!"##$%&
!"!#$%&'%(
!$)*$+$,$-(!".",(
-/,(."0$-(1)+
!"#"$%&%#'(")#*+*,-'.-')%+%#,%#'/%01%$%)%('/%0-2' ("$3%(%0' .-' )%+%#,%#' 3"$&"#.-.-)%#' .%#' /"$")%' 1%#,'(-#,,%+'.-')*(%'3"0%$4'!""#$%&#'()%"*)+,-+'&() .") /#0-1&+') &+/2"#3#45' 5-62%"+' 74' 78#,,-%$.-' /"#,%(%)%#9' .%$-' 0")-(%$' :;<' =8(%' &"#.8.8)' >#.*#"0-%9'2%#1%'?@'&"$0"##1%'%(%8'0"3%#1%)':;9<' =8(%'*$%#,'1%#,'/"+")'(")#*+*,-4 A"#.%(-'0%%('-#-'.-&"$)-$%)%#'("$.%&%('0")-(%$'B@'=8(%' *$%#,' 1%#,' /"#,%)0"0' >#("$#"(9' #%/8#' %#,)%' -(8'(-.%)'/"$8=8)'&%.%'/"$")%'1%#,'3"#%$C3"#%$' /"/%2%/-'(")#*+*,-'-#D*$/%0-4'E%$-'=8/+%2'-(89'F:' =8(%'*$%#,'.-%#(%$%#1%'/"#,,8#%)%#'>#("$#"('8#(8)' 3"$="=%$-#,'0*0-%+9'0"&"$(-'6%/+7##8'.%#'9:.&&+'4 G5"+")' (")#*+*,-' .%+%/' %$(-' /"$")%' 38)%#' +%'35) %*%-&#'(' .%#' ("$80' /"#,-)8(-' &"$)"/3%#,%#' (")#*+*,-9H' )%(%' 5-62%"+' .%+%/' .-0)80-' ("#(%#,' &"#"$%&%#'/3#1*)/#0-1&."4'.-'I%)%$(%'(%28#'+%+84 J%(%(%#' .-' %(%0' /"/8#68+)%#' )")2%K%(-$%#' ("$0"#.-$-4' 7"3%39' 3%)' ="#."+%' .8#-%9' (")#*+*,-' -#D*$/%0-'.%#')*/8#-)%0-'LM>AN'.%&%('/"#-#,)%()%#' &"#,"(%28%#' 08%(8' 3%#,0%4' 5%)%9' !M' >#.*#"0-%' J*/#"(0'!+80'L>JOPQN'/"#%$82'&"$2%(-%#'("$2%.%&' &"$)"/3%#,%#'M>A'.-'(%#%2'%-$4'5"+%+8-'0%+%2'0%(8' &$*,$%/' ;#'-#'%&+) <#/.%3) =+(-#"(.7.3.&5' LJ7RN9' >JOPQ'(8$8('/"/3"$-'&"#,%=%$%#'.%#'&"+%(-2%#'.-' 3-.%#,'M>A')"&%.%'&"0"$(%'.-.-)'.-'7")*+%2'5%0=-.' M"$/-#%+' L5%0("$N4' S%+' -#-' /"/38)(-)%#' >JOPQ' (%)' 2%#1%'/"#,"."&%#)%#'8#08$'3-0#-09'#%/8#'=8,%' &")%'("$2%.%&')"/%=8%#'3%#,0%4''! " # # $ % & ! ' ( & % ) * " $ + * , " + - .
' $ ) $ / ( * 0 * 1 2 3 4
!"#
$%&'()*# #
S>A5TS'UVR!WT7T'ETXT5'5VP>PYATMATP'A>PVRIT
!+#
,-'-./,/'
#
MVMT!'7VSTM'!T7JT'XVUTRTP
!23456786
!59:5;5<5=(!2>2<(-/,
.2?5=(1)+
1
! " # # $ % & ! ' ( & % ) * " $ + * , " + - .* * * ' $ ) $ / ( * 1 2 3 4 !VPTPYYWPY'ITZTU[ .5667*89:;<=7 \'7")$"(%$-0'!"$80%2%%#'] !V5>5!>P'RVETA7>[ #<=<>5?*@AB<C AOORE>PTMOR'X>!WMTP[ (;6;D*+;<=<E*8?=<*F<?G5G5 AOPMR>UWMOR[ !5H5=I*#AJ<;B;=E*#5997*+<JB<G<=;E -5K=<?G*F<=><;6<=E*LMN*OA=;<=6K*,;PKQK PTRT7W5UVR[ /59A?AJ*#<=<>5? F(*&=GK=5C;<*!KB=56C*F9AC* AOXO5'>PMVRTAM>^[ /<R6K*%AI?KJKE*.5JK6B<=*FA?P<E S<BP<=I*/A?7<=6K 7>AXW7[ %<C<?;E*TJ<CPA99<J '?;5U*/<=6KCK VE>MOR #AJ<BB<G*F<BA=ID<C RV!ORMVR'_'!SOMOYRT!SVR /5P<C6;<=*+N'NE*'IAC6;=<*#<C;6K E>7T>P'_'MTMT'XVMTA '=GA=D*S<7ABA?6; F(*&%."%8/&'*!"#%8(/*F-$/ Z-0/%'58+-%'X(4'`@C`? I+4'I"#.4'Y%(*('783$*(*'A%a4'b:9'I%)%$(%'?:F?@ M4'c:C:?'`:`';@?<9'^4'c:C:?'`:`';c`< J'O'5'5'W'P'>'J'T'M'>'P'Y'''O'W'R'''Z'O'R'X'EUOE'POMV
!@326=83('6=8<(.5AB;(,2345>B
>.8+' ^-($-' ("+%2' .-' ."&%#' /%(%4' !%0(-)%#' R%/%.2%#' ("+%2' 3"$2%0-+' /"#=%.-)%#' )-(%' &$-3%.-' 1%#,' +"3-2' 3%-)4' 5%/&8' 3"$3"0%$' 2%(-' /"/*2*#' /%%D' .%#' /"/3"$-)%#'/%%D4'7"/8%'1%#,'("$+-3%('.%+%/'&$*0"0' 3-0#-0' >JOPQ' %.%+%2' $")%#' 3-0#-0' 1%#,' 0"K%=%$#1%' 0%+-#,'/"#,-#,%()%#'.%#'/"#6*#(*2)%#')"3%-)%#' 0"$(%'3"$+*/3%C+*/3%'/"#1%/38#,'0-+%(8$%2/-4' U8+%#' $%/%.2%#' 0"+%+8' /"#=%.-' 0%$%#%' 8#(8)' )-(%' )"/3%+-' /"#,-#,%(' T++%2' 7ZM' 3"0"$(%' )"3"0%$%#C P1%4'!%.%'38+%#'-#-'&%2%+%'-3%.%2'.-+-&%(,%#.%)%#' 3"$)%+-C)%+-' +-&%(4' 78.%2)%2' )-(%' /"/%#D%%()%#' )"0"/&%(%#'-#-'."#,%#'3%-)'d' 78.%2)%2')-(%'/"#=%+%#-'-3%.%2'."#,%#'#-%('1%#,' 3%-)d'A%$"#%'0"08#,,82#1%9'0",%+%'&"$38%(%#'.%#' -3%.%2'1%#,')-(%'+%)8)%#'.-#-+%-'3"$.%0%$)%#'#-%(#1%4' E%#'#-%('1%#,'&%+-#,'/8+-%'%.%+%2'#-%(')%$"#%'T++%2' 7ZM'38)%#')%$"#%'2%+'+%-#'0"&"$(-9'/"#,2%$%&)%#'&8=-%#'%(%8&8#'-/3%+%#4'I-)%'#-%('08.%2' 3"$3%+8(')"3%-)%#'/%)%'2%0-+'1%#,'.-6%&%-'.%$-'&"$38%(%#'.%#'-3%.%2'("$0"38('("#(8' %)%#'3"$3%#.-#,'+8$809'1%-(8'/"/%#"#')"3%-)%#4'7"&"$(-'2%+#1%'.%+%/'3")"$=%4'E"#,%#' #-%('/"#,%3.-'.%#'3"$)*#($-380-'("$2%.%&'&"$80%2%%#9'("#(8#1%'0"/8%')"K%=-3%#'.%#' (%#,,8#,'=%K%3'%)%#'/"#=%.-'$-#,%#4'7")%+-'+%,-9'0"/8%'("$,%#(8#,'#-%(4 M"#(8#1%9'/"#=%+%#)%#'-3%.%2'&8%0%'(-.%)'68)8&'2%#1%'."#,%#'#-%(4'E-&"$+8)%#'(")%.'.%#' )*#0-0("#0-'%,%$'3-0%'/"#.%&%()%#'&%2%+%'0"$%(80'&"$0"#4'!8%0%'.%&%('.-=%.-)%#'0%$%#%' /"+%(-2'.-$-')-(%'.%+%/'2%+'/"#=%,%')*#0-0("#0-'("$2%.%&'0-)%&'.%#'&"$)%(%%#4'A*#0-0("#0-' ("#(8#1%'.-38(82)%#'.%+%/'0",%+%'2%+'("$/%08)'&")"$=%%#4'A*#0-0("#0-'8#(8)'("$80'/"/8+%-' 3"$3%,%-'&")"$=%%#'."#,%#'#-%('3%-)'.%#'.-0"+"0%-)%#'."#,%#'6%$%'1%#,'3%-)'2%$80' ("$80'("$=%,%'.%+%/'.-$-')-(%'/%0-#,C/%0-#,4'U"(%&%'-#.%2#1%'&$*0"0'3-0#-0'>JOPQ'=-)%'.-' .%+%/#1%'("$+-3%('*$%#,C*$%#,'1%#,'3"$)*#0-0("#0-'(-#,,-'8#(8)')"/%=8%#'&"$80%2%%#4 >JOP"$09' 0"+%/%(' >.8+' ^-($-4' I%.-)%#' >.8+' ^-($-' )%+-' -#-' 0"3%,%-' /*/"#(8/' 8#(8)' +%2-$' 0"3%,%-' &$-3%.-' 1%#,' 3%$84' W#(8)' +"3-2' )*#0-0("#' .%#' 3"$)*#($-380-' ("$2%.%&' +"3-2' 3%#1%)')"3%-)%#9'0%+%2'0%(8#1%'."/-')"=%1%%#'>JOPQ4' 5*2*#'/%%D'+%2-$'.%#'3%(-#4!"# $%&'(
(
!"!#$%&'%(!$)*$+$,$-(!".",(-/,(."0$-(1)+
!)# &*+,(#-./*0,
(
C(/1D%E(!"%*$!#'-(+$!$FG$%
(
C(#',$(H'$)$(#"+)$!$
(
C()"+$G(-"+/!$(I$#$-$%(F"0$%(,D!/)$+/)(/1D%E
(
C(.D!#$(+$!$FG$%(/1D%E
(
C()$%-'%$%(,"("!H$-(H$%-/($)'G$%
(
C(F/+",)/(H$%-$'(1)+(F/()",D.$G(!$)-"+
(
C(/1D%"+)(!"%&$I$+(F/()",D.$G(!$)-"+
11# *2%3456
(
C(-/!()"H$,#D.$(/1D%E
(
( I$./%()D./F$+/-$)(."0$-(.$H$%&$%(G/I$'
(
C(G/,!$G(#"+H'$)$(F$.$!
(
( !"%/%&,$-,$%(,/%"+I$
17# 0./%8%39
(
."#$+$%(,"-'H$-(
,")$#$+$%(!"+$*$,$%(G$+/(,"!"%$%&$%
1:# ;,3,<.;.3
(
-"-$H()"G$-(H$)1$(."#$+$%
(
C(,'/)(#"+G$F/$G
=,$0,/#*(*
!"#$%&'()'%*+,+%-./0/1%.223%420')%"21%52('1
!"#$%&'()*+$,*+-&!*,".+*&/$%&0"12,23&'$,4$#$%&56789 )"%:2;$<.$%UNIK
Ada yang berbeda dari program CSR ICON+ kali ini.
“Kini, ICON+ tidak sekadar memberikan bantuan, tetapi juga memberikan program yang bermanfaat secara b e r k e s i n a m b u n g a n , s e m a c a m
pemberdayaan,” kata Ketua Tim CSR ICON+ Ajat Munajat.
“Bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang tepat terus digali seiring dengan upaya ICON+ untuk ikut mencerdaskan anak bangsa, maka CSR di bidang pendidikanlah yang dinilai cocok untuk
diterapkan,” kata Officer Analyst dan Evaluasi Good Corporate Governance (GCG) ICON+ Sutjipto Muljono.
Pendidikan dan pemberdayaan. Itulah yang ditekankan dalam program CSR ICON+ kali ini. Setelah melalui pertimbangan, maka terpilihlah sasaran
MEMBANGUN
MASYARAKAT MELEK TIK
LEWAT CSR
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menjadi kebutuhan yang menembus berbagai
strata masyarakat. Sayangnya, masih banyak masyarakat di negeri ini yang belum tersentuh dengan
pemanfaatan TIK secara maksimal. Terkait hal ini, PT Indonesia Comnets Plus (ICON+) tak tinggal
diam. Sebuah program Corporate Social Responsibility (CSR) pun digulirkan untuk mendukung
masyarakat agar melek TIK.
3
A U G U S T 2 0 1 3C O M M U N I C A T I N G O U R W O R L D
FOKUS
TITIK RIANA
Humas ICON+
program CSR ini, yakni Sekolah Masjid Terminal (Master) di Depok, Jawa Barat. Menurut Humas ICON+ Titik Riana, Sekolah Master dijadikan sasaran program CSR berawal dari tayangan televisi yang membahas sekolah tersebut. Selanjutnya, Tim Humas ICON+ melakukan survei langsung ke lokasi Sekolah Master dan melakukan assessment untuk mengetahui penerapan
laptop, infocus, peralatan mikrotik, koneksi internet gratis dan lain-lain. Bahkan lebih dari itu, dalam CSR ini ICON+ juga melakukan program alih pengetahuan (transfer of knowledge). Maksudnya, Tim CSR ICON+ juga menyajikan tutorial gratis semacam kursus atau pelatihan di bidang TIK kepada para peserta. Pelatihan ini dilakukan di laboratorium komputer Sekolah Master yang memiliki sekitar 30 unit komputer.
Setiap pelatihan digelar, hampir semua bangku terisi oleh peserta didik. Para peserta yang mendapat materi pelatihan, ujar Ajat, setingkat SMA atau sederajat. “Di Sekolah Master sebenarnya sudah memiliki lab komputer. Namun, belum memiliki koneksi internet. Jadi, tidak diberdayakan secara maksimal. Kalau sudah memiliki koneksi internet, para peserta didik bisa mencari informasi atau ilmu,” Ajat menyampaikan.
Ajat melanjutkan, saat pelatihan berlangsung, instruktur memberikan paparan di depan kelas. Selain itu, ada pula mentor-mentor yang mendampingi para siswa di hampir setiap meja para peserta.
“Jika ada peserta bertanya saat instruktur di depan kelas membahas suatu materi, ia tidak perlu bertanya ke depan kelas. Tapi, melalui mentor pendamping sehingga materi yang dipaparkan bisa langsung dipahami,” papar pria yang juga menjabat sebagai Manajer Pengadaan & Logistik ICON+ ini.
Sutjipto menuturkan, kegiatan CSR ini secara korporasi adalah tanggung
jawab mulia bagi korporasi. Di samping itu, kegiatan ini sekaligus memenuhi tujuan nasional yang mengandung nilai-nilai dalam mencerdaskan anak bangsa.
“Jadi, pemberian bekal yang paling baik adalah keilmuan. Dan, ini tidak memandang strata sosial apapun,” tekannya.
Anggota Tim CSR ICON+ lainnya Rinto Hariwijaya berkata, “Sebenarnya, mereka (peserta didik Sekolah Master) haus akan informasi juga. Minat mereka tinggi untuk hal-hal yang baru. Mereka hanya tidak mendapat kesempatan memperoleh informasi seperti yang lain”.
SEMINGGU SEKALI
Program CSR di Sekolah Master tidak berlangsung sekali atau dua kali saja. Namun, kegiatannya dilakukan secara berkelanjutan seminggu sekali. Yulia Takuma Dewi menyatakan, pelatihan dimulai sejak 29 Juni lalu. Pelatihan diadakan setiap hari Sabtu, mulai sekitar pukul sembilan hingga tengah hari. Engineer Pembangunan Jaringan ICON+ ini menambahkan, “Selama bulan
Ramadhan, kami geser waktunya dari pukul empat sore hingga buka puasa”. Jadi, selama bulan Ramadhan, ICON+ mengadakan buka puasa bersama peserta didik Sekolah Master setelah sesi pelatihan usai.
Tahapan pembelajaran, kata Ajat, dimulai dari dasar terlebih dahulu. Kemudian, materi beralih ke tahapan yang lebih tinggi. Lalu, diberikan pula praktik di kelas dan lapangan.
Program CSR ICON+ yang dilakukan secara berkelanjutan ini dirasakan memiliki banyak manfaatnya bila dibandingkan dengan kegiatan bantuan materi semata. “Kami tidak memberi ikan, tetapi kami berikan umpan, dan kami beri pancingnya sekaligus,” begitu perumpamaan yang disampaikan Titik Riana.
Tidak tertutup kemungkinan, Titik meneruskan, para peserta didik yang telah mendapat pengajaran dalam program ini bisa bekerja di ICON+ atau mitra kerja ICON+. Salah satu contohnya menjadi petugas pemasangan kabel fiber optik (stringer).
program yang tepat di sekolah tersebut. Sekolah ini terbilang unik. Para peserta didiknya berasal dari keluarga dengan beragam latar belakang. Mereka juga tidak diharuskan membayar biaya pendidikan. “Ada sopir angkot, pedagang asongan, pengamen, anak jalanan, preman dan sebagainya,” ungkap Ajat.
“Jadi, sekolah ini kami rasa pas karena berasal dari kaum marjinal yang punya semangat untuk mengenyam pendidikan,” Titik menegaskan.
“Semangat teman-teman siswa di Sekolah Master sungguh luar biasa. Tidak ada kata
lelah atau menyerah meskipun kehidupan sehari-hari mereka terbilang cukup berat,” tukas seorang anggota Tim CSR ICON+ Yulia Takuma Dewi.
PROGRAM TUTORIAL GRATIS
CSR ICON+ di Sekolah Master memberikan bantuan berbagai macam peralatan penunjang kelancaran program belajar dan mengajar, seperti beberapa unit
AJAT MUNAJAT
Ketua Tim CSR ICON+
4
C O M M U N I C A T I N G O U R W O R L D A U G U S T 2 0 1 3 A U G U S T 2 0 1 3 C O M M U N I C A T I N G O U R W O R L D5
“Misalnya saat kami menjelaskan hardware dan software. Kami sudah menjelaskan hardware itu yang bisa dipegang, software tidak bisa dipegang. Lalu, kami analogikan seperti tubuh manusia. Jasad itu adalah hardware, ruh itu seperti software. Baru mereka bisa paham,” ungkapnya. “Yang lucunya, ketika pertemuan awal program mereka ditanya punya email atau tidak, mereka menjawab tidak punya. Lalu, ditanya lagi punya facebook atau tidak, mereka menjawab punya. Lalu kami bertanya lagi, ‘lantas login ke akun facebook melalui apa?’ Dari situ mereka baru sadar apa itu yang dimaksud email,” anggota Tim CSR ICON+ lainnya Afira Genubi mengungkapkan.
“Dari sini kami juga belajar bagaimana dinamika sulit-mudahnya cara mengajari mereka,” timpal Mukti.
Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti orang banyak juga digunakan saat penyusunan materi pengajaran. Hal ini diakui oleh Rinto yang bertugas sebagai penyusun materi pengajaran.
“Jadi, saya olah lagi bahan dari materi pelajaran ke dalam bahasa yang sederhana,” Rinto berujar.
FOKUS
S
esuai namanya, Sekolah Master berawal dari masjid di Terminal Depok, Jawa Barat, yang dijadikan tempat belajar-mengajar. Kala itu, sejumlah relawan dengan ikhlas membantu anak jalanan yang kerap berkeliaran di terminal untuk belajar. Seiring tahun berjalan, donatur menghampiri. Kini, Sekolah Master terdiri atas puluhan ruangan yang terbuat dari kontainer. Jumlah muridnya ribuan, dari jenjang TK hingga SMA.Selain ruang kelas, Sekolah Master juga telah mempunyai laboratorium komputer. Sayangnya, lab tersebut belum terkoneksi dengan internet. “Kami ingin mempunyai koneksi internet yang jumlahnya mencukupi untuk sekitar 50 unit komputer di sini (33 unit di lab komputer dan sisanya di ruang kantor),” ujar Koordinator Keterampilan Komputer Sekolah Master Bayni. G a y u n g p u n b e r s a m b u t. P T Indonesia Comnets Plus (ICON+) menggulirkan program Corporate
Social Responsibility (CSR) di sekolah
ini. Salah satu bentuk b a n t u a n y a n g diberikan adalah p e n y e d i a a n jaringan internet secara gratis. Selain itu, program CSR ini juga mencakup pemberian pelatihan di bidang teknologi i n f o r m a s i d a n komunikasi (TIK). “Dengan masuknya I C O N + s a n g a t Tidak hanya itu, Sutjipto juga mengutarakan,
para peserta didik program ini juga diharapkan berkesempatan menerima beasiswa ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
TANTANGAN
Peserta didik di Sekolah Master yang heterogen memunculkan cerita tersendiri bagi para instruktur dan mentor ICON+. “Ada ibu rumah tangga yang berusia sekitar 40-an tahun. Ia masih berusaha lulus Paket C setingkat SMA. Lalu, ada pula anak punk. Saat melihatnya pertama kali masuk kelas, kami langsung terdiam semua. Tapi, ternyata anaknya sopan. Penampilannya saja yang membuat shock,” anggota Tim CSR ICON+ lainnya Mukti Andriyani bercerita.
Yulia Takuma Dewi bertutur, menyampaikan materi pelatihan kepada peserta didik di Sekolah Master memiliki tantangan khusus. Tantangannya antara lain bagaimana menyampaikan materi yang penuh dengan istilah TIK agar mudah dimengerti oleh peserta awam. Biasanya, wanita yang akrab disapa Takum ini meneruskan, para peserta didik lebih mudah menyerap materi
pelatihan dengan menggunakan analogi. TIM CSR ICON+ SUTJIPTO MULJONO
Officer Analyst dan Evaluasi Good Corporate Governance (GCG) ICON+
Program CSR ini merupakan salah satu upaya ICON+ berpartisipasi aktif dalam memajukan pendidikan anak bangsa, khususnya di bidang TIK. Sebab, salah satu indikator kemajuan sebuah bangsa adalah kemampuan warga negaranya dalam menguasai sektor TIK.
“Semoga para peserta didik lebih terbuka lagi wawasannya tentang teknologi, bukan hanya sosial media dan konten-kontennya, tapi juga betul-betul teknologinya,” Afira mengutarakan harapannya dari program CSR ini.
“Harapannya adalah ketika komunitas yang kami beri pengetahuan dan wawasan paling tidak dapat memanfaatkannya untuk dirinya sendiri. Atau, lebih baik lagi dapat memanfaatkan pengetahuan itu untuk bekerja,” sahut Ajat.
Satu hal penting lain, ujar Titik, adalah komitmen ICONers (kar yawan dan karyawati ICON+) dalam menyukseskan program ini.
“Kerelaan dalam mengabdi. Program ini merupakan pengejawantahan value care. Sambil belajar menjadi dosen, kita juga beramal,” pesannya.
Serap Ilmu,
Songsong Masa Depan
Ceria. Itulah tampilan warna Sekolah Masjid Terminal. Seperti
warnanya, sekolah ini diharapkan menjadi secercah harapan bagi
yang mendambakan ilmu pengetahuan, namun terkendala biaya.
membantu para peserta didik belajar tentang internet. Koneksi internet yang terpasang berjalan dengan baik, tidak lambat. Jadi, anak didik di sini dapat menggunakannya secara optimal untuk belajar. Mereka juga haus dengan pengajaran yang sifatnya mencakup praktik, tidak hanya teori,” Bayni menjelaskan.
“Ke depannya, setelah mereka lulus dari Sekolah Master, minimal mereka mempunyai keahlian di bidang komputer yang bisa digunakan untuk bekerja atau usaha. Saya juga berharap ICON+ dapat terus memberikan dukungan terhadap keberadaan koneksi internet di Sekolah Master dan juga pelatihannya,” pungkasnya.
BAYNI
Koordinator Keterampilan KSekolah Master omputer
6
C O M M U N I C A T I N G O U R W O R L D A U G U S T 2 0 1 3 A U G U S T 2 0 1 3 C O M M U N I C A T I N G O U R W O R L D7
ICON+ kembali menggelar silaturahmi dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. Acara ini digelar Selasa, (2/7) di aula ICON+ Mampang. Acara dimulai dengan pembacaan kalam Illahi dan saritilawah oleh Ceceng Muhaimin dan Suci Irmasari (Divisi PMO) kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Direktur ICON+ Danny Buldansyah. Dalam sambutannya, Danny Buldansyah mengucapkan permohonan maaf mewakili seluruh jajaran direksi kepada
ICONers dan juga mengucapkan selamat berpuasa.
Hadir untuk memberikan tausiah, Ustadz Restu yang biasa dijuluki dengan julukan ustadz cinta. Dalam paparannya, Ustadz Restu mengatakan bahwa dalam menyambut ramadhan ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu bertahanlah jadi orang baik, ajaklah orang lain untuk menjadi orang baik dan perbanyaklah amalan-amalan baik. Ia juga menyampaikan
bahwa ketiga hal ini harus dijadikan gaya hidup setelah ramadhan berlalu.
Dalam acara ini ICON+ juga memberikan sumbangan kepada yayasan yatim piatu korban kerusuhan Ambon sebesar Rp. 10 juta yang diberikan secara simbolis oleh Direktur SDM dan Keuangan ICON+ Iskandar. Acara kemudian diakhiri dengan bersalam-salaman sebagai simbolisasi keikhlasan untuk saling memaafkan.
ICONers Menyambut Ramadhan
Lomba Ramadhan ICON+
Keberkahan bulan Ramadhan 1434H kian dilengkapi oleh keluarga besar ICON+ sebagai sarana untuk saling mempererat tali silaturahmi. Hal ini diwujudkan melalui acara buka puasa bersama yang mengambil tema “Ramadhan, Bulan Apresiasi Allah Swt untuk ICONers & Seluruh Umat”. Acara yang berlangsung pada hari selasa (23/07) di Aula ICON+ Mampang ini diisi dengan tausiah yang disampaikan oleh Ustadz Wijayanto, dan juga penampilan hiburan nasyid dari
grup vokal ICONers “DRC” (Dewi, Rima dan Ceceng) yang membawakan beberapa lagu Islami.
Perhelatan ini juga dihadiri oleh Komisaris U t a m a I C O N + , M o c h. H a r r y J a y a Pahlawan beserta jajarannya dan segenap Direksi ICON+. Direktur Utama ICON+, Danny Buldansyah dalam sambutannya menyampaikan bahwa keberkahan bulan suci ini sebaiknya dimanfaatkan untuk
Buka Puasa Bersama ICON+
meningkatkan produktivitas kerja. Beliau juga berharap setelah Ramadhan kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Melalui tausiahnya, Ustadz Wijayanto menyampaikan bahwa dengan berpuasa, manusia diajarkan untuk memiliki sifat humanisme. Dalam acara ini, ICON+ juga tidak lupa berbagi dengan kaum yang membutuhkan. ICON+ memberikan sumbangan dana masing-masing Rp. 10 Juta kepada yayasan yatim piatu Tolabul Ilmi dan MAI (Media Amal Islami). Acara diakhiri dengan shalat maghrib berjamaah yang diimami oleh Ustadz Wijayanto.
G u n a l e b i h m e m a k n a i Ramadhan sebagai bulan p e n u h b e r k a h , I C O N + menggelar perlombaan untuk anak-anak di sekitar kantor ICON+ Gandul yang bertakjud Festival Ramadhan, Senin (29/07). Masjid Nurul Hikmah y a n g d i b a n g u n I C O N + menjadi lokasi digelarnya perlombaan ini. Anak-yang berusia 5-15 tahun terlihat bersemangat mengikuti berbagai lomba, seperti lomba adzan, tahsin, hafalan surat dan dai cilik. Tidak main-main acara yang digelar sehabis shalat ashar ini berhasil mengumpulkan lebih dari 50 peserta untuk ikut lomba.
Pemenang dari masing-masing lomba berhak mendapatkan piala, uang tunai dan perlengkapan sekolah. Sebagai bentuk apresiasi kepada seluruh peserta, ICON+ juga menyiapkan hadiah hiburan bagi peserta yang belum meraih kemenangan. Hadiah hiburan tersebut berupa perlengkapan sekolah seperti alat tulis, buku tulis dan tempat pensil.
Kegiatan ini memang rutin dilakukan ICON+ Regional Gandul setiap bulan Ramadhan bekerjasama dengan ustadz setempat. Selain sebagai bentuk ibadah, kegiatan ini diharapkan mampu menciptakan tunas bangsa yang tidak hanya pintar tetapi juga memahani nilai-nilai agama.
Santunan ke
Empat Panti Asuhan
Sejalan dengan salah satu value ICON+, yaitu care dan juga sebagai ucapan syukur kepada Tuhan akan segala nikmat yang telah diberikan, Direktur ICON+ Danny Buldansyah yang didampingi oleh beberapa ICONers menyampaikan sumbangan kepada beberapa panti asuhan yatim piatu yang tersebar di Jakarta. Pemberian sumbangan yang dilakukan secara beruntun pada sabtu (29/06) ini di pimpin oleh Iftitah Anggraini (Divisi Operasi). Sumbangan yang masing-masing senilai Rp 20 juta ini diberikan dalam bentuk sembilan bahan pokok seperti telur, minyak goreng, beras dan lain-lain.
Mengawali perjalanan, ICON+ mengunjungi Panti Asuhan Kafalatul Aitam kemudian menuju panti asuhan Al Amanah Sawangan. Setelah menunaikan shalat dzuhur, tim ICON+ kembali melanjutkan perjalanan menuju Panti Asuhan Nurul Aitam. Panti Asuhan peduli korban kerusuhan Ambon (suatu Yayasan yang di pimpin Ustad Reza M. Syarief) menjadi penutup perjalanan tim ICON+ dalam acara pemberian santunan kali ini. Panti Asuhan Peduli Korban Ambon (Yayasan Reza M. Syarief) juga adalah panti asuhan yang akan menerima sumbangan pada acara Hahal Bihalal ICON+ menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Edy Wahjudi, yang merupakan salah satu anggota dewan komisaris ICON+ pada Jumat 19 Juli 2013 secara resmi melakukan serah terima jabatan kepada Ritme Aulia Djafar. Acara berlangsung di kantor pusat PLN dengan dihadiri oleh Nur Pamudji, Direktur Utama PLN selaku pemilik saham ICON+, Dewan Komisaris
ICON+, Muhammad Buldansyah selaku Direktur Utama ICON+, serta jajaran direksi ICON+. Perubahan anggota dewan komisaris ICON+ didasarkan pada surat keputusan pemegang saham secara sirkuler PT ICON+. Dengan dilakukannya serah terima jabatan maka secara resmi tugas Edy Wahjudi sebagai salah satu anggota dewan komisaris
ICON+ telah selesai. Selanjutnya, Ritme Aulia Djafar yang akan mengiringi derap langkah ICON+ ke depan.
Direktur SDM dan Umum PT PLN (Persero), Edi D. Erningpraja dalam sambutannya, berharap Ritme Aulia Djafar yang memiliki banyak pengalaman terkait ICON+ dapat segera memberikan masukan kepada rekan komisaris lain untuk menjadikan ICON+ sebagai pemimpin di bidang usahanya. Tak lupa ia juga menyampaikan rasa terimakasih kepada Edy Wahjudi atas pengabdiannya selama berada di dalam keluarga besar ICON+. Bagi ICON+, Ritme Aulia Djafar memang sosok yang tidak asing lagi. Sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai Direktur Perencanaan dan Operasi di ICON+ periode 2009-2011.
Serah Terima Jabatan Dewan Komisaris ICON+
8
C O M M U N I C A T I N G O U R W O R L D A U G U S T 2 0 1 3 A U G U S T 2 0 1 3 C O M M U N I C A T I N G O U R W O R L D9
KILA S BERITA
KILA S BERITA
Kepedulian ICON+ terhadap pendidikan kembali dibuktikan melalui salah satu kegiatan CSR-nya, yaitu menyediakan fasilitas jaringan internet gratis kepada sekolah Master (MASjid TERminal) dan penyelenggaraan Tutorial gratis kepada siswa siswi di sekolah tersebut tentang sistem telekomunikasi dasar. Sekolah Master adalah sekolah yang menampung anak jalanan, para pedangan asongan, kaum dhuafa dan orang-orang tidak mampu sebagai muridnya. Lokasi sekolahnya berada di kawasan terminal Depok tepatnya di Jln.
Margonda No.58 Terminal Terpadu Kota Depok, Jawa Barat.
Selain membangun infrastruktur berupa jaringan internet, ICON+ juga mengirimkan beberapa ICONers untuk mengajarkan siswa-siswi sekolah Master mengenai dunia telekomunikasi dan manfaatnya bagi kehidupan. Kelas perdana yang dihadiri oleh panitia pelaksana CSR dan para
mentor yang diketuai oleh Ajat Munajat ini
berlangsung pada sabtu lalu (29/06) yang diikuti lebih dari 20 siswa. Kegiatan mengajar
ini akan terus berlangsung setiap hari sabtu hingga tanggal 31 Agustus mendatang dengan durasi 2 jam setiap pertemuan. ICON+ menggarap serius kegiatan ini, terbukti dengan telah disiapkan modul pelajaran untuk sebulan ke depan. Tiap pertemuan masing-masing siswa mendapatkan modul berisi materi hari itu. Selain itu, ICON+ juga menyiapkan berbagai macam suvenir untuk dibagikan kepada siswa yang bisa menjawab pertanyaan di akhir pemaparan. Para siswa di sekolah Master mengaku saat ini kecepatan akses data internet di ruang Lab Komputer sangat mendukung proses belajar mereka. Hal tersebut membuat mereka mudah mengakses berbagai situs untuk menambah wawasan dan membuka cakrawala mereka akan dunia internasional. Mereka juga berterima kasih karena kedatangan ICONers telah membuka pengetahuan mereka mengenai dunia pertelekomunikasian.
Implementasi program CSR ICON+ di Sekolah Master, Depok senantiasa mendapatkan dukungan penuh dari setiap elemen keluarga besar ICONers. Pada pertemuan terakhir sebelum kelas praktek lapangan (29/7), Direktur Niaga ICON+ Hikmat Drajat didampingi oleh Sekretaris Perusahaan ICON+ Detty Elviany berkesempatan meninjau langsung kegiatan
belajar dan mengajar Tim CSR ICON+ di sekolah tersebut. Di sela-sela pertemuan juga dilakukan penyerahan bantuan secara simbolik oleh Hikmat Drajat kepada Pendiri Sekolah Master Nurochiem. Dalam program ini, ICON+ mengucurkan dana sebesar Rp 56.550.000 dan fasilitas internet gratis kepada Sekolah yang berada di kawasan terminal Depok tersebut.
Dalam sambutannya, Hikmat Drajat menyampaikan rasa terimakasih kepada ICONers yang dengan sukarela menjadi fasilitator dalam program ini. Beliau berulang-ulang kali mengatakan bahwa program ini hanyalah langkah awal, yang berarti akan berpotensi pada kerjasama lanjutan di masa mendatang. Ia juga memberikan semangat kepada seluruh siswa untuk terus menggali ilmu dan mengejar impiannya meskipun diliputi dengan berbagai keterbatasan. Nurochiem sebagai pendiri Sekolah Master juga menyampaikan rasa terimakasihnya yang teramat dalam kepada ICON+ atas kerjasama yang telah terjalin. Ia mengatakan bahwa program yang digagas ICON+ belum pernah ada sebelumnya sehingga hal ini akan menambah wawasan siswa sekolah Master terutama pengetahuan terkait dengan dunia telekomunikasi, multimedia dan informatika.
Direksi Pantau CSR di Sekolah Master
ICONers Mengajar di Sekolah Master
TIM SEPAKBOLA ICON+
Jalin Solidaritas Lewat Lapangan Hijau
Tim sepakbola dengan beragam latar belakang anggotanya bermunculan. Tak terkecuali tim sepakbola yang para anggotanya berasal dari satu perusahaan. Tim sepakbola ini juga terdapat di PT Indonesia Comnets Plus (ICON+).
Tim sepakbola ICON+ terbuka bagi ICONers yang menempati kantor di gedung Wisma Mulia, Mampang maupun Gandul. Sementara untuk ICONers yang berada di kantor-kantor regional luar Jakarta, mereka juga telah memiliki tim yang tidak kalah solidnya.
Meski baru terbentuk, Nasari menambahkan, tim sepakbola ICON+ telah mengikuti turnamen bertajuk Piala LPM Gandul Cup I baru-baru ini. Kompetisi antar RW se-kelurahan Gandul ini diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT kota Depok ke-14. Dalam turnamen itu, Nasari mengaku, tim sepakbola ICON+ berhasil melaju hingga babak delapan besar sebelum tersingkir lewat adu penalti.
“Kami ikut turnamen ini juga untuk menjalin tali silaturahmi kepada masyarakat di kelurahan Gandul karena salah satu kantor ICON+ berada di lingkungan tersebut,” tutur Junior Officer Administrasi dan Kesekretariatan ICON+ ini.
Nasari mengutarakan, tali silaturahmi dan kekeluargaan juga terjalin dengan sesama rekan kerja atau pihak lain melalui sepakbola. “Sebelumnya tidak saling kenal, belum pernah bertatap muka, paling hanya melalui telepon,” imbuh sosok yang saat bermain sepakbola sering menempati posisi bek tengah ini.
Nasari berharap, melalui olahraga ini, tim sepakbola ICON+ bisa berkontribusi dan menjaga nama baik perusahaan, khususnya di lingkungan kerja.
“Saat ini, kami berlatih rutin tiap Kamis dari jam lima sampai enam sore di lapangan milik PLN Unit Induk Pembangunan Jaringan Jawa Bali I, Cinere, Depok. Jumlah anggota tim sepakbola ICON+ sekitar 25 orang,” ujar Nasari.
Nasari meneruskan, biaya operasional tim sepakbola ICON+ ditanggung perusahaan. Sekarang, tim sepakbola ICON+ belum memiliki program latihan lain selain berlatih rutin seminggu sekali. Tapi, ungkap Nasari, tidak tertutup kemungkinan nantinya tim sepakbola ICON+ memiliki program lain, misalnya coaching clinic.
Sepakbola adalah olahraga terpopuler di bumi ini. Teknik dan strategi
berpadu dengan kemampuan fisik para pemainnya. Adrenalin pun
terpacu. Olahraga mengolah si kulit bundar ini pun menjadi kegemaran
berbagai kalangan masyarakat.
Seorang anggota tim sepakbola ICON+ Nasari mengatakan, sebenarnya tim sepakbola di ICON+ sudah ada sejak kurang-lebih dua tahun silam. Saat itu, tim sepakbola ICON+ berlatih di lapangan sepakbola milik PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali (P3B). Tim ini juga sesekali memenuhi undangan pertandingan persahabatan dengan perusahaan lain.Tim sepakbola ICON+ beberapa kali pernah mengikuti turnamen sepakbola antar unit PLN se-Indonesia. Kegiatan tim sepakbola ICON+ ini mendapat dukungan dari Badan Pembina Olahraga (Bapor) ICON+.
NASARI
Anggota Tim Sepakbola ICON+
10
C O M M U N I C A T I N G O U R W O R L D A U G U S T 2 0 1 3 A U G U S T 2 0 1 3 C O M M U N I C A T I N G O U R W O R L D11
Siti Murtamah
Staf Administrasi Regional Office Jakarta Banten (ROJB)
Lebih fokus
Selama bulan puasa, jam kerja ICON+ berubah. Jam masuk dan pulang kerjanya dimajukan. Lalu, jumlah jam kerjanya juga lebih ringkas.
Perubahan ini memberi dampak bagi Siti Murtamah. Gadis kelahiran Bogor, 31 Agustus 1988 ini mengatakan, dirinya lebih fokus dalam bekerja di bulan Ramadhan.
“Kalau bulan Ramadhan, saya merasa kerja lebih fokus karena waktu kerjanya juga lebih padat,” ujarnya.
Ia meneruskan, dengan bekerja lebih fokus, pekerjaan yang menumpuk tidak terlalu banyak. Selain itu, Ia juga tidak terlalu sering harus lembur menyelesaikan tugas kantor sehingga bisa berbuka puasa di rumah.
Siti Murtamah memaparkan, tugas-tugasnya mencakup memasukkan dan memeriksa data rekanan kerja (vendor). Data yang dimaksud meliputi kelengkapan dokumen yang sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) di ICON+. Oleh sebab itu, dalam menjalankan tugasnya, Siti kerap menjalin komunikasi dengan para vendor ICON+. Di sinilah ia merasakan tantangannya bekerja di bulan Ramadhan. Kadangkala, Siti menuturkan, saat berkomunikasi dengan rekan kerja ICON+, emosinya turut terpancing. Hal ini, misalnya, terjadi ketika ia meminta dokumen yang kurang dari vendor tersebut.
“Ada vendor yang sulit untuk mengerti penjelasan dari kita. Sabar-sabar tahan (emosi),” kata gadis yang sudah bekerja di ICON+ sejak 2011 ini.
Rohmat Sabeni
Staf Administrasi & Umum
Tetap semangat
Bekerja di bulan Ramadhan, bagi Rohmat Sabeni, memang memiliki perbedaan, terutama dari segi fisik. Maklum, tubuh tidak menerima asupan untuk mengolahnya menjadi energi dalam beberapa jam. “Tapi, itu tidak membuat saya untuk mengurangi gairah bekerja. Tetap semangat,” ujar pria kelahiran Gandul, 23 Maret 1969 ini.
Bidang pekerjaan Rohmat terbilang bervariasi. Tugasnya melayani berbagai keperluan rumah tangga perusahaan. Bila ada kegiatan, misalnya, ia harus menyiapkan kursi, meja dan peralatan lainnya. Ia juga bersinergi dengan rekanan kerja ICON+, khususnya bila ada perbaikan pendingin ruangan (air conditioner/AC).
Tidak hanya itu, ia juga turut terjun ke lapangan dan berkoordinasi dengan induk perusahaan ICON+, yakni PLN, bila ada gangguan listrik atau lainnya. Cakupan pekerjaan yang dimilikinya ini tentu menguras tenaga dan pikiran yang tidak sedikit. Namun, Rohmat mengaku, tidak terlalu merisaukannya termasuk saat melakukannya di bulan Ramadhan. “Alhamdulillah, enak-enak saja. Saya tidak mengaitkan puasa harus begini, harus begitu. Bagi saya normal saja,” ujar pria yang telah mengabdi sejak ICON+ mulai berdiri ini.
Khasbullah Iskhaq
Staf Divisi Umum
Menikmati
pekerjaan dan
jangan mengeluh
Terkait puasa dan bekerja, Khasbullah Iskhaq memiliki kesan tersendiri. Menurutnya, hal penting diawali dengan niatnya.
“Pertama niatnya, saya mau bekerja dan menikmati apa yang dikerjakan,” jelasnya.
Tak lupa, ia memiliki cara tersendiri agar tetap semangat dalam beraktivitas saat berpuasa.
“Menikmati pekerjaan dan jangan mengeluh. Ini hanya karena ridho Allah SWT,” tutur pria kelahiran Pandeglang, 20 Mei 1965 ini.
Sejak ICON+ diresmikan, Khasbullah I s k h a q s u d a h m e n g a b d i h i n g g a kini. Berbagai pengalaman sudah dialaminya. Namun, ada yang istimewa saat bekerja di ICON+ saat memasuki bulan Ramadhan.
“Ini menariknya, tidak ada di bulan lain selain bulan Ramadhan, yakni diadakan kultum atau tausiah. Para pembawanya adalah ustad-ustad ICON+ yang terbentuk spontan,” imbuhnya.
Bulan suci Ramadhan baru saja kita lewati. Banyak hikmah yang dapat dipetik selama
menjalani ibadah puasa. Hikmah atau kesan ibadah puasa turut dipetik oleh sejumlah
karyawan dan karyawati PT Indonesia Comnets Plus (ICON+) atau ICONers. Tentu saja
hikmah ini dapat terus diterapkan di bulan-bulan selanjutnya. Semangat tak boleh luntur,
kinerja pun tak mengendur.
Hikmah Berpuasa dalam
Meningkatkan Kinerja
12
C O M M U N I C A T I N G O U R W O R L D A U G U S T 2 0 1 3 A U G U S T 2 0 1 3 C O M M U N I C A T I N G O U R W O R L D13
ICONers
ICONers
Pertanyaan ICON+NEWS Edisi Agustus 2013:
Apa nama sekolah yang menjadi
sasaran program CSR ICON+ yang
mulai bergulir belum lama ini?
Kirimkan jawaban Anda melalui email ke:
marketing@integriti.web.id
Jawaban Paling Lambat dikirim
15 September 2013
Bagi Pembaca yang mengirim jawaban dengan benar
Pemenang Kuis Edisi Juli 2013:
A R D I E TA DA R I F
(021) 5253019 - ardieta.darif@iconpln.co.id PT. Indonesia Comnets Plus
Wisma Mulia Lt. 51 Jl. Jend. Gatot Subroto, Mampang Jakarta 12710
1 buah
FlashDisk 8 Gb
Kuis Berhadiah
Tetap Sehat
Pasca Lebaran
Dipetik dari tulisan : Dr. Anna Uyainah ZN, SpPD, K-P, MARS
x Penyakit diare, biasanya timbul karena masuknya makanan dan minuman yang kurang berimbang dan dalam jumlah berlebihan, padahal selama berpuasa 1 bulan perut sudah terbiasa kosong, sehingga organ pencernaan kurang siap. Apalagi makanan dan minuman yang tercemar bakteri akan menyebabkan terinfeksinya saluran cerna yang akan menyebabkan diare yang berat. Untuk itu sebaiknya mengatur pola makan, jumlah makanan, serta hindari makanan yang kemungkinan tercemar bakteri.
x Penyakit maag biasanya dicetuskan oleh makanan yang merangsang terbentuknya produksi asam lambung yang berlebihan, seperti rasa pedas, asam, minuman bersoda, minuman berpengawet, dan lain-lain. Hindari pula makanan dalam jumlah berlebihan sekaligus.
x Penyakit hiperkolesterol, yaitu tingginya kadar kolesterol dalam darah. Penderita ini harus berhati-hati mengatur pola makan, karena pada saat lebaran makanan yang disediakan biasanya tinggi kolesterol. Untuk mencegah meningkatnya kolesterol selain mengatur pola makan, juga diperlukan olah raga yang teratur, seperti jalan kaki, senam, dan lain-lain.
x Penyakit hipertensi sering meningkat saat lebaran karena pola makan. Untuk penderita hipertensi harus menghindari asin, garam jangan berlebihan atau pakai garam pengganti. Penyakit stroke akibat hipertensi sering ditemukan paska lebaran. x Penyakit diabetes sering menjadi lebih berat atau gula darahnya meningkat saat lebaran disebabkan karena tidak mengatur pola makan. Untuk itu disarankan mengurangi makanan dan minuman terutama yang manis agar kadar gula terkontrol. Sebaiknya pilih pemanis pengganti. Jumlah kalori pun harus dibatasi. Pilih makanan dengan kandungan karbohidrat kompleks, karena karbohidrat jenis ini diserap secara perlahan oleh tubuh, sehingga kadar gula darah dalam tubuh naik secara perlahan. Karbohidrat jenis ini mengandung banyak serat dan vitamin.
Perayaan hari ke-7 atau lazim disebut dengan lebaran ketupat. Perayaan ini telah menjadi tradisi bagi banyak suku bangsa di Indonesia. Tradisi Lebaran ketupat biasanya dilakukan oleh sebagian orang Jawa yang masih memegang teguh tradisi. Seremoni umumnya diisi dengan silaturahmi, saling bermaaf-maafan sambil bawa ketupat.
Lebaran Ketupat dengan menyambangi beberapa rumah sanak saudara. Adat ini dipertahankan karena memang tradisi Madura dan menganggap H+7 ini sebagai “Lebaran” lagi.
Khusus bagi masyarakat di Pulau Madura, biasanya Lebaran Ketupat diawali dengan rutinitas puasa syawal seminggu penuh. Meski saat ini kenyataan menunjukkan bahwa ritual puasa seminggu tersebut mulai agak luntur. Sebagian warga Serang, Banten justru mewarisi tradisi Lebaran ketupat dengan puasa syawal seminggu penuh. Mereka berpendapat bahwa yang penting puasanya ( s e m i n g g u p e n u i h setelah 1 Syawal), yang kemudian ditutup d e n g a n Le b a r a n k e t u p a t H + 7 d i kampung. Biasanya ritual terakhir ini diisi dengan silaturahim dan ziarah ke makam
orang tua. P e n d u d u k P u l a u Lombok j u g a memiliki t r a d i s i Le b a r a n Ke t u p a t / Topat yang dilakukan oleh hampir 90% masyarakat Lombok. Lebaran Ketupat dilaksanakan 6 hari setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri. Landasannya adalah bahwa agama Islam mengajarkan bahwa ada keutamaan bagi orang orang yang
melanjutkan puasa seminggu setelah puasa Ramadan yang biasa disebut sebagai puasa Syawal. Dalam rangka mensyukuri berakhirnya puasa sunah itulah maka warga masyarakat di Lombok melaksanakan merayakan Lebaran Ketupat.
T r a d i s i L e b a r a n K e t u p a t d i L o m b o k b e r l a n g s u n g t u r u n -temurun. Masyarakat / warga Sasak melaksanakan Lebaran Ketupat dengan melakukan kegiatan-kegiatan ritual keagamaan, seperti berziarah ke makam para wali /ulama yang telah berjasa membawa agama Islam ke Pulau Lombok. Mereka melakukan berbagai macam ritual keagamaan dan atraksi simbolik perayaan Tradisi Lebaran Ketupat. Diantaranya adalah mencukur rambut bayi yang biasa disebut ngurisan. Tradisi ini diyakini akan menjadikan anak tersebut anak yang saleh dan sukses di masa yang akan datang. Tidak hanya sebatas itu, perayaan Lebaran Ketupat tersebut juga disebut menjadi haul bagi mereka yang telah mencapai kesuksesan atau rezeki yang lebih dalam hidupnya. Untuk mensyukuri nikmat Tuhan tersebut, mereka datang dengan membawa perbekalan berupa makanan berupa ketupat, pelalah ayam, daging, opor telur, pakis, paku, urap-urap, dan pelecing kangkung yang kemudian dimakan beramai-ramai di area / halaman makam. Masyarakat Pulau Lombok menjadikan tradisi Lebaran Ketupat terlihat unik, ditambah lagi dengan berbagai pertunjukan musik tradisional yang diselenggarakan Pemerintah dalam rangka
upaya pelestarian budaya dan tradisi.
Lebaran Ketupat
Kesabaran Merayakan Hari Kemenangan
Di Jember, Jawa Timur, dalam rangka merayakan Lebaran Ketupat, warga menggelar pawai kereta pegon. Pawai ini cukup unik, dimana ratusan warga beramai-ramai menaiki puluhan pedati berhias janur kuning menuju pesisir pantai. Hampir serupa, warga Madura merayakan
Ada beragam tradisi yang kerap digelar memperingati Hari Raya Idul Fitri (lebaran). Namun, tidak
semuanya dilakoni pada hari H. Satu diantaranya justru dilangsungkan seminggu (7 hari) setelah 1
Syawal berlalu. Selebrasi tahunan tersebut bertajuk Lebaran Ketupat.
x Penyakit jantung sering juga menjadi berat saat lebaran, selain karena pola makan yang kurang baik, juga aktivitas yang berlebihan, misalnya bepergian atau terlalu lelah menerima tamu dirumah dan bekerja ekstra karena tidak adanya pembantu rumah tangga. Aktivitas tersebut dipaksakan di luar kemampuan tubuh dimana pompa jantung tidak mampu lagi bekerja dengan baik, sehingga timbul gagal jantung dan terasa sesak napas yang semakin memberat. Untuk itu bagi penderita jantung dianjurkan batasi aktivitas, jangan terlalu lelah dan banyak istirahat.
Penyakit apa saja yang sering timbul dan
penyakit apa saja yang menjadi lebih berat
paska lebaran? Dan bagaimana pola penyakitnya
serta bagaimana cara menyikapi apabila terkena
penyakit tersebut? Silahkan simak uraian berikut :
15
A U G U S T 2 0 1 3
C O M M U N I C A T I N G O U R W O R L D
