• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “E” GIIIP2A0 DENGAN KEHAMILAN NORMAL (NYERI PUNGGUNG) Di PMB KUNTUM KHOLIDAH, SST DS. KEMAMBANG KEC. DIWEK KAB. JOMBANG - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “E” GIIIP2A0 DENGAN KEHAMILAN NORMAL (NYERI PUNGGUNG) Di PMB KUNTUM KHOLIDAH, SST DS. KEMAMBANG KEC. DIWEK KAB. JOMBANG - STIKES Insan Cendekia Medika Repository"

Copied!
189
0
0

Teks penuh

(1)

i

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA NY “E”

G

III

P

2

A

0

DENGAN KEHAMILAN NORMAL (NYERI

PUNGGUNG) DI PMB KUNTUM KHOLIDAH, SST

DS. KEMAMBANG KEC. DIWEK

KAB. JOMBANG

LAPORAN TUGAS AKHIR

LISA NOFIATIN

151110018

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

(2)

ii

DS. KEMAMBANG KEC. DIWEK KAB. JOMBANG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi D III Kebidanan

Oleh :

LISA NOFIATIN 151110018

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

Penulis di lahirkan di Bojonegoro pada tanggal 10 Januari 1998 dari Bapak

Kusdi dan Ibu Sri Murni. Penulis merupakan putri pertama dari satu bersaudara.

Pada tahun 2009 penulis lulus dari MI Nurul Islamiyah Mlideg, tahun 2012

penulis lulus dari MTs Muhammadiyah 2 Kedungadem, pada tahun 2015 penulis

lulus dari SMA Negeri 1 Kedungadem, dan pada tahun 2015 penulis masuk

Perguruan Tinggi STIKes Insan Cendekia Medika Jombang. Penulis memilih

program studi DIII Kebidanan dari lima pilihan program studi yang ada di “ STIKes

ICME” Jombang.

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jombang, Februari 2018

(8)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan

rahmat-Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan

Kebidanan Komprehensif pada Ny “E” GIII P2 A0 dengan Kehamilan Normal

(Nyeri Punggung)”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli

Madya Kebidanan pada Program Studi D-III Kebidanan STIKes Insan Cendekia

Medika Jombang.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih

kepada :

1. H. Imam Fatoni, SKM., MM selaku ketua STIKes Insan Cendekia Medika

Jombang yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir

ini.

2. Nining Mustika Ningrum, S.S.T.,M.Kes selaku Ketua Program Studi D-III

Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang yang telah memberikan

kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.

3. Hidayatun Nufus, S.Si.T.,M.Kes selaku penguji utama yang telah bersedia

memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.

4. Lilis Surya wati, SST.,M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

5. Yana Eka Mildiana, SST.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan

(9)

vii

6. Bidan Kuntum Kholidah, SST yang telah memberikan ijin untuk melakukan

penyusunan Laporan Tugas Akhir di PMB.

7. Ibu Erlina selaku responden atas kerjasamanya yang baik.

8. Bapak, Ibu saya atas cinta, dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga

Laporan Tugas Akhir ini selesai pada waktunya.

9. Teman-teman saya serta rekan mahasiswa seangkatan dan pihak-pihak yang

terkait dan banyak membantu dalam hal ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan

Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu pada kesempatan ini

penulis mengharapkan masukan dan kritik yang bersifat membangun demi

kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.

Jombang, Mei 2018

(10)

viii RINGKASAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “E”

GIIIP2A0 DENGAN KEHAMILAN NORMAL (NYERI

PUNGGUNG) DI PMB KUNTUM KHOLIDAH, SST DS. KEMAMBANG KEC. DIWEK

KAB. JOMBANG

Oleh : Lisa Nofiatin

15.111.0018

Ketidaknyamanan yang sering terjadi pada kehamilan trimester II dan III adalah striae gravidarum, hemoroid, keputihan, sembelit, kram pada kaki, napas sesak, perut kembung, pusing, varises, pada kaki dan nyeri punggung. Tujuan LTA ini adalah memberikan asuhan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, Neonatus dan KB pada ibu dengan keluhan nyeri punggung.

Metode Asuhan dalam LTA ini adalah dengan wawancara, observasi, dan penatalaksanaan asuhan. Subyek dalam asuhan ini adalah Ny “E” GIIIP2A0 dengan kehamilan normal (Nyeri Punggung) di PMB Kuntum Kholidah, SST Ds. Kemambang Kec. Diwek Kab. Jombang.

Hasil asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny “E” selama

kehamilan trimester II dan III dengan nyeri punggung, pada persalinan secara spontan tanpa ada penyulit, pada masa nifas dengan nifas normal, pada BBL dengan BBL normal, pada masa neonatus dengan neonatus normal, dan menjadi akseptor baru KB Suntik 3 bulan.

Kesimpulan dari asuhan kebidanan secara komprehensif ini didapat dengan melakukan asuhan kebidanan secara mandiri dan kolaborasi serta penanganan secara dini, tidak ditemukan adanya penyulit dari mulai kehamilan, persalinan, BBL, nifas, neonatus dan KB. Disarankan kepada bidan untuk melakukan asuhan kebidanan secara continue of care dalam melakukan pelayanan yang berkualitas dan juga memberikan masukan tentang pemeriksaan Hb selama kehamilan awal, kehamilan akhir dan juga saat nifas.

(11)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR SINGKATAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kehamilan Trimester II dan III ... 8

2.2 Konsep Dasar Persalinan ... 33

(12)

x BAB V PENUTUP

5.1 Penutup ... 146

5.2 Saran ... 146

DAFTAR PUSTAKA. ... 149

(13)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri ... 8

Tabel 2.2 Rekomendasi Penambahan BB berdasarkan IMT ... 10

Tabel 2.3 Jadwal Imunisasi TT ... 15

Tabel 2.4 Perubahan Involusi Uterus ... 50

Tabel 2.5 Kunjungan Pada masa Nifas ... 58

Tabel 4.1 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel ANC ... 107

Tabel 4.2 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel INC ... 117

Tabel 4.3 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel PNC ... 127

Tabel 4.4 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel BBL ... 133

Tabel 4.5 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel Neonatus ... 138

(14)

xii

DAFTAR GAMBAR

(15)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Identitas ... 151

Lampiran 2 Lembar Catatan Perkembangan Ibu Hamil ... 152

Lampiran 3 Lembar Hasil ANC Terpadu ... 153

Lampiran 4 Lembar KSPR ... 154

Lampiran 5 Lembar Hasil USG ... 155

Lampiran 6 Lembar Hasil Lab ANC Terpadu ... 156

Lampiran 7 Lembar partograf ... 157

Lampiran 8 Lembar partograf halaman belakang . ... 158

Lampiran 9 Lembar Surat Kelahiran. ... 159

Lampiran 10 Lembar Kunjungan Nifas. ... 160

Lampiran 11 Lembar Kunjungan Neonatus. ... 161

Lampiran 12 Lembar Imunisasi ... 162

Lampiran 13 Lembar Inform Consent KB ... 163

Lampiran 14 Lembar Kunjugan KB ... 164

Lampiran 15 Lembar Surat Permohonan izin Bidan ... 165

Lampiran 16 Lembar surat persetujuan pasien ... 166

(16)

xiv

DAFTAR SINGKATAN

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

ANC : Antenatal Care

BCG : Bacille Calmette Geurin

BTA : Bakteri Tahan Asam

DJJ : Denyut Jantung Janin

FSH : Follicel Stimulating Hormone

GDA : Gula Darah Acak

GPAPIAH : Gravida Para Aterm Premature Imatur Abortus Hidup

HB : Hemoglobin

HBSag : Hepatitis B surface antigen

HCG : Human Chorionic Ghonadotropin

HIV : Human Immuno Virus

HPHT : Haid Pertama Hari Terakhir

HPL : Hari Perkiraan Lahir

IM : IntraMuskular

IMD : Inisiasi Menyusu Dini

KB : Keluarga Berencana

KBA : Keluarga Berencana Alami

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

KIE : Komunikasi Informasi Edukasi

LH : Luteinizing Hormone

LILA : Lingkar Lengan Atas

MAL : Metode Amenorhe Laktasi

Mg : Miligram

N : Nadi

PBM : Praktik Bidan Mandiri

PDVK : Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin K1

PPIA : Pencegahan penularan HIV dari ibu ke Anak

RR : Respiration Rate

S : Suhu

SMA : Sekolah Menengah Atas

SOAP : Subjektif Objektif Asassment Planning

TB : Tinggi Badan

TBJ : Tafsiran Berat Janin

TFU : Tinggi Fundus Uteri

TT : Tetanus Toxoid

TTV : Tanda-tanda Vital

(17)

xv

USG : Ultrasonografi

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam proses kehamilan sering terjadi ketidaknyamanan yang meskipun hal

itu adalah fisiologis dan mungkin saja bisa mengganggu aktivitas.

Ketidaknyaman yang sering terjadi pada kehamilan trimester II dan III adalah

striae gravidarum , hemoroid, keputihan, sembelit, kram pada kaki, napas

sesak, nyeri ligamentum rotundum, perut kembung, pusing, varises pada kaki

dan nyeri punggung1. Nyeri punggung adalah gangguan yang umum terjadi,

dan mungkin saja memiliki riwayat “ sakit punggung “ dimasa lalu. Sebagai

kemungkinan lain, nyeri punggung mungkin dirasakan pertama kalinya dalam

kehamilan sehingga digambarkan sebagai salah satu gangguan minor dalam

kehamilan2. Nyeri tulang belakang terjadi karena perubahan struktur anatomis,

hormonal dan stress. Perubahan anatomis terjadi karena peran tulang belakang

semakin berat untuk menyeimbangkan tubuh dengan membesarnya uterus dan

janin. Peningkatan hormon relaksin yang menyebabkan ligamen tulang

belakang tidak stabil sehingga mudah menjepit pembuluh darah dan serabut

syaraf3. Nyeri punggung atas terjadi pada bagian leher, bahu dan punggung.

Ukuran pertumbuhan bayi dan rahim mengubah pusat gravitasi tubuh yang

bergeser kearah depan, yang memberikan lebih banyak tekanan pada otot

punggung4.

Survey online yang dilaksanakan oleh University of Ulster pada tahun

(19)

mengalami nyeri tulang belakang (Sinclair et al, 2014). Penelitian serupa di

Women’s Health Clinic Kuwait tahun 2012, dari 280 pasien yang hamil, 91%

(255) mengalami nyeri tulang belakang (Al Syegh et al 2012). Penelitian

lainnya di Raja Mutiah Medical Collageand Hospital dari 172 ibu hamil, 104

(60,5%) mengalami nyeri tulang belakang (Kurup et al, 2012). Prevalensi nyeri

tulang belakang saat kehamilan di Indonesia baru didapatkan dari penelitian

yang dilaksanakan oleh Suharto 2001, menjelaskan bahwa dari 180 ibu hamil

yang diteliti, 47% mengalami nyeri tulang belakang5. Di provinsi Jawa Timur

di perkirakan sekitar 65 % dari 100% ibu hamil masih mengalami back pain

(nyeri punggung)6. Berdasarkan survey pada tanggal 29 Nopember 2017 yang

dilakukan oleh penulis di PMB Kuntum Kholidah, SST Desa Kemambang

Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang ditemukan data rekam medik selama 1

bulan terakhir yaitu bulan Oktober di dapatkan 37 ibu hamil dan ibu hamil

dengan nyeri punggung sebanyak 17 orang (46 %).

Dari 17 ibu hamil yang mengeluh nyeri punggung, salah satunya Ny “E”.

Dalam kehamilannya sering mengeluh nyeri punggung mulai dari trimester II

sampai saat ini.

Salah satu keluhan yang sering dialami oleh ibu hamil trimester II adalah

nyeri punggung. Ibu hamil dapat mengalami peningkatan berat badan selama

hamil yang memberikan lebih banyak tekanan pada otot punggung. Kondisi ini

melemahkan otot punggung dan menyebabkan rasa sakit didaerah punggung.

Efek nyeri punggung untuk ibu hamil adalah apabila rasa nyeri terlalu

berlebihan akan mengakibatkan stress pada ibu hamil, jika stress berkelanjutan

(20)

yang menyebabkan kontraksi tidak adekuat sehingga menjadikan persalinan

lama. Berpengaruh juga pada janin yang menyebabkan fetal distress atau

asfiksia ( bayi berwarna kebiruan). Selain itu, pada masa nifas bisa

mengakibatkan perdarahan dikarenakan Atonia uteri ( uterus tidak berkontraksi

dengan baik). Adapun dampak dari nyeri punggung yang lain yaitu dalam masa

kehamilan adalah ibu akan mengalami gangguan tidur yang menyebabkan

keletihan dan iritabilitas serta ketidaknyamanan dalam melakukan aktivitas7.

Pada kehamilan normal ibu perlu melakukan pelayanan asuhan antenatal

(ANC) rutin pada trimester 2 setiap 1 bulan sekali atau jika ada keluhan, selain

itu juga di lakukan ANC terpadu sebagai skrining atau pemantauan untuk ibu

hamil, mengkonsumsi tablet tambah darah dan calk 1x1 tab, makan dengan

menu seimbang. Kasus pada ibu hamil dengan gangguan rasa nyaman nyeri

punggung dapat diantisipasi dengan memberikan konseling posisi tubuh yang

baik, cara tidur dengan posisi kaki ditinggikan, duduk dengan posisi punggung

tegak, hindari duduk atau berdiri terlalu lama, menggunakan kasur yang keras

dan memakai bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung8. Cara lain untuk

mengatasi rasa nyeri punggung, tidur menyamping , relaksasi, senam hamil,

massage, rendam air hangat dapat meredakan otot-otot dan agar ibu hamil

trimester II mengurangi aktifitas dan menjaga postur tubuhnya, tulang

punggungnya harus selalu tegak dan tidak membungkuk9. Oleh karena itu,

kasus diatas membutuhkan peran penting bidan dalam mengatasi masalah nyeri

punggung dalam kehamilan.

Melihat dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan asuhan

(21)

asuhan yang berkesinambungan (Continuity of care) dengan Kehamilan

Normal (Nyeri Punggung).

1.2 Rumusan Masalah

“Bagaimana asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin,

nifas, BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan pada Ny “E” dengan Kehamilan Normal (Nyeri Punggung) di PMB

Kuntum Kholidah,SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten

Jombang?”.

1.3 Tujuan Penyusunan LTA

1.3.1 Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil,

bersalin, nifas, BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan pada Ny “E” dengan Kehamilan

Normal (Nyeri Punggung) di PMB Kuntum Kholidah,SST Desa

Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan asuhan kebidanan ibu hamil trimester II sampai dengan

trimester III pada Ny “E” dengan Kehamilan Normal (Nyeri

Punggung) di PMB Kuntum Kholidah,SST Desa Kemambang

Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.

2. Melakukan asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny “E” di PMB

Kuntum Kholidah,SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek

(22)

3. Melakukan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny “E” di PMB

Kuntum Kholidah,SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang.

4. Melakukan asuhan kebidanan BBL pada Bayi Ny “E” di PMB

Kuntum Kholidah,SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang.

5. Melakukan asuhan kebidanan pada neonatus Ny “E” di PMB

Kuntum Kholidah,SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang.

6. Melakukan asuhan kebidanan KB pada Ny “E” di PMB Kuntum

Kholidah,SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek Kabupaten

Jombang.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi pembaca dan

dapat digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya pada ibu hamil

dengan nyeri punggung.

1.4.2 Manfaat Praktis

(23)

Berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai tambahan

referensi tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu hamil dengan nyeri

punggung.

2. Bagi Peneliti

Dapat meningkatkan keterampilan, serta dapat mengaplikasikan

dalam menerapkan proses manajemen asuhan kebidanan pada ibu

hamil dengan nyeri punggung.

3. Bagi Pelayanan Kesehatan

Sebagai bahan informasi dan masukan bagi tenaga kesehatan, bidan

khususnya dalam meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan

sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas di

hadapan masyarakat terutama ibu hamil dengan keluhan nyeri

punggung.

4. Bagi Klien

Sebagai penyuluhan keterampilan serta informasi (KIE) agar keluarga

dapat ikut serta melaksanakan tindakan perawatan pada ibu hamil

dengan nyeri punggung.

1.5Ruang Lingkup

1.5.1 Sasaran

Sasaran dalam asuhan continue of care ini adalah Ny “E” dengan

Kehamilan Normal (Nyeri Punggung) mulai dari kehamilan,

persalinan, nifas, neonatus, dan KB yang dilakukan sesuai standar

asuhan kebidanan di PMB Kuntum Kholidah, SST Desa Kemambang

(24)

1.5.2 Tempat

PMB Kuntum Kholidah, SST Desa Kemambang Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang.

1.5.3 Waktu

Asuhan kebidanan ini dilaksanakan pada bulan November 2017 sampai

(25)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan TM II dan TM III

2.1.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya masa kehamilan adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan Trimester II

berlangsung 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan kehamilan

trimester III berlangsung 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).10

2.1.2 Perubahan Fisiologis dan Psikologis Pada Ibu Hamil

1. Perubahan Fisiologis Kehamilan

a. Sistem Reproduksi

1) Uterus

Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu

organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan

amnion11.

Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Kehamilan

Usia

kehamilan TFU cm

12 minggu 3 jari diatas simpisis

16 minggu Pertengahan simpisis pusat

20 minggu 3 jari di bawah pusat

24 minggu Setinggi pusat

(26)

32 minggu Pertengahan pusat prosesus xiphoideus (px)

36 minggu

40 minggu

3 jari dibawah prosesus xipoideus (px)

Pertengahan pusat prosesus xipoideus (px)

(Sumber: Ari Sulistyawati, 2009)12

2) Serviks

Penurunan konsentrasi kolagen dengan melunaknya

serviks. proses remodelling sangat kompleks dan melibatkan

proses kaskade biokiinteraksi antara komponen selular dan

matriks ekstreseluluer, serta infiltrasi stroma serviks oleh

sel-sel inflamasi seperti netrofil dan makrofog13.

3) Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan

pematangan folikel baru juga ditunda14.

4) Vagina dan Perineum

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan

hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot diperinium dan

vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan

yang dikenal dengan tanda chadwick.

5) Payudara

Peningkatan prolaktin akan merangsang sintesis laktosa

yang akan meningkatkan produksi air susu. Aerola akan lebih

besar dan kehitaman dan cenderung menonjol keluar15.

b. Perubahan Metabolik

Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi

(27)

kg, sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih

dianjurkan menambah berat badan per minggu masing-masing

sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg. Sebagian besar penambahan berat

badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Kemudian

payudara, volume darah, dan cairan ekstraseluler. Diperkirakan

selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg.

Tabel 2.2

Rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks massa tubuh

Kategori IMT Rekomendasi (kg)

Rendah < 19,8 12,5 – 18

Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan

menekan vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam

posisi telentang. Sehingga akan mengurangi darah balik vena ke

jantung.

d. Sistem Respirasi

Selama kehamilan sirkum ferensia torak akan bertambah ± 6

cm, tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu

fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh

(28)

e. Traktus Digestivus

Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung, dan usus

akan tergeser.

f. Traktus Urinarius

Sering buang air kecil, pembesaran rahim dan penurunan

bayi ke PAP membuat tekanan pada kandung kemih ibu17.

g. Sistem Endokrin

Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar

± 135 % akan tetapi, kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti

penting dalam kehamilan.

h. Sistem Muskuloskeletal

Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum

pada kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke

posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang

kearah dua tungkai18.

i. Sistem Persyarafan

Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat terjadi

timbulnya gejala neurologis dan neuromuscular sebagai berikut:

1) Kompresi syaraf Kompresi syaraf panggul atau statis

vascular akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan

perubahan sensori ditungkai bawah.

2) Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat

(29)

3) Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan

carpal tunned syndrome selama TM III.

4) Akroetesia (rasa gatal ditangan) yang timbul akibat posisi

tubuh yang membungkuk berkaitan dengan tarikan pada

segmen fleksus barkialis.

5) Hipokalsemia dapat menyebabkan timbulnya masalah

neuromuscular seperti kram otot dan tetanus19.

2. Perubahan Psikologis pada Trimester II

a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar

hormone yang tinggi.

b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.

c. Merasakan gerakan anak20.

3. Perubahan Psikologis pada Trimester III

a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh,

dan tidak menarik.

b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

c. Merasa sedih karena akan terpisah dengan bayinya21.

2.1.3 Kebutuhan Kesehatan Pada Ibu Hamil Trimester II dan III

1. Kebutuhan Fisik

a. Nutrisi

Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung

nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang

mahal harganya22.

(30)

Kebutuhan oksigen adalah yang paling utama pada manusia

termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi

pada saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan

kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi

yang dikandung23.

c. Personal Hygiene

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan

sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk

mengeluarkan banyak keringat24.

d. Pakaian selama kehamilan

Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai serta bahan

mudah menyerap keringat. Menganjurkan ibu untuk menghindari

pemakaian sabuk dan stoking yang terlalu ketat, karena akan

mengganggu aliran balik dan menghindari sepatu dengan hak

tinggi karena akan menambah lordosis sehingga sakit pinggang

akan bertambah25.

e. Eliminasi (BAB dan BAK)

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan

eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih26.

f. Perawatan payudara

Payudara merupakan aset yang sangat penting sebagai persiapan

menyambut kelahiran sang bayi dalam proses menyusui.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan payudara

(31)

1) Hindari pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan

yang menggunakan busa, karena akan mengganggu

penyerapan keringat payudara.

2) Gunakan bra dalam bentuk yang menyangga payudara.

3) Hindari membersihkan puting dengan sabun mandi karena

akan menyebabkan iritasi. Bersihkan putting susu dengan

minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat.

4) Jika ditemukan pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan

dari payudara, berarti produksi ASI sudah mulai27.

g. Sikap tubuh yang baik

Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, tubuh akan

mengadakan penyesuaian fisik dengan bertambahnya ukuran

janin. Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung

bertambah lordosis karena tumpuan tubuh bergeser lebih ke

belakang dibandingkan sikap tubuh ketika belum hamil28.

h. Body mekanik

Ibu hamil harus memperhatikan sikap tubuh saat duduk, berdiri,

berjalan, tidur, bangun dan baring, membungkuk dan

mengangkat. Semua sikap harus dilakukan dengan hati-hati untuk

menimalisir resiko yang mungkin terjadi akibat salah posisi dan

kemungkinan yang tidak diinginkan lainnya.

(32)

Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk

mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan

janin. Jenis imunisasi yang diberikan adalah Tetanus Toxoid (TT).

Tabel 2.3

Jadwal pemberian imunisasi TT Pemberian Selang waktu minimal

TT1 Saat kunjungan pertama (sedini mungkin pada

kehamilan)

TT2 4 minggu settelah TT1 (pada kehamilan)

TT3 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika selang waktu minimal dipenuhi)

TT4 1 tahun setelah TT3

TT5 1 tahun setelah TT4

(Dikutip dari Kemenkes, 2013)

2. Kebutuhan Psikologi

a. Support keluarga

Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang

wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi

bagi ibu yang baru pertama kali hamil29.

b. Support Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan dapat memberikan peranannya melalui

dukungan aktif yaitu melalui kelas antenatal dan dukungan pasif

dengan memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang

mengalami masalah untuk berkonsultasi30.

(33)

Peran keluarga khususnya suami sangat diperlukan bagi seorang

wanita hamil. Keterlibatan dan dukungan yang diberikan suami

kepada kehamilan akan mempererat hubungan antara ayah anak

dan suami istri31.

2.1.4 Tanda Bahaya kehamilan TM II dan TM III

1. Perdarahan Pervaginam

Perdarahan pada kehamilan lanjut adalah perdarahan pada

trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan.

Perdarahan yang tidak normal berupa darah merah, banyak dan

kadang-kadang tapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri.

Dimungkinkan merupakan plasenta previa (plasenta

berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian/seluruh ostium

uteri internum) atau solusio plasenta (lepasnya plasenta sebelum

waktunya)32.

2. Sakit kepala hebat

Sakit kepala yang menunjukkan satu masalah serius adalah

sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat.

Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari

preeklampsia33.

3. Penglihatan kabur

Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang

mengancam adalah perubahan visual/pandangan yang mendadak

(34)

penglihatan ini mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan

mungkin menandakan preeklampsia34.

4. Bengkak diwajah dan jari-jari tangan

Bengkak menunjukkan adanya masalah serius jika muncul

pada muka dan tangan, tidak hilang setelah istirahat disertai

dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan pertanda

anemia, gagal jantung atau preeklampsia.35

5. Gerakan janin tidak terasa

Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan

trimester 3, tanda dan gejala gerakan bayi kurang dari 3 kali

dalam periode 3 jam. Gerakan janin yang berkurang atau tidak

terasa dimungkinkan terjadinya IUFD (Intra Uteri Fetal Death).

6. Nyeri perut hebat

Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang

mengancam ke selamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan

tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti kehamilan

ektopik, penyakit radang panggul, persalinan preterm atau infeksi

lain.

2.1.5 Keluhan – keluhan pada Ibu hamil TM II dan TM III

1. Obstipasi

Peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon dan usus

yang terdesak oleh rahim. Tekanan pada rectum oleh kepala,

(35)

gerak badan yang cukup, makanan yang banyak mengandung

serat seperti sayuran dan buah-buahan.

2. Sering kencing

Pada wanita hamil sering terjadi kencing, karena kandung

kemih di tekan oleh rahim yang membesar sering dengan usia

kehamilan.

3. Sakit punggung

Disebabkan karena postur tubuh yang berubah karena titik

berat badan pindah ke depan disebabkan perut yang membesar.

Untuk memperbaiki postur tubuh yaitu, jangan terlalu sering

membungkuk, berdiri serta jalan-jalan dengan punggung dan

bahu yang tegak, gunakan sepatu bertumit rendah.

4. Varises

Dalam kehamilan disebabkan karena peredaran darah di kaki

kurang lancer.

5. Hemorhoid

Hemorhoid adalah pelebaran vena-vena dari anus, jadi

tidak ada bedanya dengan varises hemorhoid dapat bertambah

besar dalam kehamilan karena ada bendungan darah di dalam

rongga panggul. Hemorhoid disebabkan karena progesteron serta

adanya hambatan arus balik vena36.

(36)

Disebabkan karena rahim yang membesar, mendesak

daerah dada. Dapat diatasi dengan senam hamil atau latihan

pernafasan.

2.1.6 ANC Terpadu

1. Pengertian

Pelayanan antenatal care terpadu adalah pelayanan

pemeriksaan kehamilan yang berkualitas yang diberikan kepada

semua ibu hamil yang bersifat komprehensif.

2. Standart 10 T Pelayanan ANC Terpadu

a. Ukur tinggi badan timbang berat badan

b. Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA)

c. Ukur Tekanan Darah

d. Ukur Tinggi Fundus Uteri

e. Tentukan Presentasi Janin

f. Berikan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

g. Berikan Tablet zat Besi

h. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium meliputi :

1) Pemeriksaan laboraturium (rutin dan khusus)

2) Pemeriksaan kadar Hb

3) Pemeriksaan Golongan Darah

4) Pemeriksaan Urine

5) Pemeriksaan kadar gula darah

(37)

7) Pemeriksaan tes HIV

8) Pemeriksaan tes Sifilis

9) Pemeriksaan tes BTA

i. Tata laksana atau penanganan

j. Materi Konseling, Informasi, dan Edukasi (KIE)

1) Kesehatan Ibu

2) Peran suami dan keluarga selama kehamilan dan persalinan

3) Tanda-tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta

kesiapan menghadapi komplikasi37.

2.1.7 Deteksi Dini Preeklamsia

Skrining untuk deteksi dini preeklamsia pada ibu hamil

dilakukan pemeriksaan dengan cara sebagai berikut :

1. Riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu, riwayat kehamilan

dan persalinan ibu dari ibu hamil, apa pernah Preeklamsia –

Eklamsia.

2. BMI (Body Mass Index) yaitu BB / TB X TB . bila > 29, ada

potensi PE/E.

3. Ukur MAP (Mean Arterial Pressure,. yaitu (2x Diastolik +

Sistolik) x 1/3. Bila > 90, ada potensi PE/E.

4. Ukur ROT ( Role Over Test , yaitu beda tekanan darah sistolik

pada posisi terlentang dan posisi miring. Bila > 15 mm Hg, ada

potensi PE/E

2.1.8 Masase

(38)

Perkataan massase berasal dari bahasa Arab “Maas” yang

berarti menyentuh atau meraba. Massase diambil dari bahasa

Francis. Dalam bahasa Indonesia disebut pijat atau mengurut

(lutut). Massase dapat diartikan pijat yang telah disempurnakan

dengan ilmu-ilmu tentang tubuh manusia. Dapat pula

didefinisikan dengan gerakan-gerakan tangan yang mekanis

terhadap tubuh manusia dengan mempergunakan

bermacam-macam bentuk pegangan atau manipulasi.

2. Tujuan Masase

a. Mengurangi ketegangan otot.

b. Meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis.

c. Mengkaji kondisi kulit.

d. Meningkatkan sirkulasi/peredaran darah pada area yang

dimassase

3. Teknik Pemijatan Punggung

a. Effleurage di seluruh punggung. Gerakan diawali mengusap

punggung bagian bawah di atas bokong meng-gunakan

kedua tangan. Masing –

masing tangan mengurut sisi punggung.Gerakan tangan

menuju ke arah leher. Ketika tangan mencapai ujung atas

punggung, tangan di-pisahkan ke arah luar melewati bahu.

Tangan dikembalikan ke posisi awal, tangan diluncurkan

(39)

b. Effleurage menyamping di seluruh punggung. Kedua tangan

ditaruh mendatar di bagian tengah punggung bawah di atas

bokong, dengan kedua pangkal tangan saling bersisikan.

Gerakkan ke dua tangan ke arah sisi tubuh dengan menggun

akan pangkal tangan. Gerakan diulang menuju ke atas

punggung sampai seluruh punggung terurut.

c. Friction pada otot-otot punggung. Ujung jempol diposisikan

pada dua lekukan tulang punggung yang tampak di dasar

punggung kemudian melakukan gerakan memutar dan tidak

boleh melakukan tekanan langsung pada

punggung. Usahakan jarak antara kedua sama ketika kedua

tangan merambah menuju ke bagian atas punggung. Gerakan

melingkar ke arah luar dilakukan dengan perlahan tapi tegas,

dan menyusup ke dalam ketika jari jempol ‘mencari’ simpul

otot. Jika melakukannya dengan benar,

maka jempol akan terasa sakit setibanya di bagian leher.

Kemudian kembali ke awal dengan gerakan yang ringan.

d. Meluncurkan jempol pada punggung. Bantalan jempol dilet

akkan pada lekukan punggung lagi, dan jempol diluncurkan

ke arah atas menuju leher dengan tekanan yang kuat. Pada

saat luncuran ke arah bawah, tekanan jempol dikurangi

dengan tekanan yang lebih ringan.

e. Mengurut otot-otot tulang punggung Mulai dari wilayah

(40)

menggosok dan mendorong dengan kedua tangan

berganti-ganti. Ikuti gerakan sepanjang lengan, dengan menuju ke

arah atas sampai bahu lalu turun lagi, tidak

memijat langsung pada tulang punggung. Gerakan diulangi

dengan menggosok pada sisi lain dari punggung.

f. Gerakan effleurage menyamping. Gerakan langkah kedua

diulagi tetapi hanya di wilayah bagian bawah punggung dan

bokong.

g. Gerakan friction pada iliac crest (bagian atas pinggul).

Bantalan jempol diletakkan kembali pada lekukan tulang

punggung. Lalu melakukan gerakan memutar yang dalam

melewati iliac crest bagian atas pinggul.

h. Gerakan memutar pada bokong. Salah satu tangan

ditempatkan mendatar pada sacrum (tulang ekor) dan taruh

tangan satunya di atas tangan pertama, lalu tangan pertama

diputar dengan gerakan menuju bokong kanan dan kembali

ke sacrum. Kemudian gerakan diulangi dengan memutar ke

arah bokong kiri dan kembali lagi ke sacrum.

i. Meremas (petrissage) bagian bawah punggung dan bokong

Meremas dari sisi yang berlawanan dengan klien. Pada

bokong bagian bawah punggung. Pijat otot-ototnya perlahan

dan sepenuhnya saat meremas, menggelindingkan dan

memeras bokong tersebut. Gerakan ini diulangi pada sisi

(41)

j. Tapotement

Pijat cupping dengan telapak tangan dilengkung-kan

membentuk “mangkuk” dan gerakan pijat hacking dengan

cara memukul-mukul mengguna-kan sisi tangan, pada

bokong, atau dapat juga memukul dan memalu ringan bagian

ini dengan tangan terkepal.

k. Effleurage

Pijat effleurage pada seluruh punggung meng-gunakan

tekanan yang kuat saat gerakan ke atas,

dan lembut sampai gerakan kembali turun.

l. Gerakan lingkar pada bahu. Taruh satu tangan mendatar di

atas tangan lainnya lalu dengan kedua tangan, gerakkan

tangan bertumpuk tersebut melingkar sekeliling tulang

belikat, sampai bahu terasa hangat dan lemas.

m.Friction pada tulang belikat. Klien sebaiknya pada posisi

melengkung dan lengan berada di punggung agar lebih

mudah melihat tulang belikat. Jika posisi ini tidak nyaman,

maka lengan boleh ditaruh di samping tubuh dengan gerakan

memutar meng-gunakan tekanan di sekeliling tulang belikat.

Ketika akan ‘mencair-kan’ simpul-simpul saraf,

menggunakan gerakan friction melingkar beberapa kali.

Langkah ini dilakukan pada kedua belah tulang belikat.

n. Petrisage pada bahu. Gerakan-gerakan secara ritmik

(42)

memeras otot-otot bahu dan sekitarnya menggunakan dua

tangan bergantian.

o. Mengeringkan wilayah bahu. Untuk menghilangkan

racun-racun tubuh yang dikeluarkan melalui ketiak, lakukan

pijat effleurage dengan kuat dari arah bagian dalam tulang

belikat ke arah luar dan bawah simpul-simpul limfa di

ketiak.

p. Melemaskan leher. Kepala klien bertumpu pada kedua

tangannya agar tulang Iehernya lurus. Sebuah handuk kecil

digulung dan Ietakkan di keningnya agar klien merasa

nyaman. kedua telapak tangan ditaruh

menghadap ke bawah pada kontur tulang leher, otot-otot

leher dicomot dan diremas perlahan dan

hati-hati menggunakan seluruh telapak tangan, bukan hanya

jari-jari tangan, karena akan menghasilkan rasa sakit seperti

cubitan pada klien.

q. Effleurage

Pijat effleurage dilakukan lagi pada seluruh bagian

punggung.

r. Usap Punggung. Kedua tangan dilemaskan, sentuh setiap sisi

punggung dengan jari-jari tangan dan gerakkan tangan ke

arah. gerakan mengusap dilakukan dengan ujung jari (ke

(43)

s. Penyelesaian

Seluruh punggung klien ditutup dengan handuk dan dengan

sangat hati-hati tangan digerakkan ke arah bawah secara

intuitif.

2.1.9 Konsep Nyeri Punggung

1. Pengertian Nyeri Punggung

Nyeri punggung adalah gangguan yang umum terjadi, dan

ibu hamil mungkin pernah memiliki riwayat sakit punggung di

masa lalu. Sebagai kemungkinan lain, nyeri punggung dapat

dirasakan pertama kalinya dalam kehamilan. Nyeri punggung

bawah sangat sering terjadi dalam kehamilan sehingga

digambarkan sebagai salah satu gangguan minor dalam

kehamilan. Ibu hamil mencondongkan perut sehingga menambah

lengkungan pada bagian bawah punggung yang menimbulkan

rasa nyeri. Gejala nyeri punggung ini disebabkan oleh hormon

estrogen dan progesteron yang mengendurkan sendi, ikatan

tulang dan otot di pinggul38.

2. Etiologi Nyeri Punggung

Peningkatan berat badan selama hamil yang memberikan

lebih banyak tekanan pada otot punggung. Kondisi ini

melemahkan otot punggung dan pertumbuhan bayi dan rahim

mengubah pusat gravitasi tubuh yang bergeser kearah depan,

yang memberikan lebih banyak tekanan pada otot punggung dan

(44)

3. Dampak Nyeri Punggung

Efek nyeri punggung untuk ibu hamil adalah apabila rasa

nyeri terlalu berlebihan akan mengakibatkan stress pada ibu

hamil, jika stress berkelanjutan maka berdampak pada persalinan

yang berpengaruh pada hormone oksitosin yang menyebabkan

kontraksi tidak adekuat sehingga menjadikan persalinan lama.

Berpengaruh juga pada janin yang menyebabkan fetal distress

atau asfiksia ( bayi berwarna kebiruan). Selain itu, pada masa

nifas bisa mengakibatkan perdarahan dikarenakan atonia uteri (

uterus tidak berkontraksi dengan baik). Adapun dampak dari

nyeri punggung yang lain yaitu dalam masa kehamilan adalah ibu

akan mengalami gangguan tidur yang menyebabkan keletihan

dan iritabilitas serta ketidaknyamanan dalam melakukan

aktivitas40. Hal tersebut akan menyebabkan janin menjadi fetal

distress dimana keadaan ibu sangat erat kaitannya dengan kondisi

janin yang dikandungnya, menghambat mobilitas, yang sudah

mempunyai anak akan menghambat merawat anak. Selain itu

nyeri dapat mempengaruhi pekerjaan ibu dan apabila

pekerjaannya tidak dapat terselesaikan, ia mungkin harus cuti

melahirkan lebih cepat dari yang diperkirakan.

4. Klasifikasi Nyeri

Nyeri dapat diklasifikasikan berdasarkan durasinya dibedakan

(45)

a. Nyeri Akut yang tajam, dalam dan langsung maupun tiba-tiba.

Seorang tidak dapat beristirahat dengan tenang dan setiap

gerak bagian punggung yang terkena bertambah nyeri yang

terjadi selama kurang dari 8 minggu.

b. Nyeri kronis yang terus menerus dan tidak berkurang

meskipun pikiran bisa teralihkan dengan sesuatu yang

mempesona. Nyeri biasanya dalam beberapa hari tetapi

kadang kala membutuhkan waktu selama satu atau bahkan

beberapa minggu. Kadang-kadang nyeri berulang tetapi untuk

kekambuhan ditimbulkan untuk aktivitas fisik yang sepele41.

5. Penilaian Respon Intensitas Nyeri

Penilaian intensitas nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan

skala sebagai berikut:

A. Deskriptif

Tidak nyeri Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri yang

Ringan Sedang Berat tidak Tertahankan

Gambar 2.1 Skala Nyeri A. Deskriptif.

Keterangan :

a. 0 : tidak nyeri.

b. 1-3 : nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi

dengan baik.

c. 4-6 : nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis,

menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsik

(46)

d. 7-9 : nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat

mengikuti perintah tetapi masih respon terhadap tindakan, dapat

menunukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripkannya, tidak

dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi.

e. 10 : nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi

berkomunikasi, memukul42.

6. Penatalaksanaan Nyeri Punggung

Memberikan konseling posisi tubuh yang baik, cara tidur dengan posisi

kaki ditinggikan, duduk dengan posisi punggung tegak, hindari duduk

atau berdiri terlalu lama, menggunakan Kasur yang keras dan memakai

bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung43. Cara untuk mengatasi

rasa nyeri punggung, gunakan bantal tambahan sebagai penopang pada

bagian pinggang dan punggung pada saat tidur, tidur menyamping untuk

menghindari nyeri punggung, relaksasi, senam hamil, massage, rendam

air hangat dapat meredakan otot-otot dan agar ibu hamil trimester III

(47)

2.1.10 Konsep dengan SOAP

1.Data Subjektif

Nyeri punggung terjadi pada bagian leher, bahu dan punggung45.

2. Data Objektif

Adanya nyeri punggung dan ligamen pada kehamilan tua disebabkan

meningkatnya pergerakan pelvis akibat pembesaran uterus46.

a. Pemeriksaan fisik umum

keadaan umum : baik, lemah

Kesadaran : composmentis

Postur tubuh : lordosis.

Tinggi Badan : < 145 cm

Berat Badan : 6,50 – 16,50 kg

LILA : 23,5 cm

TTV : TD :110/70 – 130/90 mmHg

S :36,5 – 37,5 0C

N : 80 – 120 x/menit

RR : 16 – 24 x/menit

b. Pemeriksaan Fisik Khusus

Wajah : Pucat, tidak bengkak.

Mata : Sklera putih, konjungtiva pucat, fungsi

penglihatan baik.

Mulut : Mukosa bibir pucat.

Leher : Normal, tidak ada pembesaran kelenjar

(48)

Payudara : 1) Puting susu : bersih dan menonjol.

2)Kolostrum : belum keluar.

Abdomen : Leopold I

Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan

bagian yang berada difundus. Normal : pada

fundus teraba bagian lunak dan tidak

melenting ( bokong)

Leopold II :

Untuk mengetahui batas kanan atau kiri pada

uterus ibu, yaitu: punggung pada letak bujur

dan kepala pada letak lintang. Normal : teraba

bagian panjang, keras seperti papan (

punggung) pada satu sisi uterus dan pada sisi

lain teraba bagian kecil.

Leopold III :

Mengetahui bagian terendah janin, dan

apakah sudah masuk PAP atau belum.

Normal : pada bagian bawah janin teraba

bagian bulat, keras dan melenting (kepala

janin)

Leopold IV :

Untuk mengetahui seberapa jauh masuknya

bagian terendah janin kedalam PAP. Posisi

(49)

(konvergen), posisi tangan tidak bertemu dan

sudah masuk PAP ( divergen ).

DJJ (terdengar jelas) : Pada bagian samping abdomen, atas atau

bawah umbilikalis. Cara menghitung

dilakukan selama 1 menit penuh. Jumlah DJJ

normal antara 120-140x/menit.

Punggung : skala 4-6 ( nyeri sedang), secara obyektif

klien mendesis,menyeringai,dapat menunju

kan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikan

nya, dapat mengikuti perintah dengan baik.

Ekstrimitas :

Pemeriksaan ekstrimitas pada ibu hamil trimester III, meliputi:

a) Atas : simetris, tidak oedema.

b) Bawah : simetris, tidak oedema, tidak varises.

Reflek patella normal, tungkai bawah akan sedikit bergerak ketika

tendon diketuk.

Skala nyeri : 4-5 (nyeri sedang)

c. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Lab

Hb : 10-11 gr%

Urine : pemeriksaan reduksi urine dan kadar albumin

dalam urine sehingga diketahui apakah ibu menderita

preeklamsi atau tidak47.

(50)

Diagnosa kebidanan : “G….P….A….UK….Minggu Kehamilan

Normal dengan Nyeri Punggung (Nyeri Sedang)

Janin Tunggal Hidup

4 Penatalaksanaan

Pada ibu hamil dengan kasus keluhan nyeri punggung, didapati

penatalaksanaan sebagai berikut :

1) Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini

2) Menganjurkan ibu untuk duduk dengan posisi punggung tegak.

3) Menganjurkan tetap menjaga posisi atau sikap tubuh yang baik

selama melakukan aktivitas.

4) Menganjurkan menggunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan

punggung.

5) Menganjurkan ibu tidur menyamping untuk menghindari nyeri

punggung.

6) Menganjurkan ibu senam hamil.

7) Melakukan massase punggung pada ibu.

8) Menganjurkan ibu untuk meminum obat yang telah diberikan oleh

bidan yaitu Kalk 1x/hari dan tablet fe 1x//hari.

9) Menganjurkan ibu melakukan kontrol ulang ke petugas kesehatan 1

bulan lagi atau jika ada keluhan sewaktu-waktu48.

2.2 Konsep Dasar Persalinan

(51)

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran

janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir

spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam

18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin49.

2.2.2 Perubahan fisiologi pada persalinan

1. Uterus

Saat ada his, uterus teraba sangat keras karena seluruh

ototnya berkontraksi. Proses ini akan efektif hanya jika his

bersifat fundal dominan, yaitu kontraksi didominasi oleh otot

fundus yang menarik otot bawah rahim ke atas sehingga akan

menyebabkan pembukaan serviks dan dorongan janin ke bawah

secara alami.

2. Serviks

Pada kala II, serviks sudah menipis dan dilatasi maksimal.

Saat dilakukan pemeriksaan dalam, porsio sudah tak teraba

dengan pembukaan 10 cm.

3. Ketuban

Ketuban akan pecah dengan sendirinya ketika pembukaan

hampir atau sudah lengkap. Tidak jarang ketuban harus

dipecahkan ketika pembukaan sudah lengkap.

4. Tekanan darah

Tekanan darah dapat meningkat lagi 15- 25 mmHg selama

(52)

tekanan darah, dapat meningkat dan kemudian menurun

kemudian akhirnya kembali lagi sedikit di atas normal. Rata- rata

normal peningkatan tekanan darah selama kala II adalah 10

mmHg.

5. Metabolisme

Peningkatan metabolisme terus berlanjut hingga kala II

persalinan. Upaya meneran pasien menambah aktivitas otot- otot

rangka sehingga meningkatkan metabolisme.

6. Suhu

Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada saat proses

persalinan dan segera setelahnya, peningkatan suhu normal

adalah 0,5- 10C.

7. Detak Jantung

Perubahan yang mencolok selama kontraksi disertai

peningkatan selama fase peningkatan, penurunan selama titik

puncak sampai frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi

diantara kontraksi, dan peningkatan selama fase penurunan

hingga mencapai frekuensi lazim diantara kontraksi.

(53)

Sedikit peningkatan frekuensi pernafasan dianggap normal

selama persalinan, hal tersebut mencerminkan peningkatan

metabolisme.

9. Perubahan gastrointestinal

Penurunan motilitas lambung dan absorbsi yang hebat

berlanjut sampai pada kala II. Biasanya mual dan muntah pada

saat transisi akan mereda selama kala II persalinan, tetapi bisa

terus ada pada beberapa pasien.

10. Hematologi

Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2mg% selama

persalinan dan kembali ke kadar sebelum persalinan pada hari

pertama pascapersalinan jika tidak ada kehilangan darah yang

abnormal50.

2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi proses persalinan

1. Passage (Jalan Lahir)

Jalan lahir dibagi atas :

a. bagian keras tulang-tulang panggul (ranfka panggul)

b. bagian lunak : otot-otot,jaringan – jaringan, ligamen – ligament.

c. Ukuran – ukuran pangul :

1) Distansia spinarum : jarak antar spina iliaka anterior superior

24-26 cm

2) Distansia kristarum : jarak antara kedua krista iliaka kanan

(54)

3) Konjugata ekstrena : 18- 20 cm

4) Lingkaran panggul : 80- 100 cm

5) Conjugata diagonalis : 12,5 cm

2. Power (Kekuatan Ibu)

a. His

His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan.

Kontraksi otot rahim dimulai dari daerah tuba dan ligamentum

rotundum kemudian menjalar ke seluruh bagian uterus.

b. Meneran

Tenaga meneran pasien akan semakin menambah kekuatan

kontraksi uterus. Pada saat pasien meneran, diafragma dan

otot-otot dinding abdomen akan berkontraksi.51

3. Passanger (Isi Kehamilan)

Letak janin, posisi janin, prosentase janin, dan letak plasenta.

2.2.4 Mekanisme Persalinan

Persalinan kala II dimulai setelah pembukaan serviks lengkap dan

berakhir dengan lahirnya seluruh badan janin. Mekanisme persalinan

normal terbagi dalam beberapa tahap gerakan kepala janin di dasar

(55)

a. Penurunan kepala

Terjadi selama proses persalinan karena daya dorong dari

kontraksi uterus yang efektif, posisi, serta kekuatan meneran dari

pasien.

b. Penguncian

Tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari kepala

janin telah melalui lubang masuk panggul pasien.

c. Fleksi

Dalam proses masuknya kepala janin ke dalam panggul,

fleksi menjadi hal yang sangat penting karena dengan fleksi

diameter kepala janin terkecil dapat bergerak melalui panggul dan

terus menuju dasar panggul.

d. Putaran paksi dalam

Putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter

anteroposterior (yang lebih panjang) dari kepala menyesuaikan diri

dengan diameter anteroposterior dari panggul pasien.

e. Lahirnya kepala dengan cara ekstensi

Cara kelahiran ini untuk kepala dengan posisi oksiput

posterior. Proses ini terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul,

dimana gaya tersebut membentuk lengkungan carus, yang

mengarahkan kepala ke atas menuju lorong vulva.

f. Restitusi

Restitusi ialah perputaran kepala sebesar 45 derajat baik ke

(56)

g. Putaran paksi luar

Putaran ini terjadi secara bersamaan dengan putaran internal

dari bahu.

h. Lahirnya bahu dan seluruh anggota badan bayi

Bahu posterior akan menggembungkan perineum dan

kemudian dilahirkan dengan cara fleksi lateral. Setelah bahu

dilahirkan, seluruh tubuh janin lainnya akan dilahirkan mengikuti

sumbu carus52.

2.2.5 Kebutuhan Dasar Ibu Dalam Persalinan

1. Makan dan minum per oral

Ibu bersalin sangat dianjurkan untuk minum cairan yang manis dan

berenergi sehingga kebutuhan kalorinya tetap akan terpenuhi.

2. Akses intravena

Akses intravena adalah tindakan pemasangan infus pada pasien.

Kebijakan ini diambil dengan pertimbangan sebagai jalur obat,

cairan, atau darah untuk mempertahankan keselamatan jika

sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat dan untuk mempertahankan

suplai cairan bagi pasien.

3. Posisi dan ambulasi

Posisi yang nyaman selama persalinan sangat diperlukan bagi

pasien. Selain mengurangi ketegangan dan rasa nyeri, posisi

tertentu justru akan membantu proses penurunan kepala janin

sehingga persalinan dapat berjalan lebih cepat (selama tidak ada

(57)

4. Eliminasi selama persalinan (BAK atau BAB)

a) Buang Air Kecil (BAK)

Selama proses persalinan, pasien akan mengalami poliuri

sehingga penting untuk difasilitasi agar kebutuhan eliminasi

dapat terpenuhi.

b) Buang Air Besar (BAB)

Jika pasien dapat berjalan sendiri ke toilet, maka cukup bagi

pendamping untuk menemaninya sampai ia selesai53.

2.2.6 Proses Persalinan Dengan 60 Langkah APN

Tatalaksana pada kala II, III, IV tergabung dalam 60 langkah APN54.

Mengenali tanda dan gejala kala dua

1. Memeriksa tanda berikut:

a. Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran.

b. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan

vaginanya.

c. Perineum menonjol dan menipis.

d. Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.

Menyiapkan Pertolongan Persalinan

2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial.

a. Klem, gunting, benang tali pusat, penghisap lendir steril/DTT siap

dalam wadahnya.

b. Semua pakaian, handuk, selimut dan kain untuk bayi dalam kondisi

(58)

c. Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi, dan termometer dalam kondisi

baik dan bersih.

d. Patahkan ampul oksitosin 10 unit dan tempatkan spuit steril sekali

pakai di dalam partus set/wadah DTT.

e. Untuk resusitasi: tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3

handuk atau kain bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot

60 watt dengan jarak 60 cm diatas tubuh bayi.

f. Persiapan bila terjadi kegawatdaruratan pada ibu: cairan kristaloid, set

infus.

3. Kenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih, sepatu tertutup

kedap air, tutup kepala, masker, dan kacamata.

4. Lepas semua perhiasan pada lengan dan tangan lalu cuci kedua tangan

dengan sabun dan air bersih kemudian keringkan dengan handuk atau

tisu bersih.

5. Pakai sarung tangan steril/DTT untuk pemeriksaan dalam.

6. Ambil spuit dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin

10 unit dan letakkan kembali spuit tersebut di partus set/wadah DTT atau

steril tanpa mengontaminasi spuit.

Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik

7. Bersihkan vulva dan perineum, dari depan ke belakang dengan kapas

atau kasa yang dibasahi air DTT.

8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan

(59)

pecah, dengan syarat: kepala sudah masuk ke dalam panggul dan tali

pusat tidak teraba.

9. Dekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan tangan yang masih

memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, kemudian

lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam

larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelahnya.

10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) segera setelah kontraksi berakhir

untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 – 160

kali/menit). Ambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.

Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses Bimbingan

Meneran

11. Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.

12. Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran. Bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan dia

merasa nyaman. Anjurkan ibu untuk cukup minum.

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan

yang kuat untuk meneran.

a. Perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai.

b. Nilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.

14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang

nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran

dalam 60 menit.

(60)

15. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

letakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.

16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.

17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan

bahan.

18. Pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

Membantu Lahirnya Kepala

19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum

dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering, sementara

tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi

dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran sambil bernapas

cepat dan dangkal.

20. Periksa lilitan tali pusat dan lakukan tindakan yang sesuai jika hal itu

terjadi. Jika lilitan tali pusat di leher bayi masih longgar, selipkan tali

pusat lewat kepala bayi. Jika lilitan tali pusat terlalu ketat, klem tali

pusat di dua titik lalu gunting di antaranya. Jangan lupa untuk tetap

lindungi leher bayi.

21. Tunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara

spontan.

Membantu Lahirnya Bahu

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal.

Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi.

a. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga

(61)

b. Gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan yang berada di bawah ke arah

perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah.

Gunakan tangan yang berada di atas untuk menelusuri dan memegang

lengan dan siku sebelah atas.

24. Setelah tubuh dan lengan bayi lahir, lanjutkan penelusuran tangan yang

berada di atas ke punggung, bokong, tungkai dan kaki bayi. Pegang

kedua mata kaki (masukkan telunjuk di antara kaki dan pegang

masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).

Asuhan Bayi Baru Lahir

25. Lakukan penilaian selintas dan jawablah tiga pertanyaan berikut untuk

menilai apakah ada asfiksia bayi:

a. Apakah kehamilan cukup bulan?

b. Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?

c. Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?

26. Bila tidak ada tanda asfiksia, lanjutkan manajemen bayi baru lahir

normal. Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas perut ibu

a. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya.

b. Ganti handuk basah dengan handuk yang kering.

c. Pastikan bayi dalam kondisi mantap di atas dada atau perut ibu.

27. Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain dalam

uterus (hamil tunggal).

(62)

28. Beritahukan kepada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin

untuk membantu uterus berkontraksi baik.

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan oksitosin 10

unit IM di sepertiga paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi

sebelum menyuntikkan oksitosin).

30. Dengan menggunakan klem, 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat

pada sekitar 3 cm dari pusat (umbilikus) bayi (kecuali pada asfiksia

neonatus, lakukan sesegera mungkin). Dari sisi luar klem penjepit,

dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua

pada 2 cm distal dari klem pertama.

31. Potong dan ikat tali pusat.

a. Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian.

b. Gunting tali pusat di antara 2 klem tersebut (sambil lindungi perut

bayi).

c. Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian

lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan dan lakukan ikatan

kedua menggunakan simpul kunci.

d. Lepaskan klem dan masukkan dalam larutan klorin 0,5%.

32. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi.

Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi

sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada-perut ibu.

Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih

rendah dari puting payudara ibu. Selimuti ibu dan bayi dengan kain

(63)

Manajemen Aktif kala III Persalinan

33. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

34. Letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di tepi

atas simfisis dan tegangkan tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.

35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil

tangan yang lain mendorong uterus ke arah dorso-kranial secara

hati-hati, untuk mencegah terjadinya inversio uteri. Jika uterus tidak segera

berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk

menstimulasi putting susu.

Mengeluarkan Plasenta

36. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta

terlepas, lalu minta ibu meneran sambil menarik tali pusat dengan arah

sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir

dengan tetap melakukan tekanan dorso-kranial.

a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak

sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.

b. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat

beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM.

c. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh

Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya.

d. Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi

lahir.

(64)

37.Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lanjutkan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Jika selaput ketuban

robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi

sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril

untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.

Rangsangan Taktil ( Masasse ) Uterus

38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

uterus dengan meletakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase

dengan gerakan melingkar secara lembut hingga uterus berkontraksi

(fundus teraba keras). Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus

tidak berkontraksi setelah 15 detik melakukan rangsangan taktil/masase.

Menilai Perdarahan

39. Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin

dan pastikan bahwa selaputnya lengkap dan utuh.

40. Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan lakukan

penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan aktif.

Melakukan Asuhan Pasca Persalinan (Kala IV)

41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan

pervaginam.

42. Pastikan kandung kemih kosong. Jika penuh lakukan kateterisasi.

Evaluasi

43. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan

klorin 0,5 %, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan bilas di air dtt

(65)

44. Ajarkan ibu atau keluarga cara melakukan massase uterus dan menilai

kontraksi.

45. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keaddan umum ibu baik.

46. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan arah.

47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (

40 – 60 x / menit). Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau atraksi,

diresusitasi dan segera merujuk kerumah sakit. Jika bayi napas terlalu

cepat atau sesak napas, segera rujuk ke rumah sakit. Jika kaki teraba

dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan kembali kontak kulit ibu –

bayi dan hangatkan ibu – bayi dalam selimut.

Kebersihan Dan Keamanan

48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dala larutan klorin 0,5% untuk

dekontaminasi ( 10 menit ). Cuci dan bilas peralatan setelah

didekontaminasi.

49. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang

sesuai.

50. Bersihkan ibu dari paparan darah an cairan tubuh degan menggunakan

air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lender dan darah di ranjang atau

sekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan

kering

51. Pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan

eluarga utuk memberi ibu minuman dan makanan yang diingunkan.

Gambar

Tabel 2.2
Tabel  2.4  Perubahan involusi uterus
Tabel 4.1 Distribusi data Subyektif dan Obyektif dari Variabel ANC Ny “ E” di PMB Kuntum Kholidah, SST Diwek Jombang
Tabel 4.2
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Rindawati, (2015), Santioso (2012) dan Indraswari (2015) memberikan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan

Leverage , ukuran perusahaan dan voluntary diclosure saling berkaitan sebagai indikator untuk mengetahui pengaruh terhadap manajemen laba pada

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder profitabilitas, ukuran perusahaan dan dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap

Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Vidyantie dan Ratih (2006), yang menemukan bahwa kepemilikan institusional (INST) tidak berpengaruh

Penelitian ini bertujuan bukti empiris Pengaruh Corporate Governance dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan pada Industri Manufaktur yang terdaftar di

Pondok Pujian Sejahtera adalah cara penjualan tradisional dimana pembeli harus datang langsung untuk membeli produk yang ada.. Skripsi ini bertujuan untuk membahas pembuatan

Secara garis besar buku ajar ini disusun dalam 5 bagian utama dalam mata kuliah Perancangan Percobaan, yaitu 1) Prinsip dasar perancangan percobaan, yang merupakan pengetahuan

Perubahan adalah pernyataan yang digunakan untuk melakukan perubahan. nilai variabel baik naik maupun turun setiap kali