• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Kepribadian Ekstrovet Introvet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Kepribadian Ekstrovet Introvet"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu komunikasi yang diampu oleh Heni Hendriyani, SKM, MPH.

Disusun oleh:

Yunia Kurnia Putri (P1337431216050)

KELAS REGULER B PROGRAM STUDI DIV GIZI

JURUSAN GIZI SEMESTER 2

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2017

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah berjudul “Kepribadian Ekstrovet dan Introvet” yang berisi tentang penjelasan mengenai kepribadian ekstrovet dan introvet.

Makalah ini tidak mungkin dapat selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak selama penyusunan. Oleh karena itu, mengucapkan terima kasih kepada:

1. Wiwik Wijaningsih, STP, M.Si selaku ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.

2. Susi Tursilowati, SKM, M.Sc selaku ketua Program Studi DIV Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.

3. Ibu Heni Hendriyani, SKM, MPH. selaku dosen mata kuliah bahasa Indonesia yang telah memberikan saran, kritik, bantuan, dan arahan selama menyusun dan menyelesaikan laporan ini.

4. Teman teman dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak guna menyempurnakan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca.

Semarang,04 April 2017

Penulis

DAFTAR ISI ii

(3)

DAFTAR ISI...iii BAB I PENDAHULAN A.Latar Belakang...1 B.Rumusan Masalah...1 B.Tujuan Penulisan...2 C.Manfaat Penulisan...2 BAB II PEMBAHASAN 1.Pengertian Kepribadian...4

2. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepribadian...6

3. Definisi Tipe Kepribadian...7

4. Tipe Kepribadian Ekstrovet...8

5. Tipe kepribadian Introvert...8

6. Karakteristik kepribadian Ekstrovert dan Introvert...9

7. Tokoh Tokoh Kepribadian Ekstrovet dan Introvet...12

BAB III PENUTUP A.Kesimpulan...9

B.Saran...9

DAFTAR PUSTAKA...10

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kepribadian merupakan karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya konsistensi perasaan, pemikiran dan perilaku. Menurut Allport, kepribadian didefinisikan sebagai organisasi dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan (Friedman & Schustack, 2008).

Hubungan antar pribadi yang terjalin antar makluk sosial yang memiliki beberapa kepribadian seringkali tidak bisa terlepas dari konflik-konflik interpersonal yang timbul dari interaksi-interaksi yang terjadi dari penyesuaian diri mereka. Konflik bisa timbul dari perbedaan karakter, perbedaan pandangan, lebih-lebih karena pada masing-masing orang mempunyai perbedaan suku dan agama serta adanya perbedaan kepentingan, status ekonomi, status sosial, status keluarga yang kadang bisa menimbulkan gesekan antar kepribadian. Keadaan yang berberbeda-beda ini seringkali menyebabkan benturan pola pikir dalam menyikapi masalah yang terjadi pada beberapa kegiatan.

Individu yang memiliki perasaan rendah diri, cemas, dan mudah terpengaruh dikatakan memiliki konsep diri yang negatif. Individu dengan konsep diri negatif akan memiliki tingkat penyesuaian diri yang rendah serta memiliki kecemasan dalam hubungan interpersonal sehingga akan mengganggu kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, sebaliknya juga yang memiliki konsep diri yang positif memiliki tingkat penyesuaian diri yang lebih mudah dalam membangun kerjasama dan berhubungan dengan sekitarnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kepribadian?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian? 3. Apa definisi tipe kepribadian?

4. Apa yang dimaksud kepribadian ekstrovet? 5. Apa yang dimaksud kepribadian introvet?

6. Bagaimana karakteristik kepribadian ekstrovet dan introvet? 7. Tokoh tokoh ekstrovet dan introvet

C. Tujuan

(5)

Untuk mengetahui kepribadian ekstrovet dan introvet serta bagaimana karakteristik dan juga pengukuran tipe kepribadian ekstrovet dan introvet

D. Manfaat

Manfaat teoretis: Sebagai pembelajaran, kajian, dan daftar refrensi. Manfaat praktis: Dapat diterapkan dimasyarakat khususnya pada lansia.

(6)

BAB II PEMBAHASAN A. Kajian Teoretis

Salah satu penemuan ilmiah berkaitan dengan kepribadian adalah tipologi yang diajukan oleh Jung, yaitu membedakan kepribadian seseorang ke dalam dua tipe kepribadian yaitu introvert dan ekstrovert. Tipe kepribadian ini kemudian oleh Eysenck dikembangkan lebih lanjut. Eysenck membedakan kepribadian dalam dua tipe, yaitu introvert dan ekstrovert, untuk menyatakan adanya perbedaan dalam reaksi-reaksi terhadap lingkungan dan dalam tingkah laku. Penggolongan tipe kepribadian ekstrovert-introvert didasarkan pada perbedaan respon, kebiasaan, dan sifat-sifat yang ditampilkan oleh individu dalam melakukan hubungan interpersonal, selain itu tipe kepribadian juga menjelaskan posisi kecenderungan individu yang berhubungan dengan reaksi atau tingkah lakunya.

Penggolongan tipe kepribadian ekstrovert dan introvert dapat menggambarkan pola komunikasi dan interaksi sosial setiap individu. Pada saat berkomunikasai dan berinteraksi dengan orang lain, individu dengan tipe kepribadian ekstrovert adalah individu dengan karakteristik utama yaitu mudah bergaul, impulsif, tetapi juga sifat gembira, aktif, cakap dan optimis serta sifat-sifat lain yang mengindikasikan penghargaan atas hubungan dengan orang lain, sedangkan individu dengan kepribadian introvert adalah individu yang memiliki karakteristik yang berlawanan dengan tipe kepribadian ekstrovert, yang cenderung pendiam, pasif, tidak mudah bergaul, teliti, pesimis, tenang dan terkontrol.

B. Pembahasan

1. Pengertian Kepribadian

Istilah “kepribadian” (personality) berasal dari kata latin “persona” yang berarti topeng atau kedok, yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang. Bagi bangsa Yunani, “persona” berarti bagaimana seseorang tampak pada orang lain. Jadi konsep awal dari pengertian personality (pada masyarakat awam) adalah tingkah laku yang ditempatkan dilingkungan sosial. Kesan yang mengenai diri yang diinginkan agar ditangkap oleh lingkungan sosial (Alwisol, 2004. Hal: 8).

Kartini Kartono dan Dali Gulo (dalam Hall dan Lindzey, 1993. Hal: 95) adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain; integrasi karakteristik dari struktur-struktur, pola tingkah laku, minat, pendirian,

(7)

kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang; segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui oleh orang lain.

Sulvivan (dalam Alwisol, 2004. Hal: 185), mendefinisikan kepribadian sebagai pola yang relatif menetap dari situasi-situasi antar pribadi yng berulang, yang menjadi ciri kehidupan manusia.

Gordon Allport memandang kepribadian sebagai organisasi dinamis didalam individu yang terdiri dari sistem-sistem psikofisis yang menentukan cara-caranya yang khas dalam menyesuaikan diri dalam lingkungan. Sistem psikofiis terdiri dari kebiasaan, sikap, nilai, kepercayaan, keadaan emosi, motif, dan sentimen (Hurlock, 1981. Hal: 524-525). Maksud dinamis pada pengertian tersebut adalah perilaku mungkin saja berubah-ubah melalui proses pembelajaran atau melalui pengalaman-pengalaman.

Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 1993; Pandangan Jung tentang kepribadian adalah prospektif dalam arti bahwa ia melihat kedepan ke arah garis perkembangan sang pribadi dimasa depan dan retrospektif dalam arti bahwa ia memperhatikan masa lampau (dalam Supratiknya).

Jung mengkonsepkan tipe kepribadian secara panjang lebar yang disebut “ekstraversi” dan “intraversi”. Jung melihat pribadi ektrovert memiliki cara pandang objektif atau tidak personal tentang dunia, sedangkan pribadi introvert pada hakikatnya merupakan cara subjektif atau individual melihat segala sesuatu (Jess Feist & Gregoriy, 2008. Hal: 354).

Kepribdian menurut Eysenck (dalam Alwisol, 004. Hal: 319), kepribadian adalah keseluruhan pola tingkah laku aktual maupun potensial dari organisme, sebagaimana ditentukan dari keturunan dan lingkungan. Pola tingkah laku itu berasal dan dikembangkan melalui fungsional dari empat sektor utama yang mengorganisir tingkah laku, sektor kognitif, sektor afektif, dan sektor somatik.

Cattel (dalam Nuqul, 2006. Hal : 24) menyebutkan, kepribadian merupakan suatu prediksi mengenai apa yang dilakukan seseorang terhadap situasi yang dihadapi. Sedangkan merut Jung dan Eysenck kepribadian adalah totalitas segala peristiwa psikis yang disadari maupun tidak disadari atau disebut juga sebagai “psyche”. Kesadaran sendiri mempunyai pernn penting dalam orientasi manusia dengan dunianya. Sedangkan sikap jiwa oleh Jung masih dibagi menjadi dua golongan yaitu kecenderungan ekstrovert dan introvert (Suryabrata, 1993).

(8)

6 segala bentuk sifat dan tingkah laku yang khas yang dapat membedakan seorang individu dengan individu lainnya dalam menyesuikan diri dengan lingkungannya. 2.Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Kepribadian

Kepribadian akan berkembang dan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi didalam perkembangan itu makin terbentuklah pola-pola yang khas, sehingga merupakan ciri-ciri yang unik bagi setiap individu.

Pendapat Horton et. al., (1977) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian, sebenarnya dapat dikelompokkan menjadi dua faktor besar, yaitu faktor hereditas (keturunan) dan faktor lingkungan (dalam Mangkunegara,

2005. Hal: 7). Selain mengutamakan

pentingnya pengalaman-pengalaman sosial psikologis bagi pembentukan kepribadian yang normal, Horney juga menjelaskan pengalaman-pengalaman tersebut dapat mengarahkan pada neurosis. Menurut kepribadian neurotik berkembangnya dari ketidakmampuan orang tua mengasuh anaknya. Jika anak dimasa kecilnya sering ditakut-takuti dan ditolak oleh anggota keluarganya yang mana tempat dia menggantungkan dan mendapatkan kasih sayang, rasa aman, rasa cinta pertama dalam hidupnya, maka anak tersebut akan mengembangkan kecemasan dasar. Dan jika budaya tempatnya tumbuh bersifat kompetitif maka anak tersebut akan mengembangkan konsep yang tidak realistis, sehingga selanjutnya akan meningkatkan kecemasan diri (dalam Yusuf dan Nurihsan, 2011: 27).

Adapun Jung membagi dua faktor yang membentuk kepribadian (dalam Hartati, dkk, 2004. Hal: 171-177), yaitu sebagai berikut:

i. Faktor genetik

Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.

ii. Faktor lingkungan

Kepribadian yang dipengaruhi oleh lingkungan yang berasal dari luar individu tersebut. Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap

(9)

pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian dibentuk dari genetik dan lingkungan yang dapat mempengaruhi cara berfikir, sikap, kecerdasan, dll.

3. Definisi Tipe Kepribadian

Tipe kepribadian merupakan sikap yang khas dari individu dalam berperilaku dan merupakan segala yang mengarah ke luar atau kedalam dirinya sehingga dapat dibedakan dengan individu lain. Kepribadian seseorang menurut Jung (dalam Loekmono,2003) terdiri dari sembilan sistem yang berlainan tetapi terkait satu dengan lainnya, dan salah satu sistem itu adalah sikap Ekstrovert – Introvert. Kedua sikap ini terwujud dalam diri semua individu.

Jung (dalam Suryabrata, 1983) membedakan tipe kepribadian menjadi 2 jenis yaitu Ektraversion dan Intraversion, kedua tipe kepribadian tesebut mengacu pada sejauh mana orientasi dasar seseorang diarahkan ke luar (dunia luar) atau ke dalam diri individu. Apabila orientasi terhadap segala sesuatu ditentukan oleh faktor – faktor objektif faktor – faktor luar, maka orang yang demikian itu dikatakan mempunyai orientasi ekstrovert. Sebalikanya orang yang mempunyai tipe dan orientasi introvers, yaitu orang yang dalam menghadapi sesuatu faktor – faktor yang berpengaruh adalah faktor subjektif, yaitu faktor yang berasal dari dunia batin sendiri.

Individu Ekstrovert dan Introvert memiliki perbedaan dalam sikap mereka terhadap dunia, baik dalam hal rasional dan non rasional. Kedua sikap yang berlawanan ini ada dalam kepribadian seseorang tetapi salah satu dari keduanya yang lebih dominan. Setiap individu tidak ada yang murni memiliki satu tipe kepribadian Ekstrovert atau murni tipe kepribadian Introvert, meskipun demikian individu dapat dikelompokan ke dalam salah satu dari bentuk tipe kepribadian tersebut. Seseorang dapat digolongkan ke dalam salah satu dari kepribadian ini berdasarkan pada jenis sikap yang lebih dominan dan lebih berpengaruh pada dirinya.

4. Tipe Kepribadian Ekstrovet

Ekstrovert adalah suatu kecenderungan sikap yang mengarahkan kepribadian lebih cenderung ke luar dari pada ke dalam diri sendiri. Jung (dalam Suryabrata,

(10)

8 1983) mengatakan bahwa ekstrovert adalah kepribadian yang lebih dipengaruhi oleh dunia objektif, orientasinya terutama tertuju ke luar. Pikiran, perasaan, serta tindakannya lebih banyak ditentukan oleh lingkungan. Jung (Suryabrata, 1983) menyatakan bahwa dimensi orang ekstovert dalam perilaku aktual digambarkan sebagai orang yang terbuka, periang, suka bergaul dengan orang lain, cenderung berinteraksi dengan masyarakat dan tidak sensitif, menghadapi kehidupan sehari kurang serius, tidak menyukai keteraturan, agresif, kurang bertanggungjawab, optimis, implusif bersifat praktis dan penuh motif-motif yang dikoordinasi oleh kejadian-kejadian eksternal.

Seorang Ekstrovert bersikap positif terhadap lingkungannya. Bahaya bagi individu ektrovert adalah apabila ikatan kepada dunia luar itu terlampau kuat, sehingga ia tenggelam ke dalam dunia objektif, kehilangan dirinya atau asing terhadap dunia subjektifnya sendiri. Kecenderungan semacam itu membuat seorang Ekstrovert menjadi kurang sensitif atau peka terhadap dirinya sendiri.

Jung (dalam Suryabrata, 1983) percaya bahwa perbedaan tipe kepribadian manusia dimulai sejak kecil, tanda awal dari perilaku ekstrovert seorang anak adalah kecepatannya dalam beradaptasi dengan ketakutannya. Seorang Ekstrovert sangat berani, Kadang ia mengarah pada sikap ekstrem sampai pada tahap resiko. Segala sesuatu hal yang tidak diketahui selalu memikat perhatiannya. Individu Ekstrovert adalah individu yang suka diperhatikan, suka menganjurkan, berlebihan dipengaruhi orang lain, suka bercerita yang kadang mengaburkan kebenaran dan suka menjadi pusat perhatian.

5. Tipe kepribadian Introvert

Introvert adalah suatu sikap atau orientasi ke dalam diri sendiri. Menurut Jung (dalam Suryabrata, 1983) gambaran individu yang termasuk kecenderungan introvert adalah memperlihatkan kecenderungan bersifat diam, introspektif dan reflektif, suka sibuk dengan diri sendiri, suka melamun, tidak suka bergaul dengan orang lain, sering terlalu serius, jiwanya tertutup, mudah tersinggung, acuh tak acuh, teguh dalam pendirian, kemampuan kognitif relatif tinggi, teliti tapi lambat dalam bekerja, penuh pertimbangan sebelum bertindak, penuh jawaban dan taat pada norma sosial dan agama.

Secara singkat individu introvert adalah individu yang cenderung menarik diri dari kontak sosial. Minat dan perhatiannya lebih terfokus pada pikiran dan

(11)

pengalamannya sendiri. Jung (dalam,Suryabrata, 2000) menguraikan perilaku introvert sebagai orang pendiam, menjauhkan diri dari kejadian-kejadian luar, tidak mau terlibat dengan dunia objektif, tidak senang berada di tengah orang banyak, merasa kesepian dan kehilangan di tengah orang banyak. Ia melakukan sesuatu menurut caranya sendiri, menutup diri terhadap pengaruh dunia luar (Naisaban, 2003).

Seorang Introvert memiliki penyesuain dengan batinnya sendiri dengan baik. Bahaya Introvert ini adalah ketika jarak dengan dunia objektif terlalu jauh, sehingga akan lepas dari dunia objektifnya, yang membuatnya terasing dan kurang mampu menerima dengan baik dunia objektifnya. Dapat disimpulkan bahwa individu dengan kecenderungan Introvert yang Ekstrem akan merasa asing dengan dunia luar dan menjadikannya individu yang anti – sosial.

Seorang introvert dalam perilaku aktual digambarkan sebagai orang yang pendiam, suka menjauhkan diri dari pergaulan, mudah murung, cenderung menghindari masyarakat dan sensitif menghadapi kritik, introspektif, menanggapi kehidupan sehari - hari secara lebih serius, menyukai keteraturan, jarang agresif, dapat dipercaya, pesimis, depresif, hati hati, rendah diri, mudah melamun, cenderung mempertahankan dirinya, kaku, tegas,egois, lambat tetapi teliti, bersifat damai dan pasif. Salah satu tanda introvert pada diri seorang anak adalah reflektif, bijaksana, tenggang rasa, pemalu, bahkan takut pada objek baru.

6. Karakteristik kepribadian Ekstrovert dan Introvert

Dua dimensi sikap tipe kepribadian adalah Ekstrovert dan Introvert. Ekstrovert ditandai dengan mudah bergaul, terbuka, dan mudah mengadakan hubungan dengan orang lain. Sedangkan introvert ditandai dengan sukar bergaul, tertutup, dan sukar mengadakan hubungan dengan orang lain. Karakteristik ekstrovert ditandai oleh sosiabilitas, bersahabat, aktif berbicara, impulsif, menyenangkan, aktif dan spontan, sedangkan introvert ditandai dengan hal-hal kebalikannya.

Individu dengan kecenderungan Ekstrovert tampak lebih bersemangat, mudah bergaul dan terkesan impusif dalam menampilkan tingkah laku. Sedangkan individu yang cenderung Introvert akan lebih memeperhatikan pikiran, suasana hati serta reaksi – reaksi dalam diri mereka. Hal ini yang membuat individu Introvert cenderung pemalu, memiliki control diri yang kuat, dan memiliki keterpakuan terhadap hal – hal yang terjadi dalam diri mereka. Lebih jelasnya lagi penjabarkan komponen tipe

(12)

10 kepribadian Ekstrovert dan Introvert (dalam Schultz, 1994) meliputi aktivias (activity), kesukaan bergaul (sociability), keberanian mengambil resiko (risk taking), penurutan dorongan kata hati (impulsiveness), pernyataan perasaan (ekspressiveness), kedalaman berpikir (reflectiveness), dan tanggung jawab (responsibility) seperti yang dapat dilihat pada table 2.1 berikut

Tabel 2.1 Indikator Tipe kepribadian Ekstrovert dan Introvert

Karakteristik Ekstrovert Introvert

Aktivitas (activity) Memiliki aktivitas tinggi, umumnya aktif dan energik,

menyukai aktivitas fisik

Cenderung tidak aktif secara fisik, lesu, mudah letih, santai dan lebih menyukai

(13)

Kesukaan bergaul (sociability)

Menyukai kegiatan sosial, suka mencari teman, pesta, mudah bergaul, dan merasa senang berada di keramaian

Lebih menyukai beberapa teman khusus saja, menyenangi kegiatan yang

menyendiri seperti membaca, merasa sukar

mencari hal – hal yang hendak dibicarakan dengan

orang lain dan cenderung menarik diri dari kontak –

kontak sosial. Keberanian mengambil

resiko (risk taking)

Menyukai kegiatan yang memberikan tantangan yang

baik dengan hanya sedikit menghiraukan konsekuensi

yang mungkin merugikan dan berani mengambil resiko.

Menyukai keakraban dan hal – hal yang di rasa aman serta tidak menyukai mengambil

resiko.

Penurutan dorongan kata hati (impulsiveness)

Cenderung bertindak tanpa dipikirkan terlebih dahulu/spontan, membuat keputusan terburu – buru,

gegabah dan tidak berpendirian tetap.

Mempertimbangkan berbagai masalah dengan sangat hati – hati dan banyak

pertimbangan sebelum membuat keputusan, teratur,

merencanakan kehidupan mereka lebih dahulu dan

berfikir sebelum bicara. Pernyataan perasaan

(ekspressiveness)

Cenderung lebih memperlihatkan emosinya

kearah luar dan secara terbuka seperti kemarahan,

ketakutan, kecintaan dan kebencian.

Sangat pandai menguasai diri, tenang, tidak memihak,

dan pada umumnya terkontrol dalam menyatakan

pendapat dan perasaan. Kedalaman berpikir

(reflectiveness)

Dalam berkerja lebih tertarik untuk melakukan berbagai hal daripada memikirkan hal

– hal tersebut. Kepribadian ekstrovert cenderung

Memiliki pola pikir yang bersifat teorits, cenderung

tertarik pada ide – ide, diskusi, spekulasi, mereka

(14)

12 memiliki pola piker terarah

dan praktis.

instropeksi. Tanggung jawab

(responsibility)

Cenderung terlambat, tidak menepati janji, serta kurang bertanggung jawab dan tidak

konsisten

Cenderung berhati – hati, teliti, sungguh – sungguh, konsisten dan bertanggung

jawab.

7. Tokoh Tokoh Ekstrovet dan Introvet Ekstrovet:

Orang ekstrovert orang yang senang bergaul. Mereka tak suka untuk berdiam diri dirumah, oleh karena itu mereka selalu mencari aktivitas dan teman. Mereka gampang untuk memiliki banyak teman baru di lingkungan baru mereka. Dan biasanya mereka juga gampang untuk mengambil peran penting didalam kelompok masyarakat. Walaupun beberapa tidak, tetapi minimal mereka bisa berperan aktif dalam pergaulan. jika dilingkungan sekolah orang-orang ekstrovert itu orang yang aktif dalam organisasi-organisasi

Introvet:

Mahatma Gandhi, Albert Einstein, Michael Jordan, J. K. rowling, Bill gates, Steven spielberg,Warren Buffet, Clint Eastwood, George Lucas, Michele Pfeiffer, Steven Speilberg, Woody Allen, Tom Cruise, Julia Roberts, Meg Ryan, Christina Aguilera, Johnny Carson, Michael Jordan, Robert Deniro, Gwyneth Paltrow, Meryl Streep, David Letterman, Alfred Hitchcock, Thomas Edison, Harrison Ford

(15)

A. Simpulan

Hubungan antar pribadi yang terjalin antar makluk sosial yang memiliki beberapa kepribadian seringkali tidak bisa terlepas dari konflik-konflik interpersonal yang timbul dari interaksi-interaksi yang terjadi dari penyesuaian diri mereka. Konflik bisa timbul dari perbedaan karakter yang dimiliki , maka diperlukan konsep diri yang positif sehingga penyesuaian diri lebih mudah dan dapat dalam membangun kerjasama dan berhubungan dengan sekitarnya.

B. Saran

Diperlukan peningkatan konsep diri yang positif dari masing masing indvidu agar dapat memahami kepribadian yang lain dan dapat bekerjasama dengan baik dengan yang lainnya.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Utomo, Budi., dkk. 2014. “Perbedaan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert didalam Frekuensi Terkena Bullying (Studi Kepada Siswa SMA Negeri 3 Salatiga) ”. Jurnal

Universitas Kristen Satya Wacana. Diakses dari

http://repository.uksw.edu/handle/123456789/3553 , pada 4 April 2017, pukul

20.45 WIB.

Jamilah, Isnaini. 2012. “Hubungan tipe kepribadian dengan strategi penyelesaian konflik dalam organisasi Pagar Nusa di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang”. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Diakses dari http://etheses.uin-malang.ac.id/2282/ , pada 4 April 2017, pukul 22.50 WIB.

Fauziah Safarina . 2015. Perilaku Kperibadian Ekstrovet dan Introvet . Diakses dari

http://fzhsafarina.blogspot.co.id/2015/05/perilaku-kepribadian-introvert-dan.html, pada 04 April 2017, pukul 23.06 WIB

Referensi

Dokumen terkait

- Anak mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan anak mengamati contoh guru - Anak melakukan kegiatan. dengan bimbingan guru - Guru memberi

Maya Food Industries mempunyai luas tanah sebesar 23.000 m 2 yang terdiri dari unit produksi ikan mackerel dan sardines, unit produksi rajungan, unit pengolahan limbah

Deputi Bidang Koordinasi Industri dan Perdagangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Edy Putra Irawady (PDN Departemen Perdagangan, Online) mengemukakan

Hal diatas sejalan dengan yang diungkapkan oleh Pramudia (2006) dalam jurnal yang menyatakan bahwa, tujuan dari kegiatan orientasi peserta didik baru antara lain agar

Lubrikasi adalah proses pencmpuran zat pelicin dengan bahan obat agar dalam proses pencetakan obat tidak lengket dan akan menghasilkan obat yang akan lebih

Sesuai dengan pertanyaan penelitian yang diajukan, sebelum dilakukan analisis terhadap data tersebut tentang ”Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Praktek Pendidikan Jasmani

Pada tahun 2017, Pusat Krisis Kesehatan telah melakukan assesment di 34 Kabupaten/Kota rawan bencana yang menjadi target

Gambar 2.6 Generalization Structure 53 Gambar 2.7 Notasi Class Structure 54 Gambar 2.8 Cluster Structure 54 Gambar 2.9 Notasi Object Strucuture 56 Gambar 2.10 Association Structure