• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN

MIND MAPPING

DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

DAN PENGETAHUAN FAKTUAL PADA TEMA

CITA-CITAKU SISWA KELAS IV

B

SD NEGERI 5 TONJA

Pt Cahyani Koriagung

1

, I Kmg Ngurah Wiyasa

2

, I.G.A. Agung Sri Asri

3 123

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

E-mail : ptcahyani_koriagung@yahoo.com

1

komang.wyasa@yahoo.com

2

xgungasrix@gmail.com

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan hasil belajar PKn melalui penerapan mind

mapping dalam pendekatan saintifik, (2) meningkatkan pengetahuan faktual melalui

penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IVB SD Negeri 5 Tonja tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 42 orang, 19 orang laki-laki dan 23 orang perempuan. Data dikumpulkan melalui metode tes berupa tes obyektif bentuk pilihan ganda untuk hasil belajar PKn, sedangkan untuk pengetahuan faktual berupa tes objektif bentuk benar-salah. Data dianalisis dengan metode analisis statistik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar PKn dan pengetahuan faktual. Pada pra siklus diperoleh persentase rata-rata hasil belajar PKn mencapai 63,93% dikategorikan rendah dengan ketuntasan klasikal mencapai 40,48%, pada siklus I mengalami peningkatan sehingga diperoleh persentase rata-rata sebesar 78,09% dikategorikan sedang dengan ketuntasan klasikal sebesar 76,19%, dan akhirnya dapat mencapai persentase rata-rata sebesar 83,21% dikategorikan tinggi dengan ketuntasan klasikal sebesar 83,33% pada siklus II. Ada pun pengetahuan faktual juga mengalami peningkatan dari pra siklus diperoleh persentase rata-rata mencapai 68,57% dengan kategori sedang, menjadi 75,24% dengan kategori sedang pada siklus I, dan pada akhirnya dapat mencapai kategori tinggi yaitu sebesar 82,5% pada siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mind

mapping dalam pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar PKn dan

pengetahuan faktual pada siswa kelas IVB SD Negeri 5 Tonja tahun pelajaran 2014/2015.

Kata-kata kunci : mind mapping, pendekatan saintifik, hasil belajar PKn, pengetahuan faktual.

Abstract

This study aims to (1) improve civics learning outcomes through mind mapping application in scientific approach, (2) increase the factual knowledge through the application of mind mapping in the scientific approach. This type of research is a classroom action research was conducted in two cycles. Each cycle consists of four stages: planning, action, observation, and reflection. Subjects were IVB grade students of SD Negeri 5 Tonja academic year 2014/2015 the number of students are 42 people, 19 boys and 23 girls. Data were collected through a multiple choice item test method for Civics learning outcomes, whereas for factual knowledge in the true-false test. Data were analyzed by quantitative and qualitative descriptive method.

The analysis showed that there is an increasing in civics learning outcomes and factual knowledge. In the pre-cycle obtained average percentage of civics learning outcomes

(2)

reached 63.93% lower categorized with classical completeness reached 40.48%, in the first cycle obtained an average percentage of 78.09% were categorized with classical completeness of 76.19% , and the second cycle obtained an average percentage of 83.21% high categorized with classical completeness of 83.33%. While the factual knowledge gained on pre-cycle average percentage reached 68.57% with moderate category, in the first cycle obtained 75.24% in the medium category, and the second cycle obtained an average percentage of 82.5% with a high category. It can be concluded that the mind mapping in the scientific approach to improve learning outcomes civics and factual knowledge IVB grade students of SD Negeri 5 Tonja academic year 2014/2015.

Keywords : mind mapping, scientific approach, civics learning outcomes, factual knowledge

PENDAHULUAN

Berbagai upaya dilakukan pemerintah Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui adanya perubahan paradigma yang kini berfokus pada penguasaan pengetahuan yang kontekstual. Sebagaimana dalam pendidikan kita tentu mengenal kurikulum yang merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan satuan pendidikan. Suatu kurikulum harus terus beradaptasi dengan berbagai perubahan dan perkembangan yang ada. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum. Seperti saat ini sedang diterapkan kurikulum 2013 sebagai rentetan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP).

Merujuk pada Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 (2013:2) tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD-MI secara rasional kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir, beberapa diantaranya adalah pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada siswa, pola pembelajaran satu arah menjadi pembelajaran interaktif, pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari, pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok, dan pola pembelajaran pasif menjadi kritis. Kurikulum 2013 diharapkan dapat menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu sehingga terbentuk generasi yang aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang dihadapi dari perubahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitar.

Kegiatan pembelajaran yang diimplementasikan pada kurikulum 2013 dipadankan dengan suatu proses ilmiah untuk memotivasi siswa dalam memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 (2013:3) tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya kegiatan pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik atau ilmiah. Dipertegas Kurniasih (2014:29) bahwa pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak tergantung pada informasi searah dari guru. Maka, kondisi pembelajaran yang dapat tercipta sesuai dengan harapan dari kurikulum 2013, yaitu mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.

Pembelajaran dalam kurikulum 2013 dikemas dengan mengintegrasikan berbagai kompetensi dari beberapa muatan materi pelajaran ke dalam tema dan sub tema yang dikenal dengan pembelajaran tematik integratif. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam kegiatan pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Menurut Majid (2014:77) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran ini terjadi kaitan-kaitan pengalaman belajar yang bermakna dan akan meningkatkan peluang

(3)

bagi terjadinya pembelajaran yang lebih efektif. Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipasangkan berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Dari beberapa muatan materi pelajaran yang diintegrasikan, salah satunya adalah Pendidikan Kewarganegaraan di mana tergolong kelompok muatan materi pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Menurut BSNP (2006:2) menyatakan bahwa muatan materi Pendidikan Kewarganegaraan merupakan muatan materi pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan wali kelas IVB SD Negeri 5 Tonja, maka masalah yang ditemukan adalah belum optimalnya pemahaman konsep dan kemampuan memecahkan masalah siswa pada mata pelajaran PKn yang dilihat dari hasil belajar siswa. Hal itu dibuktikan dari keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran di mana nilai akhir siswa yang telah tuntas hanya mencapai 40% yaitu sebanyak 17 siswa sedangkan siswa yang belum tuntas mencapai 60% yaitu sebanyak 25 siswa dari 42 siswa dengan KKM yang ditentukan oleh sekolah adalah 70. Beberapa faktor yang menjadi penyebab sebetulnya bukan karena materi mata pelajaran PKn tidak menarik atau kurang menantang bagi siswa. Permasalahan utama adalah mata pelajaran yang membosankan, cenderung tidak disukai siswa, dan teknik mengajar yang dipilih oleh guru masih bertumpu pada pembelajaran yang hanya satu arah sehingga keterlibatan siswa kurang diperhatikan. Siswa tidak suka membaca, menulis catatan atau mengulang materi pelajaran yang diberikan juga mempengaruhi timbulnya masalah dalam kegiatan pembelajaran. Kiat guru dalam membelajarkan siswa secara monoton kurang efektif diterapkan dalam mata pelajaran PKn yang menyebabkan kondisi belajar yang kurang menarik minat dan perhatian siswa.

Tidak jarang siswa hanya mendengarkan dan menerima informasi begitu saja. Cara penerimaaan informasi akan kurang efektif karena tidak adanya proses penguatan daya ingat, walaupun ada proses penguatan yang berupa pembuatan catatan, siswa membuat catatan dalam bentuk yang menoton dan linier. Selain itu, ada juga beberapa siswa yang malas untuk mencatat materi pelajaran dikarenakan materi tersebut sudah tertulis di buku pelajaran. Bentuk catatan yang dibuat tidak sesuai sehingga siswa malas untuk membaca ulang materi pelajaran. Hal ini menyebabkan siswa kadang merasakan situasi belajar yang membosankan dan mengakibatkan hasil belajar sebagian siswa belum optimal.

Beberapa materi pelajaran pada muatan materi PKn yang tidak memungkinkan siswa untuk menghafal disertai dengan rendahnya kemampuan siswa dalam menghafal menyebabkan materi pelajaran yang dapat diserap oleh siswa tersebut tidak optimal. Masalah lain yang dapat diamati adalah kurang memanfaatkan pengalaman siswa dalam belajar di mana muatan materi PKn juga diperlukan pemahaman materi melalui hal-hal yang bersifat faktual sesuai dengan kenyataan yang pernah dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Ketika siswa diberikan suatu permasalahan, terkadang siswa dalam menyelesaikan permasalahan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang dialami. Bahkan tidak jarang apa yang diperoleh selama kegiatan pembelajaran tidak diaplikasikan ketika berinteraksi di lingkungannya. Pembelajaran akan bermakna apabila materi yang dibelajarkan guru berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pemahaman akan bertahan lama apabila siswa diberikan suatu kenyataan melalui pengalaman langsung. Selain itu, juga dipengaruhi karena kurikulum yang diterapkan masih baru dengan mengintegrasikan beberapa muatan materi pelajaran melalui tema, sehingga pemisahan mata pelajaran tersebut terkadang kurang efektif.

Berdasarkan permasalahan tersebut, karena salah satu dari kelemahan pembelajaran di kelas khususnya pada

(4)

muatan materi PKn adalah teknik guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang kurang melibatkan partisipasi siswa, maka dipilihnya mind mapping sebagai solusi dari permasalahan tersebut, karena penggunaan mind mapping dalam pembelajaran sangatlah menarik dan mampu menstabilkan kerja otak, sehingga siswa akan sangat mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Terlebih lagi dengan menggunakan mind mapping, pembelajaran seperti PKn yang kebanyakan berupa konsep akan mudah dipahami oleh siswa dengan membuat peta konsep, serta siswa akan merasa bahwa pembelajaran bagaikan miliknya. Selanjutnya siswa juga akan senang dengan penuh gambar dan warna pada pembuatan mind mapping yang dibuatnya. Hal tersebut diperjelas oleh pernyataan dari Swadarma (2013:5) bahwa mind mapping bekerja dengan memadukan dan mengembangkan potensi kerja dua belahan otak dalam proses belajar sehingga menjadi mudah untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi.

Adapun keunggulan dari penerapan mind mapping ini menurut Komara (2014:95) adalah sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau menemukan alternatif jawaban, sehingga semakin banyak ide dan informasi yang dapat disajikan, maka akan dapat memacu kreativitas siswa.

Begitu juga siswa dalam belajar, jika siswa bisa mengaktifkan dua sisi otaknya secara efektif, maka yakin mereka akan dengan mudah menerima pelajaran yang diberikan guru kepada siswa. Bukan hanya itu, kemampuan logika siswa akan lebih berkembang ketimbang mereka harus menghafal kata demi kata dan kalimat demi kalimat. Teknik pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kedua belah sisi otak pada siswa.

Tidak terlepas dari penerapan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran kurikulum 2013, mind mapping dapat dipadukan dalam pendekatan saintifik tentu tercipta pembelajaran yang kondusif, sehingga lebih memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan. Ketika kegiatan

pembelajaran berlangsung, maka akan terjadi suatu proses dalam menyeimbangkan kerja otak pada siswa yang disertai dengan suatu proses ilmiah yang membantu siswa dalam belajar.

Melalui penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik tentu akan terjadi perubahan pada hasil belajar siswa dilihat dari seberapa besar perubahan siswa dalam menerima materi pelajaran PKn yang sering disebut sebagai mata pelajaran hafalan. Menurut Kunandar (2013:62) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil belajar erat kaitannya dengan belajar atau proses belajar. Klasifikasi hasil belajar di sekolah lazimnya dibedakan mengikuti taksonomi dari Benyamin Bloom. Begitu juga dengan hasil belajar PKn melalui pengalaman belajar tersebut akan mengarahkan siswa untuk mampu merubah konsep yang salah dalam dirinya menjadi konsep yang benar ketika berada di tengah masyarakat. Pada pelaksanaan pembelajaran memang hasil belajar siswa diukur dari tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor, namun pada penelitian ini hasil belajar PKn dibatasi hanya pada ranah kognitif saja.

Anderson dan Krathwohl mengembangkan lebih lanjut taksonomi Bloom ranah kognitif yang kini mencakup dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif, Supratiknya (2012:9). Salah satu dimensi pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan faktual. Pengetahuan faktual termasuk salah satu kualifikasi kemampuan sebagai kompetensi lulusan dalam kurikulum 2013 yang telah diatur oleh Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 (2013:2) tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Pengetahuan faktual dalam Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013 (2013:5) tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah dipahami dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu. Selain mengukur hasil belajar PKn yang akan memberikan bekal kepada siswa untuk diaplikasikan dalam kehidupan

(5)

siswa sesuai dengan watak yang telah dibentuk, hendaknya diimbangi dengan pengetahuan faktual di mana siswa dalam menguasai materi pelajaran melalui proses menguji dan mengobservasi yang tentu akan memperoleh hasil yang bermakna dari pengalaman belajar tersebut.

Mengingat permasalahan yang telah diuraikan, akhirnya dilaksanakan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Mind Mapping dalam Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn dan Pengetahuan Faktual Tema Cita-citaku pada Siswa Kelas IVB SD Negeri 5 Tonja, Kecamatan Denpasar Utara Tahun Pelajaran 2014/2015“.

Berdasarkan pemaparan di atas adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar PKn tema Cita-citaku siswa kelas IVB SD Negeri 5 Tonja melalui penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik dan untuk meningkatkan pengetahuan faktual tema Cita-citaku siswa kelas IVB SD Negeri 5 Tonja melalui penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik.

METODE

Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas karena bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa. Menurut Arikunto (2009:3) mendefinisikan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi di sebuah kelas bersama. Sementara menurut Komaidi (2011:2) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan tersebut, maka penelitian tindakan kelas merupakan suatu tindakan/permasalahan yang terjadi di kelas dan permasalahan tersebut perlu diadakan tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 5 Tonja pada tanggal 16 sampai dengan tanggal 28 Pebruari 2015. Subjek

penelitian ini adalah siswa kelas IVB SD Negeri 5 Tonja yang berjumlah 42 orang dengan 19 orang siswa laki-laki dan 23 orang siswa perempuan. Siswa di kelas ini dipilih sebagai subjek penelitian karena pada kelas ini ditemukan permasalahan-permasalahan seperti yang diungkapkan pada latar belakang. Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar PKn dan pengetahuan faktual pada siswa kelas IVB SD Negeri 5 Tonja setelah diterapkannya mind mapping dalam pendekatan saintifik.

Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, di mana siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dalam penelitian ini, bentuk penelitian tindakan yang akan digunakan adalah penelitian tindakan bentuk peneliti sebagai guru.

Hasil evaluasi dan refleksi pada siklus I bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus I, maka peneliti dapat menentukan rancangan tindakan berikutnya pada siklus kedua. Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil dari refleksi I yang merupakan perbaikan dari hambatan yang ditemukan dalam tindakan pada siklus I, tentunya langkah-langkah pada setiap tahapan akan mengalami perubahan.

Dalam penelitian ini dilaksanakan dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari empat kali pertemuan, yaitu tiga kali untuk pelaksanaan tindakan dan satu kali untuk pelaksanaan tes. Siklus I akan dilaksanakan pada Sub tema 1 dan Siklus II akan silaksanakan pada sub tema 3. Rancangan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Pada penelitian ini melibatkan 2 variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu mind mapping dalam pendekatan saintifik dan variabel terikat yaitu hasil belajar PKn dan pengetahuan faktual.

(6)

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode tes. Tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dikerjakan sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi dan dapat dibandingkan dengan nilai standar tertentu (Sudijono, 2009:67). Tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar PKn adalah tes obyektif bentuk pilihan ganda. Sedangkan tes yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan faktual adalah tes obyektif bentuk benar-salah.

Menurut Sudjana (2012:48) menyatakan bahwa tes obyektif bentuk pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat. Dilihat dari strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas stem (pertanyaan), option (sejumlah pilihan), kunci (jawaban yang benar atau paling tepat), distractor (jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban).

Sementara, tes obyektif bentuk benar-salah menurut Sudijono (2012:107) adalah salah satu bentuk tes obyektif di mana butir-butir soal yang diajukan dalam tes hasil belajar itu berupa pernyataan (statement), pernyataan mana ada yang benar dan ada yang salah.

Data yang telah dikumpulkan lalu dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengelolaan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan persentase, mengenal suatu objek yang diteliti sehingga memperoleh kesimpulan umum (Agung, 2012:67). Sedangkan analisis deskriptif kualitatif adalah suatu cara analisis/pengelolaan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk kalimat atau kata-kata, mengenai suatu objek yang diteliti sehingga memperoleh kesimpulan umum (Agung, 2012:67).

Secara keseluruhan tindakan ini dikatakan berhasil apabila (1) terjadi peningkatan persentase hasil belajar PKn

dan pengetahuan faktual siswa melalui penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik pada akhir penelitian minimal 80% atau termasuk berada pada kategori tinggi; (2) terjadi peningkatan persentase ketuntasan klasikal yang ingin dicapai dari 80% siswa yang skornya ≥ 70.

HASIL DANPEMBAHASAN HASIL

Pelaksanaan pembelajaran selama penelitian melalui penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik secara umum telah berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Pada tahap refleksi awal, peneliti melakukan observasi pembelajaran di kelas IVB SD Negeri 5 Tonja tahun pelajaran 2014/2015. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar PKn dan pengetahuan faktual siswa sebelum diberikan tindakan.

Adapun rincian data perolehan hasil belajar PKn dan pengetahuan faktual siswa kelas IVB pada refleksi awal adalah pencapaian hasil belajar PKn sebelum penelitian, diperoleh hanya 40,48% tercapai ketuntasan belajar pada kelas ini, karena dari 42 siswa hanya 17 siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan KKM yaitu 70. Sementara itu, sisanya lagi 25 siswa nilainya berada di bawah nilai KKM. Sedangkan rata-rata perolehan hasil belajar dari ulangan harian adalah 63,93 yang masih tergolong rendah. Sementara pengetahuan faktual sebelum penelitian, diperoleh rata-rata 68,57 yang berada dalam kategori sedang. Data ini selanjutnya menjadi bahan refleksi awal untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas secara bersiklus.

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan dari penelitian ini, maka hasil yang ingin dicapai pada siklus I ini adalah hasil belajar PKn dan pengetahuan faktual siswa dapat meningkat dari sebelumnya. Adapun rincian data perolehan hasil belajar PKn siswa kelas IVB pada siklus I adalah sebanyak 32 orang siswa memperoleh nilai mencapai KKM dan sebanyak 10 orang siswa memperoleh nilai di bawah KKM dengan ketuntasan klasikal siswa mencapai 76,19%.

(7)

Berdasarkan hasil perhitungan pada siklus I, rata-rata hasil belajar PKn siswa sebesar 78,09 dengan rata-rata persen 78,09% yang di mana berada pada rentang skor 65% - 79% masih tergolong dalam kategori sedang. Selain itu, rata-rata pengetahuan faktual siswa sebesar 75,24 dengan rata-rata persen 75,24% yang masih tergolong dalam kategori sedang.

Sama seperti pada siklus I, pada siklus II juga dilaksanakan selama empat kali pertemuan. Siklus II ini dilaksanakan berdasarkan perbaikan dari tindakan yang dilakukan pada siklus I.

Adapun rincian dari data perolehan hasil belajar PKn dan pengetahuan faktual siswa kelas IVB pada siklus II adalah sebanyak 35 orang siswa memperoleh nilai mencapai KKM dan sebanyak 7 orang siswa memperoleh nilai di bawah KKM dengan ketuntasan klasikal siswa mencapai 83,33%.

Berdasarkan hasil perhitungan pada siklus II, rata-rata hasil belajar PKn siswa sebesar 83,21 dengan rata-rata persen 83,21% yang di mana berada pada rentang skor 80% - 89% tergolong dalam kategori tinggi. selain itu, rata-rata pengetahuan faktual siswa sebesar 82,5 dengan rata-rata persen 82,5% yang tergolong dalam kategori tinggi.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data, penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKn dan pengetahuan faktual pada tema Cita-citaku siswa kelas IVB SD Negeri 5 Tonja tahun pelajaran 2014/2015. Penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik pada mata pelajaran PKn di SD Negeri 5 Tonja yang diterapkan pada siswa kelas IVB semester II yang berjumlah 42 orang sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang direncanakan yaitu untuk mengatasi permasalahan yang ada.

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus terdapat 4 kali pertemuan. Pertemuan pertama, kedua, dan ketiga digunakan untuk kegiatan pembelajaran, dan pertemuan keempat digunakan untuk tes hasil belajar.

Sedangkan pengamatan dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam proses pengamatan peneliti dibantu oleh guru kelas. Peningkatan terjadi dari siklus I ke siklus II. Adapun pembahasan hasilnya sebagai berikut.

Berdasarkan data awal bahwa rata-rata hasil belajar PKn siswa kelas IVB SD Negeri 5 Tonja masih rendah yakni 63,93 dan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 40,48%. Sedangkan rata-rata pengetahuan faktual siswa yakni 68,57 yang berada dalam kategori sedang. Setelah dilakukan tindakan dengan penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik, pada siklus I rata-rata hasil belajar PKn siswa menjadi 78,09 yang masih tergolong dalam kategori sedang dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 76,19%. Sementara rata pengetahuan faktual siswa yakni 75,24 yang masih berada dalam kategori sedang. Hal ini menyatakan adanya peningkatan dari pra siklus ke siklus I. Sebelum tindakan pada hasil belajar PKn terdapat 25 orang siswa yang nilainya masih di bawah KKM, mengalami peningkatan pada siklus I yaitu 10 orang siswa nilainya di bawah KKM. Karena hasil pada siklus I belum memenuhi harapan, maka akan diupayakan penyelesaian masalah yang ditemukan pada siklus I seperti siswa masih terlihat bingung karena belum terbiasa dengan teknik yang diterapkan dan kurang memanfaatkan pengalaman nyata siswa dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa kesulitan dalam mengembangkan materi pelajaran serta kurang memperhatikan alokasi waktu yang digunakan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain itu siswa masih ragu-ragu dalam menuangkan ide-ide kreatifnya ketika membuat mind map dan enggan berdiskusi dengan teman sekelompoknya.

Untuk mengatasi hal ini peneliti dibantu oleh guru kelas mengupayakan solusi yang akan digunakan juga sebagai pedoman pada siklus berikutnya. Solusi yang diambil yaitu dengan menekankan lagi penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik yaitu dengan memberikan penjelasan dan informasi serta mengarahkan siswa sesuai dengan teknik

(8)

mind mapping. Selain itu, memberikan motivasi kepada siswa untuk membangkitkan rasa percaya diri agar memiliki keberanian untuk menuangkan ide-ide kreatifnya, juga dalam mengajukan pendapat ataupun menjawab pertanyaan dari guru berdasarkan pengalaman belajarnya. Bagi siswa yang tidak aktif dalam kelompok atau kurang serius, peneliti dapat menegur siswa tersebut dan memberikan bimbingan yang dapat membangkitkan minat/perhatiannya serta selalu memberikan pujian kepada siswa yang telah berhasil mengerjakan tugasnya.

Pada siklus II, rata-rata nilai hasil belajar PKn siswa meningkat menjadi 83,21 yang tergolong dalam kategori tinggi dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 83,33%. Begitu juga dengan pengetahuan faktual siswa meningkat menjadi 82,5 yang tergolong dalam kategori tinggi.

Hasil belajar PKn dan pengetahuan faktual yang diperoleh siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan siklus I dan siklus II, menunjukkan adanya peningkatan baik secara individu maupun secara klasikal. Hal ini disebabkan bahwa dalam pelaksanaan tindakan siklus II tidak lagi muncul kendala-kendala seperti pada siklus I. Hasil belajar PKn dan pengetahuan faktual siswa dapat mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dalam penelitian ini sehingga penelitian ini dapat dihentikan.

Dalam kegiatan pembelajaran, siswa sudah terbiasa dan telah terlatih belajar dengan mengikuti langkah-langkah mind mapping dalam pendekatan saintifik. Hal ini terlihat dari apa yang dilakukan siswa ketika guru memberikan instruksi, siswa sudah mampu mengikuti pembelajaran dengan implementasi mind mapping dalam pendekatan saintifik. Hal ini terlihat dari kegiatan yang dilakukan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tidak lagi ragu-ragu dalam menuangkan ide-ide kreatifnya ketika membuat mind map, juga dalam menyampaikan pendapat ataupun menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti. Dalam diskusi kelompok siswa juga sudah mampu bekerjasama. Pada siklus II ini siswa menunjukkan minat belajar yang

tinggi dan mampu mengaitkan materi pelajaran yang diberikan dengan pengalaman mereka sehari-hari serta mampu menyimpulkan konsep-konsep yang dipelajari.

Berdasarkan pemaparan dari siklus I dan siklus II, penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar PKn dan pengetahuan faktual, hal ini dikarenakan memang teknik ini memiliki kelebihan dalam pembelajaran dan menarik karena dikembangkan oleh Tony Buzan. Selain sebagai teknik mencatat yang menarik, kreatif, dan efektif, teknik mind mapping akan memetakan pikiran siswa sehingga dapat membantu dalam mengaktifkan seluruh otak. Kelebihannya menurut Komara (2014:95) adalah sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau menemukan alternatif jawaban, sehingga semakin banyak ide dan informasi yang dapat disajikan, maka akan dapat memacu kreativitas siswa. Peneliti mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman nyata siswa sehingga materi tersebut mudah dipahami siswa melalui pengalaman belajar dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi,

mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Melalui penggunaan warna-warna yang beraneka ragam dalam pembuatan mind map membangkitkan minat siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Selain itu, tidak lupa diberikan pujian atau penguatan kepada siswa karena telah menyelesaikan tugas yang diberikan dan memotivasi siswa yang masih kurang.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penelitu dan uraian yang telah dipaparkan, maka menunjukkan penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar PKn dan pengetahuan faktual pada tema Cita-citaku siswa kelas IVB di SD Negeri 5 Tonja tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Mariana (2013) dengan judul Penerapan Model Mind Mapping untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SDN Kalipare 06

(9)

Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang, menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar PKn.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa (1) penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada tema Cita-citaku siswa kelas IVB di SD Negeri 5 Tonja, Kecamatan Denpasar Utara tahun pelajaran 2014/2015. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil belajar PKn pada siklus I sebesar 78,09% dan pada siklus II hasil belajar PKn mencapai 83,21%. Peningkatan yang terjadi sebesar 5,12% dalam pedoman PAP skala lima berada pada kategori tinggi. (2) Penerapan mind mapping dalam pendekatan saintifik dapat meningkatkan pengetahuan faktual pada tema Cita-citaku siswa kelas IVB di SD Negeri 5 Tonja, Kecamatan Denpasar Utara tahun pelajaran 2014/2015. Peningkatan ini dapat dilihat dari pengetahuan faktual pada siklus I sebesar 75,24% dan pada siklus II pengetahuan faktual mencapai 82,5%. Peningkatan yang terjadi sebesar 7,26%, dalam pedoman PAP skala lima berada pada kategori tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Gede. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha.

Arikunto, Suharsimi; dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Kemendikbud. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 64 Tahun 2013 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Pendidikan Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Kemendikbud.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Memahami Berbagai Aspek dalam Kurikulum 2013. Kuningan : Kata Pena.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mariana, Tri Indah. 2013. Penerapan Model Mind Mapping untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SDN Kalipare 06 Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang (tidak diterbitkan). Jurusan PGSD, FIP Universitas Negeri Malang.

Swadarma, Doni. 2013. Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran. Jakarta : Gramedia. Komara, Endang. 2014. Belajar dan

Pembelajaran Interaktif. Bandung: Refika Aditama.

Komaidi, Didik dan Wahyu Wijayanti. 2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Sabda Media.

(10)

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali Pers.

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rajawali.

. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rajawali.

Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemberian rumput laut dapat meningkatkan kadar hemoglobin, sehingga mengatasi anemia kehamilan yang terjadi pada

Dari zhahir ayat tersebut dapat difahami, bahwa seorang wali tidak boleh semena-mena terhadap anak perempuan yang berada di bawah perwaliannya, baik untuk memaksa

Adapun ketentuan besarnya dana tabarru’ didasarkan atas tabel penentuan iuran tabarru takaful dana investasi setelah dikurangi biaya pengelolaan (loading),

Soal di bawah ini terdiri dari lima buah gambar yang memiliki kesamaan. Tetapi ada gambar yang tidak sama atau tidak sekelompok dengan gambar lainnya. Pilihlah salah

Syarat mutu biji kakao menurut SNI 2323-2008 ditentukan berdasarkan adanya serangga hidup atau benda asing, kadar air, adanya biji berbau asap abnormal atau berbau asing lainnya,

Analisa yang dilakukan pada runway di lapangan terbang Gading terkait dengan panduan approach adalah analisis runway berupa design runway azimuth serta acuan pendaratan dengan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulka bahwa terdapat perbedaan profil protein spermatozoa sebelum dan setelah pembekuan yang dilihat dari variasi

Developmental Competence and Post-Thaw Survivability of buffalo Embryos Produced In vitro: Effect of Growth Factors in Oocyte Maturation Medium and of Embryo Culture System.. Effect