• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proporsionalitas Anggota DPRD: Kajian Terhadap Proses Rekrutmen Anggota DPRD Hasil Pemilu 2004 di Kabupaten Wonogiri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proporsionalitas Anggota DPRD: Kajian Terhadap Proses Rekrutmen Anggota DPRD Hasil Pemilu 2004 di Kabupaten Wonogiri"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Proporsionalitas Anggota DPRD:

Kajian Terhadap Proses Rekrutmen Anggota DPRD

Hasil Pemilu 2004 di Kabupaten Wonogiri

Dwi Tiyanto

Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstrak

Penelitian ini merupakan sebuah langkah untuk mencoba melakukan evaluasi atas jalannya kegiatan Politik lima tahunan yang dalam terminologi politik sering disebut sebagai Pemilih-an Umum; khususnya mengenai bagaimPemilih-ana Sistem PemilihPemilih-an yPemilih-ang dipergunakPemilih-an dalam Pe-milu legislatif yang terakhir dilaksanakan yakni PePe-milu pada tahun 2004, dengan berlandas-kan pada Undang-Undang No. 12 Tahun 2003.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proporsionalitas keanggotaan DPRD yang diperoleh melalui Pemilu 2004 di Kabupaten Wonogiri. Diambilnya DPRD Wo-nogiri sebagai obyek penelitian mengingat bahwa disanalah merupakan satu-satunya DPRD di bekas wilayah Karesidenan Surakarta, yang memiliki 2 orang angota yang terpilih sebagai anggota DPRD dengan melampaui angka Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) seperti diatur dalam pasal 107 UU No. 12 Tahun 2003. Karena penelitian ini masih bersifat penelitian awal, yakni berupa penjajagan, maka metode yang dilakukan dengan menggunakan metode analisis data sekunder, yang diperoleh dari DPRD Kabupaten Wonogiri dan KPUD Kabupaten yang sama.

Hasil penelitian ternyata diketahui bahwa secara proporsionalitas penggunaan sistem campuran yakni perwakilan berimbang dengan daftar terbuka, yang dipergunakan dalam Pemilu legislatif tahun 2004 belum mampu menjaring banyak anggota dewan yang mampu melebihi BPP, kebanyakan anggota karena diuntungkan ketika pencalonannya berada pada posisi jadi, menempati nomor urut atas/kecil yang telah diatur oleh partai politik yang mencalonkannya, sehingga pada Daerah pemilihan partai politiknya meraih kursi di dewan, otomatis jatah kursinya diambil oleh calon legislatif yang memiliki nomor atas tersebut.

Untuk itu direkomendasikan agar terwujud kinerja dewan perwakilan rakyat yang re-presentatif, kelak dalam Pemilu-pemilu yang akan datang bisa direvisi Sistem Pemilihan yang selama ini dipergunakan dengan menggunakan sistem mayoritas sederhana, sehingga kapasi-tas kader partai politik yang akan menentukan bukan kepentingan partai politik apalagi pe-ngurus partainya.

Keywords: Pemilu, proporsionalitas legislatif, komunikasi politik, Wonogiri.

Pendahuluan

Perkembangan demokrasi di Indonesia mengalami pasang surut yang sangat dinamis sesuai dengan perkembangan sistem politik yang melingkupinya. Perubahan menuju

tran-sisi demokrasi, seperti yang diusung oleh semangat reformasi akhirnya telah merubah se-cara struktural sistem politik yang selama ini di-anggap sangat berpihak pada kekuasaan ekse-kutif menjadi lebih condong kepada kekuatan legislatif. Apalagi dengan serangkaian

(2)

amande-men yang telah empat kali dilakukan terhadap konstitusi negara, maka muncul beberapa atur-an perundatur-angatur-an sebagai aturatur-an orgatur-anik yatur-ang harus dibuat sebagai konsekwensi terhadap per-ubahan UUD 1945 tersebut, beberapa aturan pokok itu khususnya di bidang politik antara lain Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum, Un-dang-Undang Nomor 23 tahun 2003 tentang Pe-milihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang kese-muanya telah merubah secara struktural sistem pemerintahan yang ada sejak reformasi politik dilakukan.

Undang-Undang nomor 12 tahun 2003 tentang pemilu menggunakan sistem

atau sering disebut Sis-tem Perwakilan Berimbang (

). Oleh karea itu sejak diundang-kannya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2003 tersebut sistem pemilihan anggota legislatif di-dasarkan pada sistem Proporsional Daftar Ca-lon Terbuka (

); dimana pemilih dalam me-nentukan pilihan politiknya kecuali mencoblos tanda gambar partai politik, juga mencoblos na-ma calon anggota legislatif dari partai bersang-kutan yang dikehendakinya.

Lebih lanjut konsekwensi dari sistem pe-milu yang demikian ini, maka seseorang calon legislatif yang bisa memenuhi angka Bilangan Pembagi Pemilih otomatis akan langsung terpi-lih menjadi anggota Dewan; sedangkan calon yang tidak mencapai angka BPP, penetapan ca-lon terpilih ditetapkan berdasarkan nomor urut pada daftar calon di daerah pemilihan yang ber-sangkutan (lihat UU Nomor 12 tahun 2003 pa-sal 107). Dengan demikian dapat dimaknai bah-wa anggota legislatif yang terpilih disebabakan oleh perolehan suara yang sama atau melebihi BPP maka yang bersangkutan telah memenuhi azas proporsionalitas, sementara bagi mereka yang terpilih meskipun tidak memenuhi angka BPP tetapi berdasarkan nomor urut daftar pencalonan di daerah pemilihan mereka, dapat dikatakan tidak memenuhi azas proporsionali-tas, dan ini berlaku bagi anggota legislatif Pusat DPR maupun daerah atau DPRD.

Untuk keperluan itulah peneliti tertarik Multy-Member Constituency

Proportional Re-presentation

Opened List Proportional Repre-sentation System

untuk meneliti apakah azas proposionalitas ter-sebut telah terpenuhi dalam rekrutmen anggota dewan legislatif DPRD yang dihasilkan dari pe-nyelenggaraan Pemilu tahun 2004 yang lalu. Kemudian mengingat hasil Pemilu Legislatif Daerah di Kabupaten Wonogiri ternyata meng-hasilkan fenomena politik yang sangat menarik, yakni bahwa diantara beberapa kabupaten yang terdapat di bekas wilayah Karesidenan Surakar-ta, maka hanya di Kabupaten Wonogiri terdapat dua kandidat anggota DPRD yang berhasil me-menuhi azas proporsionalitas dalam arti meme-nuhi Bilangan Pembagi Pemilih (BPP), sehing-ga densehing-gan demikian langsung bisa menduduki kursi di lembaga perwakilan daerah setempat, sementara tidak ada seorangpun kandidat di ka-bupaten lainnya di wilayah tersebut yang bisa menjadi anggota DPRD dengan memenuhi azas proposionalitas tersebut, maka peneliti bermak-sud untuk meneliti tentang apa dan bagaimana serta mengapa terdapat dua kandidat legislatif daerah di Kabupaten Wonogiri tersebut bisa memenuhi azas proporsionalitas sehingga ter-pilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Wono-giri.

Berdasarkan pemaparan dimuka maka di dalam penelitian ini diajukan suatu perumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah Azas Proporsionalitas dalam Proses Rekrutmen Ang-gota DPRD hasil Pemilu 2004 di Kabupaten Wonogiri?”

Penelitian ini dapat dikategorikan ke da-lam penelitian diskriptif penelitian diskriptif-kualitatif dengan mengambil bentuk Studi Ka-sus, yakni sebuah penelitian yang dilakukan ter-batas pada usaha mengungkapkan suatu masa-lah, keadaan atau peristiwa bahkan fenomena sebagaimana adanya sehingga bersifat peng-gambaran fakta yang terjadi. Fenomena ini sa-ngat bersifat spesifik sehingga dapat diklasifi-kasikan ke dalam studi kasus, dimana hasil pe-nelitian ini diarahkan pada pemberian gambar-an secara obyektif tentgambar-ang keadagambar-an ygambar-ang sebe-narnya dari obyek penelitian yang sedang diteli-ti, yakni proses rekrutmen anggota DPRD di Kabupaten Wonogiri berdasarkan Undang-Un-dang Nomor 12 Tahun 2003.

Sedangkan rancangan penelitian ini Perumusan Masalah

(3)

menggunakan teknik penyamplingan yang ber-sifat Total Sampling, dalam pemahaman bahwa semua responden yang dijadikan unit analisis penelitian ini adalah semua anggota DPRD Ka-bupaten Wonogiri yang berhasil menjadi ang-gota DPRD yang akan menjadi dasar bagi pe-ngumpulan dan analisis datanya, sedangkan da-ta-data lain bersifat komplementer yang akan dipergunakan untuk melengkapi data dari para responden dalam penelitian ini yang tentunya akan diperoleh dengan menggali dari sumber data yang bersifat sekunder baik dari dokumen resmi lembaga KPUD Kabupaten Wonogiri maupun dari DPRD Kabupaten Wonogiri.

Untuk menguji keabsahan data yang te-lah didapatkan, maka dalam penelitian ini di-pergunakan triangulasi data, yakni dengan me-lakukan pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan atau memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 1994:178); di mana apabila mem-pergunakan klasifikasi dari Denzin (1978) yang membedakan adanya empat jenis triangulasi data sebagai teknik pemeriksaan yang meliputi penggunaan sumber, metode, penyidik dan teo-ri, maka dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan uji keabsahan data berdasarkan kepada penggunaan sumber data sebagai teknik trianggulasinya. Untuk itu data yang dikumpul-kan dan adikumpul-kan dianalisis yang diperoleh dari ang-gota DPRD yang dipilih secara langsung karena dapat melampaui BPP akan dikonfirmasikan dengan data dari sumber-sumber lain baik dari dalam lembaga DPRD Kabupaten Wonogiri maupun dari KPUD Kabupaten Wonogiri.

Berdasarkan data yang dikumpulkan se-lama penelitian ini, terutama dari dokumentasi yang terdapat di Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Wonogiri dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Dae-rah (KPUD) Kabupaten Wonogiri, maka dapat disajikan penelitian sebagai berikut:

Dikarenakan jumlah penduduk Kabupa-ten Wonogiri telah mencapai 1.122.557 jiwa, sementara berdasarkan aturan perundangan-un-dangan yang ada maka jumlah anggota DPRD yang berada di daerah tersebut telah ditetapkan Hasil Penelitian

A. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Wonogiri

sebanyak 45 orang. Berdasarkan hasil pemilih-an umum (PEMILU) ypemilih-ang diselenggarakpemilih-an tahun 2004 yang lalu maka telah ditetapkan jumlah dan susunan keanggotaan DPRD Kabu-paten Wonogiri sebanyak 45 orang anggota DPRD yang terdiri dari perwakilan 5 (lima) par-tai politik yang mengikuti jalannya pemilihan umum tahun 2004 yang lalu, yakni dari PDIP 24 orang, partai Golkar 12 orang dan partai Demo-krat 1 orang.

Wakil rakyat sebanyak 45 orang tersebut yang berasal dari 5 partai pemenang pemilu 2004 di kabupaten Wonogiri kemudian dike-lompokkan ke dalam 4 (empat) Fraksi, yang ter-diri dari Fraksi PDIP, Fraksi Partai Golkar, Fraksi PAN dan Fraksi PKS, di mana masing-masing Fraksi memiliki susunan keanggotaan seperti tersaji pada Tabel 1 sampai Tabel 4.

Dengan demikian dari ke 45 anggota DPRD Kabupaten Wonogiri tersebut telah terserap ke dalam 4 Fraksi yang dibentuk di DPRD, dan hanya satu orang wakil yakni dari Partai Demokrat karena jumlahnya hanya 1 orang, maka tidak memungkinkan untuk membentuk Fraksi tersendiri, sehingga bergabung ke dalam Fraksi PKS.

DPRD Kabupaten Wonogiri memiliki 4 (empat) Komisi yang dibagi berdasarkan alfa-betisasi, yakni mulai dari Komisi A yang mem-bidangi Bidang Pemerintahan. Komisi B dang Ekonomi dan Keuangan, Komisi C Bi-dang Pembangunan dan Komisi D membiBi-dangi Bidang Kesejahteraan Rakyat.

Hasil Pemilu Legislatif DPRD Kabupa-ten Wonogiri telah ditetapkan oleh Komisi Pe-milihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Wonogiri melalui Rapat Pleno Terbuka yang di-ikuti dan disaksikan oleh seluruh Pimpinan Par-tai Politik peserta Pemilu tahun 2004 beserta para saksinya. Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Agama, Lembaga Swadaya Masyarakat, Orga-nisasi Masyarakat, dan undangan lainnya, serta Badan Penyelenggaraan Pemilu di Kabupaten Wonogiri

Penetapan dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2004 tertunda selama 4 (empat) hari karena mundurnya penetapan hasil pemilu 2004 secara nasional oleh Komisi Pemilihan Umum. Pene-tapan dilakukan untuk menghitung dan mene-tapkan perolehan kursi kemudian ditentukan

B. Penetapan Hasil Perolehan Kursi dan Calon Terpilih Anggota DPRD

(4)

calon terpilih dari masing-masing Partai Politik peserta Pemilu sesuai denga jumlah kursi yang mereka peroleh. Untuk Kabupaten Wonogiri bahan yang dipergunakan untuk penetapan ini adalah Berita Acara dan Sertifikat hasil penghi-tungan suara yang telah ditandatangani pada Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Peng-hitungan Suara di Kabupaten Wonogiri.

Penetapan telah dilakukan untuk setiap Daerah Pemilihan pemilu Anggota DPRD Ka-bupaten Wonogiri dan dimulai dari Daerah Pe-milihan Wonogiri 1 (satu) sampai Daerah Pemi-lihan 5. Setiap daerah PemiPemi-lihan dilakukan hingga selesai yakni dari Penetapan BPP (Bila-ngan Pembagi Pemilih), perolehan kursi hingga CalonAnggota DPRD Kabupaten Wonogiri ter-pilih. (lihat KPU Kabupaten Wonogiri, 2004). Alur penetapan hasil Pemilu Anggota DPRD Kabupaten Wonogiri tahun 2004 tersebut dapat dilihat pada Bagan 1.

1.Penetapan Perolehan Kursi

Langkah-langkah dalam penetapan hasil Pemilu dilalui dengan menetapkan perolehan kursi masing-masing partai politik peserta pe-milu di Kabupaten Wonogiri. Penetapan pero-lehan kursi masing-masing Partai Politik peser-ta Pemilu di setiap Daerah Pemilihan (Dapil) di-lakukan dengan memenuhi mekanisme dan ke-tentuan sebagaimana diatur:

a. P

Apabila jumlah suara sah partai politik sama atau lebih besar daripada angka BPP, maka diperoleh kursi dalam penghitungan tahap pertama, dengan kemungkinan masih terda-pat sisa suara sah partai politik yang dihitung dalam penghitungan tahap kedua,

Apabila jumlah suara sah partai politik lebih kecil daripada angka BPP, dalam penghitu-ngan tahap pertama sebagaimana dimaksud pada ketentuan diatas tidak memproleh kursi dan jumlah suara sah partai politik tersebut dikategorikan sebagai sisa suara sah partai politik yang dihitung dalam penghitungan ta-enetapan angka bilangan Pembagi Pemilih (BPP) untuk setiap Daerah Pemilihan, yakni diperoleh dengan membagi jumlah suara sah partai politikyang diperoleh di DP tertentu dengan jumlah kursi yang tersedia di Daerah Pemilihan bersangkutan.

b. Setelah Angka BPP diperoleh selanjut-nya jumlah suara sah masing-masing partai po-litik dibagi dengan angka BPP, denga ketentu-an:

hap kedua,

Pembagian sisa kursi pada penghitungan ta-hap kedua, dilakukan dengan cara membagi-kan sisa kursi yang terbagi satu demi satu berturut-turut, dimulai dari partai politik yang mempunyai sisa suara paling banyak sampai sisa kursi tersebut habis terbagi; Apabila jumlah partai politik yang mempu-nyai jumlah sisa suara sama lebih banyak da-ripada jumlah sisa kursi yang belum terbagi habis, maka sisa kursi tersebut dibagikan ke-pada partai politik yang bersangkutan berda-sarkan undian;

Undian sebagaimana dimaksud, dilakukan dalam rapat pleno KPU Kabupaten Wonogiri yang dihadiri Saksi dan Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Wonogiri serta undangan, dengan ketentuan masing-masing partai poli-tik yang mengikuti undian memiliki kesem-patan yang sama dalam memperoleh satu sisa kursi.

Untuk Pemilu legislatif tahun 2004 yang lalu hasil penghitungan BPP dari masing-ma-sing daerah Pemilihan adalah sebagai berikut: a. Dapil Wonogiri 1: suara sah 137.015, jumlah

kursi 10, BPP 13.702;

b. Dapil Wonogiri 2: suara sah 122.110, jumlah kursi 9, BPP 13.568;

c. Dapil Wonogiri 3: suara sah 109.962, jumlah kursi 9, BPP 12.218;

d. Dapil Wonogiri 4: suara sah 110.644, jumlah kursi 9, BPP 12.294;

e. Dapil Wonogiri 5: suara sah 137.203, jumlah kursi 9, BPP 14.150.

Pada saat penetapan kursi ternyata di-warnai suasana yang tegang, karena dari 45 kur-si yang diperebutkan dari makur-sing-makur-sing dae-rah pemilihan, terdapat 30 kursi yang diperoleh masing-masing partai politik melalui peraihan suara penuh, sedangkan 15 kursi sisanya diper-rebutkan dengan melalui penghitungan sisa suara sah masing-masing partai politik. Pada penghitungan dan penetapan kursi tersebut di-hasilkan penetapan sebagai berikut:

a. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memperoleh 21 kursi penuh dan 3 kursi dari sisa suara sah;

b. Partai Golkar mendapatkan 9 kursi penuh dan 3 kursi dari sisa suara sah;

c. Sedang 3 partai lain, yakni PAN mendapat-kan 4 kursi, PKS 4 kursi dan Partai Demokrat 1 kursi masing-masing memperoleh dari sisa suara sah.

(5)

Dengan demikian dari 45 kursi di DPRD Kabupaten Wonogiri yang diperebutkan, akhir-nya setelah melalui penghitungan suara dan kursinya, diperoleh komposisi PDIP memper-oleh 24 kursi, Partai Golkar 12 kursi, PAN 4 kursi, PKS 4 kursi dan Partai Demokrat 1 kursi. Secara rinci, perolehan kursi DPRD Kabupaten Wonogiri dari hasil Pemilu 2004 disajikan da-lam Tabel 5 dan Tabel 6.

C. Proposionalitas Keanggotaan DPRD Kabupaten Wonogiri

Berdasarkan data yang tersaji di muka, dapat dinyatakan meskipun dibandingkan ke-anggotaan DPRD Kabupaten-Kabupaten dan kota lain, keanggotaan DPRD Kabupaten Wo-nogiri relatif ada yang bisa memenuhi ketentu-an yketentu-ang terdapat dalam pasal 107 dari Undketentu-ang- Undang-Undang No. 12 tahun 2003, dimana keanggota-an seseorkeanggota-ang keanggota-anggota dewkeanggota-an disebabkkeanggota-an oleh adanya dukungan suara yang bias memenuhi Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) di Daerah Pe-milihannya (DP), yakni sebanyak 2 (dua) orang dari 45 (empat puluh lima) orang anggota DPRD Kabupaten Wonogiri, sementara menu-rut data yang ada pada KPUD di daerah-daerah lain di wilayah Surakarta, tidak ada satupun anggota DPRD yang ditetapkan keanggotaan-nya setelah memenuhi BPP, dalam perspektif ini maka keanggotaan DPRD Kabupaten Wo-nogiri relatif lebih baik.

Namun demikian secara internal dilaku-kan perhitungan analisis secara kualitatif, maka sebenarnya dari 2 orang anggota yang bisa me-menuhi BPP tersebut, yakni atas nama Wawan Setya Nugraha, S.Sos dan Muhammad Zainu-din, S.Sos, yang masing masing mewakili Dae-rah Pemilihan Wonogiri 1 dan Wonogiri 2 dan keduanya berasal dari PDIP, belum dikatakan ideal memenuhi azas proposionalitas dalam pe-ngangkatannya, sebab jikalau harus diprosenta-sekan maka akan didapat nilai prosentase yang masih rendah, yakni sebesar 4,44% saja dari ke-seluruhan anggota DPRD Kabupaten Wonogiri. Kemudian secara internal kepartaian PDIP ting-kat proposionalitasnya juga masih rendah yakni 8,33%.

Data lain yang lebih menarik yang dida-pat dari dokumentasi KPU Kabudida-paten Wonogi-ri, ternyata terungkap ada banyak anggota DPRD yang diangkat dengan dukungan suara yang minim jauh dari BPP, tetapi karena sistem

mendukungnya yakni dari hitungan sisa suara sah, untuk membagi kursi sisa yang sebanyak 15 tersebut, maka apabila azas proposionalitas ini diperhitungkan jelaslah banyak anggota yang tidak memenuhinya, semisal ada anggota DPRD dari partai besar di Kabupaten Wonogiri yang bisa diangkat menjadi anggota Dewan cu-kup dengan mendapatkan dukungan 1.231 sua-ra, namun karena partainya meraih 5 kursi di Daerah Pemilihan tersebut, sementara dalam daftar Calon Legislatif dia berada pada nomor 4, maka secara otomatis partainya akan mene-tapkan dia sebagai anggota terpilih nomor 4 di Daerah Pemilihannya, bahkan anggota dari Par-tai lain yang lebih kecil bisa menjadi anggota DPRD Kabupaten Wonogiri, dengan dukungan suara yang sangat tidak signifikan yakni hanya sebesar 420 suara, namun lagi-lagi karena di dalam daftar pencalonannya yang bersangkutan yang kebetulan orang atas pada partai politik-nya di daerah bersangkutan, dan untuk daerah pilihan yang bersangkutan didudukkan pada nomor urut 1, dan ketika partainya meraih kursi dari sisa suara sah yang diperolehnya, maka ja-tah 1 kursi tersebut tentunys untuk yang ber-sangkutan, meskipun jika dihitung perolehan suaranya sangat kecil sekali.

Dengan demikian terlihat bahwa kecuali dua orang anggota yang bisa memenuhi BPP tersebut, banyak anggota DPRD di Kabupaten Wonogiri yang secara legitimasi dukungan sua-ranya, sangat tidak signifikan, namun karena sistem Pemilu mengatur yang demikian itu, da-lam arti mempersandingkan sistem daftar calon legislatif di samping partai politiknya, maka masih banyak aktor-aktor politik yang sebenar-nya tidak kuat mengakar, namun karena memi-liki kekuasaan di partai pilitiknya, maka akan dengan mudah meraih akses kekuasaan di De-wan, apabila partainya dapat jatah kursi di Dae-rah Pemilihannya, karena sudah tentu para pe-tinggi partai akan dicalonkan pada posisi nomor kecil atau nomor jadi, sehingga tanpa susah pa-yah membangun dukungan asalkan Partai Poli-tik mereka adalah partai yang banyak massa pendukungnya, maka dapat dipastikan partai-nya akan meraih kursi di Dewan, dan para calon pemilik nomor urut kecil, yang biasanya para petinggi partai atau aktor-aktor politik yang me-miliki akses dengan kekuasaan partai akan de-ngan mudah meraih kursi di dewan

(6)

Penutup A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang berhasil dikum-pulkan dan setelah dilakukan analisis, bisa di-simpulkan sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan Pemilu dengan mempergunakan Sistem Pemilihan seperti yang dipergunakan dalam Pemilu 2004, yang salah satu tujuannya untuk memilih anggota legislatif baik di Pusat maupun Daerah, ternyata sulit un-tuk bisa mendapatkan anggota legislatif yang benar-benar representatif mewakili rakyat;

2. Untuk daerah Kabupaten Wonogiri, meskipun mengalami kesulitan namun realitas politik masih menunjukkan adanya fenomena yang menarik karena terdapat dua orang ang-gota DPRD yang dipilih menjadi angang-gota de-wan, karena mendapat dukungan suara melebi-hi batas angka BPP dari Daerah Pemilihan me-reka; mereka itu adalah wakil dari Partai Demo-krasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yakni Wa-wan Setya Nugraha, S.Sos yang meraih duku-ngan 14.107 suara, melebihi BPP dari Daerah Pemilihan Wonogiri 1 sebesar 13.702. Semen-tara yang bersangkutan pada daftar pencalonan partai PDIP untuk Daerah Pemilihan tersebut ada pada urutan ke 4 (empat). Sedangkan ang-gota lain adalah Muhammad Zainudin, S.Sos yang meraih dukungan suara 20.378 jauh dari angka BPP untuk Dapil Wonogiri 2 sebagai ba-sis peraihan suaranya sebesar 13.568; dan posi-si pencalonannya pun berada pada nomor 5.

3. Meskipun terdapat dua anggota yang bisa memenuhi BPP di DPRD Kabupaten Wo-nogiri, namun dari aspek proporsionalitas ke-anggotaan, sebenarnya tidak proporsional, ka-rena dari 45 anggota dewan, yang 43 dipilih dan diangkat sebagai anggota dewan karena diten-tukan oleh partai politik yang mencalonkan me-reka, sehingga dengan demikian angka propor-sionalitas yang terdapat di DPRD Kabupaten Wonogiri masih sangat rendah, yakni sebesar 4,44%.

4. Sedangkan apabila dilihat angka pro-porsionalitas dari perspektif internalpun, yakni PDIP maka ditemukan angka proporsionalitas sebesar 8,33% mengingat anggota DPRD Ka-bupaten Wonogiri yang berasal dari PDIP seba-nyak 24 orang.

5. Dikarenakan sistem pemilihan yang dipergunakan memang masih menumpulkan pengangkatan keanggotaan seseorang calon

pa-da kekuatan partai politik yang mencalonkan-nya, maka menjadi realitas politik pula apabila ditemukan sebuah datum bahwa ada seorang anggota DPRD yang bisa duduk menjadi ang-gota DPRD Kabupaten Wonogiri hanya dengan dukungan 420 suara, karena Partai Politik yang mencalonkan berhasil mendapat jatah kursi 1 (satu) buah dari penghitungan sisa suara sah dalam penghitungan tahap kedua, karena yang bersangkutan dicalonkan pada nomor urut per-tama di daerah pemilihannya, maka oleh partai-nya jatah kursi tersebut pastilah diberikan kepa-danya; dalam konteks semacam ini maka azas representasi seorang dewan menjadi sebuah pertanyaan.

Berdasarkan kesimpulan dimuka, maka melalui laporan penelitian ini direkomendasi-kan beberapa hal:

1. Agar dihasilkan performa DPRD yang representatif, maka pada pemilu-pemilu yang akan datang, paling tidak tahun 2009 perlu dila-kukan perubahan Undang-Undang tentang Pe-nyelenggaraan Pemilihan Umum yang lebih bi-sa menamung azas-azas representasi.

2. Sistem Pemilihan (

) yang selama ini dipergunakan, yakni sitem perwakilan Berimbang (

) perlu ditinjau ulang kefaedahannya da-lam komteks tingkat keterwakilan, karena pe-ngalaman politik selama ini mengajarkan bah-wa dengan sistem ini, hanya menghasilkan bah- wa-kil-wakil partai dan bukan wawa-kil-wakil rakyat seperti yang diharapkan masyarakat politik In-donesia baik pada tingkat Pusat maupun Dae-rah. Perlu dipertimbangkan pengadopsian Sis-tem Pemilihan yang lebih bisa memberi pelu-ang bagi tampilnya wakil-wakil rakyat ypelu-ang be-nar-benar mewakili rakyat, bukan wakil partai politik, yakni dengan mengadopsi Sistem Dis-trik tetapi yang tidak mutlak ( ) tetapi seperti sistem Pemilu 2004 yang lalu, na-mun dengan ketentuan diambil ranking teratas sampai rangking di mana kuota calon legislatif dari Daerah pemilihan tertentu terpenuhi, mi-salkan Daerah Pemilihan 1 mendapat jatah kur-si 5 buah, maka kur-siapapun dari partai manapun yang memiliki dukungan suara terbanyak dari rangking 1 sampai 5 itulah yang akan mewakili Daerah Pemilihan tersebut. Dengan sistem ini akan membuka variasi keterwakilan yang sa-ngat beragam, dan keberhasilan seseorang

be-B. Rekomendasi electoral-formula-tion proportional represen-tation Simple Majority

(7)

nar-benar akan diuji dan ditentukan oleh kapa-sitas pribadinya masing-masing.

Abar, A.Z. (1990)

Surakarta: Ramadhani. Budiardjo, M. (1993).

. a

Crouch, H. (1986)

. Jakarta: Sinar Harapan. Gaffar, A. (2004).

.

---. (2000). Otonomi Daerah, Pembangunan Daerah, dan Kesempatan Kerja. Makalah pada

1

Geertz, C. (1960).

Glen-coe, Illinois: The Free Press. Jackson, K.D. & Pye, L.W. (1978). Daftar Pustaka

Beberapa Aspek Pembangu-nan Orde Baru.

Dasar-Dasar Ilmu Poli-tik J karta: Gramedia.

Militer dan Politik di Indo-nesia

Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi Yogyakarta: Pustaka Pe-lajar.

Seminar Nasional Otonomi Daerah dan Kesempatan Kerja, Surakarta 6 De-sember 2000.

The Religion of Java. Political Power and Communication in Indonesia.

Berkeley: California University Press. Kantaprawira, R. (1999).

.

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Wonogi-ri. (2004).

Wonogiri: Sekreta-riat KPU Kabupaten Wonogiri.

Lijphart, A. (1984).

, New Ha-ven: Yale University.

Moleong, L.J. (1993). .

Muhajir, N. (1992).

. Yogyakarta: Rake Sarasin. Sundhausen, U. (1986).

. Jakarta: LP3ES.

---. (2003).

. Sema-rang: Duta Nusindo.

Surbakti, R. (1992). .

Jakarta: Gramedia.

Sistem Politik Indone-sia Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Pemilihan Umum Tahun 2004 di Kabupaten Wonogiri.

Democracies: Patterns of Majoritarianism and Consensus Govern-ment in Twenty-One Countries

Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: Remaja Rosdakarya. Metodologi Penelitian Ku-alitatif

Politik Militer Indone-sia 1945 -1967 Menuju Dwi Fungsi ABRI

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum

Memahami Ilmu Politik

Tabel 1 Susunan Keanggotaan Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Wonogiri

No Nama Jabatan

1 Martanto SH Ketua

2 Giyanto Wakil Ketua

3 Endang Puji Astuti, S.PAK. Sekretaris 4 Rudatin Haryanto, SE Anggota 5 Nawa Adi S., S.Pd Anggota 6 Wawan Setya Nugraha, S.Sos Anggota 7 Budi Mulyono Wriyatmo Anggota

8 Darno Anggota

9 AS. Joko Prayitno Anggota 10 Drs. Heru Suprihadi Anggota 11 Muhammad Zainudin, S.Sos Anggota 12 Ir. Joko Purnomo Anggota 13 Sriyono S.Pd Anggota 14 Catur Winarko Anggota 15 Reting Puryanto Anggota

16 Suwarsi Anggota

17 Sugimin Djoko Suwondo, ST Anggota 18 Kartini, SH., S.IP Anggota 19 Gimanto, SH Anggota

20 Sudiyarso Anggota

21 Wahyudi W, S.H Anggota 22 Setyo Sukarno Anggota 23 Soetarno SR Anggota

24 Widodo Anggota

Tabel 2 Susunan Keanggotaan Fraksi Golongan Karya DPRD Kabupaten Wonogiri

No Nama Jabatan

1 Sardi Djoko Pratopo, SE Penasehat 2 Drs. H. Sri Hardono Ketua 3 Sutrisno, SE Wakil Ketua 4 Edy Santoso, SH Sekretaris 5 Samino, S.IP Wk Sekr

6 Toekino HS Bendahara

7 Yuliawan Agung Nugroho Wk Bend 8 Soefi Hartojo MS Anggota 9 Sugiarto, S.Pd Anggota 10 S. Santoso SD Anggota

11 Rijomo Anggota

(8)

Tabel 4 Susunan Keanggotaan Fraksi Partai Ama-nat Nasional DPRD Kabupaten Wonogiri

No Nama Jabatan

1 H. Fuad Ketua

2 Yusuf Iskandar, S.Ag. Wakil Ketua

3 Sardi Anggota

4 H.N. Hadi Nawoto, B.A. Anggota Tabel 3 Susunan Keanggotaan Fraksi Keadilan

Sejahtera DPRD Kabupaten Wonogiri

No Nama Jabatan

1 Drs. Hamid Noor Yasin Ketua 2 Ahmad Zarif Wakil Ketua

3 Ramono Anggota

4 Dr. Ngadiyono Anggota

5 Tinggeng Anggota

Tabel 5 Perolehan Kursi Partai Politik Peserta Pemilu 2004 Anggota DPRD Kabupaten Wonogiri PEROLEHAN SUARA

Dapil 1 Dapil 2 Dapil 3 Dapil 4 Dapil 5

Partai Suara Jml Suara Jml Suara Jml Suara Jml Suara Jml TOTAL sah kursi sah kursi sah kursi sah kursi sah kursi KURSI PDIP 64.457 5 68.443 5 55.196 5 56.575 5 59.936 4 24 Golkar 34.580 3 30.084 2 29.233 2 29.817 3 27.812 2 12 PAN 10.004 1 3.680 0 5.330 1 5.426 1 11.790 1 4 PKS 8.665 1 4.289 1 5.376 1 4.461 0 6.451 1 4 PD 6.299 0 4.611 1 3.601 0 3.290 0 2.912 0 1 TOTAL 137.015 10 112.110 9 102.962 9 110.664 9 113.203 9 45 Sumber: diolah dari dokumen halaman 481-482 Buku Laporan Pemilu 2004 oleh KPU Kabupaten

Wonogiri Penetapan Calon Terpilih Dapil 1 Penetapan Calon Terpilih Dapil 2 Penetapan Calon Terpilih Dapil 3 Penetapan Calon Terpilih Dapil 4 Penetapan Calon Terpilih Dapil 5 Penetapan Perolehan Kursi Dapil 1 Penetapan Perolehan Kursi Dapil 2 Penetapan Perolehan Kursi Dapil 3 Penetapan Perolehan Kursi Dapil 4 Penetapan Perolehan Kursi Dapil 5 Penetapan BPP di Setiap Dapil

Anggota DPRD Kabupaten Wonogiri

(9)

Tabel 6 Daftar Nama Calon Anggota DPRD Kabupaten Wonogiri Terpilih pada Tahun 2004 Partai Dapil Kursi Nama Calon Terpilih Kecamatan Keterangan PDIP Wonogiri 1 5 1. Giyanto Selogiri 2.656

2. Rudatin Haryanto, SE Eromoko 9.105 3. Nawa Adi S., S.Pd Wonogiri 1.504

4. Wawan Setya Nugraha, S.Sos. Wonogiri 14.107 (penuhi BPP) 5. Budi Mulyono Wriyatmo Manyaran 6.426

Wonogiri 2 5 1. Darno Girimarto 9.606

2. Martanto, S.H. Jatisrono 2.572 3. A.S. Joko Prayitno Ngadirojo 3.688 4. Drs. Heru Suprihadi Sidoharjo 4.787

5. Muhammad Zainudin, S.Sos. Ngadirojo 20.378 (penuhi BPP) Wonogiri 3 5 1. Ir. Joko Purnomo Purwantoro 6.889

2. Sriyono, S.Pd. Puh Pelem 4.808 3. Catur Winarko Purwantoro 3.129 4. Reting Puryanto Puh Pelem 3.424

5. Suwarsi Slogohimo 1.922

Wonogiri 4 5 1. Sugimin Djoko Suwondo, S.T. Jatisrono 2.902 2. Kartini, S.H., S.IP. Tirtomoyo 4.058 3. Gimanto, S.H. Batuwarno 6.102 4. Sudiyarso Jatisrono 1.231 5. Wahyudi W., S.H. Jatiroto 4.713 Wonogiri 5 4 1. Setyo Sukarno Baturetno 6.868 2. Endang Pujiastuti, S.PAK. Wonogiri 2.778 3. Soetarno S.R. Wonogiri 8.299

4. Widodo Giriwoyo 6.000

Golkar Wonogiri 1 3 1. Sutrisno, S.E. Wonogiri 2.574 2. Edy Santosa, S.H. Wonogiri 3.494 3. Samino, S.IP. Selogiri 3.338 Wonogiri 2 2 1. Toekino, H.S. Wonogiri 2.500 2. Suhardono Sidoharjo 5.289 Wonogiri 3 2 1. Rijomo Purwantoro 2.947 2. Soefi Hartojo M.S. Wonogiri 3.066 Wonogiri 4 3 1. Sardi Djoko Pratopo, S.E. Jatisrono 3.552 2. S. Santosa, S.D. Tirtomoyo 3.160 3. Drs. Sri Hardonjo Wonogiri 1.134 Wonogiri 5 2 1. Sugiarto, S.Pd. Pracimantoro 5.498 2. Yuliawan Agung Nugroho Baturetno 3.473

PAN Wonogiri 1 1 H. Fuad Wonogiri 1.827

Wonogiri 3 1 Sardi Selogiri 465

Wonogiri 4 1 H.N. Hadi Narwoto, B.A. Wonogiri 420 Wonogiri 5 1 Yusuf Iskandar, S.Ag. Giriwoyo 2.568 PKS Wonogiri 1 1 Drs. Hamid Noor Yasin Wonogiri 2.862

Wonogiri 2 1 Ahmad Zarif Ngadirojo 973

Wonogiri 3 1 Jarmono Purwantoro 1.065

Wonogiri 5 1 Dr. Ngadiyono Giriwoyo 2.098

PD Wonogiri 2 1 Tinggeng Ngadirojo 1.200

Gambar

Tabel 1 Susunan Keanggotaan Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Wonogiri
Tabel 5 Perolehan Kursi Partai Politik Peserta Pemilu 2004 Anggota DPRD Kabupaten Wonogiri PEROLEHAN SUARA
Tabel 6 Daftar Nama Calon Anggota DPRD Kabupaten Wonogiri Terpilih pada Tahun 2004 Partai Dapil Kursi Nama Calon Terpilih Kecamatan Keterangan

Referensi

Dokumen terkait

keseimbangan sangat bergantung pada efektifitas dan efisiensi dalam melaksanakan kegiatan pemasaran karena dengan menggunakan kegiatan pemasaran yang tepat maka dapat merubah

1. Ion berikut mengalami hidrolisis dalam air, kecuali....A. Na+ B. CN C. CO32- D. Al3+ E. S2- Jawaban: A. Pembahasan: karena meru'akan elektrolit kuat sehingga tidak terhidrolisis dalam

• Perusahaan perlu mengembangkan dan mengungkapkan kebijakan yang mencakupl review dan persetujuan atas RPT yang signifikan dan material • Pengungkapan transaksi saham oleh

apakah masih ada ramuan herbal untuk ayah saya yang terkena gagal ginjal dengan ureum lebih dari 200 dan kreatinin 26 lebih.. sedangkan ayah saya msh bertahan tanpa cuci

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan pengaruh perencanaan strategis sumber daya manusia terhadap kepuasan kerja

1) Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan kualitas yang terorganisasi dan sistematik. Proses dokumentasi dalam ISO 9001:2000 menujukan bahwa kebijakan,

Untuk membuat aplikasi company profile pada Radio Rasika Ungaran penulis menggunakan software Adobe Flash CS6 karena software ini sangan mendukung untuk pembuatan

Permasalahan empat warna menyatakan bahwa jika diberikan sembarang bidang datar ataupun bidang bola dibagi-bagi ke dalam daerah-daerah, daerah-daerah tersebut dapat