120
LAMPIRAN
121
Lampiran 1. Perhitungan Penilaian Aplikasi GFP
% aplikasi aspek X = Nilai total aplikasi aspek X x 100%
Nilai sempurna aspek X
1. Peternakan Eco Farm
% Aplikasi bangunan dan fasilitas peternakan =
100%
65,08 %
% Aplikasi manajemen pakan
= 100%
87,50 %
% Aplikasi sumber daya manusia
= 100%
75,61 %
% Aplikasi proses pemerahan
=
100%
64,81 %
% Aplikasi manajemen peternakan
=
100%
42,42 %
2. Peternakan Koperasi Wirausaha Indonesia (KWI)
% Aplikasi bangunan dan fasilitas peternakan =
,100%
72,22 %
% Aplikasi manajemen pakan
= 100%
89,28 %
% Aplikasi sumber daya manusia
= 100%
85,36 %
% Aplikasi proses pemerahan
=
100%
85,18 %
% Aplikasi manajemen peternakan
=
100%
56,06 %
45,5 50 35 46 37
63 56 41 54 66 x 100% 76,25 %
• % Penerapan secara keseluruhan =
• % penerapan secara keseluruhan =
Lampi
iran 2. Dena
Keterangan
1. Pintu m
2. Jalan
3. Kandan
4. Bak pen
5. Jalan
6. Kandan
7. Pembua
8. Jalan
9. Gudang
10. Kandan
11. Kebun
12. Torn p
ah Kandang P
n :
masuk
ng
nampungan
ng Pedet
angan limbah
g
ng
n
penampungan
Peternakan E
air
h
n air
Eco Farm
122
121
Lampi
Ketera
1. Pi
2. Ja
3. Ch
4. Ka
5. Ka
6. Ba
7. Se
8. Ru
9. Gu
10. Ru
11. Gu
12. R
13. Ka
14. Ka
15. Pe
16. Pe
17. To
18. Pa
19. La
iran 3. Dena
angan :
intu masuk
alan
hopper
andang
andang Jepit
ak penampun
elokan
uang karyaw
udang penyi
uang karyaw
udang penyi
Ruang istirah
andang Pede
andang pem
enampungan
enampungan
orn Penampu
agar tanaman
apangan rum
ah Peternakan
t
nga air
wan
impanan sus
wan
impanan kon
hat
et
merahan
n limbah cair
n limbah pad
ung air
n
mput
n Koperasi W
u
nsentrat
r
dat
Wirausaha In
ndonesia (K
KWI)
123
122
124
Lampiran 4. Form Checklist Kesesuaian Kondisi Peternakan dengan GFPNo Perihal Jawaban Bobot*) Nilai**)
Ya Tidak A BANGUNAN DAN FASILITAS PETERNAKAN
Lokasi dan Bangunan
1. Lokasi peternakan jauh dari pemukiman dan kegiatan industri, lingkungan yang mudah terkena polusi tanah serta tempat perkembangbiakan hama
5
2. Bangunan peternakan atau fasilitas lain terpisah dari tempat pembuangan dan pengolahan limbah, letaknya juga cukup jauh dari peternakan tetangga agar mengurangi risiko penyebaran penyakit
5
3. Adanya pembatas area peternakan dapat menjamin kemanan area peternakan dari hewan non ternak dan pengganggu
3
4. Lingkungan peternakan selalu bersih dan bebas dari genangan air serta menyediakan area desinfeksi bagi pengunjung
4
5. Menggunakan bahan bangunan yang tidak menjadi
sumber kontaminasi baik kimia atau biologis 4 6. Semua peralatan yang digunakan merupakan milik
peternakan itu sendiri dan selalu dijaga dalam keadaan bersih
3
7. Memiliki tempat pembuangan dan pengolahan limbah 5 8. Memperhitungkan adanya risiko bencana alam 2
Kandang
9. Kandang mempunyai luas yang layak sesuai jumlah
ternak dan ventilasi yang baik 5
10. Alas kandang bersih dan tidak licin 5
11. Bentuk tempat pakan (palungan) tidak membentuk
sudut 3
12. Terdapat kandang isolasi dan atau kandang karantina 5 12. Terdapat kandang khusus untuk proses pemerahan
atau tersedia sistem pemerahan yang higienis dalam kandang
5
13. Kandang mudah dibersihkan dan didesinfektan secara
keseluruhan 4
14. Kandang memiliki desain saluran pembuangan yang mempermudah pengeluaran kotoran serta limbah lainnya
5
TOTAL BANGUNAN DAN FASILITAS
PETERNAKAN 63
B. MANAJEMEN PAKAN
1. Hijauan
1.1. Hijauan yang diberikan tidak berasal dari lahan
yang tercemar limbah industry 5
1.2. Pastikan ladang rumput tidak disemprot atau dipupuk dengna bahan yang dapat menimbulkan bahaya dan penyakit pada ternak
5
1.3. Hijauan yang diberikan jumlahnya cukup sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan ternak 4
2 Konsentrat
2.1. Semua bahan pakan dibeli bebas dari residu kimiawi dan bahan pencemar lainnya seperti hasil ikutan ternak yang dilarang
5
2.2. memeriksa label pada semua bahan pakan yang 5
125
dibeli dan hasil pengamatan visualnya serta catatsemua bahan pakan yang masuk
2.3. Menolak dan membuang bahan pakan yang
berjamur 4
2.4. menyimpan sampel bahan pakan untuk uji lanjut
ketika residu teridentifikasi pada susu 3
2.5. Menyimpan bahan pakan dalam tempat yang
basah dan kering 5
2..6. Menyimpan bahan bahan pakan dalam jumlah
yang sesuai kebutuhan 3
2.7. Jika peternak tercampur konsentrat sendiri, maka campuran berbagai komponen konsentrat harus merata
2
2.8. Hindari pengisian tempat pakan yang terlalu
penuh 2
2.9. Tempat pakan dibersihkan dari sisa pakan
sebelum diisi ulang 4
2.10. Konsentrat yang diberikan jumlahnya cukup
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan ternak 4
2.11. semua bahan pakan yang dibeli berasal dari produsen yang memiliki sertifikat jaminan mutu
3
2.12. Memiliki catatan semua bahan pakan yang
diterima peternakan (nota pemesanan) 2
TOTAL MANJEMEN PAKAN 56
C. SUMBER DAYA MANUSIA
1. Mengetahui penyakit sapi perah secara umum dan
cara pencegahan maupun penanggulangannya 4
2. Mengembangkan program manajemen kesehatan
ternak yang efektif 5
3. Mencatat semua perlakuan ternaknya 5
4. Selalu memelihara sanitasi dan higien personal 4 5. Memastikan pemerah mengikuti aturan dasar sanitasi
yang baik 4
6. Menggunakan bahan kimia dan obat hewan sesuai anjuran, menghitung dosis dengan tepat dan cermat, dengan memperhatikan tanggal kadaluarsa
5
7. Menyimpan bahan kimia dan obat hewan dengan
aman dan digunakan secara bertanggung jawab 5
8. Mampu mengambil keputusan bila ada penyakit ternak yang dapat mempengaruhi kesehatan publik (zoonosis)
4
9. Memastikan kondisi lingkungan secara umum
khusunya di area pemerahan selalu bersih 5
TOTAL SUMBERDAYA MANUSIA 41
D. PROSES PEMERAHAN
1. Peralatan pemerahan yang digunakan dalam kondisi bersih dan kering serta terawat baik
5
2. Ambing sapi dibersihkan dengan air hangat 5
3. Dilakukan pre-dipping 5
4. Dilakukan fore milking 5
5. Pemerahan dilakukan dengan teknik atau cara pemerahan yang benar dan menghindarkan cedera pada ambing
5
6. Pemerahan susu dilakukan dengan tuntas 5
7. Dilakukan post-dipping 5
8. Susu disaring sebelum dimasukkan ke dalam milk can 4
124
Lampiran 4. Lanjutan126
9. Menutup rapat milk can dengan tutupnya 5
10. Susu segera disetor pada koperasi dan tidak terlalu
lama berada di suhu ruang 5
11. Susu yang berasal dari ternak yang sakit atau dalam masa perawatan harus dipisahkan dari susu lainnya dan ternak
5
TOTAL PROSES PEMERAHAN 54
E. MANAJEMEN PETERNAKAN
1. Mengikuti pelatihan sesuai dengan yang dibutuhkan, terkait dengan manajemen pelaksanaan peternakan sapi perah yang baik untk menjamin mutu bahan pangan asal ternak
5
2. Pemeriksaan kesehatan pekerja dilakukan secara
rutin 4
3. Pekerja yang sakit dilarang untuk melaksanakan pekerjaannya
5
4. Mengembangkan dan menerapkan secara konsisten prosedur pemeliharaan, pembersihan dan sanitasi peralatan, kandang dan lingkungan
5
5. Pengendalian hama dan serangga 5
6. Pengendalian terhadap akses keluar masuk
peternakan 5
7. Memastikan pemindahan bangkai hewan dan pemusnahannya dilakukan dengan cepat agar tidak menjadi sumber bakteri patogen dalam kandang dan lingkungannya
5
8. Sapi yang dibeli mempunyai status kesehatan yang
bebas adari penyakit 5
9. Setiap ternak memiliki tanda pengenal 4
10. Mencatat semua data tentang ternak termasuk
produksi dan kondisi kesehatannya 4
11. Ternak yang baru dibeli dikarantina dalam kandang khusus
5
12. Kesehatan sapi perah harus selalu berada dalam pengawasan dokter hewan atau petugas yang berwenang
4
13. Ternak yang sakit segera diisolasi dari ternak lainnya dan diberi perawatan yang sesuai
5
14. Bulu ambing yang panjang dicukur 5
TOTAL MANAJEMEN PETERNKAN 66
*Keterangan Kriteria dan pembobotan kuisioner : 5. Sangat penting dan harus dipenuhi
4. Penting dan harus dipenuhi 3. Cukup penting dan harus dipenuhi
2. Kurang penting dan jika dipenuhi lebih baik
1. Sangat kurang penting dan boleh dipenuhi, boleh tidak **Keterangan Penilaian terhadap kriteria di lapangan: 5. Sangat sesuai
4. Sesuai 3. Cukup sesuai 2. Kurang sesuai 1. Sangat kurang sesuai 0. Tidak sesuai
Lampiran 4. Lanjutan
127
Lampiran 5. Denah Pabrik PT D-Farm Agriprima
2
Lampiran 6. Struktur Organisasi PT D-Farm Agriprima
DIREKTUR
DIVISI
ADMINISTRASI
(ADM. KEUANGAN,
PENJUALAN DAN
KANTOR)
DIVISI MARKETING
DAN DISTRIBUSI
DIVISI
PRODUKSI
DIVISI
LOGISTIK
127
Unit Pengolahan
Susu Fapet
Keterangan : = garis instruksi
= garis koordinasi
128
Lampiran 7. Perhitungan Penilaian Aplikasi SSOP
Y = (n
0x 0) + (n
1x 1) + (n
2x 2) + (n
3x 3) + (n
4x 4)
% Penyimpangan =
J Y;
4 = nilai tertinggi untuk penyimpangan >75%Keterangan:
Y = nilai total penerapan
n
0= jumlah aspek yang memiliki nilai 0 dalam form check list
n
1 =jumlah aspek yang memiliki nilai 1 dalam form check list
n
2 =jumlah aspek yang memiliki nilai 2 dalam form check list
n
3 =jumlah aspek yang memiliki nilai 3 dalam form check list
n
4 =jumlah aspek yang memiliki nilai 4 dalam form check list
1. Tahap awal
a. Keamanan air
Y = (2 x 0) + (0 x 1) + (0 x 2) + (1 x 3) + (3 x 4) = 15
% Penyimpangan
x 100%
62,5% =
b. Kebersihan yang kontak dengan bahan pangan
Y = ( 1x 0) + (0 x 1) + ( 1x 2) + ( 0x 3) + ( 2x 4) = 10
% Penyimpangan =x 100%
62,5%
c. Pencegahan kontaminasi silang
Y = (1 x 0) + (0 x 1) + (3 x 2) + (1 x 3) + (0 x 4) = 9
% Penyimpangan =x 100%
45%
d. Fasilitas sanitasi
Y = (0 x 0) + (0 x 1) + (1x 2) + (1 x 3) + (1 x 4) = 9
% Penyimpangan =x 100%
75%
e. Perlindungan bahan pangan dari bahan cemaran (adulterant)
Y = (2 x 0) + (0 x 1) + (1 x 2) + (0 x 3) + (0 x 4) =
% Penyimpangan =
x 100%
16,67%
f. Pelabelan, penggunaan bahan toksin
129
Lampiran 7. Lanjutan
% Penyimpangan =
x 100%
37,5%
g. Kontrol kesehatan pegawai
Y = (0 x 0) + (0 x 1) + (0 x 2) + (0 x 3) + (2 x 4) = 8
% Penyimpangan =x 100%
100%
h. Pencegahan hama
Y = (2 x 0) + (1 x 1) + (0 x 2) + (0 x 3) + (1 x 4) = 5
% Penyimpangan =x 100%
31,25%
• % Penyimpangan secara keseluruhan :
x 100% 52,59 %2. Tahap akhir
a. Keamanan air
Y = (3 x 0) + (1x 1) + (0 x 2) + (0 x 3) + (2x 4) =
% Penyimpangan =x 100%
37,5%
b. Kebersihan yang kontak dengan bahan pangan
Y = (2 x 0) + (0 x 1) + (0 x 2) + (1 x 3) + (3 x 4) = 15
% Penyimpangan =
x 100%
50%
c. Pencegahan kontaminasi silang
Y = (1 x 0) + (4 x 1) + (0 x 2) + (0x 3) + (0 x 4) = 4
% Penyimpangan =x 100%
20%
d. Fasilitas sanitasi
Y = (0 x 0) + (0 x 1) + (1 x 2) + (1 x 3) + (1x 4) = 9
% Penyimpangan =x 100%
75%
e. Perlindungan bahan pangan dari bahan cemaran (adulterant)
Y = (3 x 0) + (0 x 1) + (0 x 2) + (0 x 3) + (0 x 4) = 0
% Penyimpangan =
x 100%
0%
130
f. Pelabelan, penggunaan bahan toksin
Y = (0x 0) + (2 x 1) + (0 x 2) + (0x 3) + (0x 4) = 2
% Penyimpangan =x 100%
25%
g. Kontrol kesehatan pegawai
Y = ( x 0) + (0 x 1) + (0 x 2) + (0 x 3) + (2 x 4) = 8
% Penyimpangan =x 100%
100%
h. Pencegahan hama
Y = (2 x 0) + (1 x 1) + (0 x 2) + (0 x 3) + (1 x 4) = 5
% Penyimpangan =x 100%
31,25%
• % Penyimpangan secara keseluruhan :
Lampiran 8. Recording Freezeer
Jenis
Produk Rasa Produksi Kode Expired date Σ masuk (in) Tgl masuk Petugas Σ keluar (out) Tgl keluar Petugas Keterangan
Lampiran 9. Log Book Gula
Tanggal Produksi Jenis Flavour Σ gula (kg) Σ flavor (ml) Σ air (ml) Σ sirup jadi O Brix Petugas Keterangan
Lampiran 10. Log Book Produksi
Tanggal
Jenis Produk Jenis Produk Jenis Produk
Σ produksi Expired date Kode
Produksi Σ produksi
Expired date Kode
Produksi Σ produksi
Expired date Kode Produksi
Lampiran 11. Log Book Pemanasan Susu
Lampiran 12. Log Book Pengujian Susu Segar
No Tanggal Produksi Kode Batch No. Volume Susu Flavour Jenis Cleaning Time
Pemanasan Masuk Susu Proses Pendinginan
Operator Operator Paraf
Kode Susu
Segar Ket
Awal Akhir t T Awal Akhir Awal Akhir
t T t T t T t T t T t T
No Tanggal Milk Can Uji alkohol Lemak BKTL BJ Protein Keasaman Derajat Konsistensi Kadar air
Lampiran 13. Log Book Pengujian Yoghurt
Tgl
Produksi Rasa Hari ke- PH Viskositas DK TAT Protein Lemak BKTL Konsistensi Keterangan
Lampiran 14. Recording Sanitasi Ruangan
TANGGAL PEMBERSIHAN PAGI PETUGAS PEMBERSIHAN SORE PETUGAS SUPERVISOR KET
I II III IV I II II IV
133
Lampiran 15. Log Book Uji Kualitas Air
TANGGAL TANGGAL BACKWASH RINSE
Lampiran 16. Log Book Penerimaan Susu
Lampiran. 17. Daftar Pengecekan CPMB Sarana Produksi Pangan
Aspek yang dinilai MN MJ SR KT OK Keterangan/ tanggal perbaikan a. Pimpinan
1. Pimpinan tidak mempunyai wawasan terhadap metoda pengawasan modern (HACCP dan tidak melaksanakannya dengan baik)
X
2. Tidak berkeinginan bekerja sama dengan Inspektur : a.l. tidak menerima pengawasan dengan sepenuh hati dan tidak mau menunjukkan data yang diperlukan oleh inspektur
X
b. Sanitasi
3. Lingkunga tidak bebas dari semak
belukar/rumput liar X
4. Lingkungan tidak bebas dari sampah, dan barang-barang tak berguna di areal pabrik maupun di luarnya
X
5. Tidak ada tempat sampah disekitar lingkungan pabrik atau tempat sampah ada tetapi tidak dirawat dengan baik
X
6. Bangunan yang digunakan untuk menaruh perlengkapan tidak teratur, tidak terawat dan tidak mudah dibersihkan
X
7. Ada tempat pemeliharaan hewan yang memungkinkan menjadi sumber kontaminasi
X X
8. Terdapat debu, asap, bau yang berlebihan di jalanan, tempat parkir atau di sekeliling pabrik.
X
c. Sanitasi Lingkungan : Pembuangan/ Limbah Saluran air/ Air hujan :
9. Sistem pembuangan limbah cair/ saluran disekitar lingkungan pabrik kurang baik
X 10. Kapasitas saluran di lingkungan pabrik
tidak mencukupi X X
Pembuangan Limbah : cair, padat, sampah disekitar lingkungan pabrik 11. Limbah cair disekitar lingkungan tidak
ditangani dengan baik
X
12. Konstruksi tempat pembuangan limbah
tidak selayaknya X
13. Tempat/ wadah sampah tidak ada
penutupnya X
d. Sanitasi Lingkungan : Investasi Burung, Serangga atau Binatang Lain 14. Tidak ada pengendalian untuk mencegah
serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya di lingkungan pabrik
X X
15. Pencegahan serangga, burung, tikus dan
binatang lain tidak efektif X X
Lampiran 17. Lanjutan e. Pabrik – Umum
16. Rancang bangun, bahan-bahan atau konstruksinya menghambat program sanitasi
X
17. Rancang bangun tidak sesuai dengan jenis pangan yang diproduksi
X 18. Luas pabrik tidak sesuaui dengan kapasitas
produksi X
19. Bangunan dalam keadaan tidak terawat X X 20. Tidak ada fasilitas atau usaha lain untuk
mencegah binatang atau serangga masuk ke dalam pabrik (kisi-kisi, kasa penutup lubang angin, tirai udara-air water curtain), kalaupun ada tidak efektif
X X
21. Tata ruang tidak sesuai alur proses produksi X X 22. Tidak ada ruang istirahat, jika ada tidak
memenuhi persyaratan kesehatan X f. Pabrik – Ruang Pengolahan
23. Ruang pengolahan berhubungan langsung/terbuka dengan tempat tinggal, garasi dan bengkel.
X
Lantai
24. Terbuat dari bahan yang tidak mudah
diperbaiki/dicuci atau rusak X X
25. Konstruksi tidak sesuai persyaratan teknik sanitasi dan higien (tidak rata, tidak kuat, retak atau licin)
X X
26. Pertemuan antara lantai dan dinding tidak
mudah dibersihkan (tidak ada lengkungan) X X 27. Kemiringan tidak sesuai X X
28. Tidak kedap air X
Dinding
29. Dinding tidak kedap air sampai pada
ketingian minimal 1, 70 m X X
30. Terbuat dari bahan yang tidak mudah
diperbaiki/dicuci X X
31. Konstruksi tidak sesuai persyaratan teknik sanitasi dan higien (tidak halus, tidak kuat, retak, cat mudah mengelupas)
X X
32. Pertemuan antara dinding dan dinding tidak mudah dibersihkan (tidak ada lengkungan) X
Langit-langit
33. Tidak da langit-langit atau plavon di tempat tertentu yang diperlukan
X X
34. Langit-langit/plavon tidak bebas dari kemungkinan catnya mengelupas/rontok atau ada kondensasi
X X
35. Tidak kedap air dan tidak mudah
dibersihkan X
36. Tidak rata, retak, bocor dan berlubang X X
Lampiran 17. Lanjutan
37. Ketinggian kurang dari 2,40 m X g. Fasilias Pabrik
Fasilitas cuci tangan
38. Tidak ada tempat cuci tangan, maupun bak cuci kaki, kalau ada tidak mencukupi
X 39. Tempat cuci tangan dan bak cuci kaki tidak
mudah dijangkau atau tidak ditempatkan secara layak
X
40. Fasilitas pencuci tidak disediakan (sabun,
pengering, dan lain-lain) X
41. Tidak ada peringatan pencucian tangan
sebelum bekerja X
42. Peralatan pencucian tangan tidak cukup/ tidak lengkap
X
Toilet/Urinoir karyawan
43. Tidak ada fasilitas/bahan untuk pencucian tangan seperti tissue, sabun (cair) dan pengering agar karyawan mencuci tangan mereka setelah menggunakan toilet
X X
44. Peralatan toilet tidak lengkap X X
45. Jumlah toilet tidak mencukupi sebagaiman
yang dipersyaratkan X 1-9 orang : 1 toilet 10-25 orang : 2 toilet 26-50 orang : 3 toilet 50-100 orang : 4 toilet Setiap kelebihan 50 orang ditambah 1 toilet 46. Pintu toilet berhubungan langsung dengan
ruang pengolahan X
47. Konstruksi toilet tidak layak (lantai,
dinding, langit-langit, pintu, ventilasi, dll) X 48. Tidak dilengkapi dengan saluran
pembuangan
X
49. Toilet tidak terawat atau digunakan untuk
keperluan lain. X
Penerangan
50. Intensitas cahaya tidak cukup, atau menyilaukan X X Ruang pengolahan : 20 fc (220 flux) Tempat pemeriksaan : 50 fc (540 flux) Tempat lain : 10 fc (110 flux)
51. Lampu di ruang pengolahan, penyimpanan material dan pengemasan tidak aman (tanpa pelindung)
X X
Ventilasi
52. Terjadi akumulasi kondensasi di atas ruang pengolahan, pengemasan dan penyimpanan bahan
X X
53. Terdapat kapang (mold), asap dan bau yang
mengganggu di ruang pengolahan X X
Lampiran 17. Lanjutan
PPPK/ Klinik/ Fasilitas Keamanan Kerja 54. Tak tersedia PPPK atau fasilitas keamanan
kerja (klinik) yang memadai X
55. Fasilitas klinik pabrik tidak digunakan untuk cek up rutin seluruh karyawan khusunya di bagian produksi
X
h. Pembuangan Limbah Pabrik Sistem Pembuangan Limbah dalam Pabrik (cair, sisa produk, padat/kering)
56. Limbah cair tidak ditangani dengan baik X X 57. Limbah produksi atau sisa-sisa produksi
tidak dikumpulkan dan tidak ditangani dengan baik
X X
58. Limbah kering/padat tidak ditangani dan dikumpulkan pada wadah yang baik dan mencukupi jumlahnya untuk seluruh pabrik
X X
Tempat sampah dalam pabrik:
59. Konstruksi tempat pembuangan limbah
tidak selayaknya X
60. Tempat/wadah sampah tidak ada
penutupnya X
Saluran/ Pembuangan dalam Pabrik : 61. Sistem pembuangan limbah cair/ saluran
dalam pabrik kurang baik X 62. Kapasitas saluran dalam pabrik tidak
mencukupi X X
63. Dinding saluran air tidak halus dan tidak
kedap air X X
64. Saluran pembuangan tidak tertutup dan
tidak dilengkapapi bak kontrol X X
65. Tidak dilengkapi dengan alat yang mempunyai katup untuk mencegah masuknya air ke dalam pabrik.
X X
i. Operasional Sanitasi Pabrik Program sanitasi
66. Tidak ada program sanitasi yang efektif di
unit pengolahan X
67. Kontrol sanitasi tidak efektif melindungi produk dari kontaminsi
X X
68. Peralatan dan wadah tidak di cuci dan disanitasi sebelum digunakan
X
69. Metode pembersihan /pencucian tidak
mencegah kontaminasi terhadap produk X
j. Binatang Pengganggu atau Binatang dalam Pabrik 70. Ruang dan tempat yang digunakan untuk
penerimaan, pengolahan dan penyimpanan bahan baku/produk akhir tidak dipelihara kebersihan dan sanitasinya
X
71. Tidak ada pengendalian untuk mencegah masuknya serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya di dalam pabrik
X X
Lampiran 17. Lanjutan
72. Pencegahan serangga, burung, tikus dan binatang lain tidak efektif di dalam pabrik
X X
73. Binatang peliharaan tidak dicegah masuk ke
dalam pabrik X X
74. Penggunaan obat pembasmi serangga, tikus, binatang pengerat lain, serta kapang tidak efektif (pestisida, insektisida, fungisisda, bahan repellant)
X X
k. Peralatan Produksi Sanitasi
75. Permukaan peralatan, wadah dan alat-alat lain yang kontak dengan produk tidak dibuat dari bahan yang sesuai seperti halus, tahan kara, tahan air dan tahan terhadap bahan kimia
X X
76. Bahan yang terbuat dari kayu tidak dilapisi dengan bahan yang tidak berbahaya dan/atau kedap air.
X X
Desain
77. Rancangan bangun, konstruksi dan penempatan peralatan serta wadah tidak menjamin sanitasi dan tidak dapat dibersihkan secara efektif
X X
78. Peralatan dan wadah yang masih digunakan
tidak dirawat dengan baik. X X
Peralatan tidak dipakai lagi :
79. Tidak ada program pemantauan untuk membuang wadah dan peralatan yang sudah rusak/tidak digunakan
X
Kecukupan :
80. Peralatan kebersihan tidak sesuai kapasitas
produksi atau tidak cukup tersedia X
Penyuci hamaan peralatan
81. Tidak dilakukan penyuci hamaan peralatan
secara efektif X X
l. Pasokan Air Sumber air
82. Pasokan air panas atau dingin tidak cukup X
83. Air tidak mudah dijangkau/ disediakan X 84. Air dapat terkontaminasi, misalnya
hubungan silang antara air kotor dengan air bersih, sanitasi lingkungan
X
Treatment Air
85. Air baku tidak layak digunakan (potable),
tidak dilakukan pengujian secara berkala X
86. Air tidak mendapat persetujuan dari pihak berwenang unuk digunakan sebagai bahan pengolahan (tidak ada hasil uji)
X
Lampiran 17. Lanjutan Es (apabila digunakan)
87. Tidak terbuat dari air yang memenuhi
persyaratan (potable) X
88. Tidak dibuat dari air yang telah diijinkan X 89. Tidak dibuat, ditangani dan digunakan
sesuai persyaratan sanitasi X
90. Digunakan kembali untuk bahan baku yang
diproses berikutnya X
m. Sanitasi dan Higiene Karyawan 91. Manajemen unit pengolahan tidak memiliki
tindakan-tindakan efektif untuk mencegah karyawan yang diketahui mengidap penyakit yang dapat mengkontaminasi produk (luka, TBC, Hepatitis, Typus dsb)
X
92. Pelatihan pekerja dalam hal sanitasi dan
higien tidak cukup X
Perilaku karyawan:
93. Kebersihan karyawan tidak dijaga dengan baik dan tidak memperhatikan aspek sanitasi dan higien (seperti pakaian kurang lengkap dan kotor, meludah di ruang pengolahan, merokok dan lain-lain)
X
94. Tindak tanduk karyawan tidak mampu mengurangi dan mencegah kontaminasi baik dari mikroba maupun benda asing lainnya
X
Sanitasi karyawan
95. Pakaian kerja tidak dipakai dengan benar
dan bersih X X
96. Tidak ada pengawasan dalam sanitasi, pencucian tangan dan kaki sebelum masuk ruang pengolahan dan setelah keluar dari toilet
X X
Sumber infeksi
97. Karyawan tidak bebas dari penyakit kulit,
atau penyakit menular lainnya X
n. Gudang biasa (kering)
Kontrol sanitasi
98. Tidak menggunakan tempat penyimpanan seperti pallet, lemari, cabinet rak dan lain-lain yang dibutuhkan untuk mencegah kontaminasi
X
99. Metode penyimpanan bahan berpeluang terjadinya kontaminasi
X 100. Fasilitas penyimpanan tidak bersih, saniter
dan tidak terawat dengan baik X
101. Pemisahan barang secara teratur dan dipisah-pisahkan (penyimpanan bahan pengemas dan bahan-bahan lain : kimia,
X
Lampiran 17. Lanjutan bahan berbahaya dll)
102. Tidak ada pengendalian untuk mencegah serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya di gudang
X X
102. Pencegahan serangga, burung, tikus dan binatang lalin tidak efektif
X X
Ventilasi
103. ventilasi tidak berfungsi dengan baik X X o. Gudang Beku Dingin (apabila digunakan)
Kontrol sanitasi
104. Metode penyimpanan bahan-bahan berpeluang terjadinya kontaminasi
X 105. Fasilitas penyimpanan tidak bersih, saniter
dan tidak dirawat dengan baik X
106. Tidak ada pemisahan barang secara teratur X X Pencegahan serangga, tikus, dan binatang lain
107. Tidak ada pengendalian untuk mencegah
serangga di gudang X X
108. Pencegahan serangga tidak efektif X X
Kontrol suhu
109. Produk baku tidak terlindung dari
peningkatan suhu X
110. Ruang penyimpanan tidak dilengkapi
dengan kontrol suhu X
111. Ada bahan yang mengandung zat ligam
disimpan dengan produk X
112. Ruang penyimpanan produk tidak dioperasikan pada suhu yang dipersyaratkan
X
p. Gudang Kemasan Produk
Kontrol sanitasi
113. Tidak menggunakan tempat penyimpanan seperti pallet atau rak dan lain-lain yang dibutuhkan untuk mencegah kontaminasi
X
114. Metode penyimpanan bahan-bahan berpeluang terjadinya kontaminasi
X 116. Fasilitas penyimpanan tidak bersih, tidak
saniter dan tidak dirawat dengan baik X
117. Wadah dan atau pengemas tidak disimpan pada tempat yang bersih, rapi dan terlindung dari kontaminasi
X
118. Tidak terpisah pada tempat khusus X Pencegahan serangga, tikus dan binatang lain
119. Tidak ada pengendalian untuk mencegah serangga, tikus dan binatang penggangu lainnya di gudang
X X
120. Pencegahan serangga, burung, tikus dan X X
Lampiran 17. Lanjutan
binatang lain tidak efektif
Ventilasi
121. Ventilasi tidak berfungsi dengan baik X X q. Tindakan Pengawasan
Bahan baku/mentah
122. Tidak dilakukan pengujian mutu sebelum
diolah X
123. Campuran bahan baku tidak disesuaikan
spesifikasi X X
124. Baahan tambahan pangan tidak sesuai
dengan peraturan X X
125. Proses produksi tidak dilakukan pengawasan setiap tahap
X X
126. Produk akhir tidak dilakukan pengujian mutu sebelum diedarkan
X X
127. Penyimpanan bahan baku dan produk
akhir tidak dipisahkan X X
128. Penyimpanan dan penyerahan tidak
dilakukan secara FIFO X X
r. Bahan Mentah dan Produk Akhir 129. Terindikasi adanya kontaminasi setelah
dilakukan pengujian bahan mentah atau produk akhir
X X
130. Terindikasi adanya kemunduran mutu/deteriorasi/dekomposisi setelah dilakukan pengujian bahan mentah dan produk akhir
X X
131. Terindikasi adanya pencemaran fisik benda-benda asing setelah dilakukan pengujian bahan mentah dan produk akhir
X X
132. Penanganan, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan dan pengemasan tidak dilakukan secara higienis
X X
s. Hasil Uji
Pengujian bahan baku dan produk akhir
133. Tidak dilakukan pengujian X X
134. Tidak memiliki laboratorium yang sekurang-kurangnya dilengkapi dengan peralatan dan media untuk pengujian organoleptik dan mikrobiologi
X
135. Jumlah tenaga laboratorium tidak mencukupi dan atau kualifikasi tenaganya tidak memadai
X
136. Tidak efektif melaksankan monitoring terhadap bahan baku, bahan pembantu, kebersihan peralatan dan produk akhir.
X
Hasil uji tidak memenuhi persyaratan
137. Angka Lempeng Total (ALT) X X
138. Staphyloccocci X X
Lampiran 17. Lanjutan
139. M. P. N. Coliform X X
140. Faecal Streptococci X X
t. Tindakan Pengawasan
Jaminan mutu
141. Tidak dilakukan sistem jaminan mutu pada
keseluruhan proses (in-process) X X
Prosedur pelacakan dan penarikan (Recall procedure)
142. Tidak dilakukan dengan baik, teratur dan kontinu
X X
u. Sarana Pengolahan/ Pengawetan Pendinginan, pembekuan, pengalengan, pengeringan dan pengolahan lainnya
143. Suhu dan waktu pengolahan/pengawetan tidak sesuai persyaratan
X
v. Penggunaan bahan Kimia
Insektisida/Rodentisida/Pestisida
144. Insektisida/rodentisida tidak sesuai
persyaratan X
Bahan Kimia/sanitizer/deterjen dll
145. Bahan kimia tidak digunakan sesuai
metode yang dipersyaratkan X
146. Bahan kimia, sanitizer dan bahan tambahan tidak diberi label dan disimpan dengan baik
X
147. Penggunaan bahan kimia yang tidak diijinkan
X
x. Bahan penanganan dan Pengolahan
Bahan baku
148. Tidak sesuai dengan standar sehingga
membahayakan kesehatan manusia X X
Bahan tambahan
149. Tidak sesuai dengan standar dan pemakaiannya tidak sesuai dengan persyaratan
X X
Penanganan bahan baku
150. Penerimaan bahan baku tidak dilakukan dengan baik dan tidak terlindung dari kontaminan atau pengaruh lingkungan yang tidak sehat
X
151. Suhu produk yang diolah di dalam ruang
pengolahan tidak sesuai syarat X
152. Bahan baku yang datang terlebih dahulu
tidak diproses lebih dahulu (sistem FIFO) X 153. Penanganan bahan baku ataupun produk
dari tahap satu ke tahap berikutnya tidak dilakukan secara hati-hati, higien dan saniter
X X
Lampiran 17. Lanjutan
154. Penanganan produk yang sedang menunggu giliran untuk diproses tidak disimpan di tempat yang saniter
X
Pengolahan
155. Proses pengolahan/pengawetan dilakukan tidak sesuai dengan jenis produk dan suhu serta waktunya tidak sesuai dengan persyaratan
X
156. Produk akhir tidak mempunyai ukuran dan bentuk yang teratur
X 157. Sistem pemberian etiket atau kode-kode
tidak dilakukan pada waktu memproses bahan baku yan yang dapat membatu identifikasi produk
X
Pewadahan dan pengemasan
158. Produk akhir yang disimpan dalam
gudang tidak dipisah dengan barang lain X X 159. Produk akhir tidak diberi label yang
memuat : jenis produk, nama perusahaan pembuat, ukuran, tipe, grade (tingkatan mutu), tanggal kadaluwarsa, berat bersih, nama bahan tambahan makanan yang dipakai, kode produksi atau persyaratan lain
X X
Penyimpanan
160. Produk akhir yang disimpan dalam
gudang tidak dipisah dengan barang lain X X 161. Susunan produk aktif tidak
memungkinkan mempengaruhi kondisi masing-masing kemasan dan tidak memungkinkan produk akhir yang lebih lama disimpan dikeluarkan terlebih dahulu ( tidak mengikuti FIFO)
X
Penyimpanan bahan berbahaya
162. Tidak tersendiri dan dapat terindar dari
hal-hal yang dapat membahayakan X
163. Tidak ada tanda peringatan X X Pengangkutan dan distribusi
164. Kendaraan (container) yang dipakai untuk mengangkut produk akhir tidak mampu mempertahankan kondisi/keawetan yang dipersyaratkan
X
165. Pembongkaran tidak dilakukan dengan cepat, cermat dan terhindar dari pengaruh yang menyebabkan kemunduran mutu
X X
Lampiran 17. Lanjutan Keterangan: MN = Penyimpangan Minor MJ = Penyimpangan Major SR = Penyimpangan serius KT = Penyimpangan Kritis OK = Tidak ada penyimpangan HASIL PENILAIAN Penyimpangan (Deficiency) a) Penyimpangan Minor b) Penyimpangan mayor c) Penyimpangan serius d) Penyimpangan kritis
1. Tingkat (Rating) Unit Pengolahan 1) A (Baik Sekali) 2) B (Baik) 3) C (Kurang) 4) D (Jelek)
Lampiran 18. .Form Checklist SSOP
No. Parameter 0 1 2 3 4 Penilaian Keterangan
1. Keamanan Air
¾ Penggunaan air dibedakan antara air yang kontak langsung dengan bahan bahan dan air yang digunakan untuk pencucian alat.
¾ Kualitas air untuk pengolahan pangan sama dengan kualitas air minum. ¾ Alat transportasi harus didesain
mampu menjaga kehigienisan bahan baku dan produk.
¾ Pemeriksaan laboratorium yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/Per/IX/1990 terhadap kualitas air yang digunakan telah dilakukan minimal dua kali dalam setahun yaitu pada musim kemarau dan musim hujan, pengambilan sampel air bersih dilakukan pada sumber mata air, bak penampungan dan pada air kran terjauh.
¾ Bagian QC mengambil sampel air pada output air di dalam ruang produksi dan memeriksa kualitasnya (bau, rasa, warna, kekeruhan dan pH) setiap hari. Analisis kualitas
mikrobiologi dilakukan setiap 1 bulan sekali.
¾ Disediakan pencatatan hasil pemeriksaan
Sub Total 2. Kebersihan Permukaan
yang Kontak
dengan Bahan Pangan
¾ Peralatan yang digunakan harus dalam keadaan bersih, bebas karat, jamur, minyak/oli, cat yang terkelupas, dan kotoran-kotoran lainnya sisa proses sebelumnya.
¾ Frekuensi pelaksanaan tindakan sanitasi adalah setiap selesai melaksanakan kegiatan proses produksi dan sebelum melaksanakan kegiatan proses produksi
¾ QC melakukan pengujian
mikrobiologis terhadap peralatan yang ada di area produksi setiap bulan ¾ Disediakan cheklist record
Sub Total
Lampiran 18. Lanjutan
3. Pencegahan Kontaminasi Silang
¾ Pakaian khusus produksi (seragam, masker, hair net, sepatu khusus) harus digunakan hanya pada saat melakukan produksi.
¾ Melaksanakan higien personal (tidak merokok, mengobrol, menggunakan perhiasan, selalu mencuci tangan setelah dari toilet, selalu mencuci tangan setiap bersentuhan dengan benda yang tidak terjaga sanitasinya) setiap melakukan proses produksi ¾ Pemisahan produk dan bahan dalam
penyimpanan
¾ Pemisahan yang cukup antara aktivitas penanganan dan pengolahan bahan baku dengan produk jadi
¾ Disiplin arus pergerakan pekerja, tidak ada pekerja yang menangani proses diarea lain setelah menangani proses di area yang telah ditentukan
Sub Total
4. Fasilitas Sanitasi
¾ Sarana pencuci tangan diletakkan di tempat-tempat yang diperlukan, dilengkapi dengan air mengalir, alat pengering tangan, dan tempat pembuangan berpenutup.
¾ Fasilitas ganti pakaian yang sesuai dengan jumlah karyawan.
¾ Tersedia fasilitas foot bath di pintu masuk area produksi
Sub Total 5. Perlindungan bahan pangan dari bahan
cemaran (adulteran)
¾ Selama proses produksi karayawan menjaga dan mengontrol bahan-bahan non pangan yang dapat berpotensi menjadi adulteran (dapat mencemari bahan pangan) tidak diperbolehkan berada di dalam ruang produksi maupun gudang seperti bahan-bahan sanitasi
¾ Kemasan dan bahan-bahan lain yang digunakan disimpan terpisah dari bahan-bahan sanitasi dan produk akhir ¾ Tempat sampah bebas tumpukan
sampah yang berlebihan, dapat tertutup rapat dan diletakkan tidak berdekatan dengan area aktivitas proses serta penyimpanan bahan
Sub Total
Lampiran 18. Lanjutan
6. Pelabelan, penggunaan bahan toksin dan penyimpanan yang tepat
¾ Bahan toksin dikelompokkan dan disimpan di dalam boks tertutup dan boks diberi label identitas yang jelas ¾ Bahan toksin memiliki label dan
keterangan yang jelas mengenai keamanan bahan serta anjuran pemakaian yang aman
Sub Total 7. Kontrol Kesehatan Pegawai
¾ Kesehatan karyawan dicek secara rutin, untuk mengetahui kondisi karyawan
¾ Terdapat catatan tentang riwayat kesehatan karyawan
Sub Total 8. Pencegahan Hama
¾ Menutup lubang angin yang ada dengan kawat kasa.
¾ Menggunakan filter udara.
¾ Menyediakan fasilitas pest control ¾ Dilakukan pembersihan ruang
produksi secara berkala.
Sub Total
Total Petunjuk pengisian
1.
Isi bagian kolom penilaian dengan memberi tanda √ pada kolom penilaian untuk: Nilai 0 = penyimpangan yang terjadi 0%Nilai 1 = penyimpangan yang terjadi 1% – 25% Nilai 2 = penyimpangan yang terjadi 26% – 50% Nilai 3 = penyimpangan yang terjadi 51% – 75% Niali 4 = penyimpangan yang terjadi > 75%
2.
Hitung kalkulasi pada kolom sub total yang menyatakan penilaian keseluruhan dengan cara n∑ i = 1 n
(n = jumlah poin pertanyaan sub prinsip SOP)
3.
Tingkat keparahan penerapan SOP dapat diketahui dari jumlah nilai keseluruhan 0 - 125 : ringan126 - 250 : sedang 251 - 375 : berat 376 - 500 : kritis
Dibuat Oleh, Diketahui oleh,
Auditor: Auditee:
( ) Produksi Sanitasi
( ) Maintenance