BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Minat
1. Pengertian Minat
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatau hal atau aktifitas. Menurut Syah (2003), minat kurang popular dalam psikologi karena ketergantungannya yang
banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas.Siswa
yang memiliki minat terhadap subjek tertentu (Slameto, 2002).Minat yang tinggi cenderung mendorong seseorang untuk meraih prestasi yang optimal (Djamarah, 2002).
Rumusan tentang minat dalam faktor psikologis yang mempengaruhi minat seseorang yaitu interest is presiting tendency to pay attention to and
enjoy some activity or content (kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan), maksudnya kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus disertai rasa senang
Minat diartikan sebagai kondisi yang terjadi apabila seseorang dengan keinginan atau kebutuhan sendiri. Oleh karena itu sesuatu yang dilihat
seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh hal yang dilihat mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Menurut Bernard
dalam Sardiman (2003), minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja.
2. Faktor Timbulnya Minat
Faktor timbulnya minat, menurut Crow dan Crow (1982) dalam Rosyadi (2013) terdiri dari tiga faktor :
a. Faktor Dorongan dari Dalam (Motivasi Intrinsik)
Yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang berminat untuk
mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktifitas lain yang menantang.
b. Faktor Motivasi Sosial
Yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dari dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami dari hasrat untuk mendapatkan
c. Faktor Emosional
Yakni minat yang berkaitan dengan parasaan dan emosi. Misalnya
keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang.
3. Kriteria Minat
Purwanto (2010), mendeskripsikan minat seseorang dalam 3 golongan yaitu : a. Minat Rendah
Minat seseorang dikatakan rendah jika orang tersebut tidak menginginkan obyek minat.
b. Minat Sedang
Minat seseorang dikatakan sedang jika seseorang menginginkan objek minat tersebut akan tetapi tidak dilakukan dalam waktu segera
c. Minat Tinggi
Minat seseorang dikatakan tinggi jika seseorang sangat menginginkan
objek minat tersebut dan dilakukan dalam waktu segera. 4. Aspek-Aspek Minat
Minat seseorang tidak didapatkan dari lahir, melainkan hasil dari
pengalaman belajar.Untuk mengerti bahwa minat berkembang perlu diketahui bukan saja minat dipelajari, melainkan juga berbagai aspek minat
Taksonomi afektif Bloom ini meliputi lima kategori :
a. Penerimaan (receiving) yang terdiri dari sub-kesadaran kemauan
penerima perhatian yang terpilih. Penerimaan adalah sensitivitas terhadap rangsang dari fenomena-fenomena tertentu, dimana individu tersebut mau
menerima atau memperhatikan rangsang dan fenomena tersebut. Kategori penerimaan ini dibagi menjadi tiga sub-kategori yang terdiri dari :
1) Kesadaran pada tarif ini adalah kesadaran terhadap sesuatu yang ada
dalam satu situasi, baik berupa fenomena atau objek.
2) Kemauan untuk menerima sub-kategori ini menggambarkan tingkah
laku individu yang mau menerima stimulus, atau dengan kata lain individu mempunyai kemauan untuk menerima rangsangan yang ditimbulkan oleh fenomena.
3) Pengontrolan atau perhatian yang terpilih merupakan perhatian terhadap rangsangan atau fenomena objek yang telah dipilih individu.
b. Menanggapi (responding) yang terjadi dari sub-kategori persetujuan untuk menenggapi kemauan dan kepuasan.
Menanggapi adalah kategori kedua.Kategori ini merupakan
perhatian yang aktif terhadap benda yang menimbulkan rangsangan pada individu atau fenomena-fenomena tertentu. Pada kategori ini, individu
1) Persetujuan untuk menanggapi, yang merupakan respon untuk menunjukan kepada adanya ketaatan atau kerelaan individu terhadap
aturan-aturan yang berkaitan dengan rangsangan fenomena dan objek.
2) Kemauan untuk menanggapi, yang merupakan kemauan sukarela individu (tanpa paksaan) untuk melakukan aktivitas.
3) Kepuasan untuk menanggapi, yang merupakan tindakan yang disertai
oleh perasaan puas setelah melakukan aktivitas.
c. Penilaian (Valuing) yang terjadi dari sub-kategori penerimaan, pemilihan
dan komitmen terhadap nilai-nilai tertentu.
Penilaian adalah kategori yang menunjukan penilaian dasar atas suatu rangsangan fenomena atau objek.Satu hal yang penting adalah
bahwa adanya aktivitas tersebut dikarenakan adanya niali atau harga dari fenomena, objek atau subjek. Kategori ini dibagi menjadi beberapa
sub-kategori:
1) Menerima nilai. Sub-kategori ini merupakan penerimaan secara emosional terhadap hal-hal atau fenomena terentu. Hal ini juga
diistilahkan dengan kepercayaan individu terhadap objek atau fenomena tersebut.
3) Tanggung Jawab. Sub-kategori ini menunjukan adanya keyakinan dan ketentuan seseorang yang bertingkah laku. Bertingkah laku pada
tingkatan ini benar-benar berperan pada suatu nilai.
d. Organisasi (organization) yang terdiri dari sub-kategori
penggambaran dan pengorganisasian terhadap nilai. Sub-kategori ini diharapkan bertindak sebagai klasifikasi yang tepat untuk yujuan yang menggambarkan awal dari pembentukan system nilai. Kategori
ini dibagi menjadi dua sub-kategori:
1) Penggambaran suatu nilai. Hal ini merupakan sub-kategori yang
menunjukkan adanya kualitas abstraksi. Dalam sub-kategori ini, individu memperoleh kesempatan untuk melihat hubungan antar niali dengan konsep yang akan dilihat.
2) Pengorganisasian suatu nilai. Hal ini merupakan konsep yang diperoleh individu untuk dibawa bersama-sama dengan nilai yang
komplek dalam kumpulan suatu nilai. 5. Kondisi yang Brpengaruh Terhadap Minat
Menurut Nursalam (2008) faktor yang mempengaruhi minat yaitu :
1. Faktor Internal
a. Cita-cita dan aspirasi
terwujudnya cita-cita dan aspirasi akan mehasilkan aktualisasi diri. Cita-cita yang bersumber dari diri sendiri akan membuat seseorang
berupaya lebih banyak, yang diindikasikan dengan: sifat ingin tahu yang lebih luas, keinginan untuk memperbaiki kegagalan, kreativitas
tinggi, berusaha untuk bekerja sama. b. Kemampuan individu
Kemampuan seorang individu akan mempengaruhi minat dan
motivasinya. Kemampuan yang dimaksud adalah segala profesi yang berkaitan dengan intelektual dan intelegensi.
c. Kondisi individu
Kondisi individu yang sehat jasmani dan rohani akan memberikan motivasi yang positif pada seseorang. Kondisi individu secara
fisiologis yang mempengaruhi motivasi meliputi: kesehatan fisik dan panca indera. Sedangkan kondisi psikologis, meliputi: bakat,
intelegensi, sikap, persepsi, minat.
d. Harapan adalah sesuatu yang diinginkan oleh seorang individu. 2. Faktor Eksternal
Menurut Hurlock (2007), beberapa kondisi yang mempengaruhi minat, diantaranya:
a. Status Ekonomi
laksanakan.Sebaiknya, kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka
orang cenderung untuk mempersempit minat mereka. b. Pendidikan
Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan.
c. Situasional (orang dan lingkungan)
Berhubungan dengan ancaman konsep diri terhadap perubahan status,
adanya kegagalan, kehilangan benda yang dimiliki, dan kurang penghargaan dari orang lain.
d. Keadaan Psikis
Keadaan psikis yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap minat adalah kecemasan.Kecemasan merupakan suatu respon
terhadap stres, seperti putusnya suatu hubungan yang penting atau bencana yang mengancam jiwa. Kecemasan juga bisa merupakan suatu reaksi terhadap dorongan seksual atau dorongan agresif yang
tertekan, yang bisa mengancam pertahanan psikis yang secara normal mengendalikan dorongan tersebut.Pada keadaan ini, kecemasan
beberapa tahun.Beratnya juga bervariasi, mulai dari rasa cemas yang hampir tidak tampak sampai letupan kepanikan(Potter&Perry, 2005).
6. Mengukur Minat
Minat dapat diketahui melalui suatu pengukuran dengan menggunakan
instrumen atau alat ukur tertentu.Kecenderungan minat seseorang pada suatu objek atau kegiatan dapat diketahui dengan mengukur minatnya.Minat dapat diukur dengan tes dan bukan tes. Pengukuran dengantes yaitu mengukur minat
dengan alat ukur yang tergolong sudah baku. Pengukuran bukan tes yaitu mengukur minat dengan menggunakan angket, daftar isian, dan lembar
pengamatan.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap minat seseorang, Hurlock (2007) menyatakan bahwa
pengukuran minat dapat dilakukan dengan jalan: a. Observasi
Pengukuran dengan metode observasi ini memiliki keuntungan karena dapat mengamati minat seseorang dalam kondisi wajar.Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi, kelemahannya tidak dapat dilakukan
b. Interview
Interview baik digunakan untuk mengukur minat, sebab biasanya
seseorang gemar memperbincangkan hobinya atau aktivitas lain yang menarik hatinya. Pelaksanaan interview sebaiknya dilakukan dalam
situasi santai, sehingga percakapan dapat berlangsung secara bebas. c. Kuesioner
Dengan mempergunakan kuesioner, seseorang dapat melakukan
pengukuran terhadap sejumlah responden sekaligus.Selanjutnya berdasarkan pengertian bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa
yang menimbulkan rasa suka atau senang terhadap suatu objek atau aktifitas tertentu yang dapat menyenangkan dan memenuhi kebutuhan dirinya.Maka indikator-indikator untuk pengukuran minat dapat dilihat
dengan menganalisa kegiatan-kegiatan yang dilakukan atau objek-objek yang disenangi.
Terdapat beberapa indikator tingkah laku yang berhubungan dengan minat yang dapat didefinisikan sebagai berikut :
1) Durasi kegiatannya (berupa kemampuan penggunaan waktunya untuk
melakukan kegiatan).
2) Frekuensi kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode
tertentu)
4) Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan mencapai tujuan.
5) Devosi (pengabdian), pengorbanan (uang, tenaga, pikiran, bahkan jiwa raga).
6) Tingkat aspirasi (maksud rencana, cita-cita, sasaran atau target dan idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukannya. 7) Tingkat kualifikasi dan prestasi atau output yang dicapai dari
kegiatan (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak).
8) Arah serta sikap terhadap sasaran kegiatan (suka atau tidak suka, positif atau negatif).(Purwanto, 2010).
Dalam pengukuran minat yang perlu diperhatikan adalah
pengalaman subyektif, sehingga tidak mudah untuk mengukur minat.Dengan demikian pengukuran minat bukan terhadap bagaimana mengukur atau menjelaskan senang atau tidak senang, tetapi mengacu
7. Pusat-Pusat Minat
Dalam kehidupan sehari-hari sering tidak dibedakan antara perkataan
minat dan perhatian, walaupun keduanya berbeda.Antara perhatian dan minat itu memeang erat sekali hubungannya.Orang yang mempunyai minat tentang
kesenian, dengan sendirinya perhatiannya menuju ke arah kesenian (Hurlock, 2007).
Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap ke arah sesuatu yang
berharga bagi seseorang adalah yang sesuai dengan kebutuhnnya. Sementara perhatian itu memegang peranan sangat penting dallam proses pembelajaran.
Kalau bahan pembelajaran diambil dari pusat-pusat minat anak, dengan sendirinya perhatian spontan akan timbul sehingga belajar akan berlangsung dengan sangat baik (Hurlock, 2007).
B. Pengertian Prestasi
Beck (1990) mendefinisikan prestasi adalah “to overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as well and as quickly as possible” “Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin”.
aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan
pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan (Qohar, 2000).
Prestasi menyatakan hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan
dan sebagainya, dengan hasil yang menyenangkan hati dan diperoleh dengan jalan keuletan kerja (Nasrun, 2000).
C. Pengertian Akademik
Kata akademik berasal dari bahasa Yunani yakni academos yang
berarti sebuah taman umum (plasa) di sebelah barat laut kota Athena. Sesudah itu, kata acadomos berubah menjadi akademik, yaitu semacam tempat
perguruan.Para pengikut perguruan tersebut disebut academist, sedangkan perguruan semacam itu disebut academia.Berdasarkan hal ini, inti dari pengertian akademik adalah keadaan orang-orang bisa menyampaikan dan
menerima gagasan, pemikiran, ilmu pengetahuan, dan sekaligus dapat mengujinya secara jujur, terbuka, dan leluasa (Fadjar, 2002:5). Dapat
Kegiatan akademik meliputi tugas-tugas yang dinyatakan dalam program pembelajaran, diskusi, obesrvasi, dan pengerjaan tugas.Dalam satu
kegiatan akademik diperhitungkan tidak hanya kegiatan tatap muka yang terjadwal saja tetapi juga kegiatan yang direncanakan (terstruktur) dan yang
dilakukan secara mandiri.
D. Pengertian Prestasi Akademik
Berdasarkan teori yang telah diuraikan diatas, prestasi akademik dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai mahasiswa dalam proses
pembelajaran. Prestasi belajar merupakan salah satu bagian dari prestasi akademik karena pengertian akademik sendiri merupakan proses pembelajaran didalamnya yang meliputi kegiatan belajar, pemberian tugas dan
evaluasi.
Prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah
laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk hasil proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan lisan
maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan tes yang terstandar (Sobur, 2006).
Sejalan dengan pandangan di atas, Qohar, (2000) berpendapat bahwa pengertian prestasi adalah hasil dari suatu yang telah dikerjakan, diciptakan,
baik secara individual maupun kelompok.Prestasi tidak pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan.
Prestasi akademik adalah perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar.
Perwujudan bentuk hasil proses tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat
dinilai atau diukur dengan menggunakan test yang terstandar (Sobur, 2006). Selain itu, prestasi akademik adalah istilah untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan, karena suatu usaha
belajar telah dilakukan seseorang secara optimal (Setiawan, 2000).
Secara umum, pencapaian akademik adalah penentu kepada taraf
pencapaian individu dalam sesuatu pemeriksaan yang standar.Pencapaian adalah sebagai penyelesaian dan efisiensi yang diperoleh dalam sesuatu kemahiran, pengetahuan atau kemajuan yang diperoleh secara alami yang
tidak terlalu bergantung kepada kecerdasan akal pikiran.Selain itu, prestasi akademik adalah mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar (Azwar,
Menurut Azwar (2004) secara umum, ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi akademik seseorang, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal meliputi antara lain faktor fisik dan faktor psikologis. Faktor fisik berhubungan dengan kondisi fisik umum seperti
penglihatan dan pendengaran.Faktor psikologis menyangkut faktor-faktor non fisik, seperti minat, motivasi, bakat, intelegensi, sikap dan kesehatan mental.Faktor eksternal meliputi faktor fisik dan faktor sosial.Faktor fisik
menyangkut kondisi tempat belajar, sarana dan perlengkapan belajar, materi pelajaran dan kondisi lingkungan belajar.Faktor sosial menyangkut dukungan
sosial dan pengaruh budaya.
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik
Menurut Sobur (2003) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
prestasi akademik, yaitu: 1) Faktor Endogen
Merupakan faktor yang berasal dari individu itu sendiri atau personal, meliputi :
a. Fisik
Faktor fisik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok antara lain faktor kesehatan dan anak yang mengalami kebutuhan khusus.
dan menderita epilepsi menjadi hambatan dalam perkembangan anak untuk berinteraksi terhadap lingkungan dan menerima mata
pelajaran, terutama pada anak yang duduk di bangku sekolah dasar.
b. Psikis
Terdapat beberapa faktor psikis, yaitu: • Intelegensi atau Kemampuan
Anak yang memiliki intelegensi yang rendah mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran dan dapat tertinggal dari
teman-temannya yang lain. Karena anak ini membutuhkan proses belajar yang lebih lambat dan membutuhkan lebih
banyak waktu untuk belajar. Sebaliknya anak yangmemiliki intelegensi yang tinggi akan lebih mudah untuk menangkap dan memahami pelajaran, lebih mudah untuk mengambil
keputusan dan kreatif. • Minat
Bagi seorang anak, mempelajari sesuatu hal yang menarik bagi dirinya akan lebih mudah untuk diterima dan dipahami.
• Bakat
Bakat adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang tertentu. Misalnya anak yang memiliki bakat dalam bidang studi matematika akan lebih mudah dalam memahami
bidang studi tersebut. Kendalanya terkadang orang tua kurang memperhatikan bakat yang dimiliki anak, sehingga orang tua
memaksakan anak untuk masuk pada keahlian atau bidang tertentu tanpa mengetahui bakat yang dimiliki anak.
• Motivasi
Faktor motivasi memiliki peranan dalam proses belajar. Ketiadaan motivasi baik internal maupun eksternal akan
menyebabkan kurang semangatnya anak dalam melakukan proses pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah. Jika
orang tua atau guru memberikan motivasi kepada anak, maka timbul dorongan pada diri anak untuk belajar dan anak akan mengetahui manfaat belajar dan tujuan yang hendak dicapai. • Kematangan
Kematangan adalah tingkat perkembangan yang dialami oleh
itu setiap usaha belajar akan lebih berhasil bila dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan individu.
• Kepribadian
Kepribadian mempengaruhi keadaan anak dalam belajar.
Dalam proses pembentukan kepribadian, terdapat beberapa fase yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangan
anak. Seorang anak yang belum mencapai fase tertentu akan mengalami kesulitan jika orang tua menagajarkan sesuatu yang belum sesuai dengan fase tersebut kepribadinnya.
2) Faktor Eksogen
Merupakan faktor yang berasal dari luar individu atau
lingkungan, meliputi : a. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama bagi anak dan
juga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan anak karena keluarga merupakan tempat anak belajar dan
menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungannya dengan interaksi sosial. Dalam hubungan dengan belajar, faktor keluarga memiliki hubungan yang sangat penting.
menentukan bagaimana anak dalam belajar dan usaha yang dicapai oleh anak. Faktor keluarga dapat dibagi menjadi 3
faktor, yaitu :
• Kondisi ekonomi keluarga
Keluarga yang memiliki kondisi ekonomi yang kurang baik menjadi salah satu penyebab kebutuhan anak tidak
dapat terpenuhi. Selain itu, faktor ekonomi membuat suasana rumah menjadi kurang nyaman yang menyebabkan anak malas untuk belajar. Tetapi terkadang
masalah ekonomi menjadi dorongan anak untuk berhasil. • Hubungan emosional orang tua dan anak
Hubungan emosional antara orang tua dan anak dapat mempengaruhi terhadap keberhasilan anak dalam belajar.
Suasana rumah yang selalu ribut dalam pertengkaran dapat mengakibatkan terganggunya konsentrasi anak dalam belajar, sehingga anak tidak dapat belajar dengan baik.
Orang tua yang terlalu keras kepada anak dapat menyebabkan jauhnya hubungan antara keduanya yang
• Cara mendidik anak
Setiap keluarga memiliki caranya tersendiri dalam mendidik anak. Ada keluarga yang mendidik anak secara diktator militer, demokratis, pendapat anak diterima oleh
orang tua tetapi ada keluarga yang kurang perduli dengan anggota keluarganya yang lain. Cara mendidik ini baik
secara langsung atau tidak dapat mempengaruhi belajar anak.
b. Faktor Sekolah (institusi pendidikan)
Faktor lingkungan sekolah seperti pendidik dan kualitas hubungan antara pendidik dan peserta didik mempengaruhi
semangat peserta didik dalam belajar. Pada faktor pendidik, pendidik yang menunjukkan sikap dan perilaku yang rajin dapat mendorong peserta didik untuk melakukan hal yang
sama. Selain itu juga cara mengajar pendidik seperti sikap dan kepribadiannya, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki,
bagaimana cara pendidik mengajarkan pengetahuan dapat menentukan keberhasilan peserta didik dalam belajar. Disisi lain, hubungan antara pendidik dan peserta didik juga dapat
didikyang dekat dan mengagumi pendidiknya akan lebih mudah untuk menangkap pelajaran dan memahaminya.
c. Faktor Lingkungan Lain
Faktor lingkungan lain seperti kondisi keluarga, guru dan
fasilitas sekolah. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang baik, bersekolah di sekolah yang memiliki guru dan fasilitas pelajaran yang baik belum tentu menjamin anak
untuk dapat belajar dengan baik. Masih ada faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar anak di sekolah. Selain itu juga,
teman-teman anak di sekolah dan aktivitas yang dilakukan anak dapat mempengaruhi kegiatan belajarnya. Aktivitas di luar sekolah dapat membantu perkembangan anak akan tetapi
tidak semua aktivitas tersebut bisa membantu. Apabila anak banyak menghabiskan waktu pada aktivitas di luar sekolah dan
E. Kerangka Teori
Berdasrkan landasan teori tentang minat yang dikemukakan oleh Teori
Crow & Crow (1982), tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat, yaitu: faktor dorongan dari dalam, faktor motivasi sosial dan faktor emosional. Teori
tentang prestasi akademik yang dikemukakan oleh Sobur (2003), tentang salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi akademik adalah minat. Maka dapat digambarkan suatu kerangka teori sebagai berikut:
Gambar 2.1Kerangka Teori (Crow dan Crow, 1982, Sobur,2003))
Prestasi Akademik
Faktor timbulnya minat:
F. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori, maka dapat digambarkan suatu kerangka konsep
penelitian sebagai berikut:
Variabel Independent Variabel Dependent
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
G. Hipotesis
Ada hubungan antara faktor-faktor minatterhadap prestasi akademik mahasiswa keperawatan S1 dalam mengambil program studi keperawatan S1
di Fikes UMP.
Prestasi akademik Faktor Dorongan dari Dalam
Faktor Motivasi Sosial