• Tidak ada hasil yang ditemukan

Danti Saputri F44160057 Normdepth

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Danti Saputri F44160057 Normdepth"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LABORATORIUM

LABORATORIUM Waktu Waktu : : 13.00-16.0013.00-16.00 KOMPUTER

KOMPUTER Tanggal Tanggal : : 7 7 November November 20172017 Hari

Hari : : SelasaSelasa

NORMDEPTH : EVALUATION OF NORMAL DEPTH IN NORMDEPTH : EVALUATION OF NORMAL DEPTH IN

STEPPED CHANNEL STEPPED CHANNEL

 Nama

 Nama : Danti Saputri: Danti Saputri  NIM  NIM : F44160057: F44160057 Kelompok Kelompok : : 11  Nama Asisten :  Nama Asisten : 1.

1. Michelle Michelle Natali Natali (F44150050)(F44150050) 2.

2. Steven Steven (F44150052)(F44150052)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2017 2017

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

(2)

Saluran terbuka yang dijumpai baik pada saluran irigasi teknis, semi teknis, dan saluran alami banyak yang berada pada kondisi non-prismatis. Pada saluran yang mempunyai bentuk saluran yang non-prismatis aliran air mengalami perubahan seperti ketinggian, kecepatan, an perilaku aliran lainnya. Beberapa penyebab terjadinya penampang saluran yang tidak prismatis misalnya akibat sambungan dua  penampang yang berbeda, adanya bangunan lain seperti pilar jembatan, atau  penyebab lain yang mengubah penampang dari saluran. Analisis aliran pada saluran

non-prismatis menuntut ketelitian akibat adanya perubahan karakteristik aliran air. Salah satu contoh adalah penyempitan saluran yang akan menyebabkan ketinggian, kecepatan dan energi pada aliran berubah. Perubahan energi aliran tersebut akan berpengaruh pada kelancaran aliran dalam saluran yang pada gilirannya dapat terganggunya distribusi air yang dapat merugikan. Kenyataan ini perlu mendapat perhatian, sehingga pembahasan aliran yang terjadi pada kasus saluran dalam tulisan ini mencoba mengurai permasalahan tesebut melalui pengukuran dan  pengujian pada saluran (Harianja dkk 2007).

TUJUAN

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui energi spesifik pada kedalaman normal saat penampang saluran berbentuk persegi.

ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1. Laptop

2. Program QB64

3. Perangkat lunak Microsoft Excel 

METODE

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 7 November 2017, pukul 13.00 –  16.00 WIB di Laboratorium Komputer Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Peralatan yang digunakan adalah laptop atau komputer dengan program Quick Basic dan Visual Basic. Program Quick Basic  menggunakan perangkat lunak QB64  sedangkan Visual Basic menggunakan perangkat lunak  Microsoft Excel   2007. Hasil perhitungan yang ditunjukan dengan program Quick Basic  dan Visual Basic  mengenai nilai jari-jari hidrolik, kecepatan aliran menggunakan persamaan manning, energi spesifik sebelum terjun dan setelah terjun, serta selisih energi spesifiknya.

Pada Quick Basic,  langkah pertama yang dilakukan yaitu program QB64  dibuka dan kode-kode (coding ) dimasukkan. Kode tersebut berisi data lebar saluran, koefisien Manning, kemiringan saluran, kedalaman vertikal terhadap datum, dan ketinggian air saat aliran kritis. Selain data, rumus nilai jari-jari hidrolik, kecepatan aliran menggunakan persamaan Manning , energi spesifik sebelum terjun dan setelah terjun, serta selisih energi spesifiknya dimasukkan dalam coding   program QB64. Setelah kode dimasukkan, menu Run diklik, kemudian akan muncul lembar baru lalu angka 1.5 diketik. Setelah itu, huruf Y diketik pada tiga pertanyaan dan huruf N diketik pada pertanyaan selanjutnya, lalu tombol enter  ditekan.

(3)

  Pada Visual Basic, langkah awal yang dilakukan adalah membuka program  Microsoft Excel  lalu tabel dibuat di sheet . Tabel yang dibuat berisi data lebar saluran,

koefisien manning , kemiringan saluran, kedalaman vertikal terhadap datum, dan ketinggian air saat aliran kritis, variabel jari-jari hidrolik, kecepatan aliran menggunakan persamaan manning, energi spesifik sebelum terjun dan setelah terjun, serta selisih energi spesifik yang belum diketahui nilainya. Selanjutnya, kode dimasukkan pada command button  di menu  Developer Visual Basic. Secara sederhana langkah dalam praktikum ini digambarkan pada diagram alir berikut.

Gambar 1 Diagram alir pada Quick Basic

Mulai

Program QB64 diaktifkan.

Kode (coding ) dimasukkan dalam program.

Tombol enter  ditekan.

Angka 1.5 diketik dalam lembar baru. Menu Run diklik.

Selesai

Huruf Y diketik dan tombol enter  ditekan, dilakukan sebanyak tiga kali.

(4)

Gambar 2 Diagram alir pada Visual  Basic

Jari-jari hidrolik dalam kode pada masing-masing program tersebut dapat dihitung dengan persamaan : A = B * Y…… (1) Keterangan : A = Area aliran (m2) Y= Kedalaman air (m) B = Lebar saluran (m)

Jari-jari hidrolik dalam kode pada masing-masing program tersebut dapat dihitung dengan persamaan : R = A/P…… (2) Keterangan : R = Jari-jari hidrolik (m) Mulai  Microsoft Excel  diaktifkan.

Tabel 1 dibuat berisi data B, S, N, Y1 dan tabel 2 dibuat berisi data Y2 dan variabel R, Q, E1, E2, E, D yang belum diketahui nilainya.

Selesai

Menu Developer  diaktifkan.

Menu Run diklik

Tombol enter  ditekan.

Kode dimasukkan dalam Command Button calculate

Fitur Command  Button dibuat sebanyak dua buah dengan nama calculate dan erase

(5)

A = Area aliran (m2)

P = Keliling terbasahkan (m)

Laju aliran dalam kode pada masing-masing program tersebut dap at dihitung dengan persamaan :

Q = (1/N) R 2/3 S1/2 A…… (3) Keterangan :

Q = Laju aliran (m3/det)  N = Koefisien Manning R = Jari-jari hidrolik (m) S = Kemiringan saluran A = Area aliran (m2)

Energi spesifik kode pada masing-masing program tersebut dapat dihitung dengan  persamaan :

E= Y + (Q /(B * Y))2 / (2 * g)…… (4) Keterangan :

E= Energi spesifik (m) Y = Kedalaman air (m) Q = Laju aliran (m3/det) B = Lebar saluran (m)

g = Percepatan gravitasi (m/det2)

PEMBAHASAN

Aliran seragam merupakan aliran dengan kecepatan rata-rata sepanjang alur aliran adalah sama sepanjang waktu. Aliran dikatakan seragam, jika kedalaman aliran sama  pada setiap penampang saluran. Di dalam aliran seragam, dianggap bahwa aliran

adalah mantap dan satu dimensi yang berarti kecepatan aliran di setiap titik pada tampang lintang tidak berubah, misalnya aliran melalui saluran irigasi yang sangat  panjang dan tidak ada perubahan penampang. Pada umumnya aliran seragam pada

saluran terbuka dengan tampang lintang prismatik adalah aliran dengan kecepatan konstan dan kedalaman air konstan. Di samping itu, permukaan aliran sejajar dengan  permukaan dasar saluran, sehingga kecepatan dan kedalaman aliran disebut dalam

kondisi seimbang (kondisi equilibrium) (Harseno dkk 2007).

Kedalaman normal adalah kedalaman air atau fluida yang terjadi pada aliran seragam saat tidak terdapat perubahan penampang , sehingga disebut juga dengan kedalaman seragam (Potter et al   2011). Parameter utama yang terlibat dalam aliran kanal terbuka dalam kedalaman seragam adalah ukuran dan bentuk penampang kanal (A, R h), kemiringan dari dasar kanal (S0), karakteristik material pada dasar dan

dinding kanal (n), dan kecepatan rata-rata atau laju aliran (V atau Q). Penentuan dari laju aliran normal dari kanal yang ditentukan dengan aliran pada kedalaman yang telah diberikan. Laju aliran normal untuk kedalaman normal dapat diperoleh dari suatu perhitungan langsung persamaan Manning (Munson et al  2005).

Coding yang terdapat pada Quick Basic mempunyai jumlah 27 baris. Pada baris 10 dan 20 terdapat perintah PRINT untuk mencetak kata atau angka yang tertera setelahnya. Baris 30 menggunakan perintah DATA untuk meng-input angka dan baris 40 menggunakan perintah READ untuk membaca angka pada baris sebelumnya.

(6)

Baris 50 menggunakan perintah PRINT. Baris 60 menggunakan perintah INPUT untuk memasukan variabel yang belum diketahui nilainya. Baris 70 memasukkan rumus jari-jari hidrolik. Baris 80 menggunakan perintah REM yang berfungsi untuk membuat kata yang setelahnya tidak menjadi output. Baris 90 menggunakan perintah PRINT dan baris 100 memasukkan rumus laju aliran. Baris 110 menggunakan  perintah REM dan baris 120, 130,140, dan 150 memasukkan rumus energi spesifik

dan selisihnya. Baris 160 menggunakan perintah REM dan baris 170 menggunakan  perintah IF untuk menyatakan syarat selisih aliran lebih dari sama dengan 1.00000E-4 dan THEN yang menunjukkan baris letak perintah IF berlaku. Baris 180 menggunakan perintah GOTO untuk mengulang statement  pada baris tertentu. Baris 190 memasukkan rumus kedalaman normal setelah terjun. Baris 200, 210, 220, 230, 250, dan 255 menggunakan perintah secara berturut-turut GOTO, PRINT, memasukkan rumus jari-jari hidrolik setelah terjun, PRINT, INPUT dan IF THEN. Terakhir, baris 270 menggunakan perintah END untuk mengakhiri seluruh perintah coding . Untuk coding di Visual  Basic, perintah yang digunakan berbeda pada Quick   Basic yang harus menuliskan baris, Visual  Basic tidak perlu menuliskan baris tetapi  perlu menambahkan letak cells data berada di sheet .

Hasil perhitungan menggunakan Quick   Basic  menunjukkan nilai laju aliran sebesar 10.8204 m3/det, kedalaman normal 1.623472 m, dan energi spesifik setelah terjun sebesar 1.765922 m. Hasil perhitungan menggunakan Visual Basic menunjukkan nilai kedalaman normal sebesar 1.62345 m, jari-jari hidrolik sebesar 0.857143 m, laju aliran sebesar 10.82805 m, energi spesifik saat aliran kritis sebesar 1.665996 m, energi spesifik sebelum terjun sebesar 1.765996 m, energi spesifik setelah terjun sebesar 1.765904 m, dan selisih energi spesifik sebesar -9.24562E-05 m. Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan energi spesifik sebelum dan setelah terjun. Energi spesifik sebelum terjun lebih kecil dari energi spesifik seletah terjun. Hasil perhitungan untuk Visual  Basic dapat dilihat pada tabel  berikut.

Tabel 1 Hasil perhitungan menggunakan Visual Basic

Y2 R Q E1 E2 E D

1.62435 0.857143 10.82805 1.665996 1.765996 1.765904 -9.24562E-05 SIMPULAN

Kedalaman normal sebelum terjun besarnya sama dengan kedalaman normal setelah terjun. Kedalaman normal ang dihitung menggunakan Quick Basic adalah 1.623472 m dan kedalaman normal menggunakan Visual Basic  adalah 1.62345 m.  Namun, energi spesifik yang terjadi sebelum terjun berbeda dengan energi spesifik setelah terjun. Hasil praktikum menunjukkan bahwa energi spesifik sebelum terjun lebih kecil dari energi spesifik setelah terjun. Energi spesifik sebelum terjun sebesar 1.765996 m dan energi spesifik setelah terjun sebesar 1.765904 m.

(7)

Saran

Praktikum berjalan dengan aman dan tertib. Namun terkendala dengan  pemograman yang sering gagal, error atau ilegal. Sebaiknya, untuk mengetikan coding   dilakukan lebih teliti dan apabila terkendala ilegal, bisa menginstal ulang  software. Setelah diketahui bahwa energi spesifik dapat berbeda antara sebelum terjunan dan setelah terjunan, sebaiknya dalam membuat saluran perlu memperhatikan kedalaman normal dan selisih energi spesifik yang dapat terjadi.

Daftar Pustaka

Harianja J, Gunawan S. 2007. Tinjauan energi spesifik akibat penyempitan pada saluran terbuka. Majalah Ilmiah UKRIM 1(21) : 30-46.

Harseno E, Jonas S. 2007. Studi Experimental aliran berubah beraturan pada saluran terbuka bentuk prismatis. Majalah Ilmiah UKRIM 2(21) : 1-26.

Munson B, Young D, Okiishi T. 2005. Meknika Fluida Edisi Keempat. Jakarta (ID) : Erlangga.

(8)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar coding  pada setiap program.

(a)

(b)

(c)

Gambar 1 Daftar coding normal depth pada beberapa program. (a) Quick Basic, (b) Visual Basic, (c) lanjutan Quick Basic.

(9)

Lampiran 2 Hasil perhitungan menggunakan program.

(a)

(b)

Gambar 2 Hasil perhitungan normal depth menggunakan program. (a) Quick Basic, (b) Visual Basic.

Gambar

Gambar 1 Diagram alir pada Quick Basic
Gambar 2 Diagram alir pada Visual  Basic
Gambar 1 Daftar coding normal depth pada beberapa program. (a) Quick Basic, (b) Visual Basic, (c) lanjutan Quick Basic.
Gambar 2 Hasil perhitungan normal depth menggunakan program. (a) Quick Basic, (b) Visual Basic.

Referensi

Dokumen terkait

Hubungkan kabel sinyal Class 2/SELV untuk lampu indikator pemutus dari terminal blok kontrol pada panel bypass pemeliharaan ke UPS sesuai dengan konfigurasi Anda. CATATAN: Sirkuit

Masyarakat Pilang Wetan Kebonagung Demak”. Mukhlas adalah kyai yang memiliki kelebihan sebagai penghafal al-Qur’an, dengan kelibihan yang dimiliki beliau membuat

As expected, a repetitive reading is possible for all repetitive adverbials: (31) Feri closed the window.. Mari opened it, but Feri decided that it was too cold

Peran pemuda dalam pembangunan sangat penting karena dianggap berada dalam usia yang produktif untuk menunjang berbagai aktivitas pembangunan di berbagai sektor. Sebagian pemuda

Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi. Unsur-unsur yang dievaluasi sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan

metode Probability Weighted Moment (PWM) Method of Moment, dan Maximum Likelihood Estimation (MLE) bermanfaat untuk memberikan informasi tentang efek beberapa

Dalam ujicoba pendahuluan serangga yang dapat tertangkap antara lain wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal), penggerek batang padi (Scirpophaga incertulas),