• Tidak ada hasil yang ditemukan

Status Hukum Transgender

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Status Hukum Transgender"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

A. PENGERTIAN TRANSGENDER

Transgender adalah perilaku yang dilakukan baik oleh laki-laki maupun perempuan yang diluar kodratnya. Mereka merasa bahwa dirinya bukan merupakan gender yang sekarang membentuk dirinya, sehingga mereka berperilaku dan berpenampilan seperti gender yang mereka inginkan. Contoh sederhana dari para pelaku transgender adalah seorang laki-laki yang berperilaku lemah lembut dan gemulai. Hal itu tentu berlawanan dari kodratnya sebagai sosok laki-laki yang seharusnya kuat dan tegas. Perilaku yang seperti itu, sebagian besar karena terpengaruh oleh faktor lingkungan disekitarnya. Seorang laki-laki, seperti pekerja salon, lama-kelamaan akan turut berperilaku seperti perempuan karena faktor bawaan pekerjaan yang mengakibatkan dia bersifat melambai seperti lawan jenisnya. Karena kebiasaan itu pula, dia susah untuk mengubahnya dan terperangkap pada gender tersebut yang akhirnya ia nyaman berperilaku seperti itu.

Transeksual atau Transgender adalah orang yang identitas gendernya berlawanan dengan jenis kelaminnya secara biologis. Mereka merasa “terperangkap” di tubuh yang salah, misalnya, seseorang yang terlahir dengan anatomi seks Laki-Laki, tetapi merasa bahwa dirinya adalah Perempuan dan ingin diidentifikasi sebagai Perempuan, sehingga untuk memperoleh kenyamanan atas jenis kelamin disesuaikan kejiawaanya maka dilakukan operasi pergantian kelamin.

Jaman sekarang ini semakin banyak fenomena transeksual (pergantian jenis kelamin) yang yang terjadi di Indonesia. Transeksual merupakan suatu gejala ketidakpuasan seseorang karena merasa tidak adanya kecocokan antara bentuk fisik dan kelamin dengan kejiwaan ataupun adanya ketidakpuasan dengan alat kelamin yang dimilikinya. Ekspresinya bisa dalam bentuk dandanan, make up, gaya dan tingkah laku, bahkan sampai kepada operasi penggantian kelamin (Sex Reassignment Surgery). Tidak dapat dipungkiri, masyarakat masih sulit menerima para pelaku transgender atau transeksual, mereka adalah sosok yang berbeda dan cenderung ekslusif karena hanya bisa ditemui di tempat-tempat tertentu saja. Hanya sebagian orang saja dari mereka yang percaya diri memproklamirkan diri mereka sebagai seorang transgender ataupun transeksual. Namun, pada kenyataannya masyarakat masih belum bisa menerima keberadaan mereka di lingkungan sekitarnya. Ada standarisasi sosial yang mengakibatkan mereka terdiskriminasi dari pergaulan sosial.

(2)

B. PANDANGAN HUKUM INDONESIA TENTANG TRANSGENDER

Kasus yang banyak terjadi pada zaman sekarang ini, terjadi ketidak jelasan antara status jenis kelamin yang dimiliki seseorang, contohnya dia jenis kelamin seorang laki-laki tetapi dalam jiwanya dia memiliki jiwa wanita yang jauh lebih dominan daripada jiwa lelaki sesuai dengan denganjenis kelamin yang dimiliki berdasarkan bukti-bukti otentik Berupa Akta lahir, Kartu Tanda Penduduk, Ijazah dan lain-lain yang ada. Selain itu banyak juga terjadi sebaliknya. Bahkan ada juga orang memiliki dua jenis kelamin sehingga mengakibatkan ketidakjelasan mengenai jeniskelamin yang bersangkutan. Definisi yang jelas dan tepat mengenai transgender itu sendiri masih terus berubah-ubah. Namun demikian, dari berbagai definisi tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa transgender merujuk pada seseorang yang bertransisi di antara dua orientasi seksual dengan menggunakan hormon seksual atau dengan jalan operasi, memindahkan atau memodifikasi alat genitalnya dan organ-organ reproduksinya. Dapat juga didefinisikan sebagai seseorang yang telah jelas seksualnya sejak lahir, tetapi merasakan adanya kesalahan pencitraan tentang diri mereka.

Dalam hukum Islam perubahan jenis kelamin di haramkan hal ini di tetapkan oleh Para ulama Fiqh juga mendasarkan ketetapan hukum tersebut paa dalil Q.S. Al-Hujurat 13 yang menurut tafsir Ath-Thabari mengajarkan prinsip equality (keadilan) bagi segenap manusia dihadapan Allah danhukum yang masing-masing telah ditentukan jenis kelamin dan ketentuan Allah tidak boleh diubah dan harus dijalani sesuai kodratnya. Yang kedua juga sama QS. An-Nisa’ 119 yang berisi tidak boleh mengubah ciptaan Allah yang sudah ditetapkan, yang ke-3 hadis Nabi yang berisi pengutukan kepada para tukang tato, yang minta ditato yang mencukur alis, memotong giginya dengan tujuan mempercantik diri dengan mengubah ciptaan Allah, yang keempat hadist Nabi (HR Ahmad) menyatakan Allah mengutuk laki-laki yang menyerupai wanita dan sebaliknya.

Indonesia sebagai Negara hukum yang terkandung dalam kostitusi Undang Undang Dasar 1945 (selanjutnya disingkat UUD’45) Pasal 1 Ayat 3 yang menempatkan warga Negara sesuai dengan harkat kemanusiaanya sudah sepatutnya menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia tanpa perbedaan satu sama lainya, karena itu merupakan bagian dari ideology bangsa, yaitu Pancasila yang terkandung dalam sila ke-2, “Kemanusiaan yang adil dan beradab” selain di atur dalam Pancasila pengakuan mengenai hak asasi manusia juga telah di akomodir dalam

(3)

konstitusi Republik Indonesia UUD’45 yang di atur dalam BAB XA tentang Hak Asasi Manusia dari pasal 28A-28J Ayat (1). sementara itu dalam Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Disebutkan bahwa yang dimaksud dengan hak asasi manusia adalah :

Seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhlukTuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Hukum di Indonesia sendiri belum ada ketentuan yang jelas dan khusus mengatur mengenai dasarhukum atau tata cara seseorang dapat melakukan pergantian kelamin atau kedudukan hukum seorang transgender dalam Nasional. Semestinya dengan semakin meningkatnya globalisasi di dunia, masalah-masalah seperti ini semakin sering muncul, dimana Para transgender sudah mulai berani menunjukan jati dirinya di muka umum dan menuntut hak hukum serta kepastian statushukum dengan mengajukan permohonan ke pengadilan.

Didalam KUH perdata tidak dijelaskan persis mengenai identitas pelaku ganti kelamin, namun didalam Pasal 5A-12 Buku Kesatu tentang Orang pada Bagian II KUH Perdata dijelaskan mengenai nama-nama, perubahan nama-nama dan perubahan nama-nama depan . Kami mengambil salah satu pasal dari yang disebutkan tersebut yakni pasal 11 dan 12 dinyatakan bahwa,

Pasal 11: Tiada seorangpun diperbolehkan mengubah nama depannya atau menambahkan nama-nama depan pada nama-nama depannya, tanpa izin dari Pengadilan Negeri tempat tinggalnya atas permintaan untuk itu dan setelah mendengar jawatan kejaksaan.

Pasal 12: Apabila Pengadilan Negeri mengizinkan sesuatu perubahan nama depan atau penambahan nama depan, maka surat penetapannya harus disampaikan kepada pegawai catatan sipil tempat kelahiran sipeminta, pegawai mana harus membukukannya dalam register yang sedang berjalan dan mencatatnya pula dalam jihat akta kelahiran.

UU Adminduk adalah salah satu produk kebijakan publik, yang bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap status pribadi dan status hukum atas setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialami oleh penduduk Indonesia.

(4)

Pemberian perlindungan dan pengakuan tersebut diimplementasikan dalam penerbitan dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik .

Adminduk sebagai suatu sistem, diselenggarakan sebagai bagian dari penyelenggaraan administrasi negara. Dari sisi kepentingan penduduk, UU Adminduk memberikan janji tentang pemenuhan hak-hak atas pelayanan administratif untuk semua warga, seperti yang tercantum di dalam Pasal 2 UU Adminduk bahwa setiap penduduk mempunyai hak untuk memperoleh:

a. Dokumen kependudukan.

b. Pelayanan yang sama dalam pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil c. Perlindungan atas data pribadi

d. Kepastian hukum atas kepemilikan dokumen

e. Informasi mengenai data hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil atas dirinya f. dan/atau keluarganya dan

g. Ganti rugi dan pemulihan nama baik sebagai akibat penyalahgunaan data pribadi oleh Instansi Penyelenggara.

Dokumen Kependudukan yang dimaksud oleh UU Adminduk adalah dokemen resmi yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti otentik yang dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Produk dari dokumen kependudukan antara lain Biodata Penduduk, Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), surat keterangan kependudukan, dan Akta Pencatatan Sipil.

C. STATUS HUKUM TRANSGENDER

Berdasakan Pasal 77 Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi kependudukan, tidak seorangpun dapat merubah/menganti/menambah identitasnya tanpa ijin Pengadilan, sekalipun demikian dengan dalil-dalil hukum yang kuat hal itu bisa terjadi dengan berpatokan pada Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Adapun permasalahanya adalah ketentuan Hukum supaya Seseorang dapat melakukan pergantian Jenis Kelamin dan kedudukan hukum seseorang yang telah melakukan pergantian kelamin.

(5)

Lembaga Catatan sipil (Burgerlijke stand) merupakan suatu lembaga yang ditugaskan untuk mencatat dalam suatu daftar tertentu mengenai peristiwa hukum seseorang yang mempengaruhi status keperdataan seseorang seperti mengubah nama, identitas dan lain-lain. Sipil adalah suatu lembaga yang diadakan oleh pemerintah yang bertugas untuk mencatat atau mendaftar setiap peristiwa yang penting yang dialami masyarakat.

Untuk memastikan status perdata seseorang, ada lima peristiwa hukum dalam kehidupan manusia yang perlu dilakukan pencatatan salah satu diantaranya adalah mengenai penggantian nama, hal ini menentukan status hukum seseorang dengan identitas tertentu dalam hukum perdata . Kantor catatan sipil mencatat dan menerbitkan kutipan akta ganti nama dan lain-lain. Tidak disebutkan dengan jelas apakah perubahan nama tersebut akibat perubahan jenis kelamin dari laki-laki ke perempuan dan sebaliknya atau perubahan namanya tersebut diakibatkan merasa tidak cocok memiliki nama sebelumnya sehingga merubahnya tanpa merubah jenis kelamin. Bagaimanapun orang tersebut harus mencatatkannya ke Lembaga Catatan Sipil.

Fungsi pencatatan tersebut adalah untuk pembuktian bahwa peristiwa hukum yang dialami seseorang itu telah benar terjadi. Untuk itu diperlukan surat keterangan yang menyatakan telah terjadi peristiwa hukum pada hari, tanggal, bulan, tahun, ditempat tertentu atas nama seseorang yang memberikan surat keterangan tersebut yaitu pejabat/petugas yang menangani atau yang berwenang utuk itu. Surat keterangan ganti nama diberikan oleh Pengadilan Negeri dalam bentuk surat ketetapan.

Pengadilan Negeri tidak akan menetapkan tentang status seseorang tanpa harus meneliti hal-hal yang terkait. Perubahan status jenis kelamin dalam akta kelahiran harus didasarkan pada putusan pengadilan. Putusan itu juga harus didasarkan pada keterangan para ahli dan tidak bisa sembarangan.

Mengenai perubahan identitas ini juga dijelaskan dalam Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (selanjutnya disebut UU Adminduk) , Pasal 52 Bagian Kesembilan tentang Pencatatan Perubahan Nama dan Perubahan Status Kewarganegaraan pada Bagian Kesembilan tentang Pencatatan Perubahan Nama dan Perubahan Status Kewarganegaraan

(6)

1. Pencatatan perubahan nama dilaksanakan berdasarkan penetapan pengadilan negeri tempat pemohon.

2. Pencatatan perubahan nama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaporkan oleh Penduduk kepada Instansi Pelaksana yang rnenerbitkan akta Pencatatan Sipil paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya salinan penetapan pengadilan negeri oleh Penduduk.

3. Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada register akta Pencatatan Sipil dan kutipan akta Pencatatan Sipil.

Tidak hanya menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat, operasi penggantian jenis kelamin juga dapat menimbulkan masalah hukum bagi subjek yang melakukan operasi itu sendiri. Masalah hukum yang paling umum timbul atau dipermasalahkan adalah mengenai hukum waris. Dengan adanya pergantian kelamin yang dilakukan oleh seseorang, maka secara langsung akan mempengaruhi kedudukannya dalam pembagian harta warisan, terutama jika orang yang bersangkutan adalah seorang muslim. Dengan bergantinya jenis kelamin seseorang dari pria menjadi wanita ataupun sebaliknya maka kedudukan dan haknya sebagai penerima waris juga akan berganti. Dalam hal ini, kejelasan mengenai jenis kelamin seseorang sangat diperlukan. Jika terjadi kasus seperti yang telah disebutkan di atas (seseorang yang memiliki alat kelamin ganda), maka akan sulit ditentukan apakah ia memperoleh bagian warisan seperti layaknya bagian pria atau wanita. Maka agar tidak terjadi kekeliruan, operasi penggantian kelamin sebaiknya dilakukan.

Ada beberapa hal yang menjadi konsekuensi hukum, atas pergantian kelamin tersebut, diantaranya sebgaai berikut:

1. Perubahan Data Kependudukan

Berdasarkan pasal 77 UU No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi kependudukan, tidak seorangpun dapat merubah/menganti/menambah identitasnya tanpa ijin Pengadilan; Dengan perubahan jenis kelamin tentunya seluruh juga ada perubahan mengenai data kependudukan. Dan berdasarkan ketentuan tersebut, sangat wajar apabila seorang yang telah melakukan operasi ganti kelamin mengajukan perubahan data identitas kependudukannya kepada pengadilan melalui sebuah Permohonan.

(7)

Perubahan status hukum dari seorang yang berjenis kelamin laki-laki menjadi seorang yang berjenis kelamin perempuan atau sebaliknya sampai dengan saat ini belum ada pengaturan dalam hukum, dengan demikian dalam masyarakat yang tidak diatur oleh hukum sehingga menimbulkan suatu kekosongan hukum;

Berdasarkan Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan "Pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya" Pasal 10 ayat (1) UU No. 48 Tahun 2009 tersebut mengamanatkan bahwa Pengadilan melalui Hakim sebagai dari representasi Pengadilan sebagai pilar terakhir untuk menemukan keadilan bagi masyarakat dan demi kepentingan hukum yang beralasan kuat, wajib menjawab kebutuhan hukum masyarakat dengan menemukan hukumnya jika tidak ada pengaturan hukum terhadap perkara yang ditanganinya, sepanjang tidak bertentangan dengan hukum yang ada, kepatutan dan kesusilaan;

Sehingga Penetapan ganti kelamin merupakan sebuah jawaban dan sebuah penemuan hukum, karena belum ada suatu aturan yang mengatur tentang hal tersebut,sehingga tidak terjadi kekosongan hukum.

2. Perubahan Mengenai Status Ahli Waris

Pada awalnya ketika seseorang dilahirkan dikenal dengan keberadaannya sebagai perempuan namun dalam perkembangannya ada kelainan mengenai jenis kelaminnya, jika tidak melakukan operasi tentunya akan susah untuk menentukan jenis kelaminnya, dan sebagai solusi yaitu melakukan pergantian kelamin sebagaimana. Dalam Hukum islam yang menganut perbedaan bagian warisan antara ahli waris perempuan dan laki-laki. Dengan pergantian kelamin tersebut memperjelas berapa bagian yang akan di terima ahli waris tersebut yang telah melakukan perubahan kelamin.

(8)

D. KESIMPULAN

Penggantian jenis kelamin masih dapat dibenarkann untuk memberikan penegasan status kepada subjek yang bersangkutan dalam hal terjadi jenis kelamin ganda. Namun jika hanya untuk menuruti kemauan dan hasrat seseorang, maka sebaiknya tidak dilakukan karena pada dasarnya yang bersangkutan telah menyalahi kodrat yang dianugerahkan Tuhan

Perubahan jenis kelamin mengakibatkan perubahan status seseorang sehingga data kependudkannya juga harus diseseuaikan, selain itu juga bagi yang seorang muslim juga merubah atas-u mempertegas status kedudukan sebagai ahki waris, apakah sebagai pria atau wanita.

Penetapan Pengaduilan tentang ganti kelamin merupakan sebuah jawaban dan sebuah penemuan hukum, karena belum ada suatu aturan yang mengatur tentang hal tersebut, sehingga tidak terjadi kekosongan hukum.

Lembaga Catatan sipil (Burgerlijke stand) merupakan suatu lembaga yang ditugaskan untuk mencatat dalam suatu daftar tertentu mengenai peristiwa hukum seseorang yang mempengaruhi status keperdataan seseorang salahsatunya mengubah nama, identitas dan lain-lain. Hal ini menentukan status hukum seseorang dengan identitas tertentu dalam hukum perdata

Dalam KUH Perdata tidak dijelaskan secara langsung tentang kasus ganti kelamin dan penetapan status hukumnya namun jika diaplikasikan dan dilihat dari segi perubahan identitas yang dialami Nadia maka dapat dimasukkan dalam pembahasan Catatan Sipil.

Dalam KUH Perdata dijelaskan mengenai perubahan nama sebagaimana pada Pasal 5 (a)-11 Buku Kesatu tentang Orang Bab II Bagian II KUH Perdata tentang nama-nama, perubahan nama-nama dan perubahan nama-nama depan. Namun perubahan jenis kelamin tidak termasuk dalam pasal diatas melainkan masuk dalam pembahasan Pasal 13-16 Buku Kesatu tentang Orang Bab II Bagian III tentang pembetulan akta-akta catatan sipil dan tentang penambahan didalamnya.

Kedua pembahasan tersebut baik perubahan nama maupun perubahan identitas kelamin memiliki proses yang sama yakni harus melalui putusan Pengadilan Negeri. Surat putusan tersebut kemudian dibawa kepada instansi yang berwenang misalnya catatan sipil untuk

(9)

mendapatkan pencatatan identitas yang baru tersebut sebagai pembuktian dan penguatan peristiwa hukum serta pengesahan statusnya yang baru.

Untuk memperoleh kekuatan hukum dan sah sebagai warganegara Indonesia maka ia harus segera mengurus dokumen kependudukannya secara lengkap antara lain Biodata Penduduk, Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), surat keterangan kependudukan, dan Akta Pencatatan Sipil. sebagaimana diterangkan prosesnya dalam Pasal 52 dan 55 Bagian Kesembilan Undang – Undang Administrasi Kependudukan Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pencatatan Perubahan Nama dan Perubahan Status Kewarganegaraan.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

 Aloysius. 1989. Hukum Perdata (Yogyakarta: Liberty)

 Muhammad, Abdulkadir. 2000. Hukum Perdata Indonesia (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti)

 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, terj. R. Subekti dan R.Tjitrosudibio (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 2004)

 Ahmad Rifai, Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Persfektif Hukum Progresif, Sinar Grafika, Jakarta, Mei 2010

Referensi

Dokumen terkait

Slika 62.Karakteristike upravljanja na prednjoj osovini ... Prikaz koordinatnog sustava kotača i položaja značajki ... Prikaz predznaka pomaka kotača u ovisnosti i položaju

Menilai Kepuasan Pelanggan Terhadap CIMB Bagi mengkaji aspek tahap kepuasan pelanggan terhadap perkhidmatan yang disediakan oleh CIMB, pengkaji telah mengemukakan beberapa

Dari Tabel 5 diatas, diketahui bahwa bentuk, bau, homogenitas, dan jenis olesan deodoran batang tipe alkohol gel dengan berbagai konsentrasi lendir daun lidah buaya

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa rata-rata pendapatan/profit usaha per bulan dari kelompok usaha kecil di Kecamatan Singkil Kota Manado sebesar r 1.352.500

Alhamdulillah, segala puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusunan dapat menyelesaikan dan menyusun

Fokus pengembangan aplikasi query fuzzy database ini adalah pada sisi pengukuran tingkat ketepatan suatu query yang diberikan oleh user dapat memetakan dengan tepat

menghidupkan perekomiannya. Perlu dibangun titik-titik suar karena titik koordinat yang baru. Untuk dimaklumi bahwa kondisi eksisting 3 pulau terluar yang ada di Riau,

Faktor selanjutnya yang berpengaruh terhadap tingkat pengangguran yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Beban Tanggungan Penduduk (Dependency Ratio).. Beban