• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini 1. Pengertian Kemampuan Kognitif - BAB II DESY SINTIAWATI PAUD'13

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini 1. Pengertian Kemampuan Kognitif - BAB II DESY SINTIAWATI PAUD'13"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini

1. Pengertian Kemampuan Kognitif

Dalam prespektif pemrosesan informasi, pembelajaran dipandang sebagai proses memasukan informasi kedalam memori, mempertahankan, dan kemudian mengungkapkannya kembali untuk tujuan tertentu dikemudian hari. Bagaimana peserta didik menyimpan dan menyebarkan informasi, bagaimana ia mengambil kembali informasi untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas belajar yang komplek, jelas, menuntut adanya ketrampilan kognitif, seperti persepsi, atensi, memori, dan sebagainya.

Pengertian kognitif menurut Chaplin (dalam Desmita: 2011: 97) menjelaskan bahwa “kognisi adalah konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan, termasuk didalamnya mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan, menyangka, membayangkan, memperkirakan, menduga dan menilai”

(2)

menghasilkan, memperoleh, menyimpan, dan memproduksiyang membuat setiap orang mengatur dunia dengan caranya sendiri.

Pengertian kognitif menurut Sujiono, dkk (2008) adalah proses berpikir yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.Kognitif berhubungan dengan intelegensi. Kognitif lebih bersifat pasif atau statis yang merupakan potensi atau daya untuk memahami sesuatu, sedangkan intelegensi lebih bersifat aktif yang merupakan aktualisasi atau perwujudan dari daya atau potensi tersebut yang berupa aktivitas atau perilaku. Potensi kognitif ditentukan pada saat konsepsi, (pembuahan) namun terwujud atau tidaknya potensi kognitif tergantung dari lingkungan dan kesempatan yang diberikan.

(3)

Teori lain mengenai perkembangan kognitif menurut Vygotsky (dalam Solso, 2007: 398-399) dia menolak determinisme biologis yang ketat dan menyatakan bahwa perkembangan didahului oleh proses belajar. Pikiran dan bahasa diyakini Vygostsky sebagai dua hal yang tidak saling tergantung,di mana pikiran terbentuk secara biologis,sementara bahasa merupakan bentukan sosial. Integrasi terjadi ketika anak menghubungkan pikiran, bahasa,dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkunganya melalui aktivitas pemberian nama.

Seiring dengan perkembangan kognitifnya, anak-anak usia sekolah mulai berusaha mengetahui tentang pikirannya sendiri, tentang bagaimana ia belajar dan mengingat situasi-situasi yang dialami setiap hari, mulai menyadari proses-proses kognitifnya dan bagaimana seseorang dapatmeningkatkan penilaian kognitif mereka, serta memilih strategi yang cocok untuk meningkatkan kinerja kognitif mereka.

(4)

Anak memainkan peran aktif didalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas, anak tidak pasif menerima informasi.Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk meningkatkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain, oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespon terhadap stimulus yang dating kepada dirinya.

Jadi dapat disimpulkan kognitif adalah semua aktivitas yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi, yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan atau semua proses berpikir yang berkaitan denganbagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, dan memikirkan suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya serta mempertimbangkan segala sesuatu yang diamati dari dunia sekitar.

2. Proses Perkembangan Kognitif

(5)

akomodasi (konsep piaget mengenai pembentukan skema agar sesuai dengan informasi dan pengalaman baru), organisasi (konsep piaget mengenai pengelompokan perilaku terisolasi menjadi sistem kognitif pada tingkat lebih tinggi yang berfungsi lancar pengelompokan atau pengaturan item kedalam kategori), penyeimbangan (mekanisme yang diajukan piaget untuk menjelaskan cara anak berpindah dari satu tahap berpikir ke tahap berikutnya).

3. Tahap Perkembangan Kognitif

Arah tahapan perkembangan anak menurut Yusuf (2010) yaitu: a. Usia 4 sampai 6 minggu bayi dapat menguasai otot ocular motornya b. Usia 16 sampai 28 minggu bayi dapat menguasai otot-otot yang

menyanggah kepalanya, dan menggerakan tangannya, ia mulai dapat meraih benda-benda.

c. Usia 28 sampai 40 minggu, ia dapat menguasai badan dan tangannya, ia mulai dapat duduk, menangkap dan mempermainkan benda-benda d. Tahun kedua, anak sudah pandai berjalan, berlari, dapat menggunakan

kata-kata dan mengenal identitasnya (seperti namanya)

e. Tahun ketiga, anak dapat bicara dengan kalimat dan menggunakan kata-kata sebagai alat berpikir

(6)

g. Tahun kelima, anak telah matang dalam menguasai gerak gerik motoriknya, ia dapat melompat-lompat, bercerita agak lebih panjang, suka bermain berkawan.

Empat tahapan perkembangan kognitif dari Piaget (dalam Santrock 2007) a. Tahapan sensorimotor berlangsung dari kelahiran sampai kira-kirausia

dua tahun. Dalam tahapan ini bayi membentuk pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensorik (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan fisik motorik oleh karena itu disebut “ sensorimotor “. Pada awal tahapan ini bayi yang

(7)

yang jatuh ke lantai; 4. Koordinasi skema sekunder (8-12 bulan) merangkak menyebrangi ruangan untuk mendapatkan mainan yang diinginkannya; 5. Reaksi sirkular tersier (12-18 bulan) mereka mencoba aktifitas baru dan menggunakan pemecahan masalah trial and error, misalnya anak mengguncang lonceng yang berbeda untuk mendengarkan suara mereka; 6. Kombinasi mental (18-24 bulan) batita mulai menunjukan pemahaman, mereka dapat menggunakan symbol, seperti gerak tubuh dan kata, dan dapat berpura-pura.

b. Praoprasional usia 2 tahun hingga 7 tahun anak mulai menggunakan

gambaran-gambaran mental untuk memahami dunianya. Pemikiran-pemikiran simbolik, yang direfleksikan dalam penggunaan kata-kata dan gambar-gambar mulai digunakan dalam penggambaran mental, yang melampaui hubungan informasi sensorik dengan tindakan fisik. Akan tetapi, ada beberapa hambatan dalam pemikiran anak pada tahapan ini, seperti egosentrisme dan sentralisasi.

c. Operasional konkrit usia 7 hingga 11 tahun, anak mampu berpikir logis mengenai kejadian kejadian konkrit, memahami konsep percakapan, mengorganisasikan objek menjadi kelas-kelas hierarki (klasifikasi) dan menempatkan objek-objek dalam urutan yang teratur (serialisasi). d. Operasional Formal usia 11 tahun hingga masa dewasa, remaja

(8)

mulai lebih mampu membedakan hal-hal yang diamati, anak-anak belajar melalui indra dan penglihatannya; praoprasional (2-7 tahun) tahap praoprasional adalah fungsi simbolik, anak anak mulai belajar menggunakan pemikirannya, tahapan bantuan kehadiran sesuatu dilingkungannya anak mampu mengingat kembali symbol-simbol dan membayangkan benda yang tidak tampak secara fisik; kongkret praoprasional , formal praoprasiona.

Tahap perkembangan kognitif menurut piaget (dalam Haditono: 2006) piaget membagi menjadi beberapa stadium diantaranya:

a. Stadium Sensori-motorik (0-18 atau 24 bulan) anak yang masih bayi menunjukan tindakan tindakan intelegen, dalam tindakan-tindakan intelegen Nampak gerakan-gerakan reflex yang pertama membawa kea rah penguasaan pengetahuan mengenai dunia luar misalnya: bayi mengikuti objek yang bergerak dengan mata sampai objek menghilang, perhatian segera hilang dan memandang sebentar pada tempat objek menghilang

b. Stadium Pra-oprasional (18 bulan-7 tahun) stadium praoprasional dimulai dengan penguasaan bahasa yang sistematis, permainan simbolis, imitasi, serta bayangan dalam mental, semua proses ini menunjukan bahwa anak sudah mampu melakukan tingkah laku simbolis;

(9)

a. Tahap Sensorimotor (usia 0-2 tahun) bayi bergerak dari tindakan reflex instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui pengoordinasian pengalaman-pengalaman sensor dengan tindakan fisik.

b. Tahap Praoprasional (usia 2-7 tahun) anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar. Kata-kata dan gambar-gambar ini menunjukan adanya peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi indrawi dan tindakan fisik.

Metode yang digunakan adalah menggunakan metode demonstrasi sementara pengertian dari metode itu sendiri adalah cara menyampaikan/mentrasfer ilmu yang tepat sesuai dengan anak usia TK sehingga menghasilkan pemahaman yang maksimal bagi anak didik.

Berdasarkan permasalahan yang ditemui pada saat penelitian

penulis menggunakan ”metode demostrasi tanaman obat-obatan untuk

meningkatkan kemampuan kognitif”.

(10)

B. Metode Demonstrasi melalui Media Tanaman Obat-obatan di TK

1. Pengertian Metode Demonstrasi

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode demonstrasi karena dalam pembelajaran ini peneliti akan memberikan penjelasan pada anak tentang tanaman obat-obatan, dari mulai tekstur, bau, jenis, dan manfaatnya.

Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2009) metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: bagaimana cara membuatnya?; terdiri dari bahan apa?; bagaimana cara mengaturnya?; bagaimana proses bekerjanya?; bagaimana proses mengerjakannya?. Demonstrasi sebagai metode mengajar adalah bahwa seorang guru atau seorang demonstrator (atau orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses, misalnya demonstrasi proses pembuatan obat tradisional menggunakan tanaman obat-obatan.

Metode demonstrasi menurut Sanjaya (2010: 152) metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan lisan oleh guru.

(11)

dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Sebagaimana dikemukakan bahwa metode ini merupakan cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Sebagai alat untuk mencapai tujuan tidak selamanya berfungsi secara memadai. Oleh karena itu, dalam memilih suatu metode yang akan dipergunakan dalam program kegiatan anak ditaman kanak-kanak guru perlu mempunyai alasan yang kuat dan faktor-faktor yang mendukung pemilihan metode tersebut, seperti: karakteristik tujuan kegiatan dan karakteristik anak yang diajar.

(12)

berikutnya, demonstrasi berarti menunjukan, mengerjakan, dan menjelaskan. Jadi dalam demonstrasi kita menunjukan dan menjelaskan cara-cara mengerjakan sesuatu, proyek adalah suatu metode yang digunakan untuk melatih kemampuan anak memecahkan masalah yang dialami anak dalam kehidupan sehari-hari, pemberian tugas merupakan pekerjaan tertentu yang dengan sengaja harus dikerjakan oleh anak yang mendapat tugas.

Dan menurut Jeannette (dalam Yus 2011: 168) bila anak belajar dengan cara melakukan akan memberi peluang sebesar 90% berhasil. Salah satu metode belajar yang memberi peluang yaitu metode demonstrasi. Dengan metode demonstrasi anak diminta untuk menunjukan apa yang telah diketahuinya.

Menurut Sudjana (2010: 83) demonstrasi dan eksperimen merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.

(13)

Sedangkan menurut (Sujiono: 2008) metode adalah cara-cara yang digunakan guru dalam menyajikan suatu materi pembelajaran atau permainan dengan memperhatikan keseluruhan situasi belajar dan bermain untuk mencapai suatu tujuan. Dan metode demonstrasi menurut Sujiono metode demonstrasi digunakan untuk membangun pengetahuan pada anak, yaitu dengan cara menunjukan atau memperagakan suatu tahapan kejadian, proses dan peristiwa.

Menurut Bahri dan Zain (2010: 90) metode demonstrasi adalah cara penyajian pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.

Sedangkan menurut Pupuh dan Sobri (2010) metode demonstrasi dalam hubungannya dengan penyajian informasi dapat diartikan sebagai upaya peragaan tentang suatu cara melakukan sesuatu. Metode demonstrasi ini adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan, urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung, maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan.

(14)

mempertunjukan kepada siswa tentang sesuatu, proses, atau benda tertentu dan disertai dengan penjelasan lisan.

2. Kebaikan atau keuntungan metode demonstrasi

Adapun Kebaikan atau Keuntungan Demonstrasi, Metode demonstrasi mempunyai kelebihan seperti dikemukakan oleh Hasibuan dan Moedjiono (2009):

a. Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang di anggap penting oleh pengajar sehingga siswa dapat menangkap hal-hal yang penting. Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar dan tidak tertuju kepada hal lain.

b. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan keterangan guru, sebab siswa memperoleh persepsi yang jelas dari hasil pengamatannya.

c. Bila siswa turut aktif melakukan demonstrasi, maka siswa akan memperoleh pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapan dan ketrampilan

d. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan siswa, akan dapat dijawab waktu mengamati proses demonstrasi.

Kelebihan metode demonstrasi menurut Sagala (2011: 211) sebagai berikut:

(15)

pun dapat lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar mengajar dan tidak kepada yang lainnya;

b) Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dapat membimbing peserta didik kearah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama;

c) Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek;

d) Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan, karna murid mendapatkan gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya;

e) Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan yang banyak; f) Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi bebrapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi.

(16)

kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan dengan cara mengamati secara langsung.

Menurut Bahri dan Zain (2010) kelebihan metode demonstrasi diantaranya: dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat), siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari, proses pengajaran lebih menarik, siswa dirancang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.

Dalam demonstrasi diharapkan setiap langkah pembelajaran dari hal hal yang didemonstrasikan itu dapat dilihat dengan mudah oleh murid dan melalui prosedur yang benar dapat pula dimengerti materi yang disajikan.

3. Kelemahan Metode Demonstrasi

(17)

tidak semua hal dapat didemonstrasikan didalam kelas; memerlukan banyak waktu sedangkan hasil kadang sangat minimum; kadang-kadang proses yang dilakukan didalam kelas akan berbeda jikalau proses itu didemonstrasikan didalam situasi nyata atau sebenarnya; agar didemonstrasi mendapatkan hasil yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. Kadang-kadang ketelitian itu diabaikan sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.

Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2009) kelemahan metode demonstrasi adalah sebagai berikut: pertama demonstrasi akan merupakan metode yang tidak wajar bila alat atau benda yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan jelas oleh siswa. Misalnya alat itu terlalu kecil atau penjelasannya tidak terang; kedua demonstrasi tidak efektif bila tidak diikuti kegiatan yang memungkinkan siswa ikut mencoba, yang merupakan pengalaman yang berharga bagi siswa; ketiga kadang-kadang suatu demonstrasi menjadi kurang bermakna bila tidak dilakukan ditempat yang sebenarnya.

(18)

dan ketrampilan guru yang khusus sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional.

Kekurangan metode demonstrasi menurut Bahri Dan Zain (2010: 91)adalah:

1. Metode ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus, Karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif. 2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak

selalu tersedia dengan baik

3. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang

disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.

4. Tujuan Metode Demonstrasi

(19)

Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran menurut Pupuh dan Sobry (2010) adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu

5. Media Tanaman Obat-obatan di Taman Kanak-kanak

Media saat ini tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu mengajar melainkan juga mampu berfungsi sebagai pembawa informasi atau pesan instruksional yang diperlukan anak. Oleh karena itu fungsi guru saat ini lebih mengarah kepada proses memberikan bimbingan kepada anak sebagai indifidu yang belajar.

Dalam kaitannya dengan pengembangan kognitf anak media apapun yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar ditaman kanak-kanak adalah untuk belajar sambil bermain. Suasana belajar yang penuh tawa dan gerak dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk permainan dan kegiatan-kegiatan kreatif.

Kegiatan pembelajaran yang hanya dilakukan dikelas dengan media gambar secara terus menerusakan membuat anak sangat merasa bosan dan tidak dapat bereksplorasi dan bereksperimen. Potensi seorang anak akan berkembang melalui pengalaman atau rangsangan yang diterimanya.

(20)

kebebasan untuk mengembangkan imajinasinya sendiri secara kreatif. Belajar dengan media tanaman obat-obatan akan tidak terasa menjemukan, sehingga anak dapat menemukan dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan pengalamannya tentang tanaman obat-obatan.

Media menurut Robert (dalam Sanjaya, 2012) media adalah sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source) dan penerimaan (receiver) informasi.

Menurut (Arsyad: 2009) kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Menurut (Sujiono: 2008) media berasal dari bahasa latin yang artinya “antara”. Pengertian tersebut menggambarkan suatu perantaraan dalam

penyampaian informasi dalam suatu sumber kepada penerima.

Menurut Sanjaya (2012) media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contoh video, televisi, computer dan lain sebagainya. Sedangkan menurut Gerlach dan elly (dalam Arsyad 2009) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.

(21)

komponen dalam lingkungan anak yang dapat mendorong anak untuk belajar.

(22)

akan menggunakan metode demonstrasi sehingga anak akan mengalami langsung dan berbepan aktif dalam proses pembelajarannya nanti.

6. Langkah-langkah Metode Demonstrasi dengan Media Tanaman

Obat-obatan

Dalam pembelajaran di TK yang sering kita jumpai adalah pembelajaran didalam kelas dengan menggunakan LKA, jadi Peneliti akan mengadakan pembelajaran di dalam kelas dengan metode demonstrasi, Ini dilakukan untuk mengurangi rasa jenuh anak yang selalu belajar di dalam ruangan menggunakan LKA, peneliti berharap pembelajaran ini akan berhasil karena peneliti akan menggunakan konsep belajar seraya bermain, sehingga anak senang, riang dan gembira.

Adapun beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan untuk

mengembangkan kemampuan kognitif anak seperti permainan “ Tebak

Nama “ semua tanaman obat-obatan di letakan diatas meja meliputi

(23)

Permainan “Bedak Stur” adalah permainan membedakan tekstur

dari macam-macam tanaman obat-obatan pertama guru mengenalkan semua tekstur dari tanaman obat obatan mintalah anak untuk melihat lebih dekat dan meraba satu persatu, permainanya anak berbaris membentuk kereta dan satu persatu dari anak mengambil satu dari banyak tanaman obat obatan yang berada dalam satu wadah besar yang dicampur jadi satu mintalah anak untuk meraba satu persatu dari benda yang dipegangnya. Tujuannya supaya anak tidak keliru dalam membedakan tekstur dari masing-masing tanaman obat-obatan.

Permainan “ Apoteker Kecil “ di dalam permainan ini anak akan

menjadi apoteker kecil membuat obat-obatan dari tanaman tradisional, ambil salah satu tanaman obat obatan yang guru perintahkan misalnya tanaman cocor bebek untuk mengobati sakit gigi, mintalah anak untuk mencari satu teman, membentuk 10 kelompok dan satu kelompok berisi dua anak, salah satu anak menjadi apoteker dan anak yang satunya menjadi pasiennya, mintalah anak untuk memeras jeruk nipis sampai keluar airnya ke dalam wadah yang sudah disediakan kemudian guru memberi madu dan anak diminta untuk mengaduknya secara merata dan siap di minum untuk mengobati batuk. Tujuan permainan ini adalah supaya anak mengetahui bagaimana cara pembuatan obat menggunakan tanaman obat-obatan.

Permainan “ pasang pintar “ ajak anak ke apotik hidup yang berada

(24)

tanaman obat obatan, mintalah anak untuk memasangkan sesuai dengan pasangannya. Tujuannya agar anak mengetahui bentuk tanaman dan hasil nya dengan tepat.

C. Pedoman Penilaian Kemampuan Kognitif

Penilaian (evaluasi) menurut Tyler (dalam Yus 2011: 39) merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai

Menurut Departemen agama RI (2004: 50) penilaian merupakan usaha mengumpulkan data dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran.

Cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut:

o : untuk anak yang perilakunya belum sesuai dengan apa yang diharapkan  : untuk anak yang berada pada tahap proses menuju apa yang diharapkan

: anak yang perilakunya melebihi dengan yang diharapkan dan sudah dapat menyelesaikan tugas melebihi yang direncanakan guru.

Sedangkan Menurut Depdiknas (2004: 6) cara penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut:

(25)

: dapat digunakan juga untuk menunjukan bahwa anak mampu melakukan atau menyelesaikan tanpa bantuan guru

 : artinya kemampuan anak cukup

Pedoman penilaian dalam penelitian ini menggunakan buku pedoman penilaian menurut Dimyati (2013: 95) pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut:

1. Anak yang belum berkembang (BB) penilaian dituliskan nama anak dan diberi beri tanda satu bintang

2. Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator RKH mendapatkan tanda dua bintang

3. Anak yang sudah berkembang sesuai dengan harapan (BSH) pada indicator dalam RKH mendapatkan tanda tiga bintang

4. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator seperti yang diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda empat bintang

Pengembangan metode demonstrasi tanaman obat-obatan di Taman kanak-kanak bertujuan mengembangkan kemampuan kognitif anak dalam membedakan bau, membedakan bentuk, dapat mengelomokan jenis tanaman dari yang umbi atau yang berbuah.Dengan menggunakan metode demonstrasi tanaman obat-obatan anak dapat melakukan kegiatan yang dapat menambah wawasan pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan kognitif.

(26)

karena penilaian menginginkan informasi tentang sesuatu ini. Dan penilaian aspek perkembangan kognitif meliputi:

Sains yaitu mengidentifikasi benda dengan berbagai cara yang diketahui anak (misalnya menurut warna, bentuk, ukuran), membedakan macam-macam (rasa, bau atau suara), mencari atau menunjuk sebanyak-banyaknya benda, binatang, tanaman yang mempunyai warna, bentuk atau ukuran atau menurut cirri-ciri tertentu. Matematika yaitu memasangkan benda-benda yang berkaitan (pairing), mengelompokan berdasarkan warna, bentuk, dan lainnya (matcing)

Menurut Kemendiknas (2012) yang termasuk pengembangan kognitif bagi taman kanak-kanak antara lain: menyebutkan sedikitnya 12 benda berikut fungsinya, mengelompokan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak, missal : menurut warna, bentuk, ukuran, jenis dan lain-lain, menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 5 (anak tidak disuruh menulis), mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika; warna dicampur, proses pertumbuhan tanaman (biji-bijian, umbi-umbian, batang-batangan), balon ditiup lalu dilepaskan; benda-benda dimasukan kedalam air (terapung, melayang, tenggelam), benda-benda yang dijatuhkan ( grafitasi ) percobaan dengan maghnet, mengamati dengan kaca pembesar, mencoba dan menbedakan bermacam-macam rasa, baudan suara, mengenal lambing bilangan, mengenal lambang huruf.

(27)

a. menunjuk dan mencari sebanyak-banyaknya benda, hewan, tanaman yang mempunyai warna, bentuk, ukuran atau menurut cirri-ciri tertentu;

b. memasangkan benda sesuai dengan pasangannya, jenisnya, persamaanya dan lain lain;

c. mencoba dan menceritakan tentang macam-macam rasa, bau dan mendengar macam-macam bunyi.

Dan setelah melihat beberapa panduan indikator dari matrik pada tahun 2004 dan 20012 peneliti menetapkan indikator yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Indikator Penilaian

No Indikator

(Penilaian Kemampuan Kognitif)

1. Menyebutkan nama tanaman obat-obatan beserta fungsinya 2. Membedakan tekstur tanaman obat-obatan

3. Mengolah tanaman obat-obatan menjadi obat

4. Memasangkan tanaman obat-obatan dengan hasil yang bisa digunakan sebagai obat dengan tepat

D. Kerangka Pikir

(28)

langsung dengan benda nya, anak mempraktekan langsung, pembelajarannya pun menyenangkan.

Peneliti menunjukan pentingnya “demonstrasi” sebagai konteks dari pembelajaran pada anak usia dini, yang dapat memberi sumbangan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini. Melalui tanaman obat-obatan anak lebih tertarik dan semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

Hal ini dapat meningkatkan kognitif pada anak usia dini, anak akan lebih fokus dalam memperhatikan penjelasan dari guru, aktif dalam kegiatan, dapat mengingat dengan mudah tentang penjelasan guru, dapat menirukan dengan runtut apa yang dilakukan guru. dapat mencium bau dari tanaman obat obatan dengan mata tertutup, dapat menyebutkan nama nama tanaman obat beserta fungsinya, mmbedakan tekstur, mengelompokan tanaman obat dengan hasilnya, bahkan anak bisa membuat obat dari salah satu tanaman obat yang disediakan guru.

Setelah peneliti melakukan observasi, pada kondisi awal guru belum memaksimalkan penggunaan media dan metode, anak tidak mengetahui macam-macam tanaman obat, kemampuan kognitif anak masih rendah, peneliti melakukan penelitian yang dimulai dengan siklus 1.

(29)

pada saat pembelajaran. Pembelajaran yang diawali pada siklus 1 banyak peningkatan yang terlihat, minat anak meningkat untuk mengikuti prmbelajaran yang diberikan peneliti.

(30)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Kondisi Awal

a. Guru belum memaksimalkan metode dan alat peraga pada saat proses pembelajaran

b. Anak tidak mengetahui tentang macam-macam tanaman obat obatan, beserta fungsinya

c. Anak belum mampu membedakan tanaman yg satu dengan yang lain dari segi warna, bau, dan tekstur

(31)

E. Hipotesis Tindakan

Gambar

gambar ini menunjukan adanya peningkatan pemikiran simbolis dan
Tabel 2.1 Indikator Penilaian
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Tabulasi silang pada analisis bivariat menjelaskan bahwa ibu dengan tingkat kecukupan energi kategori kurang, lebih banyak yang anak balitanya menderita gizi buruk

Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis data bagaimana PCK guru Matematika khususnya terkait bentuk-bentuk representasi yang digunakan oleh guru Matematika di SMA Kolese

Faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir (Suripin, 2004). Pemilihan harga C yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi

puli dan sabuk untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang kincir angin, sehingga akan menghasilkan Energi Listrik. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Pusat

Adapun Hal yang menjadi catatan peneliti dari pemahaman yang diungkapkan oleh masyarakan yaitu, bahwa masyarakat dalam memahami wakalah wali bukan berdasarkan pengetahuannya

Sesuai dengan salah satu mahfudzot (kata mutiara bahasa Arab) yang pernah saya dapati dahulu.. mempelajari bahasa Arab masih sangat kurang padahal bahasa Arab itu

Kesimpulan : Secara umum hasil akhir dari asuhan keperawatan yang diberikan pada klien Tn.T dengan gangguan sensori persepsi: halusinasi pendengaran semua masalah keperawatan

Dari hasil penelitian yang dilakukan Dwipayati (2011) bahwa dengan mengkonsumsi buah belimbing secara rutin dapat menurunkan tekanan darah, hal ini membuktikan bahwa buah belimbing