0,39 0,58 0,52 0,43 0,37 2 0,48 0,48 0,45 0,41 0,48 0,43 0,40 0,45 3 0,48 0,47 0,48 0,52 0,49 0,48 0,39 0,38 4 0,48 0,51 0,46 0,54 0,44 0,43 0,43 0,30 5 0,40 0,43 0,43 0,30 0,40 0,40 0,42 0,40
Lokasi Kadar garam (%) Waktu (menit)
4 6 8 10 1 0,53 0 .51 0.51 0 .41 0 .36 0,44 0 .53 0 .41 0 .45 0 .39 2 0,36 0 .39 0 .65 0 .60 0,44 0,38 0 .38 0.51 0 .57 0,47 3 0,42 0 .44 0,38 0,38 0,50 0,32 0 .42 0,25 0,48 0,59 4 0,41 0,45 0,52 0,48 0,39 0,41 0,47 0,48 0,39 0,39 5 0,35 0,36 0,32 0,33 0,51 0,44 0,42 0,38 0,30 0,42 6 0,53 0,45 0,36 0,59 0,30 0,53 0,45 0,39 0,59 0,30 7 0,47 0,33 0,27 0,47 0,40 0,42 0,36 0,27 0,35 0,36 8 0,38 0,53 0,56 0,38 0,33. 0,30 0,56 0,47 0,44 0,36 9 0,50 0,65 0,25 0,53 0,47 0,44 0,80 0,31 0,50 0,45 10 0,46 0,63 0,45 0,44 0,47 0,66 0,76 0,42 0,39 0,45 X, 0,437 0,494 0,398 0,457 0,421 S 0,085 0,129 0,106 0,088 0,074 Keragaman 19,44% 26,11 % 26,54 % 19,28% 17,47%
Untuk analisis 10 g contoh koefisien keragaman pada menit ke-4, 6, dan 8 bervariasi dari 8-10% . Pada menit ke-10 koefisien menunjukkan nilai di atas 10% . Patikel- partikel kecil cenderung berkumpul menjadi satu karena adanya muatan statik. Adapun nilai rata-rata pada menit ke-4 untuk 10 g contoh sama dengan 2 g contoh dan standar devisi tampak dibawah 10% .
KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa homogenitas suatu campuran pakan dapat dilakukan dengan uji kandungan kadar garam .dalam pakan tersebut
Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan homogenistas campuran pakan yang baik yaitu pada menit ke- 8 .
Saran
Untuk mendapatkan homogenitas pencampuran yang sangat baik kondisi mesin giling harus diperhatikan. Selain campuran pakan ayam petelur pertumbuhan homogenitas pencampuran dilakukan pula untuk campuran pakan unggas lainnya . Demikian pula jumlah contoh untuk analisis kadar garam dianjurkan diperbanyak. Hal ini dimaksud untuk memperkecil kesalahan dalam analisis .
UCAPAN TERIMA KASIH
Percobaan ini dilakukan dalam rangka pelatihan Feed Quality Management Workshops kejasama Balai Penelitian Ternak Ciawi dan American Soybean Assosiation (ASA) . Ucapan terima kasih kepada Dr . Budi Tangendjaya, E . Wina M .Sc ., Dr . R . Hutagalung yang telah menyelenggarakan pelatihan sehingga makalah ini dapat disajikan . 6 0,45 0,48 0,42 0,36 0,48 0,37 0,41 0,40 7 0,61 0,33 0,39 0,42 0,56 0,42 0,39 0,40 8 0,48 0,48 0,42 0,39 0,45 0,43 0,40 0,41 9 0,48 0,48 0,40 0,43 0,45 0,43 0,39 0,41 10 0,47 0,47 0,41 0,38 0,49 0,40 0,39 0,54 X 0,484 0,447 0,416 0,419 S 0,051 0,047 0,035 0,061 Keragaman 10,55 % 10,56 % 8,54 % 14,63
DAFTAR BACAAN
Behnke, K . 1985 . Measuring and defining particle size of feed stuffs . In First International Symposium on Particle Size Reduction in the Feed Industry . Kansas State University Manhattan . K .S .
Bambang, A .M . 1987 . Pedoman Meramu Pakan Unggas .
Cabrera, M .R .1994 . Effects of sorghum genotype and particle size on milling characteristics and performance of finishing pigs, broiler chicks and laying hens . M .S . Thesis Kansas State University Manhattan . K .S .66506 .
Ensminger, M .E . and Olentine Jr .C .G . 1979 . Feed and Nutriton Complete . Ensminger Pribe Co Clovis Calivornia .
Heally, B .J ., J .D . Hancock, G.A . Kennedy, P .J . Cox ., K.C . Behnke, and R .H . Henes . 1994 .Optimum particle size of corn and hard and soft sorghum for nursery pigs . J . Anim Scv . 72 .227 .
Lindley, J .A .1991 . Mixing processes for agricultural and feed materalas. 1 Fundamental of Mixing Agric . Eng . Res . 48 :153-170 .