• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berita Calon Kepala Daerah Pada Pilkada Kota Medan 2010 di Harian Waspada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Berita Calon Kepala Daerah Pada Pilkada Kota Medan 2010 di Harian Waspada"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Calon Kepala Daerah Pada

Pilkada Kota Medan 2010 di Harian

Waspada

HUSNUL ISA HARAHAP

Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan, Jl. Dr. Sofyan No.1 Medan, 20155, Telepon: 061-8220760,

Email: husnulsa@gmail.com

Diterima tanggal 1 Juni 2014/Disetujui tanggal 4 Juni 2015

It is the study of news regional head candidates in local elections in Kota Medan. Precisely in April 2010 local elections and published by Harian Waspada. The contents of the news pub-lished are that has associated with one of the candidates. This study was conducted with the ap-proach of political communication. Collecting data are using literature and documents. The da-ta analysis with descriptive analysis method. The study found there are variations in the quanti-ty of news regional head candidates. This means that no candidate dominates the news content. This can be seen from the difference in the news every week especially regarding regional head candidates. However there is a regional head candidates very rarely reported. It seems related to the amount of advertising campaigns published in this daily. But the fact it is not related at all to the advertising campaign, although it is almost impossible eliminate their relationship.

Keywords:Regional election, candidate, mass media.

Pendahuluan

Pilkada Kota Medan telah dilaksanakan pada Tanggal 12 Mei 2010. Berbagai agenda dan acara telah dilakukan seputar kegiatan Pilkada tersebut. Untuk bisa menang dalam pilkada, setiap calon walikota berupaya mempengaruhi pemilih. Banyak sarana yang digunakan untuk mempengaruhi pemilih tersebut. Salah satunya adalah media massa. Dengan menggunakan media massa, setiap calon walikota berpeluang untuk menyampaikan pesan politiknya. Sehingga media massa menjadi sarana strategis. Proses pemilihan kepala daerah memiliki tuntutan positif terhadap peran media massa agar menjadi sarana konsolidasi demokrasi. Media massa dintuntut memiliki peran sebagai sarana publik untuk mendapatkan

informasi yang berimbang. Namun tuntutan ini memiliki tantangan dari lingkungan politik yang dipenuhi kepentingan. Cara-cara yang dilakukan calon walikota untuk memenangkan pemilu akan mempengaruhi kuantitas berita yang muncul menjelang waktu pemilihan atau waktu pemungutan suara.

Peran strategis media massa menyebabkan munculnya persaingan diantara para calon walikota Medan, terutama untuk bisa memanfaatkan media massa yang biasa dibaca masyarakat sebagai media sosialisasi politik dan kampanye. Terdapat 10 calon walikota Medan yang bersaing. Calon walikota tersebut adalah: Syahrial Anas-Yahya Sumardi, Sigit Pramono Asri-Nurlisa Ginting, Indra Sakti Harahap-Delyuzar, Bahdin Nur Tanjung-Kasim Siyo, Joko

(2)

Susilo-Amir Mirza Hutagalung, Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin, M Arif Nasution-Supratikno, Maulana Pohan-Ahmad Arif, Ajib Shah-Binsar Situmorang, dan Sofyan Tan-Nelly Armayanti. Para calon walikota ini sudah mendapat nomor urut yang urutannya dimulai dari 1 sampai dengan 10. Pada masa seperti ini, media massa yang ada di Sumatera Utara, terutama Harian Waspada mendapatkan ujian politik, apakah akan mampu memposisikan diri sebagai media massa yang terlepas dari kepentingan politik dari para Kandidat Walikota Medan atau tidak. Media massa ditantang apakah bisa menghadapi godaan yang muncul dari tim pemenangan calon walikota sehingga bersikap memihak atau tetap dapat bersikap netral. Studi ini dilakukan untuk melihat kuantitas pemberitaan terhadap para calon walikota medan di media massa lokal yakni Harian Waspada.

Harian Waspada menjadi salah satu media penting yang dijadikan sebagai sarana sosialisasi politik oleh para calon kepala daerah di Kota Medan. Hal ini disebabkan karena beberapa hal. Pertama, Harian Waspada merupakan koran yang usianya cukup lama. Koran ini sudah terbit sejak era kemerdekaan. Kedua, dengan usianya tersebut maka koran ini memiliki cukup banyak pengalaman dalam melihat fenomena politik. Koran ini memiliki pengalaman politik sejak era orde lama, orde baru dan tentu saja orde reformasi. Ketiga, Harian Waspada juga memiliki kolom khusus pilkada. Ini menunjukkan koran ini memiliki perhatian khusus terhadap peristiwa pilkada di Kota Medan.

Analisis pada studi ini meliputi berita politik maupun non-politik yang memuat informasi mengenai Calon Walikota dan Wakil Walikota Medan untuk Pilkada Tahun 2010. Berita ini bisa terletak dimana saja. Apakah di halaman pertama, halaman kedua, halam khusus berita politik dan Pilkada Kota Medan, maupun di halam lain dengan tema berbeda termasuk halaman yang memuat berita olah raga. Analisis studi ini dibatasi pada upaya mengetahui kuantitas berita para calon walikota Medan 2010 yang dimuat Harian Waspada.

Pendekatan dan Metode

Studi ini dilakukan dengan pendekatan komunikasi politik. Fokusnya pada berita yang dimuat di Harian Waspada pada Bulan April 2010. Isi berita yang yang menjadi objek penelitian adalah yang memiliki keterkaitan dengan salah satu Calon Walikota Medan dalam Pilkada Kota Medan 2010. Media massa yang menjadi sasaran pengamatan dalam penelitian ini adalah Harian Waspada. Pengumpulan data dengan teknik studi pustaka (library research) dan dokumen. Analisis menggunakan metode analisis deskriptif.

Sejarah Harian Waspada

Harian Waspada merupakan koran yang sudah ada sejak era kemerdekaan. Harian ini sudah terbit sejak Tahun 1947. Khususnya untuk Kota Medan. Mohammad Said mendeskripsikan keberadaan Koran Waspada di awal kemerdekaan sebagai berikut:

Harian Waspada mulai terbit pada hari sabtu tanggal 11 Januari 1947 di Medan ketika kota yang tadinya berpenduduk 300.000 ini sudah sepi sekali. Waktu itu defakto atas kota Medan baru lebih kurang sebulan ditimbangterimakan Inggris pada pasukan Belanda.1

Mohammad Said adalah pendiri Harian Waspada. Beliau dilahirkan di Sumatera Timur tepatnya di daerah Labuhanbilik (daerah Panai Kabupaten Labuhan Batu). Beliau mendirikan Harian Waspada bersama Ani Idrus. Muhammad Said adalah mantan Ketua Sidang (Pemimpin Redaksi) Pewarta Deli yang merupakan koran yang sudah ada pada tahun 1945. Sedangkan Ani Idrus adalah Istri dari Muhammad Said yang juga merupakan wartawati.2

Harian Waspada memiliki nama yang diambil dari keadaan tahun 1947 dimana

1

Mohammad Said, “Mengenal Berdirinya Waspada, Harian Republiken di Daerah Nica”, Prabudi Said, Berita Peristiwa 60 Tahun Waspada, (PT Prakarsa Abadi Press: Medan, 2006), hal. 180.

2

Baca Hamka, “Kemurnian Cita-Cita dan Kekerasan Hati Mohammad Said dan Ani Idrus”, Prabudi Said, Berita Peristiwa 60 Tahun Waspada, (PT Prakarsa Abadi Press: Medan, 2006), hal. 232-233.

(3)

situasi politik belum stabil. Menurut Mohammad Said kata “waspada” memiliki makna yang relevan dengan kondisi yang dialami pada waktu itu.

Maka yang teringat itu ialah untuk menganjurkan supaya mereka waspada, atau siapapun dari kita semua harus waspada.... Kekurang waspada akan membuat kita menderita rugi lebih banyak lagi. Disitulah penulis tergugah untuk menyebut saja nama surat kabar yang diterbitkan itu, kalau jadi dengan nama Waspada.3

Menurut keterangan Mohammad Said koran Waspada dijual secara eceran. Harga koran waspada eceran tersebut adalah f 0.10 uang Republik atau f 10 uang Jepang. Namun harga tersebut berubah pada tanggal 28 Januari 1947.

Sejarah perkembangan Waspada juga tidak terlepas dari adanya masalah. misalnya saja pada tahun 1965 koran Waspada dilarang terbit. Jika merujuk pada tulisan Prabudi Said kejadian ini berkaitan dengan peristiwa politik saat itu, dimana situasi politik sedang tidak kondusif. Berikut kutipannya:

Menurut Hartini, BK terkejut ketika mendapat kabar bahwa harian Waspada dan Merdeka turut di bredel. Dan BK tidak keberatan jika Waspada diperbolehkan untuk terbit kembali. Tapi Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia Pusat, Karim DP tidak setuju. Alasannya koran-koran lain yang sudah dibredel akan mengajukan permintaan untuk terbit kembali... Mohammad Said kemudian bertanya kepada Hartini apakah BK menanyakan pendapat kepada Karim DP. Hartini mengiyakan... disini terlihat bahwa BK tak berdaya terhadap keinginan PKI waktu itu, kata Ani Idrus dalam wawancara dengan penulis tanggal 7 Maret 1994 di Medan. Pendapatnya ini lebih diperkuat ketika dia dan Mohammad Said kembali menghadap BK di Istana. Dalam pertemuan tersebut, BK meminta Ani Idrus supaya pindah saja Jakarta.4

Selain situasi politik yang tidak kondusif. Penjelasan yang ditulis oleh Prabudi Said menyiratkan informasi bahwa kondisi keamanan di Kota Medan pada waktu itu juga tidak stabil.

3

Mohammad Said, op.cit., hal. 188.

4

Prabudi Said, Berita Peristiwa 60 Tahun Waspada, (PT Prakarsa Abadi Press: Medan, 2006), hal. 248.

Harian Waspada mengalami perkembangan yang cukup baik di era Pemerintahan Soeharto. Prabudi Said mendeskripsikan situasi tersebut dengan catatan positif hubungan koran ini dengan pemerintah pada saat itu. Berikut ini kutipan catatan Prabudi Said.

Harian Waspada merupakan salah satu suratkabar yang menjadi bacaan Presiden Soeharto. Hal ini dikemukakan kepada Prabudi Said oleh Drs G. Dwipayana, Asisten Menteri Sekretariat Negara Urusan Mass Media dan Dokumentasi, ketika melawat ke luar negeri bersama Presiden Soeharto. “Pak Harto membaca sejumlah surat kabar setiap pagi termasuk Waspada,” kata Pak Dipo, panggilan akrab G. Dwipayana... Ketika sejumlah suratkabar Jakarta di bredel akibat pemberitaan peristiwa tahun 1972, 1974, 1978, Waspada luput dari pembredelan. Bahkan ada usulan kepada penguasa militer di daerah ini untuk membredel Waspada karena pemberitaan-pemberitaannya ikut memanaskan demonstrasi menentang pemerintahan Soeharto saat itu, tapi sang penguasa menolak mengusulkannya ke Pusat. Ketika ditanya kepada sang penguasa kenapa tidak diusulkan pembredelan, dia hanya tersenyum.5

Bahkan Harian Waspada tidak menjadi sasaran pemberedelan ketika beritanya menyinggung persoalan politik yang sensitif bagi pemerintah.

Sebagai media massa harian, Waspada mencetak surat kabarnya melalui percetakan yang ada di kota Medan. Karena belum memiliki percetakan sendiri Harian ini melakukan percetakan pada perusahaan percetakan seperti NV Sjarikat Tapanuli, Pertjetakan Indonesia, NV De Deli Courant dan NV Deli Drukkerij (lihat Tabel 1). Dengan kata lain dalam melakukan percetakan pada awalnya harian waspada masih berpindah-pindah perusahan percetakan. Atau lebih tepatnya bergantung pada perusahan percetakan yang ada. Namun di tahun 1956, akhirnya koran ini memiliki percetakan sendiri yang diberi nama PT Percetakan & Penerbitan Waspada.

5

Prabudi Said, Berita Peristiwa 60 Tahun Waspada, (PT Prakarsa Abadi Press: Medan, 2006), hal. 249.

(4)

Tabel 1

Sejarah Percetakan Waspada

No Nama Percetakan Dari dan Sampai

1 NV Sjarikat Tapanuli 11 Januari 1947-23 Juli 1948 2 Pertjetakan Indonesia 9 Agustus 1948-10 Januari 1950 3 NV De Deli Courant 11 Januari 1950-16 Oktober

1953

4 NV Deli Drukkerij 17 Oktober 1953-28 Februari 1956

5 PT Percetakan & Penerbitan Waspada

1 Maret 1956 sampai sekarang

Sumber: Prabudi Said (2006), hal 251. Saat ini Harian Waspada masih tetap aktif menerbitkan koran dan beritanya dibaca di berbagai wilayah. Untuk wilayah Sumatera Utara tidak diragukan lagi, keberadaan koran Waspada sangat mudah ditemukan. Apalagi di Kota Medan. Cukup mudah menemukan koran Waspada. Masyarakat juga sangat kenal dengan koran ini. Koran Waspada juga menjangkau Provinsi Aceh. Secara nasional Harian Waspada dapat dibaca melalui situs Waspada Online dengan alamat situs http://waspada.co.id. Kantor Harian Waspada berada di Kota Medan tepatnya di Jl. Brigjen Katamso / Suprapto No 1.

Kuantitas Berita Calon Walikota Medan Surat kabar di Kota Medan memuat berita tentang calon walikota Medan. Termasuk salah satunya adalah harian Waspada. Bahkan surat kabar kabar ini menyediakan rubrik khusus tentang Pilkada Kota Medan. Pilkada Kota Medan 2010 tidak terlepas dari sorotan surat kabar ini. Terutama sekali untuk berita tentang calon kepala daerah. Pada minggu pertama di bulan April (3-10 April 2010), pemberitaaan tentang calon walikota Medan di Harian Waspada menunjukkan adanya kuantitas berita yang cukup banyak dengan variasi kuantitas berita yang berbeda pada tiap calon. Pada Harian Waspada, intensitas pemberitaan tetang Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin, Maulana Pohan-Ahmad Arif, Sofyan Tan-Nelly Armayanti, Bahdin Nur Tanjung-Kasim Siyo, mencapai 15,38 persen sampai dengan 17,95 persen. Berita tentang pasangan Sigit Pramono Asri 12,82 persen, Indra Sakti Harahap-Delyuzar 10,26 persen, serta pasangan Syahrial Anas-Yahya Sumardi dan Ajibsah-Binsar Situmorang 2,56 persen. Lihat Tabel 2.

Masih di Harian Waspada, pemberitaan terhadap Sigit Pramono Asri-Nurlisa Ginting, Indra Sakti Harahap-Delyuzar termasuk dalam kategori intensitas sedang, karena berada pada kisaran rata-rata 10,26 persen sampai dengan 12,82 persen. Sementara calon walikota lainnya dikategorikan sangat rendah karena hanya mencapai kisaran rata-rata 2,56 persen sampai dengan 10,26 persen (lihat Tabel 2). Calon walikota yang dikategorikan memiliki intensitas berita rendah adalah Syahrial Anas-Yahya Sumardi, M.Arif Nasution-Supratikno, dan Ajib Shah-Binsar Situmorang.

Tabel 2

Kuantitas Berita Kegiatan Kandidat Walikota Medan Pada Tanggal 3-10 April 2010

No Nama Kandidat

Kuantitas Berita (%) 1 Syahrial Anas-Yahya Sumardi 2,56 2 Sigit Pramono Asri-Nurlisa Ginting 12,82 3 Indra Sakti Harahap-Delyuzar 10,26 4 Bahdin Nur Tanjung-Kasim Siyo 15,38 5 Joko Susilo-Amir Mirza Hutagalung 2,56 6 Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin 17,95 7 M Arif Nasution-Supratikno - 8 Maulana Pohan-Ahmad Arif 17,95 9 Ajib Shah-Binsar Situmorang 2,56 10 Sofyan Tan-Nelly Armayanti 17,95

Total 100

Sumber: diolah dari harian Waspada.

Isi berita yang ditampilkan menunjukkan kejadian dan peristiwa yang dilakukan kandidat walikota medan. Berita-berita tersebut memiliki maksud agar masyarakat mengetahui apa-apa yang merupakan program calon walikota jika kelak calon walikota tersebut terpilih menjadi Walikota Medan. Contoh berita pada halaman 1-2 tanggal 10 April 2010 berjudul Arif

Nasution-Supratikno Andalkan “Teras

Masyarakat”. Berita ini merupakan berita tentang bedah visi misi psangan nomor urut 7. Selain itu menunjukkan bagaimana kedekatan antara calon walikota dengan masyarakat, atau dengan kelompok-kelompok tertentu yang ada di dalam masayarakat. Misalnya berita pada halaman B12 tanggal 10 April 2010. Judul berita yang ditampilkan adalah Marga Hutagalung & Manik Ulosi Maulana Pohan.

Selain berita yang ditulis dengan menggunakan kalimat, adapula berita yang

(5)

ditampilkan dalam bentuk gambar dan peristiwa. Misalnya pada tanggal 3 April 2010 hal A2 terdapat foto Rahudman Harahap bersalaman dengan pemain PSMS Kota Medan. Ada juga foto pasangan nomor urut 10 Sofyan Tan-Nelly Armayani berjudul Pesan Misop Sugeng. Berita foto dikaitan dengan janji untuk membantu pengusaha kecil.

Contoh berita tentang kandidat adalah berita halaman A5 tanggal 3 April 2010 yakni berita yang berkaitan dengan kandidat nomor urt 10 Sofyantan-Nelly Armayanti. Berita pada halaman tersebut berjudul Tim

Kampanye Sofyantan Tan-Nelly Gelar

Seminar Gaya Hidup Sehat. Contoh lain adalah berita pasangan nomor urut 8 Maulana Pohan-Ahmad Arif pada halaman 6 April 2010 halaman C3. Judul berita yang ditampilkan Maulana Silaturahmi dengan Masyarakat Aceh Medan. Contoh berita tentang pasangan nomor urut 4 Bahdin Nur Tanjung-Kasim Siyo ada pada berita tanggal 7 April 2010 halaman C8. Judul berita yang ditampilkan Bahdin Kasim Janjikan Pendidikan Gratis. Berita halaman B6 harian Waspada tanggal 9 April 2010 memuat berita pasangan nomor urut 2 Sigit Promono Asri-Nurlisa Ginting. Berita tersebut berjudul JPRM Dukung Bersinar.

Pada minggu kedua Bulan April (12-17 April 2010), pemberitaaan tentang calon walikota Medan di Harian Waspada menunjukkan adanya perbedaan dengan pemberitaan minggu pertama bulan April. Namun perbedaan tersebut tidak begitu mencolok karena secara umum tidak terjadi perubahan yang signifikan. Perbedaan mencolok ada pada berita pasangan nomor urut 9 Ajib Shah-Binsar Situmorang. Jika pada tanggal 3-10 April kuantitas berita pasangan ini hanya 2,56 persen, maka pada minggu berikutnya naik menjadi 17,65 persen. Dilihat secara keseluruhan maka dapat dikatakan bahwa angka ini merupakan angka paling tinggi di tanggal 12-17 April 2010. Mengalahkan kuantitas berita kandidat lain (Rahudman harahap-Dzulmi Eldin, Maulana Pohan-Ahmad Arif dan Sofyan Tan-Nelly Armayanti) yang pada minggu sebelumnya cukup tinggi intensitas beritanya.

Jika diurutkan dari yang memiliki intensitas berita paling tinggi maka urutannya antara lain: Pertama, pasangan Ajib Shah-Binsar Situmorang dengan intensitas berita 17,65 persen; Kedua, pasangan Indra Sakti Delyuzar dan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin dengan intensitas berita 14,71 persen; Ketiga, pasangan Sigit Pramono Asri-Nurlisa Ginting, Bahdin Nur Tanjung-Kasim Siyo, Maulana Pohan-Ahmad Arif, serta Sofyan Tan-Nelly Armayanti dengan intensitas berita 11,76 persen; Keempat, pasangan Joko Susilo-Amir Mirza Hutagalung dengan intensitas berita 5,88 persen; Kelima, pasangan Syahrial Anas-Yahya Sumardi dan M Arif Nasution-Supratikno dengan intensitas berita nol persen. Lihat Tabel 3.

Tabel 3

Kuantitas Berita Kegiatan Kandidat Walikota Medan Tanggal 12-17 April 2010

No Nama Kandidat

Kuantitas Berita (%) 1 Syahrial Anas-Yahya Sumardi - 2 Sigit Pramono Asri-Nurlisa Ginting 11,76 3 Indra Sakti Harahap-Delyuzar 14,71 4 Bahdin Nur Tanjung-Kasim Siyo 11,76 5 Joko Susilo-Amir Mirza Hutagalung 5,88 6 Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin 14,71 7 M Arif Nasution-Supratikno - 8 Maulana Pohan-Ahmad Arif 11,76 9 Ajib Shah-Binsar Situmorang 17,65 10 Sofyan Tan-Nelly Armayanti 11,76

Total 100

Sumber: diolah dari harian Waspada.

Pada minggu ketiga Bulan April (19-24 April 2010), pemberitaaan tentang calon walikota di Harian Waspada menunjukkan perubahan perubahan kembali. Hal yang paling mencolok adalah semua kandidat mendapat tempat sebagai sumber berita di harian ini. Berbeda dengan minggu sebelumnya dimana tidak semua kandidat menjadi berita. Terutama sekali pasangan nomor urut 1 dan 7 yakni pasangan Syahrial Anas-Yahya Sumardi dan M Arif Nasution-Supratikno. Pada minggu kedua bulan April, pasangan ini tidak mendapat tempat dalam kolom berita di Harian Waspada. Pasangan nomor urut 7, bahkan tidak dimuat sebagai berita juga pada minggu pertama bulan April (3-10 April 2010) sebagai mana termuat dalam Tabel 2.

(6)

Perubahan ini menunjukkan sisi positif Harian Waspada sebagai media massa di Sumatera Utara yang mampu memperkenalkan seluruh calon Walikota Medan bagi pembacanya, khususnya bagi pembaca yang tinggal di Kota Medan. Namun perubahan ini belum menegaskan karakter Harian waspada sebagai penyampai pesan yang berimbang dalam menyampaikan berita pemilihan kepala daerah. Hal ini dapat dilihat dari angka persentase kuantitas berita pasangan nomor urut 1 dan 7 yang berada pada titik terendah yakni 2,78 persen. Sama dengan jumlah persentase berita pasangan nomor urut 5 Joko Susilo-Amir Mirza Hutagalung. Lihat Tabel 4.

Tabel 4

Kuantitas Berita Kegiatan Kandidat Walikota Medan Tanggal 19-24 April 2010

No Nama Kandidat

Kuantitas Berita (%) 1 Syahrial Anas-Yahya Sumardi 2,78 2 Sigit Pramono Asri-Nurlisa Ginting 13,89 3 Indra Sakti Harahap-Delyuzar 11,11 4 Bahdin Nur Tanjung-Kasim Siyo 11,11 5 Joko Susilo-Amir Mirza Hutagalung 2,78 6 Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin 8,33 7 M Arif Nasution-Supratikno 2,78 8 Maulana Pohan-Ahmad Arif 16,67 9 Ajib Shah-Binsar Situmorang 13,89 10 Sofyan Tan-Nelly Armayanti 16,67

Total 100

Sumber: diolah dari harian Waspada.

Jika diurut berdasarkan jumlah persentase intensitas berita para kandidat maka urutannya antara lain: Pertama, pasangan Maulana Pohan-Ahmad Arif dan Sofyan Tan-Nelly Armayanti dengan intensitas berita 16,67 persen; Kedua, pasangan Sigit Pramono Asri-Nurlisa Ginting dan Ajib Shah-Binsar Situmorang dengan intensitas berita 13,89 persen; Ketiga, pasangan Indra Sakti Harahap-Delyuzar dan Bahdin Nur Tanjung-Kasim Siyo dengan intensitas berita 11,11 persen; Keempat, Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin dengan intensitas berita 8,33 persen; Kelima, pasangan Syahrial Anas-Yahya Sumardi, Joko Susilo-Amir Mirza Hutagalung dan M Arif Nasution-Supratikno dengan intensitas berita 2,78 persen. Lihat Tabel 4.

Pada minggu keempat Bulan April (26-30 April 2010), pemberitaaan tentang calon

walikota di Harian Waspada menunjukkan tren yang hampir sama dengan minggu sebelumnya. Semua pasangan mendapatkan tempat sebagai berita di Harian Waspada. Mereka yang berada pada intensitas berita terendah masih sama dengan minggu sebelumnya, yakni pasangan nomor urut 1, 5 dan 7, yakni pasangan Syahrial Anas-Yahya Sumardi, Joko Susilo-Amir Mirza Hutagalung dan M Arif Nasution-Supratikno dengan intensitas berita 3,23 persen dan 2,78 persen. (lihat Tabel 5). Namun demikian terdapat perubahan kuantitas berita masing-masing kandidat, terutama pada level menengah keatas. Berita tentang pasangan nomor urut 2 dan 8 yakni pasangan Sigit Pramono Asri-Nurlisa Ginting dan Maulana Pohan-Ahmad Arif memiliki kuantitas berita paling banyak (16,13 persen).

Tabel 5

Kuantitas Berita Kegiatan Kandidat Walikota Medan Tanggal 26-30 April 2010

No Nama Kandidat

Kuantitas Berita (%) 1 Syahrial Anas-Yahya Sumardi 2,23 2 Sigit Pramono Asri-Nurlisa Ginting 16,13 3 Indra Sakti Harahap-Delyuzar 9,68 4 Bahdin Nur Tanjung-Kasim Siyo 12,90 5 Joko Susilo-Amir Mirza Hutagalung 3,23 6 Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin 9,68 7 M Arif Nasution-Supratikno 3,23 8 Maulana Pohan-Ahmad Arif 16,13 9 Ajib Shah-Binsar Situmorang 12,90 10 Sofyan Tan-Nelly Armayanti 12,90

Total 100

Sumber: diolah dari harian Waspada.

Urutan berdasarkan jumlah persentase intensitas berita para kandidat antara lain: Pertama, pasangan Sigit Pramono Asri-Nurlisa Ginting dan Maulana Pohan-Ahmad Arif dengan intensitas berita 16,13 persen; Kedua, pasangan Bahdin Nur Tanjung-Kasim Siyo, Ajib Shah-Binsar Situmorang dan Sofyan Tan-Nelly Armayanti dengan intensitas berita 13,89 persen; Ketiga, pasangan Indra Sakti Harahap-Delyuzar dan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin dengan intensitas berita 9,68 persen. Keempat, Pasangan Joko Susilo-Amir Mirza Hutagalung dan M Arif Nasution-Supratikno dengan intensitas berita 3,23 persen; Kelima, pasangan Syahrial Anas-Yahya Sumardi dengan intensitas berita 2,23 persen.

(7)

Tabel 6

Kuantitas Berita Kegiatan Kandidat Walikota Medan Tanggal 26-30 April 2010

No

Waktu

Pemberitaan Nama Kandidat

Kuantitas Berita (%) 1 Minggu Pertama  Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin  Maulana Pohan-Ahmad Arif  Sofyan Tan-Nelly Armayanti 17,95 2 Minggu Kedua  Ajib Shah-Binsar Situmorang 17,65 3 Minggu Ketiga  Sofyan Tan-Nelly Armayanti 16,67 4 Minggu Keempat  Sigit Pramono Asri-Nurlisa Ginting  Maulana Pohan-Ahmad Arif 16,13

Sumber: diolah dari harian Waspada.

Tabel 6 memperlihatkan bahwa Harian Waspada tidak didominasi oleh salah satu kandidat Walikota Medan saja. Tidak juga didominasi oleh kandidat petahana yakni pasangan nomor urut 6 Rahudman Harahap yang merupakan Pelakasana Tugas Walikota Medan. Bahkan data tersebut menunjukkan bahwa pasangan kandidat petahana tidak sendirian ketika menjadi yang paling banyak diberitakan di harian ini. Pada minggu pertama bulan April terdapat tiga pasangan calon walikota Medan yang paling banyak diberitakan di harian Waspada yakni Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin, Maulana Pohan-Ahmad Arif, Sofyan Tan-Nelly Armayanti dengan jumlah kuantitas berita 17,95 persen. Pada minggu kedua bulan April terdapat hanya satu pasangan calon walikota Medan yang paling banyak diberitakan yakni Ajib Shah-Binsar Situmorang 17,65. Pada minggu ketiga juga hanya satu pasangan calon walikota Medan yang paling banyak diberitakan yakni pasangan Sofyan Tan-Nelly Armayanti. Terakhir pada minggu keempat terdapat dua pasangan calon yang paling banyak diberitakan di harian Waspada yakni pasangan Sigit Pramono Asri-Nurlisa Ginting dan Maulana Pohan-Ahmad Arif.

Ketujuh pasangan kandidat walikota medan yang telah dibahas dan terlihat dalam Tabel 2 hingga Tabel 5 telah menjadi sumber utama berita di Harian Waspada. Semua konsisten berada pada level kuantitas berita sedang

hingga tinggi. Jika dilihat intensitas iklan kampanye ketujuh pasangan tersebut maka nampak bahwa ada korelasi antara keberadaan iklan di harian Waspada dengan dipilihnya pasangan kandidat Walikota Medan ini sebagai berita di harian ini. Adapun iklan kampanye yang ditampilkan berupa gambar pasangan calon Walikota Medan yang memiliki nomor urut serta slogan kampanye. Namun demikian korelasi tersebut terbantahkan jika kita melihat lebih dalam data iklan kampanye ketujuh pasangan kandidat tersebut. Ternyata pasangan nomor urut 2 yakni pasangan Sigit Pramono Asri-Nurlisa Ginting tidak memiliki iklan di Harian Waspada khususnya bulan April 2010. Hanya saja berbeda dengan kasus pasangan nomor urut 2 tersebut, pasangan nomor urut 1, 5 dan 7 (Calon walikota yang dikategorikan memiliki intensitas berita rendah adalah Syahrial Anas-Yahya Sumardi, M.Arif Nasution-Supratikno, dan Ajib Shah-Binsar Situmorang) tidak memasang iklan kampanye di Harian Waspada.

Perbedaan kuantitas pemberitaan para kandidat walikota medan di Harian Waspada menimbulkan teka-teki, terutama untuk kasus pasangan nomor urut 2 (Sigit Pramono Asri-Nurlisa Ginting). Mengapa pasangan nomor urut 2 yang tidak beriklan menjadi sumber berita utama di Harian Waspada sementara pasangan lain yang juga tidak beriklan tidak menjadi berita utama. Bahkan pada minggu keempat bulan April pasangan nomor urut 2 menjadi pasangan yang paling banyak diberitakan di Harian Waspada bersama pasangan nomor urut 8 (Maulana Pohan-Ahmad Arif).

Penutup

Kuantitas berita calon walikota Medan yang ditampilkan di Harian Waspada menunjukkan persentase yang berbeda-beda. Dilihat dari data persentase kuantitas beritanya, tidak terdapat calon walikota tunggal yang dominan dalam pemberitaan di Harian Waspada. Data yang terlihat adalah terjadi perbedaan kuntitas berita para kandidat dalam setiap minggunya. Meski demikian, terdapat calon walikota yang dikategorikan memiliki intensitas berita rendah. Pada analisis lebih jauh, meski secara

(8)

sepintas telihat bahwa kuantitas pemberitaan pada harian Waspada terkait dengan keberadaan iklan kampanye para kandidat walikota tersebut, namun kenyataannya terdapat kandidat yang tidak memasang iklan namun memiliki persentase kuantitas berita yang kurang lebih sama dengan kandidat yang memasang iklan pada harian ini.

^

Daftar Pustaka

Mohammad Said, “Mengenal Berdirinya Waspada, Harian Republiken di Daerah Nica”, Prabudi Said, Berita Peristiwa 60 Tahun Waspada, (PT Prakarsa Abadi Press: Medan, 2006).

Hamka, “Kemurnian Cita-Cita dan Kekerasan Hati Mohammad Said dan Ani Idrus”, Prabudi Said, Berita Peristiwa 60 Tahun Waspada, (PT Prakarsa Abadi Press: Medan. Prabudi Said, Berita Peristiwa 60 Tahun Waspada, (PT Prakarsa Abadi Press: Medan, 2006).

Prabudi Said, Berita Peristiwa 60 Tahun Waspada, (PT Prakarsa Abadi Press: Medan, 2006).

Referensi

Dokumen terkait

Kedua , salah satu point dari Deklarasi Umum Hak Asasi Manu- sia bahwa setiap manusia dijamin untuk bebas beragama dan melak- sanakan keyakinan agamanya, yang ini juga

Harga saham pada penawaran perdana ditentukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan emiten dengan penjamin emisi, disinilah akan terjadi fenomena underpricing

BP2KSI merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan di bidang penelitian pemulihan dan konservasi sumber daya ikan perairan tawar

BUKIT INDAH BLOK F4 NO.. BUKIT INDAH BLOK

Puji syukur Alhamdulillaahirabbil’aalamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan kasih sayang, rahmat dan hidayah-Nya sehingga

Apabila pada bagian pernyataan umum terdapat kalimat definisi dan kalimat pengklasifikasian, dalam bagian deskripsi bagian kamu akan menemukan kalimat deskripsi. Perhatikan

Secara khusus lessor diartikan sebagai perusahaan pembiayaan atau perusahaan sewa guna yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dan melakukan kegiatan sewa guna

Sebagaimana tujuan yang tersirat dari kandungan UU No 7 Tahun 1992 spirit awal didirikannya bank dengan sistem syariah (Islam) karena adanya prinsip bagi hasil yang