• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecelakaan Kerja 1. Pengertian

Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda.1) Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tidak diinginkan yang merugikan fisik orang lain. Kecelakaan yang disebabkan oleh kontak secara langsung yang disebabkan karena kontak dengan suatu energi listrik, panas, getaran dan kebisingan yang melewati ambang batas melalui tubuh manusia. 18)

Kecelakaan kerja juga mengandung unsur – unsur sebagai berikut :10)

a. Tidak diduga semula, karena dibelakang peristiwa kecelakaan kerja tidak terdapat unsur kesenjangan dan unsur perencanaan.

b. Tidak diinginkan atau tidak diharapkan, karena setiap peristiwa kecelakaan kerja akan selalu disertai dengan adanya kerugian baik fisik maupun mental.

c. Selalu menimbulkan kerugian dan kerusakan, karena setiap kerugian dan kerusakan akan menyebabkan gangguan proses bekerja.

Permasalahan penting yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja ada dua yaitu :18)

a) Kecelakaan adalah akibat langsung dari pekerja.

b) Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan atau saat produksi.

Unsur sedemikian rupa maka setiap pekerja harus mengembangkan suatu kepekaan terhadap adanya resiko yang ada di tempat kerja yang mengancam keselamatan dirinya, melalui pengenalan sumber bahaya yang ada di tempat kerja (Hazard Recognition) dan dilakukan tindakan atau

(2)

keinginan nyata dari pekerja untuk mengendalikan potensi bahaya yang ada di tempat kerja. 10)

2. Penyebab Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja hanya akan terjadi apabila terdapat berbagai faktor penyebab secara bersamaan pada suatu tempat kerja. Suatu kecelakaan kerja tidak dapat terjadi dengan sendirinya, akan tetapi terjadi oleh satu atau beberapa faktor penyebab kejadian kecelakaan pada suatu kejadian. Secara umum penyebab kecelakaan kerja dikelompokkan menjadi dua yaitu :19)

a. Sebab dasar atau awal mula

Faktor yang mendasari secara umum terhadap kejadian atau peristiwa kecelakaan. Sebab dasar kejadian kecelakaan kerja di industri antara lain : komitmen, manusia dan kondisi tempat kerja.19)

1)Penyebab dasar atau awal mula terjadinya kecelakaan dilihat dari faktor menejemen yang kurang memadai misalnya :20)

a). Standar kerja yang kurang baik dapat menyebabkan kecelakaan kerja karena keadaan material yang kurang baik dan kurang memadai. b). Standar perencanaan yang kurang tepat

c). Standar perawatan yang kurang tepat

d). Standar pembelian peralatan yang kurang tepat

e). Keausan alat akibat sering dipakai dan pemakaian yang abnormal 2)Penyebab dasar atau awal mula terjadinya kecelakaan dilihat dari faktor

manusia yang kurang memadai misalnya :21) a) Kurangnya pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari sebuah proses belajar yang membentuk tindakan seseorang menjadi lebih baik. Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor dari proses adopsi perilaku dan tingkat pengetahuan dalam hasil dari tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan proses pengindraan terhadap objek yang tertentu. Pengetahuan merupakan suatu keinginan untuk mengungkap fakta dengan keinginan seseorang secara bijaksana.22) Menurut penelitian Jeni Rajajunguk bahwa dari 27 pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan memiliki pengetahuan

(3)

sedang sebanyak 15 orang. Pekerja yang mengalami kecelakaan kerja pada 28 pekerja menjadi 27 orang disebabkan karena 1 orang pekerja meninggal dunia karena disebabkan karena sakit bukan karena disebabkan kecelakaan kerja.23)

b) Kurangnya ketrampilan

Pengalaman seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya melakukan start atau stop pada sebuah peralatan dan memakai alat-alat keselamatan. Pengalaman sangat dibutuhkan ketika melakukan pekerjaan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan kecelakaan kerja.21) Semakin baik keterampilan seorang karyawan, maka persepsi karyawan terhadap risiko kecelakaan kerja semakin memburuk.24)

c) Fisik yang tidak mendukung

Lemahnya kondisi fisik sesorang berpengaruh pada penurunan tingkat konsentrasi dan motivasi dalam bekerja. Sedangkan kita tahu bahwa konsentrasi dan motivasi sangat dibutuhkan ketika bekerja, apabila sudah terganggu kecelakaan sangat mungkin terjadi pada pekerja.22)

d) Psikologis

Faktor psikolgis juga sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Psikologis seseorang sangat berpengaruh pada konsentrasi dalam melakukan suatu pekerjaan, apabila konsesntrasi sudah terganggu maka akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang akan dilakukan ketika bekerja, misalnya: kecelakaan kerja akan sangat mungkin terjadi.25) Menurut hasil penelitian Suprapto bahwa ada hubungan antara stres kerja dengan kejadian kecelakaan kerja dari hasil korelasi analisis menunjukkan adanya hubungan antara resiko kecelakaan kerja dengan stres kerja. risiko kecelakaan kerja merupakan salah satu faktor yang menunjukkan tinggi rendahnya angka kejadian kecelakaan kerja.26)

3)Penyebab dasar atau awal mula terjadinya kecelakaan dilihat dari faktor lingkungan yang kurang memadai misalnya :

(4)

a). Lingkungan kerja merupakan tempat dimana karyawan atau pekerja melakukan aktivitas setiap harinya. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja secara optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi karyawan. Apabila karyawan menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka karyawan tersebut akan betah di tempat kerjanya, melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif.13) Lingkungan kerja berpengaruh besar terhadap moral pekerja. Faktor-faktor keadaan lingkungan kerja yang penting dalam kecelakaan kerja terdiri dari pemeliharaan rumah tangga (house keeping), kesalahan terletak pada rancangan tempat kerja, cara menyimpan bahan baku dan penempatan alat kerja tidak diletakkan pada tempatnya, lantai yang kotor dan licin. Ventilasi yang tidak sempurna sehingga ruangan kerja terdapat debu, keadaan lembab yang tinggi sehingga orang merasa tidak nyaman dalam bekerja. Pencahayaan yang tidak sempurna misalnya ruangan gelap, terdapat kesilauan dan tidak ada pencahayaan setempat.21) lingkungan kerja yang tidak aman dan nyaman dapat menyebabkan pekerja tidak nyaman dalam melakukan pekerjaanya sehingga dapat menyebabkan timbulnya kejadian kecelakaan kerja.13)

b). Proses produksi merupakan bagian produksi sebagai salah satu tempat diterapkannya penggunaan alat dan mesin, menjadi tempat dengan potensi bahaya yang besar dan risiko pekerjaan yang tinggi, hal ini menjadi fokus perusahaan agar dapat dilakukan pengendalian bahaya dan pengendalian risiko pekerjaan untuk melindungi pekerja dari kecelakaan kerja.27)

Penyebab dasar inilah yang timbul karena adanya keadaan-keadaan yang disebut dengan substandard (unsafe), yang berupa gejala-gejala yang timbul dari kondisi dan perbuatan substandar (unsafe). Memakai istilah standart dapat memberikan suatu ukuran tertentu yang standart, ukuran yang digunakan. Tindakan yang tidak memenuhi standart tersebut yaitu substandard. Kondisi dan perbuatan substandart ini timbul sebagai akibat adanya penyebab dasar (basic causes).20)

(5)

b. Sebab Utama

Adanya faktor dan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang belum dilaksanakan secara benar, diantaranya yaitu: 28)

1). Kondisi tidak aman (unsafe condition), yaitu keadaan yang tidak aman yang akan menyebebkan kecelakaan kerja. Kondisi yang tidak aman yang berasal dari :21)

a) Letak mesin yang salah yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja misalnya peralatn atau mesin yang berputar, bergerak bolak-balik, belt atau sabuk yang berjalan, roda gigi yang bergerak. Mesin dan peralatan yang menimbulkan kecelakaan kerja harus diberi pelindung agar tidak membahayakan pekerjanya.22)

2). Perbuatan tidak aman (unsafe actions), yaitu keadaan yang tidak aman atau perbuatan yang tidak aman dan akan menyebabkan kecelakaan kerja. Perbuatan yang tidak aman antara lain :29)

a) Mengoperasikan mesin yang bukan menjadi wewenang dan tanggung jawab,

b)Menggunakan alat-alat yang sudah rusak, c) Menggunakan alat dengan cara yang salah, d)Mengangkat beban yang kurang benar,

Faktor-faktor yang melatar belakangi perbuatan tidak aman antara lain :30) a) Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect), kondisi fisik atau cacat

tubuh sesorang berpengaruh pada menurunnya tingkat konsentrasi dan motivasi dalam bekerja. Konsentrasi dan motivasi sangat dibutuhkan ketika bekerja. Bila sudah terganggu, kecelakaan sangat mungkin terjadi.21)

b) Keletihan dan kelesuan (fatigue and boredom), keletihan dan kelesua dapat mengakibatkan kecelakaan kerja atau turunnya produktifitas kerja. Keletihan dan kelesuan adalah fenomena kompleks fisiologis maupun psikologis dimana ditandai dengan adanya gejala perasaan lelah dan perubahan fisiologis dalam tubuh. Keletihan dan kelesuan

(6)

dapat berakibat menurunnya kemampuan kerja dan kemampuan tubuh para pekerja.27)

c) Sikap dan tingkah laku yang tidak aman, bekrja dengan tergesa-gesa atau sembrono bisa menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja karena dalam bekerja harus teliti, cermat dan hati-hati agar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dapat terwujud.27)

3. Jenis-jenis Kecelakaan Kerja

a. Kecelakaan kerja ringan, yaitu kecelakaan kerja yang perlu pengobatan pada hari itu dan bisa melkakukan pekerjaanya kembali atau istirahat < 2 hari. Contoh kecelakaan ringan yaitu : terpeleset, tergores, terkena pecahan beling, terjatuh dan terkilir.31)

b. Kecelakaan kerja Sedang, yaitu kecelakaan kerja yang memerlukan pengobatan dan perlu istirahat selama > 2 hari. Contoh kecelakaan kerja sedang yaitu : tejepit, luka sampai robek, luka bakar.31)

c. Kecelakaan kerja berat, yaitu kecelakaan kerja yang mengalami amputasi dan kegagalan fungsi tubuh. Contok kecelakaan kerja berat yaitu : patah tulang.31)

4. Akibat Kecelakaan

Akibat kecelakaan merupakan kerugian dan perbuatan yang tidak aman dan memberikan dampak kerugian baik secara materi dan non materi. Kerugian secara materi yaitu dampak kerugian yang dikeluarkan secara langsung dan tidak langsung sebagai upaya penaggung jawab. Kerugian non materi dalam kecelakaan kerja yaitu dampak kerugian pekerja seperti hilangnya nyawa dan kesehatan seseorang pekerja menjadi risiko yang harus ditanggung oleh perusahaan.2)

5. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan beberapa fakor antara lain :18)

a. Peraturan Perundangan, yaitu ketentuan – ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi kerja pada umumnya antara lain : perencanaan, pemeliharaan, perawatan peralatan, pemeriksaan berkala, pengujian

(7)

peralatan, supervisi tenaga medis, pelatihan, dan pemeriksaan kesehatan pada pekerja.18)

b. Standarisasi, yaitu usaha bersama membentuk pentapan standar resmi antara lain : alat-alat yang memenuhi syarat, keselamatan jenis-jenis industri, penyediaan APD (Alat Pelindung Diri) dan kondisi ruangan yang aman.32)

c. Pengawasan, yaitu proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan dan dipatuhinya ketentuan perundang-undangan yang diwajibkan atau sudah di tentukan oleh perusahaan.33)

d. Penelitian bersifat teknik misalnya bahan-bahan yang berbahaya dan beracun, penyelidikan pagar pengaman, peneliti tentang pencegahan peledakan gas dan debu.18)

e. Rekam Medis, yaitu keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada fasilitas pelayanan kesehatan akibat keadaan fisik yang mengakibatkan kecelakaan.34)

B.Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 1. Pengertian

Keselamatan Kerja adalah sarana yang paling utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian yang berupa luka, cacat, kematian, dan kerusakan mesin dan lingkungan secara luas. Tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan yang benar dan sesuai. Keselamatan kerja menyangkut semua proses produksi dan distribusi yang difokuskan pada tempat kerja yang kurang aman atau kondisi tidak aman.35)

(8)

Kesehatan kerja adalah pekerja atau tenaga kerja memperoleh derajat kesehatan yang semaksimal mungkin baik fisik maupun mental dengan usaha preventif dan kuratif, terhadap gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan, lingkungan kerja, penyakit umum dan penyakit akibat kerja.36)

2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mewujudkan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera. Adapun untuk mencapai lingkungan kerja yang aman sehat dan sejahtera ada beberapa kriteria misalnya : 37)

a. Keadaan lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman

b. Pekerja yang sehat fisik, mental, sosial dan bebas dari kecelakaan c. Menigkatkan produktivitas yang efektif dan efisien bagi perusahaan d. Menigkatkan kesejahteraan pekerja.

3. Pengendalian Risiko atau bahaya keselamatan dan kesehatan kerja Setiap pengurus harus memperhatikan sistim akses yang tersedia untuk bekerja di suatu bangunan atau struktur. Pengambilan keputusan untuk menetukan atau memilih suatu sistem akses untuk pekerjaan pada ketinggian, Hierarki pengendalian risiko bahaya sebagaimana berikut :38)

a. Eliminasi adalah suatu pengendalian risiko yang bersifat permanen dan harus di terapkan dan harus dicoba untuk diterapkan sebagai perioritas utama. Eliminasi dapat dicapai dengan memindahkan objek kerja atau sistem kerja yang berhubungan dengan tempat kerja yang kehadirannya pada batas yang tidak dapat diterima oleh ketentuan, peraturan atau standar baku K3.11)

b. Substitusi adalah pengendalian untuk mengganti bahan atau peralatan untuk pengendalian resiko yang lebih berbahaya diganti dengan yang tidak berbahaya sehigga penerapannya masih diterima dalam batas yang masih diterima.11)

c. Rekayasa adalah Pemasangan atau pembuatan alat untuk pengendalian risiko demi keselamatan karyawan yang ada di perusahaan.38)

(9)

d. Administrasi adalah cara administratif digunakan untuk pengendalian risiko yang ada di perusahaan.11)

e. APD adalah cara yang digunakan personal untuk pengendalian risiko yang ada di perusahaan.38)

4. Program K3

Program K3 adalah suatu fungsi operasional yang merupakan bagian dari semua kegiatan dari bagian operasional. Pekerjaan atau tugas apapun yang tidak dianggap terselesaikan secara efisien, kecuali pekerja megikuti setiap tindakan pencegahan dan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja untuk melindungi dirinya dan teman kerjanya dari bahaya yang ada di tempat kerja.39)

C.Sistem Menejemen K3 1. Menejemen

Berdasarkan Keputusan Mentri Ketenaga Kerja Nomor 05 tahun 1996 tentang SMK3, SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen yang mencakup keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja untuk menciptakan tempat kerja yang aman, efektif dan efisien.4)

2. Tujuan dan Sasaran SMK3

Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.40)

Dalam menerapkan SMK3 di tempat kerja maka pekerja wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :41)

a. Menetapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap penerapan SMK3 di perusahaan

(10)

b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan K3 c. Menerapkan kebijakan K3 secara efektif untuk mengembangkan

kemampuan pekerja dan mekanisme pendukung untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran K3

d. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan kecelakaan kerja

e. Meninjau ulang dan meningkatkan pelaksanaan SMK3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja K3.

3. Audit SMK3

Dalam upaya pembuktian dan pengukuran penerapan SMK3 maka perusahaan dianjurkan untuk melakukan audit yang dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut :42)

a. Audit internal adalah untuk meminimalisir bahaya yang dapat terjadi di tempat kerja yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja.21) Audit Internal K3 merupakan audit K3 yang dilakukan di dalam perusahaan dan dilakukan oleh auditor K3 dari perusahaan yang terkait, baik yang berasal dari kantor pusat maupun unit-unit yang bersangkutan. Audit internal K3 bertujuan untuk membantu pimpinan perusahaan agar mengetahui ketimpangan dalam unsur sitem operasi dari produksi, sehingga dapat dilakukan usaha peningkatan mutu pelaksanaan K3 secara berkesinambungan.42)

b. Audit Eksternal adalah pemeriksaan secara sistematik dan independen, untuk mengukur penerapan Sistem Menejemen K3 di tempat kerja atau perusahaan yang hasilnya digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian tingkat pencapaian penerapan Sistem Menejemen K3. 43)

Pedoman teknis dalam mengaudit Sistem Menejemen K3 sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. Per 05/Men/1996 meliputi unsur-unsur sebagai berikut :40)

1) Pembangunan dan pemeliharaan komitmen; 2) Strategi pendokumentasian;

3) Peninjauan ulang desain dan kontrak; 4) Pengendalian dokumen;

(11)

5) Pembelian;

6) Keamanan bekerja berdasarkan Sistem Manajemen K3; 7) Standar Pemantauan;

8) Pelaporan dan perbaikan kekurangan; 9) Pengelolaan material dan pemindahannya; 10) Pengumpulan dan penggunaan data; 11) Pemeriksaan sistem manajemen;

12) Pengembangan ketrampilan dan kemampuan.

4. Keamanan Bekerja Berdasarkan Sistem Menejemen K3

Keamanan bekerja menurut Sistem Menejemen K3 merupakan upaya menejer perusahaan untuk mncapai kondisi tempat kerja yang aman dan nyaman untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dengan elemen sebagai berikut :44)

a. Sistem kerja adalah suatu kesatuan yang meliputi : petugas yang kurang berkompeten dalam mengidentifikasi bahaya yang ada ditempat kerja dan menilai risiko yang timbul ditempat kerja, upaya pengendalian risiko yang diperlukan dan titetapkan melalui tingkat pengendalian.45)

b. Pengawasan merupakan suatu proses pengawasan dan pengamatan dari seluruh kegiatan dari pekerja, sehingga pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan apa yang sudah ditentukan dan sudah menjadi tanggung jawab pekerja.42)

c. Lingkungan kerja merupakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman yang dapat meberikan kenyamanan bagi pekerjanya sehingga pekerjanya betah dalam melakukan pekerjaannya.46)

d. Pelayanan kesehatan merupakan penyediaan layanan yang baik dan pelayanan kesehatan yang patuh pada standart dan Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 03/Men/1982, maka perlu adanya penyusunan prosedur untuk menjamin perusahaan bahwa pelayanan sudah memenuhi standart.42)

(12)

D.Kepatuhan 1. Pengertian

Kepatuhan adalah ketaatan terhadap suatu spesifikasi, standar yang telah diatur dengan jelas yang biasanya di terbitkan oleh lembaga yang berwewenang dalam suatu bidang tertentu. Instruksi kerja digunakan untuk memahami atau mengomunikasikan sekaligus menyamakan persepsi anatar berbagai pihak yang terlibat. Instruksi kerja juga digunakan sebagai media pengendalian dan pemantauan kinerja. Agar aktivitas operasional lebih lancar dan setiap pekerja menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing, agar pekerja mempunyai tanggung jawab yang penuh dengan apa yang dilakukan. Terutama perusahaan yang sudah besar dan banyak memiliki anak perusahaan kemungkinan tenaga kerja yang dimutasi akan mudah beradaptasi.47)

2. Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

Faktor yang mempengaruhi kepatuhan meliputi :13) a. Pendidikan

Usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dan bakat dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan pekerja dapat meningkatkan kepatuhan, apabila pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif.48)

b. Lingkungan

Kehidupan sosial, psikologi, dan fisik dalam perusahaan yang berpengaruh terhadap pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai keadaan lingkungan sekitarnya, antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini, manusia akan selalu berusaha untuk beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan kerja sekitarnya. Lingkungan kerja yang aman dan nyaman dapat meningkatkan kepatuhan selama lingkungan

(13)

kerjanya selalu dalam keadaan yang nyaman, karena pekerja akan merasa betah dalam melakukan pekerjaannya.21)

c. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu, dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.49) Menurut fungsinya pengetahuan merupakan dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencari penalaran, dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun dan ditata kembali atau diubah sedemikian rupa, sehingga tercapai suatu konsistensi. Semakin tinggi tingkat pengetahuan, semakin baik pula pekerja melaksanakan pekerjaanya. Pengetahuan merupakan dorongan untuk menjadikan pekerja menjadi patuh terhadap peraturan yang sudah ditetapkan dari instansi.1)

d. Sikap

Merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari individu seseorang. Manifestasi sikap terhadap suatu simulasi atau objek. Sikap dapat diartikan sebagai kondisi keadaan mental atau taraf seseorang untuk menggambarkan kesiapan untuk bereaksi terhadap simulasi yang diterima. Sikap merupakan suatu tindakan atau aktivitas sebagai predisposisi suatu tindakan perilaku seseorang. Sikap seseorang mempengaruhi tingkat kepatuhan karena semakin baik kondisi keadaan mentalnya semakin tinggi pula tingkat kepatuhannya.13)

e. Usia

Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat akan berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan, masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya.

(14)

Semakin dewasa seseorang, maka semakin tinggi pula cara berfikirnya semakin matang pula untuk mentaati kepatuhan yang sudah ditetapkan oleh instansi.50)

f. Masa Kerja

Seseorang yang sudah lama bekerja dan memiliki wawasan yang luas, pengalaman yang banyak akan melakukan pekerjaan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dan sesuai pengalaman yang telah didapat selama bekerja. Masa kerja dapat meningkatkan kepatuhan, apabila masa kerja tersebut sudah lama dan menjadi karyawan tetap.51)

g. Pelatihan

Pelatihan merupakan usaha untuk mengembangkat bakat dan minat pekerja untuk menigkatkan mutu dan kualitas dari dalam diri pekerja, untuk mengembagkat bakat yang sudah dimiliki oleh pekerja. Tingkat ketrampilan seseorang dapat mempengaruhi cara berfikir seseorang dalam melakukan pekerjaan baik praktik maupun teori untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Pelatihan dapat meningkatkan kepatuhan, apabila pelatihan tersebut merupakan pelatihan yang aktif dari instansi. 52)

h. Dukungan Keluarga

Sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai bagian yang paling utama dalam melakukan pekerjaan dan tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dukungan keluarga dapat meningkatkan kepatuhan, apabila keluarga mendukung penuh dan memberikan motivasi dengan pekerjaan yang sudah dilakukan.53)

3. Faktor yang Menghambat Kepatuhan

Faktor yang menghambat kepatuhan dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pekerja antara lain :

(15)

a. Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi adalah bagian dari setiap individu yang memiliki pengalaman pribadi yang meniggalkan kesan yang mendalam dan kuat. sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.54)

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Individu seseorang untuk memiliki sikap cenderung konformis atau searah dengan seseorang yang dianggap penting. Kecenderungan ini akan dimotivasi oleh keinginan berafiliasi dan keinginan tidak menimbulkan konflik dengan orang yang dianggap penting, sehingga sikap seseorang tergantung dari kondisi orang disekitarnya.55)

c. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan memiliki norma dan nilai sebagai ciri khusus dari suatu daerah yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum dan adat istiadat yang sering dilakukan oleh masyarakat. Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan pengarahan sikap seseorang untuk menghadapi berbagai masalah. Kebudayaan mewarnai sikap individu seseorang bagian dari komunitas masyarakat untuk melakukan berbagai tindakan untuk memeberikan corak pengalaman individu masyarakat.56) d. Media masa

Media masa sebagai sarana komunikasi masyarakat yang memiliki pengaruh terhadap persepsi dan opini individu. Pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh bagi individu seseorang.55)

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menetukan kepercayaan dan pengaruh pembentukan sikap karena konsep dasar praktik dan moral dari individu seseorang.55)

(16)

f. Faktor emosional

Bentuk atau sikap individu seseorang merupakan peryataan yang didasari emosional individu, sebagai penyaluran atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.54)

E.Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

K3 1. Pengetahuan 2. Ketrampilan 3. Pendidikan 4. Psikologis 5. Pengetahuan 6. Sikap 8. Usia 9. Masa Kerja 10. Pelatihan 11. Dukungan Keluarga Kecelakaan Kerja Kepatuhan K3 Faktor Manajemen Faktor Manusia Faktor Lingkungan Unsafe Condition 1. Mesin dan Peralatan 2. Kondisi lingkungan yang aman 1. Standar Kerja 2. Standar Perencanaan 3. Standar Perwatan 4. Standar Pembelian 5. Keausan Alat 1.Keadaan Fisik (Cacat Tubuh) 2. Keletihan 3. Tingkah Laku (perilaku) Unsafe Action

(17)

F.Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Ket* : Pendidikan, usia, masa kerja, pelatihan, merupakan variabel pengganggu yang akan dilakukan pengukuran, tetapi dalam penelitian ini tidak diteliti.

G. Hipotesis

Ada hubungan kepatuhan terhadap peraturan K3 dengan kejadian kecelakaan kerja. Kecelakaan Kerja Kepatuhan Terhadap Peraturan K3 1. Pendidikan* 2. Lingkungan 3. Pengetahuan 4. Sikap 5. Usia* 6. Masa Kerja* 7. Pelatihan* 8. Dukungan Keluarga

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori K3 1. Pengetahuan 2. Ketrampilan 3. Pendidikan  4. Psikologis 5
Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Faktor kesalahan customer service, pengetahuan karyawan, waktu menunggu untuk mendapatkan pelayanan konsumen, kesalahan penagihan, jangkauan jaringan, frekuensi

Pada pasal 1, undang-undang nomor 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja disebutkan bahwa kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan

b) Aktivitas seluruh personil yang mempunyai akses ke tempat kerja c) Perilaku manusia, kemampuan, dan faktor-faktor manusia lainnya.. d) Bahaya-bahaya yang timbul dari luar

Faktor-faktor penyebab tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah serangkaian indikator-indikator yang menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga yang

Setelah kecelakaan kerja terjadi, kegagalan aktif dikategorikan ke dala “kesalahan/error” atau “penyimpangan/pelanggaran”. Error adalah kesalahan yang tidak

1) Usia : mempunyai pengaruh yang cukup penting terhadap terjadinya kecelakaan kerja, dimana golongan usia muda kecenderungan untuk mendapatkan kecelakaan akibat

Faktor-faktor tersebut masing-masing memiliki ciri utama indikator yang perlu diukur seperti analisis faktor penyebab dasar kecelakaan pada proses investigasi, keterlibatan

a. Faktor eksternal, adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja. Yang termasuk beban kerja eksternal adalah: 1) tugas-tugas/task baik yang bersifat fisik (tata