• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MATA PELAJARAN PKn. Mahardika Eka Ananta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MATA PELAJARAN PKn. Mahardika Eka Ananta"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MATA PELAJARAN PKn

Mahardika Eka Ananta

Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang

E-mail: Slytherun_rdd@yahoo.co.id

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran kontekstual. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian yang dilakukan pada MAN di Kota Batu menghasilkan pemecahan problematika pembelajaran kontekstual. Kendala yang terjadi dalam pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PKn adalah waktu, guru, karakter siswa dan referensi. Upaya mengatasi kendala yang dihadapi dalam pembelajaran adalah guru berusaha untuk mencari waktu lain untuk materi yang belum dilaksanakan secara maksimal dan guru bisa mengikuti pendidikan nonformal seperti workshop, seminar atau lokakarya yang masih berhubungan dengan pengembangan pembelajaran, dan guru harus memikirkan pembelajaran yang lebih efektif menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan serta membuat siswa lebih nyaman bukan pembelajaran yang

konvensional. Untuk mengatasi keterbatasan referensi yaitu guru memberi tahu bahwa referensi bukan hanya ada di buku saja tetapi bisa mencari bahan dari internet atau media cetak ataupun elektronik.

Kata Kunci: Problematika, Pembelajaran Kontekstual, Mata Pelajaran PKn

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini menelaah mengenai masalah-masalah yang terjadi pada pembelajaran kontekstual di sekolah terutama pada mata pelajaran PKn. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang proses pembelajarannya memberikan keleluasaan kepada siswa

(2)

untuk aktif dan membangun kebermaknaan sesuai dengan pemahaman yang mereka miliki sehingga meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar. Pendekatan Contextual

Teaching And Learning (CTL) sejalan dengan fungsi pendidikan nasional yaitu

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab ( Pasal 3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003: 5). Maka sesuai dengan pasal diatas, pembelajaran kontekstual dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sangat diperlukan demi terwujudnya cita-cita yang ada di dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional.

B. LANDASAN TEORI

Menurut Suprijono (2009:79) mendefinisikan Pembelajaran Kontekstual sebagai konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga. Pembelajaran kontekstual memuat 7 komponen yang saling ketergantungan yang tidak bisa dipisahkan. Menurut Komalasari (2010:13-14) ada 7 (tujuh) komponen utama pembelajaran kontekstual yaitu konstruktivisme (constructivism), menemukan (inkuiri), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian autentik

(authenthic assessment). Disamping peran guru sangat penting dalam pembelajaran kontekstual

di dalam kelas, terdapat beberapa faktor-faktor yang menjadi kendala yang terjadi dalam pembelajaran kontekstual, menurut Komalasari (2010:248-249) bahwa faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pembelajaran kontekstual adalah (1) kepemimpinan kepala sekolah yang kurang mendukung; (2) sarana dan prasarana yang pembelajaran (media, alat, dan sumber

(3)

pembelajaran (buku) tidak memadai; (3) kualitas guru masih rendah dan tidak merata; (4) kondisi siswa (latar belakang siswa, motivasi belajar, budaya baca) kurang mendukung; (5) biaya dan dana tidak memadai; (6) keterbatasan waktu ; (7) dukungan orang tua, masyarakat dan instansi sebagai sumber belajar; (8) kejelasan kurikulum dan tingkat kesulitan materi dalam kurikulum.

C. Permasalahan Penelitian

1. Bagaimanakah pemahaman guru tentang pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PKn di MAN Malang II Batu?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PKn di MAN Malang II Batu?

3. Apa sajakah kendala yang terjadi dalam pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PKn di MAN Malang II Batu?

4. Bagaimana upaya mengatasi kendala yang dihadapi dalam pembelajaran konstekstual pada mata pelajaran PKn di MAN Malang II Batu?

5. Bagaimana prospektif pelaksanaan pembelajaran konstekstual dalam mata pelajaran PKn di MAN Malang II Batu?

D. Harapan Hasil Penelitian

1. Bagi guru dapat melaksanakannya dalam setiap program pembelajaran di dalam kelas. 2. Bagi Peneliti: sebagai wahana untuk mengkaji secara ilmiah model pembelajaran kontekstual yang ada di sekolah berdasarkan teori-teori yang pernah diperoleh di bangku kuliah.

3. Bagi Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan : sebagai bahan referensi untuk menambah kajian pustaka ilmiah yang dapat menunjang dan membantu perkuliahan di jurusan Hukum dan

(4)

METODE

Penelitian ini membahas tentang problematika pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek yang diteliti dengan menggunakan metode observasi(pengamatan), wawancara, dan studi dokumentasi. Data-data yang dimaksud adalah kendala-kendala yang terjadi di dalam pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PKn seperti kendala mengenai waktu, guru, karakter siswa dan referensi.

Lokasi penelitian adalah MAN MALANG II BATU. Sampel diambil secara purposive. Respondennya adalah guru mata pelajaran PKn kelas X, XI, dan kelas XII serta siswa yang dapat memberikan informasi tentang permasalahan yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi (pengamatan), wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Menurut Moleong (2010:9-10) penelitian kualitatif 1) Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak; 2) Metode ini secara menyajikan secara tidak langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden; 3) Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Menurut Moleong (2010:11) bahwa metode deskriptif adalah suatu bentuk laporan penelitian yang datanya berasal dari kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Semua yang data yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Peneliti menganalisis data yang sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk

aslinya. Hal itu hendaknya dilakukan seperti orang merajut sehingga setiap bagian ditelaah satu demi satu.

(5)

HASIL

Temuan penelitian ini adalah problematika pembelajaran kontekstual dan mata

pelajaran PKn dapat mengetahui apa saja kendala yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran kontekstual.

Kendala yang terjadi pada pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PKn di MAN MALANG II Batu

Kendala-kendala yang terjadi dalam melaksanakan pembelajaran kontekstual sebagai berikut:

a. Waktu

Guru sering kali kekurangan waktu dalam memberi materi, waktunya hanya 2x45 menit sehingga kesulitan untuk membawa siswa terjun langsung ke lapangan.

b. Guru

1) Guru kurang menggunakan metode belajar yang beragam sehingga siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Hal tersebut kurang meningkatkan pemahaman siswa terhadap kompetensi yang disampaikan oleh guru.

2) Kurangnya semangat kerja dari guru untuk melaksanakan pembelajaran kontekstual. 3)Adanya sikap terkondisi pada diri guru untuk menerapkan pembelajaran konvensional dalam melaksanakan KBM.

4)Dan belum mengerti pembelajaran kontekstual itu pembelajaran seperti apa. c. Karakter Siswa

Karena karakteristik siswa yang beragam baik dari segi intelektual, biologis, dan psikologis, jadi guru masih belum optimal dalam melaksanakan pembelajaran kontekstual.

(6)

d. Referensi

Referensi yang digunakan oleh siswa kurang yaitu siswa berpatokan pada buku teks saja

Upaya mengatasi kendala yang dihadapi dalam pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PKn di MAN MALANG II Batu

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PKn dalam kegiatan belajar-mengajar di MAN MALANG II Batu sebagai berikut:

a. Waktu

Guru berusaha untuk mencari waktu lain untuk materi yang belum dapat dilaksanakan secara maksimal agar materi tersebut bisa terlaksana.

b. Guru

1) Guru bisa mengikuti pendidikan nonformal seperti workshop, seminar atau lokakarya yang masih berhubungan dengan pengembangan pembelajaran

2) Peran kepala sekolah untuk memberi tahu guru untuk melaksanakan pembelajaran kontekstual itu perlu karena dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

3) Peran kepala sekolah untuk mengawasi kinerja guru dan memberi saran untuk membentuk kelompok belajar sesuai dengan pembelajaran kontekstual sehingga pembelajaran yang dilakukan lebih efektif, dan terus berupaya untuk memotivasi siswa dengan penghargaan berupa poin atau ucapan selamat bagi siswa aktif memberikan pendapat, aktif dalam menanggapi pendapat temannya satu kelas sehingga lebih bersemangat dalam mengikuti KBM.

(7)

c. Karakter Siswa

Guru harus memikirkan pembelajaran yang lebih efektif, lebih mengaktifkan siswa dan yang terpenting adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta membuat siswa lebih nyaman bukan pembelajaran yang konvensional. Guru harus menjalin komunikasi yang lebih akrab dengan seluruh siswa, memotivasi siswa selalu semangat, tidak takut dan malu dalam mengemukakan pendapat.

d. Referensi

Untuk mengatasinya keterbatasan referensi yaitu guru memberi tahu bahwa referensi bukan hanya ada di buku saja tetapi bisa mencari bahan dari internet atau media cetak ataupun elektronik untuk kelangsungan pembelajaran sehingga siswa tidak terpaku pada buku yang tedapat di perpustakaan yang jumlahnya terbatas.

PEMBAHASAN

Pemahaman Guru tentang Pembelajaran Kontekstual pada Mata Pelajaran PKn di MAN Malang II Batu

Pemahaman guru tentang pembelajaran kontekstual di MAN MALANG II Batu bisa disebutkan antara lain: Yang pertama adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pernyataan di atas sama dengan Suprijono (2009:79). Pembelajaran Kontekstual atau

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru

(8)

peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga.

Pemahaman guru yang ke dua adalah bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui oleh siswa dan kegiatan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari siswa, Pernyataan di atas sama dengan (Nurhadi, 2002:4). Pendekatan kontekstual adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang menekankan pentingnya lingkungan alamiah diciptakan dalam proses belajar, agar kelas lebih hidup dan lebih bermakna karena siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya.

Pemahaman yang keempat adalah Kaedah pembelajaran yang menggabungkan isi kandungan dengan pengalaman harian siswa, masyarakat dan alam pekerjaan serta menyediakan pembelajaran secara konkrit. Hal ini sama dengan Suprijono (2009:79) Pembelajaran kontekstual merupakan prosedur pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya masyarakat.

Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual pada Mata Pelajaran PKn di MAN Malang II Batu

Persiapan sebelum mengajar adalah faktor penting untuk guru dalam melaksanakan suatu pembelajaran di kelas. Guru harus mempersiapkan apa saja yang ingin diajarkan pada siswa, terutama mempersiapkan perangkat pembelajaran yang disertai dengan menggunakan metode pembelajaran yang menunjang. Media harus mendukung, bahan ajar atau sumber belajar serta alat bantu secara baik. Setelah semua persiapan mengajar sudah di lakukan maka

(9)

guru dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas secara maksimal. Berbagai macam metode belajar, media penunjang, alat bantu, bahan ajar, dan format penilaian yang sesuai dengan apa yang telah direncanakan di dalam Rencana Program Pembelajaran (RPP), SK/KD serta silabus dan sistem penilaiannya dapat diterapkan guna menciptakan pembelajaran secara kontekstual.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh ( Sanjaya, 2005:51)

“Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem kegiatan yang bertujuan membelajarkan siswa. Proses pembelajaran itu merupakan suatu kegiatan yang melibatkan berbagai komponen. Itulah pentingnya setiap guru memahami sistem pembelajaran. Melalui pemahaman sistem, minimal guru akan memahami tentang tujuan pembelajaran atau hasil yang diharapkan, proses kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan, pemanfaatan setiap komponen dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana mengetahui keberhasilan pencapaian tersebut”.

Sebelum pelajaran dimulai, para siswa di MAN Malang II Batu diwajibkan membaca ayat-ayat Al-qur’an terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran. Pada hari senin-kamis dan hari sabtu siswa wajib membaca doa dan bershalawat kepada nabi, sedangkan hari Jum’at diwajibkan untuk membaca surat Yasin. Siswa yang tidak hafal boleh membaca Al-quran yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Hal ini jarang ditemui pada sekolah-sekolah lain khususnya di sekolah umum.

Selanjutnya guru membuka pelajaran dengan salam pembuka serta menanyakan kabar siswa. Setelah itu guru melakukan eksplorasi dengan memberi tiga soal untuk siswa dengan cara tanya jawab atau kuis terhadap siswa dengan maksud untuk mengetahui pemahaman siswa dan mengawali membuka pemikiran siswa. Cara tersebut agar siswa dapat mengaitkan manfaat/peran penguasaan kompetensi dalam kehidupan siswa dengan kompetensi terdahulu yang telah dipelajari.

(10)

Guru setiap menjelaskan materi selalu memberikan contoh pengetahuan yang sedang popular yang sedang terjadi di masyarakat kemudian dibangun oleh siswa sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit). Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep-konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Siswa harus mengonstruksikan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Nurhadi (2002:4) menyatakan:

“Pendekatan kontekstual adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang menekankan pentingnya lingkungan alamiah diciptakan dalam proses belajar, agar kelas lebih hidup dan lebih bermakna karena siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya. Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan yang memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik dalam berbagai macam tatanan kehidupan, baik di sekolah maupun di luar sekolah”.

Pada saat masuk kegiatan belajar mengajar guru menulis indikator dan SK/KD yang hendak dicapai agar pembelajaran sesuai dengan apa yang tercantum dalam indikator dan SK/KD. Setelah itu guru menerangkan materi yang baru dengan menjelaskan inti-intinya saja selama beberapa menit dan barulah siswa yang aktif kembali. Guru hanya mengarahkan saja tetapi yang bertindak siswanya. Guru tidak selamanya berceramah di depan kelas karena hal itu merupakan model konvensional dan akan membuat siswa menjadi bosan. Guru mengamati kegiatan yang dilakukan oleh siswa, baik diskusi yaitu belajar memecahkan masalah secara kelompok dan sesekali melakukan interaksi dengan siswa lainnya.

Sebagaimana disebutkan oleh Sulhan (2006:7)

“Penyelenggaraan pembelajaran adalah salah satu tugas utama seorang guru, dimana pembelajaran dapat diartikan suatu sistem atau proses membelajarkan subyek didik/pembelajaran yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan di evaluasi secara sistematis agar subyek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien yaitu mencapai tujuan-tujuan pembelajaran

(11)

sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran”.

Pada saat mengajar PKn guru memiliki sumber belajar sebagai bahan dasar dari materi yang akan disampaikan. Adapun sumber belajar utama dipakai guru adalah sarana cetak seperti buku teks, LKS, dan buku yang relevan dengan materi pelajaran serta didukung dengan artikel koran, gambar-gambar, berita televisi dan lingkungan sekitar.

Setiap akhir pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru beserta siswa selalu melaksanakan kegiatan refleksi untuk melihat sejauh mana penguasaan materi yang telah dikusai oleh siswa dan melihat keberhasilan guru dalam mencapai penyampaian materi kepada siswa.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Komalasari (2010: 13-14)

“Refleksi adalah bagian penting dalam pembelajaran kontekstual. Refleksi merupakan upaya untuk melihat kembali, mengorganisir kembali, menganalisis kembali, mengklarifikasi kembali, dan mengevaluasi hal-hal yang telah dipelajari. Dengan memikirkan apa yang baru saja dipelajari, menelaah dan merespons semua kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang terjadi dalam pembelajaran, siswa akan menyadari bahwa pengetahuan yang baru diperolehnya merupakan pengayaaan atau bahkan revisi dari pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Kesadaran seperti ini penting ditanamkan kepada siswa agar bisa bersikap terbuka terhadap pengetahuan-pengetahuan baru”.

Penilaian pada mata pelajaran PKn di MAN Malang II Malang dalam melaksanakan pembelajaran kontekstual yang dilakukan oleh guru, juga beragam sesuai dengan sub bab yang telah selesai diberikan. Penilaian yang dilakukan terdri dari 2 macam, yaitu (1)penilaian konsep, terdiri dari ulangan harian dan ulangan umum serta (2) penilaian praktek terdiri dari lembar kerja siswa, lembar pengamatan, dan kuis.

(12)

“Penilaian Autentik adalah upaya pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan peserta didik. Data dikumpulkan dari kegiatan nyata yang dikerjakan peserta didik pada saat melakukan pembelajaran. Gambaran perkembangan pengalaman belajar siswa ini perlu diketahui guru setiap saat bisa memastikan benar tidaknya proses belajar siswa. Dengan demikian, penilaian autentik diarahkan pada proses mengamati, menganalisis, dan penafsiran data yang telah terkumpul ketika dalam proses pembelajaran siswa berlangsung”.

Kendala yang terjadi pada pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PKn di MAN Malang II Batu

Kendala-kendala yang terjadi dalam melaksanakan pembelajaran kontekstual sebagai berikut:

a. Waktu

Guru sering kali kekurangan waktu dalam memberi materi, waktunya hanya 2x45 menit sehingga kesulitan untuk membawa siswa terjun langsung kelapangan. Hal tersebut sama dengan Komalasari (2010:248-249) menyebutkan: Salah satu dari kendala yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran kontekstual adalah masalah keterbatasan waktu.

b. Guru

1) Guru kurang menggunakan metode belajar yang beragam sehingga siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Hal tersebut kurang meningkatkan pemahaman siswa terhadap kompetensi yang disampaikan oleh guru. 2)Kurangnya semangat kerja dari guru untuk melaksanakan pembelajaran kontekstual.

3)Adanya sikap terkondisi pada diri guru untuk menerapkan pembelajaran konvensional dalam melaksanakan KBM.

(13)

4)Dan belum mengerti pembelajaran kontekstual itu pembelajaran seperti apa.

c. Karakter Siswa

Karena karakteristik siswa yang beragam baik dari segi intelektual, biologis, dan psikologis, jadi guru masih belum optimal dalam melaksanakan pembelajaran kontekstual. Hal tersebut sama dengan Komalasari (2010:248-249) menyebutkan kondisi siswa (latar belakang siswa, motivasi belajar, budaya baca) kurang mendukung karena disebabkan oleh karakter yang berbeda-beda dan tingkat kepandaian siswa yang bermacam-macam.

d. Referensi

Referensi yang digunakan oleh siswa kurang yaitu siswa berpatokan pada buku teks saja

Upaya mengatasi kendala yang dihadapi dalam pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PKn di MAN Malang II Batu

Berdasarkan temuan penelitian yang didapatkan maka Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PKn dalam kegiatan belajar-mengajar di MAN MALANG II Batu sebagai berikut:

a. Waktu

Guru berusaha untuk mencari waktu lain untuk materi yang belum dapat dilaksanakan secara maksimal agar materi tersebut bisa terlaksana.

b. Guru

1) Guru bisa mengikuti pendidikan nonformal seperti workshop, seminar atau lokakarya yang masih berhubungan dengan pengembangan pembelajaran

(14)

2) Peran kepala sekolah untuk memberi tahu guru untuk melaksanakan pembelajaran kontekstual itu perlu karena dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

3) Peran kepala sekolah untuk mengawasi kinerja guru dan memberi saran untuk membentuk kelompok belajar sesuai dengan pembelajaran kontekstual sehingga pembelajaran yang dilakukan lebih efektif, dan terus berupaya untuk memotivasi siswa dengan penghargaan berupa poin atau ucapan selamat bagi siswa aktif memberikan pendapat, aktif dalam menanggapi pendapat temannya satu kelas sehingga lebih bersemangat dalam mengikuti KBM.

c. Karakter Siswa

Guru harus memikirkan pembelajaran yang lebih efektif, lebih mengaktifkan siswa dan yang terpenting adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta membuat siswa lebih nyaman bukan pembelajaran yang konvensional. Guru harus menjalin komunikasi yang lebih akrab dengan seluruh siswa, memotivasi siswa selalu semangat, tidak takut dan malu dalam mengemukakan pendapat. Hal tersebut sama dengan (Nurhadi, 2003: 20-21) menyebutkan: Guru harus mempertimbangkan keragaman siswa dengan begitu guru dapat mengklasifikasikan dan merencanakan pembelajaran yang sesuai untuk memberikan pembelajaran yang bermakna.

d. Referensi

Untuk mengatasinya keterbatasan referensi yaitu guru memberi tahu bahwa referensi bukan hanya ada di buku saja tetapi bisa mencari bahan dari internet atau media cetak ataupun elektronik untuk kelangsungan pembelajaran sehingga siswa tidak terpaku pada buku yang tedapat di perpustakaan yang jumlahnya terbatas.

(15)

Prospektif pelaksanaan pembelajaran kontekstual dalam mata pelajaran PKn di MAN Malang II Batu

Prospektif pembelajaran kontekstual menurut guru sebagai berikut:

(a) Guru sangat mengharapkan bahwa pembelajaran kontekstual dapat dilaksanakan semaksimal mungkin, dengan dibantu oleh sekolah, dalam artian sekolah mencukupi segala sarana dan prasarana serta mengadakan pelatihan untuk cara pengoperasiannya, sehingga pelajaran dapat berjalan dengan baik ;

(b) Sekolah dan kurikulum diharapkan dapat memberikan alokasi waktu yang cukup untuk melaksanakan pembelajaran kontekstual, sehingga pelajaran dapat berjalan dengan baik, siswa memiliki pola pikir yang baik dan mau mencari ilmu sendiri, baik di sekolah maupun di luar sekolah serta dapat mengaplikasikan ilmu secara faktual maupun secara teori ; (c) Prospektif pembelajaran kontekstual sangat bagus dikarenakan siswa belajar dari kehidupan sehari-harinya yang kemudian dibawa ke kelas kemudian didiskusikan. Hal tersebut sama dengan Komalasari (2010:242)

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Pemahaman sebagian guru PKn tentang pembelajaran kontekstual di MAN MALANG II Batu masih kurang, dalam artian guru sudah memahami pembelajaran kontekstual dalam aspek teori, tetapi dalam aspek prakteknya guru belum memahami dan belum sesuai dengan pembelajaran kontekstual yang sesuai dengan teori yang ada. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya waktu peneliti melakukan obsevasi, guru dalam melakukan pembelajaran tidak sesuai RPP dan silabus yang dibuatnya. Tetapi pembelajaran yang dilakukan guru tersebut sesuai dengan tujuan pembelajarannya. Dapat diketahui bahwa guru yang melakukan pembelajaran

(16)

kontekstual di MAN Malang II Batu sudah sesuai dengan komponen-komponen pembelajaran kontekstual seperti komponen konstruktivistik (constructivism), menemukan (inquiri), bertanya

(questioning), masyarakat belajar (learning community) pemodelan (modeling), refleksi

(reflection) dan penilaian autentik (authentic assessment). Kendala-kendala yang terjadi dalam

melaksanakan pembelajaran kontekstual adalah waktu, guru, karakter siswa dan referensi. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran PKn dalam kegiatan belajar-mengajar di MAN MALANG II Batu sebagai berikut:

a. Waktu

Guru berusaha untuk mencari waktu lain untuk materi yang belum dapat dilaksanakan secara maksimal agar materi tersebut bisa terlaksana.

b. Guru

Guru bisa mengikuti pendidikan nonformal seperti workshop, seminar atau lokakarya yang masih berhubungan dengan pengembangan pembelajaran

c. Karakter Siswa

Guru harus memikirkan pembelajaran yang lebih efektif, lebih mengaktifkan siswa dan yang terpenting adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta membuat siswa lebih nyaman bukan pembelajaran yang konvensional.

d. Referensi

Untuk mengatasinya keterbatasan referensi yaitu guru memberi tahu bahwa referensi bukan hanya ada di buku saja tetapi bisa mencari bahan dari internet atau media cetak ataupun elektronik untuk kelangsungan pembelajaran sehingga

(17)

siswa tidak terpaku pada buku yang tedapat di perpustakaan yang jumlahnya terbatas.

Prospektif pembelajaran kontekstual menurut guru sebagai berikut:

(a) Guru sangat mengharapkan bahwa pembelajaran kontekstual dapat dilaksanakan semaksimal mungkin, dengan dibantu oleh sekolah, dalam artian sekolah mencukupi segala sarana dan prasarana serta mengadakan pelatihan untuk cara pengoperasiannya, sehingga pelajaran dapat berjalan dengan baik

(b) Sekolah dan kurikulum diharapkan dapat memberikan alokasi waktu yang cukup untuk melaksanakan pembelajaran kontekstual, sehingga pelajaran dapat berjalan dengan baik, siswa memiliki pola pikir yang baik dan mau mencari ilmu sendiri, baik di sekolah maupun di luar sekolah serta dapat mengaplikasikan ilmu secara faktual maupun secara teori ;

(c) Prospektif pembelajaran kontekstual sangat bagus dikarenakan siswa belajar dari kehidupan sehari-harinya yang kemudian dibawa ke kelas kemudian didiskusikan

Saran

1. Guru hendaknya menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual dengan variasi model pembelajaran seperti pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran inkuiri, dan pembelajaran berbasis nilai.

2. Guru harus meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dengan cara belajar mandiri dan mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan, serta mengubah pola budaya mengajar yang masih tergolong konvensional.\

(18)

Daftar Rujukan

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual :Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.

Moleong ,Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatifedisi revisi.Bandung: Remaja Rosda Karya. Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran kontekstual dan penerapannya dalam KBK. Malang. UM

Press.

Sanjaya, W. 2005. Pembelajaran Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sulhan, Najib. 2006. Pembangunan Karakter pada Anak: Manajemen Pembelajaran Guru

Menuju Lembaga PAUD Efektif. Surabaya: Intelektual Club.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku konsumen yang mencakup sikap dan norma subjektif dalam keputusan pembelian Smartphone OPPO pada Mahasiswa

Dukungan informasional yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah kolega asseminator (penyebar) informasi tentang dunia jadi dukungan informasi dari keluarga mencakup

Dalam analisis data pengaruh faktor internal terhadap kepatuhan syariah dengan hasil uji t statistik sebesar 6,659≥1,64, berarti terdapat pengaruh yang siknifikan positif

Pengiriman data pasien ataupun informasi yang berhubungan dengan rumah sakit dapat langsung dari komputer ke komputer yang terdapat di setiap ruangan dengan menggunakan jaringan

Nilai koefisien tersebut menunjukkan bahwa suhu permukaan laut dan klorofil-a memiliki hubungan yang sangat erat terhadap hasil tangkapan ikan ikan tuna sirip kuning

29 OKTOBER 2011 TAHUN AKADEMIK 2011/2012. FAKULTAS TEKNIK

Sarana untuk mencapai tujuan pembangunan yang demikian adalah reformasi radikal struktur politik dan ekonomi domestik oleh kelompok yang tertindas, dalam arti

Untuk menghasilkan luaran proyek sistem informasi yang bermutu dalam arti sesuai dengan persyaratan, baik yang didefinisikan oleh pemberi kerja maupun mengikuti