• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum MTs Plus Walisongo a. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Plus Walisongo - PENGARUH PROFESIONALITAS DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP PEMBELAJARAN EFEKTIF DI MTS PLUS WALISONGO KABUPATEN LAMPU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum MTs Plus Walisongo a. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Plus Walisongo - PENGARUH PROFESIONALITAS DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP PEMBELAJARAN EFEKTIF DI MTS PLUS WALISONGO KABUPATEN LAMPU"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

103

BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data

1. Gambaran Umum MTs Plus Walisongo

a. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Plus Walisongo

MTs Plus Walisongo merupakan salah satu jenjang pendidikan yang diselenggarakan di lembaga islami yang berlatar belakang pondok pesantren di desa Bandar kagungan raya Kecamatan Abung Semuli Kabupaten Lampung Utara. Awal pendirian sekolah ini berawal dari keprihatinan tokoh-tokoh Agama yang melihat masih banyak anak-anak usia sekolah lulusan sekolah dasar (SD), tidak mampu bersekolah.

Ini dikarenakan belum ada sekolah setingkat MTS /MTs sederajat yang ada di Kecamatan Abung Semuli. Sehingga, untuk bersekolah anak-anak harus pergi ke kota dalam hal ini di Kotabumi. Dengan kondisi jarak tempuh yang jauh, maka orang tua banyak yang tidak sanggup untuk menyekolahkan anaknya di jenjang MTS /SMP.

Akhirnya pada tahun 1997 didirikanlah sekolah MTS Pertama di Kecamatan Abung Semuli yaitu MTs Plus Walisongo. Adapun yang menjadi kepala pertama adalah Bp. Drs. Uzier,tahun 1997, Selanjutnya Bp. Supril Husin, S.Pd (2005-2012), selanjutnya Bapak Hi. Solihin, M. Pd.I (2012-sekarang).

(2)

b. Metode Pembelajaran MTs Plus Walisongo

Metode pembelajaran yang diterapkan di MTs Plus Walisongo adalah menggunakan metode siswa aktif dalam bentuk Learning is Fun. Kegiatan menitik beratkan pada How to Learn, How to Do dan How to Be. Siswa dapat lebih santai dan segar tanpa rasa jemu, apalagi merasa terbebani. Bahkan, semangat kompetitif lebih dimungkinkan karena mereka menyadari bahwa belajar adalah suatu kebutuhan yang tidak bisa diabaikan. Selain itu diterapkan juga

metode outbond study, yaitu sistem belajar yang dilaksanakan di luar kelas untuk melakukan penelitian dan pengamatan secara refleksi terhadap penguasaan pengetahuan.

c. Jumlah Siswa dan Guru MTs Plus Walisongo

Jumlah siswa MTs Plus Walisongo keseluruhan adalah 114 siswa dengan perincian 51 siswa berjenis kelamin laki-laki dan 63 siswa berjenis kelamin perempuan. Semua siswa berasal dari daerah yang beraneka ragam tapi kebanyakan berasal dari Kecamatan Penengahan dan siswa paling jauh berasal dari Kecamatan Bakauheni.

(3)

105

d. Prestasi Siswa MTs Plus Walisongo

MTs Plus Walisongo seringkali menjuarai lomba MHQ, MTQ, MTSQ, cerdas cermat, hafizh, tartil Quran, lomba Bahasa Inggris, scrable, pidato, dan pencak silat.

2. Gambaran Variabel Penelitian

Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh profesional dan motivasi kerja guru terhadap pembelajaran efektif di MTs Plus Walisongo. Untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya keadaan masing-masing variabel yang diteliti, maka telah disebarkan kuesioner penelitian. Adapun hasil penyebaran kuesioner penelitian masing-masing variabel penelitin dapat dilihat pada lampiran.

Selanjutnya hasil jawaban responden tersebut dilakukan pengolahan data sebagai berikut:

a. Variabel Profesionalitas Guru (X1)

(4)

deskripsi statistik hasi pada tabel berikut:

Deskr

N Mean

Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum

Dari tabel te bervariasi dari skor perhitungan statistik de nilai rata-rata atau me 13.165. Perhitungan i ini mengindikasikan berdistribusi normal.

hasil pengukuran variabel profesionalitas guru ya

Tabel 4

eskripsi Data Variabel Profesionalitas Guru

PROFESIONALI Valid Missing 25 0 n 89.08 2.633 85.00 77(a) 13.165 173.327 45 69 114 2227

l tersebut dapat diketahui skor variabel profe skor terendah 69 sampai skor maksimal 114.

k dengan menggunakan program SPSS 13.0 ter mean = 89,08, median = 85, modus = 77 dan st n ini menunjukkan mean dan median tidak jauh kan bahwa skor variabel profesionalitas g

l.

u yang ditunjukkan

LITAS GURU 25 0 89.08 2.633 85.00 (a) 13.165 173.327 45 69 114 2227

(5)

107

Gambaran data tersebut

H 5 4 3 2 1

Mean = 89,08 Std. Dev = 13,165

0 N = 25

60 70 80 90 100 110 120

Berdasarkan profesionalitas guru t di MTs Plus Walisong 78,1 %. Artinya p profesionalitas yang c kompetensi pedagog kompetensi profesiona

107

sebut secara lebih lengkap dapat dilihat pada ga Gambar 8

Histogram Variabel Profesionalitas Guru

5

4

3

2

1

Mean = 89,08 Std. Dev = 13,165

0 N = 25

60 70 80 90 100 110 120

an distribusi skor dan gambaran histog u tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat prof songo termasuk pada kategori cukup baik, yaitu m

para guru di MTs Plus Walisongo m g cukup baik yang berarti para guru di MTS te gogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

onal yang cukup baik.

107 gambar berikut: 5 4 3 2 1

Mean = 89,08 Std. Dev = 13,165

0 N = 25

60 70 80 90 100 110 120

(6)

b. Variabel Motivasi Berdasarkan penelitian kepada 25 penelitian yang telah motivasi kerja guru, program SPSS 13.0, yang dijawab responde sampai 3. Secara teor antara skor minimal diperoleh deskripsi st ditunjukkan pada tabe

Deskr

N Mean

Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum a Mult

ivasi Kerja Guru (X2)

an data yang diperoleh dari hasil penyeba 25 orang guru MTs Plus Walisongo yang m lah dipaparkan dalam tabel 5 distribusi fre uru, maka dilakukan pengolahan data dengan 13.0, didapatkan data bahwa dari 31 item instrum

sponden penelitian dengan bobot skor setiap but teoritis skor responden tentang motivasi guru al 31 sampai skor maksimal 93. Berdasarka psi statistik hasil pengukuran variabel motivasi ke

bel berikut:

Tabel 5

eskripsi Data Variabel Motivasi Kerja Guru

MOTIVASI KER Valid Missing 25 0 n 73.20 3.121 70.00 93 15.607 243.583 43 50 93 1830 Multiple modes exist. The smallest value is shown

ebaran kuesioner g menjadi sampel frekuensi tentang gan menggunakan nstrument kuesioner butir pertanyaan 1 uru akan bervariasi rkan analisis data si kerja guru yang

(7)

109

Dari tabel te bervariasi dari skor perhitungan statistik de nilai rata-rata atau me 15.607. Perhitungan i ini mengindikasikan berdistribusi normal. Gambaran data tersebut

H

8

6

4

2

Mean = 73,2 Std. Dev = 15,607

0 N = 25

50 60 70 80 90 100

109

l tersebut dapat diketahui skor variabel moti skor terendah 50 sampai skor maksimal 93

k dengan menggunakan program SPSS 13.0 ter mean = 73.20, median = 705, modus = 93 dan st

n ini menunjukkan mean dan median tidak jauh kan bahwa skor variabel motivasi kerja g

l.

sebut secara lebih lengkap dapat dilihat pada ga Gambar 9

Histogram Variabel Motivasi Kerja Guru Motivasi Kerja

8

6

4

2

Mean = 73,2 Std. Dev = 15,607

0 N = 25

50 60 70 80 90 100

Motivasi Kerja

109

otivasi kerja guru 93. Berdasarkan 13.0 tersebut diperoleh n standar deviasi = jauh berbeda. Hal guru cenderung

gambar berikut:

8

6

4

2

Mean = 73,2 Std. Dev = 15,607

0 N = 25

(8)

Berdasarkan distribusi skor dan gambaran histogram variabel motivasi kerja guru tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat motivasi kerja guru di MTs Plus Walisongo termasuk pada kategori cukup, yaitu mencapai angka 78,7 %. Artinya para guru di MTs Plus Walisongo memiliki tingkat motivasi kerja yang cukup tinggi.

c. Variabel Pembelajaran Efektif (Y)

(9)

111

Deskr

N Mean

Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum a Mult

Dari tabel te bervariasi dari skor perhitungan statistik de nilai rata-rata atau me 11.425. Perhitungan i ini mengindikasikan berdistribusi normal.

111

Tabel 6

eskripsi Data Variabel Pembelajaran Efektif

PEMBELAJARA Valid Missing 25 0 n 68.04 2.285 68.00 58 11.425 130.540 35 52 87 1701 Multiple modes exist. The smallest value is shown

tersebut dapat diketahui skor variabel pembe skor terendah 52 sampai skor maksimal 87

k dengan menggunakan program SPSS 13.0 ter mean = 68,04, median = 68, modus = 58 dan st n ini menunjukkan mean dan median tidak jauh kan bahwa skor variabel pembelajaran efe

l. 111 AN EFEKTIF 25 0 68.04 2.285 68.00 58 11.425 130.540 35 52 87 1701 s shown

(10)

Gambaran data tersebut

H

8

6

4

2

Mean = 68,01 Std. Dev = 11,425

0 N = 25

50 60 70 80 90

Berdasarkan pembelajaran efektif MTs Plus Walisongo %. Artinya kegiatan pe

sebut secara lebih lengkap dapat dilihat pada ga Gambar 10

Histogram Variabel Pembelajaran Efektif

8

6

4

2

Mean = 68,01 Std. Dev = 11,425

0 N = 25

50 60 70 80 90

an distribusi skor dan gambaran histog ktif tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan p songo termasuk pada kategori cukup, yaitu menca n pembelajaran di MTs Plus Walisongo cukup e

gambar berikut:

8

6

4

2

Mean = 68,01 Std. Dev = 11,425

0 N = 25

50 60 70 80 90

(11)

113

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis. Sebagaimana yang dikemukakan Sambas Ali

Muhiddin dan Maman Abdurrahman bahwa “persyaratan yang harus dipenuhi

untuk melakukan analisis regresi adalah sample acak yang berasal dari populasi

harus berdistribusi normal dan data bersifat homogen”.1 Untuk itu akan diuraikan lebih lanjut mengenai hasil pengujian persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan homogenitas data.

a. Uji Normalitas Data

Analisis Uji Normalitas dalam penelitian ini untuk menguji asumsi bahwa distribusi sampling dari rata-rata sampel mendekati atau mengikuti

normalitas populasi. Analisis uji normalitas menggunakan uji chi square (λ ). Untuk mengetahui apakah data ketiga variabel penelitian cenderung berdistribusi normal maka digunakan teknik Chi Kuadrat melalui aplikasi SPSS 13.0 dengan kriteria uji, apabila nilai r (probability value/critical value) lebih kecil atau sama

dengan (=) dari tingkat  yang ditentukan maka Ho ditolak, artinya variabel yang

diuji mengikuti distribusi normal.2

Hasil uji normalitas variabel profesionalitas guru, motivasi kerja guru, dan pembelajaran efektif dapat dilihat pada rangkumannya dalam tabel di bawah ini:

1

Sambas Ali Muhiddin dan Maman Abdurahman,Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), h. 73

2Ibid

(12)

Rangkuman Mot

PROFESION MOTIVASI

PEMB

Untuk lebih jelasnya variabel tersebut:

Diagr

Tabel 7

an Hasil Uji Normalitas Variabel Profesionalitas G Motivasi Kerja Guru dan Pembelajaran Efektif

Test of Normality

Kolmogorov-Smirnov Statistic df

ONALITAS GURU SI KERJA GURU MB. EFEKTIF

.203 .179 .186

25 25 25 a Lilliefors Significance Correction

ya dapat dilihat dari gambar diagram plot nor

Gambar 11

iagram Plot Normalisasi Profesionalitas Guru

itas Guru, f

irnov (a) Sig. .009 .038 .026

normalisasi ketiga

(13)

115

Diagram P

Diagram P

115

Gambar 12

m Plot Normalisasi Variabel Motivasi Kerja Gur

Gambar 13.

m Plot Normalisasi Variabel Pembelajaran Efekt

115

Guru

(14)

Berdasarkan hasil perhitungan rumus tersebut melalui aplikasi SPSS 13.0

diperoleh nilai r lebih kecil dari pada tingkat  yang digunakan (0,05) yaitu pada variabel profesionalitas guru 0,009 < 0,05, pada variabel motivasi kerja guru 0,038<0,05 dan variabel pembelajaran efektif ditemukan 0,026<0,05. Dengan demikian berarti Ho atau hipotesa nihil ditolak. Artinya variabel profesionalitas guru, motivasi kerja guru dan pembelajaran efektif yang diteliti mengikuti distribusi normal.

b. Uji Homogenitas Data

Untuk menguji homogenitas varians variabel profesional guru (X1), motivasi kerja (X2) dan pembelajaran efektif (Y) dilakukan dengan menggunakan Uji-F, dengan ketentuan jika Fhitung < Ftabelmaka varians dari kelompok tersebut homogen. Dalam aplikasinya peneliti menggunakan program SPSS 13.0 dengan kriteria uji apabila nilai r lebih kecil atau sama dengan (=) dari tingkat a yang ditentukan, maka skor-skor pada variabel tersebut menyebar secara homogen.

Berdasarkan hasil pengujian homogenitas data melalui aplikasi program SPSS 13.0 didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 8

Hasil Uji Homogenitas Data Test of Homogeity of Variances

Levence

Statistic df1 df2 Sig.

PROFESIONALITAS GURU MOTIVASI KERJA GURU

3.960 2.887

8 8

16 16

(15)

117

Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai r pada variabel profesionalitas guru dan motivasi kerja guru lebih kecil dari tingkat  yang digunakan yaitu

0.000<0.05 dan 0.0005<0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor-skor pada variabel profesionalitas dan motivasi kerja guru menyebar secara homogen.

D. Pengujian Hipotesis a. Pengujian Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama yang diuji dalam penelitian ini adalah: “Terdapat pengaruh yang signifikan profesionalitas guru terhadap pembelajaran efektif.”

Untuk menguji terbukti atau tidaknya hipotesis pertama tersebut, maka peneliti melakukan uji statistik dengan menggunakan rumus korelasi dan regresi sederhana yang dalam perhitungannya peneliti menggunakan alat bantu program SPSS tipe 13.0.

Untuk dapat mengetahui kuat lemahnya tingkat atau derajat keeratan hubungan antara variabel, secara sederhana berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi dari Guilford Emperical Rulesi berikut3:

Tabel 9

Tingkat Keeratan Hubungan

Nilai Korelasi Keterangan

0,00 - < 0,20 0,20 - < 0,400,40 - < 0,700,70 - < 0,900,90 -1,00

Hubungan sangat lemah Hubungan rendah Hubungan sedang/cukup Hubungan kuat/tinggi

Hubungan sangat kuat/sangat tinggi

3

(16)

Berikut hasil uji statistik korelasi dan regresi sederhana pada hipotesis pertama: 1) Hasil uji korelasi sederhana

Uji korelasi sederhana dilakukan untuk mengetahui keeratan hubungan antar dua variabel, yaitu variabel profesionalitas guru dengan pembelajaran efektif. Berdasarkan hasil perhitungan statistik rumus korelasi sederhana dengan menggunakan program SPSS 13.0 didapatkan data bahwa koefisien korelasi variabel profesionalitas guru dengan pembelajaran efektif sebesar 0,842. Berdasarkan kategori tingkat keeratan hubungan variabel profesionalitas guru dengan pembelajaran efektif maka nilai koefisien korelasi antar variabel tersebut dikategorikan kuat/tinggi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat keeratan variabel profesionalitas guru dengan pembelajaran efektif adalah kuat/tinggi. Akan tetapi besar kecilnya koefisien korelasi yang telah dihitung kuat lemahnya tingkat keeratan hubungan antara variabel profesionalitas guru dan pembelajaran efektif tidak memilki arti apapun apabila belum dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasi yang sudah dihitung.

Pengujian keberartian koefisien korelasi dapat diketahui melalui aplikasi program SPSS 13.0. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai r lebih besar

dari (>) nilai  tertentu maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang berarti antara variabel profesionalitas guru dan pembelajaran efektif. Sebaliknya

apabila nilai r lebih kecil dari (<) nilai  tertentu maka Ho ditolak, artinya

(17)

119

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi dengan program SPSS diketahui bahwa nilai r lebih kecil dari pada tingkat a yang digunakan (yaitu 0,05) atau 0,000<0,05, sehingga Ho ditolak. Artinya terdapat hubungan yang berarti antara profesionalitas guru dan pembelajaran efektif.

Untuk lebih jelasnya mengenai hasil uji statistik korelasi sederhana tentang pengaruh profesionalitas guru dengan pembelajaran efektif dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 10

Hasil Uji Statistik Korelasi Sederhana

Variabel Profesionalitas Guru dengan Pembelajaran Efektif Correlations

PROFESIONALITAS GURU

PEMBELAJARAN EFEKTIF PROFESIONALITAS

GURU

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

1

25

.842(**) .000 25

PEMBELAJARAN EFEKTIF

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

.842(**) .000 25

1

25

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

(18)

2) Hasil Uji Regresi Sederhana

Uji Regresi sederhana dilakukan untuk mengetahui bentuk hubungan antar dua variabel atau analisis regresi dipergunakan untuk menelaah hubungan antara variabel, yaitu variabel profesionalitas guru dengan pembelajaran efektif. Berdasarkan hasil perhitungan statistik regresi sederhana dengan menggunakan program SPSS 13,0 didapatkan data harga koefisien arah regresi sebesar 0,731

dan persamaan regresinya adalah 1 =  + bx = 2,964 + 0,731x. Berikut hasil perhitungannya dengan menggunakan program SPSS:

Tabel 11

Hasil Uji Statistik Regresi Sederhana

Variabel Profesionalitas Guru dengan Pembelajaran Efektif Coefficients (a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients 1 Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant)

PROFESIONALITAS GURU

2.964 .731

8.792

.098 .842

.337 7.479

.739 .000

a Dependent Variable: PEMBELAJARAN EFEKTIF

Selanjutnya hasil persamaan tersebut diuji signifikannya dengan mengaplikasikan analisis variansi dengan menggunakan program SPSS 13.0

(19)

121

maka Ho diterima. Sebaliknya apabila nilai r lebih kecil dari nilaitertentu maka

Ho ditolak.

Berikut hasil perhitungan dengan aplikasi program SPSS untuk pengujian keberartian regresi sederhana.

Tabel 12

Hasil Pengujian Keterkaitan Regresi Sederhana Profesionalitas Guru dengan Pembelajaran Efektif

ANOVA (b)

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression Residual Total

2220.046 912.914 3132.960

1 23 24

2220.046 39.692

55.932 .000(a)

a Predictors: (Constant). PROFESIONALITAS GURU b Dependent Variable: PEMBELAJARAN EFEKTIF

Berdasarkan hasil perhitungan pengujian keberartian persamaan regresi sederhana dengan program SPSS 13.0 di atas, didapatkan nilai lebih kecil dari

pada tingkat  yang digunakan (yaitu 0.05) atau 0,000 < 0,05, sehingga Ho

ditolak. Artinya terdapat hubungan yang berarti atau signifikan profesionalitas guru dengan pembelajaran efektif. Hal ini berarti model persamaan 1=+ bx =

2.964 + 0.731x signifikan dan dapat menjelaskan arah kekuatan pengaruh profesionalitas guru dengan pembelajaran efektif.

Dari persamaan regresi 1 =  + bx = 2.964 + 0.731x dapat dijelaskan

(20)

maka skor pembelajar bahwa jika profesiona dengan peningkatan e

Untuk lebih sederhana profesiona gambar di bawah ini

Variabel P

b. Pengujian Hipotesi

Hipotesis ke

pengaruh yang signif

Untuk menguji terbukt

jaran efektif juga naik. Dengan demikian dapat sionalitas guru meningkat sebesar 0,834 maka

n efektifitas pembelajaran.

bih memudahkan melihat hasil perhitungan onalitas guru dengan pembelajaran efektif dapa

ni

Gambar 14

Histogram Analisis Regresi Sederhana l Profesionalitas Guru dengan Pembelajaran Efe

otesis Kedua

kedua yang diuji dalam penelitian ini ada

nifikan motivasi kerja guru terhadap pembel

bukti atau tidaknya hipotesis tersebut, maka pene

pat dijelaskan pula aka akan diikuti

n analisis regresi dapat dilihat pada

n Efektif

adalah: “Terdapat

belajaran efektif”.

(21)

123

uji statistik dengan menggunakan rumus korelasi dan regresi sederhana yang dalam perhitungannya peneliti menggunakan alat bantu program SPSS tipe 13.0. Untuk dapat mengetahui kuat lemahnya tingkat atau derajat keeratan hubungan antar avariabel, secara sederhana berdasarkan tabel nilai koefisien korelasi dari Guilford Emperical Rulesi berikut4:

Tabel 13

Tingkat Keeratan Hubungan

Nilai Korelasi Keterangan

0,00 - < 0,20 0,20 - < 0,40 0,40 - < 0,70 0,70 - < 0,90 0,90 -1,00

Hubungan sangat lemah Hubungan rendah Hubungan sedang/cukup Hubungan kuat/tinggi

Hubungan sangat kuat/sangat tinggi

Berikut hasil uji statistik korelasi dan regresi sederhana pada hipotesis kedua: 1) Hasil uji korelasi sederhana

Uji korelasi sederhana dilakukan untuk mengetahui keeratan hubungan antar dua variabel, yaitu variabel motivasi kerja guru dengan pembelajaran efektif. Berdasarkan hasil perhitungan statistik rumus korelasi sederhana dengan menggunakan program SPSS 13.0 didapatkan data bahwa koefisien korelasi variabel motivasi kerja guru dengan pembelajaran efektif sebesar 0,816. Berdasarkan kategori tingkat keeratan hubungan variabel motivasi kerja guru dengan pembelajaran efektif maka nilai koefisien korelasi antar variabel tersebut dikategorikan kuat/tinggi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat keeratan variabel motivasi kerja guru dengan pembelajaran efektif adalah kuat/tinggi. Akan tetapi

4

(22)

besar kecilnya koefisien korelasi yang telah dihitung kuat lemahnya tingkat keeratan hubungan antara variabel motivasi kerja guru dan pembelajaran efektif tidak memiliki arti apapun apabila belum dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasi yang sudah dihitung.

Pengujian keberartian koefisien korelasi dapat diketahui melalui aplikasi program SPSS 13.0. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai r lebih besar

dari (>) nilai  tertentu maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang berarti antara variabel motivasi kerja guru dan pembelajaran efektif. Sebaliknya

apabila nilai r lebih kecil dari (<) nilai  tertentu maka Ho ditolak, artinya

terdapat hubungan yang berarti antara variabel motivasi kerja guru dan pembelajaran efektif.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi dengan program SPSS diketahui bahwa nilai r lebih kecil dari pada tingkat a yang digunakan (yaitu 0,05) atau 0,000<0,05, sehingga Ho ditolak. Artinya terdapat hubungan yang berarti atau signifikan antara motivasi kerja guru dan pembelajaran efektif.

(23)

125

Tabel 14

Hasil Uji Statistik Korelasi Sederhana

Variabel Motivasi Kerja Guru dengan Pembelajaran Efektif Correlations

PROFESIONALITAS GURU

PEMBELAJARAN EFEKTIF

MOTIVASI KERJA

GURU

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed) N

1

25

.816(**)

.000 25 PEMBELAJARAN

EFEKTIF

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

.816(**) .000 25

1

25

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Berdasarkan uraian hasil analisis dan gambaran hasil uji statistik korelasi sederhana pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan motivasi kerja guru terhadap pembelajaran efektif dengan kekuatan hubungan sebesar 0,816. Hal ini berarti semakin baik tingkat motivasi kerja guru maka kegiatan pembelajaran semakin efektif pula. Pengaruh yang diberikan motivasi kerja guru terhadap pembelajaran efektif adalah sebesar 66,6%.

2) Hasil Uji Regresi Sederhana

(24)

dan persamaan regresinya adalah 1 =  + bx = 24.305 + 0,597x. Berikut hasil

perhitungannya dengan menggunakan program SPSS: Tabel 15

Hasil Uji Statistik Regresi Sederhana

Variabel Motivasi Kerja Guru dengan Pembelajaran Efektif Coefficients (a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients 1 Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant)

MOTIVASI KERJA GURU

24.305 .597

6.596

.088 .816

3.685 6.774

.001 .000 a Dependent Variable: PEMBELAJARAN EFEKTIF

Selanjutnya hasil persamaan tersebut diuji signifikannya dengan mengaplikasikan analisis variansi dengan menggunakan program SPSS 13.0

dengan kriteria yang digunakan adalah nilai r lebih besar dari nilai  tertentu

maka Ho diterima. Sebaliknya apabila nilai r lebih kecil dari nilaitertentu maka

(25)

127

Berikut hasil perhitungan dengan aplikasi program SPSS untuk pengujian keberartian regresi sederhana:

Tabel 16

Hasil Pengujian Keberartian Regresi Sederhana Motivasi Kerja Guru dengan Pembelajaran Efektif

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression Residual Total

2086.837 1046.123 3132.960

1 23 24

2086.837 45.484

45.881 .000(a)

a Predictors: (Constant). MOTIVASI KERJA GURU b Dependent Variable: PEMBELAJARAN EFEKTIF

Berdasarkan hasil perhitungan pengujian keberartian persamaan regresi sederhana dengan program SPSS 13.0 di atas, didapatkan nilai lebih kecil dari

pada tingkat  yang digunakan (yaitu 0.05) atau 0,000 < 0,05, sehingga Ho

ditolak. Artinya terdapat hubungan yang berarti atau signifikan motivasi kerja

guru dengan pembelajaran efektif. Hal ini berarti model persamaan 1=+ bx = 24.305 + 0.597x signifikan dan dapat menjelaskan arah kekuatan pengaruh motivasi kerja guru dengan pembelajaran efektif.

(26)

Untuk lebih sederhana motivasi ke gambar di bawah ini:

Variabel Mot

c. Pengujian Hipotesi

Hipotesis ke

pengaruh yang signi

pembelajaran efektif”

analisis regresi ganda

bih memudahkan melihat hasil perhitungan si kerja guru dengan pembelajaran efektif dapa

ni:

Gambar 15

Histogram Analisis Regresi Sederhana l Motivasi Kerja Guru dengan Pembelajaran Ef

otesis Ketiga

ketiga yang diuji dalam penelitian ini ada

gnifikan profesionalitas dan motivasi kerja

ktif”. Untuk pengujian hipotesis ketiga ini dil

nda yaitu alat untuk meramalkan nilai pengaruh

n analisis regresi dapat dilihat pada

n Efektif

adalah: “Terdapat ja guru terhadap

dilakukan dengan

(27)

129

bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat5. Dalam pengujian hipotesis dengan analisis regresi ganda dan keberartian regresi ganda, dilakukan melalui aplikasi program SPSS tipe 13.0.

Hasil uji statistik regresi ganda pada hipotesis ketiga ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 17

Hasil Uji Statistik Regresi Ganda

Profeisonal dan Motivasi Kerja Guru dengan Pembelajaran Efektif Coefficients (a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant)

PROFESIONALITAS MOTIVASI KERJA

7.532 .466 .259

8.905 .185 .156

.537 .354

.846 2.527 1.665

.407 .019 .110 a Dependent Variable: PEMBELAJARAN EFEKTIF

Dari tabel di atas didapatkan hasil perhitungan harga koefisien arah regresi ganda profesionalitas guru (b1) sebesar 0,466 dan koefisien arah regresi ganda motivasi kerja guru (b2) sebesar 0,259, dengan konstanta (a) sebesar 7.532.

Sehingga persamaan regresinya adalah Y =+ b1X1+ b2X2= 7,532 + 0,466X1+

0,259X2.

Kemudian persamaan regresi ganda tersebut diuji signifikannya dengan mengaplikasikan program SPSS 13.0. Kriteria yang digunakan adalah nilai r lebih besar dari (>) nilai  tertentu maka Ho diterima. Sebaliknya apabila nilai r

5Ibid

(28)

lebih kecil dari (<) nilai  tertentu maka Ho ditolak. Berikut hasil analisis

keberartian regresi ganda dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 18

Hasil Pengujian Keberartian Regresi Ganda ANOVA (b)

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression Residual Total

2322.184 810.776 3132.960

2 22 24

1161.092 36.853

11.309 .000(a)

a Predictors: (Constant). MOTIVASI KERJA, PROFESIONALITAS GURU b Dependent Variable: PEMBELAJARAN EFEKTIF

Berdasarkan hasil pengujian keberartian persamaan regresi ganda dengan

program SPSS 13.0 ditemukan bahwa nilai r lebih kecil dari pada tingkat yang

digunakan (yaitu 0.05) atau 0,000 < 0,05, sehingga Ho ditolak. Artinya terdapat hubungan yang berarti atau signifikan antara profesionalitas dan motivasi kerja guru secara bersama-sama dengan pembelajaran efektif.

Dari persamaan regresi Y =  + b1X1 + b2X2 = 7,532 + 0,466X1 +

(29)

131

Untuk lebih ganda profesionalitas dilihat pada gambar di

E. Pembahasan H Dari berbaga kompetensi guru, maka dimiliki seorang guru Undang No. 14 tahun kompetensi guru meli kepribadian, kompete

131

bih memudahkan melihat hasil perhitungan tas dan motivasi kerja guru dengan pembelajar

r di bawah ini:

Gambar 16

Histogram Analisis Regresi Ganda

asan Hasil Penelitian

agai pendapat tersebut diatas mengenai aka penulis menyimpulkan bahwa profesiona uru harus sesuai dengan apa yang terdapat hun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 eliputi empat dimensi yaitu kompetensi pedago petensi sosial, dan kompetensi profesional

131

n analisis regresi jaran efektif dapat

(30)

melalui pendidikan profesi.6 Setelah ada nya indikator yang tepat maka penulis mencari Hasil jawaban dari Hipotesis pertama yang telah diuji dalam Penelitian yang hasil nya adalah: “Terdapat pengaruh yang signifikan profesionalitas guru

terhadap pembelajaran efektif.” Untuk menguji terbukti atau tidaknya hipotesis

pertama tersebut, maka peneliti melakukan uji statistik dengan menggunakan rumus korelasi dan regresi sederhana yang dalam perhitungannya peneliti menggunakan alat bantu program SPSS tipe 13.0. Berdasarkan uraian hasil analisis dan gambaran hasil uji statistik korelasi sederhana pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan profesionalitas guru terhadap pembelajaran efektif dengan kekuatan hubungan sebesar 0,842. Hal ini berarti semakin baik tingkat profesionalitas guru maka kegiatan pembelajaran semakin efektif pula. Pengaruh yang diberikan profesionalits guru terhadap pembelajaran efektif adalah sebesar 70,9%.

Dan selanjutnya Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas , maka yang menjadi indikator atau karakteristik motivasi kerja guru dalam penelitian ini adalah: 1) bertanggung jawab, 2) memiliki tujuan yang jelas, 3) suka pada pekerjaan yang menantang dan sulit, 4) senang pada tugas yang menuntut tanggung jawab, 5) senang bekerja sendiri, 6) senang pada tugas yang langsung diadakan penilaian, ) senang bersaing mengungguli prestasi orang lain, 8) senang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, 9) mengutamakan pekerjaan dan prestasi, 10) selalu berusaha mencari informasi untuk memenuhi kebutuhan kerjanya, 11) senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakannya.

6

(31)

133

Dan Hasil dari jawaban Hipotesis kedua yang diuji dalam penelitian ini adalah:

“Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi kerja guru terhadap pembelajaran

efektif”. Untuk menguji terbukti atau tidaknya hipotesis tersebut, maka peneliti

melakukan uji statistik dengan menggunakan rumus korelasi dan regresi sederhana yang dalam perhitungannya peneliti menggunakan alat bantu program SPSS tipe 13.0.

Berdasarkan uraian hasil analisis dan gambaran hasil uji statistik korelasi sederhana pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan motivasi kerja guru terhadap pembelajaran efektif dengan kekuatan hubungan sebesar 0,816. Hal ini berarti semakin baik tingkat motivasi kerja guru maka kegiatan pembelajaran semakin efektif pula. Pengaruh yang diberikan motivasi kerja guru terhadap pembelajaran efektif adalah sebesar 66,6%. Dan pembahsan selanjut nya dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran efektif memiliki indikator: 1) kegiatan pembelajaran sesuai dengan kurikulum, 2) suasana belajar di kelas menyenangkan, 3) siswa aktif di kelas, 4) guru menggunakan metode pembelajaran yang variatif, 5) interaksi edukatif bersifat dua arah, 6) guru hanya berperan sebagai fasilitator, 7) kegiatan pembelajaran diutamakan untuk mengembangkan pola pikir siswa, 8) guru menggunakan media pembelajaran, 9) memotivasi siswa, 10) mengadakan penilaian proses dan hasil belajar, dan 11) menindaklanjuti hasil belajar. Yang kemudian penulis mendapatkan jawaban hipotesis ketiga yang diuji dalam

penelitian ini adalah: “Terdapat pengaruh yang signifikan profesionalitas dan

(32)

ketiga ini dilakukan dengan analisis regresi ganda yaitu alat untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat7. Dalam pengujian hipotesis dengan analisis regresi ganda dan keberartian regresi ganda, dilakukan melalui aplikasi program SPSS tipe 13.0. dan dapat dijelaskan bahwa terjadi korelasi positif yang mana apabila skor profesionalitas dan motivasi kerja guru secara bersama-sama naik maka skor pembelajaran efektif juga naik. Dengan demikian dapat dijelaskan pula bahwa jika profesionalitas dan motivasi kerja guru meningkat sebesar 11.309 maka akan diikuti dengan peningkatan efektifitas pembelajaran.

7Ibid

Gambar

Tabel 4Deskreskripsi Data Variabel Profesionalitas Guru
Gambar 8HHistogram Variabel Profesionalitas Guru
Tabel 5
Gambar 9HHistogram Variabel Motivasi Kerja Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari pemetaan net sand (gambar 4.11) menunjukan terdapat 2 bagian yang memilki ketebalan net sand yang besar yaitu pada bagian Utara dan selatan.. Pada bagian

Hasil pengolahan data berupa informasi untuk menguji apakah penetapan perusahaan yang menerbitkan sukuk korporasi yang tergabung dalam kelompok Jakarta Islamic Index

Bagi hasil kajian ini menunjukkan bahawa sumber maklumat politik turut menjadi pilihan responden dalam memperoleh maklumat berkaitan perkembangan politik di

Hasil dapatan kajian yang terakhir menunjukkan bahawa, iklim sekolah dan tiga (3) dimensinya tidak mempengaruhi stres secara signifikan kecuali dimensi ketiga

penampungan kesempatan kerja dengan produktivitas rendah. Usaha perluasan kesempatan kerja tidak terlepas dari faktor- faktor seperti, pertumbuhan jumlah penduduk dan angkatan

Perubahan status hukum dari seorang yang berjenis kelamin laki-laki menjadi seorang yang berjenis kelamin perempuan atau sebaliknya sampai dengan saat ini belum

Atas dasar tersebut, penulis menyarankan kepada tenaga kesehatan terutama bidan dan perawat untuk menganjurkan kepada ibu hamil mengkonsumsi madu sebanyak 2-3

Pada dasarnya fungsi utama Bank Syariah tidak jauh beda dengan Bank Konvensional yaitu menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat atau lebih dikenal dengan