• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODIFIKASI PENAKAR HUJAN OTOMATIS TIPE TIPPING BUCKET DENGAN HALL EFFECT SENSOR ATS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODIFIKASI PENAKAR HUJAN OTOMATIS TIPE TIPPING BUCKET DENGAN HALL EFFECT SENSOR ATS"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

MODIFIKASI PENAKAR HUJAN OTOMATIS TIPE TIPPING BUCKET DENGAN

HALL EFFECT SENSOR ATS276

Valentina Sophia Manullang

1,

Drs. Takdir Tamba, M.Eng. Sc

2 1

Mahasiswa Ekstensi Fisika Intrumentasi FMIPA USU

Email :

dazzlingsophia89@gmail.com

2

Dosen Fisika FMIPA USU

Email :

tambatj@yahoo.co.id

Abstract

Rain is one of the meteorological parameters were observed in the BMKG. Current measurement is done by an automated tool, although it is still commonly found measurements made with conventional tools in the field. Existing automatic tools are still expensive then needed rain gauges are reliable at an economical price (techno-economic).

It works using a magnetic sensor ATS276. The principle is the same as the other switches, each tip is happening, magnet meets the switch will be on. When on, the switch will provide input to the signal processing circuit, the input is processed. Once processed, the data processing results displayed on a monitor and stored.

This experiment was modifying a rainfall gauge to replace existing magnetic sensor that is more easy to use. Magnetic sensors as graduated rainfall using a tipping bucket type tool with a resolution of 0.5 mm. This tool will display the measurement results and measurement results in a computer store. The measurement results were achieved with these tools produce data with about 98% accuracy rate.

Keywords : Rainfall, Rainfall Gauges,Magnetics sensor ATS276

PENDAHULUAN

Peranan air dalam kehidupan sangat besar. Air yang berasal dari hujan merupakan fenomena alam yang paling penting bagi terjadinya kehidupan di bumi, karena tanpa adanya air hujan, maka siklus hidrologi berubah dan keseimbangan bumi akan terganggu. Di sisi lain adanya perubahan iklim secara global mengakibatkan perubahan musim yang cukup signifikan baik secara lokal maupun regional. Faktor curah hujan yang tinggi merupakan salah satu faktor utama penyebab banjir pada saat musim penghujan. Wilayah Indonesia merupakan daerah tropis yang mempunyai curah hujan sangat tinggi.

Dari uraian di atas, kita mengetahui bahwa manfaat air hujan sangatlah penting bagi kehidupan. Namun, di lain pihak kita belum mampu mengamati fenomena banyaknya curah hujan yang terjadi pada

suatu tempat secara otomatis dan tercatat dalam sebuah database sehingga data curah hujan belum bisa dimanfaatkan secara optimal.

Alat pengukur curah hujan merupakan alat untuk mengukur curah hujan yang terjadi pada suatu daerah baik pedesaan, kecamatan, ataupun propinsi yang mengacu pada standar WMO (World Metrological Organization). Curah hujan dapat diukur dengan alat penakar curah hujan otomatis atau manual. Dengan menggunakan panakar hujan yang bekerja secara manual, maka pengambilan data juga dilakukan secara manual. Data yang diperoleh merupakan kumpulan curah hujan selama selang waktu tertentu dan dilakukan secara terus menerus. Ini menyebabkan tidak diketahui jam berapa terjadinya hujan pada suatu hari karena data yang didapat merupakan data rata – rata.

Solusi dari masalah ini adalah pembuatan alat pengukur curah hujan dengan menggunakan

(2)

2 hall effect sensor yang secara otomatis dapat menghitung dan menyimpan data curah hujan, sehingga dapat diketahui kapan waktu turunnya hujan dan kapan saat tidak ada hujan dari data yang tersimpan. Dengan adanya alat penakar hujan otomatis ini sangat membantu perolehan data curah hujan diluar jam pengamatan manual dan diharapkan data yang diperoleh semakin akurat dan benar. Dengan sistem pengamatan cuaca otomatis ini data akan tersimpan dalam bentuk digital. Dengan data pengamatan dalam bentuk digital akan memudahkan sistem penyimpanan data dan pengiriman data.

Tinjauan Pustaka Hujan

Hujan merupakan gejala meteorologi dan juga unsur klimatologi. Hujan adalah hydrometeor yang jatuh berupa partikel-partikel air yang mempunyai diameter 0.5 mm atau lebih. Hydrometeor yang jatuh ke tanah disebut hujan sedangkan yang tidak sampai tanah disebut Virga (Tjasyono : 2006). Hujan yang sampai ke permukaan tanah dapat diukur dengan jalan mengukur tinggi air hujan tersebut dengan berdasarkan volume air hujan per satuan luas. Hasil dari pengukuran tersebut dinamakan dengan curah hujan. Curah hujan merupakan salah satu unsur cuaca yang datanya diperoleh dengan cara mengukurnya dengan menggunakan alat penakar hujan, sehingga dapat diketahui jumlahnya dalam satuan millimeter (mm). Curah hujan 1 mm adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan per satuan luas ( m2 ) dengan catatan tidak ada yang menguap, meresap atau mengalir. Jadi, curah hujan sebesar 1 mm setara dengan 1 liter/ m2 ( Aldrian, E. dkk, 2011). Curah hujan dibatasi sebagai tinggi air hujan yang diterima di permukaan sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi dan peresapan ke dalam tanah.

Penakar Hujan

Penakar hujan adalah instrumen yang digunakan untuk mendapatkan dan mengukur jumlah curah hujan pada satuan waktu tertentu. Panakar hujan mengukur tinggi hujan seolah-olah air hujan yang jatuh ke tanah

menumpuk ke atas merupakan kolom air. Air yang tertampung volumenya dibagi dengan luas corong penampung, hasilnya adalah tinggi atau tebal, satuan yang dipakai adalah milimeter (mm).

Secara umum alat penakar hujan terbagi dalam 3 jenis yaitu :

1.

Jenis penakar hujan biasa tipe Obervatorium (Obs) atau konvensional

2.

Jenis penakar hujan mekanik recorder (

Jenis Hellman )

3.

Jenis penakar hujan otomatis/penakar hujan tipping bucket.

Tipping Bucket Sensor

Prinsip alat, air hujan ditampung pada bejana yang berjungkit. Bila air mengisi bejana penampung yang setara dengan tinggi hujan 0,5 mm akan berjungkit dan air dikeluarkan. Terdapat dua buah bejana yang saling bergantian menampung air hujan. Tiap gerakan bejana berjungkit secara mekanis tercapat pada pias atau menggerakkan counter (penghitung). Jumlah hitungan dikalikan dengan 0,5 mm adalah tinggi hujan yang terjadi. Curah hujan di bawah 0,5 mm tidak tercatat. Cara kerja alat penakar hujan ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Cara kerja penakar hujan jenis Tipping Bucket

Tujuan dan Manfaat

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah prototipe alat penakar hujan otomatis berbasis Hall Effect Sensor IC ATS 276 yang dapat menampilkan output data berupa banyaknya curah hujan yang ditampilkan pada layar dan disimpan pada komputer.

Manfaat dari pembuatan prototipe alat penakar hujan otomatis berbasis Hall Effect Sensor IC ATS 276 ini adalah :

(3)

3 1. Untuk mempermudah pengamat dalam

melakukan pengamatan curah hujan yang selama ini dilakukan dengan cara konvensional / manual menjadi sistem otomatis.

2. Diperoleh data curah hujan real time yang dapat diperoleh dengan melihat database pada penyimpanan logger data penakar hujan otomatis jenis tipping bucket.

3. Diperoleh data intensitas curah hujan pada waktu kejadian tertentu.

METODE PENELITIAN

Rangkaian penakar hujan otomatis tipe tipping bucket terdiri dari sensor magnet (IC ATS 276), rangkaian pengolah sinyal multivibrator monostable (IC 4047), rangkaian saklar elektronik (IC 4066), interface (USB Joypad), dan CPU / Laptop. Rancangan penakar hujan otomatis tipe tipping bucket berbasis PC / Laptop ditunjukan pada gambar blok diagram berikut:

Gambar 2. Blok Diagram

Prinsip dasar kerja penakar hujan otomatis tipe tipping bucket ini adalah mendeteksi medan magnet yang ditempelkan pada tipping bucket menggunakan IC ATS 276. Keluaran dari sensor tersebut merupakan sinyal digital (High / Low) jika terkena salah satu kutub dari medan magnet tersebut. Sinyal tersebut akan diolah agar periode sinyal

seragam menggunakan pengolah sinyal IC 4047. Panjang gelombang sinyal output dari IC 4047 dapat diatur sesuai dengan besaran kombinasi dari Hambatan R dan Kapasitor C. Setalah sinyal tersebut seragam maka akan dihubungkan ke saklar elektronik penggerak Joypad melalui IC 4046. Saklar tersebut akan hidup (on) jika mendapatkan sinyal tinggi (high). Dari USB joypad data curah hujan yang diolah melalui rangkaian elektronik diatas dan dapat ditampilkan pada layar monitor serta disimpan kedalam media penyimpanan pada laptop/ PC.

Sistem Pengukuran

Sensor yang digunakan sebagai pengukur curah hujan adalah jenis bejana berjungkit (tipping bucket). Pada penelitian ini hanya digunakan satu penampung air yang diletakkan di bawah corong. Jungkitan pada penampung ini apabila sudah penuh akan berjungkit untuk membuang air dan kembali ke posisi semula. Sebuah magnet dipasang pada tengah jungkitan dan sebuah hall effect sensor ATS276 dipasang pada rumah poros jungkitan sehingga gerak berjungkit dari bejana penampung akan terdeteksi dengan tertutupnya sakelar sesaat. Status terbuka dan tertutupnya sakelar merupakan keluaran dari alat ini.

Tipping bucket bekerja dengan cara menghitung pulsa persatuan waktu yang ditentukan dari banyaknya air yang masuk ke dalam corong sensor tersebut. Sehingga dari pulsa-pulsa tersebut dapat diketahui besarnya curah hujan persatuan luas persatuan waktu. Air hujan ditampung ke dalam bejana yang berjungkit. Bila air mengisi bejana penampung yang setara dengan tinggi hujan 0,5 mm atau sesuai dengan spesifikasi sensor, alat akan berjungkit dan air dikeluarkan. Terdapat dua buah bejana yang saling bergantian menampung air hujan. Tiap gerakan bejana berjungkit secara mekanis tercatat pada pias atau menggerakkan counter (penghitung). Jumlah hitungan dikalikan dengan 0,5 mm atau sesuai dengan spesifikasi sensor merupakan tinggi hujan yang terjadi. Tipping bucket tidaklah seteliti instrumen standar lainnya, dikarenakan hujan dapat saja berhenti sebelum bejana berjungkit karena curah hujan belum mencapai nilai 0,5 mm sehingga nilai curah hujan di bawah 0,5 mm tidak tercatat. Ketika bejana berjungkit, akan Sensor Magnet ATS276 (Hall Effect) Pengolah Sinyal Monostable IC 4047 Saklar Elektronik IC 4046 PC / Laptop USB Interface Joypad Data Logger (Hardisk) Display (Monitor/LCD)

(4)

4 menggerakkan saklar (seperti reed switch) yang kemudian direkam secara elektronik. Cara kerja alat penakar hujan ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 3. Penakar Hujan Otomatis Sistem Jungkitan

Flowchart

Gambar 4. Diagram Alir

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rancangan Deteksi Hujan 'Variable Curah Hujan Dim Hujan

Dim cHujan

Dim cHujanPerHujan Dim HujanPerJam

If Shapea(0).Visible = True And toggle2 = 0 Then cHujan = cHujan + 1 cHujanPerHujan = cHujanPerHujan + 1 Hujan = cHujan * 0.5 Label2.Caption = Format(cHujan, "##.#") HujanPerJam = cHujanPerHujan * 0.5 Label14.Caption = Format(HujanPerJam, "##.#") toggle2 = 1 End If If Shapea(0).Visible = False Then toggle2 = 0 End If

Perintah di atas digunakan untuk menampilkan nilaitotal curah hujan. Data yang terukur langsung oleh komputer merupakan nilai jumlah jungkitan pada tipping bucket sehingga untuk mendapatkan nilai curah hujan sebenarnya digunakan persamaan :

CH = Jumlah Tiping x 0,5 Nilai 0,5 merupakan resolusi dari tiping bucket, dimana tiap satu kali jungkitan tipping bucket membaca air hujan sebesar 0,5 mm. Rancangan Tampilan Data

Data yang ditampilkan tadi masih dalam kondisi sesaat atau terkini, perlu juga ditampilkan histori data beberapa waktu sebelumnya. Oleh karane itu data-data yang lalu dapat juga disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Berikut kode program penyampaian data dalam bentuk tabel dan grafik:

Start

Inisialisasi Port Serial

Baca Data Hujan

Stop Tampilkan Data Pengolahan Data Hujan

(5)

5 'pembuatan tabel tbl = 1 With tabel1 .Rows = 24 .Cols = 3 .Row = 0: .Col = 0: .Clip = "Tanggal": .ColWidth(0) = 1200 .Col = 1: .Clip = " Jam ": .ColWidth(1) = 1000 .Col = 2: .Clip = "Curah Hujan": .ColWidth(2) = 2000

End With

'menulis data ke tabel tbl = tbl + 1 With tabel1 .Rows = tbl .Row = tbl - 1 .Col = 0: .Clip = Label6.Caption .Col = 1: .Clip = Label5.Caption .Col = 2: .Clip = Format(Hujan, "000") End With If tbl = 25 Then tbl = 0 'Grafik Intensitas Curah Hujan On Error Resume Next

Picture3.Cls lamahujan = Val(Label2.Caption) * 2 grafhujan(28) = lamahujan For SS = 2 To 28 grafhujan(SS) = grafhujan(SS + 2) 'pos1a = grafRad(SS - 2) 'pos2a = grafRad(SS) Picture3.Line (((SS * 1.9) - 1.2), 0)-((SS * 1.9) + 1.2, grafhujan(SS)), vbRed, BF 'picch.Line (((s * 2) - 1.5), 0)-((s * 2) + 1.5, &HFFFF&, BF Next SS

Rancangan Penyimpanan Data ke Dalam Hardisk

Data yang diamati akan tersimpan kedalam komputer setiap menitnya dalam format file excel atau csv. Nama file yang tersimpan merupakan tanggal bulan dan tahun pengamatan, sehingga dalam satu hari data

tersimpan dalam satu file. Kode penyimpanan data hasil pengamatan kedalam hardisk serta ke sebagai berikut:

On Error Resume Next

tims2 = Format(Now, "MMddyyyy") Open "D:\DATA\" + tims2 + ".csv" For Append As #2 Write #2, Label6.Caption, Label5.Caption, Format(Hujan, "000"), Close #2 Hasil

Gambar 5. Hasil Pengukuran

Program perekam data hujan otomatis ini memiliki beberapa bagian khusus, diantaranya adalah nilai total curah hujan dalam satu hari, nilai intensitas curah hujan tiap jam yang dilengkapi dengan jam kejadian, katagori dari kejadian hujan, nilai hujan maksimum dan jam kejadiannya, grafik intensitas curah hujan per jam, dan tabel pengamatan yang akan merekam hujan setiap menitnya.

Data Analisa Pengukuran

Tabel 1. Hasil Pengukuran

Tanggal Penakar Hujan Hellman Penakar Hujan Otomatis 1 2 1,1 1,5 3 4 5 0,1 6 7 16,5 17,0 8 9

(6)

6 10 1,8 2,0 11 3,0 3,0 12 13 14 15 16 17 0,8 0,5 18 1,4 1,5 19 20 21 14,5 14,5 22 22,0 22,0 23 24 15,0 15,0 25 2,8 3,0 26 9,0 9,0 27 28 21,0 21,5 29 30 6,5 7,0 31 11,4 11,0 0 5 10 15 20 25 0 5 10 15 20 25 30 35 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 C u ra h H u ja n P e n a k a r O to m a ti s (m m ) C u ra h H u ja n M a n u a l (m m ) Tanggal

Grafik Perbandingan Curah Hujan Penakar Manual dengan Penakar Otomatis

Hellman Otomatis Grafik perbandingan pengamatan curah hujan secara otomatis dengan curah hujan

manual / observatorium

Dapat dilihat bahwa hasil pengukuran curah hujan di Staklim Sampali grafik menunjukaan nilai kesalahan yang relatif kecil dan hasilnya hampir stabil antara alat konvensional dan alat otomatis tipping bucket yang dilakukan pada bulan Agustus 2013 menunjukkan bahwa data hasil pengukuran mengalami kesalahan ( error ) yang cukup kecil.

Hasil pengukuran menunjukkkan bahwa persentase error tidak lebih dari 2 % sehingga masih dapat ditoleransi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil pengujian alat pengukur curah hujan tipping bucket dengan IC ATS276 telah

sesuai dengan data yang diperoleh pada alat pengukur manual/ konvensional. Tingkat kebenaran yang diperoleh sekitar 98,7 %. Dengan nilai error hanya 1,3% maka data hasil pengukuran curah hujan tipping bucket dengan IC ATS276 dapat dikatakan akurat. Saran

Untuk mendapatkan nilai yang optimal diperlukan beberapa pengaturan pada jungkitan / tippingan dengan memperkecil resolusi pengukuran curah hujan dalam tiap jungkitan, misalnya menjadi 0,1 mm dalam 1 jungkitan. Hal ini untuk mengurangi faktor error yan timbul akibat perbedaan jumlah curah hujan yang terukur.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, S., 2009, Penakar Curah Hujan

Otomatis Dengan Data Logger

SD/MMC Berbasis SMS ( Short Message Services), Semarang

Afiandhie, H., 2010 , Perancangan Alat

Ukur untuk Menghitung Tingkat Curah Hujan dengan Menggunakan Pengiriman Data Wireless, Skripsi,

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Unikom, Bandung

Agustinus Nalwan, 2004, Membuat Program

Profesional Secara Cepat Dengan VB, Penerbit : PT. Elex Media

Komputindo, Jakarta

Agfianto, 2002, Teknik Antarmuka Komputer:

Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama,

Penerbit: Graha Ilmu, Yogyakarta, Budianto Bregas dan C.Setiawan Arif, 2003,

Komputer Untuk Pengamatan Cuaca dan Pengembangannya, Pelatihan

Dosen, Penerbit : Departemen Geofisika dan Meteorologi IPB, Bogor

Handoko, A. C. Setiawan dan B. Budianto, 1998, Otomatisasi Sistem Pengukuran

Cuaca pada Stasiun Klimatologi

untuk Menunjang Perencanaan

Pertanian di Indonesia, Usul

Penelitian, Penerbit : Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor

(7)

7 bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Agricultural Research Management (ARM) Project, Bogor

Hari Wibawanto, 2008, Elektronika Dasar :

Pengenalan Praktis, Penerbit : PT.

Elex Media Komputindo, Jakarta Ishadamy, 1994, Otomatisasi Sistem

Instrumentasi Meteorologi, Skripsi.

Jurusan Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB, Bogor

Manan, ME, Nursiwan, MA, dan Sudarsono, 1986, Alat Pengukur Cuaca di Stasiun

Klimatologi, Penerbit : Institut

Pertanian Bogor, Bogor

Mike Tooley, 2003, Rangkaian Elektronik

Prinsip Dan Aplikasi, Edisi Kedua,

Penerbit : Erlangga, Jakarta

Prasetia Retna, 2004, Interfacing Port Pararel

dan Serial Komputer dengan Visual Basic 6.0, Penerbit : PT. Elex Media

Komputindo, Jakarta

Zakir, Achmad., Sulistya, Widada., Khotimah,.Mia K., “Prespektif

Operasional Cuaca Tropis”, (Jakarta:

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, 2010).

http://www.datasheetcatalog.orgdatasheet/pdf / Data Sheet ATS 276 : di Unggah 28 Januari 2013

http://www.honeywell-sensor.com/magnetic_position/chapte r2.pdf / Data Sheet ATS 276 : di Unggah 28 Januari 2013

http://www.wellsve.com/sft503/Counterpoint3 _1.pdf/ Understanding Hall Effect Sensor : di Unggah 07 Peberuari 2013 http://www.annml.files.wordpress.com_konsu

msi-daya-pada usb-port1.pdf/

Konsumsi Daya pada USB Port dan Pengaruhnya pada Pemakaian Peralatan USB : di Unggah 03 Pebruari 2013

Gambar

Gambar 1 Cara kerja penakar hujan jenis  Tipping Bucket
Gambar 2. Blok Diagram
Gambar 5. Hasil Pengukuran
Grafik Perbandingan Curah Hujan Penakar Manual dengan Penakar Otomatis

Referensi

Dokumen terkait

dilakukan adalah (i) Perancangan alat pengukur curah hujan otomatis, (ii) Merancang modul pengirim data dari arduino, (iii) Merancang Modul Penerima dan penampil

Oleh karena itu diperlukan alat ukur curah hujan yang bekerja secara otomatis dan dapat menyimpan data curah hujan yang turun ke dalam sebuah database

Gambar ketika tidak ada curah hujan. Gambar ketika ada

Perbandingan data persentase RMSE antara data penakar hujan tipping bucket dengan estimasi curah hujan dari radar cuaca setiap lokasi tipping bucket yang terpasang pada AAWS,

Prototipe alat ukur curah hujan tipe tipping bucket berbasis sensor reed switch menggunakan Arduino Mega dengan antarmuka Website telah berhasil dibuat sesuai

Selain itu, akurasi dari pengukur curah hujan tipe TB akan berubah jika berada di permukaan penempatan yang tidak rata, sehingga dibutuhkan data profil permukaan

Oleh karena itu, volume yang tertinggal (<20ml) dalam penakar tipping bucket ini tidak dapat diukur oleh sensor curah hujan tipe tersebut.. Inilah kelemahan sensor curah hujan

Perbandingan data persentase RMSE antara data penakar hujan tipping bucket dengan estimasi curah hujan dari radar cuaca setiap lokasi tipping bucket yang terpasang pada AAWS, AWS dan