• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRIORITAS PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRIORITAS PENDIDIKAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN

2303 - 0852

Edisi 13

Okt - Des

2015

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

Jakarta – Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi PhD, memberikan apresiasinya kepada sekolah, madrasah, LPTK, dan daerah mitra USAID PRIORITAS yang menunjukkan praktik pendidikan yang baik. Apresiasi itu disampaikan pada acara showcase nasional yang diadakan di Gedung A, Kemendikbud (28/10). Didik terkesan dengan presentasi siswa SDN Balige 173524 Tobasa, Sumatera Utara, yang mempraktikkan pembe-lajaran matematika konsep kesamaan satuan ukuran dalam liter dan senti-meter kubik, presentasi siswa SMPN 2 Takalar tentang percobaan IPA membu-at bmembu-aterai dari buah pare, serta program budaya baca di SDN 2 Rajamandalakulon. Demontrasi tersebut menunjukkan

pentingnya pendidikan yang berkualitas untuk meningkatkan kemampuan siswa. “Para siswa sangat baik mempresentasikan hasil pembelajaran mereka di kelas. Kita perlu mengembangkan proses

pembelajaran seperti ini di sekolah-sekolah,” katanya di hadapan sekitar 300 undangan dari unsur rektor LPTK, bupati, dinas pendidikan, Kemenag, dan sekolah mitra. Beliau berharap kabupaten/kota dapat menindaklanjuti penyebarluasan praktik pendidikan yang baik tersebut agar semakin banyak sekolah yang mendapat manfaat dari praktik yang baik ini. Pada acara itu, Bupati Kuningan, Utje Ch. Suganda, juga memaparkan kebijakan tata kelola pendidikan dan diseminasi program USAID PRIORITAS di daerahnya. Jakarta – “Setelah dua tahun sekolah

kami mengembangkan program budaya baca, siswa yang mengunjungi

perpustakaan meningkat pesat. Sebelumnya hanya 40 sampai 50 siswa yang meminjam buku di perpustakaan. Sekarang meningkat rata-rata ada 3.000 siswa,” kata Deni Nurzaman, tim pengembang program budaya baca SDN 2 Rajamandalakulon, Bandung Barat, pada presentasi di acara showcase nasional program USAID PRIORITAS di Gedung A, Kemendikbud (28/10). Sekolah ini berhasil meningkatkan lebih dari 600 persen pengunjung

perpustakaan karena menciptakan kemudahan siswa untuk mengakses buku bacaan. Misalnya, membuat perpus-takaan menjadi tempat yang menyenang-kan, dan rutin menyediakan buku bacaan baru setiap bulan yang bekerja sama dengan banyak pihak. (Anw) Deni Nurzaman presentasikan program budaya baca yang dikembangkan sekolahnya.

Jadikan Peminjam Buku

Meningkat 600 Persen

Baca berita lainnya di halaman 2. Tiga siswa SDN 173524 Balige, Tobasa, Sumatera Utara, mengajak para pejabat Kemdikbud membuktikan kesamaan ukuran dalam liter dan sentimeter kubik dengan menggunakan alat sederhana seperti yang mereka praktikkan dalam pembelajaran di sekolahnya.

Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan PhD, meminta kerja sama peningkatan mutu pendidikan melalui program USAID PRIORITAS dapat terus dilanjutkan dan

jangkauannya diperluas ke lebih banyak sekolah dan daerah. Hal itu disampaikan Mendikbud kepada Direktur USAID Indonesia, Andrew Sisson, pada pertemuan di ruang kerja Mendikbud (22/12). Pernyataan itu disampaikan Mendikbud sebagai tanggapan terhadap laporan Direktur Program USAID PRIORITAS, Stuart Weston, terkait pelaksanaan dan capaian program USAID PRIORITAS. (Anw) Berita lainnya di halaman 4.

PRIORITAS PENDIDIKAN

Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik

Tunjukkan Pentingnya Pendidikan Berkualitas

Showcase Nasional Program USAID PRIORITAS

Mendikbud Dukung Keberlanjutan

dan Perluasan Program

(2)

PRIORITAS - Nasional

PRIORITAS - Nasional

Jakarta - Perwakilan sekolah dan madrasah

mitra memamerkan perubahan di sekolahnya dalam showcase nasional program USAID PRIORITAS, di gedung A Kemendikbud (28/10). Hasil karya siswa yang dipamerkan berhasil menarik perhatian banyak pengunjung. Karya-karya tersebut menunjukkan kreativitas siswa telah dikembangkan melalui proses

pembelajaran yang memfasilitasi siswa meng-gunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti yang dilatihkan USAID PRIORITAS. Misalnya, siswa SDN 17324 Balige, Tobasa, Sumatera Utara, yang tampil percaya diri mempresentasikan konsep satuan ukuran. Di hadapan para pejabat yang hadir mereka

3

membuktikan satu liter = 1.000 cm = 1.000 ml dengan memanfaatkan beras yang dimasukkan ke dalam alat-alat ukur sederhana. Kemudian, siswa SMPN 2 Takalar, Sulawesi Selatan, mempresentasikan hasil karya baterai dari buah pare yang mereka temukan dalam

pembelajaran IPA.

Di stan-stan pameran, ada siswa-siswa yang menjelaskan kepada pengunjung beragam hasil karya pembelajaran yang mereka bawa dari sekolah. Misalnya lampu lalu lintas yang dibuat dalam pembelajaran IPA untuk belajar tentang rangkaian listrik, alat penjernih air sederhana, miniatur madrasah yang dibuat dalam pembelajaran

matematika, teks laporan aktivitas harian yang ditulis runtut dan panjang dalam bahasa Inggris, dan masih banyak lagi. Penampilan siswa-siswa tersebut mendapatkan apresiasi dari para pejabat dan tamu undangan yang hadir. “Anak-anak

bisa mempraktikkan inovasi dalam pembelajaran. Mungkin hasilnya bisa juga dipatenkan. Mereka bisa membuat sesuatu yang sulit, menjadi mudah,” kata Didik Suhardi PhD, Sekjen Kemdikbud

Pamerkan Hasil Karya Siswa Berpikir Tingkat Tinggi

Para siswa menunjukkan hasil karya pembelajaran yang membuat banyak pengunjung pameran kagum, seperti Pomintong (pohon minta tolong) untuk menunjukkan dampak dari kekeringan, alat pendeteksi banjir, baterai dari buah pare, dan masih banyak lagi. Hasil karya tersebut merupakan bentuk dari pembelajaran yang memfasilitasi siswa menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi.

dalam sambutannya pada acara showcase tersebut.

Melihat hasil-hasil yang ditunjukkan para siswa, Derrick Brown, pelaksana tugas Direktur USAID Indonesia, merasa bangga dengan perkembangan tersebut. “Kami harap program ini akan membantu siswa untuk mencapai potensi terbaik dan menempatkan mereka menuju ke arah kesuksesan,” katanya.

Menurut Direktur Program USAID PRIORITAS, Stuart Weston, para guru di sekolah mitra telah menerapkan praktik yang baik dalam pembelajaran seperti yang dilatihkan USAID PRIORITAS. ”Guru-guru dalam mengajar lebih banyak memfasilitasi siswa untuk memecahkan masalah, melakukan percobaan, bekerja sama dalam kelompok kecil, menghasilkan karya, mempresentasikan, dan memajangkannya di kelas,” kata Stuart. (Anw)

SISWA yang dapat melakukan sesuatu secara berurut, mulai dari perhitungan, pembuktian rumus, dan berani menyampaikan hasil karyanya, seperti tampilan dalam showcase ini sangat menarik. Kegiatan ini menunjukkan hasil siswa yang kreatif luar biasa. Keberhasilan ini kuncinya ada di guru yang mendapatkan pelatihan yang baik sehingga siswa bisa

mengikuti dan menerapkan materi yang diajarkan. Penguasaan

matematika secara nyata ditunjukkan para siswa

tersebut.

Praktik yang baik ini harus disebarkan ke seluruh sekolah. Kami akan melatih sekolah rujukan atau sekolah pembina di setiap kabupaten/kota agar guru-guru di sekolah tersebut dapat mengimbaskan praktik yang baik ini ke sekolah lain di sekitarnya. (Anw)

SETELAH melihat para siswa tampil, saya memberikan apresiasi yang tinggi. Mereka percaya diri dan memiliki motivasi yang bagus. Saya rasa ini adalah hasil pelatihan USAID yang bagus untuk menjadi model, agar semakin banyak siswa di sekolah lainnya menerapkan hal yang sama. Program ini akan menjadi salah satu model intervensi di sekolah yang akan

dikembangkan di sekolah rujukan. Tahun 2016 ini ada lebih dari 1.500 sekolah rujukan yang

dikembangkan Kemendikbud. Sekolah rujukan ini akan mempunyai sekolah binaan sehingga praktik yang baik ini dapat menyebar ke lebih banyak sekolah. Saya rasa model pembelajaran aktif, manajemen berbasis sekolah, dan budaya baca yang dikembangkan USAID dapat menjadi model yang mudah diadaptasi karena sesuai dengan kondisi sekolah-sekolah Indonesia. (Anw)

”Hasil Siswa Kreatif Luar Biasa”

Direktur Pembinaan SD Kemdikbud,

Wowon Wirdayat MSi: Direktur Pembinaan SMP Kemdikbud, Dr Supriano:

”Apresiasi yang Tinggi”

Melanjutkan Praktik yang

Baik di LPTK dan Sekolah

Prof Dr Syawal Gultom, Rektor Universitas Negeri Medan:

Unimed akan

Melanjutkan

Program Ini

Saya sudah lama mengikuti kegiatan pelatihan dan showcase USAID di beberapa daerah. Saya melihat model pelatihan yang diterapkan USAID dengan pendekatan active learning. Mulai ada pengantar dari gurunya, lalu ada curah pendapat, berdiskusi, dan mengerjakan lembar kerja. Dalam pandangan saya tidak ada cara yang paling efektif membuat anak belajar dengan active learning kalau tidak dikembangkan lembar kerjanya. Lalu saya telusuri modul-modul yang dikembangkan USAID, dan memang modul-modul USAID dibuat dengan pendekatan active learning. Kesejajaran antara program USAID dengan konteks kekinian Unimed untuk menghasilkan guru-guru yang mampu menerapkan active learning, itulah yang mendorong Unimed, tentu harus melanjutkan program ini. Program ini harus dimiliki oleh LPTK, dimiliki oleh sekolah, dan dimiliki oleh yang lain. Unimed juga sedang mengadopsi modul-modul itu untuk menjadi materi micro teaching, materi PPL, dan disesuaikan untuk materi program perkuliahan PBM. Jadi seluruh proses perkuliahan mencoba mengadopsi hal seperti itu. Unimed juga berpikir untuk mengadopsinya untuk sekolah menengah atas (SMA) karena USAID hanya

mengembangkan untuk SD dan SMP.

Saya juga melihat program-program ini benar-benar menyentuh persoalan guru. Yang menarik bagi saya juga, pendekatan yang digunakan yaitu whole school development, sekolah dikembangkan secara utuh, yaitu guru, kepala sekolah, orang tua, pengawas, dan kultur sekolahnya. Dengan MBS saya kira kita bisa membangun Rektor Universitas Negeri Medan, Prof Dr Syawal Gultom, Kepala Dinas Pendidikan Sidoarjo, Drs Mustain, dan Kepala SMPN 4 Lumajang, Dra Ghoniyul Khusnah, berbagi praktik yang baik yang dikembangkan.

kultur sekolah. Kalau pendekatan seperti ini dilakukan, menurut saya untuk memperbaiki sekolah akan semakin cepat. Pengalaman, SDM, metode, modul, dan jejaring ini yang akan terus diadopsi dan dikembangkan Unimed. Saya yakin 170 ribu guru di Sumatera Utara bisa ditingkatkan mutunya oleh Unimed dalam waktu sekitar 3 tahun.

Drs. Mustain, Kepala Dinas Pendidikan Sidoarjo:

Diseminasi

melalui PKB

Kami punya Perbup Nomor 38 tahun 2013 tentang peningkatan kualifikasi guru. Yang paling menarik dari Perbub ini, bagi guru penerima tunjangan profesi guru (TPP), mereka wajib secara mandiri mendanai kegiatan pengembangan

keprofesian berkelanjutan (PKB) untuk dirinya minimal 5 % dari tunjangan yang diterima. Dasar keluarnya Perbup ini karena ternyata tunjangan profesi guru belum semuanya linier dengan peningkatan kinerja. Hal ini berlaku untuk semua guru, baik negeri maupun swasta, termasuk guru madrasah yang menerima TPP wajib membelanjakan untuk kegiatan PKB minimal 5 %. Bagaimana caranya? Kami mengidentifikasi dulu kebutuhan guru berdasarkan beberapa aspek, misalnya melihat hasil evaluasi diri guru tingkat sekolah dan analisis kebutuhan pelatihan berdasarkan hasil uji kompetensi guru. Berdasar hasil identifikasi kebutuhan tersebut, guru-guru di KKG, MGMP, mengajukan proposal ke dinas pendidikan untuk melaksanakan program PKB di gugus (KKG dan MGMP). Kami juga meminta bantuan USAID untuk mendampingi, tetapi biayanya dari, oleh, dan dikelola guru. Dinas pendidikan yang mengeluarkan sertifikat, terkait dengan angka kredit para guru dan mengawasi agar ini bisa berjalan baik.

Dra. Ghoniyul Chusnah, Kepala SMPN 4 Lumajang, Jawa Timur:

Latih Semua

Guru dengan

Dana BOS

Sebelum bermitra dengan USAID PRIORITAS, pembelajaran di sekolah kami masih terfokus pada buku paket. Penugasan atau tes pembelajaran banyak yang hanya mengulang isi buku paket. Sekolah juga kurang melibatkan peran serta masyarakat. Alhamdulillah, sekarang kegiatan pembelajaran lebih banyak melakukan kegiatan eksperimen, berdiskusi, memecahkan masalah, dan menghasilkan karya pembelajaran yang ditulis dari hasil pemikiran dan kata-kata siswa sendiri.

Kami juga sudah melibatkan orang tua melalui komite sekolah untuk terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan program sekolah. Orang tua juga rutin diajak untuk melihat proses pembelajaran di kelas agar mereka mengetahui pelaksanaan pembelajaran aktif di kelas sehingga mau mendukungnya. USAID melatih 15 orang guru kami tentang pembelajaran aktif. Agar semua guru juga mendapatkan pelatihan dan mau mene-rapkan pembelajaran aktif, kami melatih semua guru menggunakan materi USAID PRIORITAS dengan dana BOS. (Anw)

Dalam showcase nasional program USAID PRIORITAS (28/10), rektor, bupati, kepala dinas pendidikan, dan guru mempresentasikan praktik yang baik yang mereka kembangkan dari kemitraan dengan USAID PRIORITAS. Berikut adalah petikannya.

(3)

PRIORITAS - Nasional

PRIORITAS - Nasional

Jakarta - Perwakilan sekolah dan madrasah

mitra memamerkan perubahan di sekolahnya dalam showcase nasional program USAID PRIORITAS, di gedung A Kemendikbud (28/10). Hasil karya siswa yang dipamerkan berhasil menarik perhatian banyak pengunjung. Karya-karya tersebut menunjukkan kreativitas siswa telah dikembangkan melalui proses

pembelajaran yang memfasilitasi siswa meng-gunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti yang dilatihkan USAID PRIORITAS. Misalnya, siswa SDN 17324 Balige, Tobasa, Sumatera Utara, yang tampil percaya diri mempresentasikan konsep satuan ukuran. Di hadapan para pejabat yang hadir mereka

3

membuktikan satu liter = 1.000 cm = 1.000 ml dengan memanfaatkan beras yang dimasukkan ke dalam alat-alat ukur sederhana. Kemudian, siswa SMPN 2 Takalar, Sulawesi Selatan, mempresentasikan hasil karya baterai dari buah pare yang mereka temukan dalam

pembelajaran IPA.

Di stan-stan pameran, ada siswa-siswa yang menjelaskan kepada pengunjung beragam hasil karya pembelajaran yang mereka bawa dari sekolah. Misalnya lampu lalu lintas yang dibuat dalam pembelajaran IPA untuk belajar tentang rangkaian listrik, alat penjernih air sederhana, miniatur madrasah yang dibuat dalam pembelajaran

matematika, teks laporan aktivitas harian yang ditulis runtut dan panjang dalam bahasa Inggris, dan masih banyak lagi. Penampilan siswa-siswa tersebut mendapatkan apresiasi dari para pejabat dan tamu undangan yang hadir. “Anak-anak

bisa mempraktikkan inovasi dalam pembelajaran. Mungkin hasilnya bisa juga dipatenkan. Mereka bisa membuat sesuatu yang sulit, menjadi mudah,” kata Didik Suhardi PhD, Sekjen Kemdikbud

Pamerkan Hasil Karya Siswa Berpikir Tingkat Tinggi

Para siswa menunjukkan hasil karya pembelajaran yang membuat banyak pengunjung pameran kagum, seperti Pomintong (pohon minta tolong) untuk menunjukkan dampak dari kekeringan, alat pendeteksi banjir, baterai dari buah pare, dan masih banyak lagi. Hasil karya tersebut merupakan bentuk dari pembelajaran yang memfasilitasi siswa menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi.

dalam sambutannya pada acara showcase tersebut.

Melihat hasil-hasil yang ditunjukkan para siswa, Derrick Brown, pelaksana tugas Direktur USAID Indonesia, merasa bangga dengan perkembangan tersebut. “Kami harap program ini akan membantu siswa untuk mencapai potensi terbaik dan menempatkan mereka menuju ke arah kesuksesan,” katanya.

Menurut Direktur Program USAID PRIORITAS, Stuart Weston, para guru di sekolah mitra telah menerapkan praktik yang baik dalam pembelajaran seperti yang dilatihkan USAID PRIORITAS. ”Guru-guru dalam mengajar lebih banyak memfasilitasi siswa untuk memecahkan masalah, melakukan percobaan, bekerja sama dalam kelompok kecil, menghasilkan karya, mempresentasikan, dan memajangkannya di kelas,” kata Stuart. (Anw)

SISWA yang dapat melakukan sesuatu secara berurut, mulai dari perhitungan, pembuktian rumus, dan berani menyampaikan hasil karyanya, seperti tampilan dalam showcase ini sangat menarik. Kegiatan ini menunjukkan hasil siswa yang kreatif luar biasa. Keberhasilan ini kuncinya ada di guru yang mendapatkan pelatihan yang baik sehingga siswa bisa

mengikuti dan menerapkan materi yang diajarkan. Penguasaan

matematika secara nyata ditunjukkan para siswa

tersebut.

Praktik yang baik ini harus disebarkan ke seluruh sekolah. Kami akan melatih sekolah rujukan atau sekolah pembina di setiap kabupaten/kota agar guru-guru di sekolah tersebut dapat mengimbaskan praktik yang baik ini ke sekolah lain di sekitarnya. (Anw)

SETELAH melihat para siswa tampil, saya memberikan apresiasi yang tinggi. Mereka percaya diri dan memiliki motivasi yang bagus. Saya rasa ini adalah hasil pelatihan USAID yang bagus untuk menjadi model, agar semakin banyak siswa di sekolah lainnya menerapkan hal yang sama. Program ini akan menjadi salah satu model intervensi di sekolah yang akan

dikembangkan di sekolah rujukan. Tahun 2016 ini ada lebih dari 1.500 sekolah rujukan yang

dikembangkan Kemendikbud. Sekolah rujukan ini akan mempunyai sekolah binaan sehingga praktik yang baik ini dapat menyebar ke lebih banyak sekolah. Saya rasa model pembelajaran aktif, manajemen berbasis sekolah, dan budaya baca yang dikembangkan USAID dapat menjadi model yang mudah diadaptasi karena sesuai dengan kondisi sekolah-sekolah Indonesia. (Anw)

”Hasil Siswa Kreatif Luar Biasa”

Direktur Pembinaan SD Kemdikbud,

Wowon Wirdayat MSi: Direktur Pembinaan SMP Kemdikbud, Dr Supriano:

”Apresiasi yang Tinggi”

Melanjutkan Praktik yang

Baik di LPTK dan Sekolah

Prof Dr Syawal Gultom, Rektor Universitas Negeri Medan:

Unimed akan

Melanjutkan

Program Ini

Saya sudah lama mengikuti kegiatan pelatihan dan showcase USAID di beberapa daerah. Saya melihat model pelatihan yang diterapkan USAID dengan pendekatan active learning. Mulai ada pengantar dari gurunya, lalu ada curah pendapat, berdiskusi, dan mengerjakan lembar kerja. Dalam pandangan saya tidak ada cara yang paling efektif membuat anak belajar dengan active learning kalau tidak dikembangkan lembar kerjanya. Lalu saya telusuri modul-modul yang dikembangkan USAID, dan memang modul-modul USAID dibuat dengan pendekatan active learning. Kesejajaran antara program USAID dengan konteks kekinian Unimed untuk menghasilkan guru-guru yang mampu menerapkan active learning, itulah yang mendorong Unimed, tentu harus melanjutkan program ini. Program ini harus dimiliki oleh LPTK, dimiliki oleh sekolah, dan dimiliki oleh yang lain. Unimed juga sedang mengadopsi modul-modul itu untuk menjadi materi micro teaching, materi PPL, dan disesuaikan untuk materi program perkuliahan PBM. Jadi seluruh proses perkuliahan mencoba mengadopsi hal seperti itu. Unimed juga berpikir untuk mengadopsinya untuk sekolah menengah atas (SMA) karena USAID hanya

mengembangkan untuk SD dan SMP.

Saya juga melihat program-program ini benar-benar menyentuh persoalan guru. Yang menarik bagi saya juga, pendekatan yang digunakan yaitu whole school development, sekolah dikembangkan secara utuh, yaitu guru, kepala sekolah, orang tua, pengawas, dan kultur sekolahnya. Dengan MBS saya kira kita bisa membangun Rektor Universitas Negeri Medan, Prof Dr Syawal Gultom, Kepala Dinas Pendidikan Sidoarjo, Drs Mustain, dan Kepala SMPN 4 Lumajang, Dra Ghoniyul Khusnah, berbagi praktik yang baik yang dikembangkan.

kultur sekolah. Kalau pendekatan seperti ini dilakukan, menurut saya untuk memperbaiki sekolah akan semakin cepat. Pengalaman, SDM, metode, modul, dan jejaring ini yang akan terus diadopsi dan dikembangkan Unimed. Saya yakin 170 ribu guru di Sumatera Utara bisa ditingkatkan mutunya oleh Unimed dalam waktu sekitar 3 tahun.

Drs. Mustain, Kepala Dinas Pendidikan Sidoarjo:

Diseminasi

melalui PKB

Kami punya Perbup Nomor 38 tahun 2013 tentang peningkatan kualifikasi guru. Yang paling menarik dari Perbub ini, bagi guru penerima tunjangan profesi guru (TPP), mereka wajib secara mandiri mendanai kegiatan pengembangan

keprofesian berkelanjutan (PKB) untuk dirinya minimal 5 % dari tunjangan yang diterima. Dasar keluarnya Perbup ini karena ternyata tunjangan profesi guru belum semuanya linier dengan peningkatan kinerja. Hal ini berlaku untuk semua guru, baik negeri maupun swasta, termasuk guru madrasah yang menerima TPP wajib membelanjakan untuk kegiatan PKB minimal 5 %. Bagaimana caranya? Kami mengidentifikasi dulu kebutuhan guru berdasarkan beberapa aspek, misalnya melihat hasil evaluasi diri guru tingkat sekolah dan analisis kebutuhan pelatihan berdasarkan hasil uji kompetensi guru. Berdasar hasil identifikasi kebutuhan tersebut, guru-guru di KKG, MGMP, mengajukan proposal ke dinas pendidikan untuk melaksanakan program PKB di gugus (KKG dan MGMP). Kami juga meminta bantuan USAID untuk mendampingi, tetapi biayanya dari, oleh, dan dikelola guru. Dinas pendidikan yang mengeluarkan sertifikat, terkait dengan angka kredit para guru dan mengawasi agar ini bisa berjalan baik.

Dra. Ghoniyul Chusnah, Kepala SMPN 4 Lumajang, Jawa Timur:

Latih Semua

Guru dengan

Dana BOS

Sebelum bermitra dengan USAID PRIORITAS, pembelajaran di sekolah kami masih terfokus pada buku paket. Penugasan atau tes pembelajaran banyak yang hanya mengulang isi buku paket. Sekolah juga kurang melibatkan peran serta masyarakat. Alhamdulillah, sekarang kegiatan pembelajaran lebih banyak melakukan kegiatan eksperimen, berdiskusi, memecahkan masalah, dan menghasilkan karya pembelajaran yang ditulis dari hasil pemikiran dan kata-kata siswa sendiri.

Kami juga sudah melibatkan orang tua melalui komite sekolah untuk terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan program sekolah. Orang tua juga rutin diajak untuk melihat proses pembelajaran di kelas agar mereka mengetahui pelaksanaan pembelajaran aktif di kelas sehingga mau mendukungnya. USAID melatih 15 orang guru kami tentang pembelajaran aktif. Agar semua guru juga mendapatkan pelatihan dan mau mene-rapkan pembelajaran aktif, kami melatih semua guru menggunakan materi USAID PRIORITAS dengan dana BOS. (Anw)

Dalam showcase nasional program USAID PRIORITAS (28/10), rektor, bupati, kepala dinas pendidikan, dan guru mempresentasikan praktik yang baik yang mereka kembangkan dari kemitraan dengan USAID PRIORITAS. Berikut adalah petikannya.

(4)

PRIORITAS - Nasional

PRIORITAS - Nasional

Praktik yang Baik untuk Dosen

Instruktur Lokakarya PPG LPTK

Setelah membaca buku besar, siswa kelas II SDN 08 Oransbari, diminta bekerja sama di kelompok kecil oleh Yanti Ainusi menyusun cerita sesuai buku yang dibacanya menggunakan kartu kalimat.

Peserta lokakarya dosen instruktur PPG LPTK di Semarang (18/12), sedang mempresentasikan hasil diskusinya ke kelompok lain.

Perbarui Praktik yang Baik

secara Berkelanjutan

MODUL pelatihan untuk lokakarya pendidikan profesi guru (PPG) yang dikembangkan USAID PRIORITAS, mulai diterapkan dalam lokakarya bagi dosen instruktur PPG LPTK. PPG merupakan program pendidikan lanjutan selama satu tahun yang ditempuh oleh mahasiswa calon guru sebelum mengajar. Mahasiswa yang menjalani PPG, selama 6 bulan akan mengikuti kegiatan lokakarya, dan 6 bulan praktik mengajar. “Lokakarya ini memberikan pengalaman praktis bagi dosen instruktur PPG dalam mengelola perkuliahan PPG yang aktif dan efektif. Seperti mengelola perkuliahan, membuat pertanyaan tingkat tinggi dan lembar kerja, serta membuat portofolio. Semua itu dipraktikkan langsung oleh dosen dalam pelatihan," kata Lynne Hill, penasehat pembelajaran USAID PRIORITAS.

Setelah melihat pelaksanaan lokakarya tersebut, Direktur PPG Universitas Negeri Makassar (UNM), Abdullah Pandang, menyebut program ini sangat penting untuk peningkatan kualitas pelaksanaan lokakarya PPG. ”Para dosen UNM yang akan menjadi instruktur lokakarya PPG harus mengikuti lokakarya PPG USAID PRIORITAS terlebih dulu,” katanya di Makassar (28/11).

Menurut Direktur Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Dr Agus Taufik, UPI siap

mendiseminasikan lokakarya PPG model USAID PRIORITAS ke seluruh dosen yang meminta itu. “Empat puluh dua dosen yang sudah dilatih dalam kegiatan ini akan menjadi pelatih bagi dosen lainnya yang akan menjadi instruktur lokakarya PPG,” katanya saat menutup lokakarya (23/12). (Ds/Anw) Mendikbud, Anies Baswedan, dan Direktur USAID Indonesia, Andrew

Sisson, dalam pertemuan di ruang kerja Mendikbud.

Guru Papua Barat,

Implementasikan

Pembelajaran Aktif

Jakarta - Praktik-praktik pendidikan yang baik yang dihasilkan dari program USAID PRIORITAS, menurut Mendikbud, Anies Baswedan, perlu diperbarui secara berkelanjutan dan disebarluaskan agar semakin banyak sekolah yang dapat mengadopsinya. Hal itu disampaikan Mendikbud, dalam

pertemuan di ruang kerjanya, saat menerima laporan pelaksanaan dan capaian program USAID PRIORITAS (22/12).

Sebelumnya, Direktur Program USAID PRIORITAS, Stuart Weston, menyampaikan kepada Mendikbud bahwa praktik-praktik yang baik dalam pembelajaran, manajemen sekolah, dan budaya baca di sekolah dan madrasah mitra USAID PRIORITAS telah dikumpulkan dan dicetak dalam bentuk buku agar bisa diadaptasi oleh sekolah dan lembaga lainnya. Buku-buku tersebut telah disebarkan ke sekolah mitra dan nonmitra, dan akan dicetak ulang untuk diberikan ke sekolah percontohan Kemendikbud. ”USAID PRIORITAS akan memperbarui bahan-bahan pelatihan dan praktik yang baik ini, sesuai dengan kebutuhan perkembangan yang terjadi di sekolah,” katanya Direktur USAID Indonesia, Andrew Sisson, juga mendukung perlunya memperbarui praktik-praktik pendidikan yang baik di Indonesia. ”Praktik-praktik pendidikan yang baik ini bermanfaat untuk menjadi inspirasi dan dikembangkan di lebih banyak sekolah-sekolah Indonesia,” katanya.

Pada pertemuan itu, Mendikbud juga mengingatkan pentingnya membangun ekosistim dalam pendidikan dengan melibatkan pemangku kepentingan termasuk orang tua, media, dan

masyarakat, yang diharapkan juga dapat mendukung pelaksanaan dan penyebarluasan praktik-praktik yang baik. ”Ekosistem pendidikan ini sebagai upaya mendorong pembagian tanggung jawab sesama stakeholders dalam membangun keterbukaan akses informasi dan meningkatkan partisipasi dalam pendidikan,” kata Mendikbud. (Anw)

Manokwari Selatan, Papua Barat - Maria Rumbiak, guru kelas V SDN Inpres Siwi, Manokwari Selatan, Papua Barat, membuat beberapa gambar Jeruk. Ada gambar jeruk utuh, gambar jeruk yang di belah menjadi 2 bagian, 3 bagian, 4 bagian, 6 bagian dan 8 bagian. Dia sedang membuat buku besar yang akan digunakan dalam praktik mengajar di sekolah. ”Saya membuat media buku besar ini untuk memudahkan anak belajar pecahan dan belajar membaca,” tukasnya di sela-sela pelatihan (18/11).

Saat praktik mengajar di kelas, dia mengawali pembelajaran dengan mengajak siswa membaca bersama menggunakan buku besar buatannya, dan membahas isinya tentang konsep pecahan. Dia memberikan potongan gambar jeruk kepada siswa secara acak. Lalu siswa diminta menata potongan gambar jeruk tersebut di atas gambar jeruk utuh. Susunan potongan gambar jeruk harus sesuai dengan ukuran gambar jeruk utuh. Dari kegiatan ini siswa bisa menemukan berbagai model potongan, yaitu 1/2, 1/3, 1/4, 1/6, dan 1/8 sehingga siswa belajar konsep pecahan

secara kontekstual.

“Sekarang tugas di kelompok, silakan kalian buat penjumlahan dengan angka pecahan yang hasilnya sama dengan satu,” katanya. Setiap kelompok tampak asyik bekerja sama dan menuliskan hasilnya di kertas plano. Hasil setiap kelompok bervariasi, mereka membuat penjumlahan pecahan yang hasilnya satu. Maria Rumbiak, dan 75 guru dari 10 sekolah mitra di Manokwari Selatan, baru saja mengikuti pelatihan praktik yang baik dalam pembelajaran yang diselenggarakan USAID PRIORITAS (16-18/11). Pelatihan ini berfokus untuk meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung siswa, yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran aktif. Para guru, kepala sekolah, dan komite sekolah juga mendapatkan pelatihan MBS. (Jp/Sds)

Belajar Menyenangkan dengan BPKP

Maria Rumbiak, guru kelas V SDN Inpres Siwi, menunjukkan buku besar buatannya. Dia berhasil membuat siswanya belajar aktif dan menghasilkan karya kreatif membuat penjumlahan pecahan.

Wamena, Papua - Enonce Wandik, mahasiswa semester III, STKIP Kristen Wamena, praktik mengajar di kelas IIA SD YPPK Wouma, Wamena, Papua, sekolah mitra USAID PRIORITAS. Dia mengajar matematika dengan menggunakan buku paket kontekstual Papua (BPKP). Dalam pembelajaran, Enonce menerapkan langkah demi langkah sesuai RPP yang telah tertulis dalam BPKP.

Pada kegiatan pendahuluan (P1), dengan menggunakan garis bilangan, dia mengajak siswa berhitung maju dan berhitung mundur bilangan 1 sampai 30. Setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan (P2), guru menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan kartu angka dan garis

bilangan. Dalam pelaksanaan P1 dan P2 ini, siswa terlibat aktif dalam proses

pembelajaran. Untuk mengukur pemahaman siswa, dilanjutkan dengan pelatihan (P3). Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap siswa diberikan beberapa kartu yang bertuliskan angka. Mereka bergiliran menurunkan kartu dan harus menyebutkan angka tersebut jika ditambahkan dengan bilangan tertentu yang telah disebutkan sebelumnya. Siswa bermain sambil belajar dengan didampingi oleh guru. Kemudian pembelajaran ditutup dengan menyimpulkan pembelajaran hari itu (P4). Para siswa mengaku senang dengan pengalaman pembelajaran itu karena banyak bermain dan mudah mengikuti tugas guru. Bermain kartu sambil belajar matematika.

Oleh Eirene Mary MPdK

Dosen STKIP Yayasan Kristen Wamena

Jakarta - Laporan hasil percobaan alat penyaringan air sederhana yang dibuat oleh siswa kelas V SDN 2 Rajamandalakulon dalam pembelajaran IPA yang diajarkan oleh Elis Ernawati SPd, menjadi primadona para pengunjung pameran stan USAID PRIORITAS pada acara Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan 2015, di Istora Senayan, Jakarta (23-24/11). Pada acara simposium yang dihadiri Presiden Jokowi itu, USAID PRIORITAS menampilkan ragam keberhasilan guru yang mengajar dengan pendekatan pembelajaran aktif sehingga membuat para siswa berhasil menciptakan karya kreatif. “Keren...! Saya mendapat inspirasi untuk menerapkan ini di sekolah,” kata Eka Maydezlindo, guru SMPN 10 Prabumulih, Sumatera Selatan, yang tertarik dengan maket sekolah karya siswa MTsN Ciruas, Banten, yang dibuat dalam pembelajaran matematika untuk menerapkan konsep kesebangunan, pengukuran, dan bangun ruang. (Anw)

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemendikbud, Hamid Muhammad PhD, mendapat penjelasan alat penyaringan air sederhana karya siswa SDN 2 Rajamandalakulon, Jawa Barat.

(5)

PRIORITAS - Nasional

PRIORITAS - Nasional

Praktik yang Baik untuk Dosen

Instruktur Lokakarya PPG LPTK

Setelah membaca buku besar, siswa kelas II SDN 08 Oransbari, diminta bekerja sama di kelompok kecil oleh Yanti Ainusi menyusun cerita sesuai buku yang dibacanya menggunakan kartu kalimat.

Peserta lokakarya dosen instruktur PPG LPTK di Semarang (18/12), sedang mempresentasikan hasil diskusinya ke kelompok lain.

Perbarui Praktik yang Baik

secara Berkelanjutan

MODUL pelatihan untuk lokakarya pendidikan profesi guru (PPG) yang dikembangkan USAID PRIORITAS, mulai diterapkan dalam lokakarya bagi dosen instruktur PPG LPTK. PPG merupakan program pendidikan lanjutan selama satu tahun yang ditempuh oleh mahasiswa calon guru sebelum mengajar. Mahasiswa yang menjalani PPG, selama 6 bulan akan mengikuti kegiatan lokakarya, dan 6 bulan praktik mengajar. “Lokakarya ini memberikan pengalaman praktis bagi dosen instruktur PPG dalam mengelola perkuliahan PPG yang aktif dan efektif. Seperti mengelola perkuliahan, membuat pertanyaan tingkat tinggi dan lembar kerja, serta membuat portofolio. Semua itu dipraktikkan langsung oleh dosen dalam pelatihan," kata Lynne Hill, penasehat pembelajaran USAID PRIORITAS.

Setelah melihat pelaksanaan lokakarya tersebut, Direktur PPG Universitas Negeri Makassar (UNM), Abdullah Pandang, menyebut program ini sangat penting untuk peningkatan kualitas pelaksanaan lokakarya PPG. ”Para dosen UNM yang akan menjadi instruktur lokakarya PPG harus mengikuti lokakarya PPG USAID PRIORITAS terlebih dulu,” katanya di Makassar (28/11).

Menurut Direktur Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Dr Agus Taufik, UPI siap

mendiseminasikan lokakarya PPG model USAID PRIORITAS ke seluruh dosen yang meminta itu. “Empat puluh dua dosen yang sudah dilatih dalam kegiatan ini akan menjadi pelatih bagi dosen lainnya yang akan menjadi instruktur lokakarya PPG,” katanya saat menutup lokakarya (23/12). (Ds/Anw) Mendikbud, Anies Baswedan, dan Direktur USAID Indonesia, Andrew

Sisson, dalam pertemuan di ruang kerja Mendikbud.

Guru Papua Barat,

Implementasikan

Pembelajaran Aktif

Jakarta - Praktik-praktik pendidikan yang baik yang dihasilkan dari program USAID PRIORITAS, menurut Mendikbud, Anies Baswedan, perlu diperbarui secara berkelanjutan dan disebarluaskan agar semakin banyak sekolah yang dapat mengadopsinya. Hal itu disampaikan Mendikbud, dalam

pertemuan di ruang kerjanya, saat menerima laporan pelaksanaan dan capaian program USAID PRIORITAS (22/12).

Sebelumnya, Direktur Program USAID PRIORITAS, Stuart Weston, menyampaikan kepada Mendikbud bahwa praktik-praktik yang baik dalam pembelajaran, manajemen sekolah, dan budaya baca di sekolah dan madrasah mitra USAID PRIORITAS telah dikumpulkan dan dicetak dalam bentuk buku agar bisa diadaptasi oleh sekolah dan lembaga lainnya. Buku-buku tersebut telah disebarkan ke sekolah mitra dan nonmitra, dan akan dicetak ulang untuk diberikan ke sekolah percontohan Kemendikbud. ”USAID PRIORITAS akan memperbarui bahan-bahan pelatihan dan praktik yang baik ini, sesuai dengan kebutuhan perkembangan yang terjadi di sekolah,” katanya Direktur USAID Indonesia, Andrew Sisson, juga mendukung perlunya memperbarui praktik-praktik pendidikan yang baik di Indonesia. ”Praktik-praktik pendidikan yang baik ini bermanfaat untuk menjadi inspirasi dan dikembangkan di lebih banyak sekolah-sekolah Indonesia,” katanya.

Pada pertemuan itu, Mendikbud juga mengingatkan pentingnya membangun ekosistim dalam pendidikan dengan melibatkan pemangku kepentingan termasuk orang tua, media, dan

masyarakat, yang diharapkan juga dapat mendukung pelaksanaan dan penyebarluasan praktik-praktik yang baik. ”Ekosistem pendidikan ini sebagai upaya mendorong pembagian tanggung jawab sesama stakeholders dalam membangun keterbukaan akses informasi dan meningkatkan partisipasi dalam pendidikan,” kata Mendikbud. (Anw)

Manokwari Selatan, Papua Barat - Maria Rumbiak, guru kelas V SDN Inpres Siwi, Manokwari Selatan, Papua Barat, membuat beberapa gambar Jeruk. Ada gambar jeruk utuh, gambar jeruk yang di belah menjadi 2 bagian, 3 bagian, 4 bagian, 6 bagian dan 8 bagian. Dia sedang membuat buku besar yang akan digunakan dalam praktik mengajar di sekolah. ”Saya membuat media buku besar ini untuk memudahkan anak belajar pecahan dan belajar membaca,” tukasnya di sela-sela pelatihan (18/11).

Saat praktik mengajar di kelas, dia mengawali pembelajaran dengan mengajak siswa membaca bersama menggunakan buku besar buatannya, dan membahas isinya tentang konsep pecahan. Dia memberikan potongan gambar jeruk kepada siswa secara acak. Lalu siswa diminta menata potongan gambar jeruk tersebut di atas gambar jeruk utuh. Susunan potongan gambar jeruk harus sesuai dengan ukuran gambar jeruk utuh. Dari kegiatan ini siswa bisa menemukan berbagai model potongan, yaitu 1/2, 1/3, 1/4, 1/6, dan 1/8 sehingga siswa belajar konsep pecahan

secara kontekstual.

“Sekarang tugas di kelompok, silakan kalian buat penjumlahan dengan angka pecahan yang hasilnya sama dengan satu,” katanya. Setiap kelompok tampak asyik bekerja sama dan menuliskan hasilnya di kertas plano. Hasil setiap kelompok bervariasi, mereka membuat penjumlahan pecahan yang hasilnya satu. Maria Rumbiak, dan 75 guru dari 10 sekolah mitra di Manokwari Selatan, baru saja mengikuti pelatihan praktik yang baik dalam pembelajaran yang diselenggarakan USAID PRIORITAS (16-18/11). Pelatihan ini berfokus untuk meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung siswa, yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran aktif. Para guru, kepala sekolah, dan komite sekolah juga mendapatkan pelatihan MBS. (Jp/Sds)

Belajar Menyenangkan dengan BPKP

Maria Rumbiak, guru kelas V SDN Inpres Siwi, menunjukkan buku besar buatannya. Dia berhasil membuat siswanya belajar aktif dan menghasilkan karya kreatif membuat penjumlahan pecahan.

Wamena, Papua - Enonce Wandik, mahasiswa semester III, STKIP Kristen Wamena, praktik mengajar di kelas IIA SD YPPK Wouma, Wamena, Papua, sekolah mitra USAID PRIORITAS. Dia mengajar matematika dengan menggunakan buku paket kontekstual Papua (BPKP). Dalam pembelajaran, Enonce menerapkan langkah demi langkah sesuai RPP yang telah tertulis dalam BPKP.

Pada kegiatan pendahuluan (P1), dengan menggunakan garis bilangan, dia mengajak siswa berhitung maju dan berhitung mundur bilangan 1 sampai 30. Setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan (P2), guru menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan kartu angka dan garis

bilangan. Dalam pelaksanaan P1 dan P2 ini, siswa terlibat aktif dalam proses

pembelajaran. Untuk mengukur pemahaman siswa, dilanjutkan dengan pelatihan (P3). Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap siswa diberikan beberapa kartu yang bertuliskan angka. Mereka bergiliran menurunkan kartu dan harus menyebutkan angka tersebut jika ditambahkan dengan bilangan tertentu yang telah disebutkan sebelumnya. Siswa bermain sambil belajar dengan didampingi oleh guru. Kemudian pembelajaran ditutup dengan menyimpulkan pembelajaran hari itu (P4). Para siswa mengaku senang dengan pengalaman pembelajaran itu karena banyak bermain dan mudah mengikuti tugas guru. Bermain kartu sambil belajar matematika.

Oleh Eirene Mary MPdK

Dosen STKIP Yayasan Kristen Wamena

Jakarta - Laporan hasil percobaan alat penyaringan air sederhana yang dibuat oleh siswa kelas V SDN 2 Rajamandalakulon dalam pembelajaran IPA yang diajarkan oleh Elis Ernawati SPd, menjadi primadona para pengunjung pameran stan USAID PRIORITAS pada acara Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan 2015, di Istora Senayan, Jakarta (23-24/11). Pada acara simposium yang dihadiri Presiden Jokowi itu, USAID PRIORITAS menampilkan ragam keberhasilan guru yang mengajar dengan pendekatan pembelajaran aktif sehingga membuat para siswa berhasil menciptakan karya kreatif. “Keren...! Saya mendapat inspirasi untuk menerapkan ini di sekolah,” kata Eka Maydezlindo, guru SMPN 10 Prabumulih, Sumatera Selatan, yang tertarik dengan maket sekolah karya siswa MTsN Ciruas, Banten, yang dibuat dalam pembelajaran matematika untuk menerapkan konsep kesebangunan, pengukuran, dan bangun ruang. (Anw)

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemendikbud, Hamid Muhammad PhD, mendapat penjelasan alat penyaringan air sederhana karya siswa SDN 2 Rajamandalakulon, Jawa Barat.

(6)

PRIORITAS - Provinsi

PRIORITAS - Provinsi

Sergai Bedagai, Sumatera Utara - Pemerintah Kabupaten Sergai Bedagai (Sergai) bertekad terus bekerja keras memberikan layanan pendidikan terbaik bagi warga. Salah satunya diwujudkan melalui Gerakan Budaya Membaca yang dilaksanakan bersama USAID PRIORITAS. Gerakan ini melibatkan siswa, masyarakat, dan pemerintah, untuk membiasakan diri membaca setiap hari. Gerakan ini merupakan respon Sergai atas seruan Mendikbud Anies Baswedan untuk menyediakan waktu membaca di sekolah. "Seluruh siswa Sergai akan bisa menikmati layanan literasi yang berkualitas,” kata Pj. Bupati Sergai Ir Alwi MSi saat mendeklarasikan Gerakan Budaya Membaca di Lapangan Sultan Serdang, Perbaungan (28/11). Deklarasi ini merupakan tindaklanjut dari kemitraan Pemkab Sergai dengan USAID PRIORITAS. Para guru dan kepala sekolah mitra di Sergai telah mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari program USAID PRIORITAS dalam menerapkan praktik yang baik dalam pembelajaran, manajemen sekolah, dan budaya baca.

Menurut Alwi, keterampilan membaca merupakan pondasi kemam-puan belajar. Semakin baik keterampilan membaca, semakin baik pula prestasi belajar. “Keterampilan literasi hanya bisa ditumbuhkan melalui pembudayaan. Dibutuhkan sebuah gerakan bersama yang melibatkan pemerintah dan masyarakat untuk membiasakan anak membaca terus menerus,” terangnya.

Kepala Dinas Pendidikan Sergai, Drs Joni Walker Manik MM, mengatakan, pasca deklarasi sebanyak 965 sekolah dan madrasah akan melaksanakan program membaca hening. Setiap hari sebelum jam pembelajaran, seluruh sekolah mewajibkan siswa membaca buku bacaan selama lima belas menit. “Kami juga mendorong terbitnya peraturan bupati untuk mengatur program membaca yang lebih luas. Misalnya dengan membuat jam belajar masyarakat yang di dalamnya mengatur waktu khusus untuk membaca,” tambahnya.

Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprovsu) Hasban Ritonga mengapresasi Gerakan Budaya Membaca yang dicanangkan Pemkab Sergai. Beliau menyebut gerakan ini sebagai program inovatif. “Kami mendorong kabupaten/kota lain di Sumut untuk meniru Serdang Bedagai dalam menggerakkan budaya membaca,” terangnya.

Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) mencatat kegiatan Deklarasi Gerakan Budaya Membaca di Sergai sebagai rekor baru di Indonesia. Peserta berhasil menuliskan 10.610 rensensi buku. “Jumlah ini menjadi jumlah rensensi buku terbanyak yang ditulis di Indonesia. Deklarasi ini merupakan salah satu kegiatan yang paling edukatif,” ujar Senior Manajer MURI Awan Raharjo. (Eh)

Deklarasi Budaya Baca:

Siswa Sergai Pecahkan Rekor Muri Resensi Buku

Sekdaprovsu, Hasban Ritonga dan Pj. Bupati Sergai, Ir Alwi MSi mengamati buku yang dibaca peserta deklarasi Gerakan Budaya Membaca di Lapangan Replika Sultan Serdang.

Banda Aceh, Aceh - “Pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) sangat penting untuk meningkatkan keprofe-sionalan guru dalam mengajar. Oleh karena itu kami telah menganggarkan dana 16,4 milyar diseminasi program USAID PRIORITAS ke 10 kabupaten/kota nonmitra untuk pemerataan kualitas guru, kepala sekolah, dan pengawas di tahun 2016 ini,” katanya saat membuka lokakarya perencanaan strategis PKB untuk guru, di Banda Aceh (21/12).

Acara itu dihadiri unsur dinas pendidikan, Bappeda, dan kemenag dari 9 kabupaten

Provinsi Aceh Diseminasi Program

ke Seluruh Kabupaten/Kota

mitra, yaitu Abdya, Aceh Jaya, Pidie, Pijay, Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Utara dan Aceh Tamiang.

“Untuk tahap awal kita akan melatih seluruh fasilitator daerah yang akan dipilih oleh dinas pendidikan dan kemenag. Fasilitator ini selanjutnya melatih pada tingkat sekolah. Seluruh metode dan modul pelatihan kita adopsi secara menyeluruh dari apa yang dilakukan oleh USAID PRIORITAS selama tiga tahun terakhir ini,” lanjutnya.

Dinas Pendidikan Provinsi Aceh akan mengadopsi program USAID PRIORITAS di seluruh kabupaten/kota yang jumlahnya mencapai 24 kabupaten/kota. Mulai tahun 2016, ada 10 kabupaten yang memulai program ini, dan tahun 2017 diharapkan seluruh kabupaten/kota telah menerapkan program USAID PRIORITAS.

Semua pembiayaan diseminasi program USAID PRIORITAS di Aceh akan dibiayai oleh anggaran Dinas Pendidikan Provinsi.

USAID PRIORITAS akan membantu penyediaan fasilitator daerah (Fasda) dan modul untuk pelatihan calon fasilitator kabupaten/kota.

Hasil Uji Kompetensi

Pada acara ini juga dipaparkan hasil pendampingan PKB di 9 kabupaten/kota dan hasil uji kompetensi pedagogi dan keprofesionalan guru tahun 2014. Hasilnya, ada 88% guru yang belum memenuhi standar kompentensi pedagogi dan profesional atau masuk dalam kategori tidak layak mengajar. Sementara hanya 2% guru yang memiliki standar kompetensi di atas standar rata-rata, yang berarti dapat mengajar dan menguasai materi dengan baik. Guru lainnya ada yang memiliki kompetensi pedagogi baik tetapi kompetensi profesional di bawah standar, atau sebaliknya. Program PKB menjadi jawaban untuk meningkatkan kompetensi guru. (Tmk)

Hasanuddin Darjo, Kepala Dinas Pendidikan Aceh.

Pelatihan Penyegaran Fasilitator

Denpasar, Bali – Untuk melanjutkan program peningkatan mutu sekolah dalam menerapkan praktik yang baik dalam pembelajaran dan budaya membaca, USAID PRIORITAS kembali melatih lebih dari 100 fasilitator pembelajaran dan budaya baca pada pelatihan penyegaran fasilitator tingkat nasional modul III SD/MI di Denpasar, Bali (15-18/12). “Sebelumnya para fasilitator ini sudah dilatih modul III. Pada pelatihan kali ini kami ingin meningkatkan kemampuan para fasilitator nasional yang berorientasi pada peningkatan kemampuan literasi,” tutur Stuart Weston, Direktur Program USAID

PRIORITAS. (Anw)

Banjarnegara, Jawa Tengah - Bupati Banjarnegara, H. Sutedjo Slamet Utomo SH MHum, membuat surat edaran tentang gerakan budaya baca. Dalam surat edaran itu bupati menetapkan waktu minimal 15 menit untuk membaca setiap hari sebelum pelajaran dimulai. “Melalui surat edaran ini semua sekolah di Banjarnegara diharapkan mendukung meningkatkan minat baca untuk

Bupati Banjarnegara dan Tasikmalaya Resmikan Budaya Baca

Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo, bersama dengan Direktur USAID PRIORITAS dan Koordinator USAID PRIORITAS Jawa Tengah menandatangani dukungan budaya baca anak dalam pencanangan budaya baca di Banjarnegara.

menciptakan masyarakat yang cerdas,” kata Bupati Sutedjo saat memberikan sambutan pada acara peresmian pencanangan gerakan budaya baca di SMPN 2 Banjarnegara (19/11).

Bupati juga meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, agar surat edaran tersebut ditempel di papan pengu-muman sekolah serta ruang kelas. “Disadari atau tidak waktu kita membaca SMS lebih banyak dari pada membaca buku. Sekarang kita ubah, baca buku lebih banyak daripada baca SMS,” tukasnya. Direktur Program USAID PRIORITAS, Stuart Weston, yang hadir pada acara tersebut mengatakan, “USAID telah memberikan bantuan kepada sekolah melalui pemerintah daerah untuk berbagai program pendidikan, termasuk program budaya membaca.” Stuart juga terkesan dengan siswa SMPN 2

Banjarnegara yang sudah membuat sudut baca di setiap kelasnya. “Program budaya baca akan sukses jika ada dukungan dari semua pihak,” tambah Stuart.

Budaya Membaca di Tasikmalaya

Bupati Tasikmalaya, Uu Ruzhanul Ulum, bertempat di SMPN 1 Ciawi meresmikan program budaya membaca (31/10). Menurut

Kepala SMPN 1 Ciawi, Dra Amih Fuji Rahmi MPd, peluncuran ini menguatkan program membaca senyap selama 15 menit yang sudah dilakukan setiap hari di sekolah, sebelum pelajaran dimulai. Setelah menyelesaikan membaca satu buku, siswa menuliskan resume pada buku jurnal, yang nantinya akan dinilai oleh guru bahasa Indonesia. (Arz/Ds)

Dirjen GTK Resmikan Sumut

Sebagai Provinsi Pendidikan Inklusif

Medan, Sumatera Utara - Direktur Jenderal (Dirjen) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Sumarna Surapranata PhD secara resmi mendeklarasikan Sumatera Utara (Sumut) sebagai provinsi pendidikan inklusif ke-8 di Indonesia. “Saya bangga dan sangat mengapresiasi keputusan Sumut menyusul tujuh provinsi lainnya. Ini sangat sesuai dengan tujuan pendidikan kita untuk membangun insan dan ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan semangat gotong-royong. Semoga semua sekolah di Sumut nantinya siap menerima anak berkebutuhan khusus (ABK),” ucapnya dalam Deklarasi Sumatera Utara sebagai provinsi penyelenggara pendidikan inklusif di Medan (16/12). Sebagai bentuk apresasi, Kemendikbud menyerahkan piagam penghargaan kepada Pemerintah Provinsi Sumut atas kesiapannya menjadi provinsi penyelenggara pendidikan inklusif. Penghargaan juga diberikan kepada pihak-pihak yang memiliki perhatian terhadap pendidikan inklusif, terutama kepada USAID PRIORITAS yang sudah mendukung proses penyelenggaraan pendidikan di Sumut, bukan hanya pendi-dikan inklusif tetapi pendipendi-dikan di Sumut secara keseluruhan. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Drs. Masri, M.Si mengatakan sebanyak 633 sekolah telah menyatakan siap untuk menyelenggarakan pendidikan inklusif. Sekolah yang tersebar di kabupaten/kota di Sumut ini siap menerima ABK untuk bersekolah di sekolah reguler. “Ini merupakan bentuk kerja sama masyarakat dan pemerintah untuk membangun kepedulian kepada ABK,” kata Masri. (Eh)

Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Sumarna Surapranata PhD (tengah), bersama pejabat Provinsi Sumut, dan Koor-dinator USAID PRIORITAS Provinsi Sumut (kiri) memukul gondang Sembilan sebagai tanda deklarasi Sumut sebagai Provinsi Pendidikan Inklusif (16/12).

(7)

PRIORITAS - Provinsi

PRIORITAS - Provinsi

Sergai Bedagai, Sumatera Utara - Pemerintah Kabupaten Sergai Bedagai (Sergai) bertekad terus bekerja keras memberikan layanan pendidikan terbaik bagi warga. Salah satunya diwujudkan melalui Gerakan Budaya Membaca yang dilaksanakan bersama USAID PRIORITAS. Gerakan ini melibatkan siswa, masyarakat, dan pemerintah, untuk membiasakan diri membaca setiap hari. Gerakan ini merupakan respon Sergai atas seruan Mendikbud Anies Baswedan untuk menyediakan waktu membaca di sekolah. "Seluruh siswa Sergai akan bisa menikmati layanan literasi yang berkualitas,” kata Pj. Bupati Sergai Ir Alwi MSi saat mendeklarasikan Gerakan Budaya Membaca di Lapangan Sultan Serdang, Perbaungan (28/11). Deklarasi ini merupakan tindaklanjut dari kemitraan Pemkab Sergai dengan USAID PRIORITAS. Para guru dan kepala sekolah mitra di Sergai telah mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari program USAID PRIORITAS dalam menerapkan praktik yang baik dalam pembelajaran, manajemen sekolah, dan budaya baca.

Menurut Alwi, keterampilan membaca merupakan pondasi kemam-puan belajar. Semakin baik keterampilan membaca, semakin baik pula prestasi belajar. “Keterampilan literasi hanya bisa ditumbuhkan melalui pembudayaan. Dibutuhkan sebuah gerakan bersama yang melibatkan pemerintah dan masyarakat untuk membiasakan anak membaca terus menerus,” terangnya.

Kepala Dinas Pendidikan Sergai, Drs Joni Walker Manik MM, mengatakan, pasca deklarasi sebanyak 965 sekolah dan madrasah akan melaksanakan program membaca hening. Setiap hari sebelum jam pembelajaran, seluruh sekolah mewajibkan siswa membaca buku bacaan selama lima belas menit. “Kami juga mendorong terbitnya peraturan bupati untuk mengatur program membaca yang lebih luas. Misalnya dengan membuat jam belajar masyarakat yang di dalamnya mengatur waktu khusus untuk membaca,” tambahnya.

Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprovsu) Hasban Ritonga mengapresasi Gerakan Budaya Membaca yang dicanangkan Pemkab Sergai. Beliau menyebut gerakan ini sebagai program inovatif. “Kami mendorong kabupaten/kota lain di Sumut untuk meniru Serdang Bedagai dalam menggerakkan budaya membaca,” terangnya.

Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) mencatat kegiatan Deklarasi Gerakan Budaya Membaca di Sergai sebagai rekor baru di Indonesia. Peserta berhasil menuliskan 10.610 rensensi buku. “Jumlah ini menjadi jumlah rensensi buku terbanyak yang ditulis di Indonesia. Deklarasi ini merupakan salah satu kegiatan yang paling edukatif,” ujar Senior Manajer MURI Awan Raharjo. (Eh)

Deklarasi Budaya Baca:

Siswa Sergai Pecahkan Rekor Muri Resensi Buku

Sekdaprovsu, Hasban Ritonga dan Pj. Bupati Sergai, Ir Alwi MSi mengamati buku yang dibaca peserta deklarasi Gerakan Budaya Membaca di Lapangan Replika Sultan Serdang.

Banda Aceh, Aceh - “Pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) sangat penting untuk meningkatkan keprofe-sionalan guru dalam mengajar. Oleh karena itu kami telah menganggarkan dana 16,4 milyar diseminasi program USAID PRIORITAS ke 10 kabupaten/kota nonmitra untuk pemerataan kualitas guru, kepala sekolah, dan pengawas di tahun 2016 ini,” katanya saat membuka lokakarya perencanaan strategis PKB untuk guru, di Banda Aceh (21/12).

Acara itu dihadiri unsur dinas pendidikan, Bappeda, dan kemenag dari 9 kabupaten

Provinsi Aceh Diseminasi Program

ke Seluruh Kabupaten/Kota

mitra, yaitu Abdya, Aceh Jaya, Pidie, Pijay, Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Utara dan Aceh Tamiang.

“Untuk tahap awal kita akan melatih seluruh fasilitator daerah yang akan dipilih oleh dinas pendidikan dan kemenag. Fasilitator ini selanjutnya melatih pada tingkat sekolah. Seluruh metode dan modul pelatihan kita adopsi secara menyeluruh dari apa yang dilakukan oleh USAID PRIORITAS selama tiga tahun terakhir ini,” lanjutnya.

Dinas Pendidikan Provinsi Aceh akan mengadopsi program USAID PRIORITAS di seluruh kabupaten/kota yang jumlahnya mencapai 24 kabupaten/kota. Mulai tahun 2016, ada 10 kabupaten yang memulai program ini, dan tahun 2017 diharapkan seluruh kabupaten/kota telah menerapkan program USAID PRIORITAS.

Semua pembiayaan diseminasi program USAID PRIORITAS di Aceh akan dibiayai oleh anggaran Dinas Pendidikan Provinsi.

USAID PRIORITAS akan membantu penyediaan fasilitator daerah (Fasda) dan modul untuk pelatihan calon fasilitator kabupaten/kota.

Hasil Uji Kompetensi

Pada acara ini juga dipaparkan hasil pendampingan PKB di 9 kabupaten/kota dan hasil uji kompetensi pedagogi dan keprofesionalan guru tahun 2014. Hasilnya, ada 88% guru yang belum memenuhi standar kompentensi pedagogi dan profesional atau masuk dalam kategori tidak layak mengajar. Sementara hanya 2% guru yang memiliki standar kompetensi di atas standar rata-rata, yang berarti dapat mengajar dan menguasai materi dengan baik. Guru lainnya ada yang memiliki kompetensi pedagogi baik tetapi kompetensi profesional di bawah standar, atau sebaliknya. Program PKB menjadi jawaban untuk meningkatkan kompetensi guru. (Tmk)

Hasanuddin Darjo, Kepala Dinas Pendidikan Aceh.

Pelatihan Penyegaran Fasilitator

Denpasar, Bali – Untuk melanjutkan program peningkatan mutu sekolah dalam menerapkan praktik yang baik dalam pembelajaran dan budaya membaca, USAID PRIORITAS kembali melatih lebih dari 100 fasilitator pembelajaran dan budaya baca pada pelatihan penyegaran fasilitator tingkat nasional modul III SD/MI di Denpasar, Bali (15-18/12). “Sebelumnya para fasilitator ini sudah dilatih modul III. Pada pelatihan kali ini kami ingin meningkatkan kemampuan para fasilitator nasional yang berorientasi pada peningkatan kemampuan literasi,” tutur Stuart Weston, Direktur Program USAID

PRIORITAS. (Anw)

Banjarnegara, Jawa Tengah - Bupati Banjarnegara, H. Sutedjo Slamet Utomo SH MHum, membuat surat edaran tentang gerakan budaya baca. Dalam surat edaran itu bupati menetapkan waktu minimal 15 menit untuk membaca setiap hari sebelum pelajaran dimulai. “Melalui surat edaran ini semua sekolah di Banjarnegara diharapkan mendukung meningkatkan minat baca untuk

Bupati Banjarnegara dan Tasikmalaya Resmikan Budaya Baca

Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo, bersama dengan Direktur USAID PRIORITAS dan Koordinator USAID PRIORITAS Jawa Tengah menandatangani dukungan budaya baca anak dalam pencanangan budaya baca di Banjarnegara.

menciptakan masyarakat yang cerdas,” kata Bupati Sutedjo saat memberikan sambutan pada acara peresmian pencanangan gerakan budaya baca di SMPN 2 Banjarnegara (19/11).

Bupati juga meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, agar surat edaran tersebut ditempel di papan pengu-muman sekolah serta ruang kelas. “Disadari atau tidak waktu kita membaca SMS lebih banyak dari pada membaca buku. Sekarang kita ubah, baca buku lebih banyak daripada baca SMS,” tukasnya. Direktur Program USAID PRIORITAS, Stuart Weston, yang hadir pada acara tersebut mengatakan, “USAID telah memberikan bantuan kepada sekolah melalui pemerintah daerah untuk berbagai program pendidikan, termasuk program budaya membaca.” Stuart juga terkesan dengan siswa SMPN 2

Banjarnegara yang sudah membuat sudut baca di setiap kelasnya. “Program budaya baca akan sukses jika ada dukungan dari semua pihak,” tambah Stuart.

Budaya Membaca di Tasikmalaya

Bupati Tasikmalaya, Uu Ruzhanul Ulum, bertempat di SMPN 1 Ciawi meresmikan program budaya membaca (31/10). Menurut

Kepala SMPN 1 Ciawi, Dra Amih Fuji Rahmi MPd, peluncuran ini menguatkan program membaca senyap selama 15 menit yang sudah dilakukan setiap hari di sekolah, sebelum pelajaran dimulai. Setelah menyelesaikan membaca satu buku, siswa menuliskan resume pada buku jurnal, yang nantinya akan dinilai oleh guru bahasa Indonesia. (Arz/Ds)

Dirjen GTK Resmikan Sumut

Sebagai Provinsi Pendidikan Inklusif

Medan, Sumatera Utara - Direktur Jenderal (Dirjen) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Sumarna Surapranata PhD secara resmi mendeklarasikan Sumatera Utara (Sumut) sebagai provinsi pendidikan inklusif ke-8 di Indonesia. “Saya bangga dan sangat mengapresiasi keputusan Sumut menyusul tujuh provinsi lainnya. Ini sangat sesuai dengan tujuan pendidikan kita untuk membangun insan dan ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan semangat gotong-royong. Semoga semua sekolah di Sumut nantinya siap menerima anak berkebutuhan khusus (ABK),” ucapnya dalam Deklarasi Sumatera Utara sebagai provinsi penyelenggara pendidikan inklusif di Medan (16/12). Sebagai bentuk apresasi, Kemendikbud menyerahkan piagam penghargaan kepada Pemerintah Provinsi Sumut atas kesiapannya menjadi provinsi penyelenggara pendidikan inklusif. Penghargaan juga diberikan kepada pihak-pihak yang memiliki perhatian terhadap pendidikan inklusif, terutama kepada USAID PRIORITAS yang sudah mendukung proses penyelenggaraan pendidikan di Sumut, bukan hanya pendi-dikan inklusif tetapi pendipendi-dikan di Sumut secara keseluruhan. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Drs. Masri, M.Si mengatakan sebanyak 633 sekolah telah menyatakan siap untuk menyelenggarakan pendidikan inklusif. Sekolah yang tersebar di kabupaten/kota di Sumut ini siap menerima ABK untuk bersekolah di sekolah reguler. “Ini merupakan bentuk kerja sama masyarakat dan pemerintah untuk membangun kepedulian kepada ABK,” kata Masri. (Eh)

Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Sumarna Surapranata PhD (tengah), bersama pejabat Provinsi Sumut, dan Koor-dinator USAID PRIORITAS Provinsi Sumut (kiri) memukul gondang Sembilan sebagai tanda deklarasi Sumut sebagai Provinsi Pendidikan Inklusif (16/12).

(8)

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Setelah menerapkan hasil pelatihan dan pendampingan USAID PRIORITAS, beberapa sekolah, fasilitator daerah, dan guru dari sekolah mitra berhasil mendapatkan prestasi tingkat nasional. Berikut adalah inisiatif yang mereka

lakukan sehingga berhasil mengukir prestasi.

Batu, Jawa Timur - Buku menjadi pintu imajinasi anak-anak. Buku pula yang menambah wawasan mereka sebagai bekal melangkah di masa depan. Menyadari hal itu, SDN Ngaglik 01 Kota Batu menata ruang perpustakaannya sedemikian rupa sehingga anak-anak betah membaca di sana. Ruang perpustakaan ini cukup luas, setara dengan ruang kelas pada umumnya. Buku-buku ditata rapi di dalam lemari, kursi-kursi ditata dengan meja yang cukup besar. Anak-anak merasa ruang luas itu memberi kebebasan saat membaca sehingga terasa nyaman. Di ruang perpustakaan pula kadang-kadang siswa menghabiskan waktu belajarnya.

Begitu pula dengan Sudut Baca di masing-masing ruang kelas. Buku bacaan yang ada di sana juga membantu guru melakukan proses belajar mengajarnya dengan menemukan sumber belajar secara mudah. “Beberapa waktu lalu saya mengajar mata pelajaran IPS. Nah, buku-buku yang memaparkan tokoh-tokoh sejarah seperti Gajah Mada atau Roro Jonggrang

ditambahkan di Sudut Baca,” tutur Helmina Mauludiyah, guru kelas V SDN Ngaglik 01 Kota Batu yang juga Fasilitator

Pembelajaran USAID PRIORITAS (12/12). Buku-buku yang ada di setiap ruang kelas

itu diputar (rolling) secara bergantian sebulan sekali. Setiap jenjang terdapat tiga ruang kelas. Maka, buku-buku itu akan berpindah-pindah dari ruang kelas yang satu ke kelas lainnya. Pengadaan buku ini diperoleh melalui dana bantuan dari pemerintah, wali murid, serta perpustakaan Kota Batu.

Waktu istirahat juga bisa dimanfaatkan siswa dengan membaca buku-buku itu. Jam kosong tak lagi membosankan atau hanya diisi dengan senda gurau. Siswa bisa memilih bacaan yang disukai sekaligus membaca di dalam kelas, kadang ada juga yang membawa buku dari rumah. “Kami mengetahui konsep Sudut Baca ini setelah mendapatkan pelatihan dari USAID PRIORITAS. Rata-rata ada sekitar 50 judul buku bacaan di setiap kelas saat ini,” papar Helmina. Sudut Baca membawa manfaat positif bagi siswa dan guru. Salah seorang siswa bernama Elvina Fikri Abdillah pernah menjuarai lomba menulis sinopsis dan lomba percakapan bahasa Jawa berkat adanya Sudut Baca. “Sebab, mereka dilatih merangkum isi buku yang sudah dibaca,” kata Helmina.

Setiap pagi sebelum pelajaran dimulai, guru meminta siswa menyempatkan diri untuk membaca selama 30 menit. Buku yang sudah dibaca tidak begitu saja dikembalikan ke rak. Siswa harus membuat catatan mengenai apa saja yang diketahuinya dari buku itu. Nah, rangkuman itu melatih memori anak dengan mengingat kembali apa saja yang sudah dibaca sebelumnya. Rangkuman buku ini tidak saja untuk mereka yang membaca di Sudut Baca, tetapi juga perpustakaan sekolah. Siswa yang paling banyak memiliki hasil

SDN Ngaglik 01 Batu Juara Nasional Perpustakaan

Perpustakaan SDN Ngaglik 01 Kota Batu dibuat menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan, buku-buku bacaan yang menarik rutin diperbarui, termasuk buku-buku bacaan yang ada di Sudut Baca di dalam kelas. Dampaknya, minat membaca siswa semakin baik, pengetahuan siswa juga semakin berkembang dan kemampuan siswa dalam menulis laporan hasil belajar menjadi lebih runtut dan panjang, dan ditulis dengan kata-kata mereka sendiri.

rangkuman akan dinobatkan sebagai raja dan ratu baca. Penobatan ini berlangsung setiap semester.

Berkat penerapan Sudut Baca dan pemilihan raja dan ratu baca inilah SDN Ngaglik 01 Kota Batu keluar sebagai juara nasional budaya mutu perpustakaan. Prestasi itu turut mengantarkan Jawa Timur menjadi Juara Umum dalam lomba Budaya Mutu Sekolah Dasar Tingkat Nasional ke-2 yang diselenggarakan Kemendikbud RI pada 2-6 November 2015 di Padang, Sumatera Barat.

Untuk menciptakan budaya mutu perpustakaan tersebut, Kepala SDN Ngaglik 01 Kota Batu, Yayuk Rahayuningsih mengembangkan beberapa program. Mereka berusaha menciptakan suasana perpustakaan yang nyaman, bekerja sama dengan perpustakaan Kota Batu untuk pengadaan buku, membuat Sudut Baca di setiap ruang kelas, serta pemilihan Raja dan Ratu Baca bagi siswa yang rajin membaca buku di perpustakaan.

Juara III Budaya Mutu Sekolah SDN 2 Rajamandalakulon, Bandung Barat, Jawa Barat, juga berhasil meraih prestasi tingkat nasional. Mereka menjadi juara III untuk budaya mutu sekolah. Sekolah mitra USAID PRIORITAS ini dinilai berhasil dalam mengembangkan (1) budaya mutu pembelajaran intrakurikuler, (2) budaya mutu pembelajaran ekstrakurikuler, (3) budaya mutu MBS dan sekolah dasar bersih dan sehat (SDBS) serta (4) budaya mutu pengelolaan perpustakaan sekolah.

(Wss/Ida/Anw)

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Demak, Jawa Tengah – Abdul Hamid, pengawas RA/MI Kementerian Agama Kabupaten Demak mendapat penghargaan sebagai Pengawas Kementerian Agama (Kemenag) Berprestasi Tingkat Nasional, yang dilaksanakan di Bogor (17/10). Gelar

Terapkan MBS,

Antarkan Hamid Jadi Pengawas Berprestasi Nasional

tersebut merupakan buah dari

keseriu-sannya dalam menerapkan manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam tugas kepengawasan yang dijalaninya. “MBS merupakan solusi dari berbagai masalah di madrasah. Hal tersebut penting untuk terus ditekankan dan didorong implementasinya,” kata Hamid yang juga fasilitator USAID PRIORITAS Kabupaten Demak.

Dalam ajang pemilihan pengawas berprestasi tingkat nasional tersebut, Hamid mempresentasikan tentang pengembangan profesionalisme guru dan pengawas melalui supervisi akademik dan supervisi manajerial berkelanjutan. Akademik yang dimaksud seperti peningkatan kualitas pembelajaran yang didahului dengan membuat perencanaan yang baik, sedangkan manajerial merupakan bentuk perencanaan dan pengelolaan madrasah yang baik. Bentuk-bentuk tersebut merupakan hal yang dilatihkan Abdul Hamid mendapat penghargaan Rp 10

juta atas prestasi sebagai pengawas madrasah terbaik.

SMPN 8 Serpong

Sekolah Berintegritas

Tangerang Selatan, Banten – SMPN 8 Puspitek Serpong, salah satu sekolah mitra USAID PRIORITAS berhasil meraih prestasi sebagai sekolah berintegritas. Pemberian penghargaan sekolah berintegritas tersebut diberikan secara langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan PhD, pada akhir Desember 2015 lalu. Penghargaan ini berdasarkan integritas kejujuran yang tinggi dalam menyelenggarakan ujian nasional selama lima tahun terakhir yang linier dengan capaian nilai UN yang tinggi. Acara tersebut dihadiri oleh Presiden Jokowi yang juga

mengapresiasi keberhasilan kepala sekolah dalam menyelenggarakan UN yang jujur.

“Presiden Jokowi mengundang 503 kepala sekolah dari 260.000 SMP/SMA/SMK di seluruh Indonesia untuk mendapatkan

penghargaan sebagai sekolah paling berintegritas,” tutur Dra Endang Koeswarini MM, Kepala SMPN 8 Puspitek Serpong yang bercerita proses penerimaan penghargaan tersebut. Sekolah ini dalam 4 tahun terakhir berhasil mendapatkan nilai rata-rata UN di atas 8.

“Menurut Bapak Jokowi, kejujuran merupakan nilai-nilai dasar dalam membangun bangsa. Pendidikan di dalam sekolah bukan hanya dilaksanakan secara akademik, tetapi sekaligus mental untuk menjaga integritas kejujuran,” jelas Endang sekali lagi. Menurut Endang, Kemendikbud telah memiliki aplikasi penyelenggaraan UN berintegritas yang dipantau selama lima tahun.

SMPN 8 Puspitek Serpong merupakan sekolah yang termasuk dalam kuadran 1 dengan indeks integritas tertinggi dan terbaik. “Sebagai kepala sekolah saya merasa bangga dapat menerapkan

pendidikan berkarakter sesuai dengan materi kepemimpinan kepala sekolah yang sudah dilatihkan USAID PRIORITAS selama ini,” kata Endang mengaitkan pengalaman dilatih USAID PRIORITAS dengan penghargaan yang baru diterimanya. Sekolah ini memiliki tagline “Prestasi Itu Penting, Jujur Lebih Utama” sehingga selain menerapkan pendekatan pembelajaran aktif, para guru dan siswa juga berkomitmen menciptakan keju-juran dalam pembelajaran. Jika ada siswa yang bermasalah atau melakukan kecurangan dalam ujian, sekolah tidak memberikan hukuman melainkan memberi pembinaan dan pendampingan. Beberapa sekolah mitra yang juga mendapat prestasi ini di antaranya SMPN 1 Karanganyar Jawa Tengah, SMPN 1 Rogojampi, dan SMPN 1 Banyuwangi, Jawa Timur. (Anl/Anw)

Dra Endang Koeswarini MM, Kepala SMPN 8 Serpong berdiri di sebelah kanan Presiden Jokowi setelah menerima penghargaan sekolah berintegritas.

oleh USAID PRIORITAS dan dikembangkan dirinya bersama Kemenag Jawa Tengah. “Saya sudah mendapatkan pelatihan MBS dari USAID, kemudian saya kembangkan di lingkungan Kemenag sampai sekarang,” katanya.

Di sela aktivitas sebagai pengawas, beliau juga aktif menjadi fasilitator USAID PRIORITAS di Jawa Tengah. Karena semangat berbagi yang dimiliki, beliau sering diundang untuk mengisi pelatihan MBS di berbagai tempat. Berkat hal tersebut, portofolio yang dikumpulkan oleh Hamid paling banyak bila dibandingkan dengan peserta dari provinsi lain. Hal itu menjadi nilai tambah untuk menjadi juara. “Kunci sukses saya adalah tidak takut salah dalam setiap berkarya. Orang yang berkarya sudah dalam posisi benar. Malah yang tidak berkarya itu yang kurang benar. Maka jangan ragu untuk terus berkarya,” katanya. (Arz)

Referensi

Dokumen terkait

YANG AKAN MENJADI ASSET SDM EFEKTIF DALAM MENGHADAPI MASALAH & TANTANGAN HARIAN DI PERUSAHAAN.. 1 2 3

luar negeri, maka fotokopi ijazah/STTB harus dilegalisasi oleh kepala sekolah yang bersangkutan dan/atau Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,

Penilaian pembaca mengenai sampul dan ilustrasi yang terdapat pada buku #88 Love Life memiliki kategori baik, karena responden yang menjawab tampilan sampul, bahan sampul

Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan

Seiring dengan perkembangan lembaga kursus ini, proses akademik yang selama ini dijalankan dirasa kurang efektif dan efisien dan membutuhkan suatu sistem yang baru karena

Hasil penelitian menunjukkan variabel content, timeliness, technology, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen komite audit dan kualitas

Tujuan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pengawasan (SIMWAS) adalah terciptanya suatu Sistem Informasi Pengawasan yang terintegrasi antara sistem perencanaan,

Bank Kustodian akan menerbitkan dan mengirimkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan antara lain jumlah Unit Penyertaan yang dijual kembali dan dimiliki