• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Surya Eka Ningrum BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Surya Eka Ningrum BAB I"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan teknologi dan ilmu dibidang kesehatan telah meningkat

pesat sekarang ini. Kemajuan teknologi dan ilmu dibidang kesehatan

membawa manfaat yang besar bagi manusia, termasuk pada

penatalaksanaan Sectio Caesarea (Patasik, 2013). Sectio caesarea

merupakan persalinan bantuan menurut (Liu, 2008 ), sectio caesarea

merupakan prosedur bedah untuk pelahiran janin dengan insisi melalui

abdomen dan uterus. Sectio Caesarea (SC) merupakan salah satu cara

yang digunakan dibidang kesehatan untuk membantu persalinan ketika ada

masalah tak terduga yang terjadi selama persalinan, seperti faktor dari ibu

yaitu panggul yang sempit, faktor dari janin yang letaknya lintang, tidak

cukup ruang bagi janin untuk melalui vagina, dan kelainan pada janin

seperti berat badan janin melebihi 4000 gram (National Institute of Health

2012 dalam Patasik, 2013).

Menurut Pratiwi (2015), tindakan operasi sectio caesarea

menyebabkan terjadinya komplikasi lebih daripada persalinan pervaginam.

Komplikasinya yaitu nyeri pada daerah insisi dan mengakibatkan

(2)

Pada proses operasi digunakan anestesi agar pasien tidak nyeri pada saat

dibedah. Namun setelah operasi selesai dan pasien mulai sadar, akan

merasakan nyeri di daerah sayatan yang membuat sangat terganggu

(Whalley, dkk 2008). Nyeri tersebut akan menimbulkan berbagai masalah,

salah satunya masalah laktasi. Rasa nyeri tersebut akan menyebabkan

pasien menunda pemberian ASI sejak awal pada bayinya, karena rasa

tidak nyaman selama proses menyusui berlangsung atau peningkatan

intensitas nyeri setelah operasi (Batubara dkk 2008 dalam pratiwi 2012).

Nyeri akan mengakibatkan mobilisasi ibu menjadi terbatas, activity of

daily living (ADL) terganggu, bonding attachment (ikatan kasih sayang).

Nyeri akibat post sectio caesarea juga mengakibatkan respon ibu terhadap

bayi berkurang, sehingga setelah operai ASI tidak dapat diberikan secara

optimal (Purwandari, 2009 dalam Rahma 2015).

Menurut Marmi (2012) dalam Pertiwi (2015), post partum adalah

masa beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan minggu

keenam setelah melahirkan. Masa post partum dimulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali pada masa

sebelum hamil yang berlangsung kira – kira enam minggu. Pendapat lain

mengatakan bahwa post partum adalah masa setelah kelahiran yang

meliputi minggu – minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi

kembali ke keadaan yang normal seperti sebelum hamil.

Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

(3)

(Muttaqin, 2008). Nyeri adalah pengalaman emosional dan sensorik yang

tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan, baik

aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan

tersebut (Satyanegara, 2014).

Menurut WHO 2014, negara dengan tingkat sectio caesrea tinggi

diantaranya Australia 32%, Brazil 54%, dan Colombia 43% (WHO, 2014).

Menurut penelitian Suryati Tati 2012 bahwa angka sectio caesarea di

Indonesia melewati batas standar WHO yaitu 5-15%. Survei nasional

tahun 2014, 921.000 persalinan dengan sectio caesarea dari 4.039.000

persalinan atau sekitar 22,8% dari seluruh persalinan (Widarti, 2016).

Menurut Rahmayati (2010) dalam Patasik (2013), relaksasi adalah

sebuah keadaan dimana seorang terbebas dari tekanan dan kecemasan atau

kembalinya keseimbangan (equilibrium) setelah terjadinya gangguan.

Tujuan dari teknik relaksasi adalah mencapai keadaan relaksasi

menyeluruh, mencakup keadaan relaksasi secara fisiologis, secara kognitif,

dan secara behavioral. Secara fisiologis, keadaan relaksasi ditandai dengan

penurunan kadar epinefrin dan non epinefrin dalam darah, penurunan

frekuensi denyut jantung (sampai mencapai 24 kali per menit), penurunan

tekanan darah, penurunan frekuensi nafas (sampai 4 -6 kali per menit),

penurunan ketegangan otot, metabolisme menurun, vasodilatasi dan

(4)

Guided Imagery merupakan teknik yang menggunakan imajinasi

seseorang untuk mencapai efek positif tertentu (Smeltzer, Bare, Hinkle, &

Cheever, 2010). Teknik ini dimulai dengan proses relaksasi pada

umumnya yaitu meminta kepada klien untuk perlahan – lahan menutup

matanya dan fokus pada nafas mereka, klien didorong untuk relaksasi

mengosongkan pikiran dan memenuhi pikiran dengan bayangan untuk

membuat damai dan tenang (Rahmayati, 2010 dalam Patasik, 2013).

Menurut Watt dan Janca, (2008) aromaterapi adalah terapi yang

menggunakan minyak essensial yang dinilai dapat membantu mengurangi

bahkan mengatasi gangguan psikologis dan gangguan rasa nyaman seperti

nyeri, cemas, depresi, dan sebagainya (Cahyasari, 2015). Menghirup

aroma lavender dengan kandungan linalool, dimana molekulnya dapat

masuk ke sistem syaraf melalui indra penciuman, sistem pernafasan

maupun kulit itu mampu mengendorkan dan melemaskan sistem kerja urat

– urat syaraf dan otot – otot tegang (Dewi AP, 2013 dalam Cahyasari,

2015), ditambah kandungan linail asetat yang bersifat sebagai analgesik

dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan

kesadaran, dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman terhadap

seseorang (Cahyasari, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian Argi Virgona Bangun dan Susi

Nur’aeni (2013) dalam Cahyasari (2015), hasil uji statistik di dapatkan

nilai (p-value 0,001) yang berarti ada perbedaan intensitas nyeri antara

(5)

penelitian juga dilakukan oleh Hidayah (2012) pemberian aromaterapi

lavender secara inhalasi mampu menurunkan skala nyeri pada pasien nyeri

kepala. Ada perbedaan bermakna skala nyeri sebelum dan sesudah

pemberian aromaterapi lavender (P-value 0,000) dengan selisih penurunan

skala nyeri 2,467. Berdasarkan hasil penelitian Aditya (2012) didapatkan

hasil bahwa guided imagery memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

tingkat nyeri pasca operasi sectio caesarea.

Hasil observasi peneliti di RSUD Dr. R Goetheng Taroenadibrata

Purbalingga, peneliti menemukan bahwa upaya yang dilakukan oleh

peawat di ruang Bougenville untuk mengurangi nyeri insisi pasien post

operasi sectio caesarea biasanya dilakukan dengan pemberian obat

analgetik. Pemberian pengobatan nonfarmakologis misalnya pemberin

terapi (seperti massase, distraksi, meditasi, guided imagery, biofeedback,

akupresure, aromaterapi, relaksasi otot progresif, terapi musik, dll) jarang

dilakukan. Pada tahun 2016 di RSUD Dr. R Goetheng Taroenadibrata

Purbalingga jumlah persalinan melalui sectio caesarea (SC) sebanyak 433

dimana pembagiannya yaitu rujukan dokter sebanyak 12 pasien, rujukan

bidan 136 pasien, rujukan puskesmas 241 pasien dan non rujukan

sejumlah 54 pasien. Untuk partus komplikasi terbagi menjadi beberapa

jenis komplikasi diantaranya kasus perdarahan sebelum persalinan dengan

jumlah 51, kasus perdarahan setelah persalinan sejumlah 10, kasus VE

sejumlah 37, kasus preeklamsi berat (PEB) sejumlah 190, kasus eklamsia

(6)

gemeli sejumlah 37, kasus IUFD/kematian janin dalam kandungan

sejumlah 41. Jumlah kelahiran bayi di tahun 2016 dengan BB<1500

sejumlah 67, >1500-<2500 sejumlah 269, >2500-<4000 sejumlah 1128,

>4000 sejumlah 20 dan angka kematian bayi sejumlah 44.

Pada tahun 2017 di RSUD Dr. R Goetheng Taroenadibrata

Purbalingga jumlah persalinn melalui sectio caesarea (SC) sebanyak 666

kasus, dimana pembagiannya yaitu dari rujukan dokter sebanyak 15

pasien, rujukan bidan 99 pasien, rujukan puskesmas sebanyak 514 dan non

rujukan sebanyak 38 pasien. Untuk partus dengan komplikasi terbagi

menjadi beberapa jenis komplikasi diantaranya kasus perdarahan sebelum

persalinan dengan jumlah 31, kasus perdarahan setelah persalinan

sejumlah 9, kasus preeklamsi berat (PEB) sejumlah 212, kasus eklamsia

sejumlah 15, kasus VE sejumlah 45, kasus sungsang sejumlah 65, kasus

drip sejumlah 776, kasus gemeli sejumlah 40, kasus IUFD/ kematian janin

dalam kandungan sejumlah 39. Jumlah kelahiran bayi di tahun 2017

dengan BB<1500 sejumlah 69, >1500-<2500 sejumlah 326, >2500-<4000

sejumlah 1572, >4000 sejumlah 27 dan angka kematian bayi sejumlah 48.

Berasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

mengaplikasikan tentang “Penerapan Teknik Guided Imagery dan Inhalasi

Aromaterapi Lavender Terhadap Intensitas Nyeri Pada Post Partum Sectio

Caesarea” untuk dapat diteliti lebih lanjut dan diuji cobakan

keefektifannya pada ibu pasca operasi sectio caesarea. Karena kebanyakan

(7)

mengganggu terhadap aktifitas normal sehari – harinya sehingga muncul

ketakutan untuk bergerak bebas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penulis

adalah “ Bagaimanakah pengaruh penerapan kombinasi terapi guided

imagery dan inhalasi aromaterapi lavender terhadap intensitas nyeri post

sectio caesarea? “

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh penerapan teknik terapi guided

imagery dan inhalasi aromaterapi lavender terhadap intensitas nyeri pada

pasien post sectio caesarea di RS.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan intensitas nyeri sebelum dan sesudah

dilakukannya terapi guided imagery dan inhalasi aromaterapi

lavender pada ibu post sectio caesarea di RS.

b. Menggambarkan perubahan yang terjadi pada klien setelah

dilakukannya terapi imagery dan inhalasi aromaterapi lavender

(8)

D. Manfaat Studi Kasus

1. Teoritis

a. Perkembangan Ilmu

Meningkatkan dan menambah pengetahuan tentang guided

imagery dan inhaslasi aromaterapi lavender terhadap penurunan

intensitas nyeri pada post operasi sectio caesarea.

b. Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan dasar penelitian ilmiah bagi peneliti selanjutnya

khususnya dalam bidang keperawatan terutama dalam kajian

pengembangan di bidang keperawatan maternitas tentang

penatalaksanaan nonfarmakologi nyeri pada pasien post operasi

sectio caesarea.

2. Praktis

a. Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh terapi

guided imagery dan inhalasi aromaterapi lavender terhadap

penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi sectio caesarea,

serta enambah wawasan tentang tindakan mandiri non farmakologi

keperawatan dengan menggunakan terapi guided imagery dan

inhalasi aromaterapi lavender, dan sebagai pengalaman pertama

(9)

b. Responden

Meningkatkan serta menambah pengetahuan tentang cara

mengatasi dan menurunkan intensitas nyeri pada post sectio

caesarea.

c. Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan dalam

upaya penatalaksanaan nyeri pada post operasi sectio caesarea

melalui kombinasi terapi guided imagery dan inhalasi aromaterapi

lavender.

d. Profesi Keperawatan

Sebagai masukan untuk mengetahui manfaat terapi guided imagery

dan inhalasi aromaterapi lavender terhadap penurunan intensitas

Referensi

Dokumen terkait

Grafik Tingkat Kemampuan Guru PKN dalam menerapkan situasi nyata yang terjadi di lingkungan pada pembelajaran PKN.

Terhadap Keakti fan Belajar Peserta Didik “ adalah penggunaan variasi mengajar oleh guru Pendidikan Agama Islam agar proses pembelajaran tidak monoton, menciptakan

• An alisa kim ia yan g dilakukan pada produk perm en Tolak An gin cair yaitu uji kadar gula reduksi, uji kadar sakarosa, dan aflatoxin. • Kadar gula reduksi pada perm en Tolak An

PROMETHEE metoda izabrana je zbog njezinih prednosti koje su navedene u nastavku rada , te zbog toga što problem procjene boniteta hotelskih poduzeća ima

[r]

and the total field produced by both the static charge on the conductor and the particle must be zero at points interior to the conductor. Finally, consider the process whereby

Tidak hanya melengkapi persyaratan saja akan tetapi juga harus mengikuti prosedur yang diterapkan oleh lembaga untuk mendapatkan persetujuan dalam pemberian

Fungsi speaker ini adalah mengubah gelombang listrik menjadi getaran suara.proses pengubahan gelombag listrik/electromagnet menjadi gelombang suara terjadi karna