• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN POTENSI BANGUNAN BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) DALAM MERENCANAKAN GEDUNG DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN POTENSI BANGUNAN BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) DALAM MERENCANAKAN GEDUNG DI INDONESIA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN POTENSI BANGUNAN BUILDING INFORMATION MODELING

(BIM) DALAM MERENCANAKAN GEDUNG DI INDONESIA

Rezki Ikhsan Rizaldi, Indra Farni, Rini Mulyani

Jurusan Teknik Sipil,Falkultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang E-mail : isan.oding@gmail.com, indrafarni@yahoo.com, rinimulyani@gmail.com

Abstrak

Perkembangan Building Information Modeling (BIM) di Indonesia sampai saat ini masih sangat terbatas, karena masih belum tersosialisasi dengan baik. BIM merupakan suatu proses perencanaan yang bersifat virtual serta berlandaskan pada teknologi, dimana seluruh informasi yang dibuat dalam model perencanaan tersebut telah terintegrasi dengan baik secara digital. Salah satu software yang telah mengadopsi BIM di dalam perencanaan konstruksi adalah Autodesk Revit. Autodesk Revit dapat digunakan dalam pembuatan gambar rencana proyek, pengelolaan proyek, pengendalian proyek, serta penghitungan kuantitas dan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Tugas akhir ini bertujuan untuk mengkaji potensi penggunaan BIM dalam perencanaan konstruksi di Indonesia, khususnya dalam hal perhitungan RAB. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa perhitungan RAB dengan menggunakan BIM sekitar 10% lebih rendah jika dibandingkan dengan perhitungan secara manual/konvensional. Dalam perhitungan volume secara manual/konvensional seringkali digunakan asumsi-asumsi yang bertujuan untuk memudahkan perhitungan, tetapi dapat meningkatkan volume pekerjaan. Sebagai contoh, perhitungan luas lantai dengan asumsi dari as ke as dinding tanpa dikurangi tebal dinding itu sendiri, luas dinding bata yang tidak memperhitungkan volume kolom/balok, dsb. Sedangkan pada BIM, sistem perhitungan volume sangatlah akurat serta benar-benar sesuai dengan pemodelan pada gambar perencanaan. Kata kunci: BIM, gedung, volume, perencanaan, biaya

(2)

THE POTENTIAL STUDY OF BUILDING INFORMATION MODELING

(BIM) IN BUILDING PLANNING IN INDONESIA

Rezki Ikhsan Rizaldi, Indra Farni, Rini Mulyani

Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning, Bung Hatta University

E-mail : isan.oding@gmail.com, indrafarni@yahoo.com, rinimulyani@gmail.com

Abstract

The development of Building Information Modeling (BIM) in Indonesia until the present moment is still very limited, because not many people know how to use BIM. BIM is a software autodesk revit used for project management, project controls, project design and Budget Plan (RAB). System design using BIM modeling more closely with a view three-dimensional (3D). The use of BIM is using three (3) design models, namely: architectural, structural, and mechanical electrical plumbing. One of the advantages of BIM software is a faster processing of depiction for all components of the structure which has been provided such as foundations, beams, columns, walls, ceilings, windows, doors and others. Differences in the results of calculations using autodesk revit software by conventional methods is on the autodesk revit software volume calculations are done separately between reinforcement and concrete. The others use of BIM is as follows: 1. Efficiency in the addition of building materials; 2. Faster design of BIM Modeling; 3. Aiding the owner and planner to make decisions related to work processes that have too high impact on the cost of the proposed building at an early stage. The results of calculations performed using autodesk revit is the foundation volume amounted to 664.02 m3 whereas conventional calculation result is 633.6 m3. Comparison of the results of the calculation of volume using autodesk revit by conventional methods of ± 10%.

Keywords: autodesk revit, BIM, project, counting

1. PENDAHULUAN

Perkembangan Building Information Modeling (BIM) di Indonesia sampai pada saat sekarang ini masih sangat terbatas, hal itu dikarenakan keterbatasan informasi dan kurangnya pengetahuan tentang cara penggunaan BIM diantara kalangan engineer. Dimasa yang akan datang BIM diproyeksikan mampu membantu engineer

untuk merancang smart building. Selain itu BIM dapat digunakan untuk mendesain suatu gedung, pengendalian suatu proyek, dan menghitung RAB.

Dalam merencanakan gedung, dibutuhkan perencanaan yang baik, sehingga gedung yang akan dibangun dapat memenuhi spesifikasi yang direncanakan. Hal tersebut dapat tercapai serta rencana anggaran biaya

(3)

yang akurat. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, untuk meefesiensikan dalam perencanaan dan ketelitian dalam menghitung rencana anggaran biaya suatu konstruksi gedung, maka digunakan program Autodesk Revit.

Autodesk Revit merupakan salah satu software yang menerapkan Building Information Modeling (BIM) sistem software tersebut terdiri dari 3 komponen yaitu Arsitek, Struktur, dan MEP.

BIM (Bulding Information Modeling) adalah salah satu perkembangan yang paling menjanjiakan dalam industri arsitektur rekayasa dan konstruksi. Dengan teknologi BIM dapat diciptakan suatu model vitural yang teliti dengan tampilan 3D. (Chuck Eastman, Paul Teicholz, Rafael Sackc, Kathleen Liston 2008).

Akan tetapi, penerapan BIM pada tahap perencanaan di Indonesia masih sangat terbatas, khususnya di Indonesia. Atas dasar itu, penulis mencoba melakukan kajian potensi penggunaan BIM dalam perencanaan gedung di Indonesia sehingga tugas akhir ini penulis beri judul “Kajian Potensi Penggunaan Building Information Modeling (BIM) Dalam Penggunaan Gedung Di Indonesia”.

2. METODOLOGI

Adapun langkah-langkah dalam penulisan tugas akhir ini adalah :

Gambar 3.1Diagram alir penelitian 3.2 Rencanaan dan pemodelan gedung

Pada saat mulai mengoperasikan program revit, akan muncul tampilan awal Autodesk Revit 2016 yaitu Project (untuk membuat/membuka project), Families, dan Resources.

Perencanaan & pemodelan gedung

Analisa hasil

Kesimpulan RAB

Perhitungan volume pekerjaan P kinvensional

(4)

Gambar 3.2 Revit 2016 Tahap awal mulai membuat gambar

a. Tahap-tahap membuka tampilan revit:

 Pada menu project klik new.

Maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini:

Gambar 3.3 Tampilan Revit Architecture  Buat terlebih dahulu as bangunan

sebagai acuan desain bangunan.

b. Tahap-tahap pembuatan as bangunan pada aplikasi revit:  Langkah pertama membuat desain as

bangunan mengunakan Revit ini dengan system level elevation dapat dilihat pada menu project browser cari dalam menu tersebut Elevation (building elevation).

 Setelah klik Elevation (building elevation) pilih Rear, fungsi pada rear ini untuk membuat ketinggian (Horizontal).

 Cari menu struktur setelah itu akan muncul menu Datum dalam stuktur tersebut, klik Level, level berguna untuk membuat elevation banggunan.

Gambar 3.4 Tampilan menu structure  Apa bila telah selesai membuat

elevation, edit nama apabila dibutuhkan.

(5)

Gambar 3.5 Pemabagian ruangan Pemodelan Foundation (Pondasi)

a. Tahap-tahap desain pondasi

 Pilih menu strukture lihat dibagain strukture klik isolated.

Gambar 3.6 Isolated (Pondasi)

 Setelah dipilih maka akan muncul porperties dibagian kiri lihat pada properteis isolted tersebut lihat model pondasi yang digunakan.

Gambar 3.7 Porperties Fundation (Pondasi)

 Setelah mengambil model pondasi yang digunakan, lihat project browser dibawah properties pilih pondasi lalu klik at grids.

(6)

 Blok semua denah tersebut setelah itu pilih ceklis finish di menu multiple.

Gambar 3.9 Tahap pemasangan foundation(pondasi)  Hasil pemasangan pondasi

Gambar 3.10 Setalah selesai pemasang foundation (Pondasi)

b. Tahap-tahap pemasangan pembesaian pada pondasi.

 Pada tahap pemasangan pembesian memerlukan section (pemotongan pondasi) klik dua kali section denah pondasi.

Gambar 3.11 Pemotongan foundation (Pondasi)

 Pilih struktur klik rebar lalu klik rebar shope browser.

 Pilih model pembesian yang akan digunakan.

Gambar 3.12 Pemasangan tulangan (Pondasi)

(7)

 Pilih projcet browser lalu lihat pada floor plans klik pondasi.

Gambar 3.13 Project browser (Pondasi)

 Hasil pembesian pada pondasi.

Gambar 3.14 hasil pemodelan pembesian

3.3.1 Perhitungan volume pondasi a. Tahap-tahap perhitungan

 Pilih view klik schcedules lalu pilih schedules/Quantities.

Gambar 3.15 schedule/Quantities (Volume pondasi)

 Maka akan tampil new schedule lihat kategori cari name structural framing schedule.

Gambar 3.16 Hasil perhitungan Revit (volume pondasi)

(8)

 Pilih data-data apa saja yang dibutuhkan.

Gambar 3.17 tampilan schedule propertis (volume pondasi)

 Available fields menunjukan field apa saja yang hendak dimasukkan kedalam schedule.

Ket:

 Add: Berfungsi untuk memindahkan Available fields, menujukan schedule fields. klik tombol untuk memilih/ menambahkan fields yang dipakai.

 Remove: Berfungsi untuk memindahkan schedule fields dan menunjukan Available fields. Klik tombol ini untuk menghapus fields yang tidak digunakan.

 Calculated Value: Opsi ini digunakan untuk menambahkan suatu field dengan persentase atau formula (rumus tersendiri).

 Data yang tertera pada schedule adalah data yang tertera pada identity data dalam family masing-masing. Penggantian apapun yang dilakukan pada schedule dapat memangaruhi family.

Gambar 3.18 Hasil perhitungan Revit (volume pondasi)

(9)

3.4 Perhitungan penulangan (Pondasi, Balok, Kolom, Plat, dan Tangga) Revit dapat digunakan untuk menghitung RencanaAnggaran Biaya (RAB) dengan menghitung volume dari suatu gedung, dalam perhitungan volume beton, perhitungan dilakukan secara otomatis dengan memperhitungkan tulangan atau besi yang terpasang pada balok, kolom ataupun plat. Perhitungan volume beton bertulang pada autodesk revit dilakukan secara terpisah antara balok dan coran beton. Perhitungan volume dilakukan dengan mengambil bentangan bersih suatu balok, kolom ataupun plat.

3.4.1 Rebar (tulangan)

Rebar adalah besi tulangan pada struktur beton yaitu untuk menahan gaya tarik yang timbulkan oleh elemen strukture yang memikul beban. Dimana beton hanya kuat menahan gaya tekan sehingga perlu dibantu dengan material yang kuat menahan gaya tarik yaitu besi baja.

a. Tahap-tahap perhitungan Rebar  Pilih menu schedule keseluruh bangunan

pada ribbon Veiw - Create – schedules – schedule/Quantites lihat pada.

Gambar 3.19 Shedule/ Quantites  Setelah itu, schedule properties akan

tebuka dan menu tab pertama (Fields).

Gambar 3.20 Schedule properties  Availabale fields: menunjukan field

apa saja yang hendak dimasukkan kedalam schedule

Ket:

 Add : Berfungsi untuk memindahkan Available fields, menujukan schedule fields. klik tombol untuk memilih/menambahkan fields yang dipakai.

(10)

 Remove : Berfungsi untuk memindahkan schedule fields dan menunjukan Available fields. Klik tombol ini untuk menghapus fields yang tidak digunakan  Calculated Value: Opsi ini digunakan

untuk menambahkan suatu field dengan persentase atau formula (rumus tersendiri).

Gambar 3.21 Schedule properties 3 Menu tab ke dua adalah filter. filter

digunakan untuk menyaring tampilan yang akan dimunculkan pada list.

Gambar 3.22 Sceduhle properties

4 Menu tab ke tiga adalah sorting/grouping. Menu ini dapat membantu melakukan penyortiran (seperti abjad) dalam kategori yang diinginkan.

Gambar 3.23 Sceduhle properties Ket ;

 Sort by: Mensortir sesuai bidang tertentu.

 Grand totals: Menunjukkan akumulasi keseluruhan. Centeng untuk mengaktifkannya.

 Itemize every instance: Centeng untuk mengaktifkanny. Itemize every instance akan memperlihatkan seluruh objek meskipun mempunyai tipe dan data yang sama.

5 Menu keempat adalah formatting. Formatting dapat mengatur penamaan heading, orientasi dan penajajaran

(11)

Gambar 3.24 Sceduhle properties Ket formatting :

 Fields: Menunjukan nama tampilkan pada heading.

 Heading: Pengisian nama yang ditampilkan pada heading.

 Heading Orientation: Orientasi pada heading.

 Alignment: Justification (penjajara) pada kolom.

6 Data yang tertera pada schedule adalah data yang tertera pada identity data dalam family masing-masing. Penggantian apapun yang dilakukan pada schedule dapat memangaruhi family.

Gambar 3.25 Schedule properties

3. ANALISIS HASIL

1. Perbandingan Perhitungan Revit Dengan Konvensional

Table 4.1 perbandingan perhitungan revit dengan konvensional

(12)

Asumsi yang digunakan dalam perhitungan volume balok pada program revit adalah pada saat perhitungan volume beton bertulang, perhitungan dilakukan terpisah. Maksudnya adalah saat menghitung volume pondasi, balok, kolom, dan plat lantai perhitungan volume antara coran dan pembesian dilakukan secara terpisah, sehingga volume yang didapatkan lebih detail dibandingkan dengan perhitungan secara konvensional. Selain itu, volume pondasi, balok, kolom, plat lantai, tangga, yang dihitung di ambil dari panjang bersih balok (Tidak As ke As).

2. Perhitung Revit

Table 4.2 Perhitungan revit

3. Perhitung konvensional c. Pekerjaan Pondasi Poer 3,00 x 3,00 x 1.100 M banyak titik = 64,00 Panjang =3,00 M / 5,00 M Lebar = 3,12 cm Tinggi = 1,10 cm volume 64,00x 3,00x 3,12x 1,10 =85,74 M3 d. Pekerjaan kolom Kolom 70 x 70 cm Banyak titik =64,00 Tinggi Kolom =23,70 m Dimensi 1 = 0,70 cm Dimensi 2 = 0,70 cm volume 23,70 x 0,70 x0,70x64,00=43,23 M3 e. Pekerjaan Balok Balok 400 x 1000 cm banyak = 6,00 unit Panajng Balok = 54,60M Dimensi 1 =0,40cm Dimensi 2 =1,00 cm Volume 6,00x54,60x 0,40 x1,00=131,04 M3

(13)

f. Balok 500 x 850cm banyak = 8,00 unit Panajng Balok =55,60 M Dimensi 1 =0,50 cm Dimensi 2 =0,85 cm Volume 8,00 x55,60x 0,50 x 0,85 = 189,04 M3 g. Balok 400 x 700cm Banyak = 15,00 unit, P=54,60 M Banyak = 22,00 unit, P=55,60 M Dimensi 1 = 0,40 cm Dimensi 2 = 0,70 cm Volume 15,00 x54,60x0,40 x0,70 = 29,31M3 22,00 x 55,60 x 0,40 x 0,70 = 342,49 + 229,31 = 571,8 M3 h. Balok 350 x 700cm Banyak =16,00unit , P = 55,60 M banyak =20,00 unit,P = 54,60 M Dimensi 1 = 0,35 cm Dimensi 2 = 0,70 cm Volume 16,00 x 55,60 x 0,35 x0,70 =217,95 M3 20,00 x 54,60 x 0,35x 0,70 = 265,54 M3 217,95 + 265,54 = 485,49 M3

i. Pekerjaan plat lantai  Lower ground 1 Tebal 30cm Luas = P x l 54,60 x 55,60 = 3.035,76 M2 3.035,76 x 0,30 = 910,73 M3  Ground floor Tebal 15cm Luas = P x l 54,60 x 55,60 = 3.035,76 3,70 x 4,90 = 18,13 18,13 – 3.035,76 = 3.017,63M2 3.017,63 x 0,15 = 452,64  Uper ground Tebal 15cm Luas = P x l 54,60 x 55,60 = 3.035,76 3,70 x 4,90 = 18,13 18,13 – 3.035,76 = 3.017,63M2 3.017,63 x 0,15 = 452,64  1st floor Tebal 15cm Luas = P x l 54,60 x 55,60 = 3.035,76 3,70 x 4,90 = 18,13 18,13 – 3.035,76 = 3.017,63M2 3.017,63 x 0,15 = 452,64

(14)

 2nd floor Tebal 15cm Luas = P x l 54,60 x 55,60 = 3.035,76 3,70 x 4,90 = 18,13 18,13 – 3.035,76 = 3.017,63 M2 3.017,63 x 0,15 = 452,64 M3  Roof top Tebal 12 cm Luas = P x l 54,60 x 55,60 =3.035,76 M2 3.035,76 x 0,12 = 364,29 M3

j. Pekerjaan pas batu bata  Pas. Bata 1 : 4 Lower ground Panjang Dinding Bruto

Vertikal 54,60 x 1,00 = 54,60 Horizontal 56,00x2,00 =112,00 54,60 + 112,00 = 166,60 M Tinggi Pasangan = 2,60 M Volume 166,60 x 2,60 =433,16 M2

Dikurangi Luas Kusen, jendela, Ventilasi

P1 = 2,10 x 1,20 x 6,00 =15,12 M2 J1 = 1,00 x 1,50 x 6,00 = 9,00 M2

J2=2,10x1,50x16,00 =50,40 M2 + = 74,52 M2

Pasangan Bata Netto 433,16 - 74,5 = 358,64 M2

 Pas. Bata 1 : 4 Ground floor Panjang Dinding Bruto

a. Vertikal= 54,60 x 1,00 = 54,60 b. Horizontal=56,00 x2,00=112,00 + =166,60 M Tinggi Pasangan = 4,00M Volume 166,60 x 4,00 =666,40 M2

 Pas. Bata 1 : 4 Uper ground Panjang Dinding Bruto

Vertikal 54,60 x 1,00 = 54,60 Horizontal 56,00x2,00 =112,00 54,60 + 112,00 = 166,60 M Tinggi Pasangan = 2,60 M Volume 166,60 x 2,60 =433,16 M2

Dikurangi Luas Kusen, jendela, Ventilasi

P1 = 2,10 x 1,20 x 6,00 =15,12 M2 J1 = 1,00 x 1,50 x 6,00 = 9,00 M2

J2=2,10x1,50x16,00 =50,40 M2 + = 74,52 M2

(15)

Pasangan Bata Netto 433,16 - 74,5 = 358,64 M2

 Pas. Bata 1 : 4 Lantai 1 Panjang Dinding Bruto Vertikal 54,60 x 1,00 = 54,60 Horizontal 56,00x2,00 =112,00 54,60 + 112,00 = 166,60 M Tinggi Pasangan = 2,60 M Volume 166,60 x 2,60 =433,16 M2

Dikurangi Luas Kusen, jendela, Ventilasi

P1 = 2,10 x 1,20 x 6,00 =15,12 M2 J1 = 1,00 x 1,50 x 6,00 = 9,00 M2

J2=2,10x1,50x16,00 =50,40 M2 + = 74,52 M2 Pasangan Bata Netto

433,16 - 74,5 = 358,64 M2

 Pas. Bata 1 : 4 Lantai 2 Panjang Dinding Bruto Vertikal 54,60 x 1,00 = 54,60 Horizontal 56,00x2,00 =112,00 54,60 + 112,00 = 166,60 M Tinggi Pasangan = 2,60 M Volume 166,60 x 2,60 =433,16 M2

Dikurangi Luas Kusen, jendela, Ventilasi

P1 = 2,10 x 1,20 x 6,00 =15,12 M2 J1 = 1,00 x 1,50 x 6,00 = 9,00 M2

J2=2,10x1,50x16,00 =50,40 M2 + = 74,52 M2

Pasangan Bata Netto 433,16 - 74,5 = 358,64 M2

k. Pas. Bata 1 : 4 Ground floor Panjang Dinding Bruto

a. Vertikal= 54,60 x 1,00 = 54,60 b. Horizontal=56,00 x2,00=112,00 + =166,60 M Tinggi Pasangan = 4,00M Volume 166,60 x 4,00 =666,40 M2

Jumlah keseluruhan batu-bata

358,64 +666,40 + 666,40 + 666,40 + 666,40 =3024,24 M2

(16)

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan penulis dalam Kajian Potensi Bangun Building Information Modeling Dalam Merencanakan Gedung Di Indonesia di ambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil perhitungan volume beton

bertulang antara revit sedikit lebih efisien dibandingkan dengan perhitungan cara konvensional. 2. Perhitungan volume beton bertulang

dengan menggunakan program revit dilakukan dengan cara terpisah antara pembesian dengan beton, beda halnya dengan menggunakan metode konvensional.

3. Perbandingan antara volume revit dengan volume konvensional ±10%

DAFTAR PUSTAKA

Chuck Eastman, Paul Teicholz,,Rafael Sacks, and Kathleen Liston 2008, BIM Handbook: A Guide to Building Information Modeling for Owners, Manager,Designers, Engineers, and Contractors, Canada.

Carmona, J., and Irwin, K. (2007). “BIM: Who, what, how and why.” Building Operating Management.

〈http://www.facilitiesnet.com/software/ar ticle/BIM-Who-What-How-and-Why– 7546〉.

Faldo Andreo H 2014, Autodesk Revit Architecture, Yogyakarta

Howardw. Ashcraft. 2008, Building Information Modeling: A Framework for Collaboration, form or by any means or stored in an electronic database or retrieval system without the express written consent of the American Bar Association.

Infocom international. Building Information Modeling(http:community.infocomm .org).

Nawari O. Nawari Michael Kunenstle. 2015, Building Information Modeling: Framework for Structural Desing, Francis.

Salman Azhar, PH.D., A.M.ASCE. 2011, Building Information Modeling (BIM): Trends,Benefits, Risks, and Challenges for the AEC Industry, Leadership Manage. Eng.

Su-Ling Fan1, Chen-Hua Wu and Chien-Chun Hun, “Integration of Cost and Schedule Using BIM,” Journal of Applied

(17)

Science and Engineering, Vol. 18, No. 3, pp. 223_232 (2015).

Thesis Mehmet F. Hergunsel. 2011, Benefits Of Building Information Modeling For Construction Managers And BIM Based Scheduling, Worcester Polytechnic Institute.

Gambar

Gambar 3.1Diagram alir penelitian
Gambar 3.3 Tampilan Revit Architecture
Gambar  3.7 Porperties Fundation  (Pondasi)
Gambar 3.12 Pemasangan tulangan  (Pondasi)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perhitungan untuk plat lantai dan tangga beton. Tahap V : Perencanaan kolom dan balok Meliputi asumsi dimensi awal kolom dan balok, analisis beban yang terjadi

Struktur atas mencakup perencanaan atap (kuda-kuda) dan beton bertulang ( plat lantai, tangga, balok dan kolom), sedangkan struktur bawah mencakup struktur pondasi. Dalam

Struktur atas mencakup perencanaan atap (kuda-kuda) dan beton bertulang ( plat lantai, tangga, balok dan kolom), sedangkan struktur bawah mencakup struktur pondasi. Dalam

Struktur atas mencakup perencanaan atap (kuda-kuda) dan beton bertulang ( plat lantai, tangga, balok dan kolom), sedangkan struktur bawah mencakup struktur pondasi. Dalam

Perencanaan ini dibatasi pada perencanaan struktur dari gedung, yaitu struktur atap (kuda-kuda) dan beton bertulang (plat lantai, tangga, balok, kolom, dan perencanaan

Perancangan gedung perkuliahan ini mencakup struktur plat atap, plat lantai, tangga, kolom, balok, pondasi tiang pancang, poer dan sloof. Kata kunci: perancangan, sistem

Perbedaan yang terjadi pada penulangan balok dan kolom disebabkan adanya faktor perbedaan pada saat proses penginputan pada data pembebanan seperti pada data beban mati data SAP 2000

Pada penelitian ini dilakukan permodelan Gedung Kuliah Terpadu 1 GKT1 Politeknik Negeri Bengkalis dengan sistem BIM pada penggunaan software Autodek Revit 2020 dan perhitungan Rencana