LAPORAN AKHIR
PELATIHAN PERWASITAN BOLABASKET SE-KAB BULELENG
PELATIHAN PERWASITAN BOLABASKET SE-KAB BULELENG
Oleh:
I Ketut Iwan Swadesi, S.Pd., M.Or NIDN: 0011057301
dr. Made Budiawan., M.Kes NIDN: 0012027706
Gede Eka Budi Darmawan, S.Pd., M.Or NIDN: 0017037903
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha
SPK No: 186/UN48.15/LPM/2013 Tanggal 12 Juni 2013
JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2013
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Program : Pelatihan Perwasitan Bolabasket Se-Kab BLL. 2. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : I Ketut Iwan Swadesi, S.Pd., M.Or. b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. NIDN : 0011057301
d. Disiplin Ilmu : Ilmu Keolahragaan e. Pangkat/Golongan : Penata/IIIc
f. Jabatan : Lektor
g. Fakultas/Jurusan : Olahraga dan Kesehatan/Ilmu Keolahragaan. h. Alamat : Jalan Udayana, Kampus Tengah Fakultas
Olahraga dan Kesehatan i. Telp/Fak/E-mail : -
j. Alamat Rumah : Jalan Gunung Payung PERUM Taman Wira Umadui Blok H 6, Padang Sambian Kelod, Denpasar Barat
k. Telp/Fak/E-mail : 0817550910 dan 081338704910/- /swadesi2000@yahoo.co.id
3. Jumlah Anggota : 2 Orang.
4. Lokasi Kegiatan
a. Nama Desa : -
b. Kecamatan : Buleleng.
c. Kabupaten : Buleleng.
d. Propinsi : Bali.
5. Jumlah biaya kegiatan : Rp. 7.500.000 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah)
6. Lama kegiatan : 8 (bulan)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Olahraga dan Kesehatan
Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M.S NIP 0008105906
Singaraja, Nopember 2013 Ketua Pelaksana,
I Ketut Iwan Swadesi, S.Pd., M.Or. NIP 197305112001121001
Menyetujui, Ketua LPM UNDIKSHA
Prof. Dr.Ketut Suma, M.S NIDN: 0001015913
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang MAha Esa), karena atas asung kerta wara nugraha-Nya, kami dapat merancang dan melaksanakan kegiatan salah satu Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu: Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) dengan judul “Pelatihan
Perwasitan Bolabasket” yang dilaksanakan pada bulan Nopember 2013 bertempat di Universitas Pedidikan Ganesha (UNDIKSHA) Fakultas Olahraga dan Kesehatan. Pelatihan ini kami khususkan kepada seluruh pelatih dan pemain di lingkungan SMU/K se Kab-Buleleng, yang akan mengikuti kegiatan Rektor Cup, yang dilakukan rutin setiap tahun oleh UKM Bolabasket UNDIKSHA, sehingga pada nantinya menambah wawasan dan tingkat profesionalisme kerja di lapangan Bolabasket, yang berdampak secara menyeluruh. Lewat kesempatan ini perkenan kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rektor Universitas Pendidikan Ganesha.
2. Bapak Dekan Fakultas Olahraga dan Kesehatan (FOK) UNDIKSHA. 3. Bapak Ketua Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat UNDIKSHA.
4. Seluruh peserta pelatihan (pelatih dan atlet) yang telah mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir.
5. Dan pemain POMNAS UNDIKSHA yang telah bersedia sebagai contoh/pemain dalam bermain bolabasket dalam pelatihan ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi, pengembangan secara keilmuwan.
DAFTAR ISI
Halaman Muka ... i
Halaman Pengesahan ... ii
Kata Pengantar ... iii
Daftar Isi... iv
Daftar Tabel ... v
Daftar Gambar ... vi
Bab I Pendahuluan ... 1
a. Analisis Situasi ... 2
b. Identifikasi Dan Perumusan Masalah... 4
c. Tujuan Kegiatan ... 5
d. Manfaat Kegiatan ... 5
Bab II Metode Pelaksanaan ... 6
Bab III Hasil Dan Pembahasan ... 8
Bab IV Penutup ... 11
a. Simpulan ... 11
b. Saran ... 11
Daftar Pustaka ... 14
Lampiran ... a. Absensi Peserta Kegiatan ... b. Foto-Foto Kegiatan ... c. Peta Lokasi
BAB I PENDAHULUAN
Perkembangan olahraga permainan Bola Basket kususnya di Kabupaten Buleleng menunjukkan kecendrungan penurunan prestasi baik dibidang pemasalan, pembibitan, pembinaan prestasi, serta penurunan mengarah dibidang kualitas perwasitan. Penurunan prestasi Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PERBASI) Kab Buleleng dapat dilihat pada prestasi yang diraih dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, antara lain;
N0 Kegiatan Tahun Lokasi
Kegiatan
Keterangan 1 Pekan Olahraga Provinsi Bali 2003 Kab. Buleleng Juara III 2 Pekan Olahraga Provinsi Bali 2005 Jembrana Juara III 3 Pekan Olahraga Provinsi Bali 2007 Kelungkung Juara II 4 Pekan Olahraga Provinsi Bali 2009 Badung Juara III 5 Pekan Olahraga Provinsi Bali 2011 Jembrana - 6 Pekan Olahraga Provinsi Bali 2013 Denpasar Juara II
Data KONI Kab. Buleleng tahun 2013. Sehubungan dengan penurunan prestasi yang terjadi, pengurus PERBASI sebagai induk Organisasi Olahraga Bola Basket di Indonesia Kab. Buleleng manyadari sepenuhnya bahwa penurunan prestasi yang demikian perlu mendapat perhatian dari seluruh jajaran Pengurus PERBASI, praktisi, akademisi dam masyarakat Kab Beleleng, dalam membangun/membina Bola Basket. Namun dalam perbaikan pencapaian prestasi yang perlu ditanggulangi antara lain; kemampuan para pelatih dan wasit yang masih sangat perlu ditingkatkan. Hasil laporan prestasi wasit yang memimpin pertandingan PORPROV, PORSENIJAR, HUT Kota Singaraja dan REKTOR CUP, menunjukkan adanya sejumlah persoalan yang menyangkut interpretasi, pamahaman peraturan permainan dan belum memiliki sertifikat/surat ijin mewasiti (SIM).
a. Analisis Situasi
Kabupaten Buleleng adalah bagian terbesar yaitu 1/3 dari pulau Bali. Ini membuktikan bahwasannya banyak potensi yang dapat dikembangkan baik dari segi Sumber Daya Alam (SDA) atau Sumber Daya Munusianya
(SDM). Kabupaten buleleng memiliki luas 136. 568 hektar atau 24,25 % dari luas pulau Bali. Seiring dengan letak dan kondisi Kab Buleleng yaitu paling utara pulau Bali dengan daerah perbukitan cukup jauh dari keramaian kalau dibandingkan dengan Kab Badung dan Kota Madya Denpasar, Pemerintah Kab Buleleng menjadinya Singaraja sebagai Kota Pendidikan. Untuk mendukung program ini harus didukung oleh semua komponen masyarakat seperti; organisasi kemasyarakatan, akademisi, sekolah. UKM Bola Basket Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) sebagai salah satu masyarakat akdemik, sudah melaksanakan kiprahnya dengan mambangun Singaraja sebagai kota pendidikan dengan cara melaksanakan kejuaraan Bola Basket Rektor Cup dari tahun 1997 s/d 2012 (sekarang). Dalam peneyelenggaraan kejuaraan yang sudah 16 tahun berjalan, ada cukup permasalahan yang perlu dicarikan solusi, seperti; pelatih, pemain, dan wasit, untuk mengangkat prestasi Bola Basket Kab Buleleng. Berdasarkan jumlah peserta kejuaraan Bola Basket Rektor Cup yang terakhir pada tahun 2011 yaitu;
No SEKOLAH/CLUB Sertifikat
Pelatih Wasit
1 SMA/K Putri
1. SMA Negeri 1 Seririt - √
2. SMA Negeri 1 Singaraja √ √
3. SMA Kesehatan Karya Usadha Seririt
4. SMK Negeri 1 Singaraja - -
5. SMK Negeri 2 Seririt - -
6. SMA Lab Singaraja - √
2 SMA/K Putra √ √
1. SMA Negeri 4 Singaraja - -
2. SMA Negeri 1 Tejakula - -
3. SMA Negeri 1 Gerokgak - -
4. SMA Negeri 1 Busungbiu √ √
5. SMA Negeri 3 Singaraja - -
6. SMA Lab Singaraja - √
7. SMA Negeri 1 Seririt - -
8. SMK Negeri 1 Singaraja - -
9. SMA PGRI Seririt - √
10.SMA Negeri 2 Singaraja - -
11.SMK Negeri 3 Singaraja - -
12.SMA Negeri 1 Singaraja √ √
13.SMKP Triatmajaya Singaraja - - 3 Club 1. UNDIKSHA √ √ 2. Rajawali - √ 3. Happy Four - - 4. JUNIOR - - 5. IKIP PGRI - - 6. Seririt - - 7. VEGASUS - -
Data panitia Rektor Cup 2011
Kondisi pelatih dan wasit ini dapat dijadikan cerminan dalam kaitannya dengan prestasi Kab Buleleng. Kondisi dan permasalah ini harus cepat diatasi guna memperbaiki prestasi yang dicapai selama ini. Dengan minimnya wasit yang memiliki kewenangan untuk mewasiti akan berdapak kepada kualitas pertandingan yang dilasanakan dan legalitas formal pertandingan itu tidak dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya. Kabupaten Buleleng hanya memiliki 1 orang wasit yang memiliki kewenangan mewasiti untuk tingkat Nasional dan tingkat Daerah. Kondisi ini sangatlah perlu mendapatkan perhatian. Kegiatan keolahragaan di Kabupaten khususnya kejuaraan cabang olahraga Bola Basket setiap tahunnya selalu ada seperti; Rektor Cup, PORSENIJAR, HUT Kota Singaraja dan PORPROV. Kualitas pelaksanaan kejuaraan/pertandingan Bola Basket perlu mendapat dukungan dari sumber daya manusia seperti; pemain, pelatih, offecial, panitia,
dan wasit. Pertandingan tanpa dibantu oleh seorang wasit yang memiliki kewenangan yang baik, akan dapat menimbulkan efek yang negatif seperti; keputusan yang kurang/tidak tepat sehingga dapat memicu timbulnya keributan, antar pemain dengan pemain, pemain dengan offecial, offecial
dengan official, serta dengan penonton/sporter/massa.
Universitas Pendidikan Ganesha sebagai Perguruan Tinggi yang memiliki tugas Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu; 1) pendidikan dan pengajaran, 2) penelitian, dan 3) pengabdian pada masyarakat, mempunyai kewajiban untuk membantu memecahkan beberapa permasalahan dimasyarakat melalui Tri Darma Perguruan Tinggi. Melalui program pengabdian pada masyarakat tahun 2012 ini, kami bermaksud menyelenggarakan “Pelatihan Wasit Bola Basket Se-Kab Buleleng”.
b. Identifikasi Dan Perumusan Masalah
Berdasarkan analisis situasi yang sudah disampaikan, dapat diidentifikasi sebagai berikut;
- Pemahaman peraturan Federation Internationan Basketball Asociation (FIBA) secara periodik.
- Interpretasi pasal demi pasal yang termuat dalam peraturan FIBA 2008, 2010 dan 2012.
- Implementasi peraturan FIBA dalam pertandingan bola basket.
Berdasarkan analisis situasi yang sudah disampaikan, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut;
Bagaimanakah Pelatihan Perwasitan FIBA Peserta Kejuaraan Bola Basket Rektor Cup UNDIKSHA Tahun 2013?
c. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah sebagai berikut: dimilikinya
d. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1) Kebermanfaatan program P2M Pelatihan Wasit Bola Basket Se-Kab Buleleng; adalah semakin adanya kesepahaman persepsi dan interpretasi peraturan permainan dan perwasitan bola basket.
2) Kebermanfaatan program ini ditujukan kepala pelaku cabang olahraga bola basket; atlet, pelatih dan terutama kepada wasit.
3) Efek pronyeksi perubahan yang ditimbulkan setelah Pelatihan Wasit Bola Basket Se-Kab Buleleng adalah;
semakin berkualitasnya setiap penyelenggraaan pertandingan bola basket,
legalitas formal setiap pertandingan bisa diakui dan dipertanggung jawabkan, karena dipimpin oleh wasit yang memiliki hak dan wewenang sebagai seorang wasit,
Menghindari terjadinya kerusuhan atau keributan akibat ketidak sepahaman persepsi tentang peraturan yang diseharusnya diterapkan.
BAB II
METODE PELAKSANAAN
Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan, atau bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu. Dalam kegiatan perwasitan karena bentunya adalah pelatihan, maka metode yang digunakan adalah:
a. Penyajian konsep tentang interpretasi peraturan: tehnik penyajian konsep yang dimaksudkan disini adalah suatu cara penyampaian informasi/pengetahuan tentang cara mengartikan atau menginterpretasikan peraturan perwasitan bola basket di dalam lapangan dengan menyampaikan beberapa kasus yang terjadi, sehingga mudah untuk dipahami para peserta dengan baik. Tenik penyajian konsep ini juga bisa disebut sebagai tehnik atau suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pelatihan ini, tehnik penyajian konsep ini merupakan langkah awal untuk melanjukan metode-metode yang lain, karena kalau secara pemahaman konsep tidak ikuasai, maka akan mungkin timbul kesalahan-kesalah atau interpretasi yang berbeda.
b. Diskusi (kominukasi dua arah): diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut. Dalam kegiatan pelatihan ini topik-topik yang dibahas adalah tentang interpretasi peraturan perwasitan bola basket tahun 2012. Untuk menjawab permasalahan yang telah dikemukan pada Bab I dipendahuluan maka digunakan beberapa teknik diskusi sebagai berikut: (1). The Social Problem Meeting, merupakan tehnik pelatihan dengan tujuan berbincang-bincang menyelesaikan masalah sosial di lingkungan olahraga bola basket.; (2). The
Open ended Meeting, berbincang bincang mengenai masalah apa saja yang berhubungan dengan bola basket; (3). The Educational Diagnosis Meeting, berbincang-bincang mengenai tugas/pelajaran untuk saling mengoreksi pemahaman interpretasi tentang peraturan bola basket. Tujuan tehnik ini adalah :1) Memotivasi atau memberi stimulasi kepada peserta agar berfikir
kritis, mengeluarkan pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikirannya. 2) Mengambil suatu jawaban aktual atau satu rangkaian jawaban yang
didasarkan atas pertimbangan yang seksama.
c. Praktek di lapangan: dalam pelatihan ini, setelah dilaksanakan penyajian konsep dan diskusi tentang berbagai permasalah yang ada, selanjutnya dipraktekkan langsung di lapangan bola basket dengan bermain bola basket di dampingi oleh wasit dan narasumber, (pemain, pelatih, wasit) tentang penerapan perwasitan permainan bola basket.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil
1) Peserta.
Berdasarkan surat yang kami sebar keseluruh peserta sekolah yang ada di Kabupaten Buleleng, peserta yang hadir sebanyak 38 orang, dari 40 orang yang kami harapkan untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan ini, berarti ada 2 orang (pelatih/atlet) yang tidak bisa datang. Adapun absensinya terlampir.
2) Narasumber.
Dalam pelatihan perwasitan ini narasumbernya adalah; Gede Eka Budidarmawan, S.Pd., M.Or (yang memiliki lisensi wasit level Nasional). (Sertifikasi narasumber terlampir).
3) Materi; (terlampir)
b. Pembahasan
1) Permainan Bola Basket
Permainan bolabasket salah satu media yang dipakai untuk meningkatkan keterampilan gerak yang memiliki tujuan utama berkaitan dengan keterampilan gerak operan (passing), memantulkan bola (driblling), menembak (shooting), olah kaki (pivot/lay-up), perebutan bola (rebound) (Soebagio. 1993). Di samping tujuan pencapaian keterampilan gerak tersebut, kreatifitas dan kemampuan untuk bekerja sama diantara atlet merupakan tujuan dampak pengiring yang dapat dicapai pula melalui pelatihan bermain bolabasket.
Sebagai bagian dari cabang olahraga terbuka, bolabasket merupakan jenis permainan yang tidak dapat diramalkan (unpredictable)
(Werner, 1994). Implikasi dari adanya situasi yang tidak dapat diramalkan (unpredictable) tersebut “memaksa” pemain yang terlibat dalam
permainan ini harus pandai-pandai memilih dan memutuskan suatu gerakan ketika berada dalam situasi bermain. Pembiasaan menilik pola
gerak yang “paling efektif” diserasikan dengan kemampuan individunya, menjadi prasyarat memadai. Kemampuan untuk mengambil satu keputusan tersebut sungguh mungkin akan jadi pemicu keberhasilan, terutama jika didukung oleh kemampuan berpikir atlet. Pemberian kesempatan untuk “bereksplorasi’ bagi atlet dalam proses latihan gerak memungkinkan atlet lebih siap untuk mengantisipasi segala kemungkinan dalam situasi yang serba tak terduga (Nina Sutresna, 2003).
2) Pelatih
Pelatih memegang peranan yang sangat penting dan merupakan elemen yang krusial dalam proses pelatihan. Pelatih adalah ujung tombak di lapangan yang bersentuhan langsung dengan para peserta latih yang dilakukan secara teratur dan terprogram. Dalam proses pelatihan, pelatih berperan sebagai tokoh sentral yang akan menjadi panutan, pengayom serta sebagai subjek yang dapat membentuk pemain agar memiliki daya cipta, rasa dan karsa yang dapat membentuk pemain agar memiliki daya cipta, rasa dan karsa sesuai dengan taksonomi pendidikan yang disebutkan oleh Benjamin S. Bloom (dalam Jalinus, 2003) meliputi usaha pengembangan pengetahuan (cognitive domain), pembentukan watak dan sikap (affective domain) serta melatih keterampilan (psychomotoric domain). Oleh karena itu pelatih selayaknya manyadari posisinya sebagai sosok yang mempunyai kapasitas dan kapbilitas untuk membentuk kamampuan mental dan kemampuan pemainnya agar mampu berbuat seperti yang dilakukan. Selain itu pelatih juga dapat dikatakan sebagai aktor utama sebuah tim atau kesebelasan yang berperan dalam proses pelatihan sehingga mampu melahirkan para pemain yang benar-benar berkualitas.
Untuk menjadi seorang pelatih yang baik, paling tidak dimiliki beberapa kamampuan, antara lain:
a) Kemampun pisik.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu; (1) physical fitness, (2) physical performance atau skill performance-nya, (3) proporsi pisik yang harmonis dan sesuai.
b) Kamampuan psikis.
Ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam kemampuan psikis ini di antaranya adalah; (1) memiliki pengetahuan yang luas tentang bidangnya baik secara teoritis maupun praktis, (2) memiliki IQ yang tinggi, (3) memiliki daya imaginasi serta daya kreasi yang mengagumkan, (4) memiliki keberanian bertindak dan kemampuan keras untuk menang dalam batas-batas sportifitas, (5) memiliki kecintaan dan dedikasi terhadap bidangnya.
c) Kamampuan pengendalian emosi.
Yang termasuk di dalam kemampuan pengendalian emosi adalah; (1) memiliki mental health yang baik, (2) memiliki sense oh humor.
d) Kamampuan sosial.
Yang penting bagi seorang pelatih adalah; (1) mudah bergaul dan dapat memfungsikan dirinya sesuai dengan situasi yang dihadapi, (2) memiliki tingkat laku serta tutur bahasa yang dapat dibenarkan dan dapat diterima oleh masyarakat.
Kemampuan untuk dapat mewujudkan 1 s/d 4, yang dilandasi oleh rasa tanggungjawab dan pengabdian demi peningkatan prestasi para atlet ataupun cabang olahraga yang dipimpinnya.
Persoalan yang terakhir inilah yang merupakan kunci dari keberhasilan seorang pelatih. Sampai berapa jauh seorang pelatih dapat mewujudkan semua kemampuannya di dalam praktek melatih akan menentukan sampai berapa jauh seorang pelatih akan berhasil.
Hal ini akan sangat tergantung pada banyak sedikitnya pengalaman yang telah dialami dan sampai berapa jauh dia telah mempelajari pengalaman-pengalaman tersebut. Pengalaman untuk menerapkan semua yang telah dimiliki yaitu berupa kemampuan-kemampuan baik berupa kemampuan pisik, psikis ataupu cara-cara pengendalian emosi dan
approach sosial sangat besar manfaatnya. Juga bagaimana merangkumkan semuanya itu secara harmonis akan ikut memberi corak dan warna pada proses latihan yang diberikan. Mungkin seorang pelatih mempunyai kekurangan-kekurangan dalam salah satu kemampuan tetapi dapat mengimbanginya dengan kemampuan lain. Hal ini juga akan menjamin keberhasilannya dalam proses latihan. Yang paling baik adalah apabila seorang pelatih memiliki semua kemampuan yang dibutuhkan bagi seorang pelatih yang ideal. Bila hal ini tidak mungkin, maka harus tetap memikirkan dan berusaha bagaimana sebaiknya agar proses melatih dikerjakan itu tidak terhambat oleh karena adanya kekurangan-kekurangan dalam salah satu kemampuannya. Yang jelas jangan sampai kekurangan-kekurangan tersebut ditutup-tutupi dengan usaha-usaha yang bersifat over kompensasi. Bagimanapun juga para atlet akhirnya akan tetap mengetahui kekkurangan dari pada pelatihnya. Labih baik kalau pelatih tersebut mengutarakan kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya secara terus terang kepada para atlet daripada menutup-nutupi dengan usaha-usaha yang bersifat over kompensasi.
3) Atlet
Atlet sering pula dieja sebagai atlit; dari bahasa Yunani: athlos
yang berarti "kontes" adalah orang yang ikut serta dalam suatu kompetisi olahraga kompetitif.
Para atlet harus mempunyai kemampuan fisik yang lebih tinggi dari rata-rata. Seringkali kata ini digunakan untuk merujuk secara spesifik kepada peserta atletik.
4) Wasit
Wasit adalah seorang yang memiliki wewenang untuk mengatur jalannya suatu pertandingan olahraga. Ada bermacam-macam istilah wasit. Dalam bahasa Inggris dikenal referee, umpire, judge
atau linesman.
Istilah wasit dalam bahasa Inggris
Referee berasal dari sepak bola. Awalnya kapten dari setiap tim saling berkonsultasi untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi di lapangan. Kemudian peran ini didelegasikan kepada seorang umpire. Setiap tim membawa umpire-nya masing-masing sehingga masing-masing kapten tim dapat berkonsentrasi kepada permainan. Akhirnya, seorang yang dianggap netral dinamai
referee (dari would be "referred to") bertindak sebagai orang yang akan menyelesaikan permasalahan jika umpire tidak bisa menyelesaikannya.
Referee tidak berada di lapangan sampai tahun 1891, ketika umpire
BAB IV PENUTUP
a. Simpulan
Perkembangan olahraga tidak terlepas dari Ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam kontek olahraga, ada beberapa komponen yang bisa kita lihat antara lain; pemain/atlet, pelatih, manager, wasit, penonton, lapangan/fasilitas, panitia penyelenggara kejuaraan/pertandingan. Untuk mencapai suatu prestasi; baik prestasi dari segi penyelenggaraan dan prestasi dari kecabangan olahraga, harus memenuhi standar oprasional prosedur (SOP) dari sumber daya manusia (SDM) sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing dan sumber daya alam (SDA). Seperti misalnya dalam pembicaraan P2M ini adalah tentang perwasitan, mereka yang belum memiliki standar oprasional prosedur (SOP) tentang perwasitan sebaiknya jangan mencoba-coba untuk memimpin suatu pertandingan yang sifatnya resmi, yang mungkin menyebabkan kwalitas pertandingan itu tidak bagus bahkan yang lebih krusial lagi bisa memancing kekacauan/keributan. Dan sebagai seorang pengadil lapangan, sebaiknya bersifat seadil-adilnya tanpa ada unsur kepentingan apapun demi untuk mencapai kwalitas olahraga secara keseluruhan.
b. Saran
Karena ilmu pengetahuan itu selalu berkembang, terutama perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan secara umum, dan perkembangan olahraga bola basket secara khusus, maka untuk tercapainya kwalitas dan prestasi yang diinginkan, seyogyanya perkembangan itu selalu disosialisasikan juga secara periodik kepada masyakat olahraga yang memerlukan. Begitu juga dengan olahraga bola basket; baik untuk atlet, pelatih, dan wasit.
DAFTAR PUSTAKA
Bidang III PERBASI, 2006, Bola Basket Untuk Semua (buku pegangan bagi pecinta bola basket), Pengurus Besar Persatuan Bola Basket Indonesia, Jakarta.
FIBA, 1994, Rules as adopted by the International Basketball Federation,
Pengurus Besar Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia, Gelora Senayan Jakarta.
______,2010, Rules as adopted by the International Basketball Federation,
Pengurus Besar Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia, Gelora Senayan Jakarta.
Nina Sutresna, 2003, Pembelajaran Bola Basket Mini Siswa Kelas Unggulan, Jurnal IPTEK Olahraga, Volume 5 Nomor 2, Direktorat Jendral Olahraga, Jakarta.
Official Basketball Rules, 2004, Refrees’ Manual Two-Person Officiating, FIBA
Central Board, Paris.
_______, 2004, Refrees’ Manual Three-Person Officiating, FIBA Central Board,
Paris.
_______, 2004, Offecial Basketball Rulers, FIBA Central Board, Paris. Soebagio Hartoko, 1992. Bola Basket I. Surakarta: UNS Press.
Werner, Peter H, A, 1994 Movement Approach to Games For Chindren, ST Louis: The CV Mosby Company.
Zsolt Hartyani, 2004, Basketball for Everyone Handbook for Basketball Lovers,
LAMPIRAN
LAMPIRAN
Absensi peserta
Penyampaian Materi Pelatihan
LAMPIRAN
PETA LOKASI
Sistematika Laporan
Sistematika laporan akhir adalah sebagai berikut Halaman Muka Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Bab I Pendahuluan a.Analisis Situasi
b.Identifikasi Dan Perumusan Masalah c.Tujuan Kegiatan
d.Manfaat Kegiatan
Bab II Metode Pelaksanaan Bab III Hasil Dan Pembahasan Bab IV Penutup
a.Simpulan b.Saran
Daftar Pustaka Lampiran
a.Absensi Peserta Kegiatan b.Foto-Foto Kegiatan c.Peta Lokasi