• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEDUKSI MODEL KESUKSESAN SISTEM INFORMASI DELONE AND MCLEAN PADA IMPLEMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEDUKSI MODEL KESUKSESAN SISTEM INFORMASI DELONE AND MCLEAN PADA IMPLEMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

148

Pinta Saras Puspita, Hamzah Ritchi

|

DEDUKSI MODEL KESUKSESAN SISTEM INFORMASI

DELONE AND MCLEAN PADA IMPLEMENTASI DI

LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

Pinta Saras Puspita1, Hamzah Ritchi2 1. Universitas Padjadjaran

Jl. Dipatiukur No. 35, Bandung – Jawa Barat Email : pinta12001@mail.unpad.ac.id

2. Universitas Padjadjaran

Jl. Dipatiukur No. 35, Bandung – Jawa Barat Email : hamzah.ritchi@unpad.ac.id

ABSTRAK

Model kesuksesan sistem informasi DeLone and McLean merupakan model kausal yang berisikan dimensi-dimensi pembentuk kesuksesan sistem informasi. Dimensi-dimensi tersebut – system quality, information quality, actual use, user satisfaction, individual impact, dan organizational impact telah melalui beberapa tahapan pengembangan dan pemantapan konstruk. Dimensi-dimensi pembentuk model tersebut secara luas telah diadopsi dan diuji pada beberapa studi sebelumnya dalam domain sistem informasi. Model menunjukkan konsistensi hasil serta menyajikan daya penjelasan yang atas. Penelitian ini mencoba, dalam paradigma orientasi deduktif, memperluas daya penjelas model D&M dengan menganalisis hubungan antara beberapa dimensi yang menyusun kesuksesan sistem informasi tersebut. Sistem informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem informasi pengelolaan keuangan daerah (SIPKD) di sebuah pemerintah kota.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dimana analisis data menggunakan statistik SEM-PLS. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari responden yang merupakan operator SIPKD di masing-masing SKPD Pemkot Cimahi. Dari 93 kuesioner yang disebar, 75 kuesioner dikembalikan ke peneliti. Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan SPSS v. 21.0 dan PLS. Hipotesis akan diuji menggunakan teknik SEM (Structural Equation Modeling).

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan antara system quality terhadap user satisfaction dan actual use, user satisfaction terhadap individual impact, dan actual use terhadap individual impact.

Kata kunci: D&M IS Success Model, Structural Equation Modeling (SEM), Model Penerimaan Teknologi

1.

PENDAHULUAN

Teknologi informasi pada perusahaan saat ini telah menjadi kebutuhan instrumental dalam aktivitas organisasi. Banyak proses bisnis perusahaan yang memerlukan dukungan teknologi. Asumsi dasar dengan diterapkannya teknologi informasi ini adalah bahwa perusahaan dapat melakukan proses bisnis lebih cepat, lebih akurat, pembuatan laporan yang lebih baik, peningkatan produktivitas karyawan, dan sebagainya. Baig dan Gururajan [25] menilai bahwa teknologi informasi merupakan satu sarana untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan bisnis. Luftman et al. [36] juga mengatakan bahwa keselarasan antara bisnis dan teknologi informasi dapat menjadi instrumen dalam meningkatkan kinerja organisasi.

Penggunaan teknologi informasi tidak hanya digunakan oleh organisasi berorientasi profit saja, namun pemerintah yang tergolong organisasi nonprofit pun telah menggunakannya. Melalui

(3)

|

Pinta Saras Puspita, Hamzah Ritchi

149

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2005 [42] tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah, pemerintah daerah sebagai perumus dan pelaksana kebijakan APBD berkewajiban untuk terbuka dan bertanggung jawab terhadap hasil pelaksanaan pembangunan atau pelaksanaan anggaran, penyajian informasi anggaran, dan pelaporan keuangan daerah yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah. Dengan demikian Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) yang baku untuk mengatur tata cara pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada masyarakat memiliki relevansi. Informasi keuangan daerah melalui SIKD diharapkan memenuhi prinsip akurat, relevan, dan dapat dipertanggungjawabkan yang dinilai dari pernyataan yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Pengukuran kesuksesan sistem informasi adalah langkah evaluasi yang panjang, karena terdiri dari berbagai macam langkah dan dimensi yang digunakan. Salah satu model yang biasa digunakan dalam mengukur tingkat kesuksesan suatu sistem informasi adalah model kesuksesan informasi yang dikembangkan oleh DeLone dan McLean. Pada penelitian ini membahas faktor yang mampu memengaruhi kesuksesan teknologi informasi dilihat dari sudut pandang model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean.

Penelitian mengenai pengujian model kesuksesan D&M di Indonesia dilakukan oleh Wahyuni [61], Mulyono [40], dan Radityo & Zulaikha [46] dengan hasil yang relatif berbeda-beda. Hasil penelitian Wahyuni [61] dengan objek penelitian pemda pengguna SIKD di provinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah, menunjukkan mendukung sebagian model kesuksesan D&M. Sedangkan hasil penelitian Radityo & Zulaikha [46] dengan objek mahasiswa Universitas Diponegoro, pengguna sistem informasi akademik berbasis web, menunjukkan hasil yang cenderung tidak mendukung model kesuksesan D&M. Hasil penelitian Mulyono [40] dengan objek penelitian SKPD di Malang Raya (Pemkab Malang, Pemkot Malang, dan Pemkot Batu) di provinsi Jawa Timur menunjukkan mendukung model kesuksesan D&M secara penuh.

Motivasi pertama dilakukannya penelitian ini adalah karena adanya hasil penelitian yang berbeda-beda (kontradiktif). Yang mana, hal ini menunjukkan adanya kesenjangan penelitian (research gap). Dengan demikian perlu dilakukan pengujian empiris terhadap model kesuksesan D&M pada objek yang berbeda. Motivasi kedua adalah masih belum banyaknya penelitian di bidang sistem informasi dalam domain akuntansi sektor publik di Indonesia.

Pemilihan objek penelitian pada SIPKD di Cimahi adalah karena prestasi yang dicapai Cimahi pada tahun 2013 dan 2014, dan terbaru pada tahun 2015, yang mendapatkan opini WTP. Pengakuan opini WTP menunjukkan bukti kesuksesan sistem informasi keuangan daerah yang diterapkan di Pemerintah Kota Cimahi.

SIPKD Cimahi yang mulai diterapkan pada tahun 2010, kini telah memberikan manfaat dan berdampak baik terhadap kinerja pelaporan keuangan di Kota Cimahi, yaitu diperolehnya opini WTP dari BPK. Berdasarkan motivasi penelitian dan argumen kuat mengenai objek penelitian tersebut, maka sangat penting untuk mengkaji penerapan SIPKD Kota Cimahi sehingga dapat menjadi pembelajaran atau percontohan bagi pemerintah daerah (pemda) atau pemerintah kota (pemkot) lainnya. Mengingat hal ini, maka penelitian ini dilakukan untuk menguji model empiris DeLone& McLean.

2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) adalah aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah yang digunakan untuk meningkatkan efektivitas implementasi dari berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efisiensi, ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan auditable.

SIPKD merupakan aplikasi yang dibangun oleh Ditjen Keuangan Daerah Kemendagri dalam rangka percepatan transfer data dan efisiensi dalam penghimpunan data keuangan daerah. Aplikasi

(4)

150

Pinta Saras Puspita, Hamzah Ritchi

|

SIPKD diolah oleh Subdit Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah pada Direktorat Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (http://www.kemendagri.go.id).

2.2.

Model Kesuksesan Sistem Informasi

Model D&M telah dikembangkan oleh DeLone dan McLean pada tahun 1992, merupakan salah satu model untuk menguji kesuksesan sistem informasi. Banyak peneliti yang menguji kesuksesan sistem informasi dengan menggunakan model D&M yang diterapkan di berbagai instansi. Banyak juga peneliti yang memberikan kritikan untuk menguji keakuratan model D&M dalam menggambarkan kesuksesan penerapan sistem informasi. Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah dikaji oleh DeLone dan McLean [15], model kesuksesan D&M merupakan suatu model

parsimony.

Dalam mengkaji ukuran keberhasilan sistem informasi, DeLone dan McLean [15] menyimpulkannya dengan hubungan antara enam variabel keberhasilan sistem. Model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean dapat diukur dari enam faktor (Delone & McLean, 1992), yaitu :

a. System quality: ukuran pemrosesan informasi dari suatu sistem itu sendiri. b. Information quality: ukuran dari keluaran sistem informasi.

c. Use: seberapa sering pengguna menggunakan sistem informasi tersebut.

d. User satisfaction: respon penerima terhadap kegunaan dari keluaran suatu sistem informasi.

e. Individual impact: efek dari sistem informasi pada perilaku penerima. f. Organizational impact : efek dari informasi pada kinerja organisasi.

2.3.

Model Kesuksesan SI Menurut Seddon

Perbedaan yang paling mendasar antara model kesuksesan DeLone dan McLean dengan Seddon (Gambar 2) adalah model Seddon memiliki tambahan variabel perceived usefulness yang memengaruhi user satisfaction (Seddon, [52]). Hal tersebut dapat dipahami karena perceived usefulness merupakan manfaat yang dirasakan langsung oleh user terhadap penggunaan sistem informasi tersebut.

Gambar 2 Model Kesuksesan SI (Seddon, 1997)

Berdasarkan model DeLone dan McLean [15], Seddon [52] mengusulkan sebuah model alternatif yang berfokus pada aspek kausal dari hubungan antara kategori taksonomi dan memisahkan model kausal dari kesuksesan sistem informasi dan model kausal perilaku yang terjadi sebagai hasil dari kesuksesan sistem informasi. Model kesuksesan Seddon memasukkan tiga kelas variabel: (1) ukuran kualitas informasi dan kualitas sistem: (2) ukuran perseptual manfaat bersih penggunaan sistem informasi (kegunaan persepsian dan kepuasan): (3) ukuran manfaat bersih lain penggunaan sistem informasi. Seddon [52] juga mengklaim bahwa penggunaan sistem adalah keperilakuan, bukan ukuran kesuksesan dan mengganti penggunaan sistem informasi DeLone dan McLean [15] dengan kegunaan persepsi sebagai ukuran umum manfaat bersih penggunaan sistem informasi.

2.4.

Pengembangan Hipotesis

Penelitian terdahulu mengenai model kesuksesan sistem informasi sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dengan hasil yang relatif berbeda-beda. Berdasarkan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya dan teori yang dikemukakan di atas, maka peneliti mengusulkan suatu kerangka teoretis untuk menganalisis secara sistematis kesuksesan sistem informasi akuntansi pemerintah daerah.

(5)

|

Pinta Saras Puspita, Hamzah Ritchi

151

Gambar 3 Model dan Prediksi Penelitian

Teori komunikasi menyatakan bahwa masalah dalam tingkatan teknis yang diukur dengan kualitas sistem ialah kemampuan suatu sistem menghasilkan informasi yang akurat dan efisien (Shannon dan Weaver [56]). Sistem informasi yang berkualitas (kualitas sistem) menurut Shannon dan Weaver [56] adalah sistem informasi yang dapat mentransmisikan berbagai fungsi (kumpulan simbol) yang berbeda dalam satu waktu.

DeLone dan McLean [15] menyatakan bahwa kualitas sistem mempengaruhi kepuasan pengguna (user satisfaction), sebab sistem yang memiliki karakteristik sesuai dengan yang diharapkan pengguna akan meningkatkan kepuasan pengguna. Hasil dari penelitian lain secara konsisten mendukung temuan dan penegasan mereka seperti Petter dan McLean [44], Abdelsalam et al., [1] Seddon dan Kiew [53], Livari [35], Budiyanto [4], dan Imam Mulyono [40].

Bradley et al. [3], Livari [35], Clay et al. [5], Mao dan Ambrose [37], mengemukakan dalam

penelitiannya bahwa kualitas sistem secara signifikan memengaruhi penggunaan sistem. Kualitas sistem berarti kualitas dari kombinasi hardware dan software dalam sistem informasi (DeLone dan McLean [15]). Semakin baik kualitas sistem dan kualitas output sistem yang diberikan, misalnya dengan cepatnya waktu untuk mengakses dan kegunaan dari output sistem akan menyebabkan

pengguna tidak merasa enggan untuk melakukan penggunaan kembali (reuse), sehingga intensitas penggunaan sistem akan meningkat.

Dari sintesis dan penalaran yang didapat, maka diturunkan hipotesis berikut:

H1: system quality berpengaruh signifikan dan positif terhadap user satisfaction.

H3: system quality berpengaruh signifikan dan positif terhadap actual use.

Shannon dan Weaver [56] menyatakan masalah semantik yang diukur dengan kualitas informasi berfokus pada kesuksesan suatu informasi dalam membawa arti yang diinginkan. Dalam proses transmisi informasi dari sumber kepada penerima informasi terdapat beberapa hal yang memungkinkan informasi yang diperoleh dapat bekurang, maka apabila informasi yang diterima oleh pengguna sesuai dengan yang diharapkan sumber, maka kualitas informasinya baik.

Dengan nada yang serupa, DeLone dan McLean [15] melihat bahwa kualitas informasi fokus pada kesesuaian produk atau hasil dari sistem informasi (output) dengan karakteristik yang diinginkan. Mason [38] menyatakan bahwa kualitas sistem dan kualitas informasi menentukan sikap dari pengguna sistem sebagai penerima informasi. Pengaruh penggunaan informasi (output) akan menentukan kepuasan penggunanya. Theo et al. [59] berpendapat bahwa kualitas informasi adalah penilaian orang-orang kepada informasi atas website yang akurat, valid, tepat waktu.

Rai et al. [47] dan Halawi et al. [26] mengargumentasikan bahwa kualitas informasi memiliki hubungan positif terhadap kesediaan untuk menggunakan. Membasiskan pada konsep knowledge management, bahwa kualitas informasi memiliki hubungan positif terhadap kesediaan untuk menggunakan.

Oleh karenanya, hipotesis selanjutnya kami nyatakan sebagai berikut:

H2: information quality berpengaruh signifikan dan positif terhadap user satisfaction.

(6)

152

Pinta Saras Puspita, Hamzah Ritchi

|

Shannon dan Weaver [56] menyatakan dalam teori komunikasi, level efektivitas akan fokus pada pengaruh dari informasi kepada penerima informasi. Level efektivitas ini sendiri dibagi lagi oleh Mason [38] ke dalam beberapa bagian. Mason [38] menyatakan penggunaan merupakan alat ukur dari efektivitas penerima sedangkan kepuasan pengguna merupakan alat ukur efektivitas pengaruh pada penerimanya. Model IS Success menyatakan bahwa penggunaan (use) dan kepuasan pengguna (user satisfaction) memiliki keterkaitan, sebab pengaruh pada penggunaannya akan menentukan kepuasan dari penggunanya (Mason, [38]). Alasannya adalah ketika pengguna sistem informasi menggunakan (use) dan kemudian menganggap bahwa sistem informasi tersebut bermanfaat bagi dirinya, maka kepuasan pengguna (user satisfaction) akan positif.

Penelitian yang dilakukan Wang dan Liao [63] menyatakan bahwa penggunaan memengaruhi kepuasan pengguna, bahkan kepuasan pengguna menjadi variabel mediating antara penggunaan dan manfaat bersih. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi [17] juga menyatakan bahwa penggunaan memiliki pengaruh terhadap kepuasan pengguna.

H5: actual use berpengaruh signifikan dan positif terhadap user satisfaction.

Dampak penggunaan suatu sistem informasi terhadap individu pengguna (individual impact) didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerjanya (Davis, [14]). Livari [35] juga melakukan penelitian mengenai keberhasilan sistem informasi yang baru diterapkan terhadap pengguna sistem informasi di satu organisasi yang bersifat mandatory. Hasil penelitiannya untuk hubungan variabel user satisfaction dengan individual impact menunjukkan adanya pengaruh positif dari kedua variabel tersebut.

Gatian [21], Gelderman [22], Igbaria dan Tan [27], Etezadi-Amoli dan Farhoomand [18], mengemukakan dalam penelitiannya bahwa kepuasan pengguna akhir secara signifikan memengaruhi dampak individual. Sehingga, diprediksi bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan pengguna akan suatu sistem informasi, maka akan semakin tinggi juga kinerja mereka.

H6: user satisfaction berpengaruh signifikan dan positif terhadap individual impact.

Penggunaan sistem informasi yang telah dikembangkan mengacu pada seberapa sering pengguna memakai sistem informasi. Semakin sering pengguna memakai sistem informasi biasanya diikuti oleh semakin banyak tingkat pembelajaran (degree of learning) yang didapat pengguna mengenai sistem informasi (McGill et al., [39]). Peningkatan derajat pembelajaran ini merupakan salah satu indikator bahwa terdapat pengaruh keberadaan sistem terhadap kualitas pengguna (individual impact). Individual impact merupakan pengaruh dari keberadaan dan penggunaan sistem informasi terhadap kinerja, pengambilan keputusan, dan derajat pembelajaran individu dalam organisasi (Mason, 1978).

Almutairi dan Subramanian [2], Mao dan Ambrose [37], juga mengemukakan dalam penelitiannya bahwa penggunaan sistem secara signifikan memengaruhi dampak individual.

H7: actual use berpengaruh signifikan dan positif terhadap individual impact.

3.

METODE PENELITIAN

Metode deksriptif digunakan untuk penelitian ini. Model penelitian yang akan diuji menggunakan PLS-SEM (Partial Least Squares Structural Equation Modeling). Kuesioner pada penelitian ini memiliki 66 item pertanyaan dengan skala likert tujuh poin, dengan perincian 24 pertanyaan mengenai System Quality, 28 pertanyaan mengenai Information Quality, 6 pertanyaan mengenai

User Satisfaction, 2 pertanyaan mengenai Actual Use, dan 6 pertanyaan mengenai Individual Impact.

Kuesioner terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berisi pertanyaan mengenai demografi responden, seperti jenis kelamin, tahun kelahiran (umur), tingkat pendidikan, tahun awal menggunakan SIPKD, jabatan, dan nama SKPD tempat mereka bekerja. Bagian kedua berisi

(7)

|

Pinta Saras Puspita, Hamzah Ritchi

153

pertanyaan mengenai faktor-faktor pembentuk kesuksesan pengimplementasian sistem informasi (konstruk model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean).

Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden, yakni pegawai SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang menggunakan aplikasi SIPKD (disebut operator) dalam pekerjaannya di Pemkot Cimahi. Data berupa kuesioner yang telah diisi oleh pegawai SKPD yang menjadi responden dalam penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan model statistik untuk melihat hasil penelitian yang sudah dilakukan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian tersebut masing-masing bertujuan untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen penelitian. Ada dua prosedur untuk mengukur kualitas data dalam penelitian (Ghozali, [23]), yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji Outer Model dan uji Inner Model pada tingkat keyakinan 95% dan kesalahan dalam analisis 5%.

4.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Dari hasil uji validitas yang dilakukan, seluruh pertanyaan yang digunakan untuk mengukur seluruh variabel memiliki koefisien validitas yang lebih besar dari nilai kritis 0,3. Nilai kritis 0,3 merupakan standar baku untuk uji validitas tanpa melihat jumlah sampel yang diuji (Sugiyono, [57]). Seluruh pertanyaan yang terdapat di dalam kuesioner penelitian ini dinyatakan valid. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji tingkat konsistensi dari alat ukur penelitian. Dalam penelitian ini, untuk menguji konsistensi dari alat ukur penelitian digunakan metode statistik

cronbach’s alpha. Suatu konstruk (variabel) dikatakan reliable apabila memiliki koefisien

reliabilitas (nilai Cronbach Alpha) yang lebih besar dari 0,7 (Ghozali, [23]). Pada Tabel 1 di bawah, dapat dilihat bahwa seluruh variabel memiliki koefisien cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7 sehingga dinyatakan reliable.

Tabel 1. Tabel Hasil Uji Reliabilitas

4.2

Pengujian atas Model DeLone and McLean

Peneliti melakukan uji terhadap convergent validity untuk memastikan bahwa variabel manifes dari konstruk berkolerasi tinggi. Seluruh indikator pembentuk konstruk memiliki nilai loading factor yang jauh lebih besar dari 0,5, sehingga penggunaan indikator tersebut dinyatakan valid dalam menjelaskan variabel yang dilibatkan dalam model penelitian. Discriminant validity

variabel laten menunjukkan kondisi yang memadai, dimana nilai cross loading untuk setiap indikator lebih tinggi dibandingkan dengan nilai korelasi antara indikator dengan variabel laten yang lainnya. Selanjutnya, composite reliability yang dihasilkan oleh seluruh konstruk tergolong sangat baik dengan angka > 0,7 menginformasikan bahwa seluruh indikator konstruk (variabel manifes) reliable yang memiliki akurasi, konsistensi serta ketepatan instrumen dalam mengukur konstruknya.

Melihat dari hasil pengujian model struktural, kami mendapati koefisien korelasi sebagai derajat asosiasi antar suatu variabel laten eksogen dengan variabel laten endogen relatif menunjukkan korelasi moderat dan tinggi. Secara umum, R2system quality (X1) dan information quality (X2)

menjelaskan pengaruh sebesar 25,8% terhadap actual use. Sedangkan system quality (X1) ,

(8)

154

Pinta Saras Puspita, Hamzah Ritchi

|

actual use (Z1) dan user satisfaction (Z2) memberikan kontribusi sebesar 68,5% terhadap

individual impact.

4.3

Pengujian Hipotesis

Terkait dengan hipotesis yang dibangun, hasil pengujian statistik menujukkan hasil berikut:

H1:system quality berpengaruh signifikan dan positif terhadap user satisfaction.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa system quality memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap user satisfaction, dimana semakin baiknya system quality akan berdampak pula pada semakin meningkatnya user satisfaction (t = 9,622). Hal ini sejalan dengan pendapat DeLone dan McLean [15] yang menyatakan bahwa kualitas sistem memengaruhi kepuasan pengguna, sebab sistem yang memiliki karakteristik sesuai dengan yang diharapkan pengguna akan meningkatkan kepuasan pengguna.

H3: system quality berpengaruh signifikan dan positif terhadap actual use.

System quality memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap actual use, dimana semakin baiknya system quality akan berdampak pada semakin meningkatnya actual use (t = 4,806). Hal ini sejalan dengan Bradley et al. [3], Livari [35], Clay et al. [5], Mao dan Ambrose [37], yang mengemukakan dalam penelitiannya bahwa kualitas sistem secara signifikan memengaruhi penggunaan sistem.

Rata-rata responden menganggap bahwa kualitas dari SIPKD sudah cukup fleksibel dalam melakukan perubahan-perubahan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pengguna, cukup mampu untuk terintegrasi dengan sistem informasi lain, cepat dalam merespon kebutuhan pengguna, cukup cepat dalam memperbaiki adanya error atau kesalahan, mudah dan nyaman untuk digunakan oleh penggunanya, serta memiliki bahasa perintah aplikasi yang mudah dimengerti oleh penggunanya. Hal inilah yang menyebabkan system quality memberikan pengaruh positif terhadap user satisfaction dan actual use. H1 dan H3 dengan demikian diterima.

H2: information quality berpengaruh signifikan dan positif terhadap user satisfaction.

Hasil menunjukkan bahwa ternyata information quality tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap user satisfaction (t = 1,251). DeLone dan McLean [15] menyatakan kualitas informasi fokus pada kesesuaian produk atau hasil dari sistem informasi (output) dengan yang karakteristik yang diinginkan. Mason [38] menyatakan bahwa kualitas sistem dan kualitas informasi menentukan sikap dari pengguna sistem sebagai penerima informasi. Pengaruh penggunaan informasi (output) akan menentukan kepuasan penggunanya.

Hasil dari hipotesis kedua maka ditolak. Menurut persepsi peneliti, hal ini terjadi dikarenakan pengguna sistem informasi pengelolaan keuangan daerah (SIPKD) yang terdapat di dalam penelitian ini tidak merasakan betul manfaat dan urgensi dari informasi yang dihasilkan SIPKD.

H4: information quality berpengaruh signifikan dan positif terhadap actual use.

Berlawanan dengan prediksi awal, H4 ditolak seiring dengan tidak ditemukannya pengaruh signifikan dari information quality terhadap actual use (t = 0,779). Kualitas informasi merupakan kualitas output berupa informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang digunakan (Rai et al., [47]). Semakin baik kualitas output sistem informasi maka akan menimbulkan hasrat untuk menggunakan sistem informasi tersebut. Menurut persepsi peneliti, hal ini terjadi dikarenakan penggunaan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah (SIPKD) yang terdapat di dalam penelitian ini merupakan penggunaan sistem yang bersifat mandatory.

H5: actual use berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan user satisfaction.

Hasil berlawanan ditunjukkan pada pengujian hipotesis ini. Actual use tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap user satisfaction (t = 0,337). Model IS Success menyatakan bahwa penggunaan (use) dan kepuasan pengguna (user satisfaction) memiliki keterkaitan, sebab pengaruh pada penggunaannya akan menentukan kepuasan dari penggunanya (Mason, [38]). Hipotesis 5 ini juga ditolak. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan penggunaan sistem informasi pengelolaan

(9)

|

Pinta Saras Puspita, Hamzah Ritchi

155

keuangan daerah (SIPKD) yang terdapat di dalam penelitian ini merupakan penggunaan sistem yang bersifat mandatory. Kebijakan penggunaan sistem yang bersifat direktif tidak menggiring pada interaksi alamiah antara pengguna dengan sistem informasi.

H6: user satisfaction berpengaruh signifikan dan positif terhadap individual impact.

User satisfaction memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap individual impact, dimana semakin puas pengguna akan berdampak pada semakin baiknya individual impact pada pengguna tersebut (t = 7,973). Hal ini sejalan dengan penelitian Livari [35] yang juga melakukan penelitian mengenai keberhasilan sistem informasi yang baru diterapkan terhadap pengguna sistem informasi di satu organisasi yang bersifat mandatory. Hasil penelitiannya untuk hubungan variabel user satisfaction dengan individual impact menunjukkan adanya pengaruh positif dari kedua variabel tersebut.

H7: actual use berpengaruh signifikan dan positif terhadap individual impact.

Searah dengan prediksi yang dibangun, actual use memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap individual impact (t = 2,975), dimana semakin tingginya actual use akan berdampak pula pada semakin baiknya individual impact. Hal ini sejalan dengan Almutairi dan Subramanian [2], Mao dan Ambrose [37], yang mengemukakan dalam penelitiannya bahwa penggunaan sistem secara signifikan memengaruhi dampak individual.

Rata-rata responden menganggap bahwa penggunaan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah (SIPKD) memberikan dampak terhadap penggunanya, antara lain membuat mereka lebih cepat menyelesaikan tugas di kantor, meningkatkan kinerja mereka, meningkatkan produktivitas mereka, meningkatkan efektivitas kerja mereka, membuat mereka lebih mudah mengerjakan pekerjaan mereka, dan mereka setuju bahwa secara umum SIPKD bermanfaat untuk pekerjaan mereka.

5.

KESIMPULAN

Upaya untuk mencapai keberhasilan sistem informasi merupakan langkah yang berkesinambungan. Sebagai model yang menghadirkan kerangka yang secara general mampu menjelaskan berbagai konsep dan abstraksi organisasi yang beragam, model DeLone and McLean diharapkan mampu menyajikan landasan yang kokoh dalam domain perancangan dan pengembangan sistem informasi. Studi ini telah mencoba untuk mengeneralisasi model D&M pada konteks dan set data yang khusus di pemerintah daerah.

Dari tiga faktor exogenous dalam model D&M, hasil observasi menunjukkan bahwa kualitas sistem memberikan kontribusi terbesar dibandingkan konstruk lain dalam model yang dimaksud, diikuti dengan kepuasan pengguna yang diketahui secara signifikan memberi 47% pengaruh terhadap individual impact. Kualitas sistem secara konsisten menunjukkan pengaruh kepada

variabel yang terhubung terhadap kualitas sistem. Sementara itu, kualitas informasi justru secara konsisten tidak menunjukkan pengaruh kepada kepada variabel yang berhubungan dengan kualitas informasi ini.

Ekpektasi pengguna dan penggunaan sesungguhnya memberikan efek positif kepada dampak individu. Secara umum D&M berfungsi cukup baik dalam menjelaskan berbagai hubungan sebab- akibat antara variabel-variabel yang berasosiasi.

Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan model ini dengan mempertimbangkan beberapa saran, antara lain dengan menyertakan konstruk Service Quality dan Organizational Impact agar penelitian lebih komprehensif. Perluasan dari penelitian ini juga dapat memperhatikan lokasi dan kemajemukan responden. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memperluas area penelitian, misalkan menerapkan penelitian pemerintah daerah lain. Diharapkan pengadopsian model D&M dapat menjadi alat bantu untuk dapat memetakan dan memahami bagaimana kondisi terus berubah.

(10)

156

Pinta Saras Puspita, Hamzah Ritchi

|

6.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Abdelsalam, Hisham., Reddick, Christoper G., dan ElKadi, Hatem. (2013). Succes and Failure of Local E-Government Projects: Lesson from Egypt.

[2]. Almutairi, H. dan Subramanian G. H. (2005). “An Empirical Application of The Delone and Mclean Model in The Kuwaiti Private Sector,” Journal of Computer Information Systems,

113-122.

[3]. Bradley, RV., Pridmore, JL., dan Byrd, TA. (2006). Information System Success in the Context of Different Corporate Cultural Types: An Empirical Investigation. Journal of MIS, 23(2), 267-294.

[4]. Budiyanto. (2009). Evaluasi Kesuksesan Sistem Informasi Dengan Pendekatan Model Delone Dan Mclean (Studi Kasus Implementasi Billing System Di RSUD Kabupaten Sragen). Tesis, Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

[5]. Clay, PF., Dennis, AR., dan Ko, DG. (2005). Factors Affecting the Loyal Use of Knowledge Management Systems. Proceeding of the Thirtyeight Hawaii International Conference on System Science, Big Island, Hawaii January 7th - 6th 2005.

[14]. Davis, F.D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance Of Information Technology, MIS Quarterly, (13,3), 319-339.

[15]. DeLone, WH., dan McLean, ER. (1992). Information Systems Success: The Quest for the Dependent Variable. Information System Research, 3(1), 60-95.

[17]. Dewi, Mulia. 2010. Applying A Respesification Of The DeLone and McLean’s Model To

Measure The Success Of Accounting Information System in Sragen, Tesis, Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

[18]. Etezadi-Amoli, J., dan Farhoomand, AF. (1996). A Structural Model of End User Computing Satisfaction and User Performance. Information and Management, 30, 65-73.

[21]. Gatian, AW. (1994). Is User Satisfaction a Valid Measure of System Effectiveness?, Information and Management, 26, 119-131.

[22]. Gelderman, M. (1998). The relation between user satisfaction, usage of information systems and performance, Information and Management, (34:1), 11-18.

[23]. Ghozali, Imam. (2008). Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Edisi Dua. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

[25]. Hafeez-Baig, A., & Gururajan, R. (2011). Preliminary Study to Investigation the Determinants that Effect. International Journal of Information and Communication Technology Research, 1, 48-54.

[26]. Halawi, L.A., McCarthy, R.V., and Arison, J.E. (2007). An empirical Investigation of Knowledge-Management Systems Success, The Journal of Computer Information Systems, (48:2), 121-135.

[27]. Igbaria, M., and Tan, M. (1997). The consequences of information technology acceptance on subsequent individual performance, Information and Management, (32:3), 113-121.

[35]. Livari, J. (2005). An Empirical Test of The DeLone-McLean Model of Information System Success. The DATA BASE for Advances in Information Sytems, 26 (2), 8-27.

[36]. Luftman, J., Lyytinen, K., & Zvi, T. b. (2015). Enhancing the measurement of information technology (IT) business alignment and its influence on company performance. Journal of Information Technology , 1-21.

[37]. Mao, E., dan Ambrose, P. (2004). A Theoretical and Empirical Validation of IS Success Models in a temporal and Quasi Volitional Technology Use Context. Proceedings of the Tenth Americas Conference on Information Systems, New York City, NY, August 5th - 8th 2004.

[38]. Mason, R. O. (1978). Measuring Information Output : A Communication Systems Approach. Information and Management, (1:5), 219-234.

[39]. McGill, T.,Hobbs, V.,dan Klobas, J. (2003). User-Developed Applications and Informations

System Success: A Test of DeLone and McLean’s Model. Information Resources

(11)

|

Pinta Saras Puspita, Hamzah Ritchi

157

[40]. Mulyono, Imam. (2009). Uji Empiris Model Kesuksesan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) Dalam Rangka Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Daerah. Simposium Nasional Akuntansi XII Palembang.

[42]. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2005 Tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.

[44]. Petter, S. and McLean, E. R. (2009). A meta-analytic assessment of the DeLone and McLean IS success model: An examination of IS success at the individual level, Information & Management, 46, 159–166.

[46]. Radityo, D., & Zulaikha. (2007). Pengujian Model DeLone and McLean Dalam Pengembangan Sistem Informasi Manajemen (Kajian Sebuah Kasus). Simposium Nasional Akuntansi X Makassar, 25.

[47]. Rai, A., Lang,S.S., dan Welker, R.B. (2002). Assessing The Validity of IS Success Model: An Empirical Test and Theoretical Analysis. Information Systems Research, 13 (1), 50-69. [52]. Seddon, P.B. (1997). A Respecification And Extension of The DeLone and McLean Model

of IS Success. Information System Research, 8 (3), 240- 253.

[53]. Seddon, P. B. and Kiew M. Y. (1996). A Partial Test And Development Of DeLone And McLean's Model Of Is Success, Australian Journal of Information Systems, (4:1).

[56]. Shannon, C. E., & Weaver, W. (1949). The Mathematical Theory of Communication. Urbana. IL: University of Illinois Press.

[57]. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

[59]. Theo, S.H., Thomson, S.C., Srivastava, and Jiang, Li. (2008). Trust and Electronic Government Success: An Empirical Study, Journal of Management Information Sytems, (25:3), 99-131.

[61]. Wahyuni, T. (2011). Uji Empiris Model DeLone dan McLean Terhadap Kesuksesan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA). Jurnal BPPK, Volume 2, 3-25.

[62]. Wang Y. (2007). “Assessing e-commerce Systems Success: A Respecification and Validation

of the DeLone and McLean model of IS success,” Blackwell Publishing Ltd, Information

Systems Journal, 1-29.

[63]. Wang, Yi-Shun dan Liao, Yi-Wen. (2007). “Assessing eGovernment systems success: A

validation of the DeLone and McLean Model of Information Systems Success,” Government

(12)

:=r

#

.

m'-=j

$**%*J

:

qi(n

:=;z

GE;>

==$w

=E?==

7;

j-2

==

$EA

==

F==

2

=

cD==trn6

-

-=r#r-r

-

-

-=

cA,

=,

J I

=,D

-

-vit

I

=,

E'

e:,

D

l- l-

.,FI

e,

-,

-,

D

-,

rrl

-,

cJ"

aaaaaa aaaa aaaaa aa a a a a a aaaaaa a a a o a aaaa a a a a a a a a a a

trL-

(D (D

=-

ro

='

=5

-= =d

orts

=il

E=

r c,t

5=

qr=

sE

ltt F

-=

(D

='

TA El a EL

=

olt A' J o,

FBoEgE=

EA=E

S

d

==.1r--N^

xz.rYF

EE

>u

F=rYo

Bd-

X

r==.

Q= !:.

:l

s)

Gi

=

:

ct)

.s

ao

>b

cf,,

Y

",_' -:

S

--'

a

N. -! l\i CD

N.

(o

Oa)

f,-

5o-

\

(a (s

s

($t (b Fl. H G

P

CD

=*

"J

CL .i

-r"--

U)

*t

3

r/t

ai,

-1

=E

-S

E'L"[

-<

vr4 rn-

<{

?

F o

^

CD C A) -If CD A'

x

U' g)

-,

A)

k1

Gambar

Gambar 2 Model Kesuksesan SI (Seddon, 1997)
Gambar 3 Model dan Prediksi Penelitian
Tabel 1. Tabel Hasil Uji Reliabilitas

Referensi

Dokumen terkait

Saya menyukai pekerjaan saya, tetapi jika ada pekerjaan yang lebih baik saya tidak ragu untuk pindah (Skor

Learning atau belajar aktif.Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung, dan secara pribadi menari hati. Belajar aktif dapat membantu mendengarkan,

Sedangkan sensor infrared akan mendeteksi ketinggian bunga krisan potong di dalam prototype greenhouse dan pengaturan cahaya ini diatur menggunakan dimmer, dimana dimmer

Kalau memasuki kampung kuno seperti kampung Kauman, banyak dijumpai rumah kauman yang telah dipengaruhi beberapa budaya.. Kebudayaan

Sedangkan risiko yang mungkin dihadapi oleh Perseroan sehubungan dengan Rencana Transaksi diperkirakan adalah: (i) Tidak mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang

Lalu dipilihlah 2 soal yang mempunyai persentase rendah dari kedua indikator, yaitu soal no 2 untuk indikator mengidentifikasi unsur-unsur kecukupan data, dan merencanakan

analisis data diketahui bahwa terdapat 2 orang guru Biologi yang menjawab soal dengan benar tetapi memiliki nilai CRI yang rendah (lihat lampiran 1. Rekapitulasi