• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA. - Utara : Rumah penduduk. - Selatan : Jalan sekunder dan pasar Slipi. - Barat : Rumah penduduk dan kios

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISA. - Utara : Rumah penduduk. - Selatan : Jalan sekunder dan pasar Slipi. - Barat : Rumah penduduk dan kios"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV ANALIS A

Aspek Lingkungan Kondisi Fisik Tapak Bangunan di sekitar tapak:

- Utara : Rumah penduduk

- Selatan : Jalan sekunder dan pasar Slipi - Barat : Rumah penduduk dan kios - Timur : Jalan utama, Jl. Letjen S. Parman

Kondisi Lingkungan Sekitar Tapak Potensi Tapak

- Letak tapak yang berada tepat di barat jalan raya utama Jakarta Barat menjadi kelebihan tersendiri karena dapat menarik perhatian para pengguna jalan.

Jalan utama Jakarta Barat Perkantoran

Jalur khusus angkutan umum

Rumah penduduk

Pasar Slipi kios

(2)

- Jalan raya di sekitar tapak dilalui berbagai jenis kendaraan umum, sehingga dapat mempermudah pengunjung dalam hal transportasi.

- Terdapat bangunan-bangunan kantor dan perumahan di sekitar tapak yang merupakan potensi untuk menarik pengunjung.

- Terdapat jalur khusus angkutan umum pada jalan sisi timur tapak.

Kekurangan Lingkungan Sekitar Tapak

- Terletak pada daerah bising, pada arah selatan terdapat jalan layang dengan kepadatan cukup tinggi.

- Terdapat jalan tol pada arah timur sebagai salah satu penyebab kebisingan. - Kemacetan pada sisi selatan hampir terjadi setiap saat, disebabkan angkutan

umum yang sering berhenti untuk mencari penumpang. - Kemacetan dan kendaraan menyebabkan polusi.

- Terdapat banyak pedagang kaki lima di sekitar tapak.

Jalan tol Pedagang kaki lima Jalan layang Daerah polusi Daerah macet dan polusi

(3)

4.1.3 Analisa Pencapaian

Terdapat beberapa pertimbangan dalam menentukan perletakan pencapaian ke dalam tapak, yaitu:

- Kondisi sirkulasi sekitar tapak, berdasarkan kepadatan lalu lintas dan kendaraan umum yang menunjang pencapaian.

- Kemudahan dan keamanan bagi pengunjung. - Adanya titik tangkap yang jelas.

Pencapaian Pejalan Kaki Alternatif 1

Pencapaian pejalan melalui jalan utama.

+) 1. Tempat pemberhentian angkutan umum

2. M erupakan jalan utama, sehingga mudah terlihat. -) 1. Tidak dapat terlihat oleh

pejalan dari arah A. 2. Terlalu jauh pencapaian

ke tapak jika pejalan dari arah A.

A

(4)

Alternatif 2

Pencapaian pejalan melalui jalan sekunder

Kesimpulan

Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan dalam pencapaian penghuni apartemen maupun pengunjung, maka pintu masuk pejalan kaki diletakan pada kedua jalan.

+) 1. M udah diakses dari jalan sekunder

2. M udah terlihat dari jalan sekunder.

-) 1. Tidak dapat terlihat oleh pejalan dari arah B.

2. M enimbulkan kemacetan karena terlalu dekat dengan tikungan.

3. Terlalu jauh pencapaian ke tapak jika pejalan dari arah B.

B

+) 1. Dapat diakses dari jalan utama dan sekunder 2. M udah terlihat dari jalan

utama dan sekunder.

3. M udah diakses pejalan yang menggunakan kendaraan umum

Antisipasi kemacetan dengan menjauhkan jalan masuk pejalan dari tikungan.

Gambar 4.4: Alternatif 1 Analisa Pencapaian Pejalan

(5)

Pencapaian Kendaraan Alternatif 1

Alternatif 2

Kesimpulan

Kendaraan akan masuk/keluar hampir setiap saat. Kepadatan tinggi kendaraan masuk/keluar akan terjadi pada pagi dan sore hari, karena penghuni apartemen bekerja/pergi pada pagi hari dan pulang pada malam hari, sedangkan kepadatan pengunjung mal jika dilihat dari lingkungan sekitar yaitu terdapat

Gambar 4.6: Alternatif 1 Analisa Pencapaian Kendaraan

+) 1. M udah diakses dari jalan utama

2. Kondisi jalan yang lebar mendukung sirkulasi kendaraan keluar/masuk. 3. M udah terlihat dari jalan

utama.

-) 1. Tidak dapat terlihat oleh pejalan dari arah A. A

Gambar 4.7: Alternatif 2 Analisa Pencapaian Kendaraan

+) 1. M udah diakses dari jalan sekunder.

2. M udah terlihat dari jalan sekunder.

-) 1. Tidak dapat terlihat oleh pejalan dari arah B. 2. Kondisi jalan sempit,

sirkulasi kendaraan keluar/masuk dapat terganggu.

3. Dapat terjadi kemacetan. B

(6)

bangunan perkantoran maka mal akan lebih padat pengunjung pada siang hari sedangkan pagi hari, sore dan malam tidak dapat diprediksi.

Survey yang telah dilakukan menunjukan bahwa jalan di sisi selatan merupakan jalan dengan kadar kemacetan lebih tinggi dibanding jalan utama.

Kemacetan tersebut diakibatkan oleh kendaraan umum yang berhenti dan jalan yang hanya dapat dilalui dua mobil, maka sebaiknya di daerah selatan tidak diletakkan pencapaian untuk mobil. Kesimpulan dari pertimbangan kepadatan lalu lintas kendaraan dan titik tangkap pengunjung yaitu pencapaian diletakkan pada sisi jalan utama.

Gambar 4.8: Kesimpulan Analisa Pencapaian Kendaraan

+) 1. M udah diakses dari jalan utama

2. Kondisi jalan yang lebar mendukung sirkulasi kendaraan keluar/masuk. 4. M udah terlihat dari jalan

utama.

Untuk menghindari kemacetan pada jalan sekunder, maka pada jalan sekunder hanya diletakan pintu masuk motor.

(7)

4.1.4 Analisa Sirkulasi dalam Tapak

No. Jenis Keuntungan Kerugian

1. Linier M emiliki banyak pilihan jalur;

M udah ditangkap pengunjung.

2. Radial Tepat tujuan. M embingungkan pejalan

kaki/pengunjung dengan kendaraan pribadi.

3. Spiral Dapat merasakan perjalanan arsitektur

Tidak efisien bagi pengendara kendaraan.

4. Grid Teratur. Lebik cocok digunakan bila memiliki tapak yang besar.

5. Jaringan Fleksibel; terhubung ke semua tempat.

6. Komposit Dapat menggabungkan beberapa pola sirkulasi.

Sumber: Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan, Francis D.K. Ching

.

.

(8)

Kesimpulan:

Dalam perancangan ini akan menggunakan sirkulasi komposit, pada kenyataannya, bangunan pada umumnya membuat kombinasi dari pola-pola sirkulasi di atas. Hal terpenting dalam sebuah pola adalah pusat kegiatan, jalan masuk ke ruangan (sirkulasi horizontal), dan sirkulasi vertikal.

Kegiatan dalam tapak yang dilakukan oleh pengunjung yaitu berjalan kaki menuju gedung mal, berjalan ke tempat parkir, duduk-duduk dan kegiatan lain di dalam tapak, sedangkan sirkulasi kendaraan hanya sebatas drop off dan menuju parkiran. Sirkulasi khusus ditujukan kepada kendaraan servis seperti mobil barang dan mobil pengangkut sampah.

4.1.5 Tata Ruang Luar

Penataan ruang luar dimaksudkan untuk: - M endukung daya tarik bangunan. - M endukung penampilan bangunan.

- Sebagai ruang transisi antara kegiatan pada lingkungan sekitar dengan kegiatan di dalam tapak.

- M emberikan penekanan terhadap batas-batas tapak.

Tata ruang luar dapat diartikan pula sebagai lingkungan luar buatan manusia. Elemen-elemen yang terdapat pada ruang luar antara lain:

(9)

1. Elemen Lunak

Elemen lunak merupakan elemen ruang luar yang terdiri dari beberapa jenis tanaman. Unsur-unsur tanaman digunakan sebagai:

- Kontrol iklim

a. Pengendalian radiasi matahari dan suhu:

Tanaman menyerap panas sinar matahari dan memantulkan kembali sehingga menimbulkan pengaruh terhadap perbedaan suhu.

b. Pengendalian angin: tanaman berguna sebagai penahan, penyerap dan mengalirkan angin sehingga menimbulkan iklim mikro. Jenis tanaman yang digunakan harus diperhatikan tinggi, bentuk, jenis dan kepadatan.

Gambar 4.9: Pohon sebagai Pengendali Radiasi Matahari dan Suhu

(10)

- Penyaring debu dan kebisingan

Tanaman dapat menyerap suara bising bagi daerah yang membutuhkan ketenangan. Pemilihan jenis tanaman berdasarkan tinggi, lebar dan komposisi tanaman. Tanaman juga merupakan penyaring debu/polusi.

- Kontrol visual

Tanaman dapat menahan silau yang ditimbulkan oleh matahari, lampu dan pantulan sinar. Perletakan pepohonan dapan menahan jatuhnya sinar ke daerah yang memerlukan keteduhan.

Gambar 4.11: Pohon sebagai Penyaring Debu dan Kebisingan

(11)

- Pembatas fisik

Tanaman berguna untuk mengendalikan dan mengarahkan pergerakan manusia dan juga kendaraan.

2. Elemen Keras

Kelompok elemen keras antara lain pengerasan di dalam suatu perencanaan. Elemen keras dapat dibedakan menjadi:

- Street furniture: bangku taman, tong sampah, lampu, dll.

- Penghubung antara kegiatatan yang satu dan yang lain dalam bentuk sirkulasi seperti pendestrian, plaza, lapangan, dll.

- Sebagai pembeda area aktifitas, dapat dilakukan dengan pemakaian ragam elemen, misalnya pola lantai.

Bahan pengerasan sebaiknya tidak menggunakan bahan yang dapat menyilaukan dan mudah menjadi panas. Alternatif pemilihan bahan sebagai berikut:

(12)

Bahan Sifat

Plat beton M enyilaukan,

memancarkan/memantulkan panas ke dalam bangunan.

Rumput M enyerap efek silau matahari Kerawang/conblock Dalam lubang dapat tumbuh rumput

sehingga suhu tanah tetap sejuk. Tidak memantulkan panas.

4.1.6 Analisa Matahari dan Angin

Orientasi bangunan di pengaruhi oleh arah matahari. M atahari menyebabkan panas di bagian timur pada pagi hari dan yang terpanas di bagian barat pada sore hari, sedangkan bagian utara terkena matahari musim kemarau selama ± 8 bulan, dan bagian selatan terkena matahari musim hujan selama ± 4 bulan. Angin berhembus dari utara ke selatan. Kondisi angin tersebut mempengaruhi perancangan bangunan.

Tabel 2.4: Bahan Perkerasan

(13)

Kesimpulan dari survey yang dilakukan sekitar tapak yaitu bagian barat pada tapak akan terkena panas matahari dengan intensitas tinggi pada sore hari karena tidak terdapat bangunan tinggi di sekitar tapak bagian barat dan bagian utara pada tapak juga akan mendapat dampak dari panas matahari ketika musim kemarau.

Zoning tapak berdasarkan analisa matahari yaitu servis diletakan pada bagian barat dan utara, publik di bagian timur karena pengunjung akan datang saat matahari telah meninggi, dan privat diletakan pada bagian tengah tapak agar terlindung dari panas matahari.

Gambar 4.14: Analisa M atahari dan Angin

Daerah panas pada pagi hari. Daerah panas terpanas pada sore hari. Daerah panas pada musim kemarau Daerah panas pada musim hujan Arah pergerakan matahari

(14)

4.1.7 Analisa Kebisingan dan Polusi

Sumber bising dan polusi terbesar adalah kendaraan bermotor di sekitar tapak, dimana di sisi timur dan selatan tapak adalah jalan raya dengan kepadatan relatif sedang hingga tinggi. Bagian barat dan utara relatif tenang karena berbatasan dengan rumah penduduk dengan intensitas polusi dan bising yang relatif rendah.

Gambar 4.15: Zoning Berdasarkan Analisa M atahari dan Angin

Parkir

Ruang terbuka publik

M al dan apartemen

Gambar 4.16: Analisa Kebisingan dan Polusi

Daerah paling bising dan polusi Jalan layang Jalan utama Pemberhentian bus

(15)

Zoning tapak berdasarkan analisa kebisingan dan polusi yaitu area parkir diletakkan di daerah dengan intensitas bising yang tinggi, area publik diletakan di daerah dengan intensitas bising dan polusi yang lebih rendah, sedangkan area privat diletakkan di daerah privat yaitu mal dapat diletakan di daerah bising maupun tidak bising karena bersifat tertutup pada massa bangunan dan berorientasi ke dalam bangunan.

4.1.8 Zoning

Alternalif zoning berdasarkan analisa pencapaian, matahari dan angin, kebisingan dan polusi, maka dibuat perbandingan, dipadukan dan diputuskan zoning yang akan diterapkan pada tapak.

Gambar 4.17: Zoning Berdasarkan Analisa Kebisingan dan Polusi

Parkir Ruang terbuka publik M al dan apartemen

(16)

Area privat yaitu mal terletak pada tengah tapak, mal tidak memerlukan bukaan untuk udara sebab mal menggunakan pengudaraan buatan untuk menjaga kualitas barang yang dijual. Penurunan barang dan pengambilan sampah dilakukan di basement untuk menghemat lahan pada tapak.

4.1.9 Orientasi Massa Bangunan

Tapak yang berada di persimpangan jalan memerlukan perancangan khusus pada bagian massa bangunan agar tidak mengganggu pandangan pengguna jalan. Tapak di persimpangan memiliki kelebihan tersendiri yaitu memiliki dua bagian muka dan dapat menjadi titik tangkap pengguna jalan.

Gambar 4.18: Zoning Berdasarkan Analisa Tapak

M al Apartemen Ruang terbuka publik

(17)

Pemukiman penduduk

Foto 4.2: Pemukiman Penduduk 1

Foto 4.3: Pemukiman Penduduk 2 Foto 4.4: Bank BCA

(18)

Orientasi massa bangunan mal berorientasi pada jalan utama dan persimpangan jalan, sedangkan apartemen dapat berorientasi ke utara dan selatan. Arah utara, selatan dan barat tidak terdapat bangunan tinggi sehingga fasad bangunan dapat terlihat. Arah selatan merupakan jalan utama sehingga pengguna jalan dapat melihat langsung fasad bangunan.

Gambar 4.19: Orientasi M assa Bangunan

Tampak muka bangunan

(19)

4.2 Analisa Manusia

4.2.1 Analisa Pelaku dan Jenis Kegiatan

(20)
(21)

4.2.2 Analisa Kebutuhan Ruang

Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang

Penghuni Orang tua Anak Pembantu - M akan - Tidur - Kerja - Nonton TV - M andi - Buang air - Berbincang - M enerima tamu - Jalan ke mal - Olah raga - Sholat - Ruang makan - Ruang tidur - Ruang keluarga - Kamar mandi - Toilet - Ruang tamu/balkon - Lobby mal

- Jogging track, fitness center - Ruang ibadah - M akan - Tidur - Belajar - Nonton TV - M andi - Buang air - Berbincang - M enerima tamu - Jalan ke mal - Olah raga - Sholat - Ruang makan - Ruang tidur - Ruang belajar - Kamar mandi - Toilet - Ruang tamu - Lobby mal

- Jogging track, fitness center - Ruang ibadah - M akan - Tidur - M andi - Buang air - Sholat - M enbersihkan rumah - M encuci piring - M emasak - Ruang makan - Ruang tidur - Kamar mandi - Toilet - Ruang ibadah - Dapur, pantry Pengelola Apartemen M enejer M arketing - Bekerja - Buang air - M akan - Sholat - Ruang kerja - Toilet pegawai - Food court/Kantin - M ushollah - M emasarkan unit - M enerima pembeli - M elakukan transaksi - Buang air - Ruang pameran - Toilet pegawai Tabel 4.1: Analisa Kebutuhan Ruang Apartemen

(22)

Staf-staf lain

- Sholat - M ushollah

- M enerima keluhan penghuni - Buang air

- M akan - Sholat

- Ruang kerja/ruang tunggu - Toilet pegawai - Kantin - M ushollah Penunjang Apartemen Petugas kebersihan Petugas keamanan Petugas parkir Petugas loket parkir - M embersihkan gedung - M engangkut sampah - M enyimpan alat kebersihan - Ganti pakaian - Buang air - M akan - Sholat - Penampungan sampah - Gudang - Toilet pegawai - Kantin - M ushollah - M enjaga keamanan gedung

- Ganti pakaian - Buang air - M akan - Sholat - Pos jaga - Toilet pegawai - Kantin - M ushollah - M embantu pengunjung - Ganti pakaian - Buang air - M akan - Sholat - Toilet - Kantin - M ushollah - M enerima pembayaran - Ganti pakaian - Buang air - M akan - Sholat - Loket - Toilet - Kantin - M ushollah

(23)

Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Pengunjung - M elihat produk, belanja

- M akan - Jalan - Berbincang - Buang air - Sholat - Ruang display - Food court/restoran - Kafe - Toilet - M ushollah Penyewa retail - M enyimpan barang

- M embuka toko - M elayani kustomer - M embuang sampah - M akan - Buang air - Ganti pakaian - Sholat - Gudang - Kasir - Tempat sampah - Kantin - Toilet - M ushollah Supplier - M engantar barang

- M elakukan transaksi

- Loading dock/lift barang Pengelola M al M enejer Staf-staf lain - Bekerja - Rapat - Buang air - M akan - Sholat - Ruang kerja - Toilet pegawai - Food court/kantin - M ushollah

- M enerima keluhan penyewa retail

- Rapat

- M enerima tamu

- M enerima calon penyewa - M elakukan transaksi - Buang air - M akan - Sholat - Ruang kerja - Ruang tunggu - Toilet pegawai - Kantin - M ushollah Penunjang M al Petugas kebersihan Petugas keamanan - M embersihkan gedung - M engangkut sampah - M enyimpan alat kebersihan - Ganti pakaian - Buang air - M akan - Sholat - Penampungan sampah - Gudang - Toilet - Kantin - M ushollah - M enjaga keamanan gedung

- Ganti pakaian - Buang air

- Pos jaga - Toilet Tabel 4.2: Analisa Kebutuhan Ruang M al

(24)

Petugas parkir Petugas loket parkir - Sholat - M ushollah - M embantu pengunjung - Ganti pakaian - Buang air - M akan - Sholat - Toilet - Kantin - M ushollah - M enerima pembayaran - Ganti pakaian - Buang air - M akan - Sholat - Loket - Toilet - Kantin - M ushollah Customer service - M elayani pengunjung - Ganti pakaian - Buang air - M akan - Sholat - M eja informasi - Toilet - Kantin - M ushollah 4.3 Analisa Bangunan 4.3.1 Program Ruang

Analisa Besaran Ruang Apartemen

Apartemen dalam proyek ini akan dibatasi jumlah kamar dalam unit, yaitu 1-3 kamar tidur. Besaran rata-rata unit apartemen menurut Endy M arlina dalam buku Panduan Perancangan Bangunan Komersial adalah:

No. Jenis Unit Penghuni Besaran Ruang (m2)

1. Tipe 1 kamar tidur 2-3 orang 36-54

2. Tipe 2 kamar tidur 3-4 orang 45-90

3. Tipe 3 kamar tidur 4-5 orang 90-108

(25)

Rata-rata besaran unit apartemen berdasarkan survey (m2)

Gandari a

Tower A Lavande Square Poins Central Park Apartemen Thamrin

Star

City Rata-rata

1 59 31,9 76 49,66 41,7 48 51,043

2 93 35,8 86,5 90,2 61,4 63 71,65 3 130 84,75 124 127,2 94,84 109 111,6 *rata-rata dari besaran beberapa unit apartemen yang memiliki jumlah kamar sama.

Analisa kebutuhan ruang unit apartemen 1 kamar tidur

No . Kebutuhan Ruang Jmlh Peng-guna

Elemen ruang Dimensi

Standar Sumber Besaran Ruang (m2) 1. Ruang tidur 1-2 Tempat tidur M eja sudut M eja rias Kursi rias Lemari Zona sirkulasi 2x1,5 0,5x0,5 0,4x1 0,5x0,5 0,5x1 2,17 NDA 6,57 2. Ruang duduk, ruang makan dan pantry 1-2 Sofa M eja M eja TV TV Tempat cuci Kompor Kulkas Zona sirkulasi 0,7x0,8 0,6x0,6 0,4x1,5 0,6x3 3,7 NDA DM &RI 7,02 3. Kamar mandi 1 Kloset Wastafel Shower 2,2x1,45 NDA 3,19

4. Sirkulasi 20% luas unit 3,35

Jumlah 20,13

Tabel 4.4: Rata-rata Besaran Unit t

Tabel 4.5: Kebutuhan Ruang Unit 1 Kamar

Apart Kamar

(26)

Analisa kebutuhan ruang unit apartemen 2 kamar tidur No . Kebutuhan Ruang Jmlh Peng-guna

Elemen ruang Dimensi Standar Sumber

Besaran Ruang

(m2)

1. Ruang tidur utama 1-2

Tempat tidur M eja sudut M eja rias Kursi rias Lemari 2x1,5 0,5x0,5 0,4x1 0,5x0,5 0,5x1 NDA 4,4 2. Ruang tidur anak 1-2 Tempat tidur M eja sudut M eja belajar Kursi Lemari 2x1,5 0,5x0,5 0,7x1,2 0,5x0,5 0,5x1 NDA 4,84 3. Ruang duduk 2-4 Sofa (4) M eja M eja TV TV 0,7x0,8 0,6x0,6 0,4x1 NDA DM &RI 3 4. Ruang makan 2-4 M eja makan Kursi Zona sirkulasi 2x1,3 0,6x6,6 NDA 6,56 5. Pantry 1 Tempat cuci Kompor Kulkas Zona sirkulasi 0,6x3 0,762 NDA DM &RI 6,372 6. Kamar mandi 1 Kloset Wastafel Shower 2,2x1,45 NDA 3,19 7. Balkon 1-2 1x3 3

8. Sirkulasi 20% luas unit 6,272

Jumlah 37,63

(27)

Analisa kebutuhan ruang unit apartemen 3 kamar tidur No . Kebutuhan Ruang Jmlh Peng-guna

Elemen ruang Dimensi Standar Sumber

Besaran Ruang

(m2)

1. Ruang tidur utama 1-2

Tempat tidur M eja sudut M eja rias Kursi rias Lemari M eja kerja Kursi kerja 2x1,5 0,5x0,5 0,4x1 0,5x0,5 0,5x1 0,7x1,2 0,6x0,6 NDA 5,85 2. Ruang tidur anak 1 1-2 Tempat tidur M eja sudut M eja belajar Kursi Lemari 2x1,5 0,5x0,5 0,7x1,2 0,5x0,5 0,5x1 NDA 4,84

3. Ruang tidur anak 2 1-2

Tempat tidur M eja sudut M eja belajar Kursi Lemari 2x1,5 0,5x0,5 0,7x1,2 0,5x0,5 0,5x1 NDA 4,84 4. Ruang duduk 4-5 Sofa (5) M eja M eja TV Zona sirkulasi 0,7x0,8 0,6x0,8 0,4x1,5 4,4x0,5 NDA DM &RI 7,58 5. Ruang makan 4-5 M eja makan Kursi Zona sirkulasi 2x2 1x8 NDA 12 6. Dapur 1 Tempat cuci Kompor Kulkas Zona sirkulasi 0,6x3 0,762 NDA DM &RI 6,372 7. Kamar mandi (2) 1 Kloset Wastafel Shower 2,2x1,45 NDA 6,38 8. Kamar pembantu 1 Tempat tidur 0,9x2 NDA 1,8 9. Kamar mandi pembantu 1 Kloset kran 0,9x1,45 NDA 1,3

11. Balkon 1-2 1x3 3

12. Sirkulasi 20% luas unit 10,79

Jumlah 64,75

(28)

No . Kebutuhan Ruang Jmlh Peng-guna

Elemen ruang Dimensi Standar Sumber

Besaran Ruang (m2) 1. Resepsionis 3 Meja resepsionis Kursi Loker pos Zona sirkulasi 0,6x3 0,5x0,5 1x0,3 0,762x3 DM &RI 4,63 2. Ruang tunggu 4 Sofa (4) M eja tamu Zona sirkulasi 0,8x0,7 0,6x0,6 0,762x2 DM &RI 7,58 3. Ruang menejer 1 M eja Kursi Lemari Zona sirkulasi 0,7x1,5 0,6x0,6 0,5x1 0,85x2,1 DM &RI 4,86 4. Ruang sekretaris 1 M eja Kursi Lemari Zona sirkulasi 0,5x1,2 0,5x0,5 0,5x1 0,762x2,1 DM &RI 2,95 5. Ruang marketing 5-8 Sofa (8) M eja tamu (2) Zona sirkulasi 0,8x0,7 0,6x0,6 0,45x1,2 DM &RI 13 6. Ruang administrasi 4-6 M eja Kursi Lemari Zona sirkulasi 0,5x1,2 0,5x0,5 0,5x1 0,762x2,1 DM &RI 2,95 7. Ruang rapat 10-12 M eja Kursi (12) Layar LCD Zona sirkulasi 2,6x1,5 0,5x0,5 0,762x11,6 DM &RI 15,72

8. Gudang 1 Rak (2) Zona sirkulasi 0,7x1,25 0,762 DM &RI NDA 1,637

9. Sirkulasi 15% luas kantor 10,66

Jumlah 63,99

(29)

Analisa kebutuhan ruang fasilitas apartemen No . Kebutuhan Ruang Jmlh Peng-guna

Elemen ruang Dimensi Standar Sumber

Besaran Ruang (m2) 1. Lobby 10 Sofa (10) M eja (3) 0,7x0,8 0,6x0,6 DM &RI 6,68 2. Resepsionis 2 Meja resepsionis Kursi Zona sirkulasi 0,6x2 0,5x0,5 0,762x2 DM &RI 4,63 3. Ruang fitness 60 Alat fitness 200m2 NDA 5,784 4. Aerobic 12 Alat aerobic

Kaca 1,5x1,5/or g 27 5. Sauna 3-5 Kursi Tungku 2x2 NDA 4 6. Ruang karyawan 6 Loker M eja Kursi (6) Zona sirkulasi 0,4x0,3 1,8x0,6 0,5x0,5 0,762x2 DM &RI 5,784

7. Toilet pria 3 Kloset

Wastafel 0,9x1,45 NDA 3,9 8. Toilet wanita 3 Kloset

Wastafel 0,9x1,45 NDA 3,9

9 Gudang 1-2 3

10. Sirkulasi 20% luas fitness center 12,93

Jumlah 77,6 No . Kebutuhan Ruang Jmlh Peng-guna

Elemen ruang Dimensi

Standar Sumber Besaran Ruang (m2) 1. Retail kafetaria 3 Tempat cuci Kompor Tempat perabot Zona sirkulasi 0,6x3 0,762 NDA DM &RI 6,372

2. Ruang makan 25 M eja Kursi

Zona sirkulasi 0,6x1,8 2,52 NDA DM &RI 45 3. Wastafel 8 Wastafel Zona sirkulasi 0,5x0,3 0,762x2 NDA 3,64

Tabel 4.9: Kebutuhan Ruang Fitness Center

(30)

4. Toilet pria dan ruang ganti 4 Kloset Wastafel

Ruang ganti 3x6 NDA 18

6. Toilet wanita dan ruang ganti 3 Kloset Wastafel

Ruang ganti 3x6 NDA 18

8. Gudang 1-2 3

9. Sirkulasi 20% luas 18,8

Jumlah 112,81

Keterangan:

NDA : Neufert Data Arsitek

DM &RI : Dimensi M anusia dan Ruang Interior

Analisa Besaran Ruang Mal

Berdasarkan survey di beberapa mal, maka diperoleh besaran rata-rata retail berluasan kurang dari 200m2 adalah sebagai berikut:

Besaran M al Ciputra (m2) Rata-rata

<50m2 24 32 40 48 36

50-100m2 60 64 72 80 84 96 76

100-200m2 120 128 160 192 150

Besaran M al Puri Indah (m2) Rata-rata

<50m2 18 24 30 32 36 40 48 32,5

50-100m2 60 64 72 80 84 100 76,6

100-200m2 108 120 144 124

Besaran M al Pondok Indah (m2) Rata-rata

<50m2 24 48 36

50-100m2 60 64 72 80 100 75,2

100-200m2 112 128 144 160 176 192 123,1

Besaran M al Ciputra M al Puri Indah M al Pondok Indah 2 Rata-rata

<50m2 36 32,5 36 34,8

50-100m2 76 76,6 75,2 75,9

100-200m2 150 124 123,1 132,3

Rata-rata besaran retail berdasarkan survey menjadi acuan besaran retail pada Tabel 4.11: Rata-rata Besaran Retail Berdasarkan Survey

(31)

No . Kebutuhan Ruang Jmlh Peng-guna

Elemen ruang Dimensi Standar Sumber

Besaran Ruang (m2) 1. Ruang display 10 Rak display (2) Zona sirkulasi 0,7x1,25 1,3x1,25 0,762x2 NDA DM &RI 8,81

2. Kasir 1 M eja kasir 1,2x3,2 NDA 3,84

3. Gudang 1 Rak (2)

Zona sirkulasi 0,7x1,25 0,762 DM &RI NDA 3,65

4. Sirkulasi 20% luas retail 3,26

Jumlah 19,56 No . Kebutuhan Ruang Jmlh Peng-guna

Elemen ruang Dimensi Standar Sumber Besaran Ruang (m2) 1. Ruang display 15 Rak display (4) Zona sirkulasi 0,7x1,25 1,3x1,25 0,762x2 NDA DM &RI 17,87

2. Kasir 1 M eja kasir 1,2x3,2 NDA 3,84

3. Gudang 1 Rak (4) Zona sirkulasi 0,7x1,25 0,762 DM &RI NDA 7,31

4. Sirkulasi 20% luas retail 5,8

Jumlah 34,82 No . Kebutuhan Ruang Jmlh Peng-guna

Elemen ruang Dimensi

Standar Sumber Besaran Ruang (m2) 1. Ruang display 20 Rak display (8) Zona sirkulasi 0,7x1,25 1,3x1,25 0,762x2 NDA DM &RI 35,24

2. Kasir 2 M eja kasir 1,2x3,2 NDA 7,68

3. Gudang 1 Rak Zona sirkulasi (8) 0,7x1,25 0,762 DM &RI NDA 13,09

4. Sirkulasi 20% luas retail 11,2

Jumlah 67,2

Tabel 4.12: Kebutuhan Ruang Retail Ukuran Kecil

Tabel 4.13: Kebutuhan Ruang Retail Ukuran M enengah

(32)

No . Kebutuhan Ruang Jmlh Peng-guna

Elemen ruang Dimensi Standar Sumber

Besaran Ruang

(m2) 1. Ruang display produk kering 75

Rak display (30) Zona sirkulasi 0,7x1,25 1,3x1,25 0,762x2 NDA DM &RI 176,2

2. Ruang display produk basah 15

Rak display Zona sirkulasi Timbangan 7x1m 0,762x2 1,3x2,2 NDA DM &RI 20,528

3. Ruang display buah 15

Rak display Zona sirkulasi Timbangan 0,6x8m 0,762x2 1,3x2,2 NDA DM &RI 19,852

4. Ruang display masakan 15

Rak display Zona sirkulasi Timbangan 1x5m 0,762x2 1,3x2,2 NDA DM &RI 15,48 5. Ruang display produk dingin 15 Rak display Rak dinding Lemari es Zona sirkulasi 1,46x6m 1,17x6m 0,9x2,5m 0,762x2 NDA DM &RI 30,984

6. Kasir 3 M eja Zona sirkulasi kasir 1,4x3,2 0,914 NDA 22,21 7. Pintu masuk 100bh Kereta dorong 0,6x0,84 NDA 6,5 8. Gudang 5 Rak (6) Lemari pendingin Lemari pemanas Zona sirkulasi 0,7x1,25 0,9x2,5m 0,9x2,5m 0,762 NDA DM &RI 33,3 9. R. Karyawan 16 Loker M eja Kursi (6) Zona sirkulasi 0,4x0,3 1,8x0,6 0,5x0,5 0,762x2 DM &RI 5,784 10. Ruang menejer 2 M eja (2) Kursi (4) Lemari arsip (2) Zona sirkulasi 1,5x0,7 0,6x0,6 1x0,5 0,762x2 DM &RI 6,826 11. Toilet karyawan 2 Kloset (2) Wastafel (2) Zona sirkulasi 0,7x0,4 0,75x0,3 0,9x0,75 NDA 3,15

12. Sirkulasi 20% luas swalayan 76,97

Jumlah 408,976

(33)

No . Kebutuhan Ruang Jmlh Peng-guna

Elemen ruang Dimensi Standar Sumber

Besaran Ruang (m2) 1. Ruang tunggu 4 Sofa (4) M eja tamu Zona sirkulasi 0,8x0,7 0,6x0,6 0,4 0,762x2 DM &RI 7,98

2. Ruang tata rambut 6

M eja rias (3) Kursi (3) Rak Zona sirkulasi 0,4x0,8 0,6x0,8 1,5x0,5 0,762x2 NDA DM &RI 21,13

3. Ruang cuci rambut 6 Kursi cuci (3) Zona sirkulasi 2,25x1,3 0,762x2 DM &RI 16,983 4. Toilet 1 Kloset Wastafel

Zona sirkulasi

0,7x0,4 0,75x0,3 0,9x0,75

NDA 1,575

5. Kasir 1 M eja kasir 1,2x3,2 NDA 7,68

6. Gudang 1 Rak (1) Zona sirkulasi 0,7x1,25 0,762 NDA DM &RI 2,78

7. Sirkulasi 20% luas salon 11,62

Jumlah 69,75 No . Kebutuhan Ruang Jmlh Peng-guna

Elemen ruang Dimensi Standar Sumber

Besaran Ruang (m2) 1. Dapur 3 Tempat cuci Kompor Tempat perabot Zona sirkulasi 0,6x3 0,762 NDA DM &RI 6,372 2. Ruang saji + kasir 2 M eja kasir M eja saji Zona sirkulasi 0,7x1 0,7x1 0,762 DM &RI 4,448

4. Sirkulasi 20% luas retail food court 2,164

Jumlah 12,98

Tabel 4.16: Kebutuhan Ruang Salon (Termasuk ke Dalam Retail Besar)

(34)

No . Kebutuhan Ruang Jmlh Peng-guna

Elemen ruang Dimensi Standar Sumber

Besaran Ruang (m2) 1. Ruang makan 200 M eja Kursi Zona sirkulasi 0,6x1,8 2,52 NDA DM &RI 360 2. Wastafel 8 Wastafel Zona sirkulasi 0,5x0,3 0,762x2 NDA 3,64

4. Sirkulasi 20% luas retail food court 72,728

Jumlah 436,368 No . Kebutuhan Ruang Jmlh

Peng-guna Elemen ruang

Dimensi Standar Sumber Besaran Ruang (m2) 1. Ruang tunggu 4 Sofa (4) M eja tamu Zona sirkulasi 0,8x0,7 0,6x0,6 0,762x2 DM &RI 7,58 2. Ruang menejer 1 M eja Kursi Lemari Zona sirkulasi 0,7x1,5 0,6x0,6 0,5x1 0,85x2,1 DM &RI 4,86 3. Ruang sekretaris 1 M eja Kursi Lemari Zona sirkulasi 0,5x1,2 0,5x0,5 0,5x1 0,762x2,1 DM &RI 2,95 4. Ruang marketing 5-8 Sofa (8) M eja tamu (2) Zona sirkulasi 0,8x0,7 0,6x0,6 0,45x1,2 DM &RI 13 5. Ruang administrasi 4-6 M eja Kursi Lemari Zona sirkulasi 0,5x1,2 0,5x0,5 0,5x1 0,762x2,1 DM &RI 2,95 6. Ruang rapat 10-12 M eja Kursi (12) Layar LCD Zona sirkulasi 2,6x1,5 0,5x0,5 0,762x11,6 DM &RI 15,72

8. Gudang 1 Rak (2) Zona sirkulasi 0,7x1,25 0,762 DM &RI NDA 1,637

9. Sirkulasi 15% luas kantor 9

Tabel 4.18: Kebutuhan Ruang M akan Food Court

(35)

No . Kebutuhan Ruang Jmlh Peng-guna

Elemen ruang Dimensi Standar Sumber

Besaran Ruang

(m2)

1. Ruang ATM 3 M esin ATM 1x1 3

2. Ruang antri 3 r: 0,533m DM &RI 2,67

3. Sirkulasi 20% luas ATM center 1,134

Jumlah 6,804 No . Kebutuhan Ruang Jmlh Peng-guna

Elemen ruang Dimensi

Standar Sumber Besaran Ruang (m2) 1. Ruang menyusui 4 Tempat tidur M eja Zona sirkulasi 0,9x2 0,5x0,5 0,762x2 NDA 3,9 2. Ruang duduk 4 Sofa (4) M eja (2) 0,6x0,7 0,6x0,6 DM &RI 2,4 3. Sirkulasi 20% luas ruang ibu dan anak 1,26

Jumlah 7,56 No . Kebutuhan Ruang Jmlh

Peng-guna Elemen ruang

Dimensi Standar Sumber Besaran Ruang (m2) 1. Ruang bermain 4 9 NDA 9

2. Ruang duduk 4 Sofa (4) M eja (2)

0,6x0,7

0,6x0,6 DM &RI 2,4

3. Sirkulasi 20% luas penitipan anak 2,28

Jumlah 7,5 No . Kebutuhan Ruang Jmlh Peng-guna

Elemen ruang Dimensi Standar Sumber

Besaran Ruang (m2) 1. Ruang bermain 20 Alat permainan (8) 15m 2 NDA 120

2. Loket koin 4 M eja display 5x2 10

Tabel 4.20: Kebutuhan Ruang ATM Center

Tabel 4.21: Kebutuhan Ruang Ibu dan Anak

Tabel 4.22: Kebutuhan Ruang Penitipan Anak

Tabel 4.23: Kebutuhan Ruang Arena Bermain k

(36)

penukaran hadiah

M eja hadiah Kasir

3. Gudang 3x5 15

3. Sirkulasi 20% luas ruang bermain anak 29

Jumlah 174

Analisa kebutuhan ruang pelayanan umum mal dan apartemen

No . Kebutuhan Ruang Jmlh Peng-guna

Elemen ruang Dimensi

Standar Sumber

Besaran Ruang

(m2)

1. M usholla 10 r: 0,533m DM &RI 5

4. Toilet umum 4 Kloset 1,45x0,9 NDA 5,22

Jumlah 16,8

4.3.2 Analisa Luas Mal dan Apartemen KLB: 4, luas lahan: 6.500 m2

Luas lahan yang boleh dibangun: 60% x 6.500 = 3.900m2 Bangunan yang boleh dibangun: 4 x 6.500 = 26.000m2 Apartemen

Rata-rata persentase jumlah unit kamar (unit) berdasarkan survey

Gandaria Tower

A

Lavan-de Square Poins Central Park Alamanda Thamrin

Star City

Rata-rata rata (%)

Rata-1 38 Rata-1Rata-10 23 94 Rata-168 289 120,33 30,4%

2 76 374 114 164 112 95 155,83 39,5%

3 114 232 195 70 56 48 119,16 30,1%

Total 228 716 332 328 336 432 395,33 100% Jumlah kamar yang dibutuhkan adalah ±250 kamar. M all membutuhkan tiga lantai, maka apartemen memiliki sembilan lantai. Presentasi jumlah unit kamar perlantai

Tabel 4.24: Kebutuhan Ruang Pelayanan Umum

Tabel 4.25: Persentase Jumlah Unit Kamar

Apart Kamar

(37)

dan unit tiga kamar sebesar 30,1%, maka setiap lantai apartemen terdiri dari delapan unit tipe satu kamar, dua belas unit tipe dua kamar, dan delapan unit tipe tiga kamar.

Perhitungan prediksi luas seluruh unit apartemen berdasarkan survey

Tipe Unit Perhitungan Jumlah (m2)

1 kamar 68 unit x 51,043 m2 3.724,09

2 kamar 104 unit x 71,65 m2 6.792,42

3 kamar 68 unit x 111,6m2 8.061,984

Total luas 18.578,494

Karena lahan tidak sebanding dengan lahan pada survey maka ruang yang dirancang harus lebih kecil dari hasil survey (Tabel).

Perhitungan prediksi luas seluruh unit apartemen berdasarkan program ruang

Tipe Unit Perhitungan Jumlah (m2)

1 kamar 68 unit x 20,13 m2 1.368,84

2 kamar 104 unit x 37,63 m2 3.913,52

3 kamar 68 unit x 64,75 m2 4.403

Total luas 9.685,36

No. Jenis Ruang Luas (m2)

1. Luas seluruh unit apartemen 9.685,36

2. Ruang pengelola 63,99

3. Fitness center 77,6

4. Kolam renang 112,81

5. Luas servis 4% 397,59

Luas apartemen seluruhnya 10.337,35 Luas bangunan apartemen seluruhnya adalah 10.337,35m2, pada satu tower

apartemen memiliki sembilan lantai untuk memaksimalkan jumlah lantai, dan setiap lantai memiliki luas 574,29m2.

Tabel 4.26: Luas Seluruh Unit Berdasarkan Survey

Tabel 4.27: Luas Seluruh Unit Berdasarkan Program Ruang

(38)

Mall

Rata-rata persentase jumlah retail (unit) berdasarkan survey

M al Ciputra M al Puri Indah M al Pondok Indah 2 Rata-rata Rata-rata (%) <50m2 60% 62,2% 7,8% 87.8 43,5% 50-100m2 32,7% 23,3% 50% 215 35,5% 100-200m2 7,3% 12,5% 42,2% 121.8 21% Jumlah retail 360 188 380 309,33

Jumlah retail disesuaikan dengan rata-rata pada survey menjadi:

26.000m2 - luas apartemen = 26.000 m2 - 10.337,35 m2 = 10.311,35m2 = 42 retail

Tipe Retail Perhitungan Jumlah

Kecil 43,5% x 42 18

M enengah 35,5% x 42 15

Besar 21% x 42 9

Perhitungan prediksi luas seluruh unit apartemen berdasarkan program ruang Dan presentasi jumlah retail adalah:

Tipe Retail Perhitungan Jumlah (m2)

Luas Bangunan Jumlah Retail Luas Bangunan/ Jumlah retail

M al Ciputra 80 000 m2 360 222,22

M al Puri 57.000 m2 180 316,66

PIM 75.000 m2 380 197,36

Rata-rata 245,41

Tabel 4.29: Persentase Jumlah Retail Berdasarkan Survey

Mall Besaran

retail

Tabel 4.31: Jumlah Retail

Tabel 4.32: Luas Retail Seluruhnya

Tabel 4.30: Jumlah Retail Melalui Perbandingan Luas Bangunan Berdasarkan Survey

10.311,35 245,41

(39)

M enengah 15 x 34,82 m2 522,3

Besar 9 x 67,2 m2 604,8

Total luas 1.479,18

M al Ciputra M al Puri Indah M al Pondok

Indah 2 Rata-rata

14 16 22 17,33

Nama M al Luas Anchor

Tenant/lantai (m2) Luas M al (m

2

) Perbandingan Luas Anchor Tenant dengan Luas M al M al Ciputra 2.688 80.000 1: 3,3 M al Puri Indah 2.914 57.000 1:14.29 M al Pondok Indah 2 2.550 75.000 1:5,88 Rata-rata 1:7,8

Rata-rata perbandingan tersebut jika disesuaikan dengan proyek M al dan Apartemen di Jakarta Barat, maka besaran anchor tenant:

Luas yang dapat dibangun pada tapak adalah 3.900m2, maka luas anchor tenant adalah 3.900 : 7,8 = 500m2

No. Jenis Ruang Luas (m2)

1. Luas seluruh retail 1.479,18

2. Ruang pameran 419,68

3. Swalayan 408,976

4. Anchor tenant 500

5. Food court (18 retail): 18 x 12,984m2 233,712

6. Ruang makan food court 436,368

7. Ruang pengelola mal 59,62

8. ATM center 6,8

Tabel 4.35: Luas M al Seluruhnya

Tabel 4.33: Jumlah Rata-rata Retail Food Court M enurut Survey

(40)

9. Ruang ibu dan anak 7,56

10. Ruang penitipan anak 7,5

11. Ruang bermain 174

12. Sirkulasi 20% 746,6792

13. Luas servis 10% 373,3396

Luas seluruh mal 4.853,4148

Keterangan:

NDA : Neufert Data Arsitek

DM &RI : Dimensi M anusia dan Ruang Interior Jadi luas bangunan seluruhnya:

Apartemen : 10.337,35m2 M al : 4.853,4148m2 + Jumlah : 15.190,7648m2

(41)

4.3.3 Analisa Skema Hubungan Ruang Makro Skema 4.3: Hubungan Ruang M akro

(42)

4.3.4 Analisa Skema Hubungan Ruang Mikro Skema 4.4: Hubungan Ruang M ikro Apartemen

(43)

4.3.5 Analisa Organisasi Ruang

Jenis organisasi ruang dalam buku Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan, dikarang oleh Francis D.K. Ching:

Jenis Organisasi

Ruang Kelebihan

Organisasi Terpusat - Stabil - Teratur

- Dapat berfungsi sebagai suatu objek di dalam daerah atau volum ruang yang tetap

Organisasi Linier - M enunjukan suatu arah

- Fleksibel, dapat menanggapai macam-macam kondisi tapak.

- Dapat mengelilingi dan melingkupi bentuk-bentuk ke dalam sebuah daerah ruang.

Organisasi Radial - Dapat meluas dan menggabungkan diri pada unsure-unsur pada tapak.

Organisasi Cluster - Fleksibel

- Dapat menerima pertumbuhan dan perubahan langsung tanpa mempengaruhi karakternya.

- Dapat memadukan ruang-ruang yang berlainan fungsi, ukuran dan jenisnya.

Organisasi Grid - Teratur

- Dapat dibuat dalam satu atau dua arah

Kesimpulan:

Karena proyek ini adalah mal dan apartemen yang memiliki fungsi, ukuran dan jenis ruang yang berbeda-beda dan memerlukan suatu pengelompokan dan penyesuaian terhadap fungsi ruang, maka organisasi yang akan digunakan adalah organisasi cluster.

(44)

4.3.6 Analisa Jenis Massa Bangunan

M assa bangunan ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu:

- Aktifitas kegiatan di dalam bangunan dan kebutuhan ruang yang direncanakan

- Penerapan prinsip-prinsip arsitektur tropis

- Kemudahan dalam pembagian pola grid pada sistem struktur. - Bentuk massa merupakan suatu kesatuan terhadap lingkungan - Dipengaruhi oleh kondisi iklim

- Penyesuaian terhadap bentuk tapak.

Bentuk dasar massa bangunan berdasarkan pertimbangan di atas, bentuk massa yang dapat digunakan sebagai alternatif adalah:

No. Bentuk Dasar Keterangan

1. Bujur sangkar Orientasi ke empat arah

M emiliki orientasi dan sirkulasi dalam bangunan yang memusat

M emiliki orientasi dan sirkulasi dalam bangunan yang memusat

Kurang optimal dalam upaya pemanfaatan potensi iklim tropis

2. Persegi panjang Orientasi terkuat pada dua arah memanjang M emiliki sirkulasi dalam bangunan linier

Dapat optimal dalam pemanfaatan potensi iklim tropis

3. Lingkaran Orientasi bangunan ke segala penjuru M emiliki orientasi dalam bangunan terpusat Boros ruang jika diterapkan pada bangunan fungsional

4. Segitiga Orientasi bangunan ke tiga arah

M emiliki orientasi dalam bangunan terpusat Tabel 4.37: Bentuk Dasar Bangunan

(45)

Penataan bangunan apartemen dalam buku Panduan Perancangan Bangunan Komersial dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

Jenis Penataan

Bangunan Kelebihan Kekurangan

Center Corridor Plan - Cocok jika diterapkan di tapak berbentuk persegi panjang.

- Cocok untuk menyiasati panas matahari

- Cahaya alami kurang maksimal

Open Corridor Plan - Koridor mendapat pencahayaan alami maksimal.

- Unit hanya sedikit yang dapat ditampung.

- Harus sangat

memperhatikan beban angin.

Tower Plan - Lebih stabil

- Core berada di pusat memudahkan pencapaian bagi penghuni

- Koridor tidak mendapat pencahayaan dan

pengudaraan alami.

Cross Plan - Dapat menampung banyak unit.

- Stabil

- Core berada di pusat memudahkan pencapaian bagi penghuni

- M embutuhkan lahan yang besar.

- Jauh mencapai core bagi unit yang berada di ujung gedung.

Kesimpulan:

Bentuk massa bangunan yang sesuai dengan pertimbangan dan pemanfaatan iklim tropis adalah massa bangunan bentuk persegi panjang untuk apartemen dan persegi untuk mal agar dapat mengoptimalkan penggunaan lahan pada tapak yang berbentuk persegi.

(46)

4.3.7 Analisa Sirkulasi dalam Bangunan Sirkulasi horizontal

Sirkulasi horizontal digunakan untuk menghubungkan ruang-ruang pada di lantai yang sama, dalam bangunan apartemen, sirkulasi horizontal merupakan sarana penghubung antara unit dengan core. Jenis pola sirkulasi yang dapat digunakan adalah linier dan radial. Linier merupakan sirkulasi berupa jalan lurus, dapat memotong, melengkung dan bercabang, sedangkan radial berupa jalan yang mengembang, dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu radial memusat dan menyebar.

Bentuk massa bangunan yang telah ditetapkan pada analisa jenis masa bangunan menjadi acuan bagi sirkulasi di dalam bangunan, dalam hal ini sirkulasi horizontal yang digunakan dalam gedung mal dan apartemen adalah sirkulasi linier. Pengunjung mal memerlukan arahan untuk menelusuri seluruh bagian mal untuk keperluan komersial. Arahan tersebut dapat diaplikasikan melalui sirkulasi berbentuk linier, dimana pengunjung akan terbawa mengelilingi keseluruhan retail.

Sirkulasi vertikal

Sirkulasi vertikal digunakan untuk menghubungkan ruang satu dan ruang lain pada di lantai yang berbeda. Sirkulasi vertikal sangat penting untuk gedung mal dan apartemen untuk sirkulasi ke lantai-lantai atas. Pada apartemen akan menggunakan koridor dengan sistem double loaded interior corridor untuk memudahkan sirkulasi penghuni mengakses dari dua arah. Jenis-jenis sirkulasi vertikal antara lain:

(47)

1. Tangga

Tangga dibagi menjadi dua fungsi, yaitu tangga untuk umum dan tangga darurat. Tangga umum digunakan untuk menunjang aktifitas penghuni dan pengunjung mal. Tangga memiliki beberapa jenis, yaitu tangga L, U, I, dan tangga putar. Jenis-jenis tangga tersebut digunakan dengan pertimbangan fungsi ruang, ruang yang tersedia, pencitraan ruang dan pengguna ruang.

Peraturan tentang tangga darurat berbeda antara negara satu dan yang lain, namun sistem pintu keluar pada dasarnya sama, yaitu memberi kemudahan bagi penghuni/pengguna gedung untuk dapat selamat keluar dari gedung bila terjadi musibah. Pintu tangga darurat hanya terbuka ke arah dalam tangga, kecuali pintu di lantai dasar, yang terbuka hanya kea rah luar. Tangga turun dari lantai 1 dan tangga naik dari basement harus disekat, agar orang yang ingin ke lantai dasar tidak tersesat. Lebar pintu keluar minimum 80 cm, lebar tangga kebakaran dan koridor minimum adalah 120 cm.

2. Eskalator dan ramp berjalan

Eskalator dapat menggantikan fungsi tangga, yaitu sebagai penganggut manusia dalam jumlah banyak secara berkesinambungan dari lantai bawah ke lantai atas dan sebaliknya. Eskalator akan efektif bila: - Ada keseragaman kecepatan lalu lintas orang

(48)

- Terdapat kesinambungan arus manusia

- M esin penggerak dapat diubah arah pergerakannya Ada tiga macam tata letak eskalator yang sering digunakan: - Bersilangan

- Sejajar dengan arus manusia yang berputar

- Sejajar dengan arus manusia yang menerus. Gambar 4.20: Tata Letak Eskalator Bersilangan

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Ir. Jimmy S. Juwana

Gambar 4.21: Tata Letak Eskalator Sejajar (Alur Berputar)

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Ir. Jimmy S. Juwana

(49)

Letak escalator yang sering digunakan adalah escalator dengan tata letak bersilangan, karena menggunakan luasan lantai yang paling sedikit, efisien dalam penggunaan struktur, sehingga mempermurah biaya.

Kelebihan eskalator dan ramp berjalan dibandingkan dengan tangga:

- M empunyai kapasitas untuk memindahkan orang dalam jumlah banyak.

- Tidak membutuhkan waktu tunggu, kecuali pada kondisi lalu lintas manusia sangat padat.

- Sangat bermanfaat untuk kebutuhan lalu lintas yang dapat meningkat dalam waktu-waktu tertentu.

- Dapat mengarahkan arus manusia ke jalur tertentu. - M emudahkan orang untuk melihat-lihat sekelilingnya. - Perpindahan dari lantai ke lantai berlangsung secara lancer.

- Dapt digunakan di ruang terbuka, jika digunakan tahan air (water-proofed escalator/moving ramp).

- M enjamin mengalirnya arus lalu lintas pada kecepatan tertentu. Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Ir. Jimmy S. Juwana

(50)

Kelebihan ramp berjalan dibandingkan dengan escalator: - Lebih landai sekitar 50%

- Dapat digunakan untuk kereta barang belanjaan (trolleys).

- Jika berhenti bergerak, gangguan pada arus pergerakan orang tidak begitu besar.

- M emudahkan penyandang tuna daksa.

Kekurangan ramp berjalan dibandingkan dengan escalator:

- M embutuhkan luasan ruang yang lebih besar untuk pemasangannya - M embutuhkan rangka struktur penopang yang lebih besar.

Pada mal, perlu disediakan satu eskalator alur tunggal untuk setiap 3.000 m2 atau satu eskalator alur ganda untuk setiap 5.000 m2 luas lantai, maka dalam proyek mal ini memerlukan 2 unit eskalator.

3. Lift

Lift merupakan salah satu alternatif sirkulasi vertikal denganjumlah maksimum empat buah dalam satu deretan.

(51)

Baik Alternatif Lain Tabel 4.39: Tata Letak Lift yang Baik dan Alternative Lain

(52)

Pada umumnya, lift hanya melayani sekitar 12-15 lantai, agar tidak melampaui batas tunggu dan jumlah waktu perjalanan. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk gedung apartemen:

- Bagi setiap 300 unit perlu disediakan satu lift barang.

- Lift barang diperlukan jika pintu blok hunian berada pada ketinggian dua lantai dari lantai dasar.

- Kapasitas lift yang digunakan minimal untuk 12 orang. - Unit hunian tidak boleh berdekatan dengan ruang mesin lift.

Jumlah lift yang diperlukan: PB : 3 P : 0,03

Kecepatan lift : 1 Kapasitas lift (m) : 17

LNetto : 9.939,76 m2

T (waktu perjalanan) apartemen : 50 - 70

N = LNetto . P . T = 9939,76 . 0,03 . 60 = 17891,568 = 1,16 = 2 lift

300 . PB . m 300 . 3 . 17 15300

Jadi gedung apartemen memerlukan 2 buah lift ukuran menengah dan 1 lift barang.

4. Ramp

(53)

untuk mempermudah pengunjung yang membawa kereta dorong belanjaan (trolleys) maupun kereta bayi.

4.3.8 Pemanfaatan dan Pengendalian Iklim Tropis

Wilayah negara Indonesia berada pada daerah tropis, memiliki sumber daya yang melimpah, khususnya matahari dan angin. M anfaat sinar matahari dan angin sangat berguna bagi manusia untuk penerangan dan pengudaraan alami yang berujung pada penghematan energi, namun perlu pengendalian terhadap matahari dan angin yang berlebihan.

4.3.9 Analisa Pencahayaan dalam Bangunan

Pencahayaan dalam bangunan mal dan apartemen dapat menggunakan pencahayaan alami dan buatan, tergantung pada kondisi dan fungsi ruang.

Potensi iklim tropis harus dapat dimanfaatkan, salah satunya adalah cahaya matahari. Berdasarkan pemilihan jenis massa bangunan, maka perlu penyiasatan agar dapat memanfaatkan potensi iklim tropis, misalnya dengan membuat jendela di setiap ruangan yang memerlukan cahaya.

Renderasi warna (Ra) adalah kesan warna yang diterima oleh mata manusia dari obyek pencahayaan akibat sumber cahaya. Besaran penerangan, warna cahaya dan Ra yang diajurkan sesuai dengan proyek adalah:

(54)

Jenis

Bangunan Nama Ruang

Besarnya Penerangan yang Dianjurkan LX Warna Cahaya Putih sejuk Putih Netral Putih Hangat Colour Rendering Perumahan Tangga 60 1 1

Teras depan 60 1atau2 1

Ruang makan 120-250 1atau2 1

Ruang tamu 120-250 1

Ruang kerja 120-250 1 1

Kamar tidur anak 120 1

Kamar tidur orang tua 250 1atau2 1

Kamar mandi 250 1

Dapur 250 1 1

Gudang makanan 60 1atau2 1

Ruang samping 60 1atau2 1

Ruang cuci 250 1atau2 1

Biro Kantor

Kantor dengan

pekerjaan ringan 250 1atau2 1

Ruang rapat 250 1atau2 1

Bagian pembukuan 250 1atau2 1

Stenografi 250 1atau2 1

Komputer 500 1atau2 1

Bagian gambar 1.000 1atau2

Ruang biro besar 1.000 1atau2

Ruang Penjualan Pameran

Pameran, museum,

pameran lukisan 250 1 1

Fair hall 500 1atau2 1atau2

Gudang 120 3 3

Ruang penjualan 250 1atau2 1atau2

Supermarket 750 1atau2 1atau2

Shopping center 500 1atau2 1atau2

Etalase toko 1.000

Kom-binasi Tabel 4.40: Besaran Penerangan, Warna Cahaya dan Ra

(55)

Kesimpulan:

Pencahayaan pada bangunan apartemen menggunakan pencahayaan alami dengan bukaan pada pagi hingga sore hari, pada malam hari menggunakan pencahayaan buatan. Pencahayaan pada mal menggunakan pencahayaan buatan agar lebih menarik perhatian pengunjung dan mendapatkan efek yang sesuai dengan kebutuhan setiap retail.

4.3.10 Analisa Pengudaraan dalam Bangunan

Pemanfaatan angin untuk pengudaraan alami dapat dilakukan dengan membuat bukaan di sisi ruangan yang merupakan arah datang angin, namun perlu pengaturan agar angin dapat terkendali.

Pada bangunan mal menggunakan pengudaraan buatan agar produk tidak rusak dan berdebu.

Gambar 4.23: Pencahayaan Alami dalam Apartemen

Gambar 4.24: Pengudaraan Alami dalam Apartemen

Cahaya masuk Cahaya masuk Udara masuk Udara masuk

(56)

4.3.11 Analisa Jumlah dan Luas Lahan Parkir - Parkir penghuni apartemen

Tipe Unit Perhitungan Jumlah

1 Kamar 1 mobil x 68 unit 68 mobil 2 Kamar 1 mobil x 104 unit 104 mobil 3 Kamar 1 mobil x 68 unit 68 mobil

Jumlah mobil 240 mobil

- Parkir pengunjung mal adalah 1 mobil setiap 60 m2 menurut Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan:

4.853,4148 = 80,89 = 81 mobil 60

Transportasi umum sangat beragam di sekitar tapak, maka parkir mobil pada mall dikurangi menjadi 54 mobil dan digantikan dengan menyediakan fasilitas penunjang transportasi umum.

- Parkir taxi adalah 2% dari mobil pengunjung mal 81 x 2% = 1,42 = 2 mobil

- M obil servis menggunakan parkir mobil mall dengan ketentuan jam pengangkutan barang.

- Parkir motor disediakan 63 motor.

- Parkir motor pegawai disediakan 30 motor. Area parkir yang diperlukan:

No. Kendaraan Perhitungan Luas (m2)

M obil 294 x 35m2 8.400

M otor 93 x 3m2 279

Sirkulasi 20% 1735,8

Tabel 4.41: Jumlah M obil Penghuni Apartemen

(57)

Luas lahan setelah dikurangi G SB adalah ± 4.200m2, dengan kebutuhan luas parkir basement sebesar 10.414,8m2, maka basement 3 lapis. Penambahan semi basement dibutuhkan agar tapak bebas dari kendaraan dan nyaman untuk pejalan kaki.

4.3.12 Analisa Sistem Struktur

Peran struktur bangunan yaitu pendukung bangunan agar bangunan dapat tetap berdiri. Struktur berfungsi sebagai penahan dan penyalur segala jenis beban yang dipikulnya dan berat keseluruhan bangunan itu sendiri. Persyaratan struktur yaitu kekakuan, kekuatan dan kestabilan.

Pemilihan sistem struktur yang akan diterapkan di dalam proyek mal dan apartemen mempertimbangkan:

1. Fungsi bangunan sebagai sarana hunian dan komersial 2. Segi fleksibilitas (kemudahan dalam penataan ruang 3. Karakteristik bangunan

4. Pengaruh keadaan tapak, yaitu daya dukung tanah, perbedaan suhu, kecepatan angin, dll.

5. Segi estetik sehingga dapat menunjang penampilan gedung.

S truktur Bawah Bangunan (Sub Structure)

Struktur bawah bangunan atau pondasi merupakan struktur yang terletak di bawah tanah. Pondasi berfungsi meneruskan beban dari bangunan ke dalam tanah.

(58)

Gambar 4.25: Pondasi

Sumber: Ilustrasi Konstruksi Bangunan, D. K. Ching, Adams.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan mendesain tipe sistem pondasi sebuah bangunan antara lain:

- Pola dan besarnya beban bangunan - Kondisi air tanah dan air permukaan - Topografi tapak

- Dampak pada lahan dan sekitarnya - Ketentuan peraturan kode bangunan - M etode konstruksi dan resiko

Pondasi dapat diklasifikasi dalam dua kategori besar, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.

Pondasi dangkal digunakan ketika

terdapat tanah yang cukup stabil, dengan kapasitas daya dukung yang cukup dan relative dekat dengan permukaan tanah.

Pondasi dalam digunakan ketika tanah tidak stabil atau tidak memiliki kapasitas daya dukung yang mencukupi. Pondasi diperpanjang ke bawah melewati lapisan tanah yang tidak layak untuk menyalurkan beban, menuju lapisan tanah yang lebih cocok untuk menahan beban seperti batu atau pasir padat.

Kecamatan Palmerah yang merupakan lahan proyek ini memiliki tanah dengan kondisi tanah berpori dan gembur, maka proyek ini menggunakan pondasi dalam karena beban lantai yang besar dan daya dukung tanah kurang.

(59)

Gambar 4.26: Pondasi dan Kap Pondasi

Sumber: Ilustrasi Konstruksi Bangunan, D. K. Ching, Adams.

Pondasi Dalam

Pondasi dalam memanjang ke bawah melewati lapisan tanah yang tidak stabil untuk menyalurkan beban bangunan pada lapisan yang lebih cocok seperti batu dan pasir padat atau tanah keras. Pondasi dalam memiliki dua tipe, yaitu pondasi tiang pancang (pile) dan pondasi caisson.

Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang adalah sistem penopang ujung atau friksi, kap tiang dan balok untuk menyalurkan beban bangunan ke bawah pada lapisan tanah yang cocok. Pondasi tiang pancang memiliki dua jenis yaitu pracetak dan cor di tempat.

Tiang pancang cor ditempat dibuat dengan mengalirkan adukan beton ke dalam lubang dengan mengalirkan adukan beton ke dalam lubang di dalam tanah. Tiang pancang beton bisa diberi selubung atau dibiarkan terbuka.

- Dinding penopang

- Kap tiang pancang berupa beton bertulang menyatukan akumulasi tiang-tiang untuk mendistribusikan beban dari kolom atau balok secara merata pada tiang-tiang pancang.

- Tiang pancang penopang tergantung pada daya dukung tanah atau batu di bawahnya untuk memberikan topangan

(60)

Gambar 4.28: Pancang dengan Selubung

Gambar 4.28: Pancang Tanpa Selubung

Sumber: Ilustrasi Konstruksi Bangunan, D. K. Ching, Adams. Gambar 4.27: Pancang dengan Selubung

Tiang berselubung dibuat dengan menanam pipa silinder baja atau casing ke dalam tanah sampai menemukan tingkat kekerasan yang dibutuhkan dan kemudian mengisi pipa dengan adukan beton. Sebuah mandrel atau gelondong dari tube baja bisa dimasukkan pada casing tipis untuk mencegah casing menjadi bengkok dalam proses penanaman, kemudian mandrel ditarik sebelum adukan beton di cor.

Tiang pancang tidak berselubung dibuat dengan menanam casing berisi beton disetai dengan plug ke dalam tanah sampai menemukan tingkat ketahanan tanah yang diperlukan dan kemudian menumbuk beton pada saat bersamaan, casing kemudian ditarik.

Pondasi Caisson

Pondasi caisson dicor di tempat, terbuat dari beton murni atau beton bertulang yang dibentuk dengan member atau menggali rongga dalam tanah sampai

(61)

Tabel 4.43: Keuntungan dan Kerugian Pondasi Tiang Pancang

Sumber: Ilustrasi Konstruksi Bangunan, D. K. Ching, Adams.

Gambar 4.29: Struktur Rangka Beton Gambar 4.30: Struktur Rangka Baja

Keuntungan Kerugian - Dapat mencapai kedalaman tanah

keras yang jauh di bawah permukaan tanah.

- M endapat daya dukung dari tanah - Pelaksanaan lebih cepat

- M embutuhkan peralatan khusus dalam pelaksanaan pemancangan

- M enimbulkan getaran pada lingkungan sekitarnya ketika memancang.

Kesimpulan:

Beban dari bangunan cukup besar karena bangunan memiliki ketinggian 12 lantai dan kondisi tanah yang merupakan tanah berpori dan gembur, maka pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang. Jenis tiang pancang yang dipilih adalah tiang pancang pracetak untuk memudahkan dan mempersingkat waktu pengerjaan.

S truktur Atas Bangunan (S uper S tructure)

Struktur atas bangunan merupakan struktur yang berada di atas tanah. Pembahasan ini membagi tiga bagian, yaitu sistem lantai, sistem dinding dan atap.

Sistem struktur ada beberapa jenis, antara lain tube, struktur kabel, struktur portal dan membran. Sistem struktur yang akan digunakan adalah sistem struktur portal dan akan dikombinasi dengan struktur lain sesuai dengan kebutuhan..

(62)

Tabel 4.44: Perbandingan M aterial Konstruksi

Beton Baja Lebih tahan terhadap api Tidak tahan api, harus menggunakan

lapisan anti api.

Lebih lama proses pengerjaannya Pengerjaannya cepat Lebih sulit di daur ulang M udah di daur ulang Tidak menggunakan tower crane M enggunakan tower crane

S truktur Atap

Sistem atap berfungsi sebagai elemen primer untuk melindungi ruang-ruang interior suatu bangunan. Bentuk dan kemiringan atap harus sesuai dengan jenis penutup atap (sirap, genteng, membran, dll) yang digunakan untuk mengucurkan air hujan menuju sistem drainase. Konstruksi atap juga harus mengontrol aliran air, infiltrasi (perembesan) udara, aliran panas dan radiasi matahari.

Atap datar

- Atap datar memerlukan material penutup atap yang kontinu

- Kemiringan atap dapat dibentuk dengan mencondongkan bagian struktur dek atap atau memiringkan lapisan insulasi termal.

- Kemiringan mengarahkan pada saluran drainase. - Atap dapat dijadikan ruangan outdoor.

- Struktur atap datar dapat berupa slab beton bertulang, truss baju atau kayu datar.

(63)

Tabel 4.45: Keuntungan dan Kekurangan M aterial Atap miring

- Kemiringan atap mempengaruhi pemilihan material penutup atap. - Ketinggian dan area atap miring dipengaruhi oleh bentangan horizontal.

4.3.13 Analisa Material Bangunan

Pemilihan bahan bangunan sangat berpengaruh terhadap ketahanan bangunan dan dapat menimbulkan efek bagi penghuni. Beberapa bahan bangunan serta keuntungan dan kerugiannya antara lain:

Kayu

Keuntungan Kekurangan Sangat tahan terhadap hujan jika diberi

perawatan yang baik. Penyerapan panas kecil.

Tahan terhadap angin, bahkan angin rebut jika konstruksinya tepat.

Kemampuan pemantulan rata-rata 50%. Kestabilan mekanis baik.

Perbaikan dan penggantian mudah.

Tidak tahan terhadap rayap.

Jika di dalam air mendapat serangan siput.

Dapat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh bintang pengerat. M udah terbakar.

Dapat mengalami pembusukkan akibat jamur.

Batu Alam Tahan terhadap angin dan cuaca.

Kemampuan penyerapan tinggi.

Bahan berpori memiliki kemampuan pengisolasian panas.

Ketahanan tinggi terhadap kerusakan mekanis

Dapat mengalami keretakan

diakibatkan tegangan antara inti dan permukaan karena panas pada siang hari dan pendinginan pada malam hari. Bahaya korosi karena gesekan dan pencemaran udara.

Kerusakan dapat diakibatkan genangan air.

Dapat menjadi sarang serangga. Batu Bata Bakar

Penyerapan panas baik.

Kemampuan pemantulan rata-rata 30-40%.

Tahan terhadap kerusakan mekanis

Dapat tembus air jika terkena hujan terus menerus.

Akan tumbuh jamur dan lumut pada kelembaban tinggi terus menerus. Beton, Beton Bertulang

(64)

Tahan hujan.

Kemampuan penghantar panas kecil. Tidak tembus angin.

Kemampuan pemantulan rata-rata 40% Tahan api.

Tahan gempa yang tinggi apabila konstuksi benar.

Bahaya jamur di daerah lembab. Korosi pada tulangan baja akibat air campuran yang mengandung garam.

Baja, Besi Tuang Tahan terhadap angina rebut.

Tahan udara dan air.

M udah korosi pada daerah lembab. Daya tahan terhadap api kecil. Resiko korosi tanah.

Resiko patah lebih besar pada komponen besi tuang.

Alumunium Tahan hujan dan air.

Kedap air. Tidak berpori.

Kemampuan pemantulan sangat baik. Tahan api.

Tahan gempa.

Penyerapan panas tinggi. Dapat menimbulkan kesilauan.

Dapat menjadi kasar jika terlambat dibersihkan.

Dapat korosi akibat asam tanaman. Kaca

Tahan terhadap asam dan basa. Penyerapan panas besar. Bahaya pecah.

Bahaya gempa, angina topan, kebakaran dan lendutan.

Dapat rusak akibat badai angina dan pasir.

Semen Asbes Kedap angin.

Kemampuan penghantar panas kecil. Penyerapan baik.

Tahan korosi. Tahan api.

Tahan resiko rusak pada transportasi.

Bahaya gempa.

Ketahanan terhadap rayap diragukan. Bahaya kerusakan mekanis.

4.3.14 Analisa Kebutuhan, Sistem Penyediaan dan Pembuangan Air Sistem Air Bersih

Kebutuhan air tergantung pada standar kehidupan, kebiasaan hidup, kondisi setempat, dan juga biaya. Sumber-sumber air antara lain:

(65)

Gambar 4.31: Distribusi Air Bersih - Penampungan dan pengumpulan air hujan - Pengambilan air tanah

- Pengumpulan air permukaan - Desalinasi air laut atau air payau - Penggunaan kembali

Selain cara mendapatkan air, distribusi dan penyimpanannya merupakan factor utama dalam keseluruhan sistem. Beberapa kemungkinan distribusi:

- Sumur utama atau air permukaan

- Bak pengumpul umum yang disuplay oleh mobil tangki - Sambungan tersendiri dari jaringan suplay setempat (PAM )

Di daerah tropis, tangki air harus ditutup dengan kawat nyamuk, karena jika dibiarkan akan menjadi sarang nyamuk dan membawa penyakit. Air yang telah di tampung kemudian dialirkan ke dalam bangunan melalui pipa-pipa.

Supply air Reservoir bawah Dipompa ke reservoir atas Reservoir atas Distribusi ke bangunan

(66)

Gambar 4.32: Distribusi Air Kotor Air Kotor

Air kotor berasal dari air kotor manusia dan bekas pencucian. Air kotor dapat diolah agar dapat digunakan kembali dan dapat juga dibuang melalui penyaringan terlebih dahulu, dialirkan ke sumur resapan maupun langsung dialirkan ke roil kota

(67)

Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan air seluruh unit apartemen /hari : 9.685,36 m2 x 20 L = 193.707,2 L Kebutuhan air untuk mal per hari : 3.733,396 m2 x 5 L = 18.666,98 L Kebutuhan air sprinkler untuk apartemen

Σ sprinkler unit = 240 unit apartemen x 2 = 480 unit Σ sprinkler penunjang = L bangunan

25

= 651,99= 26,07 = 27 unit

25

Kebutuhan air sprinkler untuk mal : Σ sprinkler = L bangunan

25 = 4853,4148 25

= 194,13 = 195 unit Vol air-sprinkler = Σ sprinkler x 18 x 30 L

= 702 x 18 x 30 L

= 379.080 L

Kebutuhan air hidran untuk mal dan apartemen Σ Hidran = 15190,7648 x 2 unit

800 = 37,97 = 38 unit

Vol air-hidran = Σ Hidran x 400 x 30L = 38 x 400 x 30L

(68)

Kebutuhan air AC

Vair sirkulasi = 8-13 liter/menit/TR = 10,5 liter/menit/TR

Vair-pendingin = 1,5 - 2% Vair-sirkulasi = 1,5 – 0,21

= 1,29 liter/menit/TR Kebutuhan air untuk mal dan apartemen adalah:

193.707,2 + 18.666,98 + 379.080 + 456.000+ 1,29 + 10,5 = 1.047.465,97 L

4.3.15 Analisa Sistem Pembuangan S ampah

Sampah di apartemen dalam buku Panduan Sistem Bangunan Tinggi adalah 1kg/orang. Untuk itu perlu penanganan khusus dalam pendistribusian sampah hingga dapat terbawa oleh mobil pengangkut sampah.

(69)

Gambar 4.33: Distribusi Sampah

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Ir. Jimmy S. Juwana, M SAE

Corong pembuangan sampah dibuat serong ke bawah agar sampah yang dibuang dari atas tidak masuk ke lantai dibawahnya. Sampah akan mengisi bagian bak dan terdesak oleh sampah yang dibuang belakangan. Setelah penuh sampah akan dipadatkan dan selanjutnya bak penampungan yang sudah penuh akan dibuang keluar bangunan dengan kendaraan.

(70)

4.3.16 Analisa Sumber Daya Listrik

Daya listrik umumnya dipasok dari pembangkit tenaga listrik melalui jaringan kabel tegangan tinggi, kemudian diturunkan menjadi tegangan menengah dan tegangan rendah oleh transformator yang ditempatkan pada gardu-gardu listrik.

Daya listrik dipasok ke dalam bangunan disalurkan melalui kabel bawah tanah untuk bangunan tinggi atau kabel udara dari tiang listrik untuk bangunan rendah/menengah.

4.3.17 Analisa Sistem Pencegahan Kebakaran

Penyebaran kebakaran ke seluruh bangunan dapat terjadi melalui tiga mekanisme, yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.

Konduksi terjadi jika panas dipindahkan langsung melalui suatu bentuk struktur dari sumber api yang terdekat, sebagaimana yang terjadi pada pengurangan tulangan baja pada struktur beton bertulang jika suhu meningkat di atas 400oC.

Konveksi terjadi jika gas/udara meningkat di dalam gedung, di mana api dengan mudah menjalar dari tanah ke lantai diatasnya melalui lubang tangga atau lubang saluran (shaft).

Radiasi merupakan penjalaran api menurut garis lurus dari bahan yang terbakar ke bahan terdekat yang mudah terbakar. Jendela kaca merupakan tempat penjalaran radiasi, juga gedung yang letaknya berdekatan.

(71)

Gambar 4.34: Perlindungan untuk Baja

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Ir. Jimmy S. Juwana, M SAE 1. Konstruksi tahan api

Setiap komponen bangunan yaitu dinding, lantai, kolom dan balok harus dapat tetap bertahan dan dapat menyelamatkan isi bangunan, meskipun bangunan dalam keadaan terbakar. Baja tidak dapat terbakar, namun dapat meleleh, maka baja harus diberi perlindungan.

2. Pintu keluar

Beberapa syarat pintu keluar adalah:

- Pintu harus tahan terhadap api sekurang-kurangnya dua jam - Pintu harus dilengkapi dengan minimal tiga engsel.

(72)

Tabel 4.46: Jarak Tempuh ke Tangga Darurat Gambar 4.35: Pintu Darurat

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Ir. Jimmy S. Juwana, M SAE - Pintu dilengkapi dengan tuas/tungkai pembuka pintu yang berada di

luar ruang tangga (kecuali tangga yang berada di lantai dasar, tuas berada di dalam ruang tangga). M enggunakan tuas yang memudahkan, terutama dalam keadaan panic.

- Pintu dapat dilengkapi dengan kaca tahan api dengan luas maksimal 1m2 dan diletakkan di setengah bagian atas dari daun pintu.

RUANG LUAR

LO BBY T ANG GA & LIF T KE BAKARAN

LIF T KE BAKARAN

TANGG A KE BAKARAN

KOT AK HIDRAN

min imum 2,50 meter

Jen dela Khusus

P int u Tahan Ap i

Dindin g Tahan Ap i

Lamp u Darurat

Jarak tempuh keluar bagi apartemen dan mal adalah:

Fungsi

Batas Lorong Buntu (m2)

Jarak Tempuh M aksimal (m2) Tanpa Springkler Dengan Springkler

Apartemen 10 30 30

(73)

3. Koridor dan jalan keluar

Koridor dan jalur keluar harus dilengkapi dengan tanda yang menunjukan arah dan lokasi pintu keluar. Tanda “EXIT” harus dapat dilihat dengan jelas, diberi lampu yang menyala pada kondisi darurat, dengan kuat cahaya tidak kurang dari 50 lux dan luas tanda minimum 155m2 serta ketinggian huruf tidak kurang dari 15 cm, tebal huruf minimal 2 cm.

4. Kompartemen

Kompartemen merupakan konsep yang penting dalam usaha penyelamatan manusia dalam menghadapi bahaya kebakaran. Gagasan dasarnya adalah menahan dan membatasi penjalaran api agar dapat melindungi penghuni atau pengguna bangunan agar tidak secara langsung bersentuhan dengan sumber api. Kompartemen dapat menyediakan tempat penampungan sementara bagi penghuni atau pengguna bangunan untuk menunggu sampai api dipadamkan atau jalur keluar sudah aman.

Sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran aktif antara lain: 1. Alat peringatan dini/detektor

Detektor asap dan panas akan memberikan peringatan dini kepada penghuni atau pengguna gedung.

2. Hidran dan selang kebakaran

Hidran harus diletakkan di tempat yang mudah terjangkau dan relative aman, pada umumnya diletakkan di dekat pintu darurat.

Gambar

Tabel 2.4: Bahan Perkerasan
Gambar 4.14: Analisa M atahari dan Angin
Gambar 4.15: Zoning Berdasarkan Analisa M atahari dan Angin
Gambar 4.17: Zoning Berdasarkan Analisa Kebisingan dan Polusi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sumber : Pusat Penelitian, Pengelolaan, Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan Sedangkan berdasarkan hasil penelitian P4KSI tentang ikan tongkol abu-abu di perairan

Menurut (Saleh Abbas, 2006: 103) pembelajaran membaca di Sekolah Dasar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: 1) pengajaran membaca permulaan untuk kelas I dan II,

Pada tahapan ini akan membahas tentang hasil yang merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai, yaitu terciptanya Alat Aplikasi Sistem lampu otomatis dengan

3 PT Bank Negara Indonesia Tbk 39 Perum Pegadaian 4 PT Bank Mandiri Tbk 40 PT Garuda Indonesia 5 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 41 PT Hotel Indonesia Natour 6 PT Pupuk Kujang 42

Sedangkan metode penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan

Perkiraan usia waduk dengan data sedimen yang pendek, akan memberikan nilai probabilitas yang kurang pasti dan dapat menimbulkan kesulitas prediksi definitif

Hal-hal yang didapat melalui wawancara yang dilakukan kepada jajaran Biro Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan alumni penerima Beasiswa Seni dan

Sejauh yang saya tahu, ada algoritma lain untuk tujuan yang sama, dimana algoritma tersebut membutuhkan matrik permutasi untuk menggeser elemen pivot yang bernilai nol agar