FAKULTAS KEDOKTERAN UNTAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNTAR
UNIVERSITAS TARUMANAGARA JAKARTA UNIVERSITAS TARUMANAGARA JAKARTA Jl. Taman S. Parman No.
Jl. Taman S. Parman No. 1 - Jakarta Barat1 - Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNTAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNTAR UNIVERSITAS TARUMANAGARA UNIVERSITAS TARUMANAGARA
SMF ILMU PENYAKIT MATA SMF ILMU PENYAKIT MATA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIAWI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIAWI
–
–
BOGOR BOGORNama
Nama : : Celine Celine Tanda Tanda TanganTangan
NIM
NIM : : 406162058 406162058 ... Dr Pembimbing
Dr Pembimbing : dr. Indra Harsanti : dr. Indra Harsanti Primayudi, Sp.APrimayudi, Sp.A
... ...
I.
I. IDENTITASIDENTITAS Nama
Nama : An. SA: An. SA Umur
Umur : : 7 7 tahun tahun 8 8 bulanbulan Tempat/Tanggal
Tempat/Tanggal Lahir Lahir : Bog: Bogor, 4 or, 4 Mei 2010Mei 2010 Agama
Agama : : IslamIslam Alamat
Alamat : : Kp. Kp. KambanganKambangan Pekerjaan
Pekerjaan : : Belum Belum BekerjaBekerja Pendidikan
Pendidikan : : SDSD Status
Status Perkawinan Perkawinan : : Belum Belum MenikahMenikah Suku
Suku Bangsa Bangsa : : IndonesiaIndonesia Pemeriksa
Pemeriksa : : CelineCeline
II.
II. ANAMNESISANAMNESIS
Alloanamnesis (ibu pasien) hari Jumat, 26 Januari 2018, pukul 15:15 Alloanamnesis (ibu pasien) hari Jumat, 26 Januari 2018, pukul 15:15
Keluhan utama Keluhan utama::
Bengkak sejak 4 hari terakhir Bengkak sejak 4 hari terakhir
Riwayat Penyakit Sekarang Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien anak perempuan, berusia 7 tahun diantar ibunya ke IGD RSUD Ciawi pada Pasien anak perempuan, berusia 7 tahun diantar ibunya ke IGD RSUD Ciawi pada tanggal 25 Januari 2018 dengan keluhan bengkak sejak 4 hari SMRS. Bengkak terutama tanggal 25 Januari 2018 dengan keluhan bengkak sejak 4 hari SMRS. Bengkak terutama pada
pada bagian bagian wajah wajah anak. anak. Ibu Ibu pasien pasien mengatakan mengatakan anaknya anaknya mengalami mengalami bengkak bengkak padapada seluruh tubuhnya saat pagi hari saat baru bangun tidur. Sedangkan pada siang hari, seluruh tubuhnya saat pagi hari saat baru bangun tidur. Sedangkan pada siang hari, bengkak
bengkak sedikit sedikit berkurang. berkurang. Ibu Ibu pasien pasien juga juga mengatakan mengatakan bahwa bahwa anaknya anaknya mengeluhkanmengeluhkan perutnya tidak ny
perutnya tidak nyaman dan tegang. Kaman dan tegang. Keluhan buang air eluhan buang air kecil berwarna kemerahan sepertikecil berwarna kemerahan seperti air cucian daging disangkal. Ibu pasien mengatakan bahwa air kencing pasien berwarna air cucian daging disangkal. Ibu pasien mengatakan bahwa air kencing pasien berwarna kuning seperti biasa. Selain itu, nafsu makan pasien juga menurun.
kuning seperti biasa. Selain itu, nafsu makan pasien juga menurun.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah memiliki keluhan serupa sebelumnya. Riwayat demam (-). Riwayat Pasien tidak pernah memiliki keluhan serupa sebelumnya. Riwayat demam (-). Riwayat batuk pilek
batuk pilek sebelumnya sebelumnya (+) (+) sekitar sekitar 2 2 minggu sebelum minggu sebelum masuk ke masuk ke rumah srumah sakit. akit. RiwayatRiwayat alergi makanan atau obat disangkal.
alergi makanan atau obat disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga lain yang memiliki keluhan serupa, ti
Tidak ada anggota keluarga lain yang memiliki keluhan serupa, ti dak ada riwayat alergi,dak ada riwayat alergi, kencing manis, dan darah tinggi pada keluarga pasien.
kencing manis, dan darah tinggi pada keluarga pasien.
Riwayat Pengobatan Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat ataupun meminum obat di rumah untuk mengatasi Pasien belum pernah berobat ataupun meminum obat di rumah untuk mengatasi keluhannya
keluhannya
Riwayat Perinatal Riwayat Perinatal
Pasien lahir cukup bulan 37 minggu secara normal dibantu oleh bidan dekat rumah. Pasien lahir cukup bulan 37 minggu secara normal dibantu oleh bidan dekat rumah. Pasien lahir langsung menangis dengan BBL 3.000 gram. Riwayat persalinan lama, Pasien lahir langsung menangis dengan BBL 3.000 gram. Riwayat persalinan lama, ketuban pecah dini, dan darah tinggi disangkal oleh ibu pasien. Pasien merupakan anak ketuban pecah dini, dan darah tinggi disangkal oleh ibu pasien. Pasien merupakan anak pertama.
pertama.
Riwayat Imunisasi Riwayat Imunisasi
Ibu pasien menyatakan pasien diimunisasi lengkap. Ibu pasien menyatakan pasien diimunisasi lengkap. 0 bulan : HB0
0 bulan : HB0
1 bulan : BCG + Polio 1 1 bulan : BCG + Polio 1 2 bulan : Pentabio 1 + Polio 2 2 bulan : Pentabio 1 + Polio 2
3 bulan : Pentabio 2 + Polio 3 3 bulan : Pentabio 2 + Polio 3 4 bulan : Pentabio 3 + Polio 4 4 bulan : Pentabio 3 + Polio 4 9 bulan : Campak
9 bulan : Campak
2 tahun : Booster campak 2 tahun : Booster campak Booster campak usia 6 ta
Booster campak usia 6 tahun belum didapatkanhun belum didapatkan
Riwayat Pertumbuhan dan
Riwayat Pertumbuhan dan PerkembPerkembanganangan Ibu pasien mengaku anaknya aktif. Saat ini, pasien
Ibu pasien mengaku anaknya aktif. Saat ini, pasien sedang menjalani pendidikan Sekolahsedang menjalani pendidikan Sekolah Dasar kelas 2. Pasien punya banyak temand dan sering bermain dengan teman-temannya. Dasar kelas 2. Pasien punya banyak temand dan sering bermain dengan teman-temannya.
Riwayat Asupan Nutrisi Riwayat Asupan Nutrisi
ASI eksklusif selama 6 bulan. Diberikan ASI hingga usia 2 tahun dan didampingi ASI eksklusif selama 6 bulan. Diberikan ASI hingga usia 2 tahun dan didampingi makanan pendamping ASI. Saat ini pasien mengonsumsi makanan keluarga 3 kali sehari makanan pendamping ASI. Saat ini pasien mengonsumsi makanan keluarga 3 kali sehari (nasi dan lauk seperti sayur dan ayam atau telur). Pasien juga terkadang diberi selingan (nasi dan lauk seperti sayur dan ayam atau telur). Pasien juga terkadang diberi selingan susu sapi.
susu sapi.
III.
III. PEMERIKSAPEMERIKSAAN AN FISIKFISIK
Pemeriksaan dilakukan pada Jumat, 26 Januari
Pemeriksaan dilakukan pada Jumat, 26 Januari 2018, pukul 15:202018, pukul 15:20 Status Generalis
Status Generalis Keadaan
Keadaan umum umum : : Tampak Tampak sakit sakit ringanringan Kesadaran
Kesadaran : : Compos Compos mentismentis Tanda
Tanda Vital Vital ::
TD TD : : 120/90 120/90 mmHgmmHg o
o Persentil Sistolik = >99%, Persentil Diastolik = >99%Persentil Sistolik = >99%, Persentil Diastolik = >99% Hipertensi Berat Hipertensi Berat N N : 90 x/menit: 90 x/menit RR RR : : 22 22 x/menitx/menit Suhu Suhu : : 36,836,8ooCC Data
Data Antropometri Antropometri ::
BB BB : : 26 26 kg kg (edema)(edema)
BB kering : BBBB kering : BB – – 20% = 20,8 kg 20% = 20,8 kg o
o Status Gizi menurut CDC :Status Gizi menurut CDC : o
o BB aktual /BB ideal x 100% = 20,8/21 x 100% = 99 % (Gizi Cukup)BB aktual /BB ideal x 100% = 20,8/21 x 100% = 99 % (Gizi Cukup) o
o Persentil TB = 10%Persentil TB = 10%
Kepala
Kepala : : Normocephali, Normocephali, CA CA (-/-), (-/-), SI SI (-/-),(-/-), edema palpebra (+/+)edema palpebra (+/+) Leher
Leher : : T1-T1, T1-T1, hiperemis hiperemis (-), (-), tidak tidak teraba teraba pembesaran pembesaran kelenjar kelenjar getah getah beningbening Thorax
Thorax : : Retraksi Retraksi dada dada (-)(-) Paru
Paru : : I: I: dada dada datardatar : P: sonor : P: sonor
: P: terangkat simetris : P: terangkat simetris
: A: suara napas vesikuler, wheezing, ronkhi : A: suara napas vesikuler, wheezing, ronkhi -/-Jantung
Jantung : : I: I: ictus ictus cordis cordis tidak tidak tampaktampak : P: ictus cordis tidak kuat angkat : P: ictus cordis tidak kuat angkat
: P: batas jantung kanan ICS II parasternal line dextra, batas jantung : P: batas jantung kanan ICS II parasternal line dextra, batas jantung kiri ICS III parasternal line sinistra, ICS IV midclavicula line sinistra, kiri ICS III parasternal line sinistra, ICS IV midclavicula line sinistra, ICS V midclavicula line sinistra
ICS V midclavicula line sinistra Abdomen
Abdomen : I: : I: datardatar : P: supel : P: supel : P:
: P: shifting
shifting d
dull
ullne
ness
ss (+)
(+) : A: BU (+) Normal : A: BU (+) Normal AnusAnus dan dan Genitalia Genitalia : : Tidak Tidak dilakukan dilakukan pemeriksaanpemeriksaan Ekstremitas
Ekstremitas : : Akral Akral Hangat Hangat +/+/+/+,+/+/+/+,edema -/-/+/+,edema -/-/+/+, CRT < 2 detik CRT < 2 detik Pemeriksaan
Pemeriksaan Neuro Neuro : pu: pupil isokpil isokor, or, diameter ODS diameter ODS 3 3 mm, mm, reflex cahaya reflex cahaya langsung langsung +/+, reflex+/+, reflex cahaya tidak langsung +/+
cahaya tidak langsung +/+
IV.
IV. WORKING DIAGNOSISWORKING DIAGNOSIS Diagnosis Kerja :
Diagnosis Kerja : Edema et causa Sindrom Nefritik AkutEdema et causa Sindrom Nefritik Akut Diagnosis Banding :
V.
V. RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANGRENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah Rutin Darah Rutin (25/1/2018) (25/1/2018) Hb Hb 10,9 10,9 g/dLg/dL Ht Ht 29,4 29,4 %% L L 10.400 10.400 /uL/uL T T 274.000 274.000 /uL/uL Kimia Darah Kimia Darah (25/1/2018) (25/1/2018) Ureum Ureum 12,7 12,7 mg/dLmg/dL Creatinine Creatinine 0,59 0,59 mg/dLmg/dL Cholesterol Cholesterol 144 144 mg/dLmg/dL Albumin Albumin 3,16 3,16 g/dLg/dL Natrium
Natrium 141 141 mmol/Lmmol/L Kalium
Kalium 3,6 3,6 mmol/Lmmol/L
Urine Lengkap
Urine Lengkap (27/1/2018) (27/1/2018) Warna
Warna KuningKuning Kekeruhan
Kekeruhan JernihJernih Berat Jenis
Berat Jenis 1.0101.010 pH
pH 7.07.0
Leukosit
Leukosit Negatif Negatif Nitrit
Nitrit Negatif Negatif Protein
Protein Negatif Negatif Glucose
Glucose Negatif Negatif Keton
Keton 1+1+
Urobilinogen
Urobilinogen 3,23,2 Bilirubin
Bilirubin Negatif Negatif
Eritrosit 2+ Eritrosit 2+ Sedimen Urine Sedimen Urine Eritrosit Eritrosit 11-1311-13 Leukosit Leukosit 0-20-2 Silinder
Silinder Negatif Negatif Kristal
Kristal Negatif Negatif Epitel transisional
Epitel transisional Negatif Negatif Epitel tubular ginjal
Epitel tubular ginjal 00 Epitel gepeng
Epitel gepeng 0-20-2 Bakteri
Bakteri Negatif Negatif Jamur
VI.
VI. RESUMERESUME
Telah diperiksa seorang anak perempuan usia 7 tahun datang diantar ibunya ke IGD Telah diperiksa seorang anak perempuan usia 7 tahun datang diantar ibunya ke IGD RSUD Ciawi pada tanggal 25 Januari 2018 dengan keluhan bengkak sejak 4 hari RSUD Ciawi pada tanggal 25 Januari 2018 dengan keluhan bengkak sejak 4 hari SMRS.
SMRS. Bengkak terutama pada Bengkak terutama pada pagi hari hingga seluruh pagi hari hingga seluruh tubuhnya dan berkurang tubuhnya dan berkurang saatsaat siang hari. Riwayat demam disangkal. Riwayat batuk dan pilek 2 minggu sebelum siang hari. Riwayat demam disangkal. Riwayat batuk dan pilek 2 minggu sebelum masuk ke rumah sakit. Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini
masuk ke rumah sakit. Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120 / 90 mmHg (hipertensi berat), anak tampak Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120 / 90 mmHg (hipertensi berat), anak tampak edema palpebra, ascites dan edema tungkai.
edema palpebra, ascites dan edema tungkai.
Pada pemeriksaan laboratorium (27/1/2018) dijumpai eritrosit pada urine (hematuria). Pada pemeriksaan laboratorium (27/1/2018) dijumpai eritrosit pada urine (hematuria).
VII.
VII. PENGKAJIANPENGKAJIAN Clinical reasoning: Clinical reasoning: 1. Bengkak 1. Bengkak 2. Hematuria 2. Hematuria 3. Hipertensi 3. Hipertensi
Diagnosis : Edema et causa Sindrom Nefritik Akut Diagnosis : Edema et causa Sindrom Nefritik Akut
VIII.
VIII. PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN 1. Farmakologis 1. Farmakologis Furosemide 2 x 20 mg IV Furosemide 2 x 20 mg IV Captopril 2 x 12,5 mg PO Captopril 2 x 12,5 mg PO Ampisilin 4 x 500 mg IV Ampisilin 4 x 500 mg IV 2. Non Farmakologis 2. Non Farmakologis IVFD D5% 500 cc / 24 jam IVFD D5% 500 cc / 24 jam RENCANA EVALUASI RENCANA EVALUASI
- Tanda-tanda vital (tekanan darah) - Tanda-tanda vital (tekanan darah)
- Pemantauan balance cairan (fluid intake, urine output) - Pemantauan balance cairan (fluid intake, urine output) - Observasi edema
- Observasi edema - Pemeriksaan ASTO - Pemeriksaan ASTO
IX.
IX. EDUKASIEDUKASI
Memberikan edukasi kepada ibu pasien mengenai penyakit yang diderita pasien. Juga Memberikan edukasi kepada ibu pasien mengenai penyakit yang diderita pasien. Juga memberitahu pasien untuk mencatat jumlah
memberitahu pasien untuk mencatat jumlah cairan yang diminum anak dan juga untukcairan yang diminum anak dan juga untuk menampung urine pasien.
menampung urine pasien.
X.
X. PROGNOSISPROGNOSIS Ad
Ad Vitam Vitam BonamBonam
Ad
Ad Functionam Functionam BonamBonam
Ad
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
DefinisiDefinisi
Sindrom nefritik akut (SNA) adalah suatu kumpulan gejala klinik berupa proteinuria, Sindrom nefritik akut (SNA) adalah suatu kumpulan gejala klinik berupa proteinuria, hematuria, azotemia, red blood cast, oliguria dan hipertensi (PHAROH) yang terjadi secara hematuria, azotemia, red blood cast, oliguria dan hipertensi (PHAROH) yang terjadi secara akut.
akut.11Sedangkan glomerulonefritis akut (GNA) adalah suatu istilah yang lebih bersifat umumSedangkan glomerulonefritis akut (GNA) adalah suatu istilah yang lebih bersifat umum dan lebih menggambarkan suatu proses histopatologi berupa proliferasi dan inflamasi sel dan lebih menggambarkan suatu proses histopatologi berupa proliferasi dan inflamasi sel glomeruli akibat proses imunologik. Penggunaan istilah SNA mengarah kepada keadaan klinis, glomeruli akibat proses imunologik. Penggunaan istilah SNA mengarah kepada keadaan klinis, sedangkan GNA mengarah kepada keadaan histo
sedangkan GNA mengarah kepada keadaan histopatologis.patologis.11
Klasifikasi Klasifikasi
Berbagai penyakit atau keadaan yang digolongkan ke dalam SNA antara lain: Berbagai penyakit atau keadaan yang digolongkan ke dalam SNA antara lain:11 • Glomerulonefritis kronik eksaserbasi akut
• Glomerulonefritis kronik eksaserbasi akut • Penyakit ginjal dengan manifestasi hematuria • Penyakit ginjal dengan manifestasi hematuria
- Glomerulonefritis fokal - Glomerulonefritis fokal
- Nefritis herediter (sindrom Alport) - Nefritis herediter (sindrom Alport) - Nefropati IgA-IgG (Maladie de Berger) - Nefropati IgA-IgG (Maladie de Berger) - Benign recurrent hematuria
- Benign recurrent hematuria • Glomerulonefritis progresif cepat • Glomerulonefritis progresif cepat • Penyakit –
• Penyakit – penyakit sistemik penyakit sistemik
- Purpura Henoch-Schöenlein (HSP) - Purpura Henoch-Schöenlein (HSP) - Lupus erythematosus sistemik (SLE) - Lupus erythematosus sistemik (SLE) - Endokarditis bakterial subakut (SBE) - Endokarditis bakterial subakut (SBE)
Etiologi Etiologi
Etiologi dari SNA sangat banyak antara lain : Etiologi dari SNA sangat banyak antara lain : 1.
1. Faktor Infeksi: GNAPS, Nefritis yang berhubungan dengan infeksi sistemik lain misalFaktor Infeksi: GNAPS, Nefritis yang berhubungan dengan infeksi sistemik lain misal endokarditis bakterialis subakut.
endokarditis bakterialis subakut. 2.
2. Penyakit multisistemik antara lain : Lupus eritematosus sistemik, purpura HenochPenyakit multisistemik antara lain : Lupus eritematosus sistemik, purpura Henoch Schnolein, vasculitis
Schnolein, vasculitis 3.
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hassanudin (FK Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hassanudin (FK UNHAS) menerapkan diagnosis sementara (working diagnosis) SNA bagi pasien yang UNHAS) menerapkan diagnosis sementara (working diagnosis) SNA bagi pasien yang memperlihatkan gejala nefritik saja, misalnya proteinuria dan hematuria atau edema dan memperlihatkan gejala nefritik saja, misalnya proteinuria dan hematuria atau edema dan hematuria, mengingat gejala nefritik bukan hanya disebabkan oleh GNAPS, tetapi dapat pula hematuria, mengingat gejala nefritik bukan hanya disebabkan oleh GNAPS, tetapi dapat pula disebabkan oleh penyakit lain. Bila pada pemantauan selanjutnya ditemukan gejala dan tanda disebabkan oleh penyakit lain. Bila pada pemantauan selanjutnya ditemukan gejala dan tanda yang menyokong diagnosis GNAPS (C3↓, ASO↑, dll), maka diagnosis menjadi GNAPS. Hal yang menyokong diagnosis GNAPS (C3↓, ASO↑, dll), maka diagnosis menjadi GNAPS. Hal ini penting diperhatikan, oleh karena ada pasien yang didiagnosis sebagai GNAPS hanya ini penting diperhatikan, oleh karena ada pasien yang didiagnosis sebagai GNAPS hanya berdasarkan gejala
berdasarkan gejala nefritik, ternyata nefritik, ternyata merupakan penyakit sismerupakan penyakit sistemik yang juga temik yang juga memperlihatkanmemperlihatkan gejala nefritik. Bila dijumpai full blown cases
gejala nefritik. Bila dijumpai full blown cases yaitu kasus dengan gejala nefritik yang lengkapyaitu kasus dengan gejala nefritik yang lengkap yaitu proteinuria, hematuria, edema, oliguria, dan hipertensi, maka diagnosis GNAPS dapat yaitu proteinuria, hematuria, edema, oliguria, dan hipertensi, maka diagnosis GNAPS dapat ditegakkan, karena gejala tersebut merupakan gejala khas (ti
ditegakkan, karena gejala tersebut merupakan gejala khas (ti pikal) untuk suatu GNAPS.pikal) untuk suatu GNAPS.11
Patofisiologi Patofisiologi
Gambar 1.1 Patofisiologi SNA Gambar 1.1 Patofisiologi SNA33 Beberapa hipotesis yang telah diajukan :
Beberapa hipotesis yang telah diajukan :
Terbentuknya kompleks antigen-antibodi yang melekat pada membran basalisTerbentuknya kompleks antigen-antibodi yang melekat pada membran basalis glomerulus dan kemudian merusaknya.
glomerulus dan kemudian merusaknya.
Proses autoimun kuman streptococcus Proses autoimun kuman streptococcus yang nefritogen dalam tubuh menimbulkanyang nefritogen dalam tubuh menimbulkan pembentukan kompleks autoimun y
Streptococcus nefritogen dan membrane basalis Streptococcus nefritogen dan membrane basalis glomerulus mempunyai komponenglomerulus mempunyai komponen antigen yang sama sehingga dibentuk antibodi yang langsung
antigen yang sama sehingga dibentuk antibodi yang langsung merusak membranmerusak membran basalis ginjal.
basalis ginjal.2,32,3 Gejala Klinis
Gejala Klinis
GNAPS lebih sering terjadi pada anak usia 6 sampai 15 tahun dan jarang pada usia di GNAPS lebih sering terjadi pada anak usia 6 sampai 15 tahun dan jarang pada usia di bawah
bawah 2 2 tahun. tahun. GNAPS GNAPS didahului didahului oleh oleh infeksi infeksi GABHS GABHS melalui inmelalui infeksi saluran feksi saluran pernapasan pernapasan akutakut (ISPA) atau infeksi kulit (piodermi) dengan periode la
(ISPA) atau infeksi kulit (piodermi) dengan periode la ten 1-2 minggu pada ISPA atau 3 mingguten 1-2 minggu pada ISPA atau 3 minggu pada pioderma.
pada pioderma.11
Gejala klinik GNAPS sangat bervariasi dari bentuk asimtomatik sampai gejala yang Gejala klinik GNAPS sangat bervariasi dari bentuk asimtomatik sampai gejala yang khas. Bentuk asimtomatik lebih banyak daripada bentuk simtomatik baik sporadik maupun khas. Bentuk asimtomatik lebih banyak daripada bentuk simtomatik baik sporadik maupun epidemik. Bentuk asimtomatik diketahui bila terdapat kelainan sedimen urin terutama epidemik. Bentuk asimtomatik diketahui bila terdapat kelainan sedimen urin terutama hematuria mikroskopik yang disertai riwayat kontak dengan penderita GNAPS simtomatik. hematuria mikroskopik yang disertai riwayat kontak dengan penderita GNAPS simtomatik.11 GNAPS simtomatik
GNAPS simtomatik 1. Periode laten : 1. Periode laten :
Pada GNAPS yang khas harus ada periode laten yaitu periode antara infeksi streptokokus dan Pada GNAPS yang khas harus ada periode laten yaitu periode antara infeksi streptokokus dan timbulnya gejala klinik. Periode ini berkisar 1-3
timbulnya gejala klinik. Periode ini berkisar 1-3 minggu; periode 1-2 minggu umumnya terjadiminggu; periode 1-2 minggu umumnya terjadi pada GNAPS
pada GNAPS yang didahului oleyang didahului oleh ISPA, seh ISPA, sedangkan periode 3 dangkan periode 3 minggu didahului oleh minggu didahului oleh infeksiinfeksi kulit/piodermi. Periode ini jarang terjadi di bawah
kulit/piodermi. Periode ini jarang terjadi di bawah 1 minggu. Bila periode laten ini berlangsung1 minggu. Bila periode laten ini berlangsung kurang dari 1 minggu, maka harus dipikirkan kemungkinan penyakit lain, seperti eksaserbasi kurang dari 1 minggu, maka harus dipikirkan kemungkinan penyakit lain, seperti eksaserbasi dari glomerulonefritis kronik, lupus eritematosus sistemik, purpura Henoch-Schöenlein atau dari glomerulonefritis kronik, lupus eritematosus sistemik, purpura Henoch-Schöenlein atau Benign recurrent haematuria.
Benign recurrent haematuria.11 2. Edema :
2. Edema :
Merupakan gejala yang paling sering, umumnya pertama kali timbul, dan menghilang pada Merupakan gejala yang paling sering, umumnya pertama kali timbul, dan menghilang pada akhir minggu pertama. Edema paling sering terjadi di daerah periorbital (edema palpebra), akhir minggu pertama. Edema paling sering terjadi di daerah periorbital (edema palpebra), disusul daerah tungkai. Jika terjadi retensi cairan hebat, maka edema timbul di daerah perut disusul daerah tungkai. Jika terjadi retensi cairan hebat, maka edema timbul di daerah perut (asites), dan genitalia eksterna (
(asites), dan genitalia eksterna (edema skrotum/vulva) menyerupai sindrom nefrotik.edema skrotum/vulva) menyerupai sindrom nefrotik.11
Distribusi edema bergantung pada 2 faktor, yaitu gaya gravitasi dan tahanan jaringan lokal. Distribusi edema bergantung pada 2 faktor, yaitu gaya gravitasi dan tahanan jaringan lokal. Oleh sebab itu, edema pada palpebra sangat menonjol waktu bangun pagi, karena adanya Oleh sebab itu, edema pada palpebra sangat menonjol waktu bangun pagi, karena adanya jaringan longgar
atau setelah melakukan kegitan fisik. Hal ini terjadi karena gaya gravitasi. Kadang-kadang atau setelah melakukan kegitan fisik. Hal ini terjadi karena gaya gravitasi. Kadang-kadang terjadi edema laten, yaitu edema yang tidak tampak dari luar dan baru diketahui setelah terjadi terjadi edema laten, yaitu edema yang tidak tampak dari luar dan baru diketahui setelah terjadi diuresis dan penurunan berat badan.
diuresis dan penurunan berat badan.11 3. Hematuria
3. Hematuria
Hematuria makroskopik terdapat pada 30-70% kasus GNAPS, sedangkan hematuria Hematuria makroskopik terdapat pada 30-70% kasus GNAPS, sedangkan hematuria mikroskopik dijumpai hampir pada semua kasus. Suatu penelitian multisenter di Indonesia mikroskopik dijumpai hampir pada semua kasus. Suatu penelitian multisenter di Indonesia mendapatkan hematuria makroskopik berkisar 46-100%, sedangkan hematuria mikroskopik mendapatkan hematuria makroskopik berkisar 46-100%, sedangkan hematuria mikroskopik berkisar 84-100%.
berkisar 84-100%.11
Urin tampak coklat kemerah-merahan atau seperti teh pekat, air cucian daging atau berwarna Urin tampak coklat kemerah-merahan atau seperti teh pekat, air cucian daging atau berwarna seperti cola. Hematuria makroskopik biasanya timbul
seperti cola. Hematuria makroskopik biasanya timbul dalam minggu pertama dan berlangsungdalam minggu pertama dan berlangsung beberapa hari,
beberapa hari, tetapi dapat pula tetapi dapat pula berlangsung berlangsung sampai beberapa sampai beberapa minggu. Hminggu. Hematuria mikroskopikematuria mikroskopik dapat berlangsung lebih lama, umumnya menghilang dalam waktu 6 bulan. Kadang-kadang dapat berlangsung lebih lama, umumnya menghilang dalam waktu 6 bulan. Kadang-kadang masih dijumpai hematuria mikroskopik dan proteinuria walaupun secara
masih dijumpai hematuria mikroskopik dan proteinuria walaupun secara klinik GNAPS sudahklinik GNAPS sudah sembuh. Bahkan hematuria mikroskopik bisa menetap lebih dari satu tahun, sedangkan sembuh. Bahkan hematuria mikroskopik bisa menetap lebih dari satu tahun, sedangkan proteinuria su
proteinuria sudah mdah menghilang. enghilang. Keadaan terakhir Keadaan terakhir ini merupakini merupakan inan indikasi untuk dikasi untuk dilakukan dilakukan biopsibiopsi ginjal, mengingat kemungkinan adanya glomerulonefritis kronik.
ginjal, mengingat kemungkinan adanya glomerulonefritis kronik. 4. Hipertensi :
4. Hipertensi :
Hipertensi merupakan gejala yang terdapat pada 60-70% kasus GNAPS. Umumnya terjadi Hipertensi merupakan gejala yang terdapat pada 60-70% kasus GNAPS. Umumnya terjadi dalam minggu pertama dan menghilang bersamaan dengan menghilangnya gejala klinik yang dalam minggu pertama dan menghilang bersamaan dengan menghilangnya gejala klinik yang lain. Pada kebanyakan kasus dijumpai hipertensi ringan (tekanan diastolik 80-90 mmHg). lain. Pada kebanyakan kasus dijumpai hipertensi ringan (tekanan diastolik 80-90 mmHg). Hipertensi ringan tidak perlu diobati sebab dengan istirahat yang cukup dan diet yang teratur, Hipertensi ringan tidak perlu diobati sebab dengan istirahat yang cukup dan diet yang teratur, tekanan darah akan normal kembali. Ada kalanya hipertensi berat menyebabkan ensefalopati tekanan darah akan normal kembali. Ada kalanya hipertensi berat menyebabkan ensefalopati hipertensi yaitu hipertensi yang disertai gejala serebral, seperti sakit kepala, muntah-muntah, hipertensi yaitu hipertensi yang disertai gejala serebral, seperti sakit kepala, muntah-muntah, kesadaran menurun dan kejang. Penelitian multisenter di Indonesia menemukan ensefalopati kesadaran menurun dan kejang. Penelitian multisenter di Indonesia menemukan ensefalopati hipertensi berkisar 4-50%.
hipertensi berkisar 4-50%.11 5. Oliguria
5. Oliguria
Keadaan ini jarang dijumpai, te
Keadaan ini jarang dijumpai, terdapat pada 5-10% kasus GNAPS dengan produksi urin kurangrdapat pada 5-10% kasus GNAPS dengan produksi urin kurang dari 350 ml/m2 LPB/hari. Oliguria terjadi bila fungsi ginjal menurun atau timbul kegagalan dari 350 ml/m2 LPB/hari. Oliguria terjadi bila fungsi ginjal menurun atau timbul kegagalan ginjal akut. Seperti ketiga gejala
ginjal akut. Seperti ketiga gejala sebelumnya, oliguria umumnya timbul dalam minggu pertamasebelumnya, oliguria umumnya timbul dalam minggu pertama dan menghilang bersamaan dengan timbulnya diuresis pada akhir minggu pertama. Oliguria dan menghilang bersamaan dengan timbulnya diuresis pada akhir minggu pertama. Oliguria
bisa pula menjadi anuria
bisa pula menjadi anuria yang menunjukkan adanyyang menunjukkan adanya kerusakan a kerusakan glomerulus yang berat denganglomerulus yang berat dengan prognosis yang jelek.
prognosis yang jelek.11 6. Gejala Kardiovaskular : 6. Gejala Kardiovaskular :
Gejala kardiovaskular yang paling penting adalah bendungan sirkulasi yang terjadi pada Gejala kardiovaskular yang paling penting adalah bendungan sirkulasi yang terjadi pada 20-70% kasus GNAPS. Bendungan sirkulasi dahulu diduga terjadi akibat hipertensi atau 70% kasus GNAPS. Bendungan sirkulasi dahulu diduga terjadi akibat hipertensi atau miokarditis, tetapi ternyata dalam klinik bendungan tetap terjadi walaupun tidak ada hipertensi miokarditis, tetapi ternyata dalam klinik bendungan tetap terjadi walaupun tidak ada hipertensi atau gejala miokarditis. Ini berarti bahwa bendungan terjadi bukan karena hipertensi atau atau gejala miokarditis. Ini berarti bahwa bendungan terjadi bukan karena hipertensi atau miokarditis, tetapi diduga akibat retensi Na dan air sehingga terjadi hipervolemia.
miokarditis, tetapi diduga akibat retensi Na dan air sehingga terjadi hipervolemia.11 a. Edema paru
a. Edema paru
Edema paru merupakan gejala yang paling sering t
Edema paru merupakan gejala yang paling sering terjadi akibat bendungan sirkulasi. Kelainanerjadi akibat bendungan sirkulasi. Kelainan ini bisa bersifat asimtomatik, artinya hanya terlihat secara radiologik. Gejala-gejala klinik ini bisa bersifat asimtomatik, artinya hanya terlihat secara radiologik. Gejala-gejala klinik adalah batuk, sesak napas, sianosis. Pada pemeriksaan fisik terdengar ronki basah kasar atau adalah batuk, sesak napas, sianosis. Pada pemeriksaan fisik terdengar ronki basah kasar atau basah halus.
basah halus. Keadaan ini Keadaan ini disebut acute disebut acute pulmonary pulmonary edema yang edema yang umumnya umumnya terjadi dalam terjadi dalam mingguminggu pertama dan kadang-kadang bersifat fatal.
pertama dan kadang-kadang bersifat fatal.
Gambaran klinik ini menyerupai bronkopnemonia sehingga penyakit utama ginjal tidak Gambaran klinik ini menyerupai bronkopnemonia sehingga penyakit utama ginjal tidak diperhatikan. Oleh karena itu pada kasus-kasus demikian perlu anamnesis yang teliti dan diperhatikan. Oleh karena itu pada kasus-kasus demikian perlu anamnesis yang teliti dan jangan lup
jangan lupa pemeriksaan a pemeriksaan urin. Furin. Frekuensi kelainan rekuensi kelainan radiologik toraks radiologik toraks berkisar antara berkisar antara 62,5-85,5%62,5-85,5% dari kasus-kasus GNAPS. Kelainan ini biasan
dari kasus-kasus GNAPS. Kelainan ini biasanya timbul dalam minggu pertama dan menghilangya timbul dalam minggu pertama dan menghilang bersamaan dengan
bersamaan dengan menghilangnya gejala-gejala menghilangnya gejala-gejala klinik klinik lain. Kelailain. Kelainan radiologik nan radiologik toraks dapattoraks dapat berupa
berupa kardiomegali, kardiomegali, edema edema paru paru dan dan efusi efusi pleura. pleura. Tingginya Tingginya kelainan kelainan radiologik radiologik ini ini oleholeh karena pemeriksaan radiologik dilakukan dengan posisi Postero Anterior (PA) dan Lateral karena pemeriksaan radiologik dilakukan dengan posisi Postero Anterior (PA) dan Lateral Dekubitus. Kanan (LDK).
Dekubitus. Kanan (LDK).11 7. Gejala-gejala lain
7. Gejala-gejala lain
Selain gejala utama, dijumpai gejala umum seperti pucat, malaise
Selain gejala utama, dijumpai gejala umum seperti pucat, malaise , letargi dan anoreksia. Gejala, letargi dan anoreksia. Gejala pucat
pucat mungkin mungkin karena karena peregangan peregangan jaringan jaringan subkutan subkutan akibat akibat edema edema atau atau akibat akibat hematuriahematuria makroskopik yang berlangsung lama.
Diagnosis Diagnosis
Berbagai macam kriteria dikemukakan untuk diagnosis GNAPS, tetapi pada umumnya kriteria Berbagai macam kriteria dikemukakan untuk diagnosis GNAPS, tetapi pada umumnya kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
yang digunakan adalah sebagai berikut:11 a.
a. GNAPS SimtomatikGNAPS Simtomatik
Secara klinik diagnosis GNAPS dapat ditegakkan bila dijumpai full blown case denganSecara klinik diagnosis GNAPS dapat ditegakkan bila dijumpai full blown case dengan gejala-gejala hematuria, hipertensi, edema, oliguria yang merupakan gejala-gejala khas gejala-gejala hematuria, hipertensi, edema, oliguria yang merupakan gejala-gejala khas GNAPS.
GNAPS.
Untuk menunjang diagnosis klinik, dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa ASTOUntuk menunjang diagnosis klinik, dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa ASTO (meningkat) & C3 (menurun) dan pemeriksaan lain berupa adanya torak eritrosit, (meningkat) & C3 (menurun) dan pemeriksaan lain berupa adanya torak eritrosit, hematuria & proteinuria.
hematuria & proteinuria.
Diagnosis pasti ditegakkan bila biakan positif untuk streptokokus ß hemolitikus grupDiagnosis pasti ditegakkan bila biakan positif untuk streptokokus ß hemolitikus grup A.
A. b.
b. Pada GNAPS asimtomatik, diagnosis berdasarkan atas kelainan sedimen urin (hematuriaPada GNAPS asimtomatik, diagnosis berdasarkan atas kelainan sedimen urin (hematuria mikroskopik), proteinuria dan adanya epidemi/kontak dengan penderita GNAPS.
mikroskopik), proteinuria dan adanya epidemi/kontak dengan penderita GNAPS.11
Analisis urin memperlihatkan adanya sel-sel darah merah, seringkali bersama dengan Analisis urin memperlihatkan adanya sel-sel darah merah, seringkali bersama dengan silinder sel darah merah dan proteinuria, leukosit polimorfonuklear tidak jarang ditemukan. silinder sel darah merah dan proteinuria, leukosit polimorfonuklear tidak jarang ditemukan. Anemia normokromik ringan dapat terjadi akibat hemodelusi dan hemolisis ringan. Kadar C3 Anemia normokromik ringan dapat terjadi akibat hemodelusi dan hemolisis ringan. Kadar C3 serum biasanya menurun.
serum biasanya menurun.22
Pada anak dengan sindroma nefritik akut (GNA), jika terdapat bukti adanya infeksi Pada anak dengan sindroma nefritik akut (GNA), jika terdapat bukti adanya infeksi streptococcus dan kadar C3 rendah, diagnosis
streptococcus dan kadar C3 rendah, diagnosis klinis GNAPS sudah dapat dibenarkan dan tidakklinis GNAPS sudah dapat dibenarkan dan tidak perlu diindikasikan
perlu diindikasikan pemeriksaan biopsi gpemeriksaan biopsi ginjal. Namun, injal. Namun, penting penting untuk mengesampinguntuk mengesampingkan lupuskan lupus eritematosus sistemik dan eksaserbasi akut glomerulonefritis kronis. Pada SLE terdapat eritematosus sistemik dan eksaserbasi akut glomerulonefritis kronis. Pada SLE terdapat kelainan kulit dan sel LE positif pada pemeriksaan darah. Pada SLE tidak terdapat edema, kelainan kulit dan sel LE positif pada pemeriksaan darah. Pada SLE tidak terdapat edema, hipertensi ataupun oliguria. Biopsi ginjal dapat mempertegas perbedaan dengan GNAPS. hipertensi ataupun oliguria. Biopsi ginjal dapat mempertegas perbedaan dengan GNAPS.1,21,2
Pada HSP dapat dijumpai purpura, nyeri abdomen dan artralgia, sedangkan pada Pada HSP dapat dijumpai purpura, nyeri abdomen dan artralgia, sedangkan pada GNAPS tidak ada gejala demikian. Sindroma nefritik akut yang terjadi setelah infeksi selain GNAPS tidak ada gejala demikian. Sindroma nefritik akut yang terjadi setelah infeksi selain streptococcus biasanya lebih mudah terdiagnosis karena gejalanya seringkali timbul ketika streptococcus biasanya lebih mudah terdiagnosis karena gejalanya seringkali timbul ketika infeksinya masih berlangsung. GNA bisa pula terjadi ses
infeksinya masih berlangsung. GNA bisa pula terjadi ses udah infeksi bakteri atau virus tertentuudah infeksi bakteri atau virus tertentu
selain oleh Group A β
selain oleh Group A β-hemolytic streptococci. Beberapa kepustakaan melaporkan gejala GNA-hemolytic streptococci. Beberapa kepustakaan melaporkan gejala GNA yang timbul sesudah infeksi virus morbili, parotitis, varicella, dan virus ECHO.
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan : Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan :
Laju Endap Darah (LED) meningkat.Laju Endap Darah (LED) meningkat.
Kadar Hemoglobin menurun sebagai akibat hipervolemia (retensi garam dan air)Kadar Hemoglobin menurun sebagai akibat hipervolemia (retensi garam dan air)
Pada pemeriksaan urin berwarna gelap (merah daging), hematuria makroskopik, jumlahPada pemeriksaan urin berwarna gelap (merah daging), hematuria makroskopik, jumlah
berkurang,
berkurang, berat berat jenis jenis meninggi, meninggi, dan dan ditemukan ditemukan albumin albumin (albuminuria, (albuminuria, proteinuria),proteinuria), eritrosit (++), leukosit (+), silinder leukosit, eritrosit dan hialin.
eritrosit (++), leukosit (+), silinder leukosit, eritrosit dan hialin.
Ureum dan kreatinin darah meningkat, renin Ureum dan kreatinin darah meningkat, renin menurunmenurun
Albumin serum sedikit menurun.Albumin serum sedikit menurun.
Titer anti-streptolisin O meningkat pada 60-80% penderita.Titer anti-streptolisin O meningkat pada 60-80% penderita.
Uji fungsi ginjal normal pada 50% penderita.Uji fungsi ginjal normal pada 50% penderita.
Kultur kulit dan tenggorokan menunjukkan adanya kuman streptococcusKultur kulit dan tenggorokan menunjukkan adanya kuman streptococcus11
Pengobatan Pengobatan
1. Istirahat 1. Istirahat
Istirahat di tempat ti
Istirahat di tempat tidur terutama bila dijumpai komplikasi yang biasanya timbul dalam dur terutama bila dijumpai komplikasi yang biasanya timbul dalam mingguminggu pertama
pertama perjalanan perjalanan penyakit penyakit GNAPS. GNAPS. Sesudah Sesudah fase fase akut, akut, tidak tidak dianjurkan dianjurkan lagi lagi istirahat istirahat didi tempat tidur, tetapi tidak diizinkan kegiatan seperti sebelum sakit. Lamanya perawatan tempat tidur, tetapi tidak diizinkan kegiatan seperti sebelum sakit. Lamanya perawatan tergantung pada keadaan penyakit. Dahulu dianjurkan prolonged bed rest sampai tergantung pada keadaan penyakit. Dahulu dianjurkan prolonged bed rest sampai berbulan- bulan
bulan dengan dengan alasan proteinuria alasan proteinuria dan hematuria dan hematuria mikroskopik mikroskopik belum hbelum hilang. Kini ilang. Kini lebih proglebih progresif,resif, penderita dipulangkan sesudah 10-14 h
penderita dipulangkan sesudah 10-14 hari perawatan dengan syarat tidak ada komplikasi. Bilaari perawatan dengan syarat tidak ada komplikasi. Bila masih dijumpai kelainan laboratorium urin, maka dilakukan pengamatan lanjut pada waktu masih dijumpai kelainan laboratorium urin, maka dilakukan pengamatan lanjut pada waktu berobat
berobat jalan. jalan. Istirahat Istirahat yang yang terlalu terlalu lama lama di di tempat tempat tidur tidur menyebabkan menyebabkan anak anak tidak tidak dapatdapat bermain dan jauh dari teman-temannya, sehingga dapat memberikan
bermain dan jauh dari teman-temannya, sehingga dapat memberikan beban psikologik.beban psikologik.11 2. Diet
2. Diet
Jumlah garam yang diberikan perlu diperhatikan. Bila edema berat, diberikan makanan tanpa Jumlah garam yang diberikan perlu diperhatikan. Bila edema berat, diberikan makanan tanpa garam, sedangkan bila edema ringan, pemberian garam dibatasi sebanyak 0,5-1 g/hari. Protein garam, sedangkan bila edema ringan, pemberian garam dibatasi sebanyak 0,5-1 g/hari. Protein dibatasi bila kadar ureum meninggi, yaitu sebanyak 0,5-1 g/kgbb/hari. Asupan cairan harus dibatasi bila kadar ureum meninggi, yaitu sebanyak 0,5-1 g/kgbb/hari. Asupan cairan harus diperhitungkan dengan baik, terutama pada penderita oliguria atau anuria, yaitu jumlah cairan diperhitungkan dengan baik, terutama pada penderita oliguria atau anuria, yaitu jumlah cairan yang masuk harus seimbang dengan pengeluaran, berarti asupan cairan = jumlah urin + yang masuk harus seimbang dengan pengeluaran, berarti asupan cairan = jumlah urin +
insensible water loss (20-25 ml/kgbb/hari) + jumlah keperluan cairan pada setiap kenaikan insensible water loss (20-25 ml/kgbb/hari) + jumlah keperluan cairan pada setiap kenaikan suhu dari normal (10 ml/kgbb/hari).
suhu dari normal (10 ml/kgbb/hari).11 3. Antibiotik
3. Antibiotik
Pemberian antibiotik pada GNAPS sampai sekarang masih sering dipertentangkan. Pihak satu Pemberian antibiotik pada GNAPS sampai sekarang masih sering dipertentangkan. Pihak satu hanya memberi antibiotik bila biakan hapusan tenggorok atau kulit positif untuk streptokokus, hanya memberi antibiotik bila biakan hapusan tenggorok atau kulit positif untuk streptokokus, sedangkan pihak lain memberikannya secara rutin dengan alasan biakan negatif belum dapat sedangkan pihak lain memberikannya secara rutin dengan alasan biakan negatif belum dapat menyingkirkan infeksi streptokokus. Biakan negatif dapat terjadi oleh karena telah mendapat menyingkirkan infeksi streptokokus. Biakan negatif dapat terjadi oleh karena telah mendapat antibiotik sebelum masuk rumah sakit atau akibat periode laten yang terlalu l
antibiotik sebelum masuk rumah sakit atau akibat periode laten yang terlalu l ama (> 3 minggu).ama (> 3 minggu). Terapi medikamentosa golongan penisilin diberikan untuk eradikasi
Terapi medikamentosa golongan penisilin diberikan untuk eradikasi kuman, yaitu Amoksisilinkuman, yaitu Amoksisilin 50 mg/kgbb dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Jika terdapat alergi terhadap golongan 50 mg/kgbb dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Jika terdapat alergi terhadap golongan penisilin, dapat diberi eritromisin dosis 30 mg/kgbb/hari.
penisilin, dapat diberi eritromisin dosis 30 mg/kgbb/hari.11 4. Simptomatik
4. Simptomatik
a. Bendungan sirkulasi a. Bendungan sirkulasi
Hal paling penting dalam menangani sirkulasi adalah pembatasan cairan, dengan kata lain Hal paling penting dalam menangani sirkulasi adalah pembatasan cairan, dengan kata lain asupan harus sesuai dengan keluaran. Bila terjadi edema berat atau tanda-tanda edema paru asupan harus sesuai dengan keluaran. Bila terjadi edema berat atau tanda-tanda edema paru akut, harus diberi diuretik, misalnya furosemid. Bila tidak berhasil, maka dilakukan dialisis akut, harus diberi diuretik, misalnya furosemid. Bila tidak berhasil, maka dilakukan dialisis peritoneal.
peritoneal.11 b. Hipertensi b. Hipertensi
Tidak semua hipertensi harus mendapat pengobatan. Pada hipertensi ringan dengan istirahat Tidak semua hipertensi harus mendapat pengobatan. Pada hipertensi ringan dengan istirahat cukup dan pembatasan cairan yang baik, tekanan darah bisa kembali normal dalam waktu 1 cukup dan pembatasan cairan yang baik, tekanan darah bisa kembali normal dalam waktu 1 minggu. Pada hipertensi sedang atau berat tanpa tanda-tanda serebral dapat diberi kaptopril minggu. Pada hipertensi sedang atau berat tanpa tanda-tanda serebral dapat diberi kaptopril (0,3-2 mg/kgbb/hari) atau furosemid atau kombinasi keduanya. Selain obat-obat tersebut (0,3-2 mg/kgbb/hari) atau furosemid atau kombinasi keduanya. Selain obat-obat tersebut diatas, pada keadaan asupan oral cukup baik dapat juga diberi nifedipin secara sublingual diatas, pada keadaan asupan oral cukup baik dapat juga diberi nifedipin secara sublingual dengan dosis 0,25-0,5 mg/kgbb/hari yang dapat diulangi setiap 30-60 menit bila diperlukan. dengan dosis 0,25-0,5 mg/kgbb/hari yang dapat diulangi setiap 30-60 menit bila diperlukan. Pada hipertensi berat atau hipertensi dengan gejala serebral (ensefalopati hipertensi) dapat Pada hipertensi berat atau hipertensi dengan gejala serebral (ensefalopati hipertensi) dapat diberi klonidin (0,002-0,006 mg/kgbb) yang dapat diulangi hingga 3 kali atau diazoxide 5 diberi klonidin (0,002-0,006 mg/kgbb) yang dapat diulangi hingga 3 kali atau diazoxide 5 mg/kgbb/hari secara intravena (I.V). Kedua obat tersebut dapat digabung dengan furosemid (1 mg/kgbb/hari secara intravena (I.V). Kedua obat tersebut dapat digabung dengan furosemid (1
–
c. Gangguan ginjal akut c. Gangguan ginjal akut
Hal penting yang harus diperhatikan adalah pembatasan cairan, pemberian kalori yang cukup Hal penting yang harus diperhatikan adalah pembatasan cairan, pemberian kalori yang cukup dalam bentuk karbohidrat. Bila terjadi asidosis harus diberi natrium bikarbonat dan bila dalam bentuk karbohidrat. Bila terjadi asidosis harus diberi natrium bikarbonat dan bila terdapat hiperkalemia diberi Ca glukonas atau Kayexalate
terdapat hiperkalemia diberi Ca glukonas atau Kayexalate untuk mengikat kalium.untuk mengikat kalium.11 Pemantauan
Pemantauan
Pada umumnya perjalanan penyakit GNAPS ditandai dengan fase akut yang berlangsung 1-2 Pada umumnya perjalanan penyakit GNAPS ditandai dengan fase akut yang berlangsung 1-2 minggu. Pada akhir minggu pertama atau kedua gejala-gejala seperti edema, hematuria, minggu. Pada akhir minggu pertama atau kedua gejala-gejala seperti edema, hematuria, hipertensi dan oliguria mulai menghilang, sebaliknya gejala-gejala laboratorium menghilang hipertensi dan oliguria mulai menghilang, sebaliknya gejala-gejala laboratorium menghilang dalam waktu 1-12 bulan. Penelitian multisenter di Indonesia memperlihatkan bahwa hematuria dalam waktu 1-12 bulan. Penelitian multisenter di Indonesia memperlihatkan bahwa hematuria mikroskopik terdapat pada rata-rata 99,3%, proteinuria 98,5%, dan hipokomplemenemia mikroskopik terdapat pada rata-rata 99,3%, proteinuria 98,5%, dan hipokomplemenemia 60,4%.1 Kadar C3 yang menurun (hipokomplemenemia) menjadi normal kembali sesudah 2 60,4%.1 Kadar C3 yang menurun (hipokomplemenemia) menjadi normal kembali sesudah 2 bulan.
bulan. Proteinuria Proteinuria dan dan hematuria hematuria dapat dapat menetap menetap selama selama 6 6 blnbln – – 1 tahun. Pada keadaan ini1 tahun. Pada keadaan ini sebaiknya dilakukan biopsi ginjal untuk melacak adanya proses penyakit ginjal kronik. sebaiknya dilakukan biopsi ginjal untuk melacak adanya proses penyakit ginjal kronik. Proteinuria dapat menetap hingga 6 bulan, sedangkan hematuria mikroskopik dapat menetap Proteinuria dapat menetap hingga 6 bulan, sedangkan hematuria mikroskopik dapat menetap hingga 1 tahun.
hingga 1 tahun.11
Dengan kemungkinan adanya hematuria mikroskopik dan atau proteinuria yang berlangsung Dengan kemungkinan adanya hematuria mikroskopik dan atau proteinuria yang berlangsung lama, maka setiap penderita yang telah dipulangkan dianjurkan untuk pengamatan setiap 4-6 lama, maka setiap penderita yang telah dipulangkan dianjurkan untuk pengamatan setiap 4-6 minggu selama 6 bulan pertama. Bila ter
minggu selama 6 bulan pertama. Bila ternyata masih terdapat hematuria mikroskopik dan ataunyata masih terdapat hematuria mikroskopik dan atau proteinuria, pengamatan diteruskan hingga 1 tah
proteinuria, pengamatan diteruskan hingga 1 tahun atau sampai kelainan tersebut menghilang.un atau sampai kelainan tersebut menghilang. Bila sesudah 1 tahun masih dijumpai s
Bila sesudah 1 tahun masih dijumpai satu atau kedua kelainan tersebut, perlatu atau kedua kelainan tersebut, perlu dipertimbangkanu dipertimbangkan biopsi ginjal.
biopsi ginjal.11 Komplikasi Komplikasi
Komplikasi yang sering dijumpai adalah : Komplikasi yang sering dijumpai adalah : 1. Ensefalopati hipertensi (EH).
1. Ensefalopati hipertensi (EH).
EH adalah hipertensi berat (hipertensi emergensi) yang pada anak > 6 tahun dapat melewati EH adalah hipertensi berat (hipertensi emergensi) yang pada anak > 6 tahun dapat melewati tekanan darah 180/120 mmHg. EH dapat diatasi dengan memberikan nifedipin (0,25
tekanan darah 180/120 mmHg. EH dapat diatasi dengan memberikan nifedipin (0,25 – – 0,5 0,5 mg/kgbb/dosis) secara oral atau sublingual pada anak dengan kesadaran menurun. Bila tekanan mg/kgbb/dosis) secara oral atau sublingual pada anak dengan kesadaran menurun. Bila tekanan darah belum turun dapat diulangi tiap 15 menit hingga 3 kali.
Penurunan tekanan darah harus dilakukan secara bertahap. Bila tekanan darah telah turun Penurunan tekanan darah harus dilakukan secara bertahap. Bila tekanan darah telah turun sampai 25%, seterusnya ditambahkan kaptopril (0,3
sampai 25%, seterusnya ditambahkan kaptopril (0,3 – – 2 mg/kgbb/hari) dan dipantau hingga 2 mg/kgbb/hari) dan dipantau hingga normal.
normal.11
2. Gangguan ginjal akut (Acute Kidney Injury/AKI) 2. Gangguan ginjal akut (Acute Kidney Injury/AKI) Pengobatan konservatif :
Pengobatan konservatif :
a. Dilakukan pengaturan diet untuk mencegah katabolisme dengan memberikan kalori a. Dilakukan pengaturan diet untuk mencegah katabolisme dengan memberikan kalori secukupnya, yaitu 120 kkal/kgbb/hari
secukupnya, yaitu 120 kkal/kgbb/hari b. Mengatur elektrolit :
b. Mengatur elektrolit :
- Bila terjadi hiponatremia diberi NaCl hipertonik 3%. - Bila terjadi hiponatremia diberi NaCl hipertonik 3%. - Bila terjadi hipokalemia diberikan :
- Bila terjadi hipokalemia diberikan : •• Calcium Gluconas 10% 0,5 ml/kgbb/hariCalcium Gluconas 10% 0,5 ml/kgbb/hari • NaHCO3 7,5% 3 ml/kgbb/hari
• NaHCO3 7,5% 3 ml/kgbb/hari • K+ exchange resin
• K+ exchange resin 1 g/kgbb/hari1 g/kgbb/hari • Insulin 0,1 unit/kg & 0,5 –
• Insulin 0,1 unit/kg & 0,5 – 1 g glukosa 0,5 g/kgbb 1 g glukosa 0,5 g/kgbb11 3. Edema paru
3. Edema paru
Anak biasanya terlihat sesak dan terdengar ronki nyaring, sehingga sering disangka sebagai Anak biasanya terlihat sesak dan terdengar ronki nyaring, sehingga sering disangka sebagai bronkopneumon
bronkopneumoni.i.11
4. Posterior leukoencephalopathy syndrome 4. Posterior leukoencephalopathy syndrome
Merupakan komplikasi yang jarang dan sering dikacaukan dengan ensefalopati hipertensi, Merupakan komplikasi yang jarang dan sering dikacaukan dengan ensefalopati hipertensi, karena menunjukkan gejala-gejala yang sama seperti sakit kepala, kejang, halusinasi visual, karena menunjukkan gejala-gejala yang sama seperti sakit kepala, kejang, halusinasi visual, tetapi tekanan darah masih normal.
tetapi tekanan darah masih normal.11 Perjalanan Penyakit dan Prognosis Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Penyakit ini dapat sembuh sempurna dalam waktu 1-2 minggu bila tidak ada komplikasi, Penyakit ini dapat sembuh sempurna dalam waktu 1-2 minggu bila tidak ada komplikasi, sehingga sering digolongkan ke dalam self limiting disease. Walaupun sangat jarang, GNAPS sehingga sering digolongkan ke dalam self limiting disease. Walaupun sangat jarang, GNAPS dapat kambuh kembali.
Pada umumnya perjalanan penyakit GNAPS ditandai dengan fase akut yang berlangsung 1-2 Pada umumnya perjalanan penyakit GNAPS ditandai dengan fase akut yang berlangsung 1-2 minggu, kemudian disusul dengan menghilangnya gejala laboratorik terutama hematuria minggu, kemudian disusul dengan menghilangnya gejala laboratorik terutama hematuria mikroskopik dan proteinuria dalam waktu 1-12 bulan. Pada anak 85-95% kasus GNAPS mikroskopik dan proteinuria dalam waktu 1-12 bulan. Pada anak 85-95% kasus GNAPS sembuh sempurna, sedangkan pada orang dewasa 50-75% GNAPS dapat berlangsung kronis, sembuh sempurna, sedangkan pada orang dewasa 50-75% GNAPS dapat berlangsung kronis, baik secara klinik maupun secara histologik atau laboratorik. Pada orang dewasa kira-kira baik secara klinik maupun secara histologik atau laboratorik. Pada orang dewasa kira-kira 15-30% kasus masuk ke dalam proses kronik, sedangkan pada anak 5-10% kasus menjadi 30% kasus masuk ke dalam proses kronik, sedangkan pada anak 5-10% kasus menjadi glomerulonefritis kronik. Walaupun prognosis GNAPS baik, kematian bisa terjadi terutama glomerulonefritis kronik. Walaupun prognosis GNAPS baik, kematian bisa terjadi terutama dalam fase akut akibat gangguan ginjal akut (Acute kidney injury), edema paru akut atau dalam fase akut akibat gangguan ginjal akut (Acute kidney injury), edema paru akut atau ensefalopati hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
1.
1. Unit Kerja Koordinasi Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. KonsensusUnit Kerja Koordinasi Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus. Jakarta; 2012.
Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus. Jakarta; 2012. 2.
2. Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO. Buku Ajar Nefrologi Anak. UnitAlatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO. Buku Ajar Nefrologi Anak. Unit Kerja Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, edisi 3, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Kerja Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, edisi 3, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. 2010.
2010. 3.
3. Kumar V, Abbas AK, Aster JC. Robbins basic pathology. 9Kumar V, Abbas AK, Aster JC. Robbins basic pathology. 9thth edition. Saunder Elsevier: edition. Saunder Elsevier: Philadelphia; 2013, ch 20: 913.