• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Eros Internasional Media LTD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Eros Internasional Media LTD"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Eros Internasional Media LTD

Eros Internasional media LTD adalah Perusahaan Produksi Film India dan juga perusahaan distribusi yang berada di kota Mumbai. Didirikan oleh Arjan Lulla pada tahun 1977 . Eros internasional media merupakan salahsatu perusahaan produksi film dan perusahaan distribusi yang terbesar di India. Eros Internasional memproduksi, mengakusisi dan mendistribusikan film-film bahasa India dalam berbagai format diseluruh dunia termaksud teater, sindikasi televise, dan platform digital. Pada tahun 2006 Eros Internasional PLC yang merupakan perusahaan induk dari grup Eros menjadi perusahaan media india pertama yang terdaftar di investasi pasar alternative ( AIM ) di Bursa Efek London. Dan juga perusahaan delesting dari (AIM) pada November 2013 untuk daftar bursa efek :

(2)

Beberapa Film-film yang di produksi dan Distibutor oleh Eros Internasional yaitu :

Tabel 4. 1 Film-film diproduksi dan Distributor ErosInternational

Tahun Film Bahasa

1980 Shaan Hindi

1981 Lawaaris Hindi

1987 1986

Mr India

Sajna Saath Nibhana

Hindi Hindi 2007 Partner Hindi 2007 Om Shanti Om Hindi 2008 Haal-e-Dil Hindi 2009 3 Idiots Hindi 2010 Veer Hindi 2011 Ra.one Hindi

2012 Student Of The Year Hindi

2013 Raanjhnaa Hindi

2014 Jai Ho Hindi

(3)

4.2. Gambaran Umum Film BAJRANGI BHAIJAAN

a) Judul Film : BAJRANGI BHAIJAAN b) Gendre : Drama Komedi

c) Sutradara : Khabir khan

d) Penulis : V.Vijayendra Prasad e) Pemeran : - Salman Khan

-Harshali Malhotra - Kareena kapoor - Nawazuddin siddiqui - Maher vij - Sharat Saxena f) Music : Pritam

g) Director of Photografy : Aseem Mishra

h) Editor : Rameshwas S. Bhagat

i) Executive Producer : Rajan Kapoor j) Co Producer : Amar Butala

(4)

4.2.1 Sinopsis Film “BAJRANGI BHAIJAAN”

Bajrangi Bhaijaan adalah sebuah film drama komedi india tahun 2015 yang disutradarai oleh Kabir Khan. Penulis skenario V. Vijayendra Prasad, film ini diproduksi oleh Salman Khan dan Rockline Venkatesh. Film ini menghadirkan Salman Khan, Harshaali Malhotra, Kareena Kapoor dan Nawazuddin Siddiqui sebagai pemeran utama. Bajrangi Bhaijaan telah menjadi hit terbesar Salman Khan sampai saat ini, memecahkan rekor box office di India dan luar negeri. Film ini menjadi film India tercepat untuk memperoleh pendapatan hingga satu miliar rupee pada pasar domestik dan saat ini film kedua terlaris di India dan film Bollywood terlaris kedua di pasar internasional.

Cerita bermula tentang Shahida, seorang anak perempuan muslim yang bisu. Ia diajak ibunya untuk pergi ke Hazrat. Di sana, sang ibu berdoa agar putrinya tersebut bisa berbicara. Di tengah perjalanan, kereta api yang mereka tumpangi berhenti karena rusak. Saat itu malam hari, ibu Shahida terlelap. Ia tak menyadari kalau putrinya tersebut keluar dari kereta api.

Tak lama kemudian, kereta api kembali berjalan. Shahida, gadis mungil yang tak bisa bicara itu pun berteriak hampa. Memangil-manggil kereta api yang telah pergi bersama ibunya. Sang ibu baru menyadari anaknya hilang saat mereka telah menyebrang ke perbatasan Pakistan. Sementara Shahida terbawa kereta api ke India.

(5)

sebenarnya tengah berjuang untuk mendapatkan rumah. Sebuah syarat yang diberikan calon mertuanya jika ingin menikah dengan Rasika. Ia diberi waktu enam bulan untuk mewujudkan syarat tersebut.

Di sinilah konflik batin Pawan diuji. Ia harus memilih, mengantarkan Shahida kembali ke rumahnya di Pakistan. Atau mewujudkan mimpinya untuk menikahi Rasika. Konflik pun menjadi kian rumit, sebab Pakistan dan India hubungannya sedang tak harmonis. Kedua bangsa ini saling curiga. Kedutaan besar Pakistan di Delhi ditutup. Sehingga Pawan tidak bisa memiliki Visa untuk bisa masuk ke Pakistan. tetapi Pawan, seorang penganut Bajrangi yang taat telah bertekad. Ia akan tetap berjuang agar Shahida bisa bertemu keluarganya. Ia pun mencoba masuk Pakistan tanpa visa. Meskipun dalam kondisi yang sangat pelik, Pawan tetap teguh menjadi pribadi yang jujur. Bahkan di hadapan penjaga perbatasan. Ia berkata jujur, bahwa dirinya tidak memiliki visa dan ia hanya berniat mengantarkan Shahida.

Cerita Pawan ini ternyata menyentuh hati banyak orang. Termasuk penjaga perbatasan itu. Tapi masalah tetap muncul, polisi Pakistan tetap menganggap Pawan adalah mata-mata dari India. Ia pun menjadi buronan. Beruntung, di tengah perjalanan ia bertemu dengan Chand Nawab, seorang reporter yang mulanya sangat pragmatis. Gemar sekali mendramatisir sebuah berita. seperti orang lainnya yang ditemui Pawan. Kisah perjuangannya tersebut menyadarkan Chand. Ia pun turut membantu Pawan mencari rumah Shahida yang entah di mana. Sementara Ibu

(6)

Shahida tak tahu lagi harus berbuat apa. Setiap hari yang bisa ia lakukan hanya berdoa, semoga putrinya itu bisa kembali kepelukannya.

Sosok Pawan adalah anomali di antara dua negara yang penuh curiga. Pawan datang dengan cinta. Ia tak peduli meskipun Shahida seorang muslim dan berkewarganegaraan Pakistan. Cintalah yang menggerakan Pawan untuk rela mengambil resiko melintasi batas Pakistan. Cinta pulalah yang membuatnya rela untuk menggadaikan tabungannya demi mengantarkan Shahida, gadis mungil yang tiba-tiba saja menghampirinya. Padahal, ia sendiri juga tak tahu, bagaimana caranya menemukan rumah gadis mungil yang bisu itu.

(7)

4.2.2 Pemeran pada film BAJRANGI BHAIJAAN

Tabel 4. 2 Pemeran pada film BAJRANGI BHAIJAAN

Pemeran Peran

Salman Khan

Memerankan tokoh Pawan / Bajrangi Bhaijaan

Harshali Malhotra

Memerankan tokoh Shahida/ Munni

Kareena Kapoor

Memerankan tokoh sebagai Rasika (Calon Istri Pawan)

(8)

Nawazuddin Siddiqui

Memerankan tokoh Chand Nawab

Seorang Wartawan Yang membantu Pawan dan Shahida

Meher Vij

Memerankan tokoh sebagai Ibunda Shahida/ Munni

Sharat Saxena

(9)

4.3 Hasil Penelitian

Gambar-gambar yang terekam di film BAJRANGI BHAIJAAN memiliki tanda yang merupakan makna dari nilai humanisme. Pada metode diterapkan, bahwa penelitian menggunakan metode Charles Sanders Peirce dan dalam proses analisis peneliti dengan menghubungkan adegan-adegan Humanisme dalam film “BAJRANGI BHAIJAAN” yang memperlihatkan tiga elemen utama pembentuk tanda, yaitu Sign (sesuatu yang mempresentasikan sesuatu yang lain), Object (sesuatu yang dipresentasikan) dan Interpretant (interpretasi seseorang dengan tanda).

(10)

4.3.1 Nilai Humanisme : Manusiawi dan Halus

Tabel 4. 3 Nilai Humanisme : Manusiawi dan Halus

Tanda (Sign)

00:21:56

Gambar 4 : “Makan yang kenyang yah.”

Qualisign didalam gambar ini Pawan menunjukan sikap manusiawi dan halus dengan memberikan air minum dan makanan kepada gadis kecil yang tampak lesu yang belum dikenalnya.

Sinsign pada gambar ini faktanya bahwa Pawan memiliki sikap manusiawi dan halus kepada Sahida dengan cara memberikan air minum dan makanan.

(11)

pada dasarnya setiap manusia memiliki rasa iba atau belas kasihan kepada manusia lainnya ketika manusia tersebut membutuhkan pertolongan.

Objek Interpretant

Teknik pengambilan gambar menggunakan medium shoot dan close up shoot dimana Pawan menunjukan sikap manusiawi dan halus.

Ikon yang ada pada gambar ini adalah Pawan yang sedang memberikan air minum dan makanan kepada Sahida.

Indeks yang ada pada gambar adalah dimana Pawan memberikan air minum dan makanan kepada Sahida karena Sahida sedang merasakan lapar dan kehausan setelah tersesat dan terpisah dari ibunya di stasiun.

Simbol yang terbentuk dari adegan ini adalah adanya sikap manusiawi dan halus antara Pawan dan Sahida dengan menolong Sahida dan

Rheme pada gambar ini adalah karena Pawan memiliki sikap manusiawi dan halus dalam bertingkah laku serta beadab maka dia memberikan minum dan makanan kepada Sahida, namun jika Pawan tidak memiliki sikap manusiawi dan tidak halus bertingkah laku serta tidak beradab maka pawan akan membiarkan Sahida begitu saja dan hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa melihat oranglain yang sedang mengalami kesulitan.

Dicent pada gambar ini adalah faktanya dengan saling tolong menolong sesama manusia maka akan mempermudah manusia tersebut dan menjalin hubungan baik. Argument pada gambar ini adalah pada umumnya sikap menghargai manusia sebagai makhluk yang mempunyai martabat tinggi dengan segala hak-haknya harus diperlakukan dengan nilai-nilai

(12)

memberikannya air minum serta makanan.

kemanusiaan, sesuai dengan fitrahnya sebagai makhluk Tuhan. Dan menolong seseorang yang sedang kesulitan sudah menjadi kewajiban kita sebagai manusia. karna manusia hidup saling membutuhkan satu sama lainnya.

Analisa :

Menolong seseorang yang mengalami kesulitan merupakan kewajiban bagi setiap manusia, dengan tolong menolong akan membina hubungan baik dengan semua orang. Karena manusia dijuluki makhluk sosial tidak ada seorangpun didunia ini yang dapat hidup sendiri tanpa bantuan oranglain. Seperti halnya yang dilakukan Pawan terhadap Sahida yang belum dikenalnya namun tanpa memandang bulu, ia memberikan air minum dan makanan serta tidak meninggalkannya seorang diri menunjukan sikap manusiawi karena menolong Sahida yang tersesat dari ibunya. Dan halus Karena Pawan memiliki tingkah laku yang beradab yang tanpa memandang apapun ia tetap menolong sahida.

(13)

4.3.2 Nilai Humanisme : Berbudaya

Tabel 4. 4 Nilai Humanisme : Berbudaya

Tanda ( Sign )

00:51:09

Gambar 1 : “Bajrangbali..”

Gambar 2 : “Kumohon, maafkan kami.”

Qualisign pada gambar ini adalah nilai humanisme yang tercermin adalah berbudaya ketika Pawan dan Sahida sedang berdoa menepuk tangan di dada di hadapan patung dewa Bajrangbali dalam bentuk Vaanar(Monyet).

Sinsign pada gambar ini faktanya bahwa Pawan dan sahida memiliki sifat religious dan berbudaya yaitu prilaku yang dituntut akal budi, sehingga mendatangkan kebaikan bagi dirinya sendiri dan lingkungannya, serta tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan.

Legisign pada gambar ini adalah berdoa kepada Tuhan merupakan budaya (peraturan) dan juga kewajiban bagi setiap manusia yang beragama

(14)

Objek Interpretan

Gambar ini diambil secara Medium shoot dan long shoot dimana memperlihatkan Patung dewa hanuman serta Pawan dan Sahida yang sedang duduk berdoa .

Ikon disini adalah Pawan dan Sahida yang sedang berdoa di hadapan patung dewa hanuman yang merupakan salah satu Tuhan kepercayaan umat hindu di India.

Indeks dalam gambar ini adalah Pawan dan Sahida yang sedang berdoa meminta maaf kepada dewa hanuman agar kesalahannya di hapuskan serta diampuni.

Simbol yang terbentuk dalam gambar ini adalah dengan menepuk tangan didada, menegakan pandangan ke patung dewa dan mulai berdoa merupakan suatu budaya (peraturan) yang berlaku di masyarakat India.

Rheme pada gambar ini adalah dengan terus berdoa memohon ampunan Tuhan maka kesalahan dapat dihapuskan dan mencari ridho Tuhan agar hati merasa tenang.

Dicent pada gambar adalah karena faktanya manusia memiliki kepercayaan masing-masing tentang manfaat berdoa. Didalam gambar ini ditunjukan sikap Pawan yang soleh dan religious.

Argument pada gambar ini adalah pada umumnya setiap manusia yang beragama memiliki kewajiban untuk berdoa kepada Tuhan karena berdoa merupakan salah satu bentuk ibadah. Karena dengan berdoa jelas sekali memperlihatkan penghambaan manusia kepada Tuhan.

(15)

Analisa :

Berdoa adalah salah satu bentuk dari Ibadah. Berdoa adalah perintah Tuhan dan juga merupakan salah satu kewajiban umat beragama. Berdoa meminta ampunan kepada Tuhan merupakan suatu kepercayaan setiap manusia yang beragama, dan juga salah satu cara penyampaian syukur kepada Tuhan.

4.3.3 Nilai Humanisme : Manusiawi dan Egaliter

Tabel 4. 5 Nilai Humanisme : Manusiawi dan Egaliter

Tanda (sign)

00:59:01

Gambar 1 : “ Dia orang Islam.”

Gambar 2 : “Soal kasta dan agama itu, semuanya omong kosong.”

(16)

jelaskan padamu.”

Qualisign pada gambar diatas adalah Rasika sebagai calon istrinya Pawan menunjukan kualitasnya dengan menyadarkan Pawan agar tetap menolong Sahida meskipun terdapat perbedaan kasta, dan agama.

Sinsign pada gambar ini adalah faktanya Rasika mempunyai rasa manusiawi dan egaliter dengan menyadarkan Pawan bahwa semua manusia memiliki hak-hak yang sama, yang harus di hargai dan dihormati tanpa memandang perbedaan. Legisign pada gambar ini menunjukan adanya sikap manusiawi dan egaliter bahwa hakikatnya semua manusia adalah sama dalam status nilai atau moral secara fundamental.

Objek Interpretan

Teknik pengambilan gambar ini Medium Shoot dimana memperlihatkan Rasika yang sedang melakukan komunikasi antar personal dengan Pawan,

Ikon disini Rasika yang terlihat antusias berusaha menyadarkan Pawan, dan Pawan yang memeluk Sahida.

Indeks dalam gambar ini adalah dimana Rasika memberikan nasehat kepada Pawan karena Pawan merasa di tipu, sedangkan

Rheme pada gambar ini adalah karena adanya rasa manusiawi didiri seseorang, maka seseorang dapat mengendalikan pikirannya dengan lebih mengikuti hati nurani dan akal budi. Dicent pada gambar ini adalah pada faktanya sejahat-jahatnya manusia pasti memiliki sisi kebaikan dalam dirinya. Argument pada gambar ini adalah manusia pada umumnya mempunyai hati nurani dan akal pikiran, seperti yang ditunjukan pada gambar ini ketika

(17)

Simbol dalam gambar ini adalah Rasika yang memiliki sikap Manusiawi dan Egaliter dengan memberi penjelasan kepada Pawan bahwa manusia tidak dibedakan berdasarkan kasta,agama. Karena semua orang berhak mendapatkan pertolongan ketika mengalami kesulitan.

emosi dapat dikendalikan dengan perasaan Pawan mampu menerima nasehat rasika dan menyadarkan nya dari sifat buruknya.

Analisa :

Tanda yang di tampilkan adalah Egaliter dan sikap manusiawi yang merupakan pandangan kesetaraan dan menghargai hak setiap orang. Walaupun berbeda Kasta , Agama, dan Budaya namun Sahida gadis kecil yang bisu tersebut berhak mendapatkan pertolongan, perlindungan dan kasih sayang.

(18)

4.3.3 Nilai Humanisme : Rela Berkorban

Tabel 4. 6 Nilai Humanisme : Rela Berkorban

Tanda (Sign)

01:06:59

Gambar 1 : “25.000…25.000…” Gambar 2 : “Apa ini, Rasika?”

Qualisign dalam gambar ini Pawan dan Rasika mencerminkan sebuah prilaku yaitu rela berkorban dengan memberikan sebagian uang tabungan mereka untuk menolong Sahida agar bisa kembali kepada orangtuanya.

Sinsign pada gambar ini adalah faktanya Pawan dan Rasika memiliki hati mulia sehingga rela mengorbankan uang tabungannya untuk Sahida.

Legisign adegan diatas menunjukan bahwa rasika rela berkorban, terkait dengan lahiriah seorang manusia, dimana setiap manusia harus rela menolong sesama dalam keadaan apapun.

(19)

Objek Interpretant

Gambar ini menggunakan teknik long shoot dan medium shoot, dimana memperlihatkan Pawan yang sedang menghitung uang tabungannya, dan Rasika yang sedang memberikan segenggam kertas coklat yang berisi uang,

Icon dalam gambar ini adalah Pawan yang sedang duduk menghitung uang kemudian Rasika menghampiri dan memberikan segenggam uang.

Indeks dalam gambar ini adalah bentuk kasih sayang dan kepedulian kepada seorang gadis kecil yang bisu sehingga mendatangkan rasa ingin memberikan sesuatu yang mereka miliki untuk kebahagiaanya.

Simbol yang terbentuk dalam visual ini adalah adanya nilai humanisme rela berkorban untuk kepentingan oranglain yang lebih membutuhkan.

Rheme pada gambar ini adalah bentuk dari rasa empati dan tanggung jawab Pawan dan Rasika sebagai manusia yang memiliki hati mulia sehingga mendatangkan rasa empati untuk mengorbankan tabungan rumah mereka untuk membantu Sahida yang saat itu lebih membutuhkan.

Dicent pada gambar ini adalah faktanya Pawan rela berkorban demi kepentingan Sahida.

Argument pada umumnya sikap rela berkorban sudah ditunjukan oleh para pendahulu kita, dan dapat menjadi contoh patokan dan teladan bagi kita semua, seperti semangat pengabdian yang tulus, ikhlas, pantang menyerah dan rela berkorban.

(20)

Analisa :

Prilaku yang dilakukan Pawan dan Rasika jelas mencerminka prilaku humanisme rela berkorban. Dengan mengorbankan sesuatu yang mereka miliki demi kepentingan orang lain walaupun mengorbankan kebahagiaan mereka. Hal ini juga terkait dengan lahiriah seorang manusia, dimana seorang manusia harus rela menolong sesama.

(21)

4.3.4 Nilai Humanisme : Manusiawi

Tabel 4. 7 Nilai Humanisme : Manusiawi

Tanda (Sign)

01:26:18

Gambar 1 : “ Aku bisa saja pergi sebelum anda kembali, aku menunggu ijin mu pak ”

Gambar 2 : “ Pergilah..”

Qualisign dalam gambar diatas adalah para tentara yang menunjukan kualitasnya dalam tugasnya menjaga Negaranya.

Sinsign dalam visual diatas adalah sikap seorang tentara yang tegas, otoriter, kaku, dan agresif dalam menjalankan tugasnya namun masih memiliki rasa belas kasih dan menghargai manusia sebagai makhluk yang mempunyai hak-haknya harus diperlakukan dengan nilai kemanusiaan.

Legisign pada gambar ini adalah menunjukan adanya prilaku yang mencerminkan nilai humanisme manusiawi . karena setiap manusia memiliki perasaan sehingga

(22)

pasti ingin diperlakukan dengan baik, cinta kasih, di hormati dan dihargai.

Objek Interpretant

Gambar ini diambil dengan menggunakan teknik long shoot dan

medium shoot sehingga

memperlihatkan keseluruhan objek dalam gambar ini dan aktifitas yang mereka lakukan,

Icon pada gambar ini adalah para tentara Pakistan yang mengepung Pawan dan Sahida

Indeks pada gambar ini adalah ketua tentara sebagai pemimpin kelompok memutuskan untuk mengijinkan Pawan melanjutkan perjalanannya, karena dirasanya Pawan melakukan tugas yang mulia

Simbol yang terbentuk adalah sosok pemimpin yang bersikap tegas namun ketika dihadapkan oleh persoalan yang benar seorang pemimpin harus mampu mengambil keputusan yang adil dan beradap.

Rheme pada gambar ini adalah seorang tentara memang dilatih untuk tegas, disiplin, otoriter dan kejam dalam perang, tetapi dalam hati setiap manusia pasti ada sisi kebaikan didalamnya, dan sisi kemanusiaan dan punya rasa belas kasih.

Dicent pada gambar ini adalah pada faktanya setiap manusia pasti memiliki rasa belaskasih.

Argument pada gambar ini adalah pada dasarnya semua manusia itu memiliki prilaku manusiawi yang merupakan sifat dasar alamiah dan lahiriah dari manusia.sifat-sifat seperti baik hati, berbelas kasih, saling mencintai, saling menolong diyakini merupakan sifat dasar manusia sebelum didistrorsi oleh kehidupan didunia.

(23)

Analisa :

Ketua tentara yang memerintah prajuritnya untuk berhenti memukuli Pawan dan mengijinkan Pawan untuk melanjutkan perjalanannya memulangkan Sahida kepada keluarganya. Hal tersebut mencerminkan prilaku humanisme manusiawi dengan berbelas kasih melihat perjuangan Pawan mengembalikan Sahida ke Pakistan tanpa Visa.

4.3.5 Nilai Humanisme : Egaliter

Tabel 4. 8 Nilai Humanisme : Egaliter

Tanda (Sign)

01:41:48

Gambar 1 : “Assalamualaikum..”

Gambar 2 : “kenapa berdiri disini ? ayo masuk.” Gambar 3 : “ Aku bukan orang Islam.”

(24)

Gambar 4 : “ Tempat ini terbuka bagi semua orang.”

Qualisign pada gambar ini adalah seorang kakek menggunakan Peci dan baju gamis panjang yang menunjukan kualitasnya sebagai Ustad serta adanya tulisan Lafadz arab yang menunjukan tanda bahwa Pawan sedang berada di sebuah Mesjid

Sinsign pada gambar di atas adalah faktanya manusia harus selalu menjaga hubungan antar sesama dengan sebaik-baiknya, tak terkecuali terhadap orang lain yang tidak seagama.

Legisign dalam gambar ini menunjukan adanya sikap egaliter. Toleransi beragama yang berarti saling menghormati dan berlapang dada terhadap agama lain.

Objek Interpretan

Gambar ini diambil secara long shoot dan medium shoot dimana memperlihatkan suasana disebuah halaman Mesjid,

Ikon disini adalah Pawan yang sedang duduk di depan Mesjid.

Indeks dalam gambar ini adalah dimana pawan tidak mau masuk kedalan masjid karena merasa asing dan merasa berdosa karena masuk ke tempat ibadah orang Islam.

Rheme dengan menjalin hubungan baik dengan manusia tanpa memandang perbedaan dalam berbagai hal, maka kehidupan bermasyarakat akan lebih tentram dan damai.

Dicent pada gambar ini adalah faktanya dengan menerapkan sikap Egaliner dalam bermasyarakat maka dapat mengurangi segala bentuk kesengajaan ekonomi, social dan politik.

(25)

Simbol yang terbentuk pada gambar ini adalah adanya Toleransi dalam beragama jika dalam aspek social kemasyarakatan toleransi menjadi sebuah anjuran.

manusia pada umumnya semua sama , perbedaan derajat hanya terletak pada tingkat keimanan dan tingkat pengalaman agama masing-masing dalam membantu seseorang tidak harus memandang perbedaan Agama, kasta, kepercayaan dll.

Analisa :

Ustad mengajak Pawan masuk kedalam Mesjid . dan membantu Pawan bersembunyi dari kejaran Polisi Pakistan karena mengetahui niat baik Pawan. Hal ini menunjukan nilai egaliner kesetaraan dalam hal Agama. Gambar ini menunjukan sikap toleransi beragama dengan tidak memandang perbedaan agama Ustad tetap mengajak Pawan untuk masuk ke Mesjid dan membantu pawan dengan tulus.

(26)

4.3.6 Nilai Humanisme : Berbudaya dan Manusiawi

Tabel 4. 9 Nilai Humanisme : Berbudaya dan Manusiawi

Tanda (Sign)

01:47:27

Gambar 1 : “Terimakasih.”

Gambar 2 : “ bagaimana caramu mengatakannya ? Gambar 3 : “ Jai Sri Ram”

Qualisign pada gambar ini adalah Ketika Ustad Maulana Menolong Pawan, Wartawan Chand dan Sahida dari kejaran polisi dan mengantar mereka ke jalan yang lebih aman untuk melanjutkan perjalanan.

Sinsign pada gambar ini adalah faktanya bahwa Pawan dan Ustad Maulana mencerminkan sikap Manusiawi dan berbudaya yaitu prilaku yang di tuntur akal budi sehingga mendatangkan kebaikan bagi dirinya dan lingkungannya.

Legisign dengan berprilaku baik, saling tolong menolong dan saling menghargai oraperbedaan, akan menciptakan kehidupan bermasyarakat yang rukun dan damai.

(27)

Objek Interpretant

Pengambilan gambar group shoot memperlihatkan interaksi terhadap empat orang (komunikasi interpersonal) Ikon yang ada pada gambar ini adalah dimana Pawan, Wartawan Chand dan Sahida sedang berinteraksi dengan Ustad Maulana,

Indeks yang ada pada gambar adalah dengan saling berbuat baik serta menghargai sesama tanpa memandang Agama, dan kasta kehidupan bermasyarakat akan lebih harmonis. Simbol pada gambar ini menunjukan nilai humanisme manusiawi. Dengan tulus dan rasa menghargai perbedaan Ustad Maulana membantu Pawan dari kejaran polisi dan juga berbudaya. Budaya berterimakasih kepada orang yang telah membantu kita merupakan budaya yang ditunjukan untuk menghormati dan menghargai bantuan oranglain.

Rheme pada gambar diatas adalah sikap berbudaya dan saling menghargai perbedaan itu dapat menciptakan kerukunan, akan tetapi tidak semua manusia bisa memahami, menghargai, mengakui, dan menerima perbedaan. Dicent yang ada pada gambar adalah faktanya dengan menerapkan sikap saling menghargai manusia yang mempunyai martabat tinggi dengan segala hak-haknya dan berprilaku baik kepada semua orang akan mendatangkan kebaikan pada dirinya sendiri dan lingkungannya.

Argument yang ada pada gambar ini adalah berbuat kebaikan kepada sesama pada hakikatnya adalah salah satu kebutuhan manusia. Tuhan telah memerintahkan kita untuk senantiasa berbuat baik atau melakukan kebaikan terhadap sesama.

(28)

Analisa :

Saling tolong menolong dan menghargai hak-hak manusia merupakan nilai humanisme yang menggambarkan bagaimana sifat dasar manusia yang manusiawi yaitu saling tolong menolong. Sikap saling menghargai yang di tunjukan Ustad Maulana sebagai manusia yaitu dengan menolong mengantarkan Pawan, Sahida dan Wartawan Chand dari kejaran polisi dan menghargai Kepercayaan Pawan dengan salam “ Jai Sri Ram” yang di lakukan Ustand Maulana.

Dan juga mengucapkan rasa terima kasih atas bantuan orang lain merupakan sebuah nilai humanisme berbudaya yang sudah ditanamkan sejak masa kecil. Tujuan berterimakasih adalah untuk menunjukan sikap menghargai bantuan oranglain. Dengan berterimakasih orang akan merasa bantuan yang diberikan sangat berguna dan tidak sia-sia.

(29)

4.3.7 Nilai Humanisme : Halus

Tabel 4. 10 Nilai Humanisme : Halus

Tanda (Sign)

02:18:55

Qualisign pada gambar diatas adalah kualitas seorang ibu kepada anak yang dicintainya.

Sinsign pada gambar ini adalah menunjukan adanya sifat halus dan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya.

Legisign pada gambar ini adalah seorang ibu dan anaknya yang saling berpelukan karena rindu yang mendalam. Pada dasarnya seorang ibu dan anak perempuannya memiliki ikatan batin yang sangat kuat.

Objek Interpretant

Gambar ini diambil dengan teknik pengambilan gambar medium close up yang memperlihatkan pendalaman suatu objek,

Icon pada gambar diatas adalah seorang anak (Sahida) dan seorang ibu yang

Rheme pada gambar ini adalah ungkapan perasaan seorang ibu betapa berharganya Sahida dalam hidupnya. Terlihat dari pelukannya yang erat yang menunjukan seakan tidak sanggup jika harus kehilangan.

(30)

merupakan ibunda Sahida sedang berpelukan.

Indeks pada adegan di atas adalah perasaan haru dan rindu seorang ibu melihat anaknya kembali setelah beberapa lama menghilang, dan langsung memeluknya, yang merupakan sifat kasih sayang kepada seorang yang sangat ia cintai.

Simbol pada adegan ini adalah kasih sayang ibu kepada anaknya ditunjukan dengan memeluk yang merupakan sifat halus seorang manusia.

Dicent pada gambar ini adalah faktanya ikatan batin seorang ibu dengan anaknya, memang telah terjalin sejak anak masih dalam kandungan.

Argument pada gambar ini adalah rasa cinta dan kasih sayang antara orangtua dan anak serta peran orangtua dalam melindungi anaknya merupakan ikatan batin yang tidak bisa dipisahkan. Dimana para orangtua tidak mengenal lelah bahkan rela berkorban untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya.

Analisa :

Dalam adegan ini menggambarkan bagaimana sikap halus yang dilakukan dengan berpelukan yang merupakan suatu perbuatan lemah lembut nya manusia kepada orang yang dicintainya. Karena pada intinya sikap halus manusia merupakan suatu nilai dan norma kehidupan manusia dalam menjalankan kehidupan yang harmonis.

(31)

4.3.8 Nilai Humanisme : Rela berkorban

Tabel 4. 11 Nilai Humanisme : Rela berkorban

Tanda (Sign)

02:17:37

Qualisign pada gambar ini adalah warna merah dan membiru menunjukan tanda bahwa adanya darah yang keluar dari bagian tubuh Pawan dan kualitas para polisi yang menjalankan tugas dari atasanya.

Sinsign pada gambar ini adalah sebuah upaya menyelamatkan Sahida hingga mempertaruhkan nyawanya.

Legisign pada gambar ini adalah rasa cinta kepada seseorang bisa membuat seseorang rela mengorbankan dirinya untuk kebahagiaan nya.

(32)

Objek Interpretan

Teknik pengambilan gambar ini adalah Medium close up dan long shoot yang memperlihatkan situasi mencekam, Ikon dari gambar diatas adalah Pawan yang sedang di pukuli para polisi Pakistan.

Indeks dari gambar ini adalah faktanya sikap Pawan yang rela berkorban menyelamatkan Sahida dari tawanan polisi, tindakan tersebut dilakukan tanpa mengenal rasa takut akan bahaya sedangkan

Simbol yang terbentuk dari adegan ini adalah adanya rasa cinta yang besar sehingga rela berkorban dengan kesediaannya dan keikhlasannya walaupun menimbulkan penderitaan bagi dirinya.

Rheme pada gambar ini adalah tidak semua manusia mau berkorban demi kepentingan oranglain,

Dicent pada gambar ini adalah pada faktanya beberapa orang mampu mengorbankan dirinya demi orang yang disayangnya/ dicintainya.

Argument pada gambar ini adalah bahwa untuk mencapai suatu kemajuan, keserasian, keselarasan dan keseimbangan dalam hidup bermasyarakat, diperlukan adanya kesediaan dengan rasa ikhlas untuk memberikan sesuatu yang di miliki untuk keperluan oranglain, atau masyarakat.

Analisa :

Rela berkorban adalah sikap dan perilaku yang tindakannya dilakukan dengan ikhlas serta mendahulukan kepentingan orang lain dari

(33)

pada kepentingan diri sendiri. Seperti hal nya yang di lakukan Pawan yang mencerminkan nilai humanisme rela berkorban. Pawan membelakangi kepentingan dirinya sendiri dan rela mengorbankan dirinya dengan ikhlas dan tanpa mengharapkan suatu imbalan apapun dan mau memberikan sebagian yang dimilikinya sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya.

4.4 Pembahasan

Penelitian dalam film “BAJRANGI BHAIJAAN” ini mengfokuskan pada tanda-tanda nilai-nilai humanisme yang ditampilkan secara visual dalam gambar – gambar yang terdapat pada film ini. Penelitian ini di lakukan dengan cara semiotic milik Charles Sanders Peirce yang dimana semiotika tersebut terdapat, Sign, Object, dan Interpretant. Teori tersebut dapat disebut juga teori segitiga semiotika yang merupakan sebuah teori yang mengupas tentang bagaimana makna muncul dari sebuah tanda, maka tanda tersebut digunakan untuk berkomunikasi. Sign atau tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera penglihatan manusia dan merupakan sesuatu yang dirujuk diluar tanda itu sendiri. Sedangkan Object adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang di rujuk oleh petanda. Interpretant adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkan ke suatu makna yang ada didalam benak seseorang tentang objek yang di rujuk sebuah tanda.

Sesuai hasil analisis diatas, bahwa film “BAJRANGI BHAIJAAN” terdapat nilai humanisme yang dapat terlihat dari penggunaan tanda yang berhubungan dengan bahasa verbal maupun non verbal. Hal ini dipertegas melalui tindakan

(34)

yang dilakukan oleh pemain-pemain film “BAJRANGI BHAIJAAN” dan adegan-adegan yang ditampilkan serta kata-kata yang diucapkan untuk menunjukan nilai humanisme yang terdapat dalam film “BAJRANGI BHAIJAAN”.

Menelaah dan menjelaskan tentang nilai-nilai humanisme dalam film “BAJRANGI BHAIJAAN” dapat digambarkan melalui serangkaian kegiatan yang memberikan gambaran nilai humanisme dalam film “BAJRANGI BHAIJAAN”. Hal yang menggambarkan nilai humanisme manusiawi dalam film ini terlihat pada awal pembukaan film dan akhir film yaitu ketika Pawan menolong Sahida dengan memberikannya makanan dan minuman serta tidak meninggalkan nya sendiri dan diajaknya Sahida untuk tinggal sementara di rumah ayah Rasika. Perilaku Manusiawi pun dilakukan oleh Rasika yang menyadarkan dan menasehati Pawan agar tetap menolong Sahida tanpa memandang perbedaan Agama dan kasta. Hal yang dilakukan seorang tentara dengan mengijinkan Pawan untuk melanjutkan perjalanannya mengembalikan Sahida ke pelukan ibunya. Sikap Ustad Maulana yang juga dengan ikhlas membantu Pawan tanpa mengharapkan suatu imbalan. Bahkan menghargai Pawan yang non muslim. Prilaku tersebut merupakan sebuah sifat manusiawi yang saling enghargai satu sama lain. Nilai humanisme didalamnya adalah apapun kedudukan manusia itu sama, baik agama ataupun suku, hal ini tidak mengurangi harkat dan martabat manusia itu sebagai manusia yang ditempatkan didunia itu kaitannya dengan martabat manusia.

Hal lain yang mengandung humanisme yaitu pada saat Pawan mengajak Sahida untuk berdoa di hadapan patung dewa hanuman, dan meminta maaf atas

(35)

kesalahan yang telah mereka lakukan, melakukan sebuah ritual ibadah dengan duduk bersila dan menepuk sebuah tangan didada dan kepala tegak memandang patung Dewa Hanuman merupakan sebuah keyakinan orang Hindu yang merupakan sebuah budaya hidup yang diyakini untuk mendapatkan ke ridhoan serta ke berkahan Tuhan. Keyakinan ini diyakini sebagai sikap menghargai hidup yang termaksud dalam prilaku yang mencerminkan humanisme. Karena berbuda itu sendiri merupakan perwujudan akal budi manusia sehingga mendatangkan kebaikan pada dirinya sendiri maupun lingkungannya.

Prilaku yang mencerminkan nilai humanisme berbudaya pun dilakukan pada saat Pawan mengucapkan “ Terimakasih” dan “Jai Sri Ram, ucapan terimakasih yang diutarakan oleh Pawan kepada ustad Maulana merupakan budaya yang ditunjukan untuk menghormati dan menghargai bantuan orang lain sehingga orang yang membantu merasa bantuan nya tidaklah sia-sia.

Hal lain yang mengandung nilai humanisme berikutnya yaitu ketika Pawan dan Rasika merelakan uang simpanan nya untuk membeli rumah yang merupakan salah satu syarat dari bapak mertua nya untuk bisa menikahi Rasika tetapi justru mereka gunakan untuk kepentingan Sahida karena dirasa Sahida lebih membutuhkan. Serta tindakan yang di lakukan Pawan ketika melewati perbatasan India-Pakistan dengan melewati jalur illegal tanpa Visa yang mengancam keselamatan dirinya dari tentara Pakistan. Serta tindakan yang Pawan lakukan disaat-saat hampir sampai nya di lokasi tempat Sahida dan keluarganya tinggal namun dipertengahan jalan mobil bus yang ditumpanginya berhenti karena razia, Pawan yang sudah menjadi tawanan pihak kepolisian Pakistan karena di kira

(36)

mata-mata India serta konflik kedua Negara India-Pakistan yang memang saling bermusuhan membuat jalan Pawan mengantarkan Sahida kembali kekeluarganya di Pakistan menjadi semakin sulit. Pada saat itu pawan memiliki strategi untuk menyerahkan diri agar Wartawan Chan bisa membawa Sahida pergi dan mengantarnya ke tempat dimana keluarganya Sahida tinggal yang kebetulan sudah dekat. Tindakan-tindakan tersebut menunjukan prilaku humanisme rela berkorban walaupun dalam keadaan tersebut mengancam keselamatan jiwanya sendiri namun Pawan dengan ikhlas menolong Sahida agar Sahida Bahagia walaupun menimbulkan penderitaan untuk dirinya.

Hal lain yang mengandung nilai humanisme berikutnya yaitu ketika dalam perjalanan mengantarkan Sahida, Pawan yang dibawa wartawan Chan ke sebuah masjid tanpa sadar ketika pagi tiba ia mendapati dirinya berada didalam sebuah Mesjid yang kemudian dia kaget dan berlari keluar karena merasa tempat itu adalah tempat ibadah orang Islam. Lalu dia hanya duduk didepan masjid yang kemudian Ustad Maulan datang dan menegornya dan menyuruhnya untuk masuk kemudian berkata “ masjid ini terbuka untuk semua orang, maka dari itu kami tidak pernah mengunci nya” pernyataan Ustad Maulana merupakan perwujudan dari toleransi agama saling menghargai kepercayaan sesama dan sikap tersebut merupakan sebuah nilai humanisme egaliner atau kesetaraan yang menjadi sebuah prilaku yang mencerminkan humanisme. Penggambaran nilai humanisme egaliner berikutnya yaitu ketika Rasika menyadarkan pawan karena Pawan mengetahui bahwa Sahida adalah muslim yang kemudian ia merasa ditipu gadis kecil itu,

(37)

Rasika menyadarkan nya dengan menasehatinya bahwa menolong orang lain yang kesusahan tidak perlu memandang ia jahat atau baik , ia muslim atau non muslim . Dialog tersebut menggambarkan bagaimana nilai kesetaraan (egaliner) itu terwujud, dengan memperlihatkan hak dan kewajiban makhluk ciptaan Tuhan itu sama.

Nilai humanisme berikutnya yaitu halus yang digambarkan oleh prilaku Pawan kepada Sahida dengan memeluknya dan memperlakukannya selayaknya anak kandungnya sendiri. Nilai humanisme halus berikutnya digambarkan oleh ibunda Sahida yang dengan rasa penuh kasihsayang terhadap anaknya (sahida) dia memeluk anaknya dengan perasaan haru. Tindakan memeluk anaknya dilakukan karena Ibunda Sahida merasa haru setelah melihat anaknya kembali setelah sekian lama menghilang. Sifat lemah lembut, sopan, dan juga beradab merupakan nilai dan norma kehidupan yang menjadi wujud keharmonisan

Gambar

Tabel 4. 1 Film-film diproduksi dan Distributor ErosInternational
Tabel 4. 2 Pemeran pada film BAJRANGI BHAIJAAN
Tabel 4. 3 Nilai Humanisme : Manusiawi dan Halus  Tanda (Sign)
Tabel 4. 4 Nilai Humanisme : Berbudaya  Tanda ( Sign )
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namum sejauh ini, dalam penegakan hukum di dalam masyarakat adat Aceh, masih terdapat kendala-kedala yang dihadapi, sehingga proses pembangunan hukum adat di Indonesia, khususnya di

Sendratari Ramayana merupakan hasil dari pengulangan kembali, penataan dan pengaturan suatu karya dari cerita wewayangan yang ada di India yang berkisah tentang

Hal tersebut didorong oleh terbitnya dua buah buku pada tahun 1860 yakni buku Max Havelaar tulisan Edward Douwes Dekker dengan nama samarannya Multatuli, dan buku

Pada peta fasies model dari estuarine ini, tidal sand bar ini merupakan bagian terluar dari tide dominated estuarine, memanjang sejajar dengan arusnya, dan dari peta

2) Ijazah yang diperoleh dari Perguruan Tinggi Luar Negeri, yang telah mendapatkan penetapan penyetaraan dari Panitia Penilaian Ijazah Luar Negeri Kementerian Pendidikan

Penelitian ini dilatar belakangi rendahnya hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan

Sebagaimana telah kita lihat, bilangan kuantum utama n yang terkait dengan tingkat energi utama, muncul pada aplikasi persamaan Schrödinger pada bagian yang merupakan

[r]