• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hipotermia pada Neonatus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hipotermia pada Neonatus"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BANGUN LUBIS BANGUN LUBIS

Bagian Ilmu Kesehatan

Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSUP H. Adam Malik, MedanAnak FK-USU/RSUP H. Adam Malik, Medan

P

Pendahuluanendahuluan

Di negara berkembang, t

Di negara berkembang, t ermasuk Indonesia, tinggmya morbiditas dan mortalitas bayi berat lahir ermasuk Indonesia, tinggmya morbiditas dan mortalitas bayi berat lahir  rendah (BBLR) masih menjadi masalah utama. Penyebab

rendah (BBLR) masih menjadi masalah utama. Penyebab utama morbiditas dan mortalitas BBLR diutama morbiditas dan mortalitas BBLR di negara berkembang adalah

negara berkembang adalah asfiksia, sindrom gangguan asfiksia, sindrom gangguan napas, infeksi, senapas, infeksi, serta komplikasi hipotermia.rta komplikasi hipotermia. Hipotermia dapat menimbulkan penyulit infeksi, gagal ginjal, serangan apnu, dl

Hipotermia dapat menimbulkan penyulit infeksi, gagal ginjal, serangan apnu, dl l yang mengakibatkanl yang mengakibatkan kematian.

kematian.

Di Indonesia, sekitar 70% persalinan terjadi di pedesaan dan ditolong oleh dukun bayi. Mungkin pula Di Indonesia, sekitar 70% persalinan terjadi di pedesaan dan ditolong oleh dukun bayi. Mungkin pula ditolong oleh mertua, anggota keluarga yang lai

ditolong oleh mertua, anggota keluarga yang lai n, atau tetangga. Faktor utama yang memberikann, atau tetangga. Faktor utama yang memberikan peluang terjadinya kematian neonatus di rumah adalah kegagalan untuk mengenal faktor risiko tinggi peluang terjadinya kematian neonatus di rumah adalah kegagalan untuk mengenal faktor risiko tinggi pada kehamilan,

pada kehamilan,

persalinan, periode neonatus, dan tidak

persalinan, periode neonatus, dan tidak merujuk pada saat yang temerujuk pada saat yang tepat. Upaya perawatan BBLRpat. Upaya perawatan BBLR dengan praktik "metode botol panas dan

dengan praktik "metode botol panas dan bedong" serta praktik tradisional lainnya yang bersifbedong" serta praktik tradisional lainnya yang bersif atat pendekatan supernatural, terbukti tidak dapat membantu. Bahkan, sering kali memberikan dampak pendekatan supernatural, terbukti tidak dapat membantu. Bahkan, sering kali memberikan dampak buruk terhadap kondisi fisik bayi,

buruk terhadap kondisi fisik bayi, seperti kasseperti kasus luka bakar akius luka bakar aki bat "teknologi botol panas" danbat "teknologi botol panas" dan "teknologi pemanasan dengan lampu petromaks".

"teknologi pemanasan dengan lampu petromaks".

Hipotermia pada neonatus adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan suhu tubuh yang Hipotermia pada neonatus adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan suhu tubuh yang disebabkan oleh berbagai keadaan, terutama karena tingginya konsumsioksigen dan penurunan disebabkan oleh berbagai keadaan, terutama karena tingginya konsumsioksigen dan penurunan suhu ruangan. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal sangat penting untuk kelangsungan suhu ruangan. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal sangat penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan bayi baru lahir, terutama bagi bayi prematur. Pengaturan suhu tubuh

hidup dan pertumbuhan bayi baru lahir, terutama bagi bayi prematur. Pengaturan suhu tubuh tergantung pada faktor

tergantung pada faktor penghasil panas dan pengelupenghasil panas dan pengeluarannya, sedang produksi panas arannya, sedang produksi panas sangatsangat tergantung pada oksidasi

tergantung pada oksidasi biologis dan aktivitas biologis dan aktivitas metabolisme dari selmetabolisme dari sel-sel tubuh waktu istirahat1.-sel tubuh waktu istirahat1. Suhu normal adalah suhu tubuh yang menjamin kebutuhan oksigen bayi secara individual dapat Suhu normal adalah suhu tubuh yang menjamin kebutuhan oksigen bayi secara individual dapat terpenuhi, pada

terpenuhi, pada kulit bayi: 36--36,5oC; pada aksila: kulit bayi: 36--36,5oC; pada aksila: 36,536,5--37oC; dan pada --37oC; dan pada rektum 36,5--37,5oC C.rektum 36,5--37,5oC C. Istilah hipotermia secara umum

Istilah hipotermia secara umum digambarkan sebagai suhu digambarkan sebagai suhu tubuh kurang dari tubuh kurang dari 35oC335oC3-8,10,16.-8,10,16. Dengan diketahuinya bahaya hipotermia, terutama pada neonatus, maka untuk meningkatkan Dengan diketahuinya bahaya hipotermia, terutama pada neonatus, maka untuk meningkatkan keselamatan neonatus prematur yang dirawat digunakan inkubator sederhana untuk pemanasan. Ini keselamatan neonatus prematur yang dirawat digunakan inkubator sederhana untuk pemanasan. Ini merupakan hal yang mengesankan dalam usaha untuk mengontrol keseimbangan panas yang merupakan hal yang mengesankan dalam usaha untuk mengontrol keseimbangan panas yang mudah terganggu pada neonatus prematur4.

mudah terganggu pada neonatus prematur4. Penurunan suhu ruangan,

Penurunan suhu ruangan, kekurangan lemak kekurangan lemak subkutsubkutan dan hipoglikemia an dan hipoglikemia pada bayi berpotensipada bayi berpotensi menimbulkan keadaan hipotermia, terutama pada bayi prematur7. Suhu ruangan dan kelembaban menimbulkan keadaan hipotermia, terutama pada bayi prematur7. Suhu ruangan dan kelembaban yang lebih tinggi dari keadaan normal perlu dipertahankan, terutama pada bayi prematur. Suhu tubuh yang lebih tinggi dari keadaan normal perlu dipertahankan, terutama pada bayi prematur. Suhu tubuh yang dipertahankan sebesar 36--36,2oC yang didapatkan dari mempertahankan suhu lingkungan yang dipertahankan sebesar 36--36,2oC yang didapatkan dari mempertahankan suhu lingkungan antara 32--34oC pada bayi prematur, dapat

antara 32--34oC pada bayi prematur, dapat mempertahankan kelangsungan hidup bayi2.mempertahankan kelangsungan hidup bayi2. Penilaian suhu bayi dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain melalui rektum, Penilaian suhu bayi dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain melalui rektum, oesofagus, dan membran timpani. Namun, yang paling sering dilakukan adalah

oesofagus, dan membran timpani. Namun, yang paling sering dilakukan adalah melalui rektum, kulit,melalui rektum, kulit, dan aksila. Pengukuran suhu melalui rektal adalah pengukuran suhu tubuh yang lebih sesuai,

dan aksila. Pengukuran suhu melalui rektal adalah pengukuran suhu tubuh yang lebih sesuai,

sedangkan suhu pada aksila biasanya lebih rendah dari rektum, namun dapat terbaca lebihtinggi bila sedangkan suhu pada aksila biasanya lebih rendah dari rektum, namun dapat terbaca lebihtinggi bila brow 

brow n fat n fat terangsang8.terangsang8.

E

Etiologitiologi

Hipotermia dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, antara lain: Hipotermia dapat disebabkan oleh beberapa keadaan, antara lain:

(2)

1. Keadaan yang menimbulkan kehilangan panas yang berlebihan, seperti lingkungan dingin, basah, atau bayi yang telanjang, c old linen, selama perjalanan dan beberapa keadaan seperti

mandi, pengambilan sampel darah, pemberian infus, serta pembedahan. Juga peningkatan aliran udara dan penguapan.

2. Ketidaksanggupan menahan panas, seperti pada permukaan tubuh yang relatif luas, kurang lemak, ketidaksanggupan mengurangi permukaan tubuh, yaitu dengan memfleksikan tubuh dan tonus otot yang lemah yang mengakibatkan hilangnya panas yang lebih besar pada BBLR.

3. Kurangnya metabolisme untuk menghasilkan panas, seperti defisiensibrow n fat , misalnya bayi preterm, kecil masa kelahiran, kerusakan sistem syaraf pusat sehubungan dengan anoksia, intra kranial hemorrhage, hipoksia, dan hi poglikemia11.

Klasifikasi

Berdasarkan kejadiannya, hipotermia dibagi atas13:

1. Hipotermia sepintas, yaitu penurunan suhu tubuh 1--2oC sesudah lahir. Suhu tubuh akan menjadi normal kembali sesudah bayi berumur 4--8 jam, bila suhu lingkungan diatur sebaik-baiknya. Hipotermia sepintas ini terdapat pada bayi dengan BBLR, hipoksia, resusitasi yang lama, ruangan tempat bersalin yang dingin, bila bayi tidak segera dibungkus setelah l ahir, terlalu cepat dimandikan (kurang dari 4 j am sesudah lahir), dan pemberian morfin pada i bu yang sedang bersalin.

2. Hipotermia akut terjadi bila bayi berada di lingkungan yang dingin selama 6--12 jam. Terdapat pada bayi dengan BBLR di ruang tempat bersalin yang dingin, inkubator yang tidak cukup panas, kelalaian dari dokter, bidan, dan perawat terhadap bayi yang akan lahir, yaitu diduga mati dalam kandungan tetapi ternyata hidup dan sebagainya. Gejalanya ialah lemah, gelisah, pernapasan dan bunyi jantung lambat serta kedua kaki dingin. Terapinya ialah dengan segera memasukkan bayi ke dalam inkubator yang suhunya telah diatur menurut kebutuhan bayi dan dalam keadaan telanjang supaya dapat diawasi dengan teliti.

3. Hipoterroia sekunder. Penurunan suhu tubuh yang tidak disebabkan oleh suhu lingkungan yang dingin, tetapi oleh sebab lain seperti sepsis, sindrom gangguan pernapasan dengan hipoksia atau hipoglikemia, perdarahan intra-kranial tranfusi tukar, penyakit jantung bawaan yang berat, dan bayi dengan BBLR serta hipoglikemia. Pengobatannya ialah dengan mengobati penyebabnya, misalnya dengan pemberian antibiotik, larutan glukosa, oksigen, dan sebagainya. Pemeriksaan suhu tubuh pada bayi yang sedang mendapat tranfusi tukar  harus dilakukan beberapa kali karena hipotermia harus diketahui secepatnya. Bila suhu sekitar 32oC, tranfusi tukar harus dihentikan untuk sementara waktu sampai suhu tubuh menjadi normal kembali.

4. C old injury , yaitu hipotermia yang timbul karena terlalu lama dalam ruangan di ngin (lebih dari

12 jam). Gejalanya ialah lemah, tidak mau mi num, badan dingin, oliguria, suhu berkisar  antara 29,5--35pC, tak banyak bergerak, edema, serta kemerahan pada tangan, kaki, dan muka seolah-olah bayi dalam keadaan sehat; pengerasan jari ngan subkutis. Bayi seperti ini sering mengalami komplikasi infeksi, hipoglikemia, dan perdarahan. Pengobatannya ial ah dengan memanaskan secara perlahan-lahan, antibiotik, pemberi an larutan glukosa 10%, dan kortikosteroid.

Patofisiologi

Sewaktu kulit bayi menjadi dingin, saraf aff eren menyampaikan pada sentral pengatur panas di hipothalamus. Saraf yang dari hipothalamus sewaktu m encapaibrow n fat memacu pelepasan noradrenalin lokal sehingga trigliserida dioksidasi menjadi gliserol dan asam lemak. Bl ood gliserol  level meningkat, tetapi asam lemak secara lokal dikonsumsi unt uk menghasilkan panas. Daerah brow n fat menjadi panas, kemudian didistribusikan ke beberapa bagian tubuh melalui aliran darah. Ini menunjukkan bahwa bayi akan memerlukan oksigen tambahan dan glukosa untuk metabolisme yang digunakan untuk menjaga tubuh tetap hangat. Methaboli c themogenesis yang efektif memerlukan

integritas dari sistem syaraf sentral, kecukupan daribrow n fat , dan tersedianya glukosa serta oksigen. Perubahan fisiologis akibat hipotermia yang terjadi pada sistem syaraf pusat antara lain (tabel 1) antara lain: depresi linier dari metabolisme otak, amnesia, apatis, disartria, pertimbangan yang

In order to print this document from Scribd, you'll

first need to download it.

(3)

terganggu adaptasi yang salah, EEG yang abnormal, depressi kesadaran yang progresif, dilatasi pupil, dan halusinasi. Dalam keadaan berat dapat terjadi kehilangan autoregulasi otak, aliran darah otak menurun, koma, refleks okuli yang hil ang, dan penurunan yang progressif dari aktivitas EEG. Pada jantung dapat t erjadi takikardi, kemudian bradikardi yang progressif, kontriksi pembuluh darah, peningkatanc adiaout put , dan tekanan darah. Selanjutnya, peningkatan aritmia atrium dan

ventrikel, perubahan EKG dan sistole yang memanj ang; penurunan tekanan darah yang progressif, denyut jantung, danc adiaout put disritmia serta asistole. Pada pernapasan dapat terjadi t akipnea,

bronkhorea, bronkhospasma, hipoventilasi konsumsi oksigen yang menurun sampai 50%, kongesti paru dan edema, konsumsi oksigen yang menurun sampai 75%, dan apnoe. Pada ginjal dan sistem endokrin, dapat terjadic old diuesis, peningkatan katekolamin, steroid adrenal, T3 dan T4 dan

menggigil; peningkatan aliran darah ginjal sampai 50%, autoregulasi ginjal yang i ntak, dan hilangnya aktivitas insulin. Pada keadaan berat, dapat terjadi oliguri yang berat, poikilotermia, dan penurunan metabolisma basal sampai 80%. Pada otot syaraf, dapat terjadi penurunan tonus otot sebelum menggigil, termogenesis, ataksia, hiporefleksia, dan rigiditi. Pada keadaan berat, dapat terjadi arefleksia daerah perifer14.

ManifestasiKlinis

Manifestasi klinis tergantung pada keparahan dan pengaruh suhu terhadap tubuh. Transient respirasi distress bisa terlihat pada waktu di kamar bersalin. Stern (1980) memperlihatkan adanya peningkatan risiko Ker n i c teus pada bayi kecil yang preterm15.

Jika hipotermia terus berlanjut, apnea, bradikardia, dan sianotik sentralis bisa terjadi. Bayi hipotermia mula-mula dapat terlihat gelisah, kemudian letargi. Perubahan lainnya yang bisa terjadi antara lai n hipotonia, nangis yang lemah, m alas mengisap, distensia atau muntah. Umumnya, bayi tidak

menggigil akibat kedinginan, namun dapat j atuh pada hipotermia yang lebih berat. Hipotermia kronik dapat menyebabkan berat badan yang menurun3. Pada kasus yang berat (< 28oC), terlihat pasien pucat atau sianosis, pupil mata dapat dilatasi, otot-otot kaku, dan denyut nadi bisa rendah, 4--6 kali/menit2.

Komplikasi

Beberapa komplikasi yang dapat ti mbul akibat hipotermia: hipoglikemia karena kekurangan cadangan glikogen. Asidosis metabolik disebabkan vasokonstriksi perifer dengan metabolisme anaerobik dan asidosis. Hipoksia dengan kebutuhan oksigen yang me ningkat, gangguan pembekuan, dan

perdarahan pulmonal dapat menyertai hipotermia berat. Schok dengan akibat penurunan tekanan arteri sistemik, penurunan volume plasma, dan penurunanc adiaoutput. Apnea dan perdarahan

intra ventrikuler3,15.

Penanganan

Untuk mencegah komplikasi hipotermia, pemanasan terhadap bayi harus segera dil akukan. Pemanasan yang terlalu cepat harus dihindarkan, karena dapat menyebabkan apnea. Penyebab hilangnya panas harus segera dihenti kan, suhu harus terus dimonitor, dan investigasi terhadap penyebab-penyebab patologi atau iatrogenik harus diperiksa. Jika hipotermianya ringan, dilakukan pemanasan yang perlahan-lahan. Panas yang diberikan lebih tinggi sedikit dari panas kulit dan perlahan-lahan dinaikkan hingga dicapai suhu yang ki ra-kira sama dengan suhu ruanga n yang normal (tabel 2). Suhu kulit, aksila, dan ruangan harus diukur setiap 30 menit selama masa pemanasan.

Dianjurkan untuk menaikkan panas satu derajat tiap satu jam, kecuali jika berat badan bayi yang kurang dari 1200 gram, usia kehamilan kurang dari 28 minggu, atau suhunya kurang dari 32oC, dan bayi dapat dipanaskan lebih perlahan-lahan (rata-rata tidak lebih dari 0,6oC tiap jam)16.

Peralatan yang dipakai untuk mengatasi hipotermia:

1. C osed inubat or . Biasanya digunakan untuk bayi yang mempunyai berat kurang dari 1800

gram. Kerugian pemakaian alat ini adalah kita sulit untuk mengamati dan melakukan tindakan

In order to print this document from Scribd, you'll

first need to download it.

(4)

terhadap bayi. Perubahan suhu yang berhubungan dengan sepsis bisa kabur karena alat ini. Bayi dikeluarkan dari inkubator bila suhu tubuh dapat bertahan pada suhu l ingkungan lebih dari 30oC (biasanya sewaktu tubuh t elah mencapai kira-kira 1800 gram). Inkubator ini biasanya memakai alat-alat berikut:

Pengatur suhu sendiri, yang ditaruh di atas perut bayi. Bila suhu tubuh bayi turun, panas akan dihasilkan sesuai target dan alat akan mati secara otomatis. Kerugiannya adalah bila

sensornya lepas atau rusak dapat terjadi panas yang berlebihan14,16.  Air temperatur c ont rol devi e.

2. Radiant w ar mer , khusus dipakai pada bayi yang ti dak stabil atau yang sedang mengalami pemeriksaan. Temperatur dapat diatur dengan memakai skin probe atau manual mode. Pengaturan suhu tubuh pada bayi cukup bulan yang normal (> 2500 gram):

Tempatkan bayi di bawah pemanas segera setelah bayi lahir.

Keringkan seluruh tubuh untuk mencegah kehilangan panas dengan cara penguapan. Tutup kepala dengan cap.

Bungkus bayi dengan selimut, masukkan dal am tempat tidur bayi. Pengaturan suhu tubuh bayi cukup bulan yang sakit:

Prosedurnya sama dengan ba yi cukup bulan yang sehat, kecuali r adiant w ar mer -nya dengan pengatur suhu sendiri.

Pengaturan panas pada bayi prematur (1000-2500 gr):

Untuk berat bayi 1800-2500 gr, tanpa masalah medis, digunakan t empat tidur bayi, cap, dan selimut biasanya sudah cukup. Juga dapat digunakan cara skin-t o-skin (kangaroo).

Untuk bayi 1000-1800 gr:

Untuk bayi yang sehat seharusnya ditem patkan di inkubator tertutup dengan pengatur suhu sendiri. Sedangkan untuk bayi yang sakit ditempatkan di bawah r adiant w ar mer dengan pengatur suhu sendiri.

Pengaturan panas terhadap bayi berat badan sangat rendah (<1000 gr) Radiant w ar mer 

Gunakan pengatur suhu sendiri dengan set temperatur kulit perut 37oC. Tutup kepala dengan cap.

Pergunakan pelindung panas. Humidit y level di bawah pelindung panas seharusnya 40--50%. Tempatkan pembungkus yang terbuat dari plastik di atas bayi.

Pergunakan pembungkus kasur warna hitam untuk menyerap panas. Pertahankan suhu udara yang terhirup 34--35oC.

Tempatkan matras pemanas (K-pad) di bawah bayi yang suhunya telah disesuaikan sekitar 35--38oC. Untuk mempertahankan protek si, panas diatur sekitar 35--35--38oC. Jika bayi hipotermi, dapat dinaikkan menjadi 37--38oC.

Jika bayi tidak dapat distabilkan, pidahkan bayi ke inkubator tertutup.

osed inubat or 

Gunakan servokontrol dengan set suhu pada kulit perut 36,5oC.

Pergunakan inkubator yang mempunyai dinding dua lapis jika mungkin. Tutup kepala dengan cap.

Pertahankan humidit y level pada 40--50% atau lebih tinggi. Pertahankan suhu ventil ator pada 34--35oC atau lebih tinggi. Lapisi inkubator dengan alumunium bila diperlukan.

Tempatkan matres pemanas (K-pad) di bawah bayi yang telah disesuaikan suhunya 35--36oC. Untuk proteksi, panas dapat diatur antara 35--36oC. Untuk bayi hipotermi, dapat dibuat 37--38oC.

Letakkan pembungkus yang terbuat dari plastik di atas bayi.

Jika suhu tubuh sulit dipertahankan, coba dengan meningkatkan humidit y level .

Pada penanganan neonatal c old injury , di samping pemberian kehangatan yang bertahap juga

koreksi gangguan metabolisme, terutama hipoglikemia.

In order to print this document from Scribd, you'll

first need to download it.

(5)

Kesimpulan

Mengingat hipotermia pada neonatus dapat mengancam kelangsungan hidup, terutama pada bayi-bayi BBLR, maka sedini mungkin harus di perhatikan semua hal-hal yang dapat menyebabkan hipotermia dan gej ala-gejala dini yang timbul. Penanganan dapat dilakukan dari yang paling sederhana (membalut dengan kain) sampai dengan peralatan yang lebih sempurna.

In order to print this document from Scribd, you'll

first need to download it.

Referensi

Dokumen terkait

Rancho banyak memberikan Inspirasi kepada teman- teman terdekatnya bahwa “Jadikanlah Hobimu Menjadi Pekerjaanmu” Disini Rancho mengkritik sistem pembelajaran yang

Meta konsep educability memungkinkan masyarakat (warga belajar) “fully able to take advantage of any available educational opportunities”, lebih giat mencari

Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas laporan

Pada penelitian ini dibuat sistem model simulasi reaksi prekursor flavor sintetis S-propil-L-sistein sulfoksida (SPCS) dan S- metil-L-sistein sulfoksida (SMCS) dengan

mengidentifikasi dan menilai bagian atau departemen yang terkait dan saling bekerja sama, serta aktifitas di dalam perusahaan yang diperlukan untuk membuat integrasi

Kerjasama yang telah terjalin di antara kedua-dua pihak kesihatan dan pendidikan seharusnya diucapkan syabas kerana segala aktiviti yang dijalankan telah membantu meningkatkan

Kesimpulan pada penelitian ini, dibandingkan alga cokelat ( Phaeophyta ) kadar protein alga merah lebih tinggi yaitu sebesar 5,115±0.126% sedangkan kadar protein yang berasal

Korpuskulum ginjal merupakan awal dari setiap nefron yang mengandung seberkas kapiler yaitu glomerulus yang dikelilingi oleh simpai epitel berdinding ganda yang