• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KASUS meningitis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KASUS meningitis"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KASUS

MENINGITIS

(2)

PENYAJIAN KASUS

IDENTITAS

• Nama : An. SP

• Usia : 8 tahun

• Jenis Kelamin : Perempuan

• Agama : Islam

• Alamat : Jln. Parwasal Gg. Kalisari RT1 RW26 Siantan Tengah Pontianak

• No. RM : 789780

(3)

Keluhan utama : Kejang

(4)

Riwayat penyakit sekarang

• Sembilan jam sebelum masuk rumah sakit, os mengalami kejang satu kali selama kurang

lebih 15 menit. Kejang muncul tiba-tiba pada saat os sedang tidur. Saat kejang, badan os tidak panas. Posisi kaki dan tangan menekuk dan lurus secara berulang, dan mata os

tertutup. Setelah kejang, os tidak sadarkan diri dan langsung dibawa ke RS Soedarso.

(5)

• Tiga hari sebelum kejang, os demam naik turun. Demam tidak menggigil, dan demam turun

dengan minum obat penurun panas dari mantri. Semenjak demam, os sering mengeluh sakit

kepala dan sakit perut. Keluhan ini juga diserati muntah 3-4 kali per hari setiap makan dan

minum. Pada saat masuk RS, os tidak ada muntah lagi. Keluhan batuk pilek disangkal. Buang air

besar tidak ada selama sakit. BAK biasa. Riwayat trauma disangkal.

(6)

Riwayat penyakit dahulu

Os tidak pernah kejang sebelumnya, pada saat demam maupun tidak demam.

Riwayat Keluarga

Ibu dan kakak pasien memiliki riwayat kejang pada saat masih bayi.

(7)

Riwayat Kehamilan Ibu

Os adalah anak kedua dari 2 bersaudara. Ibu kontrol kehamilan setiap bulan. Ibu sering minum jamu-jamuan selama hamil. Riwayat menderita

penyakit disangkal.

Riwayat Kelahiran

Os lahir pada tanggal 27 November 2005. Lahir cukup bulan. Ditolong dukun. Pada saat lahir langsung menangis. BB lahir 3000 gr. PB lahir tidak diketahui.

(8)

Riwayat Imunisasi

Menurut pengakuan ibu pasien, pasien

mendapatkan imunisasi lengkap, namun ibu pasien tidak ingat semua jenis imunisasi yang diberikan dan berapa kali telah diberikan. Ibu pasien hanya ingat pasien pernah

(9)

Riwayat Tumbuh-Kembang

Ibu pasien hanya ingat os bisa bicara usia 9 bulan dan berjalan usia 1 tahun.

Riwayat Pemberian Makanan

Pasien masih mendapat ASI sampai usia 2 tahun. Mulai dikasi susu formula promina pada usia 40 hari dan mulai makan makanan keluarga pada usia 1 tahun.

Riwayat Sosioekonomi

Pasien dirawat dengan pembayaran Jamkesmas. Ibu pasien tidak bekerja. Pekerjaan bapak pasien adalah swasta.

(10)

PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan umum : Tampak sakit sedang

• Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital

- Nadi : 80 kali/menit, teratur - Pernapasan : 20 kali/menit, teratur,

tipe torako-abdominal

(11)

Antropometri : Antropometri :

• Berat Badan : 22 kg

• Tinggi Badan : 119 cm BB/U  (22/25) x 100% = 88%

• Interpretasi : Gizi baik

TB/U  (119/128) x 100% = 96,87%

• Interpretasi : Normal

BB/TB : (22/21) x 100% = 104%

(12)

Status generalis :

• Kulit : turgor kulit kembali cepat dan elastis

• Kepala : pembesaran KGB (-)

• Mata : mata tidak cekung, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

• Telinga : tidak ada sekret

• Hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada sekret

• Mulut : mukosa bibir tidak kering, bibir tidak sianosis

(13)

• Tenggorokan : faring tidak hiperemis

• Leher : kaku kuduk (+)

• Dada : bentuk simetris, pergerakan simetris, retraksi suprasternal, retraksi intercostae, retraksi epigastric tidak

ditemukan

(14)

• Paru :simetris, sonor, suara dasar vesikuler, tidak ada ronki, tidak ada wheezing

• Abdomen

• Inspeksi : datar, tidak ada distensi

• Auskultasi : bising usus 8 kali/menit

• Palpasi : turgor kembali cepat dan elastisitas baik, tidak ada nyeri tekan. Hepar-lien tidak teraba,

tidak teraba massa abnormal.

(15)

• Genitalia : tidak diperiksa

• Anus : tidak diperiksa

• Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, tidak pucat, tidak ada edema tungkai. Refleks

(16)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

• Hasil CT scan kepala dengan kontras tanggal 15/04/13

Kesimpulan: tak tampak kelainan pada CT scan kepala dengan kontras

• Hasil lab tanggal 16/04/13 GDS 102 mg/dL (N 7-150)

Natrium 140 mmol/I (N 135-155) Kalium 4,0 mmol/I (N 3,6-5,5)

Kalsium 9,6 mg/dL (N 8,1-10,4) Klorida 103,3 mmol/L (95-108)

(17)

Hasil urinalisis tanggal 17/04/13

• Makroskopis : warna keruh, jernih, bau normal

• Kimia : bilirubin (-), protein (-), keton (+), blood (-), pH 6,0, BB 1,030, leukosit (-)

• Mikroskopis : leukosit (-), eritrosit (-), lain-lain normal

(18)

Hasil lab tanggal 17/04/2013 • GDS 49 mg/dL • WBC 11,6 K/uL • RBC 4,32 M/uL • Hgb 11,1 g/dL • HCT 32,7% • PLT 258 K/uL

(19)

RESUME

• Pasien datang dengan keluhan kejang yang

terjadi satu kali selama kurang lebih 15 menit. Kejang muncul tiba-tiba pada saat os sedang tidur. Saat kejang, badan os tidak panas.

Kejang tonik klonik generalisata. Setelah

kejang, os tidak sadarkan diri dan langsung dibawa ke RS Soedarso

(20)

• Tiga hari sebelum kejang, os demam naik turun. Ada keluhan sakit kepala dan sakit perut. BAB (-), BAK biasa. Muntah 3-4 kali per hari setiap makan minum. Pada saat masuk RS, os tidak ada muntah lagi. Riwayat trauma disangkal.

• Dari pemeriksaan fisik, didapatkan kesadaran kompos mentis, nadi 80 x/menit, napas 20 x/menit, T 37,10C, BB 22 kg, TB 119 cm. Kaku

(21)

Daftar Masalah

• Kejang

• Muntah

• Demam naik turun

• Sakit kepala kuat

(22)

• Diagnosis kerja : Meningitis

• Diagnosis banding : Ensefalitis

Meningoensefalitis

(23)

TERAPI

- O2 2lpm. - IVFD RL 10 tpm: D5% 10 tpm - Inj. Ceftriaxone 2x750 mg IV - Inj. Dexamethasone 2x4 mg IV - Manitol 3x11 gr (55cc) - Inj. Ranitidine 2x25 mg IV - Inj. Antrain 3x220 mg IV k/p

- Inj. phenytoin 220 mg IV bila kejang, 12 jam kemudian 45 mg

(24)

Prognosis

• ad vitam : dubia ad bonam

• ad sanctionam : dubia ad bonam

(25)

FOLLOW UP

A. 15/04/13 pukul 21.00 WIB

S : Pasien kejang berulang, kejang ± 30 detik, kejang tonik klonik generalisata, pasien tidak sadar setelah kejang

O : GCS E1M4V2, nadi 140x/menit, napas 28x/menit, T 38,10C, Refleks

pupil (+/+) isokor A : meningitis

P :

- Inj. phenytoin 220 mg IV, 12 jam kemudian 45 mg - O2 2lpm. - IVFD RL 10 tpm: D5% 10 tpm - Inj. Ceftriaxone 2x750 mg IV - Inj. Dexamethasone 2x4 mg IV - Manitol 3x11 gr (55cc) - Inj. Ranitidine 2x25 mg IV - Inj. Antrain 3x220 mg IV k/p

(26)

B. 16/04/13

S : Kejang (-), meracau (+)

O : E3M4V2, nadi 120 x/menit, napas 28 x/menit, T 36,80C, balance cairan -130cc A : Meningitis

P : Lanjut inj. fenitoin 45 mg/12 jam IV, dosis manitol 3x5,5 gr. Terapi lain lanjut. Program cek elektrolit.

(27)

C. 17/04/13

S : Kejang (-), demam (-), gelisah (-)

O : GCS E4V5M6, nadi 90x/menit, napas 28x.menit, T36,2C, Sklera ikterik (-/-), Pupil isokor (+/+), RCL (+/+), deviasi konjugat (-/-), kaku kuduk (-), refleks fisiologis (+/+), refleks patologis (-/-), klonus (-/-), paru dbn

A : Meningitis P : Terapi lanjut.

(28)

D. 18/04/13

S : Pindah ke ruang anak. Kejang (-), demam (-)

O : Kes CM, E4V5M6, nadi 100x/mnt, regular, napas 31x/mnt, GI  puasa (+), abd: distensi (-), BU (+)

normal, NT (-), urine output 500 cc/12 jam, IWL 440 cc/hari, fluid input 1440 cc/hari, balance 0 cc, T37,20C,

kulit pucat (-), CRT <2detik, akral hangat, ikterik (-), kaku kuduk (+), ref. patologis (-), Lab: urinalisis: keton (+), bilirubin (+), pH 6,0, BJ >1030. GDS 49 mg/dL.

A : Meningitis

P : Manitol stop. IVFD  asnet, pasien boleh makan. Terapi lain lanjut

(29)

E.19/04/13

S : Kejang (-), demam (-), puasa (-), kembung (-), muntah (-), BAB (+)

O : Kes. CM GCS E4V5M6, nadi 95x/mnt, regular, napas 24x/mnt, regular, vesicular (+/+), GI 

distensi (-), BU (+) N, NT (-), Kulit  pucat (-), CRT <2detik, akral hangat, ikterik (-), CNS  kaku

kuduk (-), ref. patologis (-) A : Meningitis

(30)

TINJAUAN PUSTAKA

• Meningens: - Duramater - Arakhnoid - Pia mater

• Antara araknoid dan piamater  ruang subarakhnoid  mengalir cairan CSS

(31)

DEFINISI

• Meningitis adalah penyakit yang ditandai

dengan adanya inflamasi pada membran yang melapisi otak atau medulla spinalis

(32)

ETIOLOGI

• Bakteri dan virus, kanker, trauma kepala,

reaksi obat, penyakit sistem imun atau agen infeksius lainnya seperti jamur (cryptococcal meningitis) atau parasit

• Bakteri >> virus

• Infeksi dapat mengurangi kemampuan BBB melindungi otak  bocor  kuman masuk  inflamasi  jaringan otak membengkak dan aliran darah berkurang

(33)

• penyebaran dari infeksi berat di sekitarnya, seperti infeksi telinga (otitis media) atau

infeksi sinus nasal (sinusitis). Bisa juga pada kasus trauma kepala atau setelah operasi kepala

(34)
(35)
(36)

PATOFISIOLOGI

• Penyebaran secara hematogen atau melalui penyakit-penyakit seperti sinusitis,

mastoiditis, otitis media, atau melalui operasi seperti fraktur tulang kepala.

• Pembuluh darah meningeal menjadi hiperemi

 penyebaran sel-sel leukosit

polimorfonuklear ke dalam ruang

(37)

• pembentukan limfosit dan histiosit dan sel-sel plasma. Lalu terbentuk eksudat.

• Pada meningitis yang disebabkan oleh virus, cairan serebrospinal tampak jernih

dibandingkan meningitis yang disebabkan oleh bakteri

(38)
(39)

Gejala biasa dan klasik yang sering muncul pada bayi dibawah usia 3 bulan, diantaranya:

• Kurang minum • Muntah • Ruam • Kaku kuduk • Peningkatan iritabilitas • Letargi • Frontanel menonjol • Kejang

(40)

Gejala klasik pada anak lebih dari 1 tahun

• Mual dan muntah

• Sakit kepala

• Peningkatan sensitifitas terhadap cahaya

• Demam

• Perubahan status mental

• Letargi

• Kejang

• Kaku leher atau nyeri leher

• Tanda brudzinski positif

• Tanda kernirg positif

(41)

• Gejala meningitis viral kebanyakan mirip

dengan gejala flu (demam, nyeri otot, batuk, sakit kepala tetapi satu atau beberapa gejala dari meningitis bacterial mungkin dapat

(42)

PEMERIKSAAN

• TTV

• sumber infeksi fokal, menilai perubahan status mental, dan menentukan adanya meningitis

• Pungsi lumbal

• Urinalisis

• Foto polos X-ray

(43)

TATALAKSANA

• Mulai terapi sebelum semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya keluar.

• Intubasi bila perlu

• Monitoring jantung dan pernapasan harus digunakan

• Pemasangan IV line

• Kateter urin

(44)

• Obat-obatan - Antibiotik

- Steroid

(45)
(46)
(47)
(48)

PROGNOSIS

(49)

PEMBAHASAN

• Anak, 8 tahun, BB 22 kg datang dengan

keluhan kejang. Kejang satu kali selama kurang lebih 15 menit. Kejang muncul tiba-tiba.

Kejang generalisata, dan setelah kejang, os tidak sadarkan diri. Sebelumnya, ada keluhan demam yang naik turun, tapi pada saat

kejang, badan tidak panas. Os sering

mengeluh kepala pusing dan muntah. Riwayat trauma disangkal.

(50)

• Pusing, riwayat demam naik turun, muntah, kejang, penurunan kesadaran  sugestif

meningitis

• pemeriksaan darah rutin, gula darah sewaktu, elektrolit, urinalisis  dalam batas normal

• scan kepala dengan kontras  tak tampak kelainan

(51)

• Tanda dan gejala (klinis)  meningitis

• Terapi

 ceftriaxone  antibiotik pilihan untuk meningitis

Dexamethasone  memperbaiki permeabilitas BBB dan antiiflamasi

Manitol  mengurangi tekanan intrakranial

Phenitoin  kejang

(52)
(53)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan masalah yang telah peneliti paparkan pada BAB sebelumnya, Maka pada BAB IV peneliti membahas Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Mengurangi

Faktor Internal 1. Pendapatan/ pengahasilan Faktor eksternal 1. Fasilitas yang tersediah.. evaluasi/monitoring, dan pemanfaatan hasil. Keempat bidang partisipasi

Risiko kegagalan Bank yang dapat merusak perekonomian secara keseluruhan. Contoh: tahun 1998, rush yang terjadi oleh Bank BCA dapat menggoyahkan sendi-sendi

Sebelum secara resmi disahkan pada tahun 1945 sebagai dasar filsafat Negara, unsur-unsur Pancasila telah dimiliki dan telah melekat pada bangsa Indonesia sebagai asas

Terbukti dari hasil perhitungan di atas apabila seluruh warga yang ada di pinggiran Kota Batam mau bekerja sama mengolah kotoran sapi mereka menjadi biogas, dengan

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan pembelajaran ips materi lingkungan alam dan buatan melalui metode Problem Based Instruction (PBI) pada siswa kelas III

13 UU memerintahkan instansi pemerintah yang bertanggung jawab membantu kedua belah pihak untuk menyelesaikan perselisihan dan jika kedua belah pihak yang

Mereka kemudian menambahkan bahwa dalam proses menganalisa sebuah skenario, menentukan beat dapat menjadi langkah pertama karena beat dapat membantu melihat struktur sebuah skenario