• Tidak ada hasil yang ditemukan

kecerdasan majemuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "kecerdasan majemuk"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

RESUME BERBAGAI BUKU: KECERDASAN JAMAK

1. Judul buku: Educational Psychology Pengarang: Anita Woolfolk (2006) Boston: Allyn & Bacon

Venny Eka Meidasari (No. Reg. 7317090776)

Intellegence (Kecerdasan) adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk yang bermakna dalam suatu setting budaya (Gardner; 1998;2003).

Howard Gardner mengeluarkan teori tentang Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk) yang meliputi:

1. Intelegensi Linguistik 2. Intelegensi matematis-Logis 3. Intelegensi Ruang-Spasial 4. Intelegensi Kinestetik-badani 5. Intelegensi Musik 6. Intelegensi Interpersonal 7. Intelegensi Intrapersonal

(2)

Kedelapan kecerdasan ini kemudian berkembang hingga akhirnya menjadi sepuluh kecerdasan, yaitu:

9. Intelegensi eksistensial (Perkembangan lebih lanjut dari 8) 10. Intelegensi spiritual.

Perincian Kecerdasan Majemuk

Di dalam bukunya, Woolfolk (2006) menguraikan delapan k3cerdasan majemuk sebagai berikut:

 Jenis kecerdasan pertama, kecerdasan linguistik, adalah kecerdasan dalam mengolah kata.

Ini merupakan kecerdasan para jurnalis, juru cerita, penyair, dan pengacara. Jenis pemikiran inilah yang menghasilkan King Lear karya Shakespeare, Odyssey karya Homerus, dan Kisah Seribu Satu Malam dari Arab. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargu-mentasi, meyakinkan orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Mereka senang bermain-main dengan bunyi bahasa melalui teka-teki kata, permainan kata dan tongue twister. Kadang-kadang mereka pun mahir dalam hal-hal kecil, sebab mereka mampu mengingat berbagai fakta. Bisa jadi mereka adalah ahli sastra. Mereka gemar sekali membaca, dapat menulis dengan jelas, dan dapat mengartikan bahasa tulisan secara luas.

 Jenis kecerdasan kedua, logis-matematis, adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika.

Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemrogram komputer. Newton menggunakan kecerdasan ini ketika ia menemukan kalkulus. Demikian pula dengan Einstein ketika ia menyusun teori

(3)

mencakup kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik, dan pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional.

 Kecerdasan spasial adalah jenis kecerdasan yang ketiga, mencakup bapikir dalam gambar, serta kemampuan untuk mencerap, mengubah, dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-spasial. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin. Siapa pun yang merancang piramida di Mesir, pasti mempunyai kecerdasan ini. Demikian pula dengan tokoh-tokoh seperti Thomas Edison, Pablo Picasso, dan Ansel Adams. Orang dengan tingkat kecerdasan spasial yang tinggi hampir selalu mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi.

 Kecerdasan musikal adalah jenis kecerdasan keempat. Ciri utama kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mencerap, menghargai, dan menciptakan irama dan melodi.

Bach, Beethoven, atau Brahms, dan juga pemain gamelan Bali atau penyanyi cerita epik Aceh, semuanya mempunyai kecerdasan ini. Kecerdasan musikal juga dimiliki orang yang peka nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama musik, dan yang mendengarkan berbagai karya musik dengan tingkat ketajaman tertentu.

(4)

 Kecerdasan kelima, kinestetik-jasmani, adalah kecerdasan fisik. Kecerdasan ini mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh dan kete-rampilan dalam menangani benda.

Atlet, pengrajin, montir, dan ahli bedah mempunyai kecerdasan kinestetik-jasmani tingkat tinggi. Demikian pula Charlie Chaplin, yang memanfaatkan kecerdasan ini untuk melakukan gerakan tap dance sebagai "Little Tramp". Orang dengan kecerdasan fisik memiliki keterampilan dalam menjahit, bertukang, atau merakit model. Mereka juga menikmati kegiatan fisik, seperti berjalan kaki, menari, berlari, berkemah, berenang, atau berperahu. Mereka adalah orang-orang yang cekatan, indra perabanya sangat peka, tidak bisa tinggal diam, dan berminat atas segala sesuatu.

 Kecerdasan keenam adalah kecerdasan antarpribadi. Ini adalah kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Kecerdasan ini terutama menuntut kemampuan untuk mencerap dan tanggap terhadap suasana hati, perangai, niat, dan hasrat orang lain. Direktur sosial sebuah kapal pesiar harus mempunyai kecerdasan ini, sama halnya dengan pemimpin perusahaan besar. Seseorang yang mempunyai kecerdasan antarpribadi bisa mempunyai rasa belas kasihan dan tanggung jawab sosial yang besar seperti Mahatma Gandhi, atau bisa juga suka memanipulasi dan licik seperti Machiavelli. Namun, mereka semua mempunyai kemampuan untuk memahami orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang orang yang bersangkutan. Oleh karena itu, mereka dapat menjadi networker, perunding, dan guru yang ulung.

 Kecerdasan Ketujuh adalah kecerdasan intrapribadi atau kecerdasan dalam diri sendiri. Orang yang kecerdasan intrapribadinya sangat baik

(5)

berbagai macam keadaan emosi, dan menggunakan pemahamannya sendiri untuk memperkaya dan membimbing hidupnya.

Contoh orang yang mempunyai kecerdasan ini, yaitu konselor, ahli teologi, dan wirausahawan. Mereka sangat mawas diri dan suka bermeditasi, berkontemplasi, atau bentuk lain penelusuran jiwa yang mendalam. Sebaliknya, mereka juga sangat mandiri, sangat terfokus pada tujuan, dan sangat disiplin. Secara garis besar, mereka merupakan orang yang gemar bela-ar sendiri dan lebih suka bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain. (Armstrong: 1999: 3-6)

 Kecerdasan kedelapan, kecerdasan naturalis (lingkungan). Gardner menjelaskan inteligensi lingkungan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik, dapat membuat distingsi konsekuensial lain dalam alam natural; kemampuan untuk memahami dan menikmati alam; dan menggunakan kemampuan itu secara produktif dalam berburu, bertani, dan mengembangkan pengetahuan akan alam.

Orang yang punya inteligensi lingkungan tinggi biasanya mampu hidup di luar rumah, dapat berkawan dan berhubungan baik dengan alam, mudah membuat identifikasi dan kla-sifikasi tanaman dan binatang. Orang ini mempunyai kemampuan mengenal sifat dan tingkah laku binatang, biasanya mencintai lingkungan, dan tidak suka merusak lingkungan hidup. Salah satu contoh orang yang mungkin punya inteligensi lingkungan tinggi adalah Charles Darwin. Kemampuan Darwin untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi serangga, burung, ikan, mamalia, membantunya mengembangkan teori evolusi.

(6)

Gardner mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan kecerdasan jamak, yaitu:

1. Perhatikan pendekatan kecerdasan dalam strategi mengajar

2. tidak perlu mengajar menggunakan seluruh jenis pendekatan kecerdasan

3. Jangan hanya menggunakan sebuah pendekatan kecerdasan untuk semua situasi kelas

4. jangan memberikan penilaian hanya berdasarkan sebuah pendekatan kecerdasan.

(7)

2. Judul buku: Kecerdasan Majemuk (Terjemahan) Pengarang: Howard Garder (2003).

Batam: Interaksara.

Masda Surti Simatupang (No. Reg. 7317090758)

Dalam pandangan tradisional, kecerdasan ditetapkan secara operasional sebagai kemampuan untuk menjawab berbagai jenis tes kecerdasan. Teori kecerdasan majemuk, sebaliknya menjadikan majemuk konsep tradisional. Kecerdasan menyangkut kemampuan menyelesaikan masalah atau produk mode yang merupakan konsekuensi dalam suasana budaya atau masyarakat tertentu. Gardner pertaman sekali memperkenalkan tujuh kecerdasan majemuk, yaitu kecerdasan musik, keerdasan kinestetik, kecerdasan logika-matematika, kecerdasan linguistik, kecerdasan Ruang, kecerdasan antar pribadi, dan kecerdasan intra pribadi.

KECERDASAN MUSIK

Menurut Gardner, terdapat kaitan biologis pada keerdasan tertentu. Seseorang yang mempunyai reaksi yang kuat pada suara tertentu dan kemajuannya yang cepat dalam memainkan instrumen, menunjukkan bahwa dia secara biologis dipersiapkan untuk keterampilan itu, atau dapat dikatakan bahwa orang tersebut memiliki kecerdasan musik. Bukti telah menyatakan bahwa keterampilan musik merupakan suatu kecerdasan, yaitu bahwa bagian tertentu dari otak berperan penting dalam persepsi dan produksi musik. Daerah in imempunyai karakteristik terletak di belahan otak sebelah kanan. Walaupun kepekaan tertentu kemampuan musik terhadap kerusakan otak tergantung pada sejauh mana pelatihan dan perbedaan individual yan glain, terdapat bukti yang jelas untuk “amusia” yaitu kehilangan kemampuan untuk membedakan atau mengekspresikan suara musik.

(8)

Keterampilan kinestetik atau gerakan badan merupakan suatu kecerdasan karena dapat diuji. Pengendalian gerak badan terletak di korteks motoris, dengan setiap belahan otak mendominasi atau mengendalikan gerakan badan yang berada di sisi berlawanan. Pada oran gyang tidak kidal, dominasi dari gerakan itu ditemukan dalam belahan otak kiri.

KECERDASAN LOGIKA-MATEMATIKA

Kekuatan intelektual untuk melakukan deduksi dan pengamatan menggambarkan salah satu bentuk dari kecerdasan logika matematika. Ada dua fakta penting mengenai kecerdasan logika-matematika. Pertama, dalam diri orang berbakat, proses dari penyelesaian masalah sering berlangsung sangat cepat. Contohnya, seorang ilmuwan yang sukses memikirkan banyak variabel sekaligus dan membuat sejumlah hipotesis yang masing-masing dievaluasi dan kemudian diterima atau ditolak secara bergantian.Kedua, Penyelesaian suatu masalah dapat disusun sebelum penyelesaian itu diutarakan.

KECERDASAN LINGUISTIK

Keterampilan linguistik merupakan suatu kecerdasan karena dapat dibuktikan secara empiris. Daerah spesifik dari otak “Daerah Broca” bertanggung jawab untuk menghasilkan kalimat yang benar secara tata bahasa. Seseoran gyang mengalami kerusakan di daerah ini dapat memahami kata-kata dan kalimat cukup baik tetapi mengalami kesulitan menyusun kata-kata menjadi kalimat. KECERDASAN RUANG

Menyelesaikan masalah ruang diperlukan untuk navigasi dan dalam penggunaan sistem pencatat peta. Jenis lain ditunjukkan dalam visualisasi benda yang dilihat dari sudut berbeda dan dalam permainan catur. Seni visual juga memanfaatkan kecerdasan ini dalam menggunakan ruang. Otak bagiab kanan terbukti tempat paling penting untuk pemrosesan ruang. Kerusakan di otak kanan bagian belakang menyebabkan kerusakan kemampuan

(9)

menemukan jalan ke satu tempat, mengenali wajah atau pemandangan, atau memperhatikan rincian yang halus.

KECERDASAN ANTAR PRIBADI

Kecerdasan antar pribadi dibangun antara lain atas kemampuan untuk mengenali perbedaan; secara khusus perbedaan besar dalam suasana hati, temperamen, motivasi dan kehendak. Dalam bentuk lain, kecerdasan ini memungkinkan orang dewasa yang keterampilan membaca kehendak dan keinginan orang lain, bahkan ketika keinginan itu disembunyikan.

KECERDASAN INTRA PRIBADI

Dalam kecerdasan antar pribadi, bagian depan otak mempunyai peran sentral dalam perubahan kepribadian. Kerusakan di sebelah bawah dari bagian depan otak menyebabkan orang mudah tersinggung atau euforia; sementara kerusakan di bagian yan glebih atas kemungkinan menyebabkan sikap acuh-tak acuh, kelesuan, kelambatan, dan antipati – semacam depresi kepribadian.

(10)

3. Judul Buku: Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan, Pengarang: Martini Jamaris (2010)

Jakarta: Yayasan Penamas Murni.

Madian M. Muchlis (No. Reg. 7317090756) Pengertian Inteligensi

Pengertian intelegensi merupakan interaksi aktif antar kemampuan yang dibawa sejak lahir dengan pengalaman yang diperoleh dari lingkugan yang menghasilkan kemampuan individu untuk memperoleh, mengingat dan mengunakan pengetahuan, mengerti makna dari konsep kognkrit dan konsep abstrak, memahami hubungan-hubungan yang ada antara objek, peristiwa, ide dan kemampuan dalam menerapkan semua hal tersebut di atas untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Pada hakikatnya intelegensi yang disajikan di atas adalah intelegensi yang berkaitan dengan kecerdasan kognitif. Perkembangan terakhir dalam bidang inteligensi menunjukkan bahwa masih ada bentuk intelegensi yang lain yaitu emotional intelligence dan spiritual intelligence.

Teori-teori Inteligensi

Menurut Paik (http://www.personality-research.org/paik.html) menjelaskan teori inteligensi berdasarkan nature of intelligence. Isa menjelaskan bahwa pada hakikatnya teori inteleigensi di bagi ke dalam dua klasifikasi sebagai berikut. Teori inteligensi yang dibagun berdasarkan keyakinan bahwa inteligensi seseorang berasal dari satu kemampuan umum yang disebut generala intelligence yang dikenal sebagai factor g. Tokoh-tokoh psikologi yang meyakini factor tersebut adalah Wysenck, Galton, Jensen dan Spearman.

(11)

Teori inteligensi yang dibagun berdasarkan keyakinan bahwa inteligensi tidak hanya ditentukan oleh factor g, akan tetapi terdapat bebrapa jenis intelegensi atau yang dikenal dengan istilah multiple intelligences. Tokoh psikologi yang menyakini hal tersebut di antaranya Gardner, Sternberg dan Thurstone.

Oleh karena makalah ini tentang multiple intelligences. Maka akan dijelaskan teori-teori yang berkaitan dengan Kecerdasan Majmuk.

Teori Inteligensi Thurstone

Louis L. Thurstone (1887-1955) menekankan inteligensi pada tujuh kemampuan mental utama atau primary mental abilities, yang berbeda yaitu:

 Kemampuan dalam pemahaman bahasa

 Kemampuan berpikir logis

 Kemampuan dalam menditeksi kesamaan atau perbedaan dari berbagai desain/ gambar.

 Kemampuan berhitung

 Kemampuan berpikir tentang kosa kata secara cepat

 Kemampuan mengingat asosiatif

 Kemampuan dalam menentukan bentuk benda dalam posisi yang telah berubah.

Dalam penelitiannya dia menemukan ada korelasi positif antara kemampuan yang satu dengan kemampuan yang lain artinya jika seorang mendapat skor tinggi dalam kemampuan pemahaman bahasa maka ia akan memperoleh skor yang tinggi pula dalam kemampuan mental yang lain.

Teori Inteligensi Guilford

JP. Guliford (1897-1987) menemukan teori kemampuan kognitif majmuk. Melalui penelitian yang dilakukannya iamenemukan tiga komponen inteligensi yaitu: (1) Operasi inteligensi, (2) isi inteligensi, (3) produk inteligensi.

Operasi inteligensi mencakup : Kognitif, memori, berpikir divergen, berpikir koncergen, dan evaluasi. Isi inteligensi mencakup: figural, symbol, semantic dan prilaku. Produk niteligensi terdiri dari : unit, klas, relasi, system, tranformasi, dan implikasi. Struktur inteligensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan intelektual seseorang.

(12)

R.B Cattel (1965) dan J.L. Horn (1967) mengemukakan dua deminsi inteligensi yang disebutnya dengan istilah fluid intelligence ( berkaitan dengan mengembangkan teknik pemecahan masalah baru, berkaitan dengan perkembagan neorologis, dan agak tidak terpegaruh oleh pendidikan dan kebudayaan ) dan crystallized intelligence (berkaitan dengan menggemukakan pengalaman-pengalaman yang sebelumnya, berkaitan dengan pendidikan dan kebudayaan, inteligensi ini menigkat secara kesenambungan)

Teori Inteligensi Strenberg

Robert Stenberg mendefinisikan inteligensi sebagai aktivitas mental yang diarahkan pad kegiatan yang bertujaun untuk menyesuaikan diri, memilih, dan membentuk lingkuggan yang sesuai dengan kehidupan individu.Teori ini dikenal dengan Triarchic Theory of Intelligence, Komponen-komponen dari teori ini adalah : Componential Subtheory, Expriential Subthieory dan Cntextual Subtheory. Dalam teori multiple intelligences yang dikembangkannya, Sternberg, mengkasifikasikan inteligensi ke dalam dua klasifikasi yaitu anlitik atau akademik dan praktek atau penerapan.

Teori Inteligensi Gardner

Teori inteligensi yang dikembangkan oleh Gardner dikenal dengan istilah Multiple Intelligences. Teori ini dikembagnkan berdasarkan keyakinan Gardner Bahwa inteligensi terdiri dari sejumlah factor, Gardner menyakini bahwa perhitungan secara angka tidak akurat dijadikan pedomen untuk menentukan kemampuan manusia, oleh sebab itu untuk memperrdiksi kemampuan manusia maka fakus perhatiannya dialialihkan dari angka kepada proses. Teori inteligensi yang ia kembangkan berbasis skill dan kemampuan dalam berbagai kelompok yang terdiri dari delapan kelompok jenis inteligensi yaitu:

 Visual-spatial intelligence (kecerdasan visual-spatial)

 Verbal-linguistic Intelligence (kecrdasan verbal linguistik)

 Bodily-kinesthetic Intelligence (kecerdasan koorniasi gerak tubuh)

 Logical-mathematical Intelligence (kecerdasan matematika-logis)

 Interper/Tytmic Intelligence (kecerdasan music/rotmik)

(13)

Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan majmuk tidak sama untuk setiap individu. Seorang individu dapat memiliki kemampuan yang tinggi pada sebagian dare kecerdasan majemuk, akan tetapi, tidak tinggi dalam kecerdasan majemuk yang lainnya. Dengan teori ini gardner berusaha untuk mengkoreksi bebrapa kekeliruan yang dilakukan oleh peikologis sebeumnya yang tidka mempertivbangkan factor biologis oleh sebab itu, mereka gagal menjelaskan kemampuan tertinggi dari inteligensi yaitu kerativitas, dan keridakpekaan para psikologis terdahulu tentang peranan lingkungan sosial terhadap perkembagan inteligensi.

Pengukuran Potensi Inteligensi

Tes inteligensi pertama dikembangkan oleh dua orang dokter asal perancis yang memfokuskan pada kemampuan verbal. Selanjutnya, Francis Golton(1883) dengan keyakinannya bahwa inteligensi merupakan factor yang dibawa sejak lahir dan diturunkan, ia memfokuskan tes inteligensinya pada kemampuan dalam sensory discrimination (diskriminasi pancaidra), kemudian James Mkeen Cattel mengembangkan alat tes inteligensi yang disebutnya sebagai mental tes difokuskan pada waktu pengerjaan, makna kata, ketajaman visual dan dikriminasi berat. Namun tes ini tidak berkembang.

Binet- Simon Intelligence Scale

Tes inteligensi ini dikembangkan oleh Binet dan Simon menekankan pada keterampilan verbal yang memiliki tingkat kesulitan yang tyeratur. Tes ini mengukur usia kemampuan mental. Selanjutnya istilah mental age diganti dengan istilah intelligence quotient IQ yang dinyatakan dalam bentuk angka. Tes ini selanjutnya dikembangkan untuk digunakan di AS di Stanford University dan dikenal dengan sebutan Stanford-Binet Intelligence Scale.

Wechsler Intelligence Scales

Wechsler Intelligence Scales merupakan tes IQ yang dalam bebrapa hal dianggap lebih baik dari Binet-Simon Intelligence Scale karena dapat

(14)

berisi subtes-subtes yang dapat menganalisis pola skor individual. Wechsle intelligence tests mencakup tiga jenis tes inteligensi yaitu:

Wachsler Adult Inteligence Scale (WAIS)

Wachsler Intelligence Scale for Children Revised Scale (WISC-R) Wachsler preschool and primary scale of intelligence (WPPSI) Penyebaran Skor IQ dalam Kurva Normal

Lihat http://www.iqcomparisonsite.com/IQBasics.aspx. dan http://www.tushar-mehta.com/excel/charts/normal_distribution/images/normal

Klasifikasi IQ menurut Termano

Rodirgo de La Jara (http:www.iqcomparisonsit.com / IQ Basics. Aspx) menguraikan klasifikasi IQ menurut Terman sebagai berikut:

Skor IQ Klasifikasi

140 ke atas Genius or near genius 120 -140 Very Superior

110 – 120 Superior

90 -110 Normal or aberage intelligence 80 -90 Dullness

70 -80 Borderline deficiency Dibawah 70 Dfinite feeble-mindedness

Kecerdasan Emosi

Konsep ini dikembangkan oleh bebrapa tokoh diantaranya Haward Gardner (Harvard), Peter Salovey (Yale) dan John 'Jack' Mayer (New Hampshire) dan terutama oleh Daniel Goleman pada tahun 1995. Ide dari Goleman ini

dikomunikasikan oleh Chapman (2000-2009) menurutnya Emotional Intelligence secara kuat berkaitan dengan konsep kasih sayang, saling memeprhatikan dan spiritual yang perlu ada di dalam lingkungan kerja serta multiple itelligences yang dapat menukur kapasitas emosi serta nilai-nilai yang diyankini individu yang terefleksi dalam prilakunya.

(15)

Spirituality berkaitan dengan apa yang paling penting dalam pengalaman maunsia yaitu berbagai kemampuan dan keeteramilan dalam

memverydayakan seseorang untuk hidup secara harmonis dengan nilai hidup yang tinggi dan bergeser dari ketidak mampuan untuk menjawab ke arah tujuan hidup yang jelas (Bowell,2010) yang meliputi :

 Hati yang terbuka dan fleksibel

 Enthusiasm

 Kesadaran terhadap pengalaman saat ini dan kehadiran Tuhan

 Penghargaan penerapan nilai-nilai agama.

 Berpedoman terhadap nilai-nilai tradisional dan keragaman etnik.

 Diantara tokoh-tokoh yang membicarakan SQ adalah :Zohar dan

marshall (1997) , Robert Emmons (2000) dan Frances Vaughan (2002).

(16)

4. Judul buku: Psikologi Kognitif

Pengarang: Robert J. Sternberg (2008), edisi keempat, penerbit:Pustaka Pelajar

Siti Jubaedah (No. Reg. 7317090769)

Sternberg: Teori Triarkis Intelegensi

Meskipun Gardner menekankan pemisahan berbagai aspek inteligensi, namun Robert J. Sternberg lebih cenderung menekankan tataran di mana mereka bekerja bersama-sama di dalam teori triarkis tentang inteligensi (Sternberg). Menurut teori triarkis inteligensi, kecerdasan manusia mencakup tiga aspek, yaitu hubungan dengan (1) dunia internal, (2)pengalaman, dan (3)dunia eksternal individu.

Bagaimana Inteligensi Berkorelasi dengan Dunia Internal

Bagian teori ini menekankan pemrosesan informasi. Pemrosesan informasi bias dilihat berdasarkan tiga jenis komponen yang berbeda. Pertama adalah meta komponen- yaitu proses-proses eksekutif yang lebih tinggi tingkatannya (seperti metakognisi) yang digunakan untuk merencanakan, memonitor dan mengevaluasi pemecahan masalah. Kedua adalah komponen-komponen performa-yaitu proses-proses di tataran yang lebih rendah yang digunakan untuk mengimplementasikan komponen akuisisi pengetahuan-yaitu proses-proses yang digunakan untuk mempelajari cara menyelesaikan masalah. Ketiga komponen ini saling bergantung satu sama lain.

Contohnya ketika kita diminta menuliskan sebuah makalah, kita akan menggunakan metakomponen yang lebih tinggi tingkatannya untuk mengambil putusan, yaitu menentukan sebuah topik, merencanakan makalah, memonitor penulisan, dan mengevaluasi seberapa baiknya produk akhir kita berhasil mencapai tujuan-tujuan tersebut. Kita akan menggunakan komponen akuisisi pengetahuan dalam riset untuk mempelajari topik tersebut. Kita akan menggunakan komponen performa bagi penulisan aktual. Dalam praktiknya, tiga jenis komponentidak berfungsi secara terisolasi. Sebelum benar-benar

(17)

Kemudian kita harus melakukan sejumlah riset. Dengan cara yang sama, rencana kita untuk menulis makalah bisa berubah saat mengumpulkan informasi baru. Bisa jadi tidak ada cukup informasi untuk aspek-aspek tertentu dari topik yang sudah dipilih. Kelangkaan informasi ini bias mendorong kita mengubah titik berat penulisan. Rencana kita juga bias berubah jika aspek-aspek tertentu tulisan berjalan lebih mulus ketimbang aspek-aspek lain.

Bagaimana Inteligensi Berkorelasi dengan Pengalaman

Teori triarkis mengenai inteligensi juga menekankan bagaimana pengalaman terdahulu bias berinteraksi dengan semua jenis komponen pemrosesan informasi. Artinya, masing-masing dari kita menghadapi tugas-tugas dan situasi-situasi yang dengannya kita memiliki berbagai tingkat pengalaman. Tugas-tugas ini biasanya mulai dari tugas baru sepenuhnya di mana kita tidak memiliki pengalaman sedikitpun, sampai tugas yang sangat kita kenal di mana, yang kita kuasai memiliki sebuah pengalaman luas dan mendalam. Ketika sebuah tugas semakin dikenal akrab, banyak aspek tugas menjadi otomatis. Mereka hanya memerlukan sedikit upaya sadar untuk menentukan langkah berikutnya dan bagaimana mengimplementasikan langkah selanjutnya. Sebuah tugas yang baru menuntut inteligensi yang berbeda dari tugas yang di dalamnya prosedur-prosedur otomatis dikembangkan.

Menurut teori triarkis, tugas-tugas yang relative baru-seperti mengunjungi luar negeri, menguasai topik baru, atau menguasai sebuah bahasa asing- menuntut lebih banyak inteligensi seseorang. Sebuah tugas yang sepenuhnya tidak dikenal bisa menuntut begitu banyak sampai-sampai individu jadi kewalahan. Sebagai contoh, ketika kita sedang mengunjungi luar negeri, mungkin kita tidak akan mendapatkan keuntungan dari mengikuti sebuah kursus dengan pokok soal abstrak yang tidak dikenal dan diajarkan dalam bahasa yang tidak kita mengerti. Tugas-tugas yang paling menstimulasi intelektual adalah tugas-tugas yang sangat menantang dan menuntut, namun tidak sampai membuat partisipan kewalahan.

(18)

Teori triarkis juga mengusulkan bahwa berbagai komponen inteligensi yang dialikasikan kepada pengalaman menjalankan tiga fungsi di konteks dunia nyata. Fungsi pertama adalah pengadaptasian diri kita dengan lingkungan sekitar. Fungsi kedua adalah pembentukanlingkungan untuk menciptakan lingkungan baru. Fungsi ketiga adalah memilih lingkungan baru. Kita menggunakan adaptasi ketika mempelajari lika-liku de sebuah lingkungan baru dan berusaha memahami bagaimana caranya untuk berhasil. Contoh, ketika kita pertama kali menginjakkan kaki di sebuah kampus, kita lalu berusaha menggunakan aturan-aturan ini untuk berhasil di lingkungan baru, kita juga mulai membentuk lingkungan sendiri. Mungkin kita akan memutuskan jurusan apa yang akan diambil nantinya dan aktivitas apa yang akan dilakukan selama kuliah, bahkan kita bias membentuk perilaku individu-individu di sekitar kita. Namun jika kita tidak sanggup beradaptasi atau membentuk lingkungan agar cocok dengan kita, mungkin kita akan memilih lingkungan lain.

Menurut teori triarkis, manusia bisa mengaplikasikan inteligensi mereka di banyak jenis persoalan. Contoh, beberapa orang mungkin lebih cerdas untuk menyelesaikan masalah-masalah akademik yang abstrak, yang lain mungkin lebih cerdas untuk menghadapi masalah-masalah praktis yang konkret. Seorang pribadi yang cerdas tidak harus sempurna di semua aspek.Sebaliknya, individu yang cerdas mengetahui kekuatannya dan bisa mengompensasi atau memperbaiki kelemahan mereka. Contoh, seseorang yang kuat di bidang psikologi, namun tidak di bidang fisika mungkin memilih sebagai proyek fisikanya penciptaan tes kecerdasan fisika. Intinya adalah memanfaatkan sebagian besar kekuatan anda dan menemukan cara-cara untuk memperbaiki atau minimal nyaman dengan kelemahan anda. Sternberg sudah melakukan studi yang komprehensif untuk mengetes validitas teori triarkis dan manfaatnya di dalam perbaikan performa tugas. Sternberg memprediksi bahwa pencocokan intruksi dan penilaian siswa dengan kemampuan mereka akan mengarah pada peningkatan performa.

(19)

5. Judul buku: Educational Psychology: Windows on Classrooms Pengarang: Paul Eggen dan Don Kauchak (2007)

New Jersey: Pearson prentice Hall. Robihim (No. Reg. )

PERBEDAAN GRUP & INDIVIDU

KECERDASAN

Para ahli membagi kecerdasan dalam 3 garis besar: 1) Kemampuan memperoleh pengetahuan

2) Kapasitas berfikir dan alasan abstrak

3) Kemampuan memecahkan beberapa masalah

(Louis, Subotnik, Breland, & Lewis, 2000; Sattler, 2001)

KECERDASAN : Satu atau Beberapa Sifat

Ada beberapa pengukuran kecerdasan, seperti kemampuan verbal dan alasan abstrak, yaitu korelasi yang tinggi, dimana beberapa peneliti sekarang percaya bahwa kecerdasan menjadi satu sifat. Sebagai contoh, Charles Spearman (1927) menggambarkannya seperti “g” atau kecerdasan umum. Sejak teori-teori berkembang menjadi sebuah konsep, dan beberapa percaya bahwa kecerdasan didukung oleh beberapa dimensi.

Teori Kecerdasan Jamak Dr. Howard Gardner

Howard Gardner (1983,1999b) menganalisis tampilan orang dalam wilayah yang berbeda dan menyimpulkan bahwa kecerdasan adalah ketenangan yang berhubungan dengan delapan wilayah yang berbeda. Dia juga mempertimbangkan Sembilan, yang disebut Kecerdasan Eksistensial, dimana pada kenyataannya dalam kemampuar personal memikirkan tentang beberapa

(20)

pertanyaan dasar kehidupan, seperti, “Siapa kami?” dan “Dari mana kami berasal?” (Gardner, 1999c)

Teori Kecerdasan Stemberg Triarchic

Robert Sternberg (Sternbers, 2000, 2003a, 2003b; Sternberg & Grigorenko, 2000), ahli beberapa sifat lainnya, menggambarkan 3 Jenis atau tipe kecerdasan :

❑ Dimensi Analitik, atau Komponensial. Aspek kecerdasan ini digunakan saat berfikir dan memecahkan masalah dan kemirifan batasan tradisional kecerdasan. (Sternberg, 1988, 2003)

❑Dimensi Kreatif, atau Pengalaman. Dimensi ini temasuk kemampuan menangani berbagai situasi dengan efektif dan kemampuan memecahkan masalah-masalah terdekat secara efisien. Sternberg percaya bahwa kecerdasan individu dengan cepat bergerak dari pemeblajaran sadar ke dalam situasi yang tidak dekat untuk menunjukkan secara otomatis seperti mereka menjadi lebih dekat ( Sternberg, 1998a. 199bb)

❑ Dimensi Praktek atau Kontekstual. Gambaran Kecerdasan adalah sebuah kemampuan efektif untuk menangani denan tugas-tugas harian. Kecerdasan Prilaku termasuk mengadaptasikan kepada lingkungan, mengganti lingkungan baru jika adaptasi tidak efektif, atau menyeleski lingkungan yang lebih baik itu penting (Grigorenko & Sternberg, 2001). Hal ini mengingatkan kita , pentingnya kontak prilaku kecerdasan (Barab & Plucker, 2002)

Kecerdasan: Alami versus Pengasuhan

Kecerdasan alamiah diturunkan secara genetis, pengasuhan kecedasan didukung oleh pengaruh lingkungan. Beberapa ahli percaya bahwa kecerdasan dipengaruhi oleh dua faktor. (Coll, Bearer, & Learner, 2004;Petril & Wilkerson, 2000; Shepard, 2001). Gambaran ini menjelaskan bahwa gen

(21)

seseorang memiliki potensi untuk cerdas, dan stimulus lingkungan membuat menjadi materi yang paling baik.

Kemampuan Grup

Tipe kemampuan grup di Sekolah Dasar ada dalam tiga bentuk, Grup antara kelas, Grup dalam kelas & Joplin plan.

~ Grup antara kelas, yaitu: membagi siswa secara pasti kedalam level, seperti tinggi, sedang, dan bawah, contoh: Sebuah sekolah dengan 75 orang siswa membagi mereka ke dalam 3 level dalam satu kelas dengan prestasi siswa yang prestasinya tinggi, sedang dan prestari rendah.

~ Grup dalam kelas, yaitu: membagi siswa ke dalam kelas dalam subgrup didasarkan pada nilai membaca atau matematika, contoh: Guru di level 4 memiliki 3 grup pembaca berdasarkan kemampuan membaca.

~ Joplin plan, yaitu: membentuk grup kembali melintasi perbedaan level, contoh: Guru dari level yang berbeda,menempatkan siswa dalam kelas membaca yang sama.

Kemampuan Grup: Hasil Penelitian

Kritik mengenai beberapa masalah :

~ Grup dalam kelas membuat catatan masalah karena perbedaan bahasan dan tugas yang dibutuhkan, jadi memonitor siswa cukup mengalami kesulitan (Good & Brophy, 2003; Oakes, 1992)

~ Terjadinya penempatan yang tidak sesuai, dimana pengawasan menjadi permanen. Anggota dari budaya minoritas mengalami tekanan berat dalam kelas dengan kemampuan tinggi, dan berlebihan dalam kelas dengan level rendah (Davenport et.al.,1998; Mickelson & Heath, 1999; Oakes, 1992) ~ Anggota dengan grup level rendah terstigma dengan julukan label rendah

(Oakes & Well, 2002)

Referensi

Dokumen terkait

Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan

Adalah gabungan dari produk asuransi seumur hidup (whole life) dan investasi dimana Pemegang Polis mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada

Dari uraian di atas, pendidikan karakter yang diterapkan dalam pembelajaran di sekolah memberikan keuntungan kepada siswa, karena memberikan perlakuan yang positif sehingga

kesibukan mereka, dan untuk mendapatkan hiburan saja. Motif ini kabanyakan dialami oleh informan remaja desa Gampang yang berprofesi sebagai buruh pabrik, kuli

perusahaan, untuk dapat memenuhi kualitas audit yang baik maka auditor dalam. menjalankan profesinya sebagai pemeriksa harus berpedoman pada kode

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Penyelesaian bentuk

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka pokok permasalahannya adalah sebagai berikut : Apakah perhitungan biaya standar chicken cashew nut dan seafood

Bapak Abraham Salusu, Drs., MM, selaku Dosen Pembimbing kesatu yang telah banyak memberikan bantuan dan bimbingan yang diberikan selama masa penyusunan skripsi ini serta