4.
4.11 KeKegigiatatan Bean Belalajajar 3r 3
DHARMA SIDDHYARTHA DHARMA SIDDHYARTHA 4.1.
4.1.11 Uraian daUraian dan Contn Contohoh Dha
Dharma rma SidSiddhdhyaryartha tha adaadalah lah suasuatu tu adaadagiugium m yanyang g ditditetaetapkapkan n daldalam am kitkitabab Weda Smerti yang merupakan landasan sistem berpikir dalam penuangan suatu Weda Smerti yang merupakan landasan sistem berpikir dalam penuangan suatu kon
konsepsep/ / penpendekdekatan atan atau atau penpenententuan uan altalternernatiatif f ununtuk tuk menmencapcapai ai tujtujuan uan agaagamama (Dharm
(Dharma) a) yaitu Jagadhiyaitu Jagadhita ta dan Moksa. Pada dan Moksa. Pada kegiakegiatan belajar tan belajar terdahterdahulu anda ulu anda telahtelah memp
mempelajari tentang elajari tentang DharmDharma. a. DharmDharma a itu itu mempumempunyai pengertian yang nyai pengertian yang sangasangatt lua
luas. s. SebSebagaagai i ististilailah h kerkerohaohanianian n DhDharmarma a berberarti arti agaagama. ma. DhaDharma rma jugjuga a berberartartii hukum yang mengatur dan memlihara serta mengembalikan alam semesta beserta hukum yang mengatur dan memlihara serta mengembalikan alam semesta beserta isinya kepada asalanya.
isinya kepada asalanya.
Ditinjau dari segi hukum yang dikaitkan dengan peredaran alam semesta Ditinjau dari segi hukum yang dikaitkan dengan peredaran alam semesta b
beseserterta a sesegagala la isisininya ya mamaka ka kakata ta DhDharmarma a beberarrarti ti kokodrdratat, , sesedadangngkakan n ununtutuk k kehid
kehidupna umat upna umat manusmanusia ia DharmDharma a berarti ajaran berarti ajaran suci, kewajibasuci, kewajiban n suci, kebajikasuci, kebajikan,n, peraturan-peraturan suci yang memelihara dan menuntun manusia guna mencapai peraturan-peraturan suci yang memelihara dan menuntun manusia guna mencapai kesempurnaan hidup yang tercermin dalam tingkah laku dan budi pekerti luhur, kesempurnaan hidup yang tercermin dalam tingkah laku dan budi pekerti luhur, yan
yang g dapdapat at menmenimbimbulkulkan an kebkebahaahagiagiaan an hidhidup up dan dan keskesejaejahtehteraan raan masmasyaryarakaakatt (J
(Jagagadadhihitata), ), seserta rta keketententrtramamanan/k/kebebahahagiagiaaaan n babatitininiahah/r/rohohanianiah ah yayang ng titidadak k di
didadasasarkrkan an atatas as kekebebendndaanaan/k/kededununiawiawiaian n sesehihingngga ga RoRoh/h/AtAtmaman n bebebabas s dadariri penjelmaan, mencapai kebahagiaan hakiki dan sejati (Moksa). Dengan demikian penjelmaan, mencapai kebahagiaan hakiki dan sejati (Moksa). Dengan demikian secara singkat dapat diterjemahkan bahwa Dharma itu berarti “Kebenaran yang secara singkat dapat diterjemahkan bahwa Dharma itu berarti “Kebenaran yang hakiki” sebagai dasar dan sekaligus sebagai tujuan hidup.
hakiki” sebagai dasar dan sekaligus sebagai tujuan hidup. Unt
Untuk uk dapdapat at menmencapcapai ai kebkebenaenaran ran atau atau DhaDharma rma sebsebagaagai i dasdasar ar dan dan tujtujuanuan hidup itu maka manusia harus berbuat berdasarkan Dharma karena Dharma itulah hidup itu maka manusia harus berbuat berdasarkan Dharma karena Dharma itulah yan
yang g menmengatgatur ur perperi-ki-kehiehidupdupan an manmanusiusia, a, alaalam m semsemestesta, a, besbeserterta a segsegala ala isiisinyanya.. Setiap langkah atau tindakan yang akan dilakukan, setiap keputusan yang akan Setiap langkah atau tindakan yang akan dilakukan, setiap keputusan yang akan diamb
diambil il harus dilandharus dilandasi oleh asi oleh DharmDharma a atau hukum kebenaranatau hukum kebenaran, , sehinsehingga tujuangga tujuan hidup beragam dapat dicapai.
hidup beragam dapat dicapai.
Dalam kenyataan hidup ini kita menyadari tingkah laku manusia, cita-cita Dalam kenyataan hidup ini kita menyadari tingkah laku manusia, cita-cita dan cara melihat lingkungan di mana manusia itu hidup akan sangat dipengaruhi dan cara melihat lingkungan di mana manusia itu hidup akan sangat dipengaruhi
oleh cara pandang kelompok masyarakat atau lingkungannya itu, yang di dalam oleh cara pandang kelompok masyarakat atau lingkungannya itu, yang di dalam agama Hin
agama Hindu kita mengdu kita mengenal istilah “Tenal istilah “Tattwa” attwa” (filsaf(filsafat hidup beraat hidup beragama). Majgama). Majuu mun
mundurdurnynya, a, tintinggi ggi renrendahdahnya nya perperadaadaban ban ataatau u sifsifat at dan dan siksikap ap manmanusiusia a daldalamam mengatasi lingkungannya akan dipengaruhi oleh Tattwa itu yang pada umumnya mengatasi lingkungannya akan dipengaruhi oleh Tattwa itu yang pada umumnya memp
mempunyai sifat unyai sifat dan nilai dan nilai dinamdinamik, ik, selalu berubah menurut perkembanselalu berubah menurut perkembangan gan akalakal dan kemampuan pikirannya (Budhi dan Manah).
dan kemampuan pikirannya (Budhi dan Manah). Di
Di sasampmpining g ititu u kokondndisisi i lilingngkukungngan an jujuga ga bebersrsififat at rerelalatitif f kokondnddidisisiononalal sehingga satu kelompok masyarakat akan berbeda tingkat peradaban, adat istiadat sehingga satu kelompok masyarakat akan berbeda tingkat peradaban, adat istiadat atau tradisinya dengan masyarakat lain.
atau tradisinya dengan masyarakat lain.
Demikian pula cara mereka dalam mengamalkan ajaran akan beraneka cara, Demikian pula cara mereka dalam mengamalkan ajaran akan beraneka cara, berbeda secara fisik antar satu masyarakat dengan masyarakat lain, namun tidak berbeda secara fisik antar satu masyarakat dengan masyarakat lain, namun tidak
te
terlrlepepas as dadari ri prprininsisip p cicita-ta-cicita ta agagamamis is atatau au ititu, u, mamaka ka di di dadalalam m kekehihidudupapann ma
masysyararakakat at HiHindndu u didikekenanal l isistitilalah h “”“”mamawa wa cacara” ra” yayang ng arartitinynya a sesetitiap ap dedesasa (kelo
(kelompok masyarakat) membawa mpok masyarakat) membawa adat adat istiadistiadat at atau atau tradistradisinya masing-masinya masing-masinging yang disebabkan oleh sepenuh waktu, tempat dan keadaan pada masa itu (
yang disebabkan oleh sepenuh waktu, tempat dan keadaan pada masa itu ( menurutmenurut Kala, Desa dan Patra). Misalnya suatu kelompok masyarakat Hindu di India akan Kala, Desa dan Patra). Misalnya suatu kelompok masyarakat Hindu di India akan b
berberbededa a cacara ra pepengngamamalaalan n agagamamananya ya atatauaupupun n trtradadisisininya ya dedengngan an kekelolompmpok ok mas
masyaryarakaakat t HinHindu du di di MalMalaysaysia ia maumaupun pun di di IndIndoneonesiasia. . BegBegitu itu pulpula a kelkelompompok ok masyarakat Hindu di Jawa, Bali, Kalimantan, Sumatra Utara, Maluku dan masyarakat Hindu di Jawa, Bali, Kalimantan, Sumatra Utara, Maluku dan lain-lain tampaknya berbeda tetapi sungguhnya tidak bertentangan dengan lain tampaknya berbeda tetapi sungguhnya tidak bertentangan dengan prinsip- prinsip agama itu.
prinsip agama itu. Jad
Jadi i untuntuk uk menmencapcapai ai tujtujuan uan agaagama ma yanyang g disdisebuebut t JagJagadhadhita ita dan dan MokMoksasa ataupun tujuan hidup manusia (Catur Purusartha) akan sangat tergantung dari ataupun tujuan hidup manusia (Catur Purusartha) akan sangat tergantung dari pelaksanaan ajaran agama (Dharma) dengan baik dan tepat. Pengamalan Dharma pelaksanaan ajaran agama (Dharma) dengan baik dan tepat. Pengamalan Dharma
it
itu u haharurus s didisesesusuaiaikakan n dedengngan an kokondndisisi i yayang ng adada, a, wawaktktu u atatauaupupun n tetempmpatat melaksanakan sesuatu menurut Dharma itu sehingga tercapai keharmonisan antara melaksanakan sesuatu menurut Dharma itu sehingga tercapai keharmonisan antara kem
kemampampuanuan. . LinLingkugkungangan n dan dan citcita-cita-cita a yanyang g dihdiharaparapkankan, , serserta ta kehkeharmarmonionisansan jasmani dan rohani dalam hidup ini.
jasmani dan rohani dalam hidup ini. Untuk mewujudk
Untuk mewujudkan an keharmkeharmonisaonisan n itu itu dikaidikaitkan tkan dengdengan an KebhiKebhinekaanekaan n yangyang terdapat dalam kehidupan masyarakat, maka diperlukan adanya sistem berpikir terdapat dalam kehidupan masyarakat, maka diperlukan adanya sistem berpikir
se
sebabagagai i dadasasar r pependndekekatatan an pepenunuanangagan n kokonsnsepepsi si agagar ar dadapapat t teterwurwujujud d rasrasaa kebersamaan, bbaik dalam kehidupan beragama maupun bernegara.
kebersamaan, bbaik dalam kehidupan beragama maupun bernegara.
Sehubungan dengan itu maka pelaksanaan ajaran agama dalam kehidupan Sehubungan dengan itu maka pelaksanaan ajaran agama dalam kehidupan be
bermarmasyasyarakrakat/bat/bernernegaegara ra tidtidak ak bolboleh eh berbertententantangan gan dendengan gan HukHukum um NegNegaraara ataupun norma yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat sepanjang tidak ataupun norma yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat sepanjang tidak menyimpang dari hukum agama.
menyimpang dari hukum agama.
Dalam pada itu agama Hindu memberi landasan kuat mengenai aplikasi Dalam pada itu agama Hindu memberi landasan kuat mengenai aplikasi metode pendekatan yang merupakan sistem pikir dalam memilih alternatif yang metode pendekatan yang merupakan sistem pikir dalam memilih alternatif yang tepat, baik dan benar (Wiweka) untuk mencapai keharmonisan dan tujuan hidup tepat, baik dan benar (Wiweka) untuk mencapai keharmonisan dan tujuan hidup beragama (Jagadhita dan Moksa maupun catur Warga). Landasan sistem pikir itu beragama (Jagadhita dan Moksa maupun catur Warga). Landasan sistem pikir itu disebut (Dharma Siddhyarta” tercantum dalam kitab wera Smerti VII.10 yang disebut (Dharma Siddhyarta” tercantum dalam kitab wera Smerti VII.10 yang berbunyi sebagai berikut :
berbunyi sebagai berikut : “Ka
“Karyaryan n so’so’wekweksya sya saksaktitimea mea desdesa a kalkalnca nca TatTattwatwatahtah, , kukurutrute e DhaDharmarma Siddhyartham wiswa rupam punah-punah
Siddhyartham wiswa rupam punah-punah ”” Artinya :
Artinya : Se
Setetelalah h memempmperertitimbmbanangkgkan an mamaksksud ud dadan n tutujujuan an (I(Iksksa)a), , kekesasadadararann ke
kemamampmpuauan n (s(sakaktiti), ), temtempapat t (D(Desesa), a), wawaktktu u (K(Kalala), a), fifilslsafafat at dadan n ililmumu pengetahuan yang dimiliki (Tattwa) dia lakukan berbagai wujud perbuatan pengetahuan yang dimiliki (Tattwa) dia lakukan berbagai wujud perbuatan
untuk mencapai tujuan Dharma (kebenaran). untuk mencapai tujuan Dharma (kebenaran).
Jadi ada lima aspek yang harus diperhatikan bila hendak mewujudkan sesuatu Jadi ada lima aspek yang harus diperhatikan bila hendak mewujudkan sesuatu at
atau au memelalakukukakan n kekegigiatatan an (a(amamal l peperbrbuauatatan) n) ununtutuk k memencncapapai ai susuatatu u tutujujuanan berdasarkan Dharma, yaitu aspek Iksa, Sakti, Desa, Kala dan Tattwa.
berdasarkan Dharma, yaitu aspek Iksa, Sakti, Desa, Kala dan Tattwa. 4.1
4.1.1..1.11 IksIksaa Iks
Iksa a berberarti arti makmaksud sud dan dan tujtujuanuan, , mermerupaupakan kan aspaspek ek utautama ma yanyang g menmenjadjadii kompas/ukuran/garis sasaran/cita-cita yang harus direalisasikan. Misalnya dalam kompas/ukuran/garis sasaran/cita-cita yang harus direalisasikan. Misalnya dalam berorganisasi maka yang pertama harus ditentukan adalah hakikat tujuan dari berorganisasi maka yang pertama harus ditentukan adalah hakikat tujuan dari
organ
organisasi itu, isasi itu, supaysupaya a jelas arahnya jelas arahnya supasupaya ya dapat dapat ditenditentukan langkah-latukan langkah-langkangkahh ke
terwujudnya suatu tertib pelaksanaan irigasi pertanian (di Bali) guna mencapai terwujudnya suatu tertib pelaksanaan irigasi pertanian (di Bali) guna mencapai tin
tingkagkat t kemkemajuajuuan uan proprodukduksi si panpangan gan yanyang g akhakhirnirnya ya akaakan n dapdapat at menmencipciptaktakanan kesej
kesejahteraan anggota subak ahteraan anggota subak pada khususnpada khususnya ya dan masyarakat pada dan masyarakat pada umumumumnyanya (te
(tercaprcapainainya ya JagJagadhadhita)ita). . HakHakikaikat t tujtujuan uan itu itu tidtidak ak bolboleh eh berbertententantangan gan dendengangan norma yang hidup dan berkembang di masyarakat, baik itu norma agama maupun norma yang hidup dan berkembang di masyarakat, baik itu norma agama maupun norma hukum.
norma hukum.
4.1
4.1.1..1.22 SakSaktiti
Sakti berarti
Sakti berarti kesadkesadaran kemampuanaran kemampuan, , merupmerupakan aspek akan aspek jnana sebagai upayajnana sebagai upaya dalam mewujudkan cita-cita atau tujuan yang telah ditetapkan. Jnana berarti ilmu dalam mewujudkan cita-cita atau tujuan yang telah ditetapkan. Jnana berarti ilmu pengetahuan atau kemampuan pikir yang dapat menentukan apakah cita-cita atau pengetahuan atau kemampuan pikir yang dapat menentukan apakah cita-cita atau
tujuan itu akan dapat direalisasikan. tujuan itu akan dapat direalisasikan.
Kemampuan dan kemajuan pikir akan menumbuhkan kesadaran pengabdian Kemampuan dan kemajuan pikir akan menumbuhkan kesadaran pengabdian untuk mewujudkan cita-cita itu. Di samping itu Sakti mengandung pengertian untuk mewujudkan cita-cita itu. Di samping itu Sakti mengandung pengertian kemampuan daya dukung dalam bentuk kekuatan nyata secara fisik (Bala-Kosha) kemampuan daya dukung dalam bentuk kekuatan nyata secara fisik (Bala-Kosha) sebag
sebagai ai unsuunsur r dari aspek kriya. Tanpa daya dari aspek kriya. Tanpa daya dukudukung secara ng secara fisik yaitu sarana danfisik yaitu sarana dan prasaranan untuk mencapai tujuan maka apa yang akan dikerjakan tidak akan prasaranan untuk mencapai tujuan maka apa yang akan dikerjakan tidak akan
men
mencapcapai ai hashasil il sepseperti erti yanyang g dicdicitaita-cit-citakaakan. n. BegBegitu itu pulpula a sebsebalikaliknya nya apaapabilbilaa kemampuan yang dimiliki tidak mencukupi maka kegiatan yang dilakukan harus kemampuan yang dimiliki tidak mencukupi maka kegiatan yang dilakukan harus menyesuaikan agar suatu cita-cita tidak merupakan khayalan semata-mata.
menyesuaikan agar suatu cita-cita tidak merupakan khayalan semata-mata. And
Anda a munmungkigkin n teltelah ah melmelihaihat t secsecara ara pinpintas tas tententantang g pelpelaksaksanaanaan an upaupacaracara keagamaan di Bali yang kadang kala menimbulkan kesan pemborosan, bahkan keagamaan di Bali yang kadang kala menimbulkan kesan pemborosan, bahkan mungkin pelaksanaan seperti dipaksakan.
mungkin pelaksanaan seperti dipaksakan.
Kalau kita adakan penelitian secara dalam dengan melihat aspek Jnana dan Kalau kita adakan penelitian secara dalam dengan melihat aspek Jnana dan Kriya di atas maka kesan negatif itu akan hilang, karena sesungguhnya setiap Kriya di atas maka kesan negatif itu akan hilang, karena sesungguhnya setiap pelaksanaan upacara keagamaan Hindu didasarkan atas Sakti yaitu kesadaran akan pelaksanaan upacara keagamaan Hindu didasarkan atas Sakti yaitu kesadaran akan
kemampuan yang dimiliki. kemampuan yang dimiliki.
Bag
Bagi i oraorang ng yanyang g mammampu pu akaakan n melmelaksaksanaanakan kan upaupacarcara a yanyang g leblebih ih besbesar,ar, sed
sedangangkan kan bagbagi i oraorang ng yanyang g kurkurang ang mammampu pu akaakan n melmelaksaksanaanakan kan upaupacara cara yanyangg sederh
secara bersama-sama (bergotong-royong). Hal ini merupakan realisasi dari ajaran secara bersama-sama (bergotong-royong). Hal ini merupakan realisasi dari ajaran Cat
Catur ur PurPurusausarthrtha a dimdimana ana penpengguggunaanaan n ArthArtha a (ha(harta rta kekkekayaayaan) an) dibdibagi agi ataatas s tigtigaa pemanfaatan yaitu untuk kepentingan agama, kepentingan pemenuhan keinginan pemanfaatan yaitu untuk kepentingan agama, kepentingan pemenuhan keinginan dan menambah harta kekayaan/berekonomi. Jadi aspek Sakti adalah merupakan dan menambah harta kekayaan/berekonomi. Jadi aspek Sakti adalah merupakan landasan berpikir untuk menentukan alternatif pilihan/tindakan yang tepat guna. landasan berpikir untuk menentukan alternatif pilihan/tindakan yang tepat guna.
4.1
4.1.1..1.33 DesDesaa
Desa berarti tempat dimana suatu kegiatan akan dilaksanakan. Perbedaan Desa berarti tempat dimana suatu kegiatan akan dilaksanakan. Perbedaan tempat akan ikut mempengaruhi pola pelaksanaan ajaran agama, oleh karena itu tempat akan ikut mempengaruhi pola pelaksanaan ajaran agama, oleh karena itu aspek tempat perlu
aspek tempat perlu diperhdiperhatikan baik atikan baik segi tradisi, kaidah segi tradisi, kaidah hukuhukum m pospositifnyitifnya a yangyang men
menuruurut t ajaajaran ran HinHindu du DhaDharma rma tidtidak ak samsama a padpada a semsemua ua temtempatpat. . UntUntuk uk ituitulahlah diperlukan adanya sistem pendekatan yang akomodatif agar tidak menimbulkan diperlukan adanya sistem pendekatan yang akomodatif agar tidak menimbulkan ker
keresaesahan han sososiasial. l. Hal Hal ini ini harharus us benbenar-bar-benaenar r dipdiperherhatiatikan kan daldalam am pempembinbinaanaan kehid
kehidupan beragama upan beragama dan dan tidak boleh tidak boleh bertenbertentangan denggan ketentuan pokok-tangan denggan ketentuan pokok- pokok ajarana agama Hindu serta hukum positif yang berlaku. Jadi aspek tempat pokok ajarana agama Hindu serta hukum positif yang berlaku. Jadi aspek tempat itu akan memberi warna pula bagi pelaksanaan ajaran agama Hindu. Misalnya itu akan memberi warna pula bagi pelaksanaan ajaran agama Hindu. Misalnya dalam melaksanakan yadnya/korban suci dalam wujud upakara (sesajen), baik dalam melaksanakan yadnya/korban suci dalam wujud upakara (sesajen), baik jenis persembahan maupun bentuknya akan berbeda di masing-masing wilayah jenis persembahan maupun bentuknya akan berbeda di masing-masing wilayah (desa) tergantung dari kondisi geografis, ekonomis dan kemampuan penduduk di (desa) tergantung dari kondisi geografis, ekonomis dan kemampuan penduduk di suatu wilayah. Dengan demikian maka penerapan ajaran agama tidak kaku agar suatu wilayah. Dengan demikian maka penerapan ajaran agama tidak kaku agar menimbulkan kontradiksi dan keresahan sosial, karena agama tidak menghendaki menimbulkan kontradiksi dan keresahan sosial, karena agama tidak menghendaki adanya kontradiksi dan keresahan kehidupan umatnya melainkan hanya bertujuan adanya kontradiksi dan keresahan kehidupan umatnya melainkan hanya bertujuan untuk terwujudnya kebahagiaan lahir batin, kebahagiaan di dunia dan di akhirat untuk terwujudnya kebahagiaan lahir batin, kebahagiaan di dunia dan di akhirat ((Moksatham Jagadhita ya ca iti DharmahMoksatham Jagadhita ya ca iti Dharmah ).).
4.1
4.1.1..1.44 KalKalaa Kal
Kala a beberarrarti ti wawaktktu, u, memerurupapakakan n asaspepek k yayang ng pepentntining g didipeperhrhatatikikan an atatauau dijad
dijadikan dasar ikan dasar pertimpertimbangabangan n dalam menerapkadalam menerapkan n ajaran agama ajaran agama dalam arti dalam arti bahwabahwa tafsir tata cara pelaksanaan suatu kaidah agama tidak boleh ditetapkan secara tafsir tata cara pelaksanaan suatu kaidah agama tidak boleh ditetapkan secara absolut. Dengan demikian maka asas universal dari ajaran agama Hindu akan absolut. Dengan demikian maka asas universal dari ajaran agama Hindu akan
se
selalalu lu memendndasasari ari sesetitiap ap lanlangkgkahah-ti-tindndak ak dadan n cacara ra umumatatnynya a dadalalam m beberprpikikir ir berbicara, dan berbuat menuju kebenaran Dharma.
berbicara, dan berbuat menuju kebenaran Dharma.
4.1
4.1.1..1.55 TatTattwatwa
Aspek terakhir dari Dharma Siddhyartha adalah Tattwa yaitu filsafat atau Aspek terakhir dari Dharma Siddhyartha adalah Tattwa yaitu filsafat atau pengetahuan tentang kebenaran yang menjadi landasan dari ajaran agama yang pengetahuan tentang kebenaran yang menjadi landasan dari ajaran agama yang
dianut/ diterapkan. dianut/ diterapkan.
Aspek tattwa merupakan landasan sistem pikir terutama dalam hubungannya Aspek tattwa merupakan landasan sistem pikir terutama dalam hubungannya dengan usaha-usaha pembudayaan ajaran agama Hindu sehingga ajaran tersebut dengan usaha-usaha pembudayaan ajaran agama Hindu sehingga ajaran tersebut dapat memasyarakat. Dalam hal ini agama Hindu mengajarkan “
dapat memasyarakat. Dalam hal ini agama Hindu mengajarkan “Sad darsanaSad darsana”” sebagai sistem yang mencakup aspek Tattwa secara umum dan luas. Sad Darsana sebagai sistem yang mencakup aspek Tattwa secara umum dan luas. Sad Darsana adalah enam pandangan kebenaran atau sistem filsafat yang terdiri dari :
adalah enam pandangan kebenaran atau sistem filsafat yang terdiri dari : a.
a. NyNyayaya, a, memengngajajararkakan n tetentntanang g lologigikaka.. b.
b. MimMimamsamsa, a, menmengajgajarkarkan tan tententang ang dasdasar-dar-dasaasar ar ajarajaran Dn Dharharma ma dendengangan titik berat pada masalah etika dan ritual.
titik berat pada masalah etika dan ritual. c.
c. WaWaisisesesikika, mena, mengagajarjarkakan n tetentntanang pengg pengetetahahuauan penn penununtutun realn realisisasasii sang diri.
sang diri. d.
d. SaSamkmkhyhya, a, memengngajajararkakan n tetentntanang g prprososes es peperkrkemembabangngan an kekejajadidianan alam semesta secara sistematik.
alam semesta secara sistematik. e.
e. YoYogaga, , memengngajajararkakan n tetentntanang g lalatitihahan n pepengngenendadalilian an didiri ri (f(fisisik danik dan pikiran) untuk mencapai Samadhi, yaitu suatu kondisi di mana pikiran pikiran) untuk mencapai Samadhi, yaitu suatu kondisi di mana pikiran
te
telalah h bebersrsatatu u dedengngan an YaYang ng SeSejajatiti, , mamanunungnggagal l dedengngan an asasalnalnya ya dadann mencapai Moksaka.
mencapai Moksaka. f.
f. WWededanantata, , memengngajajararkkan an fifilslsafafat at hhububunungagan n jijiwa wa ddenengagan n SuSummbber er Ke
Kehihidudupapan n atatau au huhububungngan an anantatara ra AtAtmaman n dedengngan an PaParamramatmatman an dadann hubungan Tuhan dengan dunia/alam semesta.
hubungan Tuhan dengan dunia/alam semesta.
Enam pandangan tentang kebenaranatau Sad Darsana tersebut merupakan Enam pandangan tentang kebenaranatau Sad Darsana tersebut merupakan aspek Tattwa yang dikaitkan dengan upaya pembudayaan ajaran agama Hindu aspek Tattwa yang dikaitkan dengan upaya pembudayaan ajaran agama Hindu
agar memasyarakatkan uraian tentang Sad Darsana secara lebih luas akan dibahas agar memasyarakatkan uraian tentang Sad Darsana secara lebih luas akan dibahas pada modul 3. Aspek Tattwa merupakan asas universal yang dianut dan tidak pada modul 3. Aspek Tattwa merupakan asas universal yang dianut dan tidak bertentangan dengan norma agama, norma hukum, termasuk di dalamnya hukum bertentangan dengan norma agama, norma hukum, termasuk di dalamnya hukum
neg
negara, ara, dendengan gan penpengergertiatian n bahbahwa wa hukhukum um negnegara ara yanyang g dimdimaksaksud ud ialialah ah hukhukumum yang berlaku pada negara yang
yang berlaku pada negara yang mengmengakui kebenaraakui kebenaran n agama. Jadi di agama. Jadi di dalam aspek dalam aspek Tattwa terkandung pula pengertian ideologi karena Tattwa itu sendiri merupakan Tattwa terkandung pula pengertian ideologi karena Tattwa itu sendiri merupakan landasan filsafah yang diyakini kebenarannya.
landasan filsafah yang diyakini kebenarannya.
Sehubungan dengan itulah aspek Tattwa selalu dipakai dasar atau landasan sistem Sehubungan dengan itulah aspek Tattwa selalu dipakai dasar atau landasan sistem
berpikir dalam memilih alternatif yang terbaik dari suatu tindakan atau langkah berpikir dalam memilih alternatif yang terbaik dari suatu tindakan atau langkah yang akan dilaksanakan agar tujuan yang dicita-citakan dapat terwujud. Begitu yang akan dilaksanakan agar tujuan yang dicita-citakan dapat terwujud. Begitu pula dalam upaya mencapai tujuan hidup beragama maka aspek Tattwa tidak pula dalam upaya mencapai tujuan hidup beragama maka aspek Tattwa tidak boleh ditinggalkan. Misalkan dalam setiap pelaksanaan ibadah agam Hindu, baik boleh ditinggalkan. Misalkan dalam setiap pelaksanaan ibadah agam Hindu, baik
yang menggunakan sarana upacara atau tanpa sarana selalu berpedoman pada yang menggunakan sarana upacara atau tanpa sarana selalu berpedoman pada Tattwa (Widhi Tattwa, Atma Tattwa, Karmaphala Tattwa, dan sebagainya). Tattwa (Widhi Tattwa, Atma Tattwa, Karmaphala Tattwa, dan sebagainya).
DARSANA HINDU DARSANA HINDU
1
Mo
Modudul l DaDarsrsanana a HiHindndu u inini i beberisrisi i popokokok k babahahasasan n tetentntanang g fifilslsafafatat (darsana) Hindu yang melatarbelakangi ajaran dan mendasari pola berpikir (darsana) Hindu yang melatarbelakangi ajaran dan mendasari pola berpikir Hindu beserta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hindu beserta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Secara sistematis ajaran agama Hindu dibagi menjadi tiga kerangka Secara sistematis ajaran agama Hindu dibagi menjadi tiga kerangka yaitu bagian tentang filsafat (tatwa, darsana), bagian tentang susila (ethica) yaitu bagian tentang filsafat (tatwa, darsana), bagian tentang susila (ethica) dan bagian tentang upacara (yadnya, ritual). Walaupun secara sistematis dapat dan bagian tentang upacara (yadnya, ritual). Walaupun secara sistematis dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian tetapi pada kenyataannya tetap terjalin dikelompokkan menjadi tiga bagian tetapi pada kenyataannya tetap terjalin menjadi satu. Ketiga-tiganya di dalam pemahaman dan pengalamannya tidak menjadi satu. Ketiga-tiganya di dalam pemahaman dan pengalamannya tidak be
berdirdiri ri sensendirdiri, i, tettetapi api mermerupaupakan kan satsatu u keskesatuatuan an yanyang g harharus us dimdimiliiliki. ki. JikJikaa fils
filsafat afat agaagama ma sajsaja a dikdiketaetahui hui tantanpa pa memmemahamahami i ajaajaran ran sussusila ila dan dan upaupacaracara tidaklah sempurna, demikian pula sebaliknya bila hanya memahami upacara tidaklah sempurna, demikian pula sebaliknya bila hanya memahami upacara tanpa memahami dasar-dasar filsafat dan etika tidak juga sempurna, bahkan tanpa memahami dasar-dasar filsafat dan etika tidak juga sempurna, bahkan ada kemungkinan dapat memberikan pengetahuan yang menyesatkan.
ada kemungkinan dapat memberikan pengetahuan yang menyesatkan. De
Dengngan an memempmpelaelajajari ri momodudul l DarDarsasana na HiHindndu u inini, i, ananda da akakan an dadapapatt mem
memahamahami i ajaajaran ran semsembilbilan an filfilsafsafat at HinHindu du (Na(Nawa wa DarDarsansana) a) yanyang g melmelipuiputiti kel
kelompompok ok AstAstika ika dan dan kelkelompompok ok NasNastiktika, a, disdisampamping ing PanPanca ca SraSraddhddha a yanyangg meliputi, hakikat Ketuhanan (Theologi Hindu Dharma), hakikat atman (roh) meliputi, hakikat Ketuhanan (Theologi Hindu Dharma), hakikat atman (roh) hukum karmaphala, masalah penjelmaan kembali (samsara) dan pencapaian hukum karmaphala, masalah penjelmaan kembali (samsara) dan pencapaian keb
kebahaahagiagiaan an yanyang g kekkekal al abaabadi di (mo(moksaksa). ). Di Di samsampinping g itu itu jugjuga a andanda a dapdapatat memahami tentang Catur Marga Yoga dan Raja Yoga Marga. Hal ini tentu memahami tentang Catur Marga Yoga dan Raja Yoga Marga. Hal ini tentu akan dapat menggugah diri Anda sendiri untuk dapat berpikir dan bertindak akan dapat menggugah diri Anda sendiri untuk dapat berpikir dan bertindak pada perbuatan yang lebih sesuai.
pada perbuatan yang lebih sesuai. Kon
Konsep sep DarsDarsana ana HinHindu du yanyang g dibdibahaahas s daldalam am modmodul ul ini ini mermerupaupakankan lan
lanjutjutan an konkonsep sep modmodul ul dua dua tententantang g kerkerangangka ka agaagama ma HinHindu du dan dan berberkaikaitantan lan
langsugsung ng dendengan gan konkonsep sep yanyang g dibdibahaahas s padpada a modmodul-ul-modmodul ul ajaajaran ran agaagamama Hindu, terutama pada modul empat. Dengan demikian Anda perlu memahami Hindu, terutama pada modul empat. Dengan demikian Anda perlu memahami konsep Darsana Hindu ini.
konsep Darsana Hindu ini.
2
Denga
Dengan n mempemempelajari lajari modumodul l ini, Anda ini, Anda dihardiharapkan mampu apkan mampu memahmemahamiami ajaran filsafat Hindu, sebagai filsafat yang mendasari ajaran Agama Hindu ajaran filsafat Hindu, sebagai filsafat yang mendasari ajaran Agama Hindu dan pola berpikir umat Hindu, di dalam mencapai tujuan agamanya.
dan pola berpikir umat Hindu, di dalam mencapai tujuan agamanya.
3
3.. TTuujjuuaan n IInnssttrruukkssiioonnaal l KKhhuussuuss
Setelah menyelesaikan modul ini, Anda diharapkan mampu : Setelah menyelesaikan modul ini, Anda diharapkan mampu :
a)
a) MemMemahaahami mi panpandandangan masigan masing-ng-masmasing filsing filsafat kelomafat kelompok Astipok Astika danka dan kelompok Nastika.
kelompok Nastika. b)
b) MenMenjeljelaskaskan hakikan hakikat ajaran Ketuhat ajaran Ketuhanaanan n dan Agamdan Agama a HinHindu (Theodu (Theologlogii Hindu Dharma)
Hindu Dharma) c)
c) MenMenjeljelaskaskan hakan hakikaikat pengt pengertertian Atmian Atman (roan (roh)h) d)
d) MenjelMenjelaskan askan pengpengertian dertian dan haan hakikat kikat hukuhukum Karmm Karmapalaapala e)
e) MenjelMenjelaskan askan hakikhakikat keyat keyakinan akinan pada pada penjelpenjelmaan maan (Samsa(Samsara)ra) f)
f) MenjelMenjelaskan askan pengpengertian ertian tentantentang mog moksa ksa (terbeb(terbebas daas dari peri penderinderitaan)taan) g)
g) MenMenjeljelaskaskan tean tentantang Bng Bhakhakti Mati Margarga h)
h) MenMenjeljelaskaskan tan tententang ang KarKarma Mama Margarga i)
i) MeMenjnjelelasaskakan tenn tentantang Jnag Jnayayana Mana Margrgaa j)
j) MenMenjeljelaskaskan an tententantang Rg Raja aja YogYoga Ma Margargaa
4
4.. KKeeggiiaattaan n BBeellaajjaarr 4.1
4.1 KegiKegiatan Belatan Belajar 1ajar 1
ASTIKA ASTIKA Sis
Sistem tem filfilsafsafat at HinHindu du yanyang g tergtergoloolong ng padpada a klaklasifsifikaikasi si AstAstika ika ialialahah sistem / aliran yang percaya kepada kesucian Weda (Authority of the Veda). sistem / aliran yang percaya kepada kesucian Weda (Authority of the Veda).
Menurut klasifikasi ini ada enam aliran yang disebut Sad Darsana (Sad = Menurut klasifikasi ini ada enam aliran yang disebut Sad Darsana (Sad = enam, Darsana = pandangan, filsafat) yang termasuk Astika yaitu Samkhya, enam, Darsana = pandangan, filsafat) yang termasuk Astika yaitu Samkhya, Yoga Niaya, Waisasika, Mimamsa dan Wedanta.
Yoga Niaya, Waisasika, Mimamsa dan Wedanta. Dal
Dalam am penpengergertian tian lailain n di di samsampinping g perpercaycaya a kepkepada ada keskesuciucian an WedWeda,a, pe
percayrcaya a pulpula a padpada a reinreinkarkarnasnasi i (ke(kelahlahirairan n kemkembalbali) i) makmaka a yanyang g tertergolgolongong Astika tidak hanya enam aliran filsafat tadi termasuk juga aliran Buddha dan Astika tidak hanya enam aliran filsafat tadi termasuk juga aliran Buddha dan Jaina. Tetapi yang umum disebut Astika adalah Sad Darsana tadi.
Jaina. Tetapi yang umum disebut Astika adalah Sad Darsana tadi.
Filsafat Samkhya Filsafat Samkhya
Perkataan Samkhya terjadi dari dua kata yaitu sam dan khya, sam Perkataan Samkhya terjadi dari dua kata yaitu sam dan khya, sam artinya bersama-sama dan khya berarti bilangan. Samkhya, berarti bilangan artinya bersama-sama dan khya berarti bilangan. Samkhya, berarti bilangan bersama-sama, atau susunan berukuran bilangan. Dalam Samkhya bilangan bersama-sama, atau susunan berukuran bilangan. Dalam Samkhya bilangan mempunyai fungsi-fungsi penting, sebagaimana pula peranan bilangan pada mempunyai fungsi-fungsi penting, sebagaimana pula peranan bilangan pada fils
filsafat afat YunYunaniani. . WalWalaupaupun un ada ada jugjuga a bilbilangangan an yanyang g tidtidak ak tertermasmasuk uk ukuukuranran b
bililanangagan n dadalalam m SaSamkmkhyhya. a. InInti ti pepembmbahahasasan an fifilslsafafat at SaSamkmkhyhya a adadalalahah penciptaan alam semesta dengan segala isinya 25 satwa.
penciptaan alam semesta dengan segala isinya 25 satwa.
Fungsi Bilangan Fungsi Bilangan 1)
1) BilanBilangan satu : agan satu : adalah sdalah simbul dimbul dari Yang Mari Yang Maha Adaha Ada yaitu Tua yaitu Tunggal (nggal (ParamaParama Siwa Sanghyang Widhi). Dalam agama Hindu Yang Maha Ada itu tunggal Siwa Sanghyang Widhi). Dalam agama Hindu Yang Maha Ada itu tunggal (S
(Satatu) u) didigagambmbararkakan n dedengngan an sasatu tu huhururuf f didisesebubut t OmOmkakara ra yayang ng papadada dasarn
dasarnya ya adalah sepuluh adalah sepuluh aksaaksara ra (dasak(dasaksara), setelah sara), setelah disaridisarikan kan menjadmenjadii lima aksara (pancaksara), disarikan lagi menjadi tiga aksara (tryaksara), lima aksara (pancaksara), disarikan lagi menjadi tiga aksara (tryaksara), akh
akhirnirnya ya kemkembalbali i padpada a intintinyinya a semsemula ula padpada a angangka ka satsatu u yaiyaitu tu OmkOmkaraara (aksara tunggal).
(aksara tunggal). 2)
2) BiBilanlangagan n dudua a : : memenununjnjukukkakan n yayang ng sasaliling ng beberbrbededa a yayaititu u RwRwababhihinenedada,, Purusa pradana, centana acetana, adwaya adwayadnyana. Prinsip dua pada Purusa pradana, centana acetana, adwaya adwayadnyana. Prinsip dua pada Samkhya menimbulkan evolusi setelah adanya pertemuan dalam prinsip Samkhya menimbulkan evolusi setelah adanya pertemuan dalam prinsip itu sendiri, membawa perubahan pada
3)
3) BilBilangangan tiga : an tiga : adaadalah billah bilangangan untuan untuk api, sifak api, sifat api t api adaadalah menlah meneranerangi dangi dan dharmanya api adalah membayar 3 x 7 = 21. Merupakan bilangan api dharmanya api adalah membayar 3 x 7 = 21. Merupakan bilangan api te
terbrbesesar ar yayaititu u mamatatahahariri. . AnAngkgka a 21 21 sasama ma ninilalaininya ya dedengngan an 2 2 + + 1 1 = = 3,3, kembali bilangan api. Dalam hubungan upacara agama Hindu terutama di kembali bilangan api. Dalam hubungan upacara agama Hindu terutama di Bali bilangan 3 hampir tidak pernah ketinggalan, sejak bayi lahir sampai Bali bilangan 3 hampir tidak pernah ketinggalan, sejak bayi lahir sampai tua
tua dan dan menmeninginggalgal, , yanyang g jeljelas as makmaksudsudnya nya untuntuk uk menmensucsucikaikan n (me(memarmarii sud
sudha) ha) malmala a (ko(kotortoran an jasjasmanmaniah iah rohrohanianiah) ah) memmembakbakar ar segsegala ala nodnoda a dandan dukha (penderitaan).
dukha (penderitaan). 4)
4) BiBilanlangagan n emempapat t : : adadalalah ah bibilalangngan an memenununjnjukukkakan n pepenjnjururu u / / mamata ta anangiginn (catur desa) dengan di masing-masing penjuru bersthana dewa tertentu. (catur desa) dengan di masing-masing penjuru bersthana dewa tertentu. Kata dewa berasal dari kata div yang berarti bersinar. Dewa adalah sinar Kata dewa berasal dari kata div yang berarti bersinar. Dewa adalah sinar dari Sanghyang Widhi :
dari Sanghyang Widhi : Utara
Utara sthana sthana WisnuWisnu
Timur sthana Iswara
Timur sthana Iswara
Selatan
Selatan sthana sthana BrahmaBrahma Barat
Barat sthana sthana MahadewaMahadewa 5)
5) BilBilangangan lima : an lima : adaadalah bilanlah bilangan dunigan dunia a dendengan keemgan keempat penjupat penjuru ditamru ditambahbah zenit. Kuadrat bilangan 5 adalah
zenit. Kuadrat bilangan 5 adalah 25 merupakan bilangan untuk melukiskan25 merupakan bilangan untuk melukiskan penciptaan dunia sebagai makro kosmos (bhuwana agung) dan sebagai penciptaan dunia sebagai makro kosmos (bhuwana agung) dan sebagai
mikro kosmos (bhuwana alit) dalam ajaran 25 tatwa. mikro kosmos (bhuwana alit) dalam ajaran 25 tatwa. 6)
6) BilBilangangan delapan delapan : an : adaadalah menulah menunjunjukkakkan delapan delapan mata angin dan simn mata angin dan simbolbol kekuatan Sang Hyang Widhi yang digambarkan dengan padma anglayang, kekuatan Sang Hyang Widhi yang digambarkan dengan padma anglayang, yai
yaitu tu gamgambarbaran an bumbumi i berberputputar ar melmelayaayang-ng-laylayang ang di di angangksa ksa menmengitgitariari matahari (surya sewana).
matahari (surya sewana). 7)
7) BilBilangangan sembian sembilan : lan : adaadalah menulah menunjunjukkakkan n 9 luban9 lubang pada badan mang pada badan manusiusia,a, da
dan n jujuga ga beberarrarti ti pipintntu. u. BiBila la didihuhububungngkakan n dedengngan an memeru ru mamaka ka anangkgkaa sembilan menunjukkan bilangan delapan arah mata angin dan ditambah sembilan menunjukkan bilangan delapan arah mata angin dan ditambah de
dengngan an sasatu tu yayaititu u tetengngahah, , jujumlmlah ah titingngkakat t dadariripapada da memeruru, , tetempmpatat menghormati roh para raja-raja penguasa alam dunia.
Bilang
Bilangan-bilan-bilangan angan selanselanjutnyjutnya a adalah pengadaan dari adalah pengadaan dari bilanbilangan gan satusatu sam
sampai pai dendengan gan semsembilbilan an atau atau kelkelipaipatan tan dardari i bilbilangangan-an-bilbilangangan an ituitu, , dandan nilainya adalah jumlah dari masing-masing bilangan.
nilainya adalah jumlah dari masing-masing bilangan. Contoh :
Contoh :
Di candi Borobudur terdapat 504 patung Buddha. Angka 504 nilainya Di candi Borobudur terdapat 504 patung Buddha. Angka 504 nilainya adalah 5 + 0 + 4 = 9. Bilangan sembilan menunjukkan Yang Maha adalah 5 + 0 + 4 = 9. Bilangan sembilan menunjukkan Yang Maha Ada atau Adi Buddha dalam ajaran Buddha.
Ada atau Adi Buddha dalam ajaran Buddha.
Cetana dan Acetana Cetana dan Acetana
Filsafat Samkhya pada dasarnya memulai dari pembahasan Cetana dan Filsafat Samkhya pada dasarnya memulai dari pembahasan Cetana dan Acetana yaitu hakikat dua unsur yang mempunyai kesamaan keutamaannya, Acetana yaitu hakikat dua unsur yang mempunyai kesamaan keutamaannya, gaib tiada terkena dari suka dan
gaib tiada terkena dari suka dan duka duniaduka duniawi. Ia wi. Ia ada tanpa diciptakada tanpa diciptakan atauan atau tanpa sebab, dinamai Cetana dan Acetana di dalam Sastra. Dua unsur inilah tanpa sebab, dinamai Cetana dan Acetana di dalam Sastra. Dua unsur inilah yang menjadi awal daripada penciptaan
yang menjadi awal daripada penciptaan. . CetanCetana a dan Acetana itu dan Acetana itu adalah duauadalah duau nsur yang saling bertentangan, Cetana adalah unsur kesadaran yang kekal. nsur yang saling bertentangan, Cetana adalah unsur kesadaran yang kekal. Sedan
Sedangkan Acetana gkan Acetana adalah kebingunadalah kebingungan gan atau atau ketidaketidaksadaksadaran ran yang bersifatyang bersifat awi
awidyadya. . PerPertemtemuan uan CetCetana ana dan dan AcetAcetana ana ituitu, , menmenimbimbulkulkan an sessesuatuatu u yanyangg b
berersisifafat t jajasmsmananiaiah. h. TeTetatapi pi jijika ka kekedudua a CeCetatana na dedengngan an AcAcetetanana a titidadak k men
mengadgadakaakan n perpertemtemuanuan, , makmaka a dundunia ia dendengan gan segsegala ala isiisinya nya tak tak akaakan n adaada.. Cetana dengan Acetana itu
Cetana dengan Acetana itu juga disebujuga disebut t Siwa Tattwa dengan Majatatwa, atauSiwa Tattwa dengan Majatatwa, atau sek
sekala ala dendengan gan nisniskalkala. a. CetCetana ana itu itu terbterbagi agi laglagi i menmenjadjadi i tigtiga a bagbagian ian yaiyaitutu masing-masing sebagai berikut :
masing-masing sebagai berikut : aa)) PPararaammaassiwiwaa
b
b)) SSadadaassiiwwaa cc)) SSiiwwaa
a)
a) PaPararamamasisiwawa-T-Tatattwtwaa Ya
Yang ng pepertrtamama a inini i didisesebubut t PaParamrama a – – SiSiwa wa yayaititu u yayang ng mamasisih h susucici nirguna, adalah yang kekal selama-lamanya, tidak tunduk oleh ruang tempat nirguna, adalah yang kekal selama-lamanya, tidak tunduk oleh ruang tempat
dan waktu, hidup tak mengenal mati, ingat tak mengenal lupa, ialah yang dan waktu, hidup tak mengenal mati, ingat tak mengenal lupa, ialah yang disebut dengan Ida Sanghyang Widhi (Tuhan Yang Maha
disebut dengan Ida Sanghyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa).Esa).
b)
b) SaSadadasisiwawa-T-Tatattwtwaa
Yang kedua disebut Sada-Siwa yaitu bertingkatan di bawah Parama Yang kedua disebut Sada-Siwa yaitu bertingkatan di bawah Parama Siswa tersebut di atas adalah juka kekal, tidak hidup tidak mati. Tidak ingat Siswa tersebut di atas adalah juka kekal, tidak hidup tidak mati. Tidak ingat dan tak
dan tak lupa (Sagunlupa (Saguna a BrahmBrahma), tersebut sebagai Ida a), tersebut sebagai Ida Sang Hyang Widhi yangSang Hyang Widhi yang mempu
mempunyai nyai sifat-sifat-sifat sifat kemahkemahakuasakuasaan-Nya aan-Nya yang yang disebdisebut ut PadmaPadmasana sana yaituyaitu simbo
simbol l daripdaripada ada segalsegala a macam macam kemahkemahakuasakuasaan aan bersubersusun-ssun-susun usun bagaibagaikanakana kelopak daunnya bunga teratai. Karena dia menempati yaitu yang bagaikan kelopak daunnya bunga teratai. Karena dia menempati yaitu yang bagaikan bunga teratai terus
bunga teratai terus dinamai Padmasana. dinamai Padmasana. Padmasana (tempat kPadmasana (tempat kedudukan yanedudukan yangg menyerupai bunga teratai) dinamai Cadu Sakti (catur sakti) yaitu :
menyerupai bunga teratai) dinamai Cadu Sakti (catur sakti) yaitu : 1)
1) JJnanana na sasaktktii 2)
2) WWibibhhu u sasaktktii 3)
3) PPrarabbhu hu sasakktiti 4)
4) KrKriyiya a ssakaktiti
1)
1) JJnanana na SaSaktktii
Berarti maha tahu. Segala kejadian di dunia skala niskala diketahui Berarti maha tahu. Segala kejadian di dunia skala niskala diketahui semuanya, dilihat, didengar, dipikirkan. Karena itu Jnana sakti ini berisikan semuanya, dilihat, didengar, dipikirkan. Karena itu Jnana sakti ini berisikan tiga unsur yaitu :
tiga unsur yaitu : a.
a. DuradDuradarsana : arsana : melihamelihat segala t segala sesusesuatu yanatu yang tak mg tak mungkungkin diin dilihat ollihat oleh oraeh orang.ng. b.
b. DurasDurasrawa : mrawa : mendenendengar apa ygar apa yang taang tak mungk mungkin, dkin, didengidengar oleh ar oleh orangorang.. c.
c. DurajnDurajnana : ana : memikmemikirkan airkan apa yanpa yang tak g tak dapat dapat dipikdipikirkan oirkan oleh oleh orang.rang.
2)
Ber
Berarti arti sifsifat at MahMaha a Ada Ada mermeresaesap p memmemenuenuhi hi bhubhuwanwana, a, tiatiada da temtempatpat yang tiada dipenuhi oleh-Nya di mana-mana Dia selalu ada (wyapi-wyapaka). yang tiada dipenuhi oleh-Nya di mana-mana Dia selalu ada (wyapi-wyapaka). Kekosongan ruang angkasa dipenuhi oleh wujudnya yang Maha Sukma itu. Kekosongan ruang angkasa dipenuhi oleh wujudnya yang Maha Sukma itu.
3)
3) PPrrababhu Shu Sakakttii Ber
Berarti arti sifsifatnatnya ya MahMaha a KuaKuasa sa sebsebagaagai i penpencipcipta ta (Utp(Utpetieti), ), pempemeliheliharaara (S
(Sththititi) i) dadan n dadapapat t memengnghihilanlangkgkan an ataatau u memengnghahancncururkakan n sesegagala la isisi i alalamam (Bralina).
(Bralina).
4
4)) KKrryya Sa Saakkttii
Berarti Maha Karya, dapat melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya. Berarti Maha Karya, dapat melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya. Ini berisikan delapan unsur yaitu yang dikenal dengan nama ”Asta Eswarya”. Ini berisikan delapan unsur yaitu yang dikenal dengan nama ”Asta Eswarya”. aa)) AAnniimma a : : kkekekuuatataan n uunnttuuk k mmenengguubbaah h ddiiri ri sseekkececiil l aattoom m ddaan n ddaappaatt
berhubungan dengan barang-barang yang terkecil sekalipun. berhubungan dengan barang-barang yang terkecil sekalipun. b
b)) LaLagigima ma : : kekekukuatatan an memengngububah ah babadadan n memenjnjadadi i rinringagan n sesehihingngga ga dadapapatt terbang sebagai kapas terbawa oleh angin, demikian juga ia berat terbang sebagai kapas terbawa oleh angin, demikian juga ia berat seberat- beratnya.
beratnya. c)
c) MaMahihima ma : : kekekukuatatan an ununtutuk k memenjnjadadikikan an didiriri-Ny-Nya a tutujujuan an umumatat, , di di mamana na--mana.
mana. d)
d) PrPrapapti ti : : kekekukuatatan an ununtutuk k memencncapapai ai jajarak rak sesejaujauh-jh-jauauhnhnyaya. . TiTidadak k tutundnduk uk kepada tempat, ruang dan waktu ia seketika ada.
kepada tempat, ruang dan waktu ia seketika ada. e)
e) PraPrakamkamia : ia : kemkemauaauan n untuntuk menguk menginginginkinkan segalan segala a sessesuatuatu ia u ia serserba jeniba jenis,s, tidak tunduk oleh umur tua muda besar kecil.
tidak tunduk oleh umur tua muda besar kecil. f)
f) IsiIsitwa : kekutwa : kekuataatan mengn menguasuasai dan menai dan mencipciptaktakan, menan, menguaguasai alam susai alam surga danrga dan neraka.
neraka. g)
g) WasWastwa : twa : kekkekuatuatan memeran memerintintah segalah segala a sessesuatuatu, tidak tunu, tidak tunduk oleduk oleh kodrah kodratt lahir-h
lahir-hidup-midup-mati pendeknya ia ati pendeknya ia ada di ada di bumibumi, , air, cahaya, angin, dan air, cahaya, angin, dan langilangitt tidak terbakar oleh api. Tidak basah oleh air karena ia adalah air.
h)
h) YatrakYatrakamawasamawasayitwa : keayitwa : kekuatan ukuatan untuk mentuk menentunentukan, tidkan, tidak ada yang dak ada yang dapatapat men
menententang ang kehkehendendak ak dan dan kodkodrat-rat-NyaNya, , segsegala ala yanyang g telatelah h ditditakdakdirkirkanan b
berlerlakaku, u, dedengngan an tatak k adada a sesesusuatatu u kekekukuatatan an apapa a pupun n yayang ng mumungngkikinn menghalangi-Nya.
menghalangi-Nya. Demik
Demikianlah delapan ianlah delapan sifat keagungasifat keagungan n Ida Ida SanghSanghyang Widhi yang Widhi Wasa,Wasa, Sa
Sada da SiSiwa wa (s(sagagununa a BrBrahahmama) ) didisisimpmpululkakan n dedengngan an sisingngasasanana a teteraratataii (padmasana) yang berdaun kelopak delapan (astadala) merupakan lambang (padmasana) yang berdaun kelopak delapan (astadala) merupakan lambang daripada kemahakuasaan-Nya menguasai dan mengatur alam semesta beserta daripada kemahakuasaan-Nya menguasai dan mengatur alam semesta beserta makhluk –makhluk di dalamnya.
makhluk –makhluk di dalamnya.
c)
c) SiSiwa (wa (SiSiwawatmtma – Taa – Tattttwawa))
Yang ketiga setelah Sadasiwa yaitu tingkatan di bawahnya dinamai Yang ketiga setelah Sadasiwa yaitu tingkatan di bawahnya dinamai Siwadm
Siwadma a atau atau disebdisebut ut juga Sanghyanjuga Sanghyang g MahasiMahasiratatwratatwa, a, SanghSanghyang Darma,yang Darma, San
Sanghyghyang ang JagJagatkatkaranarana, a, SanSanghyghyan an IcaIcana, na, dan dan SanSanghyghyang ang RudRudra. ra. MulMulaiai disinilah pengaruh dunia yiatu seperti lupa, bingung dan lain sebagainya yang disinilah pengaruh dunia yiatu seperti lupa, bingung dan lain sebagainya yang disebut Acecana, timbul sebagai pengaruh sifat-sifat tattwa-tattwa berikutnya. disebut Acecana, timbul sebagai pengaruh sifat-sifat tattwa-tattwa berikutnya. Tattwa
Tattwa-tattwa berikutn-tattwa berikutnya ya yang dimaksuyang dimaksudkan di dkan di sini ialah sini ialah PurusPurusattwa yangattwa yang ditimbulkan oleh pertemuan antara Siwa dan Maya.
ditimbulkan oleh pertemuan antara Siwa dan Maya.
Purusa dan Pradana Tattwa Purusa dan Pradana Tattwa
Sesudah selesai pertemuannya Siwa dengan Maya maka muncullah Sesudah selesai pertemuannya Siwa dengan Maya maka muncullah dari pada-Nya apa yang disebut Purusa dan Pradana Tattwa yang tampaknya dari pada-Nya apa yang disebut Purusa dan Pradana Tattwa yang tampaknya terwuj
terwujud ud tungtunggal gal memenmemenuhi uhi selurseluruh uh ruangruangan an alam ini alam ini bersifbersifat at RwabRwabhinedhineda.a. Pu
Pururusa sa ititu u adadalaalah h AtAtmaman n yayang ng seselalalu lu hihidudup p kekekakal l ababadadi i titidadak k pepernrnahah menga
mengalami lami mati. Pradhana (Prakrti) itu mati. Pradhana (Prakrti) itu merupmerupakan badannya Purusa yangakan badannya Purusa yang mempunyai sifat mati atau berganti. Antara Purusa dan Pradhana terdapat mempunyai sifat mati atau berganti. Antara Purusa dan Pradhana terdapat kekuatan saling tari-menarik (magnitisme) yang memang telah ada pada setiap kekuatan saling tari-menarik (magnitisme) yang memang telah ada pada setiap prakrti, yaitu bagaikan hubungan antara elektron dan proton pada aliran listrik. prakrti, yaitu bagaikan hubungan antara elektron dan proton pada aliran listrik. Pertemuan elektron dengan ploton menimbulkan api listrik, demikian pula Pertemuan elektron dengan ploton menimbulkan api listrik, demikian pula pertemuannya Purusa dengan Prakrti menimbulkan sesuatu wujud.
Citta dan Triguna Citta dan Triguna
Telah disebut bahwa Purusa adalah Jnana swabhawa wruh tan keneng Telah disebut bahwa Purusa adalah Jnana swabhawa wruh tan keneng lupa atau dengan kata lain. purusa adalah Maha Tahu (sadar). Dalam bentuk lupa atau dengan kata lain. purusa adalah Maha Tahu (sadar). Dalam bentuk kej
kejiwaiwaan an ia ia adaadalah lah spspiritiritual ual dan dan segsegala ala gejgejal al psipsikis yang kis yang tertermasmasuk uk benbendada p
penengagalalamaman n ililmu mu jijiwawa. . JaJadi di ororgagan-n-ororgagan n atatau au alalatat-al-alat at mamateteri ri (p(prakrakrtrti)i) mendapatkan gejala-gejala psikis ini dari dalam dan mengadakan citta.
mendapatkan gejala-gejala psikis ini dari dalam dan mengadakan citta.
Maka yang terlahir dari spiritual dan material membawa pula Maka yang terlahir dari spiritual dan material membawa pula sifat-sifatnya yaitu kebendaan dan kejiwaan yang menurut Samkhya sudah ada sifatnya yaitu kebendaan dan kejiwaan yang menurut Samkhya sudah ada pa
pada da sebsebab ab (sa(satkatkaryaryavadvada) a) yaiyaitu tu kenkenyatyataanaan-per-perististiwa iwa dan dan anganggapgapan. an. TigTigaa faktor sifat-sifat itu adalah :
faktor sifat-sifat itu adalah : 1)
1) YanYang g menmenjadjadi i sebsebab adanyab adanya a anganggapgapan (sebuan (sebutantan), ), mismisalnalnya api ya api menmenjiljilatat rumah penduduk. Hal yang demikian, kebakaran.
rumah penduduk. Hal yang demikian, kebakaran. 2)
2) YanYang menjag menjadi sebab adadi sebab adanya perinya perististiwa itu misalwa itu misalnya kelunya keluargarga a itu kareitu karenana lengah menaruh pelita di dalam rumah.
lengah menaruh pelita di dalam rumah. 3)
3) KenKenyatyataan : aaan : adaldalah akah akibaibat dart dari 1 di 1 dan 2.an 2. Ha
Hal l yayang ng teterururarai i di di ataatas s inini i didipapandndanang g dadari ri sesegi gi kekebebendndaaaannnnyaya.. Selanj
Selanjutnyutnya a jika ada jika ada tiga faktor sifat tersebut di tiga faktor sifat tersebut di atas tentu ada atas tentu ada asalnyasalnya. Inilaha. Inilah prakerti si pemberi sifat khas kepada citta.
prakerti si pemberi sifat khas kepada citta.
Jadi tiap-tiap kejadian hanya pernyataan dari ada sebab digambarkan Jadi tiap-tiap kejadian hanya pernyataan dari ada sebab digambarkan oleh citta yang terlahir dari spiritual dan material itu.
oleh citta yang terlahir dari spiritual dan material itu.
Citta dapat digambarkan, mengambil macam-macam rupa, sehingga Citta dapat digambarkan, mengambil macam-macam rupa, sehingga ru
rupapa-ru-rupa pa yayang ng terterjajadi di ititu u memenynyususun un vrvritittitis s (g(geraerakakan-n-gegerarakakan n pipikikiranran).). Gerakan
Gerakan-geraka-gerakan n pikirpikiran an itu itu dapat diubah, dapat diubah, perubperubahan-pahan-perubaaerubaan n itu itu disebdisebutut gel
gelombombangang-ge-gelomlombanbang g pikpikiran iran atau atau kiskisaranaran-kis-kisaraaran n pikpikirairan. n. KalKalau au citcittata me
memimikikirkrkan an tetentntanang g kekebabakakararan n mamaka ka gegelolombmbanang g pipikikiraran n (v(vritrittitis) s) hahall ke
kebabakakaran ran teterbrbenentutuklklah ah dadalalam m laulautatan n cicitttta a ititu. u. GeGelolombmbanang g pipikikiraran n hahall kebakaran itu akan berangsur-angsur surut, jika citta telah memikirkan hal-hal kebakaran itu akan berangsur-angsur surut, jika citta telah memikirkan hal-hal yang lain sehingga muncul vrittis yang baru.
Hal ini mungkin dapat dibandingkan dengan pita tape rekorder yang Hal ini mungkin dapat dibandingkan dengan pita tape rekorder yang jika hendak merekam suara baru, maka suara yang lama hilang saja dengan jika hendak merekam suara baru, maka suara yang lama hilang saja dengan
sen
sendirdirinyinya. a. SebSebagaagaimaimana na di di ataatas s teltelah ah diudiuraikraikan, an, bahbahwa wa citcitta ta terterlahlahir ir dardarii Samyo
Samyoganyganya a purupurusan san dan dan prakrtprakrti i yang bagaikan hubungan positif denganyang bagaikan hubungan positif dengan negatif mempunyai kekuatan daya tahan menarik. Pertemuannya inilah yang negatif mempunyai kekuatan daya tahan menarik. Pertemuannya inilah yang disebut Samyoga.
disebut Samyoga. Evo
Evoluslusi i dimdimulai ulai setsetelah elah adaadanya nya SamSamyogyoga a yanyang g dendengan gan sensendirdirinyinyaa men
mengubgubah ah keskeseimeimbanbangan gan semsemula ula dan dan berberubaubahlahlah h menmenjadjadi i gergerak. ak. UntUntuk uk terjadinya Samyoga itu berlakulah asas salingu berhubungan yang berdasarkan terjadinya Samyoga itu berlakulah asas salingu berhubungan yang berdasarkan huku
hukum m sifat tarik-mensifat tarik-menarik. Pemberi sifat arik. Pemberi sifat tarik-mtarik-menarik (magnit) itu enarik (magnit) itu telah adatelah ada pula pada setiap prakrti (materi) yang selalu bekerja berputar berbeda arah pula pada setiap prakrti (materi) yang selalu bekerja berputar berbeda arah
satu sama lain sesuai dengan asas kontradiksi, itulah Triguna. satu sama lain sesuai dengan asas kontradiksi, itulah Triguna. Tri guna adalah yaitu :
Tri guna adalah yaitu :
Sattwam (satwika), Rajas (Rajasika) dan Tamas (Tamasika) Sattwam (satwika), Rajas (Rajasika) dan Tamas (Tamasika) 1)
1) SattwaSattwam (Satwim (Satwika) : beraka) : berasal dari sal dari kata sat dkata sat dengan engan twa. Sat btwa. Sat berarti beerarti benar dannar dan twa berarti mempunyai sifat. Sattwa berarti sifat benar. Disini berarti sifat twa berarti mempunyai sifat. Sattwa berarti sifat benar. Disini berarti sifat ringan bagi benda dan sifat baik bagi makluk hidup.
ringan bagi benda dan sifat baik bagi makluk hidup. 2)
2) RajRajas (Rajaas (Rajasiksika) : a) : berberasaasal l dardari i katkata Raj a Raj yanyang berartg berarti i menmengengendalidalikan (katkan (kataa raja bahasa Indonesia berasal dari kata Raj tersebut, di atas berarti yang raja bahasa Indonesia berasal dari kata Raj tersebut, di atas berarti yang mengendalikan.
mengendalikan.
Disini Rajas berarti sifat yang menjadi penggerak dari segala benda yang Disini Rajas berarti sifat yang menjadi penggerak dari segala benda yang ad
ada a dadalam lam alaalam m sesememeststa, a, dadan n babagi gi mamakhkhluluk k hihidudup p beberarrarti ti sisifat fat yayangng me
membmberi eri kekekukuatatan an ununtutuk k memengngerjerjakakan an sesesusuatatu u ataatau u kekekukuatatan an yayangng menyebabkan makhluk atif dalam hidupnya. Sifat-sifat Rajas bergerak, menyebabkan makhluk atif dalam hidupnya. Sifat-sifat Rajas bergerak, be
bekerkerja ja sansangat gat dibdibutuutuhkahkan n dewdewasa asa ini ini bagbagi i kepkepententingingan an pempembanbangungunanan negara, karena dengan banyak omong dan hanya teori di atas meja tak negara, karena dengan banyak omong dan hanya teori di atas meja tak akan dapat menyelesaikan cita-cita menuju masyarakat adil dan makmur akan dapat menyelesaikan cita-cita menuju masyarakat adil dan makmur (no great work can be sachieved by humbug).
(no great work can be sachieved by humbug). 3)
3) TamTamas (Tamas (Tamasiasika) : ka) : berberasaasal dari kata Sansl dari kata Sanskerkerta Tam yang berta Tam yang berarti suarti susahsah atau gelap. Tamas, artinya sifat yang menyebabkan segala makhluk di atau gelap. Tamas, artinya sifat yang menyebabkan segala makhluk di
dalam kegelapan atau kemalasan, bagi benda mati Thamas berarti sifat, dalam kegelapan atau kemalasan, bagi benda mati Thamas berarti sifat, yan
yang g menmenyebyebabkabkan an benbenda da itu itu lamlamban ban (st(statiatis s ataatau u tak tak berbergergerak)ak). . JadJadii jelas
jelaslah bahwa Tamas lah bahwa Tamas bersibersifat amerih fat amerih sukasukaning awak tan ning awak tan ton laraning lenton laraning len (me
(menghnghendendaki aki keskesenaenangangan n dirdiri i sensendirdiri i tantanpa pa melmelihat ihat keskesusausahan han oraorangng lain).
lain).
Rajas dan Tamas lebih menguasai Ksipta (kegusaran dan kecemasan). Rajas dan Tamas lebih menguasai Ksipta (kegusaran dan kecemasan). Karenanya jika Sattwam ketenteraman disimbolkan dengan warna putih, maka Karenanya jika Sattwam ketenteraman disimbolkan dengan warna putih, maka Raj
Rajas as disdisimbimbolkolkan an dendengan gan warnwarna a mermerah ah dan dan TamTamas as disdisimbimbolkolkan an dendengangan warna hitam (Kegelapan).
warna hitam (Kegelapan).
Mahat Buddhi Mahat Buddhi
Hasil dari gerak pertama yang kita sebut evolusi, karena rwabhineda Hasil dari gerak pertama yang kita sebut evolusi, karena rwabhineda tad
tadi i menmenimbimbulkulkan an suasuatu tu benbenih ih mahmaha a besbesar ar (ma(mahathat) ) yanyang g memmembawbawa a suasuatutu unsur kesadaran. Setelah mahat (buddhi) mendapatkan sifat-sifatnya saling unsur kesadaran. Setelah mahat (buddhi) mendapatkan sifat-sifatnya saling mem
mempenpengargaruhi uhi satsatu u dendengan gan yanyang g lain lain bagbagaikaikan an kabkabel, el, bohbohlamlam, , dan dan alialiranran listri
listrik k yang ketiga-tigayang ketiga-tiganya nya adalah memegang peranan adalah memegang peranan pentipenting, ng, baik, bohlam,baik, bohlam, kabel, maupun aliran listirk, jika satu di antaranya rusak maka ia tak dapat kabel, maupun aliran listirk, jika satu di antaranya rusak maka ia tak dapat menyala. Demikianlah Buddhi mempunyai sifat wikerta, rejasa, dan butadi menyala. Demikianlah Buddhi mempunyai sifat wikerta, rejasa, dan butadi yang kegunaannya sama dengan Sattwam, Rajas dan Tamas tersebut di atas. yang kegunaannya sama dengan Sattwam, Rajas dan Tamas tersebut di atas. Karena ia memberi kesadaran, maka ia disebut : Buddhi di mana Satwam Karena ia memberi kesadaran, maka ia disebut : Buddhi di mana Satwam menduduki tempat yang terbesar. Mahat (Buddhi), dapat diumpamakan air menduduki tempat yang terbesar. Mahat (Buddhi), dapat diumpamakan air laut yang ditiup angin bergelombang. Matahari di atas kelihatan bayangannya laut yang ditiup angin bergelombang. Matahari di atas kelihatan bayangannya b
bereromombabak k jujuga ga papada da hahal l mamatatahahari ri ititu u tetetatap p titidadak k bebergrgoyoyanang g sesebabagagaii bayangannya di air.
bayangannya di air. De
Demimikikiananlah lah dadalalam m SaSamkmkhyhya a YoYoga ga babahwhwa a YoYoga ga ititu u beberturtujujuanan menghilangkan gelombang-gelombang itu. Tahap yang harus dilalui dalam menghilangkan gelombang-gelombang itu. Tahap yang harus dilalui dalam berusaha menghilangkan gejolak budhi itu dalam hal ini ada lima tingkatan berusaha menghilangkan gejolak budhi itu dalam hal ini ada lima tingkatan
yang disebut Citta Bhumi yaitu : yang disebut Citta Bhumi yaitu :
1.
1. KsiKsipta : (gusapta : (gusar) di mana pikir) di mana pikiran tidran tidak tetaak tetap, karep, karena alamna alamnya diknya dikuasuasaiai oleh kedua-duanya baik rajas maupun tamas.
2.
2. MuMudhdha a : : (b(bododoHoH0 0 di mandi mana a sesegagala sesula sesuatatu u tatak k dadapapat t diditatangngkakap p ololeheh pi
pikirkiran, an, sersering ing linlingluglung, ng, bagbagaikaikan an seoseoranrang g yanyang g amaamat t bodbodoh oh karkarenaena alamnya dikuasai sendiri oleh Tamas.
alamnya dikuasai sendiri oleh Tamas. 3.
3. VikViksipsipta : ta : (ka(kacaucau) ) karkarena alamena alamnya diknya dikuasuasai oleh Rajaai oleh Rajas sends sendiri yangiri yang berlaku sebagai pengemudi bergerak maju tetapi tak menentu tujuan.
berlaku sebagai pengemudi bergerak maju tetapi tak menentu tujuan. 4.
4. EkagrEkagra : konsa : konsentrasentrasi pikiri pikiran dapat tan dapat terpuserpusat serta telat serta telah dapaah dapat mengut menguasaiasai suka duka di dunia ini, karena telah dikuasai oleh Sattwam.
suka duka di dunia ini, karena telah dikuasai oleh Sattwam. 5.
5. NirudNiruddha : (kdha : (ketenanetenangan) kgan) kekuasekuasaan Sataan Satwam yawam yang mung mutlak ditlak dimana pmana padaada tingkatan ini manusia misalnya dapat membedakan dirinya dengan tingkatan ini manusia misalnya dapat membedakan dirinya dengan subjek-subjeknya.
subjeknya.
1)
1) DaDasa sa IIndndririaa
Dalam proses penciptaan setelah timbul unsur-unsur di atas kemudian Dalam proses penciptaan setelah timbul unsur-unsur di atas kemudian barulah timbul Dasa Indria yaitu sepuluh sumber Indria yang terbadi dua barulah timbul Dasa Indria yaitu sepuluh sumber Indria yang terbadi dua
menjadi Panca Budhi Indria dan Panca Karma Indria. menjadi Panca Budhi Indria dan Panca Karma Indria. 1)
1) PaPancnca Ba Bududhi hi InIndrdriaia a.
a. SroSrota ta indindria ria = = RanRangsagsang ng penpendendengar gar b.
b. TwaTwak k indindria ria = = RanRangsagsang ng perperasaasa c.
c. CaCaksksu u inindrdria ia = = RaRangngsasang ng pepelilihahatt d.
d. JihJihwa wa indindria ria = = RanRangsagsang ng penpengecgecapap e.
e. GrGranana a inindrdria ia = Ra= Rangngsasang ng pepencnciuiumm
2)
2) PaPancnca Kaa Karmrma Ina Indrdriaia a.
a. WaWak k inindrdria ia = = PePengnggegerarak k mumululutt b.
b. PanPani i indindria ria = = PenPenggeggerak rak tantangangan c.
c. PaPada da inindrdria ia = = PePengnggegerarak k kakakiki d.
d. PayPayu u indindria ria = = PenPenggeggerak rak dubdubur ur / / pelpelepaepasansan e.
Setelah timbu
Setelah timbul l indriaindria-indri-indria a kemudkemudian timbul : ian timbul : Panca Tan Matra Panca Tan Matra yaituyaitu lima benih alam :
lima benih alam : a.
a. SaSabdbda a tatan n mamatra tra = = BeBeninih h susuararaa b
b.. SSppaarrssa a ttaan n mmaattrraa = = BBeenniih h rraassa a sseennttuuhhaann c.
c. RupRupa a tan tan matmatra ra = = BenBenih ih penpengliglihathatanan d.
d. RaRasa sa tatan n mamatrtra a = = BeBeninih h rarasasa e.
e. GanGandha dha tan tan matmatra ra = = BenBenih ih penpenciuciumanman
Dari unsur-unsur Panca tan Matra inilah kemudian timbul unsur-unsur Dari unsur-unsur Panca tan Matra inilah kemudian timbul unsur-unsur benda materi yang nyata yang dinamai Panca Maha Bhuta.
benda materi yang nyata yang dinamai Panca Maha Bhuta. aa.. AAkkaassa a = = EEtthheer r
b
b.. BaBayu yu = = GaGas, s, ududararaa c.
c. TeTeja ja = = SiSinanar, r, papananass d.
d. ApApah ah = = ZZat at cacair ir e.
e. PrPratatiwiwi i = = ZaZat t papadadatt
Dari kelima unsur-unsur alam inilah kemudian terbentuk parama anu Dari kelima unsur-unsur alam inilah kemudian terbentuk parama anu (atom) yang mengalami evolusi sampai kemudian terbentuk alam semesta (atom) yang mengalami evolusi sampai kemudian terbentuk alam semesta yang terdiri dari Brahmanda. Brahmanda yaitu planet-planet seperti matahari, yang terdiri dari Brahmanda. Brahmanda yaitu planet-planet seperti matahari, bulan, bumi, dan bintang-bintang lainnya. Panca Maha Butha ini pula yang bulan, bumi, dan bintang-bintang lainnya. Panca Maha Butha ini pula yang
men
menjadjadikan ikan unsunsur ur badbadan an manmanusiusia a (mi(mikrokrokoskosmos mos = = bhubhuwanwana a alialit). t). DalDalamam filsafat Samkhya ini Tuhan tidak begitu dibahas karena dinilai tidak perlu, filsafat Samkhya ini Tuhan tidak begitu dibahas karena dinilai tidak perlu, sehingga filsafat Samkhya disebut juga ajaran Micro Iswara Samkhya.
sehingga filsafat Samkhya disebut juga ajaran Micro Iswara Samkhya.
Filsafat Yoga Filsafat Yoga
Yoga berasal dari kata Yuj artinya menghubungkan diri. Yoga berarti Yoga berasal dari kata Yuj artinya menghubungkan diri. Yoga berarti jalan atau proses, cara manusia menghubungkan jiwa atau atmannya yang suci jalan atau proses, cara manusia menghubungkan jiwa atau atmannya yang suci dengan Parama atma (Tuhan). Sehingga bersatu kepada-Nya. Filsafat Yoga dengan Parama atma (Tuhan). Sehingga bersatu kepada-Nya. Filsafat Yoga
dis
disponponsorsori i oleoleh h PatPatanjanjaliali. . DalDalam am hal hal ini ini metmethafhafisiisika ka dan dan evoevoluslusi i kejkejadiadianan dunia ini Yoga sama dengan ajaran Samkhya, dengan menambah kepercayaan dunia ini Yoga sama dengan ajaran Samkhya, dengan menambah kepercayaan bahwa ada Tuhan yang menciptakan Purusa dan Prakrti. Hal penting dalam bahwa ada Tuhan yang menciptakan Purusa dan Prakrti. Hal penting dalam sistem filsafat Yoga adalah tentang praktek yoga dilakukan untuk mencapai sistem filsafat Yoga adalah tentang praktek yoga dilakukan untuk mencapai Wiweka Jnyana yaitu pengetahuan untuk membedakan jiwa dengan bukan Wiweka Jnyana yaitu pengetahuan untuk membedakan jiwa dengan bukan jiwa. Yoga mempunyai praktek tingkat-tingkat pelaksanaan mental (citta urtti jiwa. Yoga mempunyai praktek tingkat-tingkat pelaksanaan mental (citta urtti niroddha), untuk mencapai keadaan moksa ada lima tingkat mental disebut niroddha), untuk mencapai keadaan moksa ada lima tingkat mental disebut Citta Bhumi yaitu :
Citta Bhumi yaitu : 1
1)) KKssiippttaa 2
2)) MMuuddhhaa 3
3)) VViikkssiippttaa 4
4)) EEkkaaggrraa 5
5)) NNiirruuddhhaa
Ksipta, Mudha, dan Viksipta adalah masih dalam keadaan konsentrasi Ksipta, Mudha, dan Viksipta adalah masih dalam keadaan konsentrasi pikiran pada sesuatu objek, sedangkan Ekagra dan Nirudha adalah konsentrasi pikiran pada sesuatu objek, sedangkan Ekagra dan Nirudha adalah konsentrasi
ya
yang ng tetelalah h sesempmpururnana. . TiTiga ga dadariripapada da yayang ng didisesebubut t pepertrtamama a didinanamamai.i. Sa
Sampmprarajnjnatata a dadan n dudua a dadari ri yayang ng lalaininnynya a didisesebubut t bebelalakakangngan an didinanamamaii Asamprajanata.
Asamprajanata.
Di samping lima tahap tersebut di a
Di samping lima tahap tersebut di atas, yoga juga mengajarkan delapantas, yoga juga mengajarkan delapan jalan untuk melakukan yoga yang disebut Astangga Yoga.
jalan untuk melakukan yoga yang disebut Astangga Yoga. 1.
1. YaYamma (a (lalararangnganan))
Yaitu suatu disiplin penahanan diri terhadap keinginan atas nafsu, Yama Yaitu suatu disiplin penahanan diri terhadap keinginan atas nafsu, Yama terdiri dari :
terdiri dari : a.
a. AhAhimimsa sa : : titidadak k memenynyikiksa sa (m(memembubununuh)h). . JaJangngananlalah h memenynyikiksa sa atatauau membunuh sesama makhluk dan jangan berbuat yang menyakiti hati membunuh sesama makhluk dan jangan berbuat yang menyakiti hati orang lain.
orang lain. b
b.. SSaattyya a : : ppuuppuukkllaah h kkeejjuujjuurraann, , ppaannttaanng g kkeeppaadda a kkeebbuurruukkaann,, kembangkanlah kebenaran.
kembangkanlah kebenaran. c.
d
d.. ApApararigigraraha ha : : jajanngagan n lolobba, a, bbatatasasi i ddiriri, i, ppadada a kkebebaiaikkananlalah h seselalalulu menempatkan diri, makanlah makanan yang sewajarnya dan jangan menempatkan diri, makanlah makanan yang sewajarnya dan jangan sekali-kali minum yang memabukan.
sekali-kali minum yang memabukan. e.
e. BrahmBrahmacarya : acarya : ArtinyArtinya dalam a dalam keadakeadaan belan belum kaum kawin / win / tidak tidak kawin kawin yaituyaitu tid
tidak ak menmengobgobral ral nafnafsu. su. BraBrahmahmacarycarya a jugjuga a dimdimaksaksudkudkan an tintingkagkatantan hidup manusia yaitu untuk mengikuti pelajaran.
hidup manusia yaitu untuk mengikuti pelajaran. Tingkatan-tingkatan lainnya adalah sebagai berikut : Tingkatan-tingkatan lainnya adalah sebagai berikut : a.
a. Sukla Sukla brahmbrahmacari : acari : tidak tidak kawin kawin sama sama sekali sekali sampasampai tua di tua dan maan mati.ti. b.
b. Sewala bSewala brahmacrahmacarya kawarya kawin hanin hanya satya satu kali u kali dengadengan seoran seorang isng istri.tri. c.
c. TrsTrsna brahna brahmacmacaryarya : a : kawkawin lebiin lebih dari satu kalh dari satu kali yaitu poli yaitu poligaigami. Karemi. Karenana memerlukan keturunan dan seizin istri pertama.
memerlukan keturunan dan seizin istri pertama.
2
2.. NNiiyyaammaa Su
Sururuhahan n ununtutuk k beberdrdisisipiplilin, n, beberaradadab b yayang ng babaik ik dedengngan an mememumupupuk k kebiasaan-kebiasaan baik. Niyama terdiri dari :
kebiasaan-kebiasaan baik. Niyama terdiri dari : a.
a. SauSaucha : (pembcha : (pembersersihaihan luar dalamn luar dalam) yaitu pem) yaitu pemberbersihsihan badaan badan jasman jasmanini dengan jalan mandi dan makan yang murni sebagai langkah kebersihan dengan jalan mandi dan makan yang murni sebagai langkah kebersihan lahir. Kebersihan dalam yaitu kebersihan rohani jalannya yaitu dengan lahir. Kebersihan dalam yaitu kebersihan rohani jalannya yaitu dengan me
memumupupuk k peperarasasaanan-p-pererasasaaaan n yayang ng babaikik, , beberlrlakaku u raramamah-h-ririanangg menjauhkan diri dari pengaruh-pengaruh yang buruk.
menjauhkan diri dari pengaruh-pengaruh yang buruk. b
b.. DhDhararititi i : : tetetatap p tetenanang ng di di dadalalam m memengnghahadadapi pi sesegagala la kekeadadaaaan n yayangng baga
bagaimanapimanapun un juga, baik juga, baik dalam dalam keadakeadaan an menggmenggembiraembirakan, kan, ataupuataupunn kecelakaan, kekecewaan maupun keuntungan.
kecelakaan, kekecewaan maupun keuntungan. c.
c. KsKsamama a : : titidadak k memengngeleluh atas seguh atas segala derala deritita a memenanahahan n sesegagala cobala cobaanan hidup.
hidup. d.
d. SwaSwadhydhyaya : aya : belbelajaajar r menmengekgekang dirang diri. Bermui. Bermuka manika manis terhas terhadap kawdap kawanan atau lawan.
atau lawan.
ee.. DDaanna a : : ddaanna a ppuunnyya a ddan an bbeerramamaal l ddeennggaan n ttuulluus s iikkhhllaass, , jjaanngganan mengharapkan balasannya (zakat).
3
3.. AAssaannaa
Cara duduk yang
Cara duduk yang baik dengan maksud, Prana baik dengan maksud, Prana dapat mengontdapat mengontrol rol semusemuaa bagi
bagian an badan termasuk urat badan termasuk urat syarafsyaraf, , karenkarena a penyapenyakit-pekit-penyakinyakit t berasaberasal l daridari urat syaraf.
urat syaraf.
4
4.. PPrraannaayyaammaa Men
Mengatgatur ur perpernapnapasaasan n untuntuk uk memmemberbersihsihkan kan dardarah ah dendengan gan melmelalui alui tigtigaa jalan yaitu :
jalan yaitu : a.
a. MenariMenarik napk napas pas panjananjang dan g dan dalamdalam-dalam -dalam hal ihal ini dini dinamai namai PurakPurakaa b.
b. MenahaMenahan napn napas yaas yang teng telah pelah penuh, nuh, hal ihal ini dinni dinamai Kamai Kumbakumbakaa c.
c. SeSetetelalah h sesesasaat at lalamamanynya, a, lalalu lu didikekeluluararkakan n peperlrlahahanan-l-lahahan an : : hahal l ininii dinamai Recaka.
dinamai Recaka.
5
5.. PPrraattyyaahhaarraa Berasa
Berasal dari l dari urat kata a urat kata a V hr V hr = = mengmengatur. Mengoatur. Mengontrol semua panca indriantrol semua panca indria sehingga mendapat tanda-tanda misalnya melihat sinar-sinar, sastrajendra, sehingga mendapat tanda-tanda misalnya melihat sinar-sinar, sastrajendra, bahkan suara-suara halus dan sebagainya. Dari angka satu sampai dengan bahkan suara-suara halus dan sebagainya. Dari angka satu sampai dengan
angka lima tersebut di atas merupakan bantuan luar dari Yoga. angka lima tersebut di atas merupakan bantuan luar dari Yoga.
6
6.. DDhhaarraannaa
Yaitu usaha untuk menyatukan pikiran untuk ditujukan ke satu arah yaitu Yaitu usaha untuk menyatukan pikiran untuk ditujukan ke satu arah yaitu kepada Ida Sanghyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa). Kalau lima faktor kepada Ida Sanghyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa). Kalau lima faktor ya
yang ng tertersesebubut t di di atatas as adadalalah ah babantntuauan n luluar ar dadari ri YoYoga ga mamaka ka titiga ga yayangng tersebut belakangan yaitu : Dharana, Dhyana, dan Semadhi adalah bantuan tersebut belakangan yaitu : Dharana, Dhyana, dan Semadhi adalah bantuan dalam dari Yoga.
dalam dari Yoga.
7