Sambutan Presiden RI pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Jakarta, 5
Juni 2012
Selasa, 05 Juni 2012
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
PERINGATAN HARI
LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA
DAN PENCANANGAN
TAHUN BADAK INTERNASIONAL
DI ISTANA NEGARA, JAKARTA
TANGGAL 5 JUNI 2012 Â Â Â Bismillahirrahmanirrahiim, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam
sejahtera untuk kita semua,
Â
Kita bersyukur,
pada hari ini dapat menghadiri acara peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2012 yang dirangkaikan dengan pencanangan Tahun Badak Internasional 2012. Sebagaimana kita ketahui bersama, Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati di berbagai belahan bumi setiap tanggal 5 Juni. Dan tahun ini, atas gagasan
Presiden International Union for
Conservation of Nature yang didukung oleh sebelas negara tempat sebaran badak dunia, termasuk Indonesia, sepakat untuk mencanangkan tahun 2012 ini sebagai Tahun Badak Internasional.
Â
Hari Lingkungan Hidup Sedunia kita peringati sebagai bentuk aspirasi negara kita atas Deklarasi Stockholm pada tanggal 5 Juni 1972. Deklarasi yang juga telah diakui sebagai tonggak sejarah kesadaran masyarakat dunia atas pentingnya penanganan dan pemeliharaan lingkungan hidup secara bersama. Pada tahun 1992, para pemimpin dunia bertemu dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro, Brasil dan
menghasilkan beberapa kesepakatan global yang penting, antara lain kesepakatan
perubahan iklim atau UNFCCC, kesepakatan keanekaragaman hayati atau UNCPD. Dalam 2 minggu ke depan, saya akan menghadiri peringatan 20 tahun KTT Bumi di Rio.
Saya juga sudah menyanggupi permintaan Sekretaris Jenderal PBB untuk berperan sebagai Co-chairs High Level Eminent Person
yang akan membahas capaian Millenium
Development Goals dan tindak lanjut setelah tahun 2015 mendatang.
Â
Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan pencanangan Tahun Badak Internasional ini menjadi tonggak sejarah baru. Kesadaran masyarakat dunia tentang pentingnya komitmen, pandangan, dan prinsip bersama untuk secara kolektif melindungi dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup umat manusia. Kita juga sepakat untuk melestarikan dan mencegah kepunahan badak yang hanya tersisa di sebelas negara.
Â
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Â
Tema yang diangkat pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini, sebagaimana tadi telah disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup, sebagaimana telah ditetapkan oleh United Nations Environment Program
adalah green economy dengan statement ataupun pertanyaan kunci: Does it include you? Dan untuk negara kita, tema itu kita sesuaikan menjadi ekonomi hijau, ubah perilaku, tingkatkan
kualitas lingkungan. Tema ini saya nilai penting dan berorientasi ke masa depan karena ekonomi hijau yang dimaksudkan di sini adalah pembangunan untuk mencapai tiga sasaran besar, yaitu ekonomi terus tumbuh dan memberikan lapangan kerja serta mengurangi kemiskinan tanpa mengabaikan perlindungan lingkungan khususnya fungsi ekosistem dan keanekaragaman  hayati
serta mengutamakan keadilan sosial.
Â
Prinsip ekonomi hijau tentu kita terapkan sesuai dengan karakteristik,
kondisi, dan kebutuhan bangsa dan rakyat kita. Prinsip ekonomi hijau, insya Allah, juga kita gulirkan pada proses penetapan berbagai bentuk kebijakan, perencanaan, dan program di
berbagai sektor pembangunan ekonomi. Sebagai wujud dari upaya itu, kita telah berinisiatif untuk melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim, pengelolaan hutan, laut, dan pesisir secara lestari. Kita lanjutkan
pengembangan energi bersih dan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Semua itu menjadi sangat penting untuk kita lakukan secara berkelanjutan karena
beberapa alasan mendasar. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki 17.508 pulau dan garis pantai sepanjang 104.000 kilometer. Kondisi geografisnya unik karena terletak di antara benua Asia dan Australia, dan Samudera Pasifik
dan Hindia. Indonesia juga tercakup dalam dua alam biogeografis utama yaitu Indomalaya dan Australasia, dengan garis Wallace diantaranya.
Â
Dengan posisi ini, negeri kita dianugerahi kekayaan alam yang luar biasa. Negara kita merupakan negara mega
biodiversity. Negara dengan keanekaragaman hayati yang sangat besar dan dengan tingkat endemik yang tinggi. Lebih dari 10% keanekaragaman flora dan fauna di muka bumi, ditemukan di Indonesia termasuk orang utan, gajah, harimau, badak, ribuan spesies burung, dan spesies tanaman. Hutan kita merupakan rumah bagi 12% mamalia dunia, 16% spesies reptil dan amfibi, serta 17% spesies burung. Lebih dari 10.000 spesies pohon tercatat tumbuh di seluruh Indonesia. Masih banyak lagi spesies yang menunggu untuk ditemukan.
Â
Perairan Nusantara yang luas yaitu sekitar 3,1 juta kilometer persegi
menyimpan keanekaragaman hayati yang tinggi atau marine megadiversity. Tercatat kita memiliki 700 jenis rumput laut, 450 jenis karang batu, lebih dari 1.500Â
jenis moluska, dan lebih dari 2.000 jenis ikan.
Â
Hadirin yang saya hormati,
Â
Beragam kekayaan alam yang melimpah, dengan nilai keekonomian yang tinggi itu tentu harus kita manfaatkan dengan mengedepankan asas manfaat dan lestari, asas kerakyatan, keadilan, kebersamaan, keterbukaan, dan asas keterpaduan yang dilandasi oleh tanggung jawab yang tinggi. Saat ini, fenomena perubahan iklim
sudah menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan dan keselamatan banyak warga dunia. Informasi terakhir mengenai konsentrasi gas karbondioksida di atmosfer
telah mencapai 400 ppm (parts per million)
di Kutub Utara. Peningkatan konsentrasi tersebut akan meningkatkan suhu rata-rata permukaan bumi sebesar 3°C. Sementara pada saat ini saja, kenaikan suhu permukaan bumi sebesar 1,9°C telah menyebabkan berbagai bencana iklim termasuk kenaikan permukaan air laut yang telah menenggelamkan 24 pulau kecil selama periode 2005-2007, hanya dalam waktu dua tahun.
selama ini kita anut perlu terus kita perbaiki agar lebih kuat, lebih mampu bertahan terhadap gejolak pasar dunia tetapi tetap bersahabat dengan
lingkungan. Perubahan model pembangunan ke arah ekonomi hijau ini sudah menjadi komitmen kita, komitmen Indonesia yang tercermin dari rencana penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 26% - 41% melalui pembangunan ekonomi rendah emisi karbon.
Â
Strategi pembangunan kita untuk mencapai ekonomi hijau adalah menjaga
pertumbuhan ekonomi sebesar 6%-7%, sembari menurunkan emisi karbon sebanyak 26% dari proyeksi emisi kita di tahun 2020. Pendekatan pembangunan ekonomi tersebut merupakan lompatan besar bagi kita untuk meninggalkan praktik pembangunan ekonomi di masa lalu yang mementingkan keuntungan jangka pendek tapi mewariskan berbagai permasalahan lingkungan. Strategi ini menekankan dan memadukan aspek pertumbuhan kesejahteraan dan pelestarian lingkungan. Konsep ini didukung
melalui Instruksi Presiden mengenai Rencana Aksi Nasional Untuk Menurunkan Gas Rumah Kaca, Instruksi Presiden tentang Efisiensi Energi, Instruksi Presiden tentang Moratorium Hutan, dan Keputusan Presiden tentang Satgas Pemberantasan Mafia Hukum.
Â
Penerapan konsep ekonomi hijau membutuhkan perubahan paradigma dan gaya hidup yang menghasilkan perasaan adil di antara berbagai kelompok masyarakat sekaligus memberikan penghematan dan peningkatan daya guna ekonomi dalam kehidupan sehari-hari kita. Hal ini dimaknai dengan pentingnya melakukan
perubahan paradigma pembangunan dan perilaku warga masyarakat, termasuk di dalamnya dalam kegiatan produksi dan konsumsi yang mampu meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Ekonomi hijau juga dimaknai sebagai kemampuan untuk
melibatkan rakyat secara produktif dalam perekonomian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Konsep ekonomi hijau merupakan konsep terintegrasi yang utuh dan tidak terpisah-pisah, dan dapat diimplementasikan sesuai arah pembangunan yang pro poor, pro job, pro growth, dan
pro environment. Hal ini memerlukan
kerja sama semua pihak untuk membuatnya menjadi bagian dari hidup kita sehari-hari, dimulai dari hal-hal sederhana yang dapat kita lakukan, misalnya
hemat air dan energi serta menanam pohon. (Saya menunggu biar selesai berbicara di belakang itu!)
Â
Hadirin yang saya hormati,
Â
Pengelolaan
lingkungan hidup yang baik menjamin keberlangsungan layanan ekosistem dan kehidupan aneka satwa dan fauna di dalamnya. Di antara
satwa-satwa langka yang dimiliki oleh Indonesia, beberapa mengalami penurunan populasi dalam tingkat menuju kepunahan. Penyebab dari ancaman tersebut adalah berkurangnya habitat asli, sebagai akibat dari proses pembangunan yang sering kurang memperhatikan pengelolaan hutan dan ekosistem secara lestari.
Â
Dari apa
yang saya kemukakan tadi, saya mengajak kepada segenap warga bangsa di seluruh tanah air untuk menanamkan arti penting kelestarian lingkungan hidup kepada keluarga dan anak-anak kita. Berikan penjelasan dan pencerahan untuk menjaga, merawat, dan melestarikan, lingkungan hidup di sekitar kita.
Â
Kepada
kalangan BUMN dan BUMD saya mengajak untuk meningkatkan kualitas Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dengan masyarakat setempat. Budaya asli Indonesia sesungguhnya sarat akan nilai-nilai pengelolaan alam yang lestari. Berbagai
bentuk pemanfaatan kekayaan alam yang dilakukan oleh masyarakat adat secara tradisional, telah terbukti berlangsung selama ribuan tahun, tanpa menimbulkan kerusakan lingkungan, misalnya budaya panen sasi lompa oleh masyarakat Maluku, atau kearifan lokal Dayak Iban di Kalimantan Barat yang melindungi pohon madu dan bangris, dan pengelolaan damar oleh suku Krui di Lampung.
Â
Selanjutnya,
berkaitan dengan Tahun Badak Internasional ini, saya meminta kepada Menteri Kehutanan, Menteri Lingkungan Hidup, dan para Menteri terkait lainnya, termasuk para Gubernur, Bupati, dan Walikota untuk
menyukseskan Tahun Badak Internasional yang kita canangkan bersama tahun ini. Jadikan Tahun Badak Internasional sebagai momentum dan akses bagi peningkatan kerja
sama internasional dalam melestarikan badak
di negeri kita. Ajak masyarakat dan instansi terkait untuk menyukseskan Tahun Badak Internasional ini. Libatkan pula para pimpinan lembaga swadaya
masyarakat, baik domestik maupun internasional. Jadikan pelestarian badak
sebagai bagian dari pemantapan reputasi bangsa kita sebagai salah satu global leaders pembangunan ekonomi yang berwawasan lingkungan.
Â
Kepada Saudara-saudara
yang meraih penghargaan Kalpataru, para
Bupati dan para Walikota yang wilayahnya memperoleh penghargaan Adipura, para Kepala Sekolah yang sekolahnya memperoleh penghargaan Adiwiyata Mandiri, dan penerima Status Lingkungan Hidup Daerah, saya ucapkan selamat disertai ucapan terima kasih. Saya ulangi, saya ucapkan selamat disertai ucapan terima kasih
dan penghargaan yang tinggi atas kerja keras, keteladanan, dan prestasi Saudara. Saudara-saudara
telah berjasa besar dalam memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, keindahan kota, dan kehijauan sekolah. Lanjutkan kerja keras Saudara-saudara dalam kepeloporan dan keteladanan pada pemeliharaan kelestarian lingkungan di wilayah Saudara masing-masing.
Â
Kepada Saudara
maupun pengelolaan gambut dan rehabilitasi pantai. Terus tingkatkan sinergi dan koordinasi untuk mencapai target penurunan emisi gas rumah
kaca yang telah kita tetapkan. Tingkatkan pula
sinergi dengan aparat hukum, guna melindungi negeri kita dari limbah industri berupa bahan-bahan berbahaya.
Â
Secara
khusus kepada para Gubernur, para Bupati, dan para Walikota, mari kita tingkatkan pengelolaan
pembangunan daerah berwawasan lingkungan. Berikan kontribusi konstruktif pada berbagai program nasional yang berwawasan lingkungan. Libatkan masyarakat, LSM, dan kalangan dunia usaha untuk mengelola pembangunan yang berwawasan
lingkungan. Budayakan kearifan lokal di wilayah Saudara masing-masing. Â Demikianlah Saudara-saudara, Â Dan akhirnya,
bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2012 ini, seraya memohon ridho Allah SWT, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim saya
canangkan Tahun 2012 sebagai Tahun Badak Internasional. Terima kasih.
Â
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Â
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian