• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Retno Widyaningrum BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Retno Widyaningrum BAB I"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

dialami oleh siapa saja dan memiliki implikasi negatif jika berakumulasi

dalam kehidupan individu tanpa solusi yang tepat. Akumulasi stres

merupakan akibat dari ketidakmampuan individu dalam mengatasi dan

mengendalikan stresnya. Stres adalah respon tubuh tidak spesifik terhadap

kebutuhan tubuh yang terganggu. Stres merupakan suatu fenomena universal

yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari dan akan

dialami oleh setiap orang. Stres memberikan dampak secara total pada

individu seperti dampak fisik, sosial, intelektual, psikologis dan spiritual

(Rasmun, 2004).

Depkes RI (2013) menyebutkan bahwa 19 per mil penduduk Jawa

Tengah menderita stres. Jumlah tersebut jika di presentasekan, maka

jumlahnya mencapai sekitar 2,2% dari total penduduk Jawa Tengah

mengalami stres, di Jawa Tengah tercatat 704.000 orang mengalami gangguan

kejiwaan, 608.000 orang mengalami stres. Data tersebut menunjukkan bahwa

stres bersifat universally, yaitu semua orang dapat merasakannya tetapi cara

pengungkapannya yang berbeda atau diversity. Stres sering terjadi pada orang

bekerja dan pada situasi perkuliahan.

Stres juga dapat dialami oleh mahasiswa yang baru memasuki tingkat

(2)

semester pertama, kedua dan ketiga. Bagi beberapa mahasiswa, memasuki

tingkat pendidikan di universitas merupakan hal yang membuat stres, hal ini

di karenakan akan terjadi banyak perubahan dibandingkan waktu di sekolah

menengah. Untuk mahasiswa yang lain, tinggal jauh dari rumah merupakan

salah satu sumber stres (Greenberg, 2002).

Mahasiswa baru merupakan status yang disandang oleh mahasiswa

pada tahun-tahun pertama kuliahnya. Memasuki dunia kuliah merupakan

suatu perubahan besar pada hidup seseorang (Santrock, 2006). Individu

biasanya mengalami banyak perubahan di tahun pertamanya kuliah ketika

memasuki perguruan tinggi. Hal ini terkait dengan penyesuaian yang

merupakan masalah berat yang harus dihadapi individu ketika memasuki

dunia kuliah (Dyson & Renk, 2006). Perubahan lain terjadi pada pola

hubungan pengajar dengan mahasiswa. Menurut Gunarsa (2000) pola

hubungan dosen-mahasiswa sangat berbeda dibandingkan dengan hubungan

guru-siswa. Dialog langsung pada tingkat-tingkat awal jarang dilakukan di

ruangan yang mana jumlah mahasiswa biasanya besar. Perhatian dosen

terhadap mahasiswa juga lebih sedikit dibandingkan dengan perhatian guru ke

siswanya.

Penyesuaian diri merupakan suatu proses individu dalam memberikan

respon terhadap tuntutan lingkungan dan kemampuan untuk melakukan

koping terhadap stres. Kegagalan individu dalam melakukan penyesuaian diri

dapat menyebabkan individu mengalami gangguan psikologis. Salah satu

masalah penyesuaian diri yang sering dihadapi mahasiswa adalah penyesuaian

diri dalam bidang pendidikan, contohnya adalah penyesuaian diri pada dunia

(3)

Stres pada mahasiswa dapat menyebabkan penurunan prestasi

akademik, penurunan konsentrasi belajar dan penurunan daya ingat. Stresor

yang mempunyai peran besar terhadap stres pada mahasiswa adalah stresor

akademik. Stresor akademik pada mahasiswa dapat berasal dari berbagai

macam hal, yaitu dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal,

yaitu perubahan kebiasaan tidur, perubahan kebiasaan makan, tanggung jawab

baru dan perubahan kebiasaan belajar. Faktor eksternal, yaitu bertambahnya

beban kuliah dan mendapatkan nilai lebih kecil dari yang diharapkan (Bulo &

Sanchez, 2014).

Djohan (2006) mengungkapkan bahwa ada beberapa metode yang

dapat digunakan untuk mengatasi stres diantaranya adalah melalui pendekatan

farmakologis, perilaku, kognitif, meditasi, hipnotis, dan musik. Metode musik

merupakan salah satu cara untuk mengatasi stres. Ramolda (2009) juga

menyebutkan bahwa selain terapi musik masih ada bentuk terapi lain yang

dapat digunakan dalam mengatasi stres, yaitu berupa terapi religi atau disebut

juga terapi murotal. Dengan tempo yang lambat serta harmonis lantunan Al

Qur‟an dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon

endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari

rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga

menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung,

denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam

atau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali

emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik.

(4)

berpusat di otak manusia. Menurut Heru (2008) lantunan Al-Qur‟an secara

fisik mengandung unsur suara manusia, sedangkan suara manusia merupakan

instrumen penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah

dijangkau.

Potensi kejadian stres pada mahasiswa juga terjadi di Fakultas Ilmu

Keperawatan Muhamadiyah Purwokerto. Mahasiswa tingkat awal sering

merasa tidak mampu dalam mengerjakan berbagai tugas dan mata kuliah yang

diberikan dikarenakan masih dalam tahap penyesuaian diri terhadap

lingkungan baru, yaitu lingkungan kuliah. Mahasiswa tingkat awal mengalami

perubahan waktu tidur dari biasanya saat masih di SMA yang cukup menjadi

kurang pada saat menjadi mahasiswa dikarenakan sistem belajar yang

berbeda.

Susanto (2013) mengungkapkan bahwa sebanyak 61,5% responden

mengalami tingkat stres sedang, 23% mengalami stres ringan dan 14,5%

mengalami stres berat. Mahasiswa mempunyai tuntutan-tuntutan yang harus

dipenuhi, diantaranya tuntutan akademik seperti persaingan antara teman

untuk mendapatkan nilai yang terbaik, mengerjakan tugas yang diberikan

dosen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasisswa tidak mampu

mengatasi keadaan yang dianggap mengancam bagi mahasiswa yang

disebabkan oleh aktifitas yang banyak. Aktifitas yang banyak dan tuntutan

yang tinggi ini menyebabkan mahasiswa mengalami strees ditambah dengan

ketidaktahuan mahasiswa dalam meminimalkan dan menanggulangi stres.

Selain padatnya aktifitas mahasiswa, persaingan antar teman untuk

(5)

responden merasa terancam jika nilai yang mereka inginkan tidak sesuai

dengan yang diharapkan sehingga memicu terjadinya stres. Wawancara awal

juga peneliti lakukan pada 10 orang mahasiswa S1 keperawatan, dan

didapatkan informasi bahwa 6 orang (60%) mahasiswa keperawatan

mengalami tanda-tanda stres berupa pikiran kacau, bingung, sullit

berkonsentrasi, mudah marah dan tidak bersemangat. Hal ini mendorong

timbulnya pertanyaan apakah terapi murotal efektif dalam menurunkan

tingkat stres pada mahasiswa program sarjana keperawatan semester 2 di

fakultas ilmu keperawatan ?

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diurai diatas maka dirumusan

masalah sebagai berikut :

1. Stres juga dapat dialami oleh mahasiswa yang baru memasuki tingkat

pendidikan di universitas, dampak stres terutama dirasakan oleh

mahasiswa semester pertama, kedua dan ketiga, hal ini di karenakan akan

terjadi banyak perubahan dibandingkan waktu di sekolah menengah.

(Greenberg, 2002). Individu biasanya mengalami banyak perubahan di

tahun pertamanya kuliah ketika memasuki perguruan tinggi. Hal ini terkait

dengan penyesuaian yang merupakan masalah berat yang harus dihadapi

individu ketika memasuki dunia kuliah (Dyson & Renk, 2006). Perubahan

lain terjadi pada pola hubungan pengajar dengan mahasiswa. Menurut

Gunarsa (2000) pola hubungan dosen-mahasiswa sangat berbeda

dibandingkan dengan hubungan guru-siswa. Dialog langsung pada

(6)

biasanya besar. Perhatian dosen terhadap mahasiswa juga lebih sedikit

dibandingkan dengan perhatian guru ke siswanya.

2. Terapi murotal sebagai salah satu bentuk terapi yang dapat digunakan

untuk mengatasi stres. Dengan tempo yang lambat serta harmonis lantunan

Al Qur‟an dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon

endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian

dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh

sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan,

detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan

yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan

ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme

yang lebih baik (Ramolda, 2009).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti

“Apakah terapi murotal berpengaruh terhadap tingkat stres pada mahasiswa

keperawatan program sarjana semester II di fakultas ilmu kesehatan ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui pengaruh terapi murotal terhadap tingkat stres pada

mahasiswa program sarjana keperawatan semester II di fakultas ilmu

kesehatan.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkatan stres mahasiswa program sarjana keperawatan

semester II di Fakultas Ilmu kesehatan sebelum dan sesudah

(7)

b. Mengetahui pengaruh terapi murotal terhadap penurunan tingkat stres

pada mahasiswa keperawatan program sarjana semester II di fakultas

ilmu kesehatan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoristis

Memberikan alternatif terapi non-farmakologi untuk menurunkan tingkat

stres

2. Manfaat praktis

a. Membantu mencegah terjadinya akibat lanjut dari stres yang

berkepanjangan.

b. Memberikan alternatif terapi yang hemat biaya

c. Sebagai bahan pertimbangan dalam konseling keluarga dalam hal

menurunkan tingkat stres.

E. Penelitian Terkait

1. Penelitian Syaekhudin (2010) dengan judul Efektivitas Terapi Al-Qur‟an

Bagi Penyakit Stres dalam Belajar Serta Dampaknya terhadap Prestasi

Belajar Siswa di SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal. Hasil

penelitian menunjukkan proses terapi Al-Qur‟an yang diterapkan oleh

guru agama dalam menanggulangi gejala stres para siswa di SMP Negeri 3

Pangkah Kabupaten Tegal sebagian besar (85 %) bisa diterima oleh siswa.

Terapi dilaksanakan dengan cara menyuruh para siswa untuk sering

(8)

maupun di rumah. Siswa yang mengalami gejala stres sebagian besar

(85 %) memberikan respon positif terhadap pelaksanaan terapi Al -Qur‟an

yang dilakukan oleh guru agama dalam menanggulangi stres di SMP

Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal. Terapi Al-Qur‟an yang diterapkan

oleh guru agama sangat berdampak positif terhadap keberhasilan belajar

siswa dengan dibuktikan perolehan hasil nilai Ujian Nasional menjadi

baik. Sebelum mendapatkan terapi Al-Qur‟an rata-rata siswa memperoleh

nilai 14,91. Tetapi setelah mendapatkan Terapi Al-Qur‟an rata-rata siswa

memperoleh nilai 30,7 dan dapat mengurangi gejala stres para siswa di

SMP Negeri 3 Pangkah Kabupaten Tegal.

Persaman penelitian Syaekhudin dengan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti tentang pengaruh terapi Al-Qur‟an terhadap stres, sedangkan

perbedaan penelitian Syaekhudin dengan penelitian ini adalah pada

penelitian Ahmad Syaekhudin, responden penelitian membaca Al-Qur‟an

sendiri, sedangkan pada penelitian ini responden hanya mendengarkan

lantunan Al‟Qur‟an. Perbedaan juga ada pada responden penelitian

dimana responden penelitian Ahmad Syaekhudin merupakan siswa SMP

sedangkan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester 2.

2. Penelitian Yunita (2014) dengan judul Pengaruh Mendengarkan Al Quran

dan Dzikir terhadap Tingkat Depresi pada Lansia di Dusun Dukuh

Seloharjo Pundong Bantul Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada pengaruh mendengarkan Al Quran dan dzikir terhadap

(9)

Bantul. Hasil analisis deskriptif tingkat depresi kelompok eksperimen tes

awal menunjukkan bahwa terdapat 4 orang (25,00%) dalam kategori

normal, 12 orang (75,00%) dalam kategori sedang, dan 0 orang (0,00%)

dalam kategori berat, sedangkan setelah diberikan perlakuan menunjukkan

bahwa terdapat 5 orang (31,25%) dalam kategori normal, 11 orang

(68,75%) dalam kategori sedang, dan 0 orang (0,00%) dalam kategori

berat. Sehingga dapat disimpulkan setelah diberikan perlakuan terdapat

peningkatan penduduk yang dalam kondisi depresi berat menuju kategori

normal.

Persaman penelitian Evi Yunita Inayati dengan penelitian ini adalah

sama-sama meneliti tentang pengaruh terapi Al-Qur‟an, sedangkan perbedaan

penelitian Inayati (2014) dengan penelitian ini adalah pada penelitian

Inayati (2014) meneliti tentang pengaruh mendengarkan Al Quran dan

dzikir sedangkan penelitian ini adalah hanya meneliti pengaruh

mendengarkan lantunan Al-Qur‟an. Perbedaan juga ada pada responden

penelitian dimana responden penelitian Inayati merupakan lansia

sedangkan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester 2.

3. Penelitian Abdul Hamid dkk (2012) dengan judul Metode Dzikir untuk

Mengurangi Stres pada Wanita Single Parent. Hasil penelitian

menunjukkan metode dzikir mampu mengurangi gejala stres pada subyek

penelitian dan membantu mengurangi tingkat gejala keseringan stres. Dari

hasil analisis diketahui bahwa dari 9 item gejala stres yang dirasakan

(10)

kemudian dari 12 item gejala stres berkurang menjadi 11,5 dan item gejala

stres yang tidak sering dirasakan subyek bertambah menjadi 15 setelah

rutin melakukan metode dzikir.

Persaman penelitian Abdul Hamid dengan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti tentang stres, sedangkan perbedaan penelitian Abdul Hamid

dengan penelitian ini adalah pada penelitian Abdul Hamid meneliti tentang

pengaruh metode dzikir sedangkan penelitian ini adalah pengaruh

mendengarkan lantunan murotal. Perbedaan juga ada pada responden

penelitian dimana penelitian Abdul Hamid responden penelitian

merupakan wanita single parent, sedangkan penelitian responden adalah

mahasiswa semester 2.

4. Penelitian Erita (2014) dengan judul Pengaruh Membaca Al-Qur‟an

dengan Metode Tahsin terhadap Depresi pada Lansia di Panti Sosial

Tresna Werdha Unit Abiyoso Pakem Yogyakarta. Hasil penelitian

menunjukkan Tahsin Al-Qur‟an berpengaruh terhadap penurunan tingkat

depresi pada lansia di PSTW unit Abiyoso Pakem Yogyakarta. Hasil

penelitian diketahui 7 orang (63,64%) depresi ringan, 3 orang (27,27%)

depresi sedang dan 1 orang (9,09%) depresi berat sebelum diberikan

Tahsin Al- Qur‟an, sedangkan setelah diberikan Tahsin Al-Qur‟an

diketahui semua responden yaitu 11 orang (100%) tidak ada depresi

(normal).

Persaman penelitian Erita dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti

tentang lantunan Al-Qur‟an, sedangkan perbedaan penelitian Erita dengan

(11)

Al-Qur‟an sendiri, sedangkan pada penelitian ini responden hanya

mendengarkan lantunan Al‟Qur‟an. Perbedaan juga ada pada responden

penelitian dimana penelitian Erita responden penelitian merupakan lansia,

Referensi

Dokumen terkait

Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut

Dalam konstruksi berkelanjutan tidak cukup hanya tiga aspek tersebut, namun harus dipikirkan pula aspek lain yaitu sumberdaya yang digunakan dalam proyek konstruksi, emisi

outdoor Rapat divisi Ruang rapat Privat Indoor Melaporkan Adminitrasi Bangunan Utama Ruang Kerja Bangunan Utama. Servis

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dengan judul: "Analisis

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Spirogyra dan Pistia stratiotes serta konsentrasi logam timbal yang berbeda terhadap kadar

Granica između dvaju atoma naziva se međuatomska ploha. Takva ploha sadrži gradijentne staze koje počinju u beskonačnosti i završavaju u kritičnoj točki između

Sehingga dapat dilihat hasil penilaian rata – rata yang dicapai nilai dari kegiatan kondisi awal 64,77 dan pada silkus pertama nilai rata – rata yang dicapai 65,45

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI