• Tidak ada hasil yang ditemukan

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG WEWENANG PENANDATANGANAN PERIJINAN PADA DINAS PERIJINAN PADA MASA TRANSISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG WEWENANG PENANDATANGANAN PERIJINAN PADA DINAS PERIJINAN PADA MASA TRANSISI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

WALIKOTA DENPASAR

PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 54 TAHUN 2007

TENTANG

WEWENANG PENANDATANGANAN PERIJINAN PADA DINAS PERIJINAN PADA MASA TRANSISI

WALIKOTA DENPASAR,

Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut dari ketentuan Pasal 11 ayat (2) Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Perijinan Kota Denpasar; b. bahwa penyelenggaraan pelayanan perijinan yang semula

dilaksanakan oleh berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Denpasar selanjutnya dilaksanakan oleh Dinas Perijinan secara bertahap;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Wewenang Penandatanganan Perijinan Pada Dinas Perijinan Pada Masa Transisi;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3214);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Denpasar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3465);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun

(2)

2004 Tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri tanggal 6 Juli 2006 Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ;

6. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 5 Tahun 1994 tentang Penetapan Rambu-Rambu Lalu Lintas, Marka Jalan dan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas pada ruas-ruas Jalan Tertentu bagi setiap Kendaraan di Kota Denpasar (Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 1994 Nomor 5);

7. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 14 Tahun 1995 tentang Ijin Trayek Angkutan Penumpang Umum (Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 1995 Nomor 14);

8. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 16 Tahun 1995 tentang Ijin Usaha Angkutan Dengan Kendaraan Umum (Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 1995 Nomor 16); 9. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 23 Tahun 1995

tentang Usaha Jasa Boga (Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 1995 Nomor 23);

10. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 6 Tahun 1999 tentang Penggalian Jalan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Denpasar (Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 1999 Nomor );

11. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 3 Tahun 2001 tentang Usaha Pemondokan (Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2001 Nomor 3);

12. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 6 Tahun 2001 tentang Ijin Bangun-bangunan (Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2001 Nomor 6);

13. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 11 Tahun 2001 tentang Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum (Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2001 Nomor 11);

14. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 17 Tahun 2001 tentang Retribusi Usaha Perikanan (lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2001 Nomor 17);

15. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 24 Tahun 2001 tentang Usaha Hotel Melati (Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2001 Nomor 24);

16. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 25 Tahun 2001 tentang Usaha Rumah Makan (Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2001 Nomor 25);

17. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 8 Tahun 2002 tentang Usaha Bar di Kota Denpasar (Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2002 Nomor 8);

(3)

18. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 11 Tahun 2002 tentang Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol (Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2002 Nomor 11);

19. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 12 Tahun 2002 tentang Ijin Usaha Industri (Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2002 Nomor 12);

20. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 13 Tahun 2002 tentang Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) (Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2002 Nomor 13);

21. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 4 Tahun 2003 tentang Retribusi Perijinan di Bidang Kesehatan (Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2003 Nomor 4);

22. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 6 Tahun 2005 tentang Retribusi Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah (Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2006 Nomor 11);

23. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 7 Tahun 2005 tentang Retribusi Ijin Tempat Usaha dan Ijin Undang-Undang Gangguan/HO (Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2006 Nomor 10);

24. Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Perijinan Kota Denpasar (Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2007 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kota Denpasar Nomor 5);

25. Peraturan Walikota Denpasar tanggal 16 Mei 2007 Nomor 12 Tahun 2007 tentang Tata Cara dan Persyaratan Ijin Usaha Jasa Kontruksi di Kota Denpasar (Berita Daerah Kota Denpasar Nomor 10);

26. Peraturan Walikota Denpasar Nomor 20 Tahun 2007 tentang Uraian Tugas Jabatan Pada Organisasi Dinas Perijinan Kota Denpasar (Berita Daerah Kota Denpasar Tahun 2007 Nomor 18);

27. Peraturan Walikota Denpasar Nomor 31 Tahun 2007 tentang Usaha Hotel Berbintang (Berita Daerah Kota Denpasar Tahun 2007 Nomor 29);

28. Peraturan Walikota Denpasar Nomor 42 Tahun 2007 tentang Bangunan Condominium Hotel (Berita Daerah Kota Denpasar Tahun 2007 Nomor 41);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG WEWENANG

PENANDATANGANAN PERIJINAN PADA DINAS PERIJINAN PADA MASA TRANSISI.

(4)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Kota adalah Kota Denpasar.

2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Denpasar. 3. Walikota adalah Walikota Kota Denpasar.

4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Denpasar.

5. Dinas Perijinan adalah Dinas Perijinan Kota Denpasar. 6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perijinan Kota Denpasar

yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

7. Instansi Teknis adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang mengelola perijinan di lingkungan Pemerintah Kota selain yang menjadi kewenangan Dinas Perijinan.

8. Perijinan Tertentu adalah Perijinan yang kewenangan penandatanganannya dilaksanakan Dinas Perijinan dan Instansi Teknis setelah mendapatkan rekomendasi Walikota.

BAB II

PENDELEGASIAN KEWENANGAN

Pasal 2

(1) Mendelegasikan kewenangan kepada Kepala Dinas Perijinan menandatangani ijin-ijin untuk dan atas nama Walikota sebagai berikut:

1. Persetujuan Prinsip Membangun 2. Ijin Lokasi (IL).

3. Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPT). 4. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).

5. Perubahan Fungsi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) 6. Pemecahan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) 7. Balik Nama Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) 8. Duplikat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) 9. Legalisir Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) 10. Pemutihan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). 11. Ijin Usaha Pemondokan (IUP).

(5)

12. Ijin Tower / Menara Antena (ITMA). 13. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU). 14. Ijin Gangguan (HO).

15. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).

16. Surat Ijin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol (SIUP Mikol).

17. Ijin Usaha Industri (IUI).

18. Ijin Usaha Bahan Bakar (IUBB). 19. Ijin Usaha Industri Depot Air Minum. 20. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 21. Tanda Daftar Gudang (TDG)

22. Ijin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum a. Ijin Prinsip

1) Ijin Prinsip Taman Rekreasi. 2) Ijin Prinsip Gelanggang renang. 3) Ijin Prinsip Padang Golf.

4) Ijin Prinsip Kolam Memancing.

5) Ijin Prinsip Gelanggang Permainan dan Ketangkasan.

6) Ijin Prinsip Gelanggang Bowling. 7) Ijin Prinsip Rumah Billyard. 8) Ijin Prinsip Panti Pijat. 9) Ijin Prinsip Panti Mandi Uap. 10) Ijin Prinsip Karaoke.

11) Ijin Prinsip Panggung Terbuka. 12) Ijin Prinsip Panggung Tertutup. 13) Ijin Prinsip Salon Kecantikan. 14) Ijin Prinsip Fitness Centre. 15) Ijin Prinsip Bioskop.

16) Ijin Prinsip Pusat Seni dan Pameran. 17) Ijin Prinsip Dunia Fantasi (Theme Park). 18) Ijin Prinsip Taman Pentas Pertunjukan Satwa. b. Ijin Usaha

1) Ijin Usaha Taman Rekreasi. 2) Ijin Usaha Gelanggang renang. 3) Ijin Usaha Padang Golf.

(6)

5) Ijin Usaha Gelanggang Permainan dan Ketangkasan.

6) Ijin Usaha Gelanggang Bowling. 7) Ijin Usaha Rumah Billyard. 8) Ijin Usaha Panti Pijat. 9) Ijin Usaha Panti Mandi Uap. 10) Ijin Usaha Karaoke.

11) Ijin Usaha Panggung Terbuka. 12) Ijin Usaha Panggung Tertutup. 13) Ijin Usaha Salon Kecantikan. 14) Ijin Usaha Fitness Centre. 15) Ijin Usaha Bioskop.

16) Ijin Usaha Pusat Seni dan Pameran. 17) Ijin Usaha Dunia Fantasi (Theme Park). 18) Ijin Usaha Taman Pentas Pertunjukan Satwa. 23. Ijin Usaha Hotel Melati

a. Ijin Prinsip Hotel Melati. b. Ijin Usaha Hotel Melati. 24. Ijin Usaha Rumah Makan

a. Ijin Prinsip Rumah Makan. b. Ijin Usaha Rumah Makan. 25. Ijin Usaha Bar

a.Ijin Prinsip Bar. b.Ijin Usaha Bar.

26. Ijin Usaha Pondok Wisata 27. Ijin Usaha Jasa Boga.

28. Ijin Penyelenggaraan Optik. 29. Ijin Pedagang Eceran Obat. 30. Surat Ijin Kerja Perawat (SIP).

31. Surat Ijin Kerja Perawat Gigi (SIPG).

32. Surat Ijin Kerja Refraksionis Optisen (SIRO). 33. Ijin Apotik.

34. Ijin Penyelenggaraan Rumah Bersalin.

35. Ijin Penyelenggaraan Balai Pengobatan / Klinik. 36. Ijin Penyelenggaraan Klinik Kecantikan.

37. Surat Ijin Kerja Asisten Apoteker (SIKAA). 38. Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK).

(7)

39. ijin Penggalian Jalan

(2) Disamping kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Dinas Perijinan mempunyai kewenangan untuk menerbitkan duplikasi, balik nama dan atau legalisasi.

Pasal 3

(1) Jenis-jenis perijinan selain yang diatur dalam Pasal 2, kewenangan penandatanganan dilaksanakan oleh Instansi Teknis terkait untuk dan atas nama Walikota.

(2) Jenis-jenis perijinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :

NO Jenis Perizinan Instansi

1 2 3

1 Ijin Praktek Berkelompok Dokter Umum Dinas Kesehatan 2 Ijin Praktek Berkelompok Dokter Gigi Dinas Kesehatan 3 Ijin Penyelenggaraan Balai Kesehatan Ibu

dan Anak (BKIA)

Dinas Kesehatan

4 Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit Dinas Kesehatan

5 Ijin Penyelenggaraan Praktek Berkelompok Dokter Spesialis

Dinas Kesehatan 6 Ijin Penyelenggaraan Klinik Spesialis Dinas Kesehatan 7 Ijin Penyelenggaraan Praktek Berkelompok

Dokter Gigi Spesialis

Dinas Kesehatan 8 Ijin Penyelenggaraan Klinik Perawatan

Penderita Narkoba

Dinas Kesehatan 9 Ijin Penyelenggaraan Unit Transfusi Darah Dinas Kesehatan 10 Ijin Penyelenggaraan Labotarium Klinik Dinas Kesehatan

11 Ijin Penyelenggaraan Labotarium

Kesehatan Masyarakat

Dinas Kesehatan 12 Ijin Penyelenggaraan Labotarium Gigi Dinas Kesehatan 13 Ijin Mendirikan Rumah Potong Hewan dan

Unggas

Kantor Peternakan

14 Ijin Usaha Penyedia Daging Kantor Peternakan

15 Ijin Usaha Depo Obat Hewan Kantor Peternakan

16 Ijin Bursa Kerja Khusus Kantor Tenaga Kerja

17 Ijin Praktek Sarjana Psikologi Kantor Tenaga Kerja

18 Ijin Lembaga Pelatihan Kerja Kantor Tenaga Kerja

19 Ijin Perusahaan Jasa Insfeksi Teknik Kantor Tenaga Kerja 20 Ijin Pendirian Perwakilan Daerah

Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Kantor Cabang-PJTKI)

Kantor Tenaga Kerja

21 Ijin Pemasaran/Penampungan Hasil

Perikanan

(8)

22 Ijin Budidaya Pemeliharaan Ikan Dinas Pertanian dan Kelautan

23 Ijin Pengolahan Ikan Dinas Pertanian dan Kelautan

24 Ijin Penangkapan Ikan Dinas Pertanian dan Kelautan

25 Ijin Usaha Pengelolaan Pestisida Dinas Pertanian dan Kelautan 26 Ijin Usaha Angkutan dengan Kendaraan

Umum

Dinas Perhubungan 27 Ijin Trayek Angkutan dengan Kendaraan

Umum

Dinas Perhubungan 28 Ijin Insidentil Angkutan Kendaraan Umum Dinas Perhubungan 29 Ijin Usaha Bengkel Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan 30 Ijin Pendidikan Luar Sekolah yang

diselenggarakan oleh Masyarakat

(Diklusemas)

Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan 31 Ijin Pendirian Sekolah oleh Masyarakat dan

Pemerintah

Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan

32 Ijin Usaha Hotel Berbintang Dinas Pariwisata

33 Ijin Operasional Condominium Hotel (Condotel)

Dinas Pariwisata

34 Ijin Reklame Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Pasal 4

(1) Dalam menandatangani ijin-ijin sebagaimana dimaksud pada Pasal 2, Dinas Perijinan dapat mengadakan koordinasi dengan instansi teknis terkait.

(2) Dalam menandatangani ijin-ijin sebagaimana dimaksud pada Pasal 3, instansi teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) wajib melakukan koordinasi dengan Dinas Perijinan

Pasal 5

(1) Dalam rangka penandatanganan ijin yang menjadi kewenangan Dinas Perijinan atau Instansi Teknis maka untuk jenis-jenis ijin tertentu sebelum ditandatangani wajib mendapat rekomendasi dari Walikota.

(2) Jenis ijin tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Walikota

(9)

Pasal 6

Bentuk formulir berpedoman pada ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dengan ketentuan nama

lembaga/nomenklatur disesuaikan dengan kelembagaan perangkat daerah yang baru.

BAB III

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 7

Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, maka seluruh produk hukum daerah yang mengatur tentang perijinan sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan ini, dinyatakan masih tetap berlaku.

Pasal 8

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Denpasar.

Ditetapkan di Denpasar

pada tanggal 11 Desember 2007 WALIKOTA DENPASAR,

PUSPAYOGA Diundangkan di Denpasar

pada tanggal 11 Desember 2007

SEKRETARIS DAERAH KOTA DENPASAR,

I NYOMAN ARYANA

Referensi

Dokumen terkait

Grammar point: phrasal verbs with STEP

memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, hal ini terlihat dari kurang maksimalnya Kinerja dari para pegawai Kantor Pelayanan perbendaharaan Negara (KPPN)

Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif type of pair checks perlu dicoba sebagai alternatif strategi pembelajaran matematika guna meningkatkan kemampuan

Mendaftar sebagai * : Pemakalah Umum.

Terdapat beberapa bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit

360.000.000,- (Tiga ratus enam puluh juta rupiah) Tahun Anggaran 2016, maka bersama ini kami Kelompok Kerja I Unit Layanan Pengadaan Barang / Jasa Daerah

Majas metafora, metonimi, dan sinedoke banyak dipakai dalam menjelaskan fenomena yang terjadi dalam bahasa, baik menyangkut perluasan makna, hubungan antar makna,

Berdasarkan data pada Gambar 1, guru kimia dan calon guru kimia berpendapat bahwa bahwa material kurikulum edukatif yang akan dikembangkan harus memuat substansi yang