• Tidak ada hasil yang ditemukan

Topik 8 Kuliah pompa dkk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Topik 8 Kuliah pompa dkk"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

Topik 8. Pemanfaatan Airtanah dan Irigasi Pompa

Pendahuluan

Tujuan instruksional khusus: mahasiswa mampu (a) memahami, membuat konstruksi dan pemeliharaan sumur; (b) memahami perhitungan dan penerapan dalam irigasi pompa; (c) memahami perhitungan biaya air pompa dan perencanaan untuk agribisnis tanaman hortikultura beririgasi

Bahan Ajar

(2)

1. Irigasi Pompa

IRIGASI POMPA

Oleh: Dedi Kusnadi Kalsim (Ir.,M.Eng.,Dip.HE)

Bagian Teknik Tanah dan Air, FATETA IPB; E-mail: dedkus@telkom.net

Sumber:

(1) A.M. Michael, 1978. Irrigation: Theory and Practice. (2) Sularso; H. Tahara, 1983. Pompa & Kompresor

(3) Kay M.; N. Hatcho, 1992. Small-scale pumped irrigation: energy and cost. FAO, Rome, Italy.

1. Konsep Dasar

SI units (International Metric System) digunakan dalam buku ini. Satuan dasar dalam unit SI adalah sebagai berikut:

Pengukuran Unit Simbol

Panjang Meter m

Volume meter kubik m3

Massa Kilogram kg

Gaya Newton N

1.1. Tekanan

Tekanan adalah istilah yang sering digunakan dalam hidrolika yang menggambarkan gaya yang dikeluarkan oleh air pada luasan bidang tertentu dari suatu objek yang tenggelam dalam air. Tekanan umumnya dinyatakan dalam kilo Newton per meter persegi (kN/m2). Sebagai alternatif lain sering pula digunakan “bar” dimana 1 bar

sama dengan 100 kN/m2. Tekanan dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

( )

( )

2 2)

(

m luas

kN Gaya m

kN

Tekanan = … /1.1/

Suatu tipikal tekanan operasional dalam irigasi curah (sprinkler irrigation) adalah sebesar 3 bar (300 kN/m2), hal ini berarti bahwa setiap luasan 1 m2 pada pipa bagian

dalam dan pompa mempunyai gaya seragam sebesar 300 kN yang bekerja padanya. Beberapa satuan yang sering dipakai adalah kilogram gaya per sentimeter persegi (kgf/cm2) atau pounds-force per inci persegi atau psi (lbf/in2). Konversi dari

satuan-satuan tersebut adalah:

(3)

1.1.1. Pengukuran Tekanan

Tekanan air dalam pipa dapat diukur dengan Bourdon Gage (Gambar 1.1). Di dalam alat ini terdapat suatu tabung (tube) berbentuk lengkung yang akan meregang apabila di bawah tekanan. Tabung ini disambungkan dengan penunjuk berskala sehingga besarnya tekanan dapat dibaca. Teknisi biasanya juga mengacu tekanan sebagai tekanan head dalam satuan meter kolom air. Jika pengukur Bourdon digantikan dengan slang vertikal, maka air dalam slang akan naik sampai ketinggian tertentu sesuai dengan besarnya tekanan. Jika tekanannya 1 bar maka air akan naik setinggi sekitar 10 meter.

Head tekanan (m) = 0,1 x tekanan (kN/m2) = 10 x tekanan (bar) …/1.3/

1.1.2. Tekanan atmosfir

Tekanan atmosfir adalah tekanan dari atmosfir udara sekeliling kita, menekan ke bawah tubuh kita pada permukaan bumi. Meskipun udara kelihatannya ringan, jika mempunyai kolom udara yang besar pada permukaan bumi akan menghasilkan tekanan sekitar 100 kN/m2 atau ekivalen dengan 1 bar

atau 10 m kolom air

Tekanan atmosfir = 100 kN/m2 = 1 bar = 10 m

kolom air … /1.4/

Gambar 1.1. Pengukuran tekanan

1.2. Debit

Laju air mengalir per satuan waktu dalam pipa atau saluran disebut dengan kecepatan (velocity) yang dinyatakan dengan satuan m/detik. Debit (discharge) adalah volume air mengalir dalam pipa atau saluran per satuan waktu yang dinyatakan dengan m3/detik. Sebagai contoh pada Gambar 2 dimana air mengalir dalam pipa berdiameter

100 mm pada kecepatan 1,5 m/detik. Maka dalam 1 detik sejumlah air akan mengalir dalam pipa dengan volume sama dengan yang diarsir pada Gambar 1.2. Volume ini besarnya sama dengan kecepatan dikalikan dengan luas penampang aliran yakni 1,5 x 0,008 = 0,012 m3/detik.

1.2.1. Pengukuran Debit

(4)

diketahui volumenya dan pengukur waktu (stopwatch) yang diperlukan untuk mengisi penuh wadah tersebut (Gambar 1.3b); (c) Di saluran terbuka dapat menggunakan sekat ukur seperti pada Gambar 1.3c.

Debit aliran (m3/detik) = luas

penampang aliran (m2) x

Kecepatan (m/detik) … /1.5/

Gambar 1.2. Perhitungan debit

1.3. Energi

Dengan energi kita mampu bekerja. Dalam pemompaan energi diperlukan untuk mengangkat air dengan debit tertentu. Energi air dipasok oleh suatu pompa yang bergerak dengan tenaga manusia atau motor dengan menggunakan tenaga matahari, angin atau bahan bakar.

1.3.1. Pengukuran energi

Energi biasanya diukur dalam satuan Watt-jam atau Watt-hour (Wh atau W-jam). Karena nilai 1 Wh ini sangat kecil maka satuan yang biasanya digunakan adalah kilowatt-jam (kWh) dimana 1 kWh = 1.000 Wh. Beberapa gambaran umum nilai energi yang digunakan untuk pekerjaan tertentu adalah:

a. Seorang petani bekerja di sawah menggunakan energi sekitar 0,2 – 0,3 kWh setiap hari

b. Kipas angin di atas meja menggunakan energi 0,3 kWh setiap jam c. AC menggunakan energi sekitar 1 kWh setiap jam

Perhatikan bahwa periode waktu selalu diberikan jika menerangkan jumlah energi yang diperlukan. Misalnya petani memerlukan energi 0,2 kWh setiap hari untuk bekerja, energi tersebut dipasok dari makanan yang dimakan setiap hari. Dalam irigasi jumlah energi yang diperlukan ditentukan dalam satuan waktu harian, bulanan atau musiman.

1.3.2. Sumber energi

(5)

Gambar 1.3. Pengukuran debit

Tabel 1.1. Kandungan energi bahan bakar dan makanan

Bahan Energi Efisiensi

(%) Keterangan

Jagung 1 kWh/kg 10 Sebagai konsumsi manusia dan hewan

Kayu 4 kWh/kg 10

Diesel 11 kWh/liter 20 Bensin 9 kWh/liter 10

Kadang-kadang dinyatakan sebagai konsumsi bahan bakar (0,09 lt/kWh untuk diesel dan 0,11 lt/kWh untuk bensin) Angin 0,01-41

kWh/m2 20 Untuk kecepatan angin dari 2,5 – 40 m/det

Matahari 1 kWh/m2

5 Maksimum energi matahari di permukaan laut

1.3.3. Perubahan energi Gbr 1.3c

(6)

Aspek penting dalam energi adalah bahwa energi dapat diubah dari suatu bentuk energi ke bentuk lainnya (Gambar 1.4). Manusia dan hewan mengkonversi makanan menjadi energi yang berguna untuk menggerakkan ototnya. Dalam suatu tipikal sistim pompa yang digerakkan oleh mesin diesel, energi diubah beberapa kali sebelum digunakan untuk memompa air. Energi kimia yang dikandung oleh bahan bakar diesel dibakar dalam mesin diesel menghasilkan energi mekanik. Energi ini masuk ke pompa melalui poros putar (drive shaft) dan akhirnya ke air.

Gambar 1.4. Konversi energi, analogi antara manusia (atas) dengan mesin (bawah)

1.3.4. Perhitungan energi yang diperlukan

Jumlah energi yang diperlukan untuk memompa air tergantung pada volume air yang dipompa dan head1 yang diperlukan dihitung dengan rumus:

(

)

( )

( )

365

3

m head m

air Volume kWh

air

Energi = × … /1.6/

Contoh 1.1:

Sejumlah 600 m3 air dipompa setiap hari ke suatu tangki air yang terletak 10 m di atas

permukaan tanah. Hitung jumlah energi yang diperlukan? Dengan menggunakan persamaan di atas maka energi air = (600 x 10)/365 = 16,4 kWh setiap hari.

1

(7)
(8)

1.4. Tenaga atau Daya (Power)

Tenaga atau Daya sering membingungkan dalam konteks istilah energi, mereka berhubungan tetapi berbeda arti. Energi adalah kapasitas untuk mengerjakan sesuatu kerja sedangkan tenaga adalah laju dimana energi tersebut digunakan. Tenaga atau Daya adalah laju penggunaan energi yang biasanya diukur dengan satuan kilowatt (kW). Tenaga yang diperlukan untuk memompa air disebut tenaga air yakni:

( )

(

(

)

)

Satuan lainnya yang biasa digunakan untuk tenaga adalah Tenaga Kuda (HP) dengan konversi 1 HP = 0,74 kW atau 1 kW = 1,35 HP.

Contoh 1.2:

Pada contoh 1.1 di atas telah dihitung bahwa energi diperlukan setiap hari untuk mengangkat 600 m3 air setinggi 10 m adalah 16,4 kWh. Berapa tenaga air yang

diperlukan ?

Untuk menghitung tenaga air dari energi air diperlukan waktu yang diperlukan untuk pemompaan:

a. Jika pemompaan kontinyu selama 24 jam per hari, maka Tenaga Air (kW) adalah 16,4/24 = 0,68 kW = 0,92 HP

b. Jika pompa hanya bekerja 12 jam/hari, maka Tenaga Air = 16,4/12 = 1,37 kW = 1,85 HP

c. Jika pemompaan hanya 6 jam/hari, maka Tenaga Air = 16,4/6 = 2,73 kW = 3,68 HP.

Catatan: energi yang diperlukan adalah sama untuk ketiga kasus tersebut. Akan tetapi tenaga tergantung pada laju penggunaan energi tersebut. Jumlah tenaga diperlukan lebih besar jika waktu penggunaan energi lebih pendek.

Cara lain menghitung tenaga dan energi adalah menggunakan debit air yang dipompa (daripada volume air yang dipompa).

( )

kW Debit

( )

m Head

( )

m

1.5. Pompa dan Unit Tenaga

(9)

pompa adalah kecepatan spesifik (specific speed) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut, 3/4

2 / 1

65 . 61

h q N

ns = … /1.10/ dimana ns: kecepatan spesifik (rpm), N:

kecepatan putaran (rpm), q: debit (m3/det), h: total head (m). Karakteristik dari ketiga

tipe pompa berdasarkan nilai ns dapat dilihat pada Gambar 1.6.

Gambar 1.6. Hubungan antara kecepatan spesifik,

bentuk impeller dan tipe pompa

Pompa tipe aliran axial terdiri dari suatu propeller yang ditempatkan di dalam tabung pipa yang ditempatkan di bawah muka air (Gambar 1.7). Pompa jenis ini mempunyai karakteristik kecepatan spesifik yang besar yakni debit besar tetapi head kecil, sehingga biasanya digunakan untuk irigasi padi sawah atau untuk keperluan drainase.

Tipe aliran radial biasa disebut juga pompa centrifugal biasanya sering digunakan untuk irigasi, mempunyai karakteristik nilai kecepatan spesifik yang rendah atau head tinggi, tetapi debit kecil. Pompa ini cocok digunakan untuk irigasi curah dan tetes dimana diperlukan head yang cukup tinggi. Prinsip kerja pompa ini adalah gaya centrifugal seperti diilustrasikan pada Gambar 1.8.

(10)

diameter pipa keluar, misalnya pompa ukuran 50 mm. Tabel 1.2 memberikan suatu petunjuk hubungan antara diameter pipa keluar dengan kapasitas pompa.

Gambar 1.7. Pompa tipe aliran axial

Pompa centrifugal dirancang dengan bentuk poros putar horizontal dan vertikal dan dengan jumlah impeller dan inlet isap yang berbeda. Inlet isap dapat berbentuk tunggal atau ganda (double). Inlet isap tunggal dan poros horizontal biasanya digunakan untuk tinggi isap tidak lebih dari 4 ~ 6 m. Hampir semua pompa turbin adalah tipe poros vertikal. Pompa ini biasanya mempunyai lebih dari satu impeller sehingga biasa disebut multi-stage pump kadang-kadang disebut juga pompa turbin sumur dalam (deep well turbine pump) (Gambar 1.9)

Pompa aliran campur (mixed flow) adalah adalah campuran dari aliran axial dan centrifugal. Pompa aliran campur lebih efisien untuk memompa debit besar daripada pompa centrifugal dan juga lebih efisien untuk memompa pada tekanan tinggi daripada pompa axial. Pompa ini juga dapat beroperasi pada pompa tenggelam (submersible pump) yakni berada di bawah muka air (Gambar 1.10)

Tabel 1.2. Suatu pegangan untuk pemilihan pompa

Ukuran pipa keluar Debit (liter/detik) (mm) (inchi)

25 1 0 ~ 5

50 2 5 ~ 15

75 3 15 ~ 25

100 4 25 ~ 35

(11)
(12)

Gambar 1.9. Pompa turbin sumur dalam dengan 2 tingkat impeller

(13)

2. TERMINOLOGI

2.1 Kapasitas adalah volume air yang keluar dari pompa per satuan waktu. Biasa disebut juga debit aliran, umumnya dinyatakan dalam satuan liter/detik atau liter/menit.

2.2 Tinggi Isap Statik (Static Suction Lift): Jarak vertikal dari poros pompa ke muka air sumber (Gambar 2.1)

2.3 Total Tinggi Isap (Total Suction Lift): Jumlah dari tinggi isap statik dengan semua kehilangan energi pada pipa isap (pipa, saringan dan klep kaki) ditambah dengan velocity head pada pipa isap.

2.4 Tinggi Tekan Statik (Static Discharge Head): jarak vertikal dari poros pompa ke elevasi muka air yang keluar dari pompa (Gambar 2.1)

2.5 Total Head tekan (Total Discharge Head): jumlah tinggi tekan statik dengan semua kehilangan energi pada pipa tekan (pipa, sambungan) ditambah velocity head dan pressure head.

2.6 Total Head: energi yang diberikan pompa pada air, besarnya merupakan penjumlahan dari Total Head Tekan dengan Total Suction Lift.

2.7 Total Head Statik: jarak vertikal dari muka air pada pipa isap ke muka air keluar.

2.8 Friction head: head ekuivalen dinyatakan dalam meter kolom air untuk menanggulangi gesekan aliran dalam pipa

2.9 Pressure head: tekanan dinyatakan dalam meter kolom air dalam ruang tertutup dimana pompa mengisap atau menekan air (Hp=p/γ) (Gambar 2.2.)

2.10 Velocity Head: tekanan air (dinyatakan dalam meter kolom air) yang diperlukan untuk menghasilkan aliran (Hv= v2/2g)

2.11 Maksimum tinggi isap pompa (maximum practical suction lift). Untuk opersional pompa sentrifugal tanpa cavitasi, tinggi isap ditambah dengan semua kehilangan lainnya harus lebih kecil dari tekanan atmosfir teoritis. Maksimum tinggi isap dihitung dengan persamaan:

Hs = Ha - Hf - es - NPSH - Fs … /2.1/

dimana:

Hs: maksimum tinggi isap, atau jarak dari pusat pompa ke muka air (meter); Ha :

Tekanan atmosfir pada permukaan air (meter atau 10,33 m pada permukaan laut); Hf :

Kehilangan karena gesekan pada saringan, pipa, sambungan dan klep pada pipa isap (m); es : Takanan uap air jenuh (m); NPSH : net positive suction head pompa

termasuk kehilangan di impeller dan velocity head (m); Fs: Faktor pengaman

(14)

Gambar 2.1. Sistim pemompaan dimana sumber air di bawah pusat pompa keluar secara gravitasi

Koreksi Ha untuk ketinggian tempat adalah sekitar 0,36 m per 300 m tinggi tempat.

Kehilangan gesekan dan tinggi angkat harus dijaga serendah mungkin. Untuk alasan tersebut umumnya diameter pipa isap lebih besar dari pipa tekan, dan pompa ditempatkan sedekat mungkin dengan muka air sumber air.

Gambar 2.2. Sistim pemompaan dimana sumber air di bawah pusat pompa keluar lewat sprinkler bertekanan

Contoh 2.1:

Tentukan maksimum tinggi isap untuk pompa dengan debit 38 lt/detik. Suhu air 20o

C. Total hilang gesekan pada pipa diameter 10 cm dan sambungan adalah 1,5 m. Pompa beroperasi pada ketinggian tempat 300 m dpl. NPSH pompa dari pabriknya 4,7 m.

Penyelesaian:

es pada 20o C = 0,24 m (dari Tabel 2.1)

Fs = 0,6 m. Tekanan atmosfir = 10,33 - 0,36 = 9,97 m

(15)

Hubungan antara ketinggian tempat dengan tekanan atmosfir dinyatakan dengan persamaan (atau Tabel 2.2):

256

dimana Pa: tekanan atmosfir (m H2O); h: ketinggian tempat di atas muka laut (m).

Tabel 2.1. Hubungan antara Suhu dengan Tekanan Uap Air

Suhu (o C) Tekanan uap air

Tabel 2.2. Hubungan antara ketinggian tempat dengan Tekanan Atmosfir

Ketinggian di atas dinyatakan dalam daya kuda (horse power).

075

• Berdasarkan sistim Inggris (UK): 1 HP (Horse Power) = 550 ft-lbsf/sec = 550 x 0,305 x 0,454 m-kgf/sec = 76,2 m-kgf/sec = 76,2 liter air. m/det = 0,746 kW. Air pada suhu 20o C, 1 liter = 1 kgf.

(16)

• Satuan Tekanan: 1 kN/m2 = 1 k Pa = 0,145 psi; 1 bar = 1 kg/cm2 = 100 kPa = 10

Shaft Horse Power adalah tenaga yang diperlukan pada poros pompa.

Pompa Efisiensi

WHP

SHP= … /2.5/

2.13 Efisiensi adalah perbandingan antara tenaga output dengan tenaga input.

SHP WHP Pompa

Efisiensi = … /2.6/

2.14 Brake Horse Power adalah aktual tenaga yang diperlukan oleh mesin untuk memompa:

 Apabila digunakan sambungan langsung maka BHP = SHP

 Apabila menggunakan sabuk (belt) atau penghubung lainnya maka:

drive operasional yang rendah. Umumnya Head, input tenaga dan efisiensi disusun sebagai ordinat sedangkan kapasitas sebagai absis pada kecepatan pompa konstan. NPSH apabila ditunjukan juga dipasang pada ordinat. Sekitar 6 - 12 titik digunakan selama uji pompa (pump test). Kurva yang halus dihubungkan pada titik-titik tersebut.

(17)

menurun kembali. BHP pada pompa sentrifugal biasanya naik sampai pada suatu selang sebagaimana debit bertambah, mencapai suatu titik maksimum. Kurva ini berubah dengan kecepatan pompa. Maka kecepatan harus dipertimbangkan dalam pemilihan pompa untuk mendapatkan efisiensi maksimum. Masing-masing kurva juga berubah terhadap tipe pompa.

Gambar 3.1. Tipikal Kurva Karakteristik Pompa Sentrifugal

Beberapa kurva menggambarkan kecepatan atau diameter impeller yang berbeda dapat digambarkan pada gambar yang sama. Jenis gambar ini menunjukan sejumlah kurva head-kapasitas untuk satu diameter impeller dan kecepatan berbeda, atau kurva head-kapasitas untuk diameter impeller berbeda tapi pada satu kecepatan. (Gambar 3.2). Kurva jenis ini disebut dengan Kurva Karakteristik Komposit.

Cara membaca kurva, misalnya pada Gambar 3.1, diinginkan untuk mendapatkan head, HP dan efisiensi pada kapasitas 10,7 lt/detik. Dengan membaca kurva, pada 10,7 lt/detik pompa akan menghasilkan head 38 m, memerlukan 7,1 BHP dengan efisiensi 75,5%.

(18)

Gambar 3.2. Kurva Karakteristik Komposit Pompa Sentrifugal pada Beberapa Diameter Impeller

4. PEMILIHAN POMPA

4.1 Kriteria dan Prosedur pemilihan pompa untuk irigasi

Faktor utama pemilihan pompa adalah: (1) Keperluan air Irigasi untuk tanaman, (2) Debit sumber air (sungai, kolam, sumur), (3) Ketersediaan dan biaya dari jenis pompa dan energi.

4.2 Penentuan Kapasitas Debit Pompa

Data ketersediaan debit aman dari sumur dan sumber air lainnya, serta debit air irigasi yang diperlukan tanaman harus diduga dengan perhitungan.

4.2.1 Kapasitas debit pompa berdasarkan kebutuhan tanaman

(19)

T

q: debit pompa (liter/detik); A : luas areal tanaman (hektar); y: kedalaman air irigasi (cm);

R: perioda rotasi (hari); T: lama pemompaan per hari (jam/hari)

Contoh 4.1:

Seorang petani mempunyai lahan seluas 5 hektar yang akan ditanami berbagai jenis tanaman sebagai berikut:

Jam Kerja Pemompaan (jam/hari)

1. Padi 2 10 10 10

2. Jagung 2 7,5 15 10

3. Sayuran 1 7,5 10 10

Debit pompa yang diperlukan :

4

Karakteristik surutan-debit dari suatu sumur menentukan pemilihan pompa. Pompa yang cocok akan didapat dengan cara mencocokan karakteristik pompa dengan karakteristik sumur. Hubungan debit pemompaan dengan penurunan muka air di sumur (surutan) adalah merupakan karaktersitik sumur. Hubungan tersebut digambarkan seperti pada Gambar 4.1. Penurunan elevasi muka air tanah dihitung dari permukaan tanah.

4.4 Penyesuaian antara karakteristik sumur dengan karaktersitik pompa

Kurva karakteristik sumur dan pompa dapat digunakan untuk pemilihan pompa yang sesuai dengan sumur tersebut. Karakteristik sumur dan pompa digambar pada skala yang sama pada kertas transparan (Gambar 4.2). Suatu titik perpotongan antara kurva head-kapasitas pompa dan sumur menghasilkan debit 3.150 liter/menit pada total head 13 meter, dengan efisiensi sekitar 65%. Input tenaga yang diperlukan sekitar 12 HP.

4.5 Kehilangan Head Gesekan pada Sistem Pipa

(20)

Gambar 4.1. Suatu tipikal Karakteristik Sumur

Kehilangan energi gesekan pipa umumnya dihitung dengan rumus dari Hazen-William:

54 , 0 63 , 0

849 ,

0 C R S

v = … /4.2a/

atau

L D

C Q

hf = ×

87 , 4 85 , 1

85 , 1

684 , 10

… /4.2b/

dimana: v: kecepatan rata-rata dalam pipa (m/detik); C: koefisien gesekan pipa (Lihat Tabel 4.1); R: jari-jari hidrolik (m); R = D/4 untuk penampang pipa lingkaran; L: panjang pipa (m); D: diameter dalam pipa (m); S : gradien hidrolik = hf/L; hf : kehilangan energi (m); Q : debit

aliran (m3/detik).

Nilai C pada rumus Hazen-William, tergantung pada derajat kehalusan pipa bagian dalam, jenis bahan pembuat pipa dan umur pipa (Tabel 4.1). Sebagai panduan praktis Gambar pada Lampiran 1 sampai dengan 8 dapat digunakan untuk pendugaan kehilangan energi gesekan pada berbagai jenis pipa dengan nilai C tertentu pada berbagai nilai debit aliran dan diameter pipa.

Contoh 4.2:

(21)

Gambar 4.2. Penggabungan Kurva Karaktersitik Sumur dengan Karakteristik Pompa

4.6 Kehilangan energi pada perlengkapan lainnya (minor losses):

Saringan pompa:

(22)

Tabel 4.1. Kondisi pipa dan nilai C (Hazen-William)

Jenis pipa Koefisien Kehalusan “C”

Pipa besi cor, baru 130

Pipa besi cor, tua 100

Pipa baja, baru 120 ~ 130

Pipa baja, tua 80 ~ 100

Pipa dengan lapisan semen 130 ~ 140 Pipa dengan lapisan asphalt 130 ~ 140

Pipa PVC 140 ~ 150

Pipa besi galvanis 110 ~ 120

Pipa beton (baru, bersih) 120 ~ 130

Pipa beton (lama) 105 ~ 110

Alumunium 135 ~ 140

Pipa bambu (betung, wulung, tali) 70 ~ 90

Untuk jaringan pipa bambu, kehilangan energi karena pelebaran mendadak dapat

1,57. Pada penyempitan mendadak head loss dihitung dengan

g

4.7 Rancangan Instalasi Pemompaan

Contoh 4.3:

Suatu pompa diperlukan untuk debit 93.600 liter/jam dengan total head 21 meter. Hitung besarnya WHP. Jika pompa mempunyai efisiensi 72%, berapa HP tenaga penggerak diperlukan. Jika motor listrik dengan drive langsung dengan efisiensi 80% digunakan sebagai tenaga penggerak. Hitung biaya energi listrik dalam sebulan 30 hari. Pompa dioperasikan 12 jam/hari untuk 30 hari. Biaya listrik adalah Rp

langsung, maka SHP = BHP

(23)

Contoh 4.4:

Suatu pompa sentrifugal yang digerakkan langsung dengan motor listrik dipasang dalam sumur gali. Debit pompa 18 liter/detik. Efisiensi pompa 67%. Pusat pompa berada 60 cm vertikal di atas muka air statik dan 6,2 meter di atas muka air selama pemompaan berlangsung. Panjang pipa isap 7,5 m dengan diameter 8 cm. Klep kaki dan saringan dipasang pada pipa isap. Pipa isap disambung pada inlet pipa dengan siku (long sweep bend) diameter sama. Air dipompa sampai ke puncak pipa yang disambungkan dengan sistem distribusi pipa dalam tanah. Jarak vertikal dari pusat pompa ke puncak pipa hantar adalah 16 m. Panjang total pipa hantar 24 m berdiameter 7 cm. Sambungan pipa pada pipa hantar adalah 3 buah siku (sweep bend), 1 kran (gate valve) dan 1 reflux valve (disebut juga check valve atau non-return valve), semuanya dengan diameter pipa sama. Semua pipa terbuat dari pipa besi baru. Berdasarkan data tersebut di atas,

HITUNG: (a) Total head; (b) WHP; (c) BHP motor penggerak

Penyelesaian:

• Total Head = Total head tinggi isap + Total head tinggi tekan.

• Tinggi Isap Statik = 6,2 m. Head loss pada pipa isap (Q = 18 lt/det, diameter 8 cm, panjang 7,5 m, C = 130) = 0,171 x 7,5 m = 1,28 m (Gunakan rumus).

• Head loss pada siku, diameter 8 cm : Gambar 4.3: panjang ekuivalen = 1,5 m; Head loss = 0,171 x 1,5 m = 0,256 m . Head loss pada saringan = 0,95 x (3,6)2/(2x9,81) = 0,63 m.

• Head loss pada klep kaki = 0,80 x (3,6)2/(2x9,81) = 0,53 m. • Velocity Head pada pipa isap = v12/2g = 3,62/(2x9,8) = 0,66 m.

• Total Head pada pipa Isap = 6,2 + 1,28 + 0,26 + 0,63 + 0,53 + 0,66 = 9,56 m.

• Tinggi Tekan Statik = 16 m. Head loss pada pipa hantar (diameter 7 cm; panjang 24 m): 0,33 x 24 = 7,92 m.

• Head loss pada 3 buah siku (diameter 7 cm): 3 x (1,4 x 0,33) = 1,39 m. Head loss pada gate valve, diameter 7 cm = 0,55 x 0,33 = 0,18 m. Head loss pada Reflux Gate = 0,8 x (4,742/2x9,81) = 0,92 m (menggunakan persamaan untuk klep kaki). • Velocity Head pada outlet = (4,742/2x9,81) = 1,14 m.

• Total Head pada pipa hantar = 16 + 7,92 + 1,39 + 0,18 + 0,92 + 1,14 m = 27.55 m

• Total Head = 9,56 + 27,55 m = 37,11 m

• WHP = (18 x 37,11)/75 = 8,9 HP

• BHP motor penggerak = 8,9/0,67 = 13,3 HP

(24)
(25)

5. EKONOMI POMPA

Pendugaan ekonomi pompa diperlukan untuk membandingkan biaya relatif dari berbagai instalasi pemompaan dan untuk menilai ekonomi irigasi. Biaya pemompaan terdiri dari Biaya Tetap (Fixed Cost) dan Biaya Operasional (variable cost). Biaya tetap adalah besarnya biaya (Rp/tahun) yang tidak merupakan fungsi dari jam pemakaian pompa. Sedangkan Biaya tak-tetap besarnya berubah untuk setiap jam pemakaian pompa.

5.1 Biaya Tetap

5.1.1 Bunga modal (Interest) dihitung pada nilai rata-rata instalasi yakni (Nilai instalasi awal - Nilai akhir) dibagi 2:

( )

5.2 Biaya Operasional (Biaya Tak Tetap):

5.2.1 Bahan bakar/konsumsi energi

5.2.1.1 Motor Listrik: Efisiensi motor listrik umumnya 80-90%.

0,74

Konsumsi bahan bakar yang teliti diberikan oleh pabrik pembuatnya. Secara kasar konsumsi bahan bakar mesin diesel adalah 0,23 liter per BHP-jam.

Biaya per jam operasi = BHP x konsumsi liter/jam x Harga bahan bakar per liter.. /5.4/

5.2.2 Oli pelumas dan gemuk

5.2.2.1 Pompa listrik umumnya diabaikan

(26)

5.2.3 Pemeliharaan dan perbaikan Pompa

5.2.4 Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin

Sulit untuk diduga, tapi nilai nominal harus ditambahkan untuk keperluan ini

Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan

jam

Tabel 5.1. Dugaan umur ekonomi

Perlengkapan Pompa Umur ekonomi

Pipa besi 25 tahun

Sumur pompa dan casing 20 tahun

Pompa Sentrifugal 16 tahun atau 32.000 jam Transmisi Tenaga:

Roda gigi (gear head) 15 tahun atau 30.000 jam

V-belt 3 tahun atau 6.000 jam

Flat belt, karet 5 tahun atau 10.000 jam Flat belt, kulit 10 tahun atau 20.000 jam

Motor listrik 25 tahun atau 50.000 jam

Mesin diesel 14 tahun atau 28.000 jam

5.2.5 Gaji operator

Contoh 5.1:

Pompa sentrifugal dipasang pada sumur gali dengan menggunakan motor listrik. WHP pompa = 2,3 Hp. Efisiensi pompa dan motor listrik berturutan 68% dan 76%. Pompa dioperasikan dalam setahun selama 210 hari atau 2.600 jam. Duga biaya operasional pompa tahunan. Harga pompa Rp 2 juta dan harga motor Rp 5,5 juta. Total biaya pipa isap, hantar, sambungan, saringan dan klep kaki adalah Rp 2,375 juta. Biaya perlengkapan listrik Rp 2 juta. Harga listrik Rp 450/KWH. Bunga modal 8%, Nilai akhir pompa dan motor masing-masing diduga Rp.50.000 dan Rp. 75.000. Nilai akhir alat lainnya diabaikan. Gaji operator Rp 10.000/hari.

Penyelesaian:

Biaya Tetap:

1. Bunga Modal Tahunan = (11.875.000-125.000)/2 x 0,08 =470.000 2. Penyusutan:

(27)

2.4. Alat listrik = 2.000.000/25 = 80.000

Total Biaya Tetap (Rp/tahun) = 983.875

Biaya Operasional Tahunan:

1. Konsumsi energi = 2,3/(0,68 X 0,76) x 0,74 x 2.600 = 8.563 KWH 2. Biaya energi = 8.563 x Rp.450 = 3.853.212

3. Pemeliharaan dan Perawatan Pompa = 2.000.000/16 = 125.000 4. Pemeliharaan dan Perawatan Motor listrik = 5.500.000/25 = 220.000 5. Gaji Operator = 210 x 10.000 = 2.100.000

Total Biaya Tidak Tetap = 6.298.212

Total Biaya Pemompaan (Rp/tahun) = 7.282.087

Jika Total head = 20 meter, maka Debit pompa = 8,6 liter/detik. Volume air dalam setahun = 80.730 m3. Biaya Air per m3

= Rp. 90,20

Cara Perhitungan seperti di atas telah dibuat dalam bentuk Spread Sheet dengan Program Excel, seperti tercantum pada Tabel 5.2 di bawah ini. Dengan memasukan variable DATA, maka perhitungan biaya air langsung dapat diperoleh.

5.3 Pemilihan Ukuran Pipa yang Ekonomis

Pemilihan ukuran pipa untuk instalasi pompa harus dihitung berdasarkan analisis ekonomi. Pipa kecil mungkin memerlukan investasi awal yang rendah akan tetapi head loss gesekan yang dihasilkan akan lebih besar dan mengakibatkan menambah biaya tenaga yang diperlukan untuk pemompaan. Pipa yang lebih besar dalam beberapa kasus akan menghemat biaya tenaga dengan penambahan biaya investasi.

Contoh 5.2:

Suatu pompa dioperasikan dengan debit 7,5 liter/detik melalui pipa besi sepanjang 300 m. Total efisiensi pompa dan motor sebesar 70%. Biaya tarif listrik Rp.90/KWH. Ukuran pipa yang tersedia di pasaran dengan harganya adalah seperti pada Tabel 5.3. Bunga modal yang berlaku 7%. Pompa akan dioperasikan 2.600 jam per tahun. Pilih ukuran diameter pipa yang paling ekonomis?

(28)

Tabel 5.2. Analisis ekonomi pompa

Biaya Tetap

DATA HARGA Rp 1. Bunga tahunan 470,000 Pompa sentrifugal 2,000,000 2. Penyusutan

Motor listrik 5,500,000 a. Pompa 121,875 Pipa dll 2,375,000 b. Motor 217,000 Perlengkapan Listrik 2,000,000 c. Pipa dll 95,000 JUMLAH 11,875,000 d. Alat listrik 80,000 Nilai Akhir Pompa 50,000 Total 983,875 Nilai Akhir Motor listrik 75,000

Jumlah 125,000 Baya Operasional:

WHP 2.30 1. Konsumsi energi tahunan 8,563 Efisiensi pompa 0.68 2. Biaya listrik 3,853,212 Efisiensi Motor 0.76 3. Pemeliharaan dan Perbaikan

Pompa

125,000 Pompa beroperasi

setahun

2,600 Jam 4. Pemeliharaan dan Perbaikan Motor

220,000 210 Hari 5. Gaji Operator 2,100,000 Harga Listrik/KWH 450 Total 6,298,212 Bunga modal 0.08 Biaya Total Operasi Tahunan

(Rp/tahun)

7,282,087

Gaji operator Rp/hari) 10,000

Volume air (m3

/tahun) 80,730 Total Head (m) 20 Biaya AIR (Rp/m3

) 90.20

Debit (liter/detik) 8.63

Umur ekonomi (tahun):

Pompa 16 tahun Motor listrik 25 tahun Pipa 25 tahun Alat listrik 25 tahun

Tabel 5.3. Daftar harga pipa besi

Diameter (cm) 5 6 7 8 10 12.5

Rp/m 14.600 18.000 21.840 25.210 32.000 40.750

Tabel 5.4. Analisis ekonomi pipa

PEMILIHAN EKONOMI UKURAN PIPA

DATA kolom NILAI Debit pompa (lt/det) (a) 7,5 Panjang pipa hantar (m) (b) 300 Total Efisiensi Pompa dan

Motor

(29)

Ukuran

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 5.4 di atas, maka pipa diameter 10 cm, akan menghasilkan total biaya tahunan yang paling kecil dan layak untuk dipilih.

Total Biaya (Rp/Tahun) untuk Setiap Diameter Pipa Daftar Harga (15 Juni 1998, sebelum KRISMON) sebagai berikut:

Diameter 1 15.975 4 117.150 1 1/4 24.000 5 190.515

1 1/2 27.075 6 267.375

(30)

6. Perencanaan Instalasi Pompa

6.1. Tata letak pompa

Ruang pompa harus direncanakan dengan memperhatikan jalan masuk mesin, tempat dan ruangan untuk membongkar dan memasang pompa, jalan untuk pemeliharaan dan pemeriksaaan, papan tombol, pipa-pipa, penopang pipa, saluran pembuang air, drainase ruangan, ventilasi, penerangan, keran pengangkat dan lain-lain.Jika beberapa pompa akan dipasang di dalam ruangan yang sama perlu diperhatikan jarak antar pompa, sekitar 1~1,5 meter.

6.2. Pipa Isap

Hal-hal yang harus diperhatikan:

a. Hindari terjadinya penyimpangan aliran atau pusaran pada nosel isap (Gambar 6.1)

b. Pipa harus sependek mungkin dan jumlah belokan harus sesedikit mungkin agar kehilangan energi sekecil mungkin

c. Hindari terjandinya kantong udara di dalam pipa dengan membuat bagian pipa yang mendatar agak menanjak ke arah pompa dengan kemiringan 1/100-1/50. (Gambar 6.2)

d. Hindari kebocoran dalam sambungan pipa

e. Bila saringan atau katup isap akan dipasang maka perlu disediakan cara untuk membersihkan kotoran yang menyumbat. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan membuat pipa isap yang mudah dilepas dan tidak ditanam dalam beton (Gambar 6.3)

f. Kedalaman ujung pipa: Ujung pipa isap harus dibenamkan dibawah muka air dengan kedalaman tertentu untuk mencegah terisapnya udara dari permukaan (minimal 60 cm), dan minimal 60 cm dari dasar sungai untuk mencegah terisapnya lumpur.

6.3. Pipa Keluar

6.3.1. Diameter dan kecepatan

Diameter pipa keluar dihitung berdasarkan perhitungan ekonomi seperti diuraikan di atas. Pada umumnya kecepatan aliran pipa diambil 1 sampai 2 m/detik untuk pipa berdiameter kecil, dan 1,5 sampai 3,0 m/det untuk pipa berdiameter besar. Kecepatan tidak boleh lebih dari 6 m/det karena akan terjadi penggerusan, sehingga mempercepat keausan pipa.

Biasanya ukuran pompa dinyatakan dengan kapasitas (debit) dan ukuran pipa keluar. Secara umum sebagai pegangan ukuran diameter pipa keluar dan debit pompa seperti pada Tabel 6.1 di bawah ini.

Tabel 6.1. Pegangan umum kapasitas pompa berdasarkan diameter pipa keluar

Diameter pipa (mm) 50 75 100 125 150 (inchi) 2 3 4 5 6 Debit (m3/jam) 30 ~ 60 60 ~ 100 100 ~ 140 140 ~ 180 180 ~ 220

(31)

6.3.2. Ujung pipa keluar

Untuk pompa dengan head rendah, ujung pipa keluar umumnya dibuat terbuka dengan arah mendatar, di bawah permukaan air pada bak penampung. Jika pompa akan dipasang di atas muka air bak penampung, maka harus dibuat sifon dengan membengkokan pipa keluar ke bawah, seperti pada Gambar 6.4.

6.4. Penumpu pipa

Dalam instalasi, pipa harus ditumpu untuk menahan beratnya sendiri, berat zat cair di dalamnya, gaya tekanan dan aliran air, dan gaya lainnya. Tumpuan ini harus dipasang sedemikian rupa hingga pipa tidak membebani pompa dan katup-katup yang ada.

6.5. Pondasi

6.5.1. Kekuatan

Pondasi harus dapat sepenuhnya menyerap getaran pompa dan penggeraknya, selain harus dapat menahan beratnya sendiri. Untuk pompa yang dikopel lamgsumg dengan motor listrik, berat pondasi harus lebih dari 3 kali berat mesin. Untuk pompa yang dikopel langsung dengan motor bakar torak, berat pondasi harus lebih dari 5 kali berat mesin.

6.5.2. Landasan

Jika pompa dikopel langsung dengan penggerak atau digerakkan melalui roda gigi, maka semuanya harus dipasang pada satu landasan. Apabila digunakan transmisi sabuk (belt), pompa dan motor penggerak dapt dipasang dengan landasan terpisah. Namun harus dijaga agar sabuk tidak slip atau landasan tidak miring atau bergeser karena tegangan sabuk.

(32)

Gambar 6.1. Penyimpangan aliran karena belokan dan cara mencegahnya

Gambar 6.2. Contoh pemasangan pipa isap yang salah dan benar

(33)

Gambar 6.4. Pipa Sifon

Gambar 6.5. Landasan dan Pondasi

6.5.3. Lain-lain

(34)

Bahan Ajar 2: Pompa Hidram

POMPA AIR TANPA MESIN

POMPA AIR TANPA MESIN

atau

POMPA HIDRAM (HYDRAULIC RAM)

POMPA HIDRAM (HYDRAULIC RAM)

PETUNJUK PENGOPERASIAN, PEMELIHARAAN

DAN PERENCANAAN

OLEH

Dedi Kusnadi Kalsim

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR PO Box 220 Bogor, Tilp. (0251) 627.225

(35)

POMPA AIR TANPA MESIN (PATM) atau HIDRAM (Hydraulic Ram) PETUNJUK PENGOPERASIAN, PEMELIHARAAN DAN PERENCANAAN

Oleh: Dedi Kusnadi Kalsim (Ir, M.Eng., Dip.HE)

Bagian Teknik Tanah dan Air, Departemen Teknik Pertanian, FATETA, IPB Tilp/Fax: (0251) 627.225, E-mail: dedkus@telkom.net

1. Pengantar

Pompa air tanpa mesin (PATM) biasa disebut juga HIDRAM (Hydraulic Ram) pertama kali dikembangkan oleh Montgolfier tahun 1796 di Italia. PATM adalah suatu alat untuk memompa atau menaikkan air dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi dengan cara kerja yang sederhana dan efektif sesuai persyaratan teknis dan operasionalnya.

Buku petunjuk pengoperasian, pemeliharaan dan perencanaan PATM ini disusun berdasarkan booklet yang dibuat oleh PT Banyu Barakarsa tahun 1994, dilengkapi dengan beberapa hasil penelitian Laboratorium Teknik Tanah dan Air, IPB (tahun 1992) di beberapa PATM yang telah terpasang di Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Cara kerja PATM hanya memanfaatkan tekanan dinamik air yang timbul karena adanya aliran air dalam pipa yang tiba-tiba berhenti karena tertutupnya katup. Fenomena itu biasa disebut sebagai “palu air” (water hammer)2. Dalam operasinya PATM mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan pompa jenis lainnya sebagai berikut:

a. Unik : bekerja dengan kekuatan alami berdasarkan tekanan air b. Hemat : tidak memerlukan motor penggerak, sumber listrik dan BBM c. Awet : daya tahannya lama dengan pemeliharaan yang murah d. Efisien : beroperasi secara terus-menerus 24 jam per hari

e. Mudah : dijalankan secara manual tetapi bekerja secara otomatis

2. Komponen PATM

Gambar 1. Komponen PATM

Bagian utama PATM adalah sebagai berikut (Lihat Gambar 1 dan 2) 1. Blok cor pompa; 2. Tabung pompa; 3. Bingkai pompa; 4. Katup pompa; 5. Paking karet; 6. Tuas

(36)

3. Prinsip Kerja

Prinsip kerja PATM adalah apabila aliran air dalam pipa tertutup tiba-tiba berhenti, maka terjadi proses perubahan energi kinetik air menjadi tekanan dinamik yang disebut sebagai fenomena palu air (water hammer), sehingga terjadi tekanan tinggi dalam pipa. Dengan mengusahakan katup limpah dan katup hantar dalam tabung pompa bekerja menutup dan membuka secara bergantian, maka tekanan dinamik diteruskan sehingga energi yang terjadi dalam pipa masuk (inlet) akan memaksa air naik ke pipa pengeluaran (outlet) dan diteruskan ke pipa hantar. Teori rinci mengenai water hammer dapat dilihat pada Lampiran 3.

4. Sistem Kerja

Ada tiga bagian utama jaringan PATM, yakni :

a. sumber air dapat berupa danau, aliran sungai, kolam atau bendungan kecil dengan debit paling sedikit 20 lt/det/1 PATM.

b. satuan pompa dipasang minimum 2 meter di bawah sumber air, dengan menggunakan pipa (diameter 6”) dengan panjang antara 18 dan 24 meter dari sumber air

c. jaringan pipa pengeluaran dan pipa penghantar sampai ke bak penampung.

5. Cara Kerja PATM

Air mengalir dari sumber air melalui pipa inlet dan keluar dari katup limpah. Jika aliran air cukup besar maka tekanan dinamik akan mendorong katup limpah dan menutup katup secara tiba-tiba sehingga menghentikan aliran air dalam pipa inlet. Aliran air yang tiba-tiba berhenti mengakibatkan terjadinya penambahan tekanan

tinggi dalam pompa.

Tekanan ini akan mendorong klep katup hantar ke atas dan air masuk ke tabung pompa sehingga tekanan udara dalam tabung menjadi naik. Kenaikan tekanan udara tersebut akan menekan klep katup hantar (menutup) dan menekan air dalam pipa hantar ke atas. Pada waktu itu tekanan dalam pompa kembali normal sehingga katup limpah kembali terbuka dan aliran air dalam pipa inlet terjadi kembali. Siklus ini terjadi berulang-ulang sehingga air

mengalir keluar dari pipa outlet secara berkelanjutan.

(37)

6. Teknis Pemasangan PATM

Pekerjaan utama konstruksi PATM adalah :

a. Pembuatan Bendung, dapat dikerjakan dengan cara:

(1) Non-permanen : dibuat dengan tumpukan karung pasir, jika lebar sungai kurang dari lima meter.

(2) Semi-permanen dibuat dengan kawat bronjong, jika debit air besar dan lebar sungai antara 15 dan 25 meter.

(3) Permanen : dibuat dengan pasangan batu dan beton bertulang, pondasi bendungan harus sampai pada tanah keras atau cadas

(4) Tambahan pintu air : untuk mempermudah pengurasan apabila bendungan sudah penuh dengan pasir atau batu-batuan

(5) Di salah satu sisi bendung dibuat bangunan pelimpah untuk melimpahkan air pada waktu banjir

b. Pekerjaan dudukan PATM

PATM dapat dipasang lebih dari satu, berjejer sesuai dengan debit air yang diperlukan. Setiap satuan PATM diletakkan pada dudukan, yakni pasangan batu atau cor, agar stabil dan tidak berubah posisi saat dioperasikan. Dudukan harus kuat karena tekanan aliran air melalui pipa pemasukkan ke dalam tabung pompa dapat menimbulkan getaran yang sangat kuat. Pompa dipasang dengan menggunakan angker.

c. Penampang gambar konstruksi bendung dan dudukan pompa (Lihat Gambar Lampiran)

d. Pengurasan bendung

Apabila bendung sudah penuh dengan pasir atau batu-batuan maka dilakukan pengurasan dengan membuka pintu penguras yang terbuat dari buis beton.

e. Pemasangan pipa pemasukan (inlet)

Pipa inlet terbuat dari pipa Galvanis ukuran 6”. Setiap sambungan pipa harus

diperkuat dengan plenes, baud-mur, dan paking karet supaya tidak terjadi kebocoran air. Pipa inlet harus disangga oleh pipa penyangga atau pasangan batu yang

disesuaikan dengan kecuraman sungai.

f. Pemasangan pipa outlet

(38)

7. Cara Operasional

PATM dapat dioperasikan jika pengerjaan seluruh konstruksi telah selesai. Pintu air atau lubang penguras bendungan harus dalam keadaan tertutup rapat dengan papan berukuran lebar 25 cm dan panjang 1 meter. Apabila bendungan sudah penuh dan permukaan air telah mencapai puncak ketinggian, pengoperasian PATM dapat dilaksanakan melalui tahapan berikut :

(1)Papan pada mulut pipa pemasukan perlahan-lahan dibuka dan katup limpah dibiarkan terbuka selama 5 detik agar air mengalir. Tuas katup limpah harus ditahan dengan bambu atau kayu sepanjang 1,5 m agar “udara palsu” dalam pipa pemasukan keluar.

(2)Tuas dilepas secara tiba-tiba sehingga katup tertutup rapat. Usahakan tidak ada kebocoran di seputar katup agar air tidak masuk ke dalam tabung sehingga menimbulkan tekanan balik ke bendungan dan menyebabkan adanya gelembung-gelembung udara di mulut pipa pemasukan. Apabila gelembung-gelembung-gelembung-gelembung udara sudah tidak keluar berarti pipa pemasukan sudah terisi penuh oleh air.

(3)Siapkan dua orang tenaga yang masing-masing membawa tongkat kayu atau tongkat bambu pengungkit membuka tuas katup pompa selama 5 detik. Tuas yang semula ditahan dan kemudian dilepas secara tiba-tiba dan bersamaan akan membuat gerakan membuka dan menutup secara berulang-ulang. Jumlah tenaga kerja ini dapat disesuaikan dengan jumlah PATM yang terpasang.

(4)Apabila katup berjalan terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak ajeg penyetelan katup limbah dilakukan dengan cara membuka baud-mur tuas. Jarak baku lebar katup limbah adalah antara 17 dan 19 cm. Penyetelan katup limbah diperlukan untuk memperoleh debit air secara maksimal. Sebelum penyetelan katup, pompa harus dihentikan lebih dahulu dengan jalan menutup mulut pipa pemasukan. Stop kran yang ada pada pipa penghantar pun harus ditutup agar air tidak turun dan pipa tetap terisi air sehingga memudahkan pengoperasian kembali.

(5)Apabila penyetelan sudah selesai dan PATM siap dioperasikan kembali, stop kran harus terbuka, jika tetap tertutup akan mengakibatkan pompa dapat pecah atau meledak.

8. Pemeliharaan

Agar awet dan berdaya guna maksimal PATM harus dirawat secara teratur. Dalam keadaan pompa bekerja selama 24 jam terus menerus tanpa gangguan, pemeriksaan dapat dilakukan setiap tiga atau empat bulan sekali sebagai berikut:

a. Periksa baut-mur yang ada pada pipa pemasukan dan bingkai pompa b. Kencangkan baud-mur yang kendor, kalau rusak ganti dengan yang baru

c. Periksa Klep katup hantar dalam tabung pompa, lakukan pengecatan dengan cat anti karat pada rangka klep dan tabung pompa

d. Periksa apakah pegas masih lentur, jika sudah tidak lentur ganti dengan yang baru dan pasanglah seperti keadaan semula.

(39)

9. Peralatan yang Digunakan

Peralatan yang digunakan untuk membongkar-pasang dan merawat PATM adalah sebagai berikut : (a) Kunci inggris (dua buah); (b) Kunci pas (dua buah); (c) Obeng dan palu karet; (d) Papan (panjang 1 m dan lebar 25 cm); (e) Baud dan mur cadangan; (f) Suku cadang: per, gula-gula katup hantar, katup limpah

10. Mengatasi Kerusakan

Beberapa hal yang umumnya menyebabkan PATM tidak berfungsi sebagaimana mestinya, antara lain :

(a) Bunyi pompa terlalu keras disebabkan oleh udara dalam tabung pompa kurang banyak

(b) Per katup hantar patah (c) Las-lasan rangka klep patah

(d) Baud mur lepas dan terpisah dengan as klep dalam tabung pompa (e) As katup hantar dan katup limpah patah

(f) Karet pembantu putus

(g) Kebocoran di katup limpah dan bingkai katup (h) Baud dan mur pada bingkai pompa patah (i) Las-lasan pada pipa pemasukan patah

(j) Blok pompa kemasukan sampah dan terjepit oleh klep (k) Debit air dari sumber air berkurang

(l) Bendungan penuh lumpur, pasir dan batu.

Untuk mengatasi hal-hal di atas dilakukan hal-hal berikut : (a) Tutup pipa pemasukan dengan papan agar PATM berhenti

(b) Tutup stop kran agar air dari pipa penghantar tidak turun kembali (hal ini tidak perlu dilakukan jika menggunakan check valve)

(c) Jangan menutup pompa pada bagian katup limbah karena per terus bergerak sehingga penutupan dapat mengakibatkan per cepat aus

(d) Buka tabung pompa dengan kunci inggris atau kunci pas, lihatlah kerusakan yang ada pada komponen klep, mungkin per, as atau rangka klep harus diganti (e) Bila as katup patah, bukalah katup limpah dan gantilah dengan klep baru (f) Bila perlu, gunakan paking karet rangkap agar bingkai katup tidak bocor

(g) Bila katup limpah berfungsi untuk beberapa saat namun kemudian berhenti, biasanya hal ini menunjukan mulut pipa pemasukan tidak terbenam ke air (h) Bila pompa dapat berfungsi namun air tidak keluar kemungkinan katup sudah

lemah

(i) Bila air tidak keluar tetapi membalik ke bendungan, kemungkinan per patah atau baud-mur terlepas dan dapat diperbaiki dengan membuka tabung pompa.

11. Karakteristik Pompa Hidram

Pada Gambar 3 diperlihatkan skhematik instalasi PATM. Beberapa parameter yang penting adalah Hs: tinggi terjun, Hd: tinggi tekan; Qs: debit masuk; Qd: debit keluar;

Ql: debit limpah (Qs = Qd + Ql). Berdasarkan penelitian yang dilakukan IPB sejak

tahun 1992 terhadap PATM buatan PT Banyu Barakarsa (Bandung) yang telah dipasang di beberapa daerah dengan berbagai nilai Hs, maka hubungan Qd dengan Hd

(40)

Tabel 1. Hubungan antara Qd dengan Hd pada berbagai Hs

Hs (m) Persamaan: Qd (lt/menit), Hd (m) R2

4,7 Qd = −141,2 ln

( )

Hd + 607,62 0,984 3,5 Qd = −130,3 ln

( )

Hd + 546,75 0,996 3,2 Qd = −132,6 ln

( )

Hd + 536,11 0,991 2,8 Qd = −105,6 ln

( )

Hd + 435,91 0,995

Efisiensi PATM dihitung dengan persamaan /1/

/ 1 / % 100

× × × =

s s

d d

Q H

Q H EF

Nilai Qs umumnya sekitar 20 liter/detik. Kurva Hubungan Qd dengan Hd berbagai

nilai Hs dapat dilihat pada Gambar 4. Berdasarkan data tersebut, maka perencanaan

pemasangan PATM untuk berbagai keperluan dapat dikaji seperti pada diagram alir Gambar 5.

Gambar 3. Skhema instalasi PATM

CONTOH:

• DATA: Jumlah penduduk = 1.000 orang; Keperluan air = 100 lt/orang/hari; Hs = 3

m; Hd = 40 m, Q sungai pada musim kemarau = 50 lt/det.

• Dengan menggunakan persamaan pada Table 1: Hs = 3,2 m; Hd = 40 m; Dihitung

Qd = 0,78 lt/det; Hs = 2,8 m; Hd = 40 m; Dihitung Qd = 0,77 lt/det

• Interpolasi untuk Hs = 3,0 m; Dihitung Qd = 0,775 lt/det = 66.960 lt/hari

• D = 1.000 x 100 = 100.000 lt/hari

(41)

Qp = 2 x 20 = 40 lt/det < Q = 50 lt/det → maka OK

(42)

Gambar 4. Kurva Karakteristik PATM 6” Kurva Karakteristik PATM (ukuran 6 inchi)

y = -141.19Ln(x) + 607.62 Hs = 4.7; R2 = 0.9842

y = -130.33Ln(x) + 546.75 Hs = 3.5; R2 = 0.9957

y = -132.6Ln(x) + 536.11 Hs = 3.2; R2 = 0.9908

y = -105.65Ln(x) + 435.91 Hs = 2.8; R2 = 0.9946

0 50 100 150 200 250 300 350 400

0 10 20 30 40 50 60 70

Total Head Tekan (meter)

D

eb

it

(

li

te

r/

m

e

n

it

)

(43)

Gambar 5. Alur Perencanaan PATM

DATA DIPERLUKAN:

1. Jumlah penduduk, 2. Keperluan air (lt/orang/hari), 3. Luas lahan pertanian (ha), 4. Keperluan air irigasi tanaman (lt/det/ha), 5. Beda elevasi pompa dengan outlet (Hd dalam m), 6. Tinggi terjunan (Hs dalam m),

7. Debit sungai (Q dalam lt/det)

Dari Tabel 1 atau Gambar 4 s/d 7, Debit 1 PATM (Qd) dapat diduga

Hitung Total Debit yang diperlukan (D) (lt/hari)

Hitung jumlah PATM yang diperlukan n = D/Qd

Debit pasok

Qp = n x Qs; Qs = 20 lt/det

Q > Qp? Kurangi n

Hitung Biaya Konstruksi

Ya

(44)

Lampiran 1. Contoh Analisa Ekonomi Pompa PATM Kasus Bringin Sila NTB 1999

DATA HARGA Biaya Tetap

PATM 10 unit 250,000,000 15 1. Bunga tahunan 85,500,000 Pipa, Infrastructure dan

Assecories lainnya 600,000,000 15 2. Penyusutan

Mobilisasi dan demobilisasi 100,000,000 a. PATM 15,83

Bak Penampung Biaya Tak Tetap:

TOTAL INVESTASI 1,000,000,00

0

1. Pergantian per (2x/tahun)

Tinggi terjun (m) 4.70 Total Biaya Tak Tetap (Rp/tahun)

5,94 5,000 Tinggi tekan (m) 35.00

(45)

Lampiran 2. Contoh Analisa Ekonomi Pompa PATM Kasus Lido 1994

Item Harga Rp

Umur ekonomi

(tahun)

Item Rp/Tahun

DATA HARGA Biaya Tetap

PATM 3 unit 12,150,000 10.00 1. Bunga tahunan 8,129,760 Pipa dan Assecories

lainnya 11,514,000 10.00 2. Penyusutan Mobilisasi dan

demobilisasi 750,000 a. PATM 1,093,500 Jasa konsultan

10% 2,441,000 b. Pipa dll 4,000,000 PPN 10% 2,441,000 c. Bendung 4,000,000 Nilai Akhir Pompa 1,215,000 d. Bak penampung 2,000,000 Nilai Akhir Pipa 1,151,400 Total 19,223,260 Bendung 40,000,000 10.00

Bak Penampung 20,000,000 10.00 Baya Operasional:

TOTAL INVESTASI 89,296,000 1. Pemeliharaan bak 2,000,000 Nilai Ahir bendung

Nilai Ahir Bak

penampung 2. Pemeliharaan bendung 4,000,000 Pompa beroperasi

setahun 8,640 jam

3. Pemeliharaan dan

Perbaikan Pompa 1,215,000

DATA 360 hari 4. Pemeliharaan dan

Perbaikan Pipa dll 1,151,400 5. Gaji Operator 5,400,000 Bunga modal 0.20 Total 13,766,400 Gaji operator

(Rp/hari) 15,000

Biaya Total Operasi

Tahunan (Rp/tahun) 32,989,660

Tinggi terjun (m) 5.50

Tinggi tekan (m) 56.00 Volume air (m3/tahun) 93,312 Debit (liter/detik) 3.00 Biaya AIR (Rp/m3) 353.5

(46)

Lampiran 3. Teori Water Hammer

1. Water Hammer (Palu Air)

HIDRAM (Hydraulic Ram) pertama kali dikembangkan oleh Montgolfier tahun 1796 di Italia. Water hammer (palu air): suatu fenomena yang menggambarkan adanya tekanan gelombang (shock atau pressure wave) yang dihasilkan akibat dari penurunan kecepatan aliran fluida secara tiba-tiba. Pada aliran air dalam pipa yang tiba-tiba klep outletnya ditutup, maka waktu rambatan yang diperlukan oleh tekanan gelombang untuk bergerak ke inlet dan kembali ke klep (round trip) dinyatakan dengan:

det)

Penutupan klep seketika (rapid closure) didefinisikan jika waktu penutupan t ≤ T

Kenaikan tekanan akibat dari penutupan klep seketika dapat dihitung dengan:

tan

atau jika tekanan dinyatakan dengan head (m) maka /2b/ g

V c h= × ∆

Untuk pipa kaku (rigid), kecepatan tekanan gelombang atau celerity, dinyatakan:

/

dimana, E: modulus elastisitas dinding pipa (N/m2); d : diameter dalam pipa (m);

t : tebal dinding pipa (m)

Bulk modulus atau Elastisitas fluida menggambarkan compressibility dari fluida

/

2.1. Hitung dan bandingkan kecepatan tekanan gelombang yang merambat sepanjang pipa kaku yang mengalirkan: (a) air pada suhu 160C; (b) glycerin pada 200C; (c)

(47)

(b) 1.854 /det

2.2. Apabila pada soal 1 tersebut, fluida mengalir dalam suatu pipa dengan kecepatan 1,2 m/det. Kemudian tiba-tiba klep di outlet menutup, berapa kenaikan tekanan dihasilkan jika pipanya kaku?

Jawab:

2.3. Pipa baja diameter 1,2 m; tebal 10 mm, mengalirkan air pada suhu 160 C dengan

kecepatan 1,8 m/det (debit = 2,04 m3/det). Jika panjang pipa 3.000 m dan jika

klep pada ujung outlet ditutup tiba-tiba pada waktu 2,5 detik, berapa kenaikan tegangan (stress) dalam dinding pipa?

Jawab:

Tekanan gelombang akan merambat dari klep ke inlet dan kembali lagi ke klep dalam waktu: T = 2L/c. Celerity untuk pipa lentur baja dimana E baja =207 x 109 N/m2.

Karena waktu penutupan klep t = 2,5 det < T, maka termasuk “sudden closure”, karena gelombang air sebelum mencapai klep harus berbalik kembali.

Kenaikan tekanan = 1000 x 979 x (1,8-0) = 17,6 bar

Dari rumus “hoop tension” untuk “thin-shelled cylinders”:

(48)

Kenaikan stress ini dijumlahkan dengan nilai design 110 x 106 Pa mendekati batas

elastisitas baja E = 207 x 109 Pa. Maka waktu penutupan klep harus diperlambat

beberapa kali dari 6,1 detik.

2.4. Pada pipa baja diameter 75 mm, tebal 2 mm mengalir air pada suhu 160 C,

tiba-tiba klep ditutup. Kenaikan tekanan tercatat 7 bar. Berapa debit air yang

(49)

3. Beberapa Data Performance Hidram buatan pabrik luar negeri

Tabel 1a. Hubungan antara Qd (lt/hari) dengan Hs (m), Hd (m)

untuk setiap Qs = 1 liter/menit (Blake Hydrams, John Blake Ltd, UK)

Hs (m) Hd (m)

5 7.5 10 15 20 30 40 50 60 80 100 125 1 144 77 65 33 29 19 12

2 220 156 105 79 53 33 25 20 13

3 260 180 130 87 65 51 40 27 18 12 4 255 173 115 86 69 53 36 23 16 6 282 185 140 112 94 65 48 35 7 216 163 130 109 82 60 48 8 187 149 125 94 69 55 9 212 168 140 105 84 62 10 245 187 156 117 93 69 12 295 225 187 140 113 83 14 265 218 167 132 97 16 250 187 150 110 18 280 210 169 124 20 237 188 140

Tabel 1b. Hubungan antara Qd (lt/detik) dengan Hs (m), Hd (m)

untuk setiap Qs = 1 liter/detik (Blake Hydrams, John Blake Ltd, UK)

Hs (m) Hd (m)

5 7.5 10 15 20 30 40 50 60 80 100 125 1 0.100 0.053 0.045 0.023 0.020 0.013 0.008

2 0.153 0.108 0.073 0.055 0.037 0.023 0.017 0.014 0.009

(50)

Tabel 2. Nilai Qs yang dapat digunakan pada berbagai ukuran

diameter pipa masuk (Blake Hydrams, John Blake Ltd, UK)

Ukuran Hidram 1 2 3 3.5 4 5 6 7 Diameter pipa masuk (inchi) 1.25 1.5 2 2.5 3 4 5 6 Qs (lt/mnt) dari 7 12 27 45 68 136 180 270

Sampai 16 25 55 96 137 270 410 615 Qs (lt/detik) dari 0.12 0.20 0.45 0.75 1.13 2.27 3.00 4.50

Sampai 0.27 0.42 0.92 1.60 2.28 4.50 6.83 10.25 Max. Hd (m) 150 150 120 120 120 105 105 105

Tabel 3. Hidram buatan Jepang (Japanese Cataloque)

Deskripsi Kecil Besar Diameter pipa masuk (inchi) 1.5 12 Diameter pipa keluar (inchi) ¾ 6 Operational head Hs (m) 0.5-4 1-10

Qd (lt/det)

Hd = 2 Hs 0.216 16

Hd = 4 Hs 0.15 13.6

Hd = 6 Hs 0.12 10.6

Hd = 8 Hs 0.08 7.5

Tabel 4. Hidram merk RIFE “Everlasting”, New Jersey 07041 USA

Maksimum Hs = 8.3 m; Maksimum Hd = 83 m

Diameter pipa (inchi) Qs Minimum Hs

Masuk Keluar Minimum Normal Maximum (m) (lt/menit) (lt/detik) (lt/menit) (lt/detik) (lt/menit) (lt/detik)

1.25 0.75 11 0.183 27 0.450 38 0.633 1 1.5 0.75 19 0.317 42 0.700 57 0.950 1 2.0 1.0 38 0.633 76 1.267 95 1.583 1.2 2.5 1.0 57 0.950 114 1.900 171 2.850 1.2 3.0 1.25 95 1.583 171 2.850 266 4.433 1.3 4.0 2.0 133 2.217 342 5.700 475 7.917 1.3 6.0 3.0 285 4.750 855 14.250 1330 22.167 1.3

Sumber: National Academy of Sciences, 1976. Energy for Rural Development. Washington DC

(51)

4. Evaluasi Perbandingan Performance Hidram Matahari dengan Pompa Hidram buatan luar negeri

• Data: Hs = 4 m, Pipa masuk = 6”, Hd = 40 m :

• Blake Hydrams: Minimum Qd = 4,5 x 0,06 = 0,27 lt/det; Maksimum = 10,25 x 0,06

= 0,62 lt/det.

• Hidram RIFE “Everlasting” USA: hanya menyatakan Qs: min = 4,75 lt/det, normal

= 14,25 lt/det; max = 22,17 lt/det. Data Qd tidak diketahui

• Hidram buatan Jepang: Hanya tersedia data untuk diameter pipa masuk 12”; Hs = 4

m ⇒ Hd = 8 x 4 = 32 m ⇒ Qd = 7,5 lt/det

• PATM Matahari: Hs = 3,5 m, Hd = 40 m ⇒ Qd = 0,98 lt/det

Hs = 5,3 m, Hd = 40 m Qd = 1,15 lt/det

Interpolasi untuk Hs = 4,0 m, Hd = 40 m Qd = 1,03 lt/det

(52)

Lampiran 4. Beberapa contoh pemasangan pompa hidram

(53)
(54)

Foto 3. Pemasangan PATM di Gunung Kidul

(55)

Penutup

Pertanyaan:

(1) Sebutkan jenis pompa yang sering digunakan dalam irigasi dan drainase

(2) Dikenal dua buah jenis pompa yakni pompa Aksial dan pompa Sentrifugal, untuk keperluan irigasi biasanya digunakan jenis pompa apa. Untuk keperluan drainase biasanya digunakan jenis pompa apa. Terangkan alasannya?

(3) Bagaimana prinsip kerja pompa sentrifugal

(4) Jelaskan yang dimaksud dengan: (a) statik head, (b) suction head, (c) dinamik head, (d) friction head, (e) total head

(5) Jelaskan yang dimaksud dengan minor losses dan major losses. Bagaimana cara menghitungnya

(6) Bagaimana hubungan antara total head, debit, daya dan efisiensi

(7) Dalam suatu sistim pemompaan diketahui: tinggi isap statik = 4m, tinggi tekan statik = 10 m, kehilangan energi di pipa isap = 3 m, kehilangan energi di pipa tekan = 5 m, debit keluar = 4 liter/detik. Ditanyakan: (a) Berapa besarnya WHP (dalam satuan HP)? (b) Berapa besarnya WHP dalam satuan KW?

(8) Diberikan beberapa data harga pompa, umur ekonomis, bunga modal, perpipaan, tinggi isap, tinggi tekan, HP mesin dan data lainnya. Hitung biaya air (Rp/m3 air

irgasi)

DATA HARGA Rp

Pompa sentrifugal 3,000,000 Motor listrik 5,500,000 Pipa dll 2,375,000 Perlengkapan Listrik 2,000,000

JUMLAH 12,875,000

Nilai Akhir Pompa 50,000 Nilai Akhir Motor listrik 75,000

Jumlah 125,000 2

WHP 2.30

Efisiensi pompa 0.68 Efisiensi Motor 0.76 Pompa beroperasi setahun 2,600 jam

210 hari Harga Listrik: Rp/KWH 500 Bunga modal 0.10 Gaji operator Rp/hari) 20,000

Total Head (m) 20

Debit (liter/detik) 8.63

Umur ekonomi (tahun):

Pompa 16

Motor listrik 25

Pipa 25

Alat listrik 25

(56)

(9) Diberikan beberapa data harga pompa, umur ekonomis, bunga modal, perpipaan, tinggi isap, tinggi tekan, HP mesin dan data lainnya. Hitung biaya air (Rp/m3 air

irgasi)

No DATA HARGA Rp (tahun)

1 Rumah pompa 2,000,000 10

15 Harga Solar (Rp/liter) 550

16 Konsumsi solar (L/jam/BHP) 0.23 17 Oli dan Gemuk (L/1000 HP.jam) 4.5 18 Harga Oli (Rp/L) 10,000

(10)Diberikan beberapa data instalasi pompa. Hitung berapa PK pompa dan mesin yang harus disiapkan

DATA

Tanaman Ha mm/hari Rotasi Jam Kerja

(hari) (jam/hari)

Isap statik (m) 6.2 Jenis Pipa (C) 140

Diameter (mm) 80

Klep kaki 1

Saringan 1

(57)

Panjang pipa (m) 7.5

PIPA TEKAN:

Tekan statik (m) 16 Jenis Pipa (C) 140

Klep balik 1

Siku 3

Gate valve 1

Diameter (mm) 70

Panjang (m) 24

DEBIT POMPA 18 lt/det

Ef.Pompa 0.67

Ef.penyalur tenaga 1

(11)Hitung besarnya Kehilangan Energi (Hf) karena gesekan pada kondisi nilai C, D (diameter pipa), Q (Debit) dan Panjang Pipa (L) seperti pada Tabel di bawah ini:

Nomor C D (inchi) Q (liter/detik) L (meter) Hf (meter)

1 130 3 18 100

2 120 2 5 150

3 130 1 0,5 100

(12)Pada Contoh 4.4 (halaman 21). Hitung kembali soal pada Contoh 4.4 dengan menggunakan pipa jenis PVC

(13)Pada Contoh 5.2 (halaman 26). Hitung kembali soal pada contoh 5.2, jika akan digunalan pipa PVC merk WAVIN dengan Daftar Harga (15 Juni 1998, sebelum KRISMON) sebagai berikut: 1 15.975 4 117.150 1 1/4 24.000 5 190.515 1 1/2 27.075 6 267.375 2 35.175 8 456.450

(14)Bagaimana prinsip kerja pompa axial

(15)Suatu pompa diperlukan untuk debit 90.000 liter/jam dengan total head 20 meter. a) Hitung besarnya WHP?.

b) Jika pompa mempunyai efisiensi 70%, berapa HP tenaga penggerak (SHP) yang diperlukan?.

c) Jika motor listrik dengan efisiensi 80% digunakan sebagai tenaga penggerak. Hitung biaya energi per bulan?. Pompa dioperasikan 12 jam/hari. Biaya listrik Rp 200/KWH.

(58)

pompa air yang akan digunakan untuk memenuhi keperluan ini secara optimum. Head loss diasumsikan 2 m. Jam kerja pompa per hari 10 jam

(17)Suatu kelompok tani di daerah pertanian tadah hujan terdiri dari 10 orang petani dengan luas areal 10 hektar. Merencanakan untuk meningkatkan intensitas tanam dari 100% menjadi 200% dengan mengusahakan pertanaman pada musim kemarau melalui bantuan kredit pompanisasi. Untuk mengajukan kredit pompa ke Kantor Departemen Koperasi, kelompok tani tersebut harus mengajukan proposal mengenai jenis dan ukuran pompa yang diperlukan. Anda sebagai lulusan S1 Program Studi Teknik Pertanian diminta untuk membantu kelompok tani tersebut. Data yang diketahui adalah sebagai berikut: Rencana pertanaman pada musim kemarau dan kebutuhan air tanaman pada kondisi puncak adalah sebagai berikut:

Jenis Tanaman

Luas areal (hektar)

Keperluan air irigasi tanaman netto pada kondisi puncak

(mm/hari)

Efisiensi irigasi sekitar 70%. Sumber air yang akan digunakan adalah air sungai dengan debit minimum pada musim kemarau sekitar 10 m3/menit. Rencana

instalasi pompa sentrifugal adalah sebagai berikut: Pusat pompa diletakkan 5 m vertikal di atas permukaan air sungai, dengan pipa isap pralon (PVC, nilai C = 140) ukuran 4”, panjang 10 meter, head loss lainnya pada pipa isap = 2 m. Pipa tekan terdiri dari pipa PVC ukuran 4”, panjang 100 meter, head loss lainnya = 5 m. Pipa pengeluaran terletak 15 meter vertikal dari pusat pompa. Efisiensi Pompa 0,70. Pompa digerakkan oleh motor bakar melalui sabuk (belt), dengan efisiensi sambungan tenaga 0,80.

Hitung:

a. Kapasitas pompa yang diperlukan (liter/detik) b. Total head (meter) yang diperlukan

c. WHP (water horse power) d. BHP (brake horse power)

(18)Suatu kelompok tani di daerah pertanian tadah hujan terdiri dari 5 orang petani dengan luas areal 5 hektar. Merencanakan untuk meningkatkan intensitas tanam dari 100% menjadi 200% dengan mengusahakan pertanaman pada musim kemarau melalui bantuan kredit pompanisasi. Untuk mengajukan kredit pompa ke Kantor Departemen Koperasi, kelompok tani tersebut harus mengajukan proposal mengenai jenis dan ukuran pompa yang diperlukan. Anda sebagai lulusan S1 Program Studi Teknik Pertanian diminta untuk membantu kelompok tani tersebut. Rencana pertanaman pada musim kemarau dan kebutuhan air tanaman pada kondisi puncak adalah sebagai berikut:

Jenis Tanaman

Luas areal (hektar)

Keperluan air irigasi tanaman netto pada

(59)

1. Kacang panjang 1 5 10 10

2. Kubis 1 5 10 10

3. Timun 1 5 10 10

4. Kedele 2 4 14 10

Efisiensi irigasi sekitar 75%. Sumber air yang akan digunakan adalah air sungai dengan debit minimum pada musim kemarau sekitar 15 m3/menit. Rencana

instalasi pompa sentrifugal adalah sebagai berikut: Pusat pompa diletakkan 5 m vertikal di atas permukaan air sungai, dengan pipa isap pralon (PVC, nilai C = 140) ukuran 2”, panjang 10 meter, head loss lainnya pada pipa isap = 2 m. Pipa tekan terdiri dari pipa PVC ukuran 2”, panjang 100 meter, head loss lainnya = 5 m. Pipa pengeluaran terletak 15 meter vertikal dari pusat pompa. Efisiensi Pompa 0,70. Pompa digerakkan oleh motor bakar melalui sabuk (belt), dengan efisiensi sambungan tenaga 0,80.

Hitung:

a. Kapasitas pompa yang diperlukan (liter/detik) b. Total head (meter) yang diperlukan

c. WHP (water horse power) d. BHP (brake horse power)

HIDRAM

(19)Bagaimana prinsip kerja pompa Hidram (PATM)

(20)Bagaimana menghitung efisiensi pada pompa hidram

(21)Jelaskan kurva karakteristik pompa hidram dan bagaimana penggunaannya dalam rancangan aplikasi

(22)Dalam operasional pompa hidram, diketahui: tinggi terjun 3 meter, tinggi tekan 30 meter, debit masuk 20 liter/detik dan debit keluar 1 liter/detik. Berapa besarnya efisiensi pompa hidram?

(23)Apa keuntungan dan kerugian dari pompa Hidram?

Kunci Jawaban

(1)Pompa centrifugal dan axial

(2) Irigasi diperlukan head besar sehingga yang cocok pompa centrifugal. Drainase diperlukan debit besar biasanya pada head yang rendah, yang cocok pompa axial (3) Lihat teks

(4) Lihat teks

(5)Minor losses kehilangan head pada sambungan, belokan dan asesoris pipa. Major losses hehilangan energi pada pipa karena gesekan. Menggunakan persamaan Hazen William atau Nomogram

(6) Lihat teks, persamaan

(7)WHP = 1,17 HP = 0,87 kW

(8)Harga Air (Rp/m3 air) = 125

(60)

(11)

Nomor C D (inchi) Q (liter/detik) L (meter) Hf (meter)

1 130 3 18 100 23.4

2 120 2 5 150 27.4

3 130 1 0,5 100 6.5

(12)Hitung seperti Contoh 4.4, tetapi anda gunakan nilai C dari PVC = 145. Total Head = 34,9 m; WHP = 8,4; BHP = 12,5

(13)Gunakan nilai C dari PVC Wafin = 140. Daftar harga tahun 1998. Umur ekonomi = 25 tahun. Optimum diameter 3 inchi.

(14)Lihat teks

(15)(a) WHP = 6,67. (b) SHP = 9,52. (c) Rp 634.286 (16)Q = 96 lt/det; TH = 10 m; WHP = 12,8; BHP = 21,3

(17)Perhitungan:

DATA

Tanaman Ha mm/hari Rotasi Jam Kerja (hari) (jam/hari)

Jagung 3 6 10 8

Kedele 5 5 14 8

Kc Pnjang 1 7 10 8

Tomat 1 8 7 8

TOTAL 10

Efisiensi Irigasi 0.7 INSTALASI

PIPA ISAP

Isap statik (m) 5 Jenis Pipa (C) 140 Diameter (mm) 100

Klep kaki 0

Saringan 0

Siku 0

Panjang pipa (m) 10 Head loss lain (m) 2 PIPA TEKAN:

Tekan statik (m) 15 Jenis Pipa (C) 140

Klep balik 0

Siku 0

Gate valve 0

Diameter (mm) 100 100

Panjang (m) 100

Head loss lain (m) 5

Ef.Pompa 0.7

Ef.penyalur tenaga 0.8

(61)

lt/det 166.67

1. Kap.Pompa 28.77 lit/det 1.73

m3/meni t

TOTAL HEAD

PIPA ISAP PIPA TEKAN

V (m/det) 3.665 V(m/det) 3.665

Tinggi Isap Statik (m) 5 5 Tekan statik (m) 15 15

Hf/L 0.0126 Hf/L 0.0126

Hf (m) 0.126

0 Hf siku 0.000 0.000

Hf saringan 0.000

0.00

0 Hf Reflux gate 0.000 0.000

Hf klep kaki 0.000

0.00

0 Hf gate valve:

Velocity head 0.000

0.00

0 Panj.ekiv (m) 0

TH pipa Isap (m)

7.12

6 Hf gate valve 0.000 0.000 Velocity head 0.000 0.000 TH pipa Hantar

(m) 21.258

2. TOTAL HEAD (m) 28.384

(62)

Daftar Pustaka

1. A.M. Michael, 1978. Irrigation: Theory and Practice.

2. Bruce Withers; Stanley Vipond, 1980. Irrigation Design and Practice.Cornel University Press, NY.

3. Dedi Kusnadi K., 2001. Irigasi Pompa. Bagian Teknik Tanah dan Air, Fateta IPB. 4. Kay, M.; N. Hatcho, 1992. Small-scale Pumped Irrigation: Energy and Cost. FAO,

Rome, Italy.

Gambar

Gambar 1.7. Pompa tipe aliran axial
Gambar 1.8.  Pompa aliran radial atau Pompa centrifugal
Gambar 1.10.
Gambar 2.1. Sistim
+7

Referensi

Dokumen terkait