i
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PADA NY “E”
G
IIIP
2A
0DENGAN KEHAMILAN NORMAL (NYERI
PUNGGUNG) DI PMB KUNTUM KHOLIDAH, SST
DS. KEMAMBANG KEC. DIWEK
KAB. JOMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR
LISA NOFIATIN
151110018
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
ii
DS. KEMAMBANG KEC. DIWEK KAB. JOMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi D III Kebidanan
Oleh :
LISA NOFIATIN 151110018
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
vii
Penulis di lahirkan di Bojonegoro pada tanggal 10 Januari 1998 dari Bapak
Kusdi dan Ibu Sri Murni. Penulis merupakan putri pertama dari satu bersaudara.
Pada tahun 2009 penulis lulus dari MI Nurul Islamiyah Mlideg, tahun 2012
penulis lulus dari MTs Muhammadiyah 2 Kedungadem, pada tahun 2015 penulis
lulus dari SMA Negeri 1 Kedungadem, dan pada tahun 2015 penulis masuk
Perguruan Tinggi STIKes Insan Cendekia Medika Jombang. Penulis memilih
program studi DIII Kebidanan dari lima pilihan program studi yang ada di “ STIKes
ICME” Jombang.
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jombang, Februari 2018
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmat-Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Komprehensif pada Ny “E” GIII P2 A0 dengan Kehamilan Normal
(Nyeri Punggung)”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli
Madya Kebidanan pada Program Studi D-III Kebidanan STIKes Insan Cendekia
Medika Jombang.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada :
1. H. Imam Fatoni, SKM., MM selaku ketua STIKes Insan Cendekia Medika
Jombang yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir
ini.
2. Nining Mustika Ningrum, S.S.T.,M.Kes selaku Ketua Program Studi D-III
Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang yang telah memberikan
kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
3. Hidayatun Nufus, S.Si.T.,M.Kes selaku penguji utama yang telah bersedia
memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
4. Lilis Surya wati, SST.,M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
5. Yana Eka Mildiana, SST.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan
vii
6. Bidan Kuntum Kholidah, SST yang telah memberikan ijin untuk melakukan
penyusunan Laporan Tugas Akhir di PMB.
7. Ibu Erlina selaku responden atas kerjasamanya yang baik.
8. Bapak, Ibu saya atas cinta, dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga
Laporan Tugas Akhir ini selesai pada waktunya.
9. Teman-teman saya serta rekan mahasiswa seangkatan dan pihak-pihak yang
terkait dan banyak membantu dalam hal ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu pada kesempatan ini
penulis mengharapkan masukan dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.
Jombang, Mei 2018
viii RINGKASAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “E”
GIIIP2A0 DENGAN KEHAMILAN NORMAL (NYERI
PUNGGUNG) DI PMB KUNTUM KHOLIDAH, SST DS. KEMAMBANG KEC. DIWEK
KAB. JOMBANG
Oleh : Lisa Nofiatin
15.111.0018
Ketidaknyamanan yang sering terjadi pada kehamilan trimester II dan III adalah striae gravidarum, hemoroid, keputihan, sembelit, kram pada kaki, napas sesak, perut kembung, pusing, varises, pada kaki dan nyeri punggung. Tujuan LTA ini adalah memberikan asuhan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, Neonatus dan KB pada ibu dengan keluhan nyeri punggung.
Metode Asuhan dalam LTA ini adalah dengan wawancara, observasi, dan penatalaksanaan asuhan. Subyek dalam asuhan ini adalah Ny “E” GIIIP2A0 dengan kehamilan normal (Nyeri Punggung) di PMB Kuntum Kholidah, SST Ds. Kemambang Kec. Diwek Kab. Jombang.
Hasil asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny “E” selama
kehamilan trimester II dan III dengan nyeri punggung, pada persalinan secara spontan tanpa ada penyulit, pada masa nifas dengan nifas normal, pada BBL dengan BBL normal, pada masa neonatus dengan neonatus normal, dan menjadi akseptor baru KB Suntik 3 bulan.
Kesimpulan dari asuhan kebidanan secara komprehensif ini didapat dengan melakukan asuhan kebidanan secara mandiri dan kolaborasi serta penanganan secara dini, tidak ditemukan adanya penyulit dari mulai kehamilan, persalinan, BBL, nifas, neonatus dan KB. Disarankan kepada bidan untuk melakukan asuhan kebidanan secara continue of care dalam melakukan pelayanan yang berkualitas dan juga memberikan masukan tentang pemeriksaan Hb selama kehamilan awal, kehamilan akhir dan juga saat nifas.
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR SINGKATAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan Trimester II dan III ... 8
2.2 Konsep Dasar Persalinan ... 33
x BAB V PENUTUP
5.1 Penutup ... 146
5.2 Saran ... 146
DAFTAR PUSTAKA. ... 149
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri ... 8
Tabel 2.2 Rekomendasi Penambahan BB berdasarkan IMT ... 10
Tabel 2.3 Jadwal Imunisasi TT ... 15
Tabel 2.4 Perubahan Involusi Uterus ... 50
Tabel 2.5 Kunjungan Pada masa Nifas ... 58
Tabel 4.1 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel ANC ... 107
Tabel 4.2 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel INC ... 117
Tabel 4.3 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel PNC ... 127
Tabel 4.4 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel BBL ... 133
Tabel 4.5 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel Neonatus ... 138
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar Identitas ... 151
Lampiran 2 Lembar Catatan Perkembangan Ibu Hamil ... 152
Lampiran 3 Lembar Hasil ANC Terpadu ... 153
Lampiran 4 Lembar KSPR ... 154
Lampiran 5 Lembar Hasil USG ... 155
Lampiran 6 Lembar Hasil Lab ANC Terpadu ... 156
Lampiran 7 Lembar partograf ... 157
Lampiran 8 Lembar partograf halaman belakang . ... 158
Lampiran 9 Lembar Surat Kelahiran. ... 159
Lampiran 10 Lembar Kunjungan Nifas. ... 160
Lampiran 11 Lembar Kunjungan Neonatus. ... 161
Lampiran 12 Lembar Imunisasi ... 162
Lampiran 13 Lembar Inform Consent KB ... 163
Lampiran 14 Lembar Kunjugan KB ... 164
Lampiran 15 Lembar Surat Permohonan izin Bidan ... 165
Lampiran 16 Lembar surat persetujuan pasien ... 166
xiv
DAFTAR SINGKATAN
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
ANC : Antenatal Care
BCG : Bacille Calmette Geurin
BTA : Bakteri Tahan Asam
DJJ : Denyut Jantung Janin
FSH : Follicel Stimulating Hormone
GDA : Gula Darah Acak
GPAPIAH : Gravida Para Aterm Premature Imatur Abortus Hidup
HB : Hemoglobin
HBSag : Hepatitis B surface antigen
HCG : Human Chorionic Ghonadotropin
HIV : Human Immuno Virus
HPHT : Haid Pertama Hari Terakhir
HPL : Hari Perkiraan Lahir
IM : IntraMuskular
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
KB : Keluarga Berencana
KBA : Keluarga Berencana Alami
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KIE : Komunikasi Informasi Edukasi
LH : Luteinizing Hormone
LILA : Lingkar Lengan Atas
MAL : Metode Amenorhe Laktasi
Mg : Miligram
N : Nadi
PBM : Praktik Bidan Mandiri
PDVK : Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin K1
PPIA : Pencegahan penularan HIV dari ibu ke Anak
RR : Respiration Rate
S : Suhu
SMA : Sekolah Menengah Atas
SOAP : Subjektif Objektif Asassment Planning
TB : Tinggi Badan
TBJ : Tafsiran Berat Janin
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TT : Tetanus Toxoid
TTV : Tanda-tanda Vital
xv
USG : Ultrasonografi
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses kehamilan sering terjadi ketidaknyamanan yang meskipun hal
itu adalah fisiologis dan mungkin saja bisa mengganggu aktivitas.
Ketidaknyaman yang sering terjadi pada kehamilan trimester II dan III adalah
striae gravidarum , hemoroid, keputihan, sembelit, kram pada kaki, napas
sesak, nyeri ligamentum rotundum, perut kembung, pusing, varises pada kaki
dan nyeri punggung1. Nyeri punggung adalah gangguan yang umum terjadi,
dan mungkin saja memiliki riwayat “ sakit punggung “ dimasa lalu. Sebagai
kemungkinan lain, nyeri punggung mungkin dirasakan pertama kalinya dalam
kehamilan sehingga digambarkan sebagai salah satu gangguan minor dalam
kehamilan2. Nyeri tulang belakang terjadi karena perubahan struktur anatomis,
hormonal dan stress. Perubahan anatomis terjadi karena peran tulang belakang
semakin berat untuk menyeimbangkan tubuh dengan membesarnya uterus dan
janin. Peningkatan hormon relaksin yang menyebabkan ligamen tulang
belakang tidak stabil sehingga mudah menjepit pembuluh darah dan serabut
syaraf3. Nyeri punggung atas terjadi pada bagian leher, bahu dan punggung.
Ukuran pertumbuhan bayi dan rahim mengubah pusat gravitasi tubuh yang
bergeser kearah depan, yang memberikan lebih banyak tekanan pada otot
punggung4.
Survey online yang dilaksanakan oleh University of Ulster pada tahun
mengalami nyeri tulang belakang (Sinclair et al, 2014). Penelitian serupa di
Women’s Health Clinic Kuwait tahun 2012, dari 280 pasien yang hamil, 91%
(255) mengalami nyeri tulang belakang (Al Syegh et al 2012). Penelitian
lainnya di Raja Mutiah Medical Collageand Hospital dari 172 ibu hamil, 104
(60,5%) mengalami nyeri tulang belakang (Kurup et al, 2012). Prevalensi nyeri
tulang belakang saat kehamilan di Indonesia baru didapatkan dari penelitian
yang dilaksanakan oleh Suharto 2001, menjelaskan bahwa dari 180 ibu hamil
yang diteliti, 47% mengalami nyeri tulang belakang5. Di provinsi Jawa Timur
di perkirakan sekitar 65 % dari 100% ibu hamil masih mengalami back pain
(nyeri punggung)6. Berdasarkan survey pada tanggal 29 Nopember 2017 yang
dilakukan oleh penulis di PMB Kuntum Kholidah, SST Desa Kemambang
Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang ditemukan data rekam medik selama 1
bulan terakhir yaitu bulan Oktober di dapatkan 37 ibu hamil dan ibu hamil
dengan nyeri punggung sebanyak 17 orang (46 %).
Dari 17 ibu hamil yang mengeluh nyeri punggung, salah satunya Ny “E”.
Dalam kehamilannya sering mengeluh nyeri punggung mulai dari trimester II
sampai saat ini.
Salah satu keluhan yang sering dialami oleh ibu hamil trimester II adalah
nyeri punggung. Ibu hamil dapat mengalami peningkatan berat badan selama
hamil yang memberikan lebih banyak tekanan pada otot punggung. Kondisi ini
melemahkan otot punggung dan menyebabkan rasa sakit didaerah punggung.
Efek nyeri punggung untuk ibu hamil adalah apabila rasa nyeri terlalu
berlebihan akan mengakibatkan stress pada ibu hamil, jika stress berkelanjutan
yang menyebabkan kontraksi tidak adekuat sehingga menjadikan persalinan
lama. Berpengaruh juga pada janin yang menyebabkan fetal distress atau
asfiksia ( bayi berwarna kebiruan). Selain itu, pada masa nifas bisa
mengakibatkan perdarahan dikarenakan Atonia uteri ( uterus tidak berkontraksi
dengan baik). Adapun dampak dari nyeri punggung yang lain yaitu dalam masa
kehamilan adalah ibu akan mengalami gangguan tidur yang menyebabkan
keletihan dan iritabilitas serta ketidaknyamanan dalam melakukan aktivitas7.
Pada kehamilan normal ibu perlu melakukan pelayanan asuhan antenatal
(ANC) rutin pada trimester 2 setiap 1 bulan sekali atau jika ada keluhan, selain
itu juga di lakukan ANC terpadu sebagai skrining atau pemantauan untuk ibu
hamil, mengkonsumsi tablet tambah darah dan calk 1x1 tab, makan dengan
menu seimbang. Kasus pada ibu hamil dengan gangguan rasa nyaman nyeri
punggung dapat diantisipasi dengan memberikan konseling posisi tubuh yang
baik, cara tidur dengan posisi kaki ditinggikan, duduk dengan posisi punggung
tegak, hindari duduk atau berdiri terlalu lama, menggunakan kasur yang keras
dan memakai bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung8. Cara lain untuk
mengatasi rasa nyeri punggung, tidur menyamping , relaksasi, senam hamil,
massage, rendam air hangat dapat meredakan otot-otot dan agar ibu hamil
trimester II mengurangi aktifitas dan menjaga postur tubuhnya, tulang
punggungnya harus selalu tegak dan tidak membungkuk9. Oleh karena itu,
kasus diatas membutuhkan peran penting bidan dalam mengatasi masalah nyeri
punggung dalam kehamilan.
Melihat dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan asuhan
asuhan yang berkesinambungan (Continuity of care) dengan Kehamilan
Normal (Nyeri Punggung).
1.2 Rumusan Masalah
“Bagaimana asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin,
nifas, BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan pada Ny “E” dengan Kehamilan Normal (Nyeri Punggung) di PMB
Kuntum Kholidah,SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten
Jombang?”.
1.3 Tujuan Penyusunan LTA
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil,
bersalin, nifas, BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan pada Ny “E” dengan Kehamilan
Normal (Nyeri Punggung) di PMB Kuntum Kholidah,SST Desa
Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan asuhan kebidanan ibu hamil trimester II sampai dengan
trimester III pada Ny “E” dengan Kehamilan Normal (Nyeri
Punggung) di PMB Kuntum Kholidah,SST Desa Kemambang
Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.
2. Melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny “E” di PMB
Kuntum Kholidah,SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek
3. Melakukan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny “E” di PMB
Kuntum Kholidah,SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang.
4. Melakukan asuhan kebidanan BBL pada Bayi Ny “E” di PMB
Kuntum Kholidah,SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang.
5. Melakukan asuhan kebidanan pada neonatus Ny “E” di PMB
Kuntum Kholidah,SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang.
6. Melakukan asuhan kebidanan KB pada Ny “E” di PMB Kuntum
Kholidah,SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten
Jombang.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi pembaca dan
dapat digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya pada ibu hamil
dengan nyeri punggung.
1.4.2 Manfaat Praktis
Berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai tambahan
referensi tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu hamil dengan nyeri
punggung.
2. Bagi Peneliti
Dapat meningkatkan keterampilan, serta dapat mengaplikasikan
dalam menerapkan proses manajemen asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan nyeri punggung.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Sebagai bahan informasi dan masukan bagi tenaga kesehatan, bidan
khususnya dalam meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan
sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas di
hadapan masyarakat terutama ibu hamil dengan keluhan nyeri
punggung.
4. Bagi Klien
Sebagai penyuluhan keterampilan serta informasi (KIE) agar keluarga
dapat ikut serta melaksanakan tindakan perawatan pada ibu hamil
dengan nyeri punggung.
1.5Ruang Lingkup
1.5.1 Sasaran
Sasaran dalam asuhan continue of care ini adalah Ny “E” dengan
Kehamilan Normal (Nyeri Punggung) mulai dari kehamilan,
persalinan, nifas, neonatus, dan KB yang dilakukan sesuai standar
asuhan kebidanan di PMB Kuntum Kholidah, SST Desa Kemambang
1.5.2 Tempat
PMB Kuntum Kholidah, SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang.
1.5.3 Waktu
Asuhan kebidanan ini dilaksanakan pada bulan November 2017 sampai
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan TM II dan TM III
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya masa kehamilan adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan Trimester II
berlangsung 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan kehamilan
trimester III berlangsung 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).10
2.1.2 Perubahan Fisiologis dan Psikologis Pada Ibu Hamil
1. Perubahan Fisiologis Kehamilan
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus
Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu
organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan
amnion11.
Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Kehamilan
Usia
kehamilan TFU cm
12 minggu 3 jari diatas simpisis
16 minggu Pertengahan simpisis pusat
20 minggu 3 jari di bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
32 minggu Pertengahan pusat prosesus xiphoideus (px)
36 minggu
40 minggu
3 jari dibawah prosesus xipoideus (px)
Pertengahan pusat prosesus xipoideus (px)
(Sumber: Ari Sulistyawati, 2009)12
2) Serviks
Penurunan konsentrasi kolagen dengan melunaknya
serviks. proses remodelling sangat kompleks dan melibatkan
proses kaskade biokiinteraksi antara komponen selular dan
matriks ekstreseluluer, serta infiltrasi stroma serviks oleh
sel-sel inflamasi seperti netrofil dan makrofog13.
3) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan
pematangan folikel baru juga ditunda14.
4) Vagina dan Perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan
hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot diperinium dan
vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan
yang dikenal dengan tanda chadwick.
5) Payudara
Peningkatan prolaktin akan merangsang sintesis laktosa
yang akan meningkatkan produksi air susu. Aerola akan lebih
besar dan kehitaman dan cenderung menonjol keluar15.
b. Perubahan Metabolik
Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi
kg, sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih
dianjurkan menambah berat badan per minggu masing-masing
sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg. Sebagian besar penambahan berat
badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Kemudian
payudara, volume darah, dan cairan ekstraseluler. Diperkirakan
selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg.
Tabel 2.2
Rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks massa tubuh
Kategori IMT Rekomendasi (kg)
Rendah < 19,8 12,5 – 18
Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan
menekan vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam
posisi telentang. Sehingga akan mengurangi darah balik vena ke
jantung.
d. Sistem Respirasi
Selama kehamilan sirkum ferensia torak akan bertambah ± 6
cm, tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu
fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh
e. Traktus Digestivus
Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung, dan usus
akan tergeser.
f. Traktus Urinarius
Sering buang air kecil, pembesaran rahim dan penurunan
bayi ke PAP membuat tekanan pada kandung kemih ibu17.
g. Sistem Endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar
± 135 % akan tetapi, kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti
penting dalam kehamilan.
h. Sistem Muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum
pada kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke
posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang
kearah dua tungkai18.
i. Sistem Persyarafan
Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat terjadi
timbulnya gejala neurologis dan neuromuscular sebagai berikut:
1) Kompresi syaraf Kompresi syaraf panggul atau statis
vascular akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan
perubahan sensori ditungkai bawah.
2) Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat
3) Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan
carpal tunned syndrome selama TM III.
4) Akroetesia (rasa gatal ditangan) yang timbul akibat posisi
tubuh yang membungkuk berkaitan dengan tarikan pada
segmen fleksus barkialis.
5) Hipokalsemia dapat menyebabkan timbulnya masalah
neuromuscular seperti kram otot dan tetanus19.
2. Perubahan Psikologis pada Trimester II
a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar
hormone yang tinggi.
b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
c. Merasakan gerakan anak20.
3. Perubahan Psikologis pada Trimester III
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh,
dan tidak menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c. Merasa sedih karena akan terpisah dengan bayinya21.
2.1.3 Kebutuhan Kesehatan Pada Ibu Hamil Trimester II dan III
1. Kebutuhan Fisik
a. Nutrisi
Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung
nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang
mahal harganya22.
Kebutuhan oksigen adalah yang paling utama pada manusia
termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi
pada saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan
kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi
yang dikandung23.
c. Personal Hygiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan
sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk
mengeluarkan banyak keringat24.
d. Pakaian selama kehamilan
Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai serta bahan
mudah menyerap keringat. Menganjurkan ibu untuk menghindari
pemakaian sabuk dan stoking yang terlalu ketat, karena akan
mengganggu aliran balik dan menghindari sepatu dengan hak
tinggi karena akan menambah lordosis sehingga sakit pinggang
akan bertambah25.
e. Eliminasi (BAB dan BAK)
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan
eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih26.
f. Perawatan payudara
Payudara merupakan aset yang sangat penting sebagai persiapan
menyambut kelahiran sang bayi dalam proses menyusui.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan payudara
1) Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan
yang menggunakan busa, karena akan mengganggu
penyerapan keringat payudara.
2) Gunakan bra dalam bentuk yang menyangga payudara.
3) Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi karena
akan menyebabkan iritasi. Bersihkan putting susu dengan
minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat.
4) Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan
dari payudara, berarti produksi ASI sudah mulai27.
g. Sikap tubuh yang baik
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, tubuh akan
mengadakan penyesuaian fisik dengan bertambahnya ukuran
janin. Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung
bertambah lordosis karena tumpuan tubuh bergeser lebih ke
belakang dibandingkan sikap tubuh ketika belum hamil28.
h. Body mekanik
Ibu hamil harus memperhatikan sikap tubuh saat duduk, berdiri,
berjalan, tidur, bangun dan baring, membungkuk dan
mengangkat. Semua sikap harus dilakukan dengan hati-hati untuk
menimalisir resiko yang mungkin terjadi akibat salah posisi dan
kemungkinan yang tidak diinginkan lainnya.
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk
mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan
janin. Jenis imunisasi yang diberikan adalah Tetanus Toxoid (TT).
Tabel 2.3
Jadwal pemberian imunisasi TT Pemberian Selang waktu minimal
TT1 Saat kunjungan pertama (sedini mungkin pada
kehamilan)
TT2 4 minggu settelah TT1 (pada kehamilan)
TT3 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika selang waktu minimal dipenuhi)
TT4 1 tahun setelah TT3
TT5 1 tahun setelah TT4
(Dikutip dari Kemenkes, 2013)
2. Kebutuhan Psikologi
a. Support keluarga
Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang
wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi
bagi ibu yang baru pertama kali hamil29.
b. Support Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan dapat memberikan peranannya melalui
dukungan aktif yaitu melalui kelas antenatal dan dukungan pasif
dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang
mengalami masalah untuk berkonsultasi30.
Peran keluarga khususnya suami sangat diperlukan bagi seorang
wanita hamil. Keterlibatan dan dukungan yang diberikan suami
kepada kehamilan akan mempererat hubungan antara ayah anak
dan suami istri31.
2.1.4 Tanda Bahaya kehamilan TM II dan TM III
1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pada kehamilan lanjut adalah perdarahan pada
trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan.
Perdarahan yang tidak normal berupa darah merah, banyak dan
kadang-kadang tapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri.
Dimungkinkan merupakan plasenta previa (plasenta
berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian/seluruh ostium
uteri internum) atau solusio plasenta (lepasnya plasenta sebelum
waktunya)32.
2. Sakit kepala hebat
Sakit kepala yang menunjukkan satu masalah serius adalah
sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.
Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari
preeklampsia33.
3. Penglihatan kabur
Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang
mengancam adalah perubahan visual/pandangan yang mendadak
penglihatan ini mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan
mungkin menandakan preeklampsia34.
4. Bengkak diwajah dan jari-jari tangan
Bengkak menunjukkan adanya masalah serius jika muncul
pada muka dan tangan, tidak hilang setelah istirahat disertai
dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan pertanda
anemia, gagal jantung atau preeklampsia.35
5. Gerakan janin tidak terasa
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan
trimester 3, tanda dan gejala gerakan bayi kurang dari 3 kali
dalam periode 3 jam. Gerakan janin yang berkurang atau tidak
terasa dimungkinkan terjadinya IUFD (Intra Uteri Fetal Death).
6. Nyeri perut hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang
mengancam ke selamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan
tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti kehamilan
ektopik, penyakit radang panggul, persalinan preterm atau infeksi
lain.
2.1.5 Keluhan – keluhan pada Ibu hamil TM II dan TM III
1. Obstipasi
Peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon dan usus
yang terdesak oleh rahim. Tekanan pada rectum oleh kepala,
gerak badan yang cukup, makanan yang banyak mengandung
serat seperti sayuran dan buah-buahan.
2. Sering kencing
Pada wanita hamil sering terjadi kencing, karena kandung
kemih di tekan oleh rahim yang membesar sering dengan usia
kehamilan.
3. Sakit punggung
Disebabkan karena postur tubuh yang berubah karena titik
berat badan pindah ke depan disebabkan perut yang membesar.
Untuk memperbaiki postur tubuh yaitu, jangan terlalu sering
membungkuk, berdiri serta jalan-jalan dengan punggung dan
bahu yang tegak, gunakan sepatu bertumit rendah.
4. Varises
Dalam kehamilan disebabkan karena peredaran darah di kaki
kurang lancer.
5. Hemorhoid
Hemorhoid adalah pelebaran vena-vena dari anus, jadi
tidak ada bedanya dengan varises hemorhoid dapat bertambah
besar dalam kehamilan karena ada bendungan darah di dalam
rongga panggul. Hemorhoid disebabkan karena progesteron serta
adanya hambatan arus balik vena36.
Disebabkan karena rahim yang membesar, mendesak
daerah dada. Dapat diatasi dengan senam hamil atau latihan
pernafasan.
2.1.6 ANC Terpadu
1. Pengertian
Pelayanan antenatal care terpadu adalah pelayanan
pemeriksaan kehamilan yang berkualitas yang diberikan kepada
semua ibu hamil yang bersifat komprehensif.
2. Standart 10 T Pelayanan ANC Terpadu
a. Ukur tinggi badan timbang berat badan
b. Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA)
c. Ukur Tekanan Darah
d. Ukur Tinggi Fundus Uteri
e. Tentukan Presentasi Janin
f. Berikan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
g. Berikan Tablet zat Besi
h. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium meliputi :
1) Pemeriksaan laboraturium (rutin dan khusus)
2) Pemeriksaan kadar Hb
3) Pemeriksaan Golongan Darah
4) Pemeriksaan Urine
5) Pemeriksaan kadar gula darah
7) Pemeriksaan tes HIV
8) Pemeriksaan tes Sifilis
9) Pemeriksaan tes BTA
i. Tata laksana atau penanganan
j. Materi Konseling, Informasi, dan Edukasi (KIE)
1) Kesehatan Ibu
2) Peran suami dan keluarga selama kehamilan dan persalinan
3) Tanda-tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta
kesiapan menghadapi komplikasi37.
2.1.7 Deteksi Dini Preeklamsia
Skrining untuk deteksi dini preeklamsia pada ibu hamil
dilakukan pemeriksaan dengan cara sebagai berikut :
1. Riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu, riwayat kehamilan
dan persalinan ibu dari ibu hamil, apa pernah Preeklamsia –
Eklamsia.
2. BMI (Body Mass Index) yaitu BB / TB X TB . bila > 29, ada
potensi PE/E.
3. Ukur MAP (Mean Arterial Pressure,. yaitu (2x Diastolik +
Sistolik) x 1/3. Bila > 90, ada potensi PE/E.
4. Ukur ROT ( Role Over Test , yaitu beda tekanan darah sistolik
pada posisi terlentang dan posisi miring. Bila > 15 mm Hg, ada
potensi PE/E
2.1.8 Masase
Perkataan massase berasal dari bahasa Arab “Maas” yang
berarti menyentuh atau meraba. Massase diambil dari bahasa
Francis. Dalam bahasa Indonesia disebut pijat atau mengurut
(lutut). Massase dapat diartikan pijat yang telah disempurnakan
dengan ilmu-ilmu tentang tubuh manusia. Dapat pula
didefinisikan dengan gerakan-gerakan tangan yang mekanis
terhadap tubuh manusia dengan mempergunakan
bermacam-macam bentuk pegangan atau manipulasi.
2. Tujuan Masase
a. Mengurangi ketegangan otot.
b. Meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis.
c. Mengkaji kondisi kulit.
d. Meningkatkan sirkulasi/peredaran darah pada area yang
dimassase
3. Teknik Pemijatan Punggung
a. Effleurage di seluruh punggung. Gerakan diawali mengusap
punggung bagian bawah di atas bokong meng-gunakan
kedua tangan. Masing –
masing tangan mengurut sisi punggung.Gerakan tangan
menuju ke arah leher. Ketika tangan mencapai ujung atas
punggung, tangan di-pisahkan ke arah luar melewati bahu.
Tangan dikembalikan ke posisi awal, tangan diluncurkan
b. Effleurage menyamping di seluruh punggung. Kedua tangan
ditaruh mendatar di bagian tengah punggung bawah di atas
bokong, dengan kedua pangkal tangan saling bersisikan.
Gerakkan ke dua tangan ke arah sisi tubuh dengan menggun
akan pangkal tangan. Gerakan diulang menuju ke atas
punggung sampai seluruh punggung terurut.
c. Friction pada otot-otot punggung. Ujung jempol diposisikan
pada dua lekukan tulang punggung yang tampak di dasar
punggung kemudian melakukan gerakan memutar dan tidak
boleh melakukan tekanan langsung pada
punggung. Usahakan jarak antara kedua sama ketika kedua
tangan merambah menuju ke bagian atas punggung. Gerakan
melingkar ke arah luar dilakukan dengan perlahan tapi tegas,
dan menyusup ke dalam ketika jari jempol ‘mencari’ simpul
otot. Jika melakukannya dengan benar,
maka jempol akan terasa sakit setibanya di bagian leher.
Kemudian kembali ke awal dengan gerakan yang ringan.
d. Meluncurkan jempol pada punggung. Bantalan jempol dilet
akkan pada lekukan punggung lagi, dan jempol diluncurkan
ke arah atas menuju leher dengan tekanan yang kuat. Pada
saat luncuran ke arah bawah, tekanan jempol dikurangi
dengan tekanan yang lebih ringan.
e. Mengurut otot-otot tulang punggung Mulai dari wilayah
menggosok dan mendorong dengan kedua tangan
berganti-ganti. Ikuti gerakan sepanjang lengan, dengan menuju ke
arah atas sampai bahu lalu turun lagi, tidak
memijat langsung pada tulang punggung. Gerakan diulangi
dengan menggosok pada sisi lain dari punggung.
f. Gerakan effleurage menyamping. Gerakan langkah kedua
diulagi tetapi hanya di wilayah bagian bawah punggung dan
bokong.
g. Gerakan friction pada iliac crest (bagian atas pinggul).
Bantalan jempol diletakkan kembali pada lekukan tulang
punggung. Lalu melakukan gerakan memutar yang dalam
melewati iliac crest bagian atas pinggul.
h. Gerakan memutar pada bokong. Salah satu tangan
ditempatkan mendatar pada sacrum (tulang ekor) dan taruh
tangan satunya di atas tangan pertama, lalu tangan pertama
diputar dengan gerakan menuju bokong kanan dan kembali
ke sacrum. Kemudian gerakan diulangi dengan memutar ke
arah bokong kiri dan kembali lagi ke sacrum.
i. Meremas (petrissage) bagian bawah punggung dan bokong
Meremas dari sisi yang berlawanan dengan klien. Pada
bokong bagian bawah punggung. Pijat otot-ototnya perlahan
dan sepenuhnya saat meremas, menggelindingkan dan
memeras bokong tersebut. Gerakan ini diulangi pada sisi
j. Tapotement
Pijat cupping dengan telapak tangan dilengkung-kan
membentuk “mangkuk” dan gerakan pijat hacking dengan
cara memukul-mukul mengguna-kan sisi tangan, pada
bokong, atau dapat juga memukul dan memalu ringan bagian
ini dengan tangan terkepal.
k. Effleurage
Pijat effleurage pada seluruh punggung meng-gunakan
tekanan yang kuat saat gerakan ke atas,
dan lembut sampai gerakan kembali turun.
l. Gerakan lingkar pada bahu. Taruh satu tangan mendatar di
atas tangan lainnya lalu dengan kedua tangan, gerakkan
tangan bertumpuk tersebut melingkar sekeliling tulang
belikat, sampai bahu terasa hangat dan lemas.
m.Friction pada tulang belikat. Klien sebaiknya pada posisi
melengkung dan lengan berada di punggung agar lebih
mudah melihat tulang belikat. Jika posisi ini tidak nyaman,
maka lengan boleh ditaruh di samping tubuh dengan gerakan
memutar meng-gunakan tekanan di sekeliling tulang belikat.
Ketika akan ‘mencair-kan’ simpul-simpul saraf,
menggunakan gerakan friction melingkar beberapa kali.
Langkah ini dilakukan pada kedua belah tulang belikat.
n. Petrisage pada bahu. Gerakan-gerakan secara ritmik
memeras otot-otot bahu dan sekitarnya menggunakan dua
tangan bergantian.
o. Mengeringkan wilayah bahu. Untuk menghilangkan
racun-racun tubuh yang dikeluarkan melalui ketiak, lakukan
pijat effleurage dengan kuat dari arah bagian dalam tulang
belikat ke arah luar dan bawah simpul-simpul limfa di
ketiak.
p. Melemaskan leher. Kepala klien bertumpu pada kedua
tangannya agar tulang Iehernya lurus. Sebuah handuk kecil
digulung dan Ietakkan di keningnya agar klien merasa
nyaman. kedua telapak tangan ditaruh
menghadap ke bawah pada kontur tulang leher, otot-otot
leher dicomot dan diremas perlahan dan
hati-hati menggunakan seluruh telapak tangan, bukan hanya
jari-jari tangan, karena akan menghasilkan rasa sakit seperti
cubitan pada klien.
q. Effleurage
Pijat effleurage dilakukan lagi pada seluruh bagian
punggung.
r. Usap Punggung. Kedua tangan dilemaskan, sentuh setiap sisi
punggung dengan jari-jari tangan dan gerakkan tangan ke
arah. gerakan mengusap dilakukan dengan ujung jari (ke
s. Penyelesaian
Seluruh punggung klien ditutup dengan handuk dan dengan
sangat hati-hati tangan digerakkan ke arah bawah secara
intuitif.
2.1.9 Konsep Nyeri Punggung
1. Pengertian Nyeri Punggung
Nyeri punggung adalah gangguan yang umum terjadi, dan
ibu hamil mungkin pernah memiliki riwayat sakit punggung di
masa lalu. Sebagai kemungkinan lain, nyeri punggung dapat
dirasakan pertama kalinya dalam kehamilan. Nyeri punggung
bawah sangat sering terjadi dalam kehamilan sehingga
digambarkan sebagai salah satu gangguan minor dalam
kehamilan. Ibu hamil mencondongkan perut sehingga menambah
lengkungan pada bagian bawah punggung yang menimbulkan
rasa nyeri. Gejala nyeri punggung ini disebabkan oleh hormon
estrogen dan progesteron yang mengendurkan sendi, ikatan
tulang dan otot di pinggul38.
2. Etiologi Nyeri Punggung
Peningkatan berat badan selama hamil yang memberikan
lebih banyak tekanan pada otot punggung. Kondisi ini
melemahkan otot punggung dan pertumbuhan bayi dan rahim
mengubah pusat gravitasi tubuh yang bergeser kearah depan,
yang memberikan lebih banyak tekanan pada otot punggung dan
3. Dampak Nyeri Punggung
Efek nyeri punggung untuk ibu hamil adalah apabila rasa
nyeri terlalu berlebihan akan mengakibatkan stress pada ibu
hamil, jika stress berkelanjutan maka berdampak pada persalinan
yang berpengaruh pada hormone oksitosin yang menyebabkan
kontraksi tidak adekuat sehingga menjadikan persalinan lama.
Berpengaruh juga pada janin yang menyebabkan fetal distress
atau asfiksia ( bayi berwarna kebiruan). Selain itu, pada masa
nifas bisa mengakibatkan perdarahan dikarenakan atonia uteri (
uterus tidak berkontraksi dengan baik). Adapun dampak dari
nyeri punggung yang lain yaitu dalam masa kehamilan adalah ibu
akan mengalami gangguan tidur yang menyebabkan keletihan
dan iritabilitas serta ketidaknyamanan dalam melakukan
aktivitas40. Hal tersebut akan menyebabkan janin menjadi fetal
distress dimana keadaan ibu sangat erat kaitannya dengan kondisi
janin yang dikandungnya, menghambat mobilitas, yang sudah
mempunyai anak akan menghambat merawat anak. Selain itu
nyeri dapat mempengaruhi pekerjaan ibu dan apabila
pekerjaannya tidak dapat terselesaikan, ia mungkin harus cuti
melahirkan lebih cepat dari yang diperkirakan.
4. Klasifikasi Nyeri
Nyeri dapat diklasifikasikan berdasarkan durasinya dibedakan
a. Nyeri Akut yang tajam, dalam dan langsung maupun tiba-tiba.
Seorang tidak dapat beristirahat dengan tenang dan setiap
gerak bagian punggung yang terkena bertambah nyeri yang
terjadi selama kurang dari 8 minggu.
b. Nyeri kronis yang terus menerus dan tidak berkurang
meskipun pikiran bisa teralihkan dengan sesuatu yang
mempesona. Nyeri biasanya dalam beberapa hari tetapi
kadang kala membutuhkan waktu selama satu atau bahkan
beberapa minggu. Kadang-kadang nyeri berulang tetapi untuk
kekambuhan ditimbulkan untuk aktivitas fisik yang sepele41.
5. Penilaian Respon Intensitas Nyeri
Penilaian intensitas nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan
skala sebagai berikut:
A. Deskriptif
Tidak nyeri Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri yang
Ringan Sedang Berat tidak Tertahankan
Gambar 2.1 Skala Nyeri A. Deskriptif.
Keterangan :
a. 0 : tidak nyeri.
b. 1-3 : nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi
dengan baik.
c. 4-6 : nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis,
menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsik
d. 7-9 : nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat
mengikuti perintah tetapi masih respon terhadap tindakan, dapat
menunukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripkannya, tidak
dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi.
e. 10 : nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul42.
6. Penatalaksanaan Nyeri Punggung
Memberikan konseling posisi tubuh yang baik, cara tidur dengan posisi
kaki ditinggikan, duduk dengan posisi punggung tegak, hindari duduk
atau berdiri terlalu lama, menggunakan Kasur yang keras dan memakai
bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung43. Cara untuk mengatasi
rasa nyeri punggung, gunakan bantal tambahan sebagai penopang pada
bagian pinggang dan punggung pada saat tidur, tidur menyamping untuk
menghindari nyeri punggung, relaksasi, senam hamil, massage, rendam
air hangat dapat meredakan otot-otot dan agar ibu hamil trimester III
2.1.10 Konsep dengan SOAP
1.Data Subjektif
Nyeri punggung terjadi pada bagian leher, bahu dan punggung45.
2. Data Objektif
Adanya nyeri punggung dan ligamen pada kehamilan tua disebabkan
meningkatnya pergerakan pelvis akibat pembesaran uterus46.
a. Pemeriksaan fisik umum
keadaan umum : baik, lemah
Kesadaran : composmentis
Postur tubuh : lordosis.
Tinggi Badan : < 145 cm
Berat Badan : 6,50 – 16,50 kg
LILA : 23,5 cm
TTV : TD :110/70 – 130/90 mmHg
S :36,5 – 37,5 0C
N : 80 – 120 x/menit
RR : 16 – 24 x/menit
b. Pemeriksaan Fisik Khusus
Wajah : Pucat, tidak bengkak.
Mata : Sklera putih, konjungtiva pucat, fungsi
penglihatan baik.
Mulut : Mukosa bibir pucat.
Leher : Normal, tidak ada pembesaran kelenjar
Payudara : 1) Puting susu : bersih dan menonjol.
2)Kolostrum : belum keluar.
Abdomen : Leopold I
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan
bagian yang berada difundus. Normal : pada
fundus teraba bagian lunak dan tidak
melenting ( bokong)
Leopold II :
Untuk mengetahui batas kanan atau kiri pada
uterus ibu, yaitu: punggung pada letak bujur
dan kepala pada letak lintang. Normal : teraba
bagian panjang, keras seperti papan (
punggung) pada satu sisi uterus dan pada sisi
lain teraba bagian kecil.
Leopold III :
Mengetahui bagian terendah janin, dan
apakah sudah masuk PAP atau belum.
Normal : pada bagian bawah janin teraba
bagian bulat, keras dan melenting (kepala
janin)
Leopold IV :
Untuk mengetahui seberapa jauh masuknya
bagian terendah janin kedalam PAP. Posisi
(konvergen), posisi tangan tidak bertemu dan
sudah masuk PAP ( divergen ).
DJJ (terdengar jelas) : Pada bagian samping abdomen, atas atau
bawah umbilikalis. Cara menghitung
dilakukan selama 1 menit penuh. Jumlah DJJ
normal antara 120-140x/menit.
Punggung : skala 4-6 ( nyeri sedang), secara obyektif
klien mendesis,menyeringai,dapat menunju
kan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikan
nya, dapat mengikuti perintah dengan baik.
Ekstrimitas :
Pemeriksaan ekstrimitas pada ibu hamil trimester III, meliputi:
a) Atas : simetris, tidak oedema.
b) Bawah : simetris, tidak oedema, tidak varises.
Reflek patella normal, tungkai bawah akan sedikit bergerak ketika
tendon diketuk.
Skala nyeri : 4-5 (nyeri sedang)
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lab
Hb : 10-11 gr%
Urine : pemeriksaan reduksi urine dan kadar albumin
dalam urine sehingga diketahui apakah ibu menderita
preeklamsi atau tidak47.
Diagnosa kebidanan : “G….P….A….UK….Minggu Kehamilan
Normal dengan Nyeri Punggung (Nyeri Sedang)
Janin Tunggal Hidup
4 Penatalaksanaan
Pada ibu hamil dengan kasus keluhan nyeri punggung, didapati
penatalaksanaan sebagai berikut :
1) Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
2) Menganjurkan ibu untuk duduk dengan posisi punggung tegak.
3) Menganjurkan tetap menjaga posisi atau sikap tubuh yang baik
selama melakukan aktivitas.
4) Menganjurkan menggunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan
punggung.
5) Menganjurkan ibu tidur menyamping untuk menghindari nyeri
punggung.
6) Menganjurkan ibu senam hamil.
7) Melakukan massase punggung pada ibu.
8) Menganjurkan ibu untuk meminum obat yang telah diberikan oleh
bidan yaitu Kalk 1x/hari dan tablet fe 1x//hari.
9) Menganjurkan ibu melakukan kontrol ulang ke petugas kesehatan 1
bulan lagi atau jika ada keluhan sewaktu-waktu48.
2.2 Konsep Dasar Persalinan
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam
18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin49.
2.2.2 Perubahan fisiologi pada persalinan
1. Uterus
Saat ada his, uterus teraba sangat keras karena seluruh
ototnya berkontraksi. Proses ini akan efektif hanya jika his
bersifat fundal dominan, yaitu kontraksi didominasi oleh otot
fundus yang menarik otot bawah rahim ke atas sehingga akan
menyebabkan pembukaan serviks dan dorongan janin ke bawah
secara alami.
2. Serviks
Pada kala II, serviks sudah menipis dan dilatasi maksimal.
Saat dilakukan pemeriksaan dalam, porsio sudah tak teraba
dengan pembukaan 10 cm.
3. Ketuban
Ketuban akan pecah dengan sendirinya ketika pembukaan
hampir atau sudah lengkap. Tidak jarang ketuban harus
dipecahkan ketika pembukaan sudah lengkap.
4. Tekanan darah
Tekanan darah dapat meningkat lagi 15- 25 mmHg selama
tekanan darah, dapat meningkat dan kemudian menurun
kemudian akhirnya kembali lagi sedikit di atas normal. Rata- rata
normal peningkatan tekanan darah selama kala II adalah 10
mmHg.
5. Metabolisme
Peningkatan metabolisme terus berlanjut hingga kala II
persalinan. Upaya meneran pasien menambah aktivitas otot- otot
rangka sehingga meningkatkan metabolisme.
6. Suhu
Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada saat proses
persalinan dan segera setelahnya, peningkatan suhu normal
adalah 0,5- 10C.
7. Detak Jantung
Perubahan yang mencolok selama kontraksi disertai
peningkatan selama fase peningkatan, penurunan selama titik
puncak sampai frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi
diantara kontraksi, dan peningkatan selama fase penurunan
hingga mencapai frekuensi lazim diantara kontraksi.
Sedikit peningkatan frekuensi pernafasan dianggap normal
selama persalinan, hal tersebut mencerminkan peningkatan
metabolisme.
9. Perubahan gastrointestinal
Penurunan motilitas lambung dan absorbsi yang hebat
berlanjut sampai pada kala II. Biasanya mual dan muntah pada
saat transisi akan mereda selama kala II persalinan, tetapi bisa
terus ada pada beberapa pasien.
10. Hematologi
Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2mg% selama
persalinan dan kembali ke kadar sebelum persalinan pada hari
pertama pascapersalinan jika tidak ada kehilangan darah yang
abnormal50.
2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi proses persalinan
1. Passage (Jalan Lahir)
Jalan lahir dibagi atas :
a. bagian keras tulang-tulang panggul (ranfka panggul)
b. bagian lunak : otot-otot,jaringan – jaringan, ligamen – ligament.
c. Ukuran – ukuran pangul :
1) Distansia spinarum : jarak antar spina iliaka anterior superior
24-26 cm
2) Distansia kristarum : jarak antara kedua krista iliaka kanan
3) Konjugata ekstrena : 18- 20 cm
4) Lingkaran panggul : 80- 100 cm
5) Conjugata diagonalis : 12,5 cm
2. Power (Kekuatan Ibu)
a. His
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan.
Kontraksi otot rahim dimulai dari daerah tuba dan ligamentum
rotundum kemudian menjalar ke seluruh bagian uterus.
b. Meneran
Tenaga meneran pasien akan semakin menambah kekuatan
kontraksi uterus. Pada saat pasien meneran, diafragma dan
otot-otot dinding abdomen akan berkontraksi.51
3. Passanger (Isi Kehamilan)
Letak janin, posisi janin, prosentase janin, dan letak plasenta.
2.2.4 Mekanisme Persalinan
Persalinan kala II dimulai setelah pembukaan serviks lengkap dan
berakhir dengan lahirnya seluruh badan janin. Mekanisme persalinan
normal terbagi dalam beberapa tahap gerakan kepala janin di dasar
a. Penurunan kepala
Terjadi selama proses persalinan karena daya dorong dari
kontraksi uterus yang efektif, posisi, serta kekuatan meneran dari
pasien.
b. Penguncian
Tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari kepala
janin telah melalui lubang masuk panggul pasien.
c. Fleksi
Dalam proses masuknya kepala janin ke dalam panggul,
fleksi menjadi hal yang sangat penting karena dengan fleksi
diameter kepala janin terkecil dapat bergerak melalui panggul dan
terus menuju dasar panggul.
d. Putaran paksi dalam
Putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter
anteroposterior (yang lebih panjang) dari kepala menyesuaikan diri
dengan diameter anteroposterior dari panggul pasien.
e. Lahirnya kepala dengan cara ekstensi
Cara kelahiran ini untuk kepala dengan posisi oksiput
posterior. Proses ini terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul,
dimana gaya tersebut membentuk lengkungan carus, yang
mengarahkan kepala ke atas menuju lorong vulva.
f. Restitusi
Restitusi ialah perputaran kepala sebesar 45 derajat baik ke
g. Putaran paksi luar
Putaran ini terjadi secara bersamaan dengan putaran internal
dari bahu.
h. Lahirnya bahu dan seluruh anggota badan bayi
Bahu posterior akan menggembungkan perineum dan
kemudian dilahirkan dengan cara fleksi lateral. Setelah bahu
dilahirkan, seluruh tubuh janin lainnya akan dilahirkan mengikuti
sumbu carus52.
2.2.5 Kebutuhan Dasar Ibu Dalam Persalinan
1. Makan dan minum per oral
Ibu bersalin sangat dianjurkan untuk minum cairan yang manis dan
berenergi sehingga kebutuhan kalorinya tetap akan terpenuhi.
2. Akses intravena
Akses intravena adalah tindakan pemasangan infus pada pasien.
Kebijakan ini diambil dengan pertimbangan sebagai jalur obat,
cairan, atau darah untuk mempertahankan keselamatan jika
sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat dan untuk mempertahankan
suplai cairan bagi pasien.
3. Posisi dan ambulasi
Posisi yang nyaman selama persalinan sangat diperlukan bagi
pasien. Selain mengurangi ketegangan dan rasa nyeri, posisi
tertentu justru akan membantu proses penurunan kepala janin
sehingga persalinan dapat berjalan lebih cepat (selama tidak ada
4. Eliminasi selama persalinan (BAK atau BAB)
a) Buang Air Kecil (BAK)
Selama proses persalinan, pasien akan mengalami poliuri
sehingga penting untuk difasilitasi agar kebutuhan eliminasi
dapat terpenuhi.
b) Buang Air Besar (BAB)
Jika pasien dapat berjalan sendiri ke toilet, maka cukup bagi
pendamping untuk menemaninya sampai ia selesai53.
2.2.6 Proses Persalinan Dengan 60 Langkah APN
Tatalaksana pada kala II, III, IV tergabung dalam 60 langkah APN54.
Mengenali tanda dan gejala kala dua
1. Memeriksa tanda berikut:
a. Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran.
b. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan
vaginanya.
c. Perineum menonjol dan menipis.
d. Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
Menyiapkan Pertolongan Persalinan
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial.
a. Klem, gunting, benang tali pusat, penghisap lendir steril/DTT siap
dalam wadahnya.
b. Semua pakaian, handuk, selimut dan kain untuk bayi dalam kondisi
c. Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi, dan termometer dalam kondisi
baik dan bersih.
d. Patahkan ampul oksitosin 10 unit dan tempatkan spuit steril sekali
pakai di dalam partus set/wadah DTT.
e. Untuk resusitasi: tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3
handuk atau kain bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot
60 watt dengan jarak 60 cm diatas tubuh bayi.
f. Persiapan bila terjadi kegawatdaruratan pada ibu: cairan kristaloid, set
infus.
3. Kenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih, sepatu tertutup
kedap air, tutup kepala, masker, dan kacamata.
4. Lepas semua perhiasan pada lengan dan tangan lalu cuci kedua tangan
dengan sabun dan air bersih kemudian keringkan dengan handuk atau
tisu bersih.
5. Pakai sarung tangan steril/DTT untuk pemeriksaan dalam.
6. Ambil spuit dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin
10 unit dan letakkan kembali spuit tersebut di partus set/wadah DTT atau
steril tanpa mengontaminasi spuit.
Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik
7. Bersihkan vulva dan perineum, dari depan ke belakang dengan kapas
atau kasa yang dibasahi air DTT.
8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan
pecah, dengan syarat: kepala sudah masuk ke dalam panggul dan tali
pusat tidak teraba.
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, kemudian
lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelahnya.
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) segera setelah kontraksi berakhir
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 – 160
kali/menit). Ambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses Bimbingan
Meneran
11. Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
12. Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran. Bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan dia
merasa nyaman. Anjurkan ibu untuk cukup minum.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan
yang kuat untuk meneran.
a. Perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai.
b. Nilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit.
15. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
letakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
18. Pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
Membantu Lahirnya Kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum
dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering, sementara
tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi
dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran sambil bernapas
cepat dan dangkal.
20. Periksa lilitan tali pusat dan lakukan tindakan yang sesuai jika hal itu
terjadi. Jika lilitan tali pusat di leher bayi masih longgar, selipkan tali
pusat lewat kepala bayi. Jika lilitan tali pusat terlalu ketat, klem tali
pusat di dua titik lalu gunting di antaranya. Jangan lupa untuk tetap
lindungi leher bayi.
21. Tunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
Membantu Lahirnya Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi.
a. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga
b. Gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan yang berada di bawah ke arah
perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
Gunakan tangan yang berada di atas untuk menelusuri dan memegang
lengan dan siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan bayi lahir, lanjutkan penelusuran tangan yang
berada di atas ke punggung, bokong, tungkai dan kaki bayi. Pegang
kedua mata kaki (masukkan telunjuk di antara kaki dan pegang
masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).
Asuhan Bayi Baru Lahir
25. Lakukan penilaian selintas dan jawablah tiga pertanyaan berikut untuk
menilai apakah ada asfiksia bayi:
a. Apakah kehamilan cukup bulan?
b. Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?
c. Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?
26. Bila tidak ada tanda asfiksia, lanjutkan manajemen bayi baru lahir
normal. Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas perut ibu
a. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya.
b. Ganti handuk basah dengan handuk yang kering.
c. Pastikan bayi dalam kondisi mantap di atas dada atau perut ibu.
27. Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain dalam
uterus (hamil tunggal).
28. Beritahukan kepada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin
untuk membantu uterus berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan oksitosin 10
unit IM di sepertiga paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin).
30. Dengan menggunakan klem, 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat
pada sekitar 3 cm dari pusat (umbilikus) bayi (kecuali pada asfiksia
neonatus, lakukan sesegera mungkin). Dari sisi luar klem penjepit,
dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua
pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Potong dan ikat tali pusat.
a. Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian.
b. Gunting tali pusat di antara 2 klem tersebut (sambil lindungi perut
bayi).
c. Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian
lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan dan lakukan ikatan
kedua menggunakan simpul kunci.
d. Lepaskan klem dan masukkan dalam larutan klorin 0,5%.
32. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi.
Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi
sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada-perut ibu.
Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih
rendah dari puting payudara ibu. Selimuti ibu dan bayi dengan kain
Manajemen Aktif kala III Persalinan
33. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
34. Letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di tepi
atas simfisis dan tegangkan tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus ke arah dorso-kranial secara
hati-hati, untuk mencegah terjadinya inversio uteri. Jika uterus tidak segera
berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk
menstimulasi putting susu.
Mengeluarkan Plasenta
36. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta
terlepas, lalu minta ibu meneran sambil menarik tali pusat dengan arah
sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir
dengan tetap melakukan tekanan dorso-kranial.
a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
b. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat
beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM.
c. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh
Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya.
d. Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi
lahir.
37.Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lanjutkan kelahiran
plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Jika selaput ketuban
robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi
sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril
untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
Rangsangan Taktil ( Masasse ) Uterus
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus dengan meletakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase
dengan gerakan melingkar secara lembut hingga uterus berkontraksi
(fundus teraba keras). Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus
tidak berkontraksi setelah 15 detik melakukan rangsangan taktil/masase.
Menilai Perdarahan
39. Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin
dan pastikan bahwa selaputnya lengkap dan utuh.
40. Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan lakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan aktif.
Melakukan Asuhan Pasca Persalinan (Kala IV)
41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
42. Pastikan kandung kemih kosong. Jika penuh lakukan kateterisasi.
Evaluasi
43. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
klorin 0,5 %, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan bilas di air dtt
44. Ajarkan ibu atau keluarga cara melakukan massase uterus dan menilai
kontraksi.
45. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keaddan umum ibu baik.
46. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan arah.
47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (
40 – 60 x / menit). Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau atraksi,
diresusitasi dan segera merujuk kerumah sakit. Jika bayi napas terlalu
cepat atau sesak napas, segera rujuk ke rumah sakit. Jika kaki teraba
dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan kembali kontak kulit ibu –
bayi dan hangatkan ibu – bayi dalam selimut.
Kebersihan Dan Keamanan
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dala larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi ( 10 menit ). Cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi.
49. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai.
50. Bersihkan ibu dari paparan darah an cairan tubuh degan menggunakan
air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lender dan darah di ranjang atau
sekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering
51. Pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
eluarga utuk memberi ibu minuman dan makanan yang diingunkan.