• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Desentralisasi dan Kualitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Desentralisasi dan Kualitas"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEngaruh DEsEntralisasi Dan Kualitas

informasi aKuntansi manaJEmEn

tErhaDaP KinErJa manaJErial aParatur

PEmErintah DaErah

Studi pada Kabupaten/Kota di Jawa Barat

mursiDah

Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

The purpose of this study is to know the influence of Decentralization and

Management Accounting Information Characteristics on Managerial Performance of Local Government Apparatus (A Study on Local Government in West Java). This research is conducted by using explanatory survey method on Local Government in

West Java. The sample is taken the amount of the office on 7 Regencies in West Java. Data are collected by spreading the questionnaire to the research respondents, which

are middle managerial level. Analysis method that is used is multiple regression analysis. The result of the test of the hypothesis shows that simultaneously,

decentralization and management accounting information characteristics have significant influence on managerial performance. Partially, decentralization and

management accounting information characteristics have positive relationship and

significant influence on managerial performance.

Keywords: decentralization, management accounting information characteristics, managerial performance

(2)

PEnDahuluan

Tuntutan daerah agar lebih memperhatikan pembangunan ekonomi regional melatarbelakangi lahirnya UU No. 22 Tahun 1999 yang diperbaharui dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah dan uu No. 25 Tahun 1999 yang

diperbaharui dengan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Otonomi daaerah tidak lain adalah perwujudan dan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dan mempunyai hubungan yang erat dengan desentralisasi.

mengenai ini, mahfud mD (2000 :

66) menyatakan bahwa desentralisasi merupakan penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus daaerah mulai, dari kebijakan, perencanaan, sampai pada implementasi dan pmbiayaan dalam rangka demokrasi. Sedangkan otonomi adalah wewenang yang dimiliki oleh daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri dalam rangka desentralisasi.

Tujuan utama penyelenggaraan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan pelayanan publik (public service) dan memajukan perekonomian daerah, dan misi utamanya sekurang-kurangnya ada 3, yaitu: 1) meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan kesejahteraan

masyarakat, 2) menciptakan efisiensi dan

efektivitas pengelolaan sumberdaya, dan 3) memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan (Mardiasmo, 2002).

Namun pencapaian tujuan sebagaimana yang dikemukakan di atas memerlukan persyaratan tertentu, dan memerlukan penjabaran operasional lebih lanjut. Persyaratan yang harus ada antara lain terciptanya kehidupan berdemokrasi, tegaknya supremasi hukum, penataan ulang pemerintah (reinventing government) dan penguatan sumberdaya manusia yang harus dipandang sebagai intellectual asset yang

penting, yang tercermin pada kompetensi aparatur pemerintah daerah.

Kompetensi aparatur pemerintah daaerah tercermin dari kemampuan mengelola setidak-tidaknya tiga hal, yakni kebijakan, sumberdaya, dan program. Kemampuan pengelolaan ini juga harus tetap dilandaskan pada semangat desentralisasi dalam bingkai kehidupan negara yang demokratis, maasyarakat madani dan good governance.

Salah satu indikator good governance yakni adanya pelayanan yang lebih berkualitas serta pemerintah yang bersih, berwibawa dan bebas KKN. Untuk itu dukungan profesionalisme aparat pengawasan sangat penting dalam upaya mencegah kebocoran, pemborosan,

in-efisiensi dalam pengelolaan keuangan negara dan pembangunan. Dengan demikian,

peningkatan kualitas hasil-hasil pengawasan akan mampu memberikan kontribusi bagi terselenggaranya manajemen pemerintahan yang baik, terwujudnya akuntabilitas publik dan terciptanya aparatur pemerintah yang bersih. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan informasi akuntansi.

Menurut Mardiasmo (2002:39), terkait dengan manajemen keuangan daerah, akuntansi sektor publik (terutama akuntansi manajemen) berperan dalam hal :

1. Perencanaan strategik; 2. Pemberian informasi biaya; 3. Penilaian investasi publik 4. Penganggaran; dan 5. Evaluasi kinerja

Bentuk informasi akuntansi manajemen adalah: informasi keuangan dan operasional dari berbagai aktivitas organisasi, proses, unit-unit operasi, produk-produk, jasa-jasa

dan pelanggan. Dalam perkembangannya

katagori informasi akuntansi manajemen menjadi lebih luas. Bukan saja tentang

operasi yang dikuantifikasikan dalam

terminologi keuangan saja akan tetapi juga berupa informasi non keuangan seperti kualitas, waktu, proses, pengukuran yang bersifat lebih subjektif, kepuasan pelanggan,

(3)

kapabilitas karyawan dan kinerja atas produk baru.

Oleh karena itu ketersediaan informasi akuntansi manajemen yang tepat waktu dan akurat sangat dibutuhkan oleh para manajer dalam menjalankan tugasnya.

Hasil penelitian Huther dan Shah (1998) di 80 negara bahwa kualitas pemerintahan, yang merupakan variabel gabungan dari partisipasi masyarakat, orientasi pemerintah, pembangunan sosial, dan manajemen ekonomi (makro), berhubungan positif dengan derajat desentralisasi. Semakin tinggi derajat desentralisasi yang ada di suatu negara semakin baik pula partisipasi masyarakatnya, orientasi pemerintah, pembangunan sosial, dan manajemen ekonomi (makro). Mardiasmo (2002:6) menyimpulkan bahwa “pada tataran empiris, desentralisasi terbukti berhubungan positif dengan kualitas pemerintahan”.

Hasil penelitian Yew Ming Chia (1995) yang dilakukan di Singapura pada 100 perusahaan telekomunikasi yang listing tahun 1990 menyimpulkan bahwa desentralisasi (sebagai variable kontekstual organisasi) serta informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Dan hasil penelitian N.Z. miah

and L. Mia and L. Mia (1996) yang dilakukan pada lima departemen di Pemerintah Pusat

Zew Zealand menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara desentralsiasi dengan pengambilan keputusan dan kinerja dari

government department district offices,di

mana accounting controls systems sebagai mediator keduanya

Berdasarkan fenomena yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian

mengenai “Pengaruh Desentralisasi dan

Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial Aparatur

Pemerintah Daerah ( studi pada Kabupaten / Kota di Jawa Barat)”. Rumusan masalah yang

diajukan adalah seberapa besar desentralisasi dan kualitas informasi akuntasi manajemen

berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja manajerial aparatur pemerintah daerah, seberapa besar desentralisasi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajeral aparatur pemerintah daerah dan seberapa besar kualitas informasi akuntansi manajemen berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial aparatur pemerintah daerah. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar desentralisasi dan kualitas informasi akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial aparatur pemerintah daerah, untuk mengetahui seberapa besar desentralisasi berpengaruh terhadap Kinerja

manajerial aparatur Pemerintah Daerah,

dan untuk mengetahui seberapa besar kualitas informasi akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial aparatur pemerintah daerah.

mEtoDE PEnElitian

Objek dalam penelitian ini adalah desentralisasi dan kualitas informasi akuntansi manajemen serta kinerja manajerial aparatur pemerintah daerah. Unit analisisnya adalah aparatur pemerintah daerah yaitu kepala dinas.

Desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah desain penelitian

deskriptif-analitis. menurut moh. Nazir

(1999: 105) Penelitian deskriptif adalah studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat, dan analitis ditujukan untuk menguji hipotesa-hipotesa dan mengadakan interpretasi yang lebih dalam tentang hubungan-hubungan.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Variabel desentralisasi (X1)

Variabel desentralisasi (X1) diukur menggunakan instrumen yang dikembang-kan oleh Gordon dan Narayanan (1984), yang terdiri dari 5 item pertanyaan untuk menentukan seberapa besar otoritas yang didelegasikan kepada para kepala dinas. Masing-masing item dalam variabel ini

(4)

menggunakan lima skala likert.

2. Kualitas informasi akuntansi manajemen (X2)

Variabel kualitas informasi akuntansi manajemen (X2) diukur menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Chenhall dan Morris (1986) yang terdiri dari 19 pertanyaan, dan berdasarkan penelitian Paul Usmany menyatakan bahwa sebelum kuesioner didstribusikan kepada responden, terlebih dahulu melakukan uji awal kuesioner (pilot test) kepada 30 orang mahasiswa Magister Sains Akuntansi yang bekerja pada instansi pemerintah, untuk mengetahui apakah item-item pertanyaan dalam kuesioner tersebut valid dan reliabel (dipercaya) ataukah tidak. Hasil pilot test menunjukkan bahwa ada 3 item pertanyaan pada variabel informasi sistem akuntansi manajemen ternyata tidak valid. Untuk itu ketiga item pertanyaan ini terpaksa harus dilepaskan dalam pengujian dan analisis data yang sesungguhnya. Penelitian ini menggunakan 16 item pertanyaan yang telah diuji oleh Paul Usmany untuk menentukan seberapa luas ketersediaan informasi yang dihasilkan dari sistem akuntansi manajemen.

3. Variabel kinerja manajerial aparatur pemerintah daerah(Y)

Variabel kinerja manajerial diukur menggunakan instrumen yang dikembang-kan oleh Mahoney, et al., (1963). Variabel ini terdiri dari 9 item pertanyaan untuk menentukan kinerja manajer berdasarkan kegiatan manajerial yang dilakukan. Masing-masing item pertanyaan menggunakan lima skala likert.

Populasi dan sampel penelitian adalah

seluruh dinas pada 25 Kabupaten/

Kota di Jawa Barat. Selanjutnya dipilih sampel dengan menggunakan teknik cluster sampling. Penentuan sampel pada penelitian ini melalui dua langkah, yang dikenal dengan istilah Two Stage Cluster Sampling. Pada tahap kedua sampel ditarik secara purposive. Akhirnya yang menjadi

sampel adalah 3 dinas pada 7 Kabupaten di

Jawa Barat. Responden dalam penelitian ini

pejabat eselon III di lingkungan dinas yang terpilih.

Data yang dikumpulkan dalam

penelitian ini terdiri atas data primer untuk variabel independen dan variabel dependen serta data sekunder untuk mendukung kelengkapan data primer.

Pengujian Data

Data primer yang digunakan dalam

penelitian ini perlu diuji kesahihan atau validitas dan keandalan atau reliabilitasnya karena data tersebut berasal dari jawaban responden yang mungkin dapat menimbulkan bias. Hal ini sangat penting dilakukan karena kualitas data nantinya akan mempengaruhi kualitas kesimpulan. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan benar-benar mengukur apa yang diukur atau seberapa cermat suatu alat ukur melakukan fungsinya. Uji validitas

dengan menggunakan teknik korelasi

Rank-Spearman. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha Cronbach.

Data yang diperoleh melalui kuesioner

berupa data yang berskala ordinal, maka agar dapat dianalisis secara statistik, data tersebut harus dinaikkan atau ditransformasikan skalanya menjadi interval dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI).

metode analisis Data

Hipotesis penelitian yang diuji ada dua yaitu: uji secara bersama-sama dengan menggunakan uji F, dan uji secara parsial dengan menggunakan uji t.

(5)

uji secara bersama-sama

ho : semua βi = 0 i = 1,2

Desentralisasi dan kualitas informasi

akuntansi manajemen secara bersama-sama

tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja manajerial di lingkungan pemerintah

daerah kabupaten/kota pada Propinsi Jawa

Barat

ha : ada βi ≠ 0 i = 1,2

Desentralisasi dan kualitas informasi

akuntansi manajemen secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial di lingkungan pemerintah daerah

kabupaten/kota pada Propinsi Jawa Barat

uji secara Parsial

ho:β1 = 0 : i = 1,2

Desentralisasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial di lingkungan pemerintah daerah

kabupaten/kota pada Propinsi Jawa Barat ha: β1 ≠ 0 : i = 1,2

Desentralisasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial di lingkungan pemerintah daerah kabupaten/

kota pada Propinsi Jawa Barat

Kriteria uji F dan uji t adalah apabila Fhitung atau thitung > Ftabel atau ttabel maka H0 ditolak, dan apabila Fhitung atau

thitung ≤ Ftabel atau ttabel maka h0 diterima, dengan tingkat keyakinan 95% ( = 0,05).

Hipotesis diuji dan dianalisa dengan menggunakan analisis regressi linier berganda. Pengolahan data menggunakan software SPSS 12.0 for windows.

hasil Dan PEmBahasan Hasil pengujian validitas terhadap item pernyataan dari variabel desentralisasi (X1), variabel kualitas informasi akuntansi manajemen (X2), dan variabel kinerja manajerial aparatur pemerintah daerah (Y) dengan menggunakan teknik korelasi

Rank-spearman menunjukkan semua

item pernyataan tersebut valid dan dapat diteruskan ke uji reliabilitas.

Hasil uji reliabilitas terhadap item pernyataan dari variabel desentralisasi (X1), variabel kualitas informasi akuntansi manajemen (X2), dan variabel kinerja manajerial aparatur pemerintah daerah (Y) dengan menggunakan metode Alpha Cronbach menunjukkan semua item pernyataan tersebut adalah reliabel.

Pengujian hipotesis secara bersama-sama dengan menggunakan uji F menyatakan hipotesis nul (Ho) ditolak, artinya desentralisasi dan kualitas informasi akuntansi manajemen secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial di lingkungan pemerintah daerah

kabupaten/kota di propinsi Jawa Barat. Pengujian koefisien regresi secara parsial

(individual) merupakan kelanjutan dari

pegujian koefisien regresi secara

bersama-sama, di mana apabila pada pengujian

koefisien regresi secara bersama-sama ho

ditolak, artinya ada di antara kedua variabel

independen yang berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen, maka untuk

menguji lebih lanjut koefisien regresi variabel

independen mana yang pengaruhnya

signifikan dilakukan uji parsial (individual).

Untuk menguji apakah desentralisasi

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial, maka dilakukan pengujian secara statistik dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

ho: β1 = 0 : i = 1,2

Desentralisasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial di lingkungan pemerintah daerah

kabupaten/kota pada Propinsi Jawa Barat ha: β1 ≠ 0 : i = 1,2

Desentralisasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial di lingkungan pemerintah daerah kabupaten/

kota pada Propinsi Jawa Barat

Hasil pengujian secara statistik seperti yang tertera dalam tabel di bawah ini:

(6)

Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai t-hitung variabel desentralisasi sebesar

2,262 sedangkan dari tabel untuk  = 0.05

dan derajat bebas 18 pada pengujian dua arah diperoleh nilai t-tabel sebesar 2,1009.

Karena nilai t-hitung (2,262) lebih besar dari t-tabel (2,1009) maka pada tingkat kekeliruan 5% Ho ditolak Ha diterima, sehingga dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan dari variabel

desentralisasi terhadap kinerja manajerial di

lingkungan pemerintah daerah kabupaten/

kota pada Propinsi Jawa Barat.

Besarnya pengaruh variabel desentralisasi terhadap kinerja manajerial secara

parsial ditunjukkan oleh koefisien regresi

desentralisasi yaitu sebesar 0,344 atau 34,4%, artinya jika variabel lain konstan maka setiap adanya peningkatan desentralisasi sebesar satu satuan akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 34,4%.

Hasil penelitian ini telah mendukung hipotesis yang diajukan bahwa desentralisasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial aparatur pemerintah dan sesuai penelitian yang telah dilakukan oleh Yew Ming Chia (1995)bahwa Hubungan antara setiap karakteristik informasi Sistem Akuntansi Manajemen dengan kinerja manajerial adalah ditentukan oleh tingkat desentralisasi.

N.Z. miah and L. mia (1996) bahwa

semakin tinggi tingkat desentralisasi maka semakin tinggi pula kegunaan dari Accounting Controls Systems pada akhirnya

akan meningkatkan kinerja district offices.

Pengaruh Kualitas informasi akuntansi manajemen terhadap Kinerja manajerial

Untuk menguji apakah karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial, maka dilakukan pengujian secara statistik dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

ho.β2 = 0 : i = 1,2 Kualitas informasi

akuntansi manajemen secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial di lingkungan pemerintah daerah

kabupaten/kota pada Propinsi Jawa Barat ha.β2 ≠ 0 : i = 1,2 kualitas informasi

akuntansi manajemen secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap kinerja

manajerial di lingkungan pemerintah daerah

kabupaten/kota pada Propinsi Jawa Barat

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai t-hitung variabel karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen sebesar 3,617

sedangkan dari tabel untuk  = 0.05 dan

derajat bebas 18 pada pengujian dua arah diperoleh nilai t-tabel sebesar 2,1009.

Karena nilai t-hitung (3,617) lebih besar dari t-tabel (2,1009) maka pada tingkat kekeliruan 5% Ho ditolak Ha diterima, sehingga dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan dari variabel

kualitas informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial di lingkungan

pemerintah daerah kabupaten/kota pada

Propinsi Jawa Barat.

(7)

informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial secara parsial ditunjukkan

oleh koefisien regresi kualitas informasi

akuntansi manajemen yaitu sebesar 0,655 atau 65,5%, artinya jika variabel lain konstan maka setiap adanya peningkatan kualitas informasi akuntansi manajemen sebesar satu satuan akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 65,5%.

Hasil penelitian ini telah mendukung hipotesis yang diajukan bahwa karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen secara parsial berpengaruh terhadap kinerja

manajerial aparatur pemerintah. Dan sesuai

dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Yew Ming Chia (1995)bahwa Hubungan antara setiap karakteristik informasi Sistem Akuntansi Manajemen dengan kinerja manajerial adalah ditentukan oleh tingkat desentralisasi.

KEsimPulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Desentralisasi dan kualitas informasi

akuntansi manajemen berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja manajerial aparatur pemerintah daerah. Hal ini menunjukkan kinerja manajerial dapat meningkat dengan struktur organisasi desentralisasi dan dengan tersedianya kualitas informasi akuntansi manajemen yang meliputi (informasi dalam scope yang luas yaitu informasi masa lalu dan informasi untuk masa yang akan datang, informasi tepat waktu, dan informasi yang ringkas) oleh sistem informasi akuntansi manajemen.

2. Desentralisasi berpengaruh secara

parsial terhadap kinerja manajerial aparatur pemerintah daerah. Hal ini menunjukkan kinerja manajerial dapat meningkat dengan struktur organisasi desentralisasi

3. Kualitas informasi akuntansi manajemen berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial aparatur pemerintah

daerah. Hal ini menunjukkan kinerja manajerial dapat meningkat dengan tersedianya kualitas informasi akuntansi manajemen yang meliputi (informasi dalam scope yang luas yaitu informasi masa lalu dan informasi untuk masa yang akan datang, informasi tepat waktu, dan informasi yang ringkas) oleh sistem informasi akuntansi manajemen.

saran

Bagi aparatur Pemerintahan Daerah di kabupaten/kota di Jawa Barat diharapkan: a. Dengan struktur organisasi desentralisasi

dapat meningkatkan profesionalisme yang berorientasi wirausaha, mengacu kepada misi organisasi dan pemberdayaan melalui kreativitas, inovasi dan responsivitas.

b. Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah yang berorientasi

pada prestasi kinerja, aparatur pemerintah daerah diharapkan untuk mendayagunakan ketersediaan kualitas informasi akuntansi manajemen yang meliputi (informasi dalam scope yang luas yaitu informasi masa lalu dan informasi untuk masa yang akan datang, informasi tepat waktu, dan informasi yang ringkas) dalam pengambilan keputusan.

Bagi para peneliti selanjutnya:

a. Berdasarkan penelitian ini ada pengaruh faktor-faktor lain di luar variabel desentralisasi dan kualitas informasi akuntansi manajemen yang tidak diamati dalam penelitian ini yaitu sebesar 36,7% yang mempengaruhi kinerja

manajerial. Dengan demikian dapat

dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja manajerial, seperti partisipasi penyusunan anggaran dan sistem pengendalian manajemen.

b. Memperluas populasi penelitian, karena masing-masing daerah mempunyai kekhasannya.

(8)

rEfErEnsi

anonymous, undang-undang Republik indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.

………, undang-undang Republik indonesia Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

………,undang-undang Republik indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

………, undang-undang Republik indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

atkinson, anthony a., Banker, Rajiv D., et, al, 1995, management accounting, Englewood

Cliffs, New Jersey, Prentice-Hall.

Chenhall, Robert h. and Deigan morris (1986). The impact of structure, Environment, and

Interdependence on The Percerved Usefulness of Management Accounting Systems, The

accounting Review Vol. LXi No. 1 January, pp. 16-35.

Chia, Yew ming,1995, Decentralization, management accounting system (mas) information

Characteristics and Their Interaction Effect on Managerial Performance: A Singapore

study), journal of business finance and accounting, september, pp. 811-830.

Gujarati, Damodar N., 2003, Basic Econometrics, 4th edition, New York: mcGraw-hill. harun al – Rasyid, 1994, Teknik Penarikan sampel dan Penyusunan skala, Diktat Kuliah,

Bandung: uNPaD.

hansen, Don R. and mowen, maryanne, 2004, management accounting, buku 1, salemba

Empat, Jakarta.

………, 2005, Management Accounting, buku 2, Salemba Empat, Jakarta.

h.R.E. Kosasih Taruna sepandji, 1998, manajemen Pemerintahan dalam sistem dan struktur administrasi Negara Baru, idola Remaja Do’a”, Bandung.

Indra Bastian, 2001, Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta. Mardiasmo, 2002, Akuntansi Sektor Publik, Andi, Yogyakarta

mardiasmo, 2004, Otonomi & manajemen Keuangan Daerah, andi, Yogyakarta.

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, 2006, Metode Penelitian Survei, Edisi revisi, LP3ES, Yogyakarta.

miah N.Z. and L. mia , (1996), Decentralization, accounting Controls and Performance of Governtment Organizations: a New Zealand Empirical study, Financial accountability &

management, (12(3), August, pp. 173-190.

mohamad Nazir.1999. metode Penelitian. Jakarta: Ghalia indonesia

Nazaruddin sjamsuddin (1995) indonesia dan Perubahan Global. www.hamline.edu

Paul usmany, 2004, Pengaruh struktur Desentralisasi, informasi sistem akuntansi manajemen dan Dukungan Organisasional terhadap Kinerja manajerial di Lingkungan Pemerintah Daerah (Pemda): studi Empiris pada Pemda Kota dan Kabupaten di Daerah istimewa

Yogyakarta, Tesis, Universitas Gajah Mada.

sekaran, uma, 2000, Research methods For Bussiness: a skill-Building approach, Third

Referensi

Dokumen terkait

yang sesuai, bentuk kapal dan stabilitas yang optimal agar dapat menunjang performa pada saat beroperasi, serta memiliki tahanan yang akurat untuk jenis kapal

Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan di UPT Dinas Kesehatan, disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 Tentang retribusi

Dengan adanya masalah tersebut maka penulis mengambil judul penelitian Sistem Informasi Pengajuan dan Perpanjangan Ijin Tempat Wisata di Kabupaten Jepara Menggunakan

Banyak faktor yang harus diperhatikan agar akhirnya dapat diperoleh waktu yang pantas untuk pekerjaan yang bersangkutan seperti yang berhubungan dengan kondisi kerja, cara

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat nyeri ekstremitas bawah pada lansia di Desa Karangrau Kecamatan Sokaraja

Pengangkatan anak yang dilakukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 tidak harus anak laki-laki saja yang dijadikan anak angkat tetapi anak perempuan pun

PT HM Sampoerna ikut berpartisipasi dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui kegiatan kewirausahaan dengan mendirikan Pusat Pelatihan Kewirausahaan

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Struktur Modal dan Corporate Governance terhadap Manajemen Laba