• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS INTERNASIONAL BULAN MEI Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Juni 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS INTERNASIONAL BULAN MEI Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Juni 2019"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Juni 2019

PERKEMBANGAN HARGA

KOMODITAS INTERNASIONAL

BULAN MEI 2019

(2)

Komoditas Energi

Minyak Mentah, Batu Bara dan Gas Alam

Komoditas Logam dan Mineral

Tembaga, Nikel, Timah, Seng, Emas dan Bijih Besi

Komoditas Pertanian dan Perkebunan

Kakao, Kopi, Karet, Udang, Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur Kertas

DAFTAR ISI

(3)

PENGANTAR

Kekhawatiran pasar terkait dengan eskalasi perang dagang AS dan China tampaknya akan terjadi. Meski negosiasi perdagangan masih berlangsung, AS telah memberlakukan kembali kenaikan tarif impor China sebesar 25% dari semula 10% untuk barang-barang China senilai US$200 miliar. Tarif baru dikenakan pada lebih dari 5.700 kategori produk yang berbeda asal China, mulai dari sayur-sayuran olahan hingga lampu Natal dan kursi tinggi untuk bayi. Hingga kini, China masih meramu langkah untuk membalas kebijakan kenaikan tarif oleh AS. Pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat dan China pun akan sangat menentukan karena keberlanjutan tarif baru AS akan bergantung pada hasil negosiasi tersebut. China memiliki waktu sebulan untuk mengamankan kesepakatan perdagangan atau menghadapi tarif pada semua ekspornya. Trump juga meningkatkan ketegangan perdagangan secara global dengan ‘mengancam’ untuk mengenakan tarif pada semua barang dari Meksiko.

Eskalasi perang dagang akan berdampak pada komoditas berjenis hard commodity dan komoditas agrikultur seluruh dunia. Harga komoditas mencatat penurunan mingguan terpanjang tahun ini. Pergerakan harga komoditas berjangka telah tertekan oleh hubungan dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia yang memburuk. Harga minyak mentah mengalami tekanan bukan hanya rilis data EIA tentang naiknya persediaan cadangan minyak AS, ketidakpastian ekonomi global dan sentimen geopolitik antara AS dengan Iran, dan Meksiko, membuat pasar ragu akan optimisme permintaan minyak. Bank Dunia mencatat, pergerakan harga komoditas logam industri pada bulan Mei 2019 terpantau kompak mengalami pelemahan, hanya harga bijih besi yang bergerak positif. Melemahnya prekonomian China membawa dampak pada sisi permintaan terhadap bahan baku logam. Diketahui China bukan hanya produsen komoditas logam tetapi juga sebagai konsumen terbesar dunia. Dari komoditas agrikultur, bergugurnya harga komoditas biji-bijian juga terpapar oleh kekhawatiran melemahnya permintaan ditengah melimpahnya suplai dan dampak penyebaran virus demam babi Afrika.

Sementara itu, Indonesia memiliki potensi kebanjiran impor dari China terutama besi baja, barang elektronik, dan garmen ketika tarif tersebut dinaikkan. Untuk komoditas batu bara, timah, dan CPO dari Indonesia, eskalasi perang dagang akan berdampak pada penurunan permintaan. Hal tersebut dikarenakan efek eskalasi perang dagang juga akan merembet ke negara berkembang, termasuk Indonesia, karena poros bisnis masih berasal dari China dan AS sehingga akan mengganggu ekspor dan impor negara berkembang*

(4)

Harga minyak mentah di bulan Mei terpantau mengalami tekanan yang dipicu oleh: (a) Rilis data Enargy Information Administration

(EIA) tentang naiknya persediaan cadangan minyak AS; (b) Ketidakpastian ekonomi global, seiring memanasnya tensi perang dagang

AS-China dan AS-Meksiko; (c) Persoalan geopolitik antara lain ketidakpastian Brexit, serta konflik Timur Tengah antara AS dengan Iran, membuat pasar ragu akan optimisme permintaan minyak.

Sumber: Pink Sheet, Commodity Price, World Bank

Perkembangan Harga Minyak Mentah ($/bbl)

Mei

2019

Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei

2018 2019

Crude oil, average 73.4 72.0 72.7 71.1 75.4 76.7 62.3 54.0 56.6 61.1 63.8 68.6 66.8 Crude oil, Brent 76.7 75.2 74.4 73.1 78.9 80.5 65.2 56.5 59.3 64.1 66.4 71.2 70.5 Crude oil, Dubai 73.7 73.2 72.7 72.1 77.0 79.0 65.1 56.5 59.0 64.3 66.8 70.7 69.1 Crude oil, WTI 70.0 67.5 70.8 68.0 70.2 70.8 56.7 49.0 51.5 55.0 58.2 63.9 60.8

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0

Perkembangan Harga Minyak Mentah ($/bbl) Mei 2019

(5)

Harga minyak mentah dunia pada bulan Mei 2019 terpantau mengalami tekanan, yang dipicu antara lain oleh:

Rilis data Energy Information Administration (EIA) bahwa persediaan minyak AS per 17 Mei mencapai 476,8 juta barel atau naik 4,7 juta barel. Lonjakan produksi tersebut cukup mengejutkan sekaligus membebani pasar (kelebihan suplai) minyak global;

• Faktor lain yang menyebabkan harga minyak global tertekan adalah meningkatnya ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global. Seiring memanasnya sentimen perang dagang antara AS dengan China dan eskalasi dagang AS-Meksiko, turut mewakili kekhawatiran permintaan minyak;

• Meningkatnya ketidakpastian rencana Inggris untuk keluar dari Uni Eropa (UE), serta konflik Timur Tengah antara AS dengan Iran, membuat pasar ragu akan optimisme permintaan minyak

(kontan.co.id, 27/05/2019).

Perkembangan Harga Minyak Mentah ($/bbl)

Mei 2019

(6)

Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei

2018 2019

Coal, Australian ($/mt) 105.4 114.8 119.6 117.3 114.2 108.7 100.7 101.4 98.6 95.4 93.1 86.8 82.3

Natural gas, US ($/mmbtu) (RHS) 4.8 2.9 2.8 3.0 3.0 3.3 4.1 4.0 3.1 2.7 2.9 2.7 2.6

82.3 2.6 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 140.0

Perkembangan Harga Batu Bara dan Gas Alam Mei 2019

Perkembangan Harga Batu bara dan Gas Alam ($/mt)

Mei 2019

Batu bara: Pergerakan harga batu bara pada bulan Mei terpantau mengalami tekanan yang di picu antara lain oleh (a) sentimen perang dagang; (b) melimpahnya persediaan di 6 pembangkit listrik di China yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya; (c) kebijakan China yang membatasi impor batu bara pada tahun 2019 tidak melebihi tahun 2018, serta (d) kenaikan volume produksi batu bara China.

Gas alam: Harga gas alam di bulan Mei terpantau terus melemah yang dipicu oleh eskalasi AS dan China. China yang merupakan konsumen dan Iran sebagai produsen gas alam terbesar juga bisa menjadi masalah bagi harga gas alam. Ketegangan dikhawatirkan akan menjadi serius dan mempengaruhi rantai supply and demand.

(7)

Batu Bara

Sentimen yang mempengaruhi turunnya harga batu bara :

• Sentimen perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang tersulut kembali setelah Presiden AS Donald Trump menerapkan sanksi tarif impor atas barang China menjadi 25% dari sebelumnya 10% turut membuat si hitam nelangsa. Dampaknya China berencana akan mengurangi batubara kalori tinggi dan membatasi impor batubara dari Australia.

• Jumlah persediaan di utilitas-utilitas utama pembangkit listrik China relatif tinggi. Jumlah persediaan batu bara di enam pembangkit listrik utama China mencapai 15,46 juta ton, 16 persen lebih tinggi dari tahun lalu.

• Kebijakan pemerintah China yang membatasi total impor batu bara pada 2019 agar tidak melebihi impor di 2018. Selain itu, kenaikan volume produksi batu bara China dapat menjadi sentimen negatif untuk harga batu bara ke depannya (bisnis.com, 17/05/2019).

(8)

Gas Alam

Kondisi cuaca begitu berpengaruh terhadap pergerakan harga gas alam:

Permintaan gas alam sangat bergantung pada negara Paman Sam. Pasalnya, AS adalah konsumen gas alam top dunia, yang menggunakan komoditas ini untuk tujuan pemanas di musim dingin;

Penurunan harga gas alam karena eskalasi perang dagang Amerika Serikat dengan China. AS sebagai produsen gas alam terbesar mempunyai banyak permasalahan dengan negara-negara besar. Kalau dilihat, China yang merupakan konsumen dan Iran sebagai produsen gas alam terbesar juga bisa menjadi masalah bagi harga gas alam. Ketegangan dikhawatirkan akan menjadi serius dan mempengaruhi rantai supply and demand (kontan.co.id, 26/05/2019).

(9)

Komoditas Pertanian dan Perkebunan

MINYAK KELAPA SAWIT (CPO) KAKAO KARET

(10)

Perkembangan Harga Komoditas Pertanian dan Perkebunan:

Kakao, Kopi, Karet, Udang, Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur Kayu

Harga komoditas pertanian dan perkebunan pada bulan Mei 2019 terpantau bergerak variaitif. Harga komoditas karet dan kelapa sawit bergerak positif, sebaliknya harga kako, kopi dan kedelai melemah, sementara harga udang, dan bubur kertas terpantau stagnan.

Sumber: Pink Sheet, Commodity Price, World Bank

Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei

2018 2019 Cocoa ($/kg) 2.66 2.41 2.36 2.17 2.19 2.13 2.19 2.21 2.26 2.26 2.20 2.33 2.32 Coffee, robusta ($/kg) 1.96 1.90 1.86 1.78 1.69 1.88 1.84 1.71 1.72 1.73 1.70 1.62 1.57 Rubber, SGP/MYS ($/kg) 1.70 1.56 1.47 1.47 1.44 1.43 1.35 1.44 1.59 1.65 1.72 1.72 1.77 Shirmps, Mexican ($/kg) 12.90 12.90 12.24 12.02 11.53 11.46 11.66 11.79 11.79 11.79 11.79 11.79 11.79 Palm oil ($/mt) (RHS) 660 660 545 534 524 499 540 535 585 603 573 588 563 Soybean ($/mt) (RHS) 431 431 404 404 383 394 374 381 382 381 370 360 337 Woodpulp ($/mt) (RHS) 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875 875 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0

Perkembangan Harga Kokoa, Kopi, Karet, Udang, Minyak Kelapa Sawit, Kedelai, dan Bubur Kayu Mei 2019

(11)

Komoditas Kakao & Kopi

Harga kakao:

• Indonesia, sebagai produsen dan pengolah biji kakao terbesar di Asia, telah mengalami penurunan produksi biji kakao dalam satu dekade terakhir yang disebabkan oleh penyakit tanaman kakao yang membuat beralihnya petani kakao ke tanaman lain. Akibatnya, Indonesia telah berubah dari salah satu eksportir biji kakao terbesar menjadi negara importir seiring dengan kapasitas pengolahan biji kakao yang terus meningkat.

• Pembelian biji kakao Indonesia dari luar negeri telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam periode 5 tahun. Pada 2018 telah mengimpor sekitar 240.000 metrik ton biji kakao, dan menjadi rekor terbaru

(bisnis.com, 29/05/2019).

Harga kopi:

• Harga kopi global masih belum keluar dari tekanan, seiring dengan tingginya produksi yang melampaui konsumsi. Fundamental pasar menjadi salah satu pendorong utama dari rendahnya harga kopi saat ini, karena produksi kopi 2018/19 melebihi konsumsi sebesar 3,69 juta kantong [satu kantong setara 60 kilogram]. Sementara surplus produksi dengan total kumulatif 8,35 juta kantong;

• Produksi kopi di Indonesia diprediksi akan naik ke jumlah terbesarnya dalam empat tahun pada 2019. Imbasnya, pasokan kopi global akan meningkat dan harga komoditas ini dapat kian menyusut. Hasil panen kopi di Indonesia dapat mencapai 11,5 juta kantong, atau 690.000 metrik ton, dalam beberapa bulan mendatang atau naik 5% dibandingkan dengan tahun lalu, berdasarkan data Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS) (bisnis.com, 17/05/ 2019).

(12)

Minyak Kelapa Sawit & Karet

Harga minyak kelapa sawit terpantau mengalami penguatan yang ditopang oleh:

• Meski mengalami tantangan, kinerja ekspor minyak sawit Indonesia baik biodiesel, oleokimia, Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunannya mencatat peningkatan sebesar 16% year on year (yoy) dari 7,84 juta ton di kuartal I 2018 menjadi 9,1 juta ton;

• Persediaan sawit di Indonesia di luar perkiraan turun 2,8% menjadi 2,43 juta ton pada bulan Maret lalu dibandingkan bulan sebelumnya;

• Harga minyak bumi yang lebih kuat seringkali membuat kelapa sawit lebih menarik untuk dicampur menjadi biofuel (bisnis.com, 16/05/2019).

Harga Karet naik:

Harga karet untuk kontrak teraktif September 2019 di Shanghai Futures Exchange menguat seiring dengan melemahnya nilai tukar yuan China. Nilai tukar yuan yang lebih rendah membuat kontrak berjangka karet yang berdenominasi mata uang ini menjadi lebih terjangkau bagi para pembeli asing;

• Adanya spekulasi bahwa produsen karet terbesar di China menangguhkan produksi di semua perkebunannya karena gangguan cuaca panas, mendorong kekhawatiran tentang meluasnya gangguan pasokan;

• Thailand dilaporkan akan memangkas ekspor karetnya sebesar 126.240 ton sebagai implementasi kesepakan yang sempat tertunda. Thailand, Indonesia, dan Malaysia telah sepakat untuk membatasi ekspor demi meningkatkan harga. Ketiga negara tersebut menyumbang sekitar 70% dari produksi

(13)

Komoditas Udang, Kedelai & Bubur Kertas

• Mahalnya biaya produksi udang dalam negeri dinilai menjadi salah satu penyebab masih kecilnya pangsa pasar udang Indonesia di pasar global. Seperti diketahui, pangsa pasar Indonesia baru mencapai sekitar 7% dari total impor udang global 2018 sebesar 2,570 juta ton. Adapun sejumlah komponen yang menyebabkan tingginya biaya produksi udang dalam negeri antara lain pakan dan infrastruktur. Dari sisi infrastruktur ada sejumlah hal yang perlu dibenahi seperti ketersediaan listrik dan jalan yang baik (bisnis.com, 03/05/2019).

• Harga kedelai global jatuh dipicu oleh China sebagai importir kedelai terbesar di dunia, telah menunda pembelian pasokan kedelai dari AS seiring dengan eskalasi perang dagang antara kedua negara tersebut. Produsen kedelai AS belum menerima pesanan lagi dari para pembelinya di China. Namun, sejak tarif tersebut berlaku, China juga belum memiliki rencana untuk membatalkan pembelian kedelai dari AS yang telah dalam pengiriman (bisnis.com, 30/05/2019).

• Indonesia berada di peringkat 9 untuk produsen pulp terbesar dunia dengan kapasitas 11 juta ton per tahun, dan posisi 6 untuk produsen kertas terbesar dunia dengan kapasitas 16 juta ton per tahun. Di sisi tenaga kerja, industri pulp dan kertas menyerap 260.000 tenaga kerja langsung dan 1,1 juta tenaga kerja tidak langsung. • Tantangan industri pulp dan kertas dalam negeri antara lain; (1) ketegangan ekonomi antara AS dan China yang

mendorong harga pulp dan produk kertas di level tinggi; (2) tuduhan dumping, atau praktik Particular Market

Situation (PMS), yang disebabkan oleh perbedaan dalam menentukan harga acuan. AS mengacu pada harga

pulp asal Malaysia yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Akibatnya, produsen Indonesia dituding memberikan subsidi atas produk ekspornya (Araminta Setyawati, kontan.co.id, 12/03/2019).

(14)

Komoditas Logam dan Mineral:

Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi

NIKEL

TIMAH

SENG

EMAS

BIJIH BESI

(15)

Perkembangan Harga Tembaga, Nikel, Timah, Seng dan Bijih Besi

Pergerakan harga komoditas logam industri pada bulan Mei 2019 terpantau kompak mengalami pelemahan, hanya harga bijih besi yang terpantau menguat.

Sumber: Pink Sheet, Commodity Price, World Bank

Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei

2018 2019 Copper ($/mt) 6825.3 6965.9 6250.8 6051.1 6050.8 6219.6 6195.9 6075.3 5939.1 6300.5 6439.5 6438.4 6017.9 Nickel ($/mt) 14366.5 15105.7 13793.9 13411.4 12510.4 12314.9 11239.7 10835.1 11523.1 12685.2 13026.3 12772.8 12016.3 Tin ($/mt) 20858.8 20660.5 19729.8 19228.8 18967.1 19121.5 19064.9 19259.6 20457.8 21264.0 21393.4 20604.3 19523.9 Zinc ($/mt) 3059.9 3088.6 2656.1 2512.0 2434.7 2673.7 2595.7 2616.3 2569.7 2707.2 2850.6 2932.7 2742.8 Gold $/troy oz 1303.5 1281.6 1237.7 1201.7 1198.4 1215.4 1220.7 1250.4 1291.8 1320.1 1300.9 1285.9 1283.7 Iron ore, cfr spot ($/dmtu) (RHS) 66 65 65 67 68 73 73 69 76 88 86 94 100

0 20 40 60 80 100 120 0.0 5000.0 10000.0 15000.0 20000.0 25000.0

Perkembangan Harga Tembaga, Nikel, Timah, Seng, Bijih Besi dan Emas Mei 2019

(16)

Tembaga

▪ Tembaga kembali tertekan oleh kekhawatiran atas prospek perlambatan ekonomi global dan konsumsi bahan baku seiring dengan kebuntuan negosiasi perdagangan AS dan China;

▪ Tembaga jatuh karena AS berencana untuk merilis detail tarif tambahan sekitar US$300 miliar melanjutkan keputusannya menaikkan tarif 25% untuk barang-barang China. Penerapan tarif 25% untuk barang-barang berbahan dasar tembaga dapat mengurangi permintaan China sebesar 0,5% secara tahunan. Diketahui, China merupakan negara konsumen logam terbesar di dunia sehingga penurunan permintaan dari China akan sangat mempengaruhi permintaan tembaga global (bisnis.com, 13/05/2019).

Nikel

▪ Harga nikel di London Metal Exchange (LME) terpantau jatuh ke level terendah ke level US$ 11.910 per ton, setelah sempat menyentuh level tertinggi di bulana Maret 2019 yakni sebesar US$ 13.765 per ton;

▪ Para analis memprediksi meredanya berbagai sentimen negatif khususnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China, diperkirakan mampu membawa harga nikel kembali bangkit dalam waktu dekat

(kontan.co.id, 22/05/2019).

Timah

▪ Logam dasar, termasuk timah turun karena indeks sektor manufaktur China tergelincir pada bulan April, yang menambah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global.

▪ Di samping itu, mulai masifnya lagi produksi timah di China sejak akhir kuartal pertama mendorong

(17)

Komoditas Logam Seng, Emas dan Bijih Besi

Seng

• Harga seng kembali terkoreksi seiring dengan kekhawatiran pasar bahwa pabrik peleburan logam dapat meningkatkan pasokan di tengah lonjakan biaya perawatan tambang dan pemurnian.

• Untuk pabrik peleburan China, biaya perawatan naik menjadi 6.350 yuan per ton dari sebelumnya 3.500 yuan per ton pada awal 2018. Dan diprediksi pabrik peleburan China akan menghasilkan laba sebanyak 3.000 yuan per ton, menjadi rekor tertinggi. Ini akan mendorong pabrik peleburan untuk meningkatkan tingkat produksi sehingga mempengaruhi suplai (bisnis.com, 09/04/2019).

Emas

• Harga emas kembali turun, meski sinyal perang dagang makin memanas, harga emas tak mampu melonjak tinggi. Investor lebih memburu aset safe haven lain, yakni obligasi negara Amerika Serikat (AS), obligasi Jerman dan Jepang untuk mengalihkan portofolio ke aset yang lebih aman;

• Sentimen lain yang mendorong penurunan harga emas adalah status ekonomi AS, China dan Eropa, serta Brexit yang menggantung menyebabkan investor dan korporasi tidak yakin ke mana arah pasar (kontan.co.id,

30/05/2019).

Bijih Besi

• Harga bijih besi tetap bergerak menguat meski mayoritas komoditas lain tertekan akibat kekhawatiran pasar dengan perang dagang AS dan China yang membebani permintaan;

• Sentimen lain reli harga bijih besi sepanjang 2019 karena gangguan pasokan di Brazil dan Australia, sebagai negara pengirim bijih besi utama, yang mendukung ekspetasi pasar bahwa bijih besi global akan mengalami

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pH optimum produksi biogas dari limbah kecambah kacang hijau dan mengetahui keberadaan gas metana melalui uji nyala

Dapat dilihat pada tabel bahwa seluruh variabel memiliki nilai korelasi lebih besar.. dari nilai r tabel, sehingga dapat dikatakan bahwa alat ukur yang

Genetik algoritma yöntemi kullanılarak yapılan iyileştirilmiş tek boyutlu yöntem için nesil sayısı, popülasyon büyüklüğü, çaprazlama oranı ve mutasyon olasılığı gibi her

“Laporan yang menunjukkan kodisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu”. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa laporan

5.1 Kesimpulan Penerapan PPh OP dari online forex trading yang menggunakan broker dalam negeri dan luar negeri dilakukan secara self assesment system dengan mengharapkan

Berdasarkan informasi dari instansi Kecamatan Cipanas diketahui bahwa setiap desa di Kecamatan Cipanas memiliki komoditas unggulan yang berbeda, antara lain Desa Cimacan dan

Pada saat lampu sein kanan hidup dari saklar sein kanan maka lampu sein kiri tidak ikut menyala karena ada D6 yang dipasang mundur, sehingga tidak bisa menembus ke

Pengaruh penambahan tepung daun belimbing wuluh terhadap indeks perkembangan Sitophilus zeamais terlihat nyata mulai pada konsentrasi 2.4 % sedangkan pada media