103
BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum MTs Plus Walisongo
a. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Plus Walisongo
MTs Plus Walisongo merupakan salah satu jenjang pendidikan yang diselenggarakan di lembaga islami yang berlatar belakang pondok pesantren di desa Bandar kagungan raya Kecamatan Abung Semuli Kabupaten Lampung Utara. Awal pendirian sekolah ini berawal dari keprihatinan tokoh-tokoh Agama yang melihat masih banyak anak-anak usia sekolah lulusan sekolah dasar (SD), tidak mampu bersekolah.
Ini dikarenakan belum ada sekolah setingkat MTS /MTs sederajat yang ada di Kecamatan Abung Semuli. Sehingga, untuk bersekolah anak-anak harus pergi ke kota dalam hal ini di Kotabumi. Dengan kondisi jarak tempuh yang jauh, maka orang tua banyak yang tidak sanggup untuk menyekolahkan anaknya di jenjang MTS /SMP.
Akhirnya pada tahun 1997 didirikanlah sekolah MTS Pertama di Kecamatan Abung Semuli yaitu MTs Plus Walisongo. Adapun yang menjadi kepala pertama adalah Bp. Drs. Uzier,tahun 1997, Selanjutnya Bp. Supril Husin, S.Pd (2005-2012), selanjutnya Bapak Hi. Solihin, M. Pd.I (2012-sekarang).
b. Metode Pembelajaran MTs Plus Walisongo
Metode pembelajaran yang diterapkan di MTs Plus Walisongo adalah menggunakan metode siswa aktif dalam bentuk Learning is Fun. Kegiatan menitik beratkan pada How to Learn, How to Do dan How to Be. Siswa dapat lebih santai dan segar tanpa rasa jemu, apalagi merasa terbebani. Bahkan, semangat kompetitif lebih dimungkinkan karena mereka menyadari bahwa belajar adalah suatu kebutuhan yang tidak bisa diabaikan. Selain itu diterapkan juga
metode outbond study, yaitu sistem belajar yang dilaksanakan di luar kelas untuk melakukan penelitian dan pengamatan secara refleksi terhadap penguasaan pengetahuan.
c. Jumlah Siswa dan Guru MTs Plus Walisongo
Jumlah siswa MTs Plus Walisongo keseluruhan adalah 114 siswa dengan perincian 51 siswa berjenis kelamin laki-laki dan 63 siswa berjenis kelamin perempuan. Semua siswa berasal dari daerah yang beraneka ragam tapi kebanyakan berasal dari Kecamatan Penengahan dan siswa paling jauh berasal dari Kecamatan Bakauheni.
105
d. Prestasi Siswa MTs Plus Walisongo
MTs Plus Walisongo seringkali menjuarai lomba MHQ, MTQ, MTSQ, cerdas cermat, hafizh, tartil Quran, lomba Bahasa Inggris, scrable, pidato, dan pencak silat.
2. Gambaran Variabel Penelitian
Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh profesional dan motivasi kerja guru terhadap pembelajaran efektif di MTs Plus Walisongo. Untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya keadaan masing-masing variabel yang diteliti, maka telah disebarkan kuesioner penelitian. Adapun hasil penyebaran kuesioner penelitian masing-masing variabel penelitin dapat dilihat pada lampiran.
Selanjutnya hasil jawaban responden tersebut dilakukan pengolahan data sebagai berikut:
a. Variabel Profesionalitas Guru (X1)
deskripsi statistik hasi pada tabel berikut:
Deskr
N Mean
Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum
Dari tabel te bervariasi dari skor perhitungan statistik de nilai rata-rata atau me 13.165. Perhitungan i ini mengindikasikan berdistribusi normal.
hasil pengukuran variabel profesionalitas guru ya
Tabel 4
eskripsi Data Variabel Profesionalitas Guru
PROFESIONALI Valid Missing 25 0 n 89.08 2.633 85.00 77(a) 13.165 173.327 45 69 114 2227
l tersebut dapat diketahui skor variabel profe skor terendah 69 sampai skor maksimal 114.
k dengan menggunakan program SPSS 13.0 ter mean = 89,08, median = 85, modus = 77 dan st n ini menunjukkan mean dan median tidak jauh kan bahwa skor variabel profesionalitas g
l.
u yang ditunjukkan
LITAS GURU 25 0 89.08 2.633 85.00 (a) 13.165 173.327 45 69 114 2227
107
Gambaran data tersebut
H 5 4 3 2 1
Mean = 89,08 Std. Dev = 13,165
0 N = 25
60 70 80 90 100 110 120
Berdasarkan profesionalitas guru t di MTs Plus Walisong 78,1 %. Artinya p profesionalitas yang c kompetensi pedagog kompetensi profesiona
107
sebut secara lebih lengkap dapat dilihat pada ga Gambar 8
Histogram Variabel Profesionalitas Guru
5
4
3
2
1
Mean = 89,08 Std. Dev = 13,165
0 N = 25
60 70 80 90 100 110 120
an distribusi skor dan gambaran histog u tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat prof songo termasuk pada kategori cukup baik, yaitu m
para guru di MTs Plus Walisongo m g cukup baik yang berarti para guru di MTS te gogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
onal yang cukup baik.
107 gambar berikut: 5 4 3 2 1
Mean = 89,08 Std. Dev = 13,165
0 N = 25
60 70 80 90 100 110 120
b. Variabel Motivasi Berdasarkan penelitian kepada 25 penelitian yang telah motivasi kerja guru, program SPSS 13.0, yang dijawab responde sampai 3. Secara teor antara skor minimal diperoleh deskripsi st ditunjukkan pada tabe
Deskr
N Mean
Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum a Mult
ivasi Kerja Guru (X2)
an data yang diperoleh dari hasil penyeba 25 orang guru MTs Plus Walisongo yang m lah dipaparkan dalam tabel 5 distribusi fre uru, maka dilakukan pengolahan data dengan 13.0, didapatkan data bahwa dari 31 item instrum
sponden penelitian dengan bobot skor setiap but teoritis skor responden tentang motivasi guru al 31 sampai skor maksimal 93. Berdasarka psi statistik hasil pengukuran variabel motivasi ke
bel berikut:
Tabel 5
eskripsi Data Variabel Motivasi Kerja Guru
MOTIVASI KER Valid Missing 25 0 n 73.20 3.121 70.00 93 15.607 243.583 43 50 93 1830 Multiple modes exist. The smallest value is shown
ebaran kuesioner g menjadi sampel frekuensi tentang gan menggunakan nstrument kuesioner butir pertanyaan 1 uru akan bervariasi rkan analisis data si kerja guru yang
109
Dari tabel te bervariasi dari skor perhitungan statistik de nilai rata-rata atau me 15.607. Perhitungan i ini mengindikasikan berdistribusi normal. Gambaran data tersebut
H
8
6
4
2
Mean = 73,2 Std. Dev = 15,607
0 N = 25
50 60 70 80 90 100
109
l tersebut dapat diketahui skor variabel moti skor terendah 50 sampai skor maksimal 93
k dengan menggunakan program SPSS 13.0 ter mean = 73.20, median = 705, modus = 93 dan st
n ini menunjukkan mean dan median tidak jauh kan bahwa skor variabel motivasi kerja g
l.
sebut secara lebih lengkap dapat dilihat pada ga Gambar 9
Histogram Variabel Motivasi Kerja Guru Motivasi Kerja
8
6
4
2
Mean = 73,2 Std. Dev = 15,607
0 N = 25
50 60 70 80 90 100
Motivasi Kerja
109
otivasi kerja guru 93. Berdasarkan 13.0 tersebut diperoleh n standar deviasi = jauh berbeda. Hal guru cenderung
gambar berikut:
8
6
4
2
Mean = 73,2 Std. Dev = 15,607
0 N = 25
Berdasarkan distribusi skor dan gambaran histogram variabel motivasi kerja guru tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat motivasi kerja guru di MTs Plus Walisongo termasuk pada kategori cukup, yaitu mencapai angka 78,7 %. Artinya para guru di MTs Plus Walisongo memiliki tingkat motivasi kerja yang cukup tinggi.
c. Variabel Pembelajaran Efektif (Y)
111
Deskr
N Mean
Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum a Mult
Dari tabel te bervariasi dari skor perhitungan statistik de nilai rata-rata atau me 11.425. Perhitungan i ini mengindikasikan berdistribusi normal.
111
Tabel 6
eskripsi Data Variabel Pembelajaran Efektif
PEMBELAJARA Valid Missing 25 0 n 68.04 2.285 68.00 58 11.425 130.540 35 52 87 1701 Multiple modes exist. The smallest value is shown
tersebut dapat diketahui skor variabel pembe skor terendah 52 sampai skor maksimal 87
k dengan menggunakan program SPSS 13.0 ter mean = 68,04, median = 68, modus = 58 dan st n ini menunjukkan mean dan median tidak jauh kan bahwa skor variabel pembelajaran efe
l. 111 AN EFEKTIF 25 0 68.04 2.285 68.00 58 11.425 130.540 35 52 87 1701 s shown
Gambaran data tersebut
H
8
6
4
2
Mean = 68,01 Std. Dev = 11,425
0 N = 25
50 60 70 80 90
Berdasarkan pembelajaran efektif MTs Plus Walisongo %. Artinya kegiatan pe
sebut secara lebih lengkap dapat dilihat pada ga Gambar 10
Histogram Variabel Pembelajaran Efektif
8
6
4
2
Mean = 68,01 Std. Dev = 11,425
0 N = 25
50 60 70 80 90
an distribusi skor dan gambaran histog ktif tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan p songo termasuk pada kategori cukup, yaitu menca n pembelajaran di MTs Plus Walisongo cukup e
gambar berikut:
8
6
4
2
Mean = 68,01 Std. Dev = 11,425
0 N = 25
50 60 70 80 90
113
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis. Sebagaimana yang dikemukakan Sambas Ali
Muhiddin dan Maman Abdurrahman bahwa “persyaratan yang harus dipenuhi
untuk melakukan analisis regresi adalah sample acak yang berasal dari populasi
harus berdistribusi normal dan data bersifat homogen”.1 Untuk itu akan diuraikan lebih lanjut mengenai hasil pengujian persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan homogenitas data.
a. Uji Normalitas Data
Analisis Uji Normalitas dalam penelitian ini untuk menguji asumsi bahwa distribusi sampling dari rata-rata sampel mendekati atau mengikuti
normalitas populasi. Analisis uji normalitas menggunakan uji chi square (λ ). Untuk mengetahui apakah data ketiga variabel penelitian cenderung berdistribusi normal maka digunakan teknik Chi Kuadrat melalui aplikasi SPSS 13.0 dengan kriteria uji, apabila nilai r (probability value/critical value) lebih kecil atau sama
dengan (=) dari tingkat yang ditentukan maka Ho ditolak, artinya variabel yang
diuji mengikuti distribusi normal.2
Hasil uji normalitas variabel profesionalitas guru, motivasi kerja guru, dan pembelajaran efektif dapat dilihat pada rangkumannya dalam tabel di bawah ini:
1
Sambas Ali Muhiddin dan Maman Abdurahman,Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), h. 73
2Ibid
Rangkuman Mot
PROFESION MOTIVASI
PEMB
Untuk lebih jelasnya variabel tersebut:
Diagr
Tabel 7
an Hasil Uji Normalitas Variabel Profesionalitas G Motivasi Kerja Guru dan Pembelajaran Efektif
Test of Normality
Kolmogorov-Smirnov Statistic df
ONALITAS GURU SI KERJA GURU MB. EFEKTIF
.203 .179 .186
25 25 25 a Lilliefors Significance Correction
ya dapat dilihat dari gambar diagram plot nor
Gambar 11
iagram Plot Normalisasi Profesionalitas Guru
itas Guru, f
irnov (a) Sig. .009 .038 .026
normalisasi ketiga
115
Diagram P
Diagram P
115
Gambar 12
m Plot Normalisasi Variabel Motivasi Kerja Gur
Gambar 13.
m Plot Normalisasi Variabel Pembelajaran Efekt
115
Guru
Berdasarkan hasil perhitungan rumus tersebut melalui aplikasi SPSS 13.0
diperoleh nilai r lebih kecil dari pada tingkat yang digunakan (0,05) yaitu pada variabel profesionalitas guru 0,009 < 0,05, pada variabel motivasi kerja guru 0,038<0,05 dan variabel pembelajaran efektif ditemukan 0,026<0,05. Dengan demikian berarti Ho atau hipotesa nihil ditolak. Artinya variabel profesionalitas guru, motivasi kerja guru dan pembelajaran efektif yang diteliti mengikuti distribusi normal.
b. Uji Homogenitas Data
Untuk menguji homogenitas varians variabel profesional guru (X1), motivasi kerja (X2) dan pembelajaran efektif (Y) dilakukan dengan menggunakan Uji-F, dengan ketentuan jika Fhitung < Ftabelmaka varians dari kelompok tersebut homogen. Dalam aplikasinya peneliti menggunakan program SPSS 13.0 dengan kriteria uji apabila nilai r lebih kecil atau sama dengan (=) dari tingkat a yang ditentukan, maka skor-skor pada variabel tersebut menyebar secara homogen.
Berdasarkan hasil pengujian homogenitas data melalui aplikasi program SPSS 13.0 didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 8
Hasil Uji Homogenitas Data Test of Homogeity of Variances
Levence
Statistic df1 df2 Sig.
PROFESIONALITAS GURU MOTIVASI KERJA GURU
3.960 2.887
8 8
16 16
117
Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai r pada variabel profesionalitas guru dan motivasi kerja guru lebih kecil dari tingkat yang digunakan yaitu
0.000<0.05 dan 0.0005<0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor-skor pada variabel profesionalitas dan motivasi kerja guru menyebar secara homogen.
D. Pengujian Hipotesis a. Pengujian Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama yang diuji dalam penelitian ini adalah: “Terdapat pengaruh yang signifikan profesionalitas guru terhadap pembelajaran efektif.”
Untuk menguji terbukti atau tidaknya hipotesis pertama tersebut, maka peneliti melakukan uji statistik dengan menggunakan rumus korelasi dan regresi sederhana yang dalam perhitungannya peneliti menggunakan alat bantu program SPSS tipe 13.0.
Untuk dapat mengetahui kuat lemahnya tingkat atau derajat keeratan hubungan antara variabel, secara sederhana berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi dari Guilford Emperical Rulesi berikut3:
Tabel 9
Tingkat Keeratan Hubungan
Nilai Korelasi Keterangan
0,00 - < 0,20 0,20 - < 0,40 0,40 - < 0,70 0,70 - < 0,90 0,90 -1,00
Hubungan sangat lemah Hubungan rendah Hubungan sedang/cukup Hubungan kuat/tinggi
Hubungan sangat kuat/sangat tinggi
3
Berikut hasil uji statistik korelasi dan regresi sederhana pada hipotesis pertama: 1) Hasil uji korelasi sederhana
Uji korelasi sederhana dilakukan untuk mengetahui keeratan hubungan antar dua variabel, yaitu variabel profesionalitas guru dengan pembelajaran efektif. Berdasarkan hasil perhitungan statistik rumus korelasi sederhana dengan menggunakan program SPSS 13.0 didapatkan data bahwa koefisien korelasi variabel profesionalitas guru dengan pembelajaran efektif sebesar 0,842. Berdasarkan kategori tingkat keeratan hubungan variabel profesionalitas guru dengan pembelajaran efektif maka nilai koefisien korelasi antar variabel tersebut dikategorikan kuat/tinggi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat keeratan variabel profesionalitas guru dengan pembelajaran efektif adalah kuat/tinggi. Akan tetapi besar kecilnya koefisien korelasi yang telah dihitung kuat lemahnya tingkat keeratan hubungan antara variabel profesionalitas guru dan pembelajaran efektif tidak memilki arti apapun apabila belum dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasi yang sudah dihitung.
Pengujian keberartian koefisien korelasi dapat diketahui melalui aplikasi program SPSS 13.0. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai r lebih besar
dari (>) nilai tertentu maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang berarti antara variabel profesionalitas guru dan pembelajaran efektif. Sebaliknya
apabila nilai r lebih kecil dari (<) nilai tertentu maka Ho ditolak, artinya
119
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi dengan program SPSS diketahui bahwa nilai r lebih kecil dari pada tingkat a yang digunakan (yaitu 0,05) atau 0,000<0,05, sehingga Ho ditolak. Artinya terdapat hubungan yang berarti antara profesionalitas guru dan pembelajaran efektif.
Untuk lebih jelasnya mengenai hasil uji statistik korelasi sederhana tentang pengaruh profesionalitas guru dengan pembelajaran efektif dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 10
Hasil Uji Statistik Korelasi Sederhana
Variabel Profesionalitas Guru dengan Pembelajaran Efektif Correlations
PROFESIONALITAS GURU
PEMBELAJARAN EFEKTIF PROFESIONALITAS
GURU
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1
25
.842(**) .000 25
PEMBELAJARAN EFEKTIF
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.842(**) .000 25
1
25
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
2) Hasil Uji Regresi Sederhana
Uji Regresi sederhana dilakukan untuk mengetahui bentuk hubungan antar dua variabel atau analisis regresi dipergunakan untuk menelaah hubungan antara variabel, yaitu variabel profesionalitas guru dengan pembelajaran efektif. Berdasarkan hasil perhitungan statistik regresi sederhana dengan menggunakan program SPSS 13,0 didapatkan data harga koefisien arah regresi sebesar 0,731
dan persamaan regresinya adalah 1 = + bx = 2,964 + 0,731x. Berikut hasil perhitungannya dengan menggunakan program SPSS:
Tabel 11
Hasil Uji Statistik Regresi Sederhana
Variabel Profesionalitas Guru dengan Pembelajaran Efektif Coefficients (a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients 1 Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant)
PROFESIONALITAS GURU
2.964 .731
8.792
.098 .842
.337 7.479
.739 .000
a Dependent Variable: PEMBELAJARAN EFEKTIF
Selanjutnya hasil persamaan tersebut diuji signifikannya dengan mengaplikasikan analisis variansi dengan menggunakan program SPSS 13.0
121
maka Ho diterima. Sebaliknya apabila nilai r lebih kecil dari nilaitertentu maka
Ho ditolak.
Berikut hasil perhitungan dengan aplikasi program SPSS untuk pengujian keberartian regresi sederhana.
Tabel 12
Hasil Pengujian Keterkaitan Regresi Sederhana Profesionalitas Guru dengan Pembelajaran Efektif
ANOVA (b)
Model Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression Residual Total
2220.046 912.914 3132.960
1 23 24
2220.046 39.692
55.932 .000(a)
a Predictors: (Constant). PROFESIONALITAS GURU b Dependent Variable: PEMBELAJARAN EFEKTIF
Berdasarkan hasil perhitungan pengujian keberartian persamaan regresi sederhana dengan program SPSS 13.0 di atas, didapatkan nilai lebih kecil dari
pada tingkat yang digunakan (yaitu 0.05) atau 0,000 < 0,05, sehingga Ho
ditolak. Artinya terdapat hubungan yang berarti atau signifikan profesionalitas guru dengan pembelajaran efektif. Hal ini berarti model persamaan 1=+ bx =
2.964 + 0.731x signifikan dan dapat menjelaskan arah kekuatan pengaruh profesionalitas guru dengan pembelajaran efektif.
Dari persamaan regresi 1 = + bx = 2.964 + 0.731x dapat dijelaskan
maka skor pembelajar bahwa jika profesiona dengan peningkatan e
Untuk lebih sederhana profesiona gambar di bawah ini
Variabel P
b. Pengujian Hipotesi
Hipotesis ke
pengaruh yang signif
Untuk menguji terbukt
jaran efektif juga naik. Dengan demikian dapat sionalitas guru meningkat sebesar 0,834 maka
n efektifitas pembelajaran.
bih memudahkan melihat hasil perhitungan onalitas guru dengan pembelajaran efektif dapa
ni
Gambar 14
Histogram Analisis Regresi Sederhana l Profesionalitas Guru dengan Pembelajaran Efe
otesis Kedua
kedua yang diuji dalam penelitian ini ada
nifikan motivasi kerja guru terhadap pembel
bukti atau tidaknya hipotesis tersebut, maka pene
pat dijelaskan pula aka akan diikuti
n analisis regresi dapat dilihat pada
n Efektif
adalah: “Terdapat
belajaran efektif”.
123
uji statistik dengan menggunakan rumus korelasi dan regresi sederhana yang dalam perhitungannya peneliti menggunakan alat bantu program SPSS tipe 13.0. Untuk dapat mengetahui kuat lemahnya tingkat atau derajat keeratan hubungan antar avariabel, secara sederhana berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi dari Guilford Emperical Rulesi berikut4:
Tabel 13
Tingkat Keeratan Hubungan
Nilai Korelasi Keterangan
0,00 - < 0,20 0,20 - < 0,40 0,40 - < 0,70 0,70 - < 0,90 0,90 -1,00
Hubungan sangat lemah Hubungan rendah Hubungan sedang/cukup Hubungan kuat/tinggi
Hubungan sangat kuat/sangat tinggi
Berikut hasil uji statistik korelasi dan regresi sederhana pada hipotesis kedua: 1) Hasil uji korelasi sederhana
Uji korelasi sederhana dilakukan untuk mengetahui keeratan hubungan antar dua variabel, yaitu variabel motivasi kerja guru dengan pembelajaran efektif. Berdasarkan hasil perhitungan statistik rumus korelasi sederhana dengan menggunakan program SPSS 13.0 didapatkan data bahwa koefisien korelasi variabel motivasi kerja guru dengan pembelajaran efektif sebesar 0,816. Berdasarkan kategori tingkat keeratan hubungan variabel motivasi kerja guru dengan pembelajaran efektif maka nilai koefisien korelasi antar variabel tersebut dikategorikan kuat/tinggi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat keeratan variabel motivasi kerja guru dengan pembelajaran efektif adalah kuat/tinggi. Akan tetapi
4
besar kecilnya koefisien korelasi yang telah dihitung kuat lemahnya tingkat keeratan hubungan antara variabel motivasi kerja guru dan pembelajaran efektif tidak memiliki arti apapun apabila belum dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasi yang sudah dihitung.
Pengujian keberartian koefisien korelasi dapat diketahui melalui aplikasi program SPSS 13.0. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai r lebih besar
dari (>) nilai tertentu maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang berarti antara variabel motivasi kerja guru dan pembelajaran efektif. Sebaliknya
apabila nilai r lebih kecil dari (<) nilai tertentu maka Ho ditolak, artinya
terdapat hubungan yang berarti antara variabel motivasi kerja guru dan pembelajaran efektif.
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi dengan program SPSS diketahui bahwa nilai r lebih kecil dari pada tingkat a yang digunakan (yaitu 0,05) atau 0,000<0,05, sehingga Ho ditolak. Artinya terdapat hubungan yang berarti atau signifikan antara motivasi kerja guru dan pembelajaran efektif.
125
Tabel 14
Hasil Uji Statistik Korelasi Sederhana
Variabel Motivasi Kerja Guru dengan Pembelajaran Efektif Correlations
PROFESIONALITAS GURU
PEMBELAJARAN EFEKTIF
MOTIVASI KERJA
GURU
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed) N
1
25
.816(**)
.000 25 PEMBELAJARAN
EFEKTIF
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.816(**) .000 25
1
25
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
Berdasarkan uraian hasil analisis dan gambaran hasil uji statistik korelasi sederhana pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan motivasi kerja guru terhadap pembelajaran efektif dengan kekuatan hubungan sebesar 0,816. Hal ini berarti semakin baik tingkat motivasi kerja guru maka kegiatan pembelajaran semakin efektif pula. Pengaruh yang diberikan motivasi kerja guru terhadap pembelajaran efektif adalah sebesar 66,6%.
2) Hasil Uji Regresi Sederhana
dan persamaan regresinya adalah 1 = + bx = 24.305 + 0,597x. Berikut hasil
perhitungannya dengan menggunakan program SPSS: Tabel 15
Hasil Uji Statistik Regresi Sederhana
Variabel Motivasi Kerja Guru dengan Pembelajaran Efektif Coefficients (a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients 1 Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant)
MOTIVASI KERJA GURU
24.305 .597
6.596
.088 .816
3.685 6.774
.001 .000 a Dependent Variable: PEMBELAJARAN EFEKTIF
Selanjutnya hasil persamaan tersebut diuji signifikannya dengan mengaplikasikan analisis variansi dengan menggunakan program SPSS 13.0
dengan kriteria yang digunakan adalah nilai r lebih besar dari nilai tertentu
maka Ho diterima. Sebaliknya apabila nilai r lebih kecil dari nilaitertentu maka
127
Berikut hasil perhitungan dengan aplikasi program SPSS untuk pengujian keberartian regresi sederhana:
Tabel 16
Hasil Pengujian Keberartian Regresi Sederhana Motivasi Kerja Guru dengan Pembelajaran Efektif
Model Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression Residual Total
2086.837 1046.123 3132.960
1 23 24
2086.837 45.484
45.881 .000(a)
a Predictors: (Constant). MOTIVASI KERJA GURU b Dependent Variable: PEMBELAJARAN EFEKTIF
Berdasarkan hasil perhitungan pengujian keberartian persamaan regresi sederhana dengan program SPSS 13.0 di atas, didapatkan nilai lebih kecil dari
pada tingkat yang digunakan (yaitu 0.05) atau 0,000 < 0,05, sehingga Ho
ditolak. Artinya terdapat hubungan yang berarti atau signifikan motivasi kerja
guru dengan pembelajaran efektif. Hal ini berarti model persamaan 1=+ bx = 24.305 + 0.597x signifikan dan dapat menjelaskan arah kekuatan pengaruh motivasi kerja guru dengan pembelajaran efektif.
Untuk lebih sederhana motivasi ke gambar di bawah ini:
Variabel Mot
c. Pengujian Hipotesi
Hipotesis ke
pengaruh yang signi
pembelajaran efektif”
analisis regresi ganda
bih memudahkan melihat hasil perhitungan si kerja guru dengan pembelajaran efektif dapa
ni:
Gambar 15
Histogram Analisis Regresi Sederhana l Motivasi Kerja Guru dengan Pembelajaran Ef
otesis Ketiga
ketiga yang diuji dalam penelitian ini ada
gnifikan profesionalitas dan motivasi kerja
ktif”. Untuk pengujian hipotesis ketiga ini dil
nda yaitu alat untuk meramalkan nilai pengaruh
n analisis regresi dapat dilihat pada
n Efektif
adalah: “Terdapat ja guru terhadap
dilakukan dengan
129
bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat5. Dalam pengujian hipotesis dengan analisis regresi ganda dan keberartian regresi ganda, dilakukan melalui aplikasi program SPSS tipe 13.0.
Hasil uji statistik regresi ganda pada hipotesis ketiga ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 17
Hasil Uji Statistik Regresi Ganda
Profeisonal dan Motivasi Kerja Guru dengan Pembelajaran Efektif Coefficients (a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant)
PROFESIONALITAS MOTIVASI KERJA
7.532 .466 .259
8.905 .185 .156
.537 .354
.846 2.527 1.665
.407 .019 .110 a Dependent Variable: PEMBELAJARAN EFEKTIF
Dari tabel di atas didapatkan hasil perhitungan harga koefisien arah regresi ganda profesionalitas guru (b1) sebesar 0,466 dan koefisien arah regresi ganda motivasi kerja guru (b2) sebesar 0,259, dengan konstanta (a) sebesar 7.532.
Sehingga persamaan regresinya adalah Y =+ b1X1+ b2X2= 7,532 + 0,466X1+
0,259X2.
Kemudian persamaan regresi ganda tersebut diuji signifikannya dengan mengaplikasikan program SPSS 13.0. Kriteria yang digunakan adalah nilai r lebih besar dari (>) nilai tertentu maka Ho diterima. Sebaliknya apabila nilai r
5Ibid
lebih kecil dari (<) nilai tertentu maka Ho ditolak. Berikut hasil analisis
keberartian regresi ganda dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 18
Hasil Pengujian Keberartian Regresi Ganda ANOVA (b)
Model Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression Residual Total
2322.184 810.776 3132.960
2 22 24
1161.092 36.853
11.309 .000(a)
a Predictors: (Constant). MOTIVASI KERJA, PROFESIONALITAS GURU b Dependent Variable: PEMBELAJARAN EFEKTIF
Berdasarkan hasil pengujian keberartian persamaan regresi ganda dengan
program SPSS 13.0 ditemukan bahwa nilai r lebih kecil dari pada tingkat yang
digunakan (yaitu 0.05) atau 0,000 < 0,05, sehingga Ho ditolak. Artinya terdapat hubungan yang berarti atau signifikan antara profesionalitas dan motivasi kerja guru secara bersama-sama dengan pembelajaran efektif.
Dari persamaan regresi Y = + b1X1 + b2X2 = 7,532 + 0,466X1 +
131
Untuk lebih ganda profesionalitas dilihat pada gambar di
E. Pembahasan H Dari berbaga kompetensi guru, maka dimiliki seorang guru Undang No. 14 tahun kompetensi guru meli kepribadian, kompete
131
bih memudahkan melihat hasil perhitungan tas dan motivasi kerja guru dengan pembelajar
r di bawah ini:
Gambar 16
Histogram Analisis Regresi Ganda
asan Hasil Penelitian
agai pendapat tersebut diatas mengenai aka penulis menyimpulkan bahwa profesiona uru harus sesuai dengan apa yang terdapat hun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 eliputi empat dimensi yaitu kompetensi pedago petensi sosial, dan kompetensi profesional
131
n analisis regresi jaran efektif dapat
melalui pendidikan profesi.6 Setelah ada nya indikator yang tepat maka penulis mencari Hasil jawaban dari Hipotesis pertama yang telah diuji dalam Penelitian yang hasil nya adalah: “Terdapat pengaruh yang signifikan profesionalitas guru
terhadap pembelajaran efektif.” Untuk menguji terbukti atau tidaknya hipotesis
pertama tersebut, maka peneliti melakukan uji statistik dengan menggunakan rumus korelasi dan regresi sederhana yang dalam perhitungannya peneliti menggunakan alat bantu program SPSS tipe 13.0. Berdasarkan uraian hasil analisis dan gambaran hasil uji statistik korelasi sederhana pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan profesionalitas guru terhadap pembelajaran efektif dengan kekuatan hubungan sebesar 0,842. Hal ini berarti semakin baik tingkat profesionalitas guru maka kegiatan pembelajaran semakin efektif pula. Pengaruh yang diberikan profesionalits guru terhadap pembelajaran efektif adalah sebesar 70,9%.
Dan selanjutnya Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas , maka yang menjadi indikator atau karakteristik motivasi kerja guru dalam penelitian ini adalah: 1) bertanggung jawab, 2) memiliki tujuan yang jelas, 3) suka pada pekerjaan yang menantang dan sulit, 4) senang pada tugas yang menuntut tanggung jawab, 5) senang bekerja sendiri, 6) senang pada tugas yang langsung diadakan penilaian, ) senang bersaing mengungguli prestasi orang lain, 8) senang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, 9) mengutamakan pekerjaan dan prestasi, 10) selalu berusaha mencari informasi untuk memenuhi kebutuhan kerjanya, 11) senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakannya.
6
133
Dan Hasil dari jawaban Hipotesis kedua yang diuji dalam penelitian ini adalah:
“Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi kerja guru terhadap pembelajaran
efektif”. Untuk menguji terbukti atau tidaknya hipotesis tersebut, maka peneliti
melakukan uji statistik dengan menggunakan rumus korelasi dan regresi sederhana yang dalam perhitungannya peneliti menggunakan alat bantu program SPSS tipe 13.0.
Berdasarkan uraian hasil analisis dan gambaran hasil uji statistik korelasi sederhana pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan motivasi kerja guru terhadap pembelajaran efektif dengan kekuatan hubungan sebesar 0,816. Hal ini berarti semakin baik tingkat motivasi kerja guru maka kegiatan pembelajaran semakin efektif pula. Pengaruh yang diberikan motivasi kerja guru terhadap pembelajaran efektif adalah sebesar 66,6%. Dan pembahsan selanjut nya dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran efektif memiliki indikator: 1) kegiatan pembelajaran sesuai dengan kurikulum, 2) suasana belajar di kelas menyenangkan, 3) siswa aktif di kelas, 4) guru menggunakan metode pembelajaran yang variatif, 5) interaksi edukatif bersifat dua arah, 6) guru hanya berperan sebagai fasilitator, 7) kegiatan pembelajaran diutamakan untuk mengembangkan pola pikir siswa, 8) guru menggunakan media pembelajaran, 9) memotivasi siswa, 10) mengadakan penilaian proses dan hasil belajar, dan 11) menindaklanjuti hasil belajar. Yang kemudian penulis mendapatkan jawaban hipotesis ketiga yang diuji dalam
penelitian ini adalah: “Terdapat pengaruh yang signifikan profesionalitas dan
ketiga ini dilakukan dengan analisis regresi ganda yaitu alat untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat7. Dalam pengujian hipotesis dengan analisis regresi ganda dan keberartian regresi ganda, dilakukan melalui aplikasi program SPSS tipe 13.0. dan dapat dijelaskan bahwa terjadi korelasi positif yang mana apabila skor profesionalitas dan motivasi kerja guru secara bersama-sama naik maka skor pembelajaran efektif juga naik. Dengan demikian dapat dijelaskan pula bahwa jika profesionalitas dan motivasi kerja guru meningkat sebesar 11.309 maka akan diikuti dengan peningkatan efektifitas pembelajaran.
7Ibid