• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.3 Analisa Bangunan .1 Program Ruang

4.3.12 Analisa Sistem Struktur

Peran struktur bangunan yaitu pendukung bangunan agar bangunan dapat tetap berdiri. Struktur berfungsi sebagai penahan dan penyalur segala jenis beban yang dipikulnya dan berat keseluruhan bangunan itu sendiri. Persyaratan struktur yaitu kekakuan, kekuatan dan kestabilan.

Pemilihan sistem struktur yang akan diterapkan di dalam proyek mal dan apartemen mempertimbangkan:

1. Fungsi bangunan sebagai sarana hunian dan komersial 2. Segi fleksibilitas (kemudahan dalam penataan ruang 3. Karakteristik bangunan

4. Pengaruh keadaan tapak, yaitu daya dukung tanah, perbedaan suhu, kecepatan angin, dll.

5. Segi estetik sehingga dapat menunjang penampilan gedung.

S truktur Bawah Bangunan (Sub Structure)

Struktur bawah bangunan atau pondasi merupakan struktur yang terletak di bawah tanah. Pondasi berfungsi meneruskan beban dari bangunan ke dalam tanah.

Gambar 4.25: Pondasi

Sumber: Ilustrasi Konstruksi Bangunan, D. K. Ching, Adams.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan mendesain tipe sistem pondasi sebuah bangunan antara lain:

- Pola dan besarnya beban bangunan - Kondisi air tanah dan air permukaan - Topografi tapak

- Dampak pada lahan dan sekitarnya - Ketentuan peraturan kode bangunan - M etode konstruksi dan resiko

Pondasi dapat diklasifikasi dalam dua kategori besar, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.

Pondasi dangkal digunakan ketika

terdapat tanah yang cukup stabil, dengan kapasitas daya dukung yang cukup dan relative dekat dengan permukaan tanah.

Pondasi dalam digunakan ketika tanah tidak stabil atau tidak memiliki kapasitas daya dukung yang mencukupi. Pondasi diperpanjang ke bawah melewati lapisan tanah yang tidak layak untuk menyalurkan beban, menuju lapisan tanah yang lebih cocok untuk menahan beban seperti batu atau pasir padat.

Kecamatan Palmerah yang merupakan lahan proyek ini memiliki tanah dengan kondisi tanah berpori dan gembur, maka proyek ini menggunakan pondasi dalam karena beban lantai yang besar dan daya dukung tanah kurang.

Gambar 4.26: Pondasi dan Kap Pondasi

Sumber: Ilustrasi Konstruksi Bangunan, D. K. Ching, Adams.

Pondasi Dalam

Pondasi dalam memanjang ke bawah melewati lapisan tanah yang tidak stabil untuk menyalurkan beban bangunan pada lapisan yang lebih cocok seperti batu dan pasir padat atau tanah keras. Pondasi dalam memiliki dua tipe, yaitu pondasi tiang pancang (pile) dan pondasi caisson.

Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang adalah sistem penopang ujung atau friksi, kap tiang dan balok untuk menyalurkan beban bangunan ke bawah pada lapisan tanah yang cocok. Pondasi tiang pancang memiliki dua jenis yaitu pracetak dan cor di tempat.

Tiang pancang cor ditempat dibuat dengan mengalirkan adukan beton ke dalam lubang dengan mengalirkan adukan beton ke dalam lubang di dalam tanah. Tiang pancang beton bisa diberi selubung atau dibiarkan terbuka.

- Dinding penopang

- Kap tiang pancang berupa beton bertulang menyatukan akumulasi tiang-tiang untuk mendistribusikan beban dari kolom atau balok secara merata pada tiang-tiang pancang.

- Tiang pancang penopang tergantung pada daya dukung tanah atau batu di bawahnya untuk memberikan topangan

Gambar 4.28: Pancang dengan Selubung

Gambar 4.28: Pancang Tanpa Selubung

Sumber: Ilustrasi Konstruksi Bangunan, D. K. Ching, Adams. Gambar 4.27: Pancang dengan Selubung

Tiang berselubung dibuat dengan menanam pipa silinder baja atau casing ke dalam tanah sampai menemukan tingkat kekerasan yang dibutuhkan dan kemudian mengisi pipa dengan adukan beton. Sebuah mandrel atau gelondong dari tube baja bisa dimasukkan pada casing tipis untuk mencegah casing menjadi bengkok dalam proses penanaman, kemudian mandrel ditarik sebelum adukan beton di cor.

Tiang pancang tidak berselubung dibuat dengan menanam casing berisi beton disetai dengan plug ke dalam tanah sampai menemukan tingkat ketahanan tanah yang diperlukan dan kemudian menumbuk beton pada saat bersamaan, casing kemudian ditarik.

Pondasi Caisson

Pondasi caisson dicor di tempat, terbuat dari beton murni atau beton bertulang yang dibentuk dengan member atau menggali rongga dalam tanah sampai

Tabel 4.43: Keuntungan dan Kerugian Pondasi Tiang Pancang

Sumber: Ilustrasi Konstruksi Bangunan, D. K. Ching, Adams.

Gambar 4.29: Struktur Rangka Beton Gambar 4.30: Struktur Rangka Baja

Keuntungan Kerugian - Dapat mencapai kedalaman tanah

keras yang jauh di bawah permukaan tanah.

- M endapat daya dukung dari tanah - Pelaksanaan lebih cepat

- M embutuhkan peralatan khusus dalam pelaksanaan pemancangan

- M enimbulkan getaran pada lingkungan sekitarnya ketika memancang.

Kesimpulan:

Beban dari bangunan cukup besar karena bangunan memiliki ketinggian 12 lantai dan kondisi tanah yang merupakan tanah berpori dan gembur, maka pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang. Jenis tiang pancang yang dipilih adalah tiang pancang pracetak untuk memudahkan dan mempersingkat waktu pengerjaan.

S truktur Atas Bangunan (S uper S tructure)

Struktur atas bangunan merupakan struktur yang berada di atas tanah. Pembahasan ini membagi tiga bagian, yaitu sistem lantai, sistem dinding dan atap.

Sistem struktur ada beberapa jenis, antara lain tube, struktur kabel, struktur portal dan membran. Sistem struktur yang akan digunakan adalah sistem struktur portal dan akan dikombinasi dengan struktur lain sesuai dengan kebutuhan..

Tabel 4.44: Perbandingan M aterial Konstruksi

Beton Baja Lebih tahan terhadap api Tidak tahan api, harus menggunakan

lapisan anti api.

Lebih lama proses pengerjaannya Pengerjaannya cepat Lebih sulit di daur ulang M udah di daur ulang Tidak menggunakan tower crane M enggunakan tower crane

S truktur Atap

Sistem atap berfungsi sebagai elemen primer untuk melindungi ruang-ruang interior suatu bangunan. Bentuk dan kemiringan atap harus sesuai dengan jenis penutup atap (sirap, genteng, membran, dll) yang digunakan untuk mengucurkan air hujan menuju sistem drainase. Konstruksi atap juga harus mengontrol aliran air, infiltrasi (perembesan) udara, aliran panas dan radiasi matahari.

Atap datar

- Atap datar memerlukan material penutup atap yang kontinu

- Kemiringan atap dapat dibentuk dengan mencondongkan bagian struktur dek atap atau memiringkan lapisan insulasi termal.

- Kemiringan mengarahkan pada saluran drainase. - Atap dapat dijadikan ruangan outdoor.

- Struktur atap datar dapat berupa slab beton bertulang, truss baju atau kayu datar.

Tabel 4.45: Keuntungan dan Kekurangan M aterial Atap miring

- Kemiringan atap mempengaruhi pemilihan material penutup atap. - Ketinggian dan area atap miring dipengaruhi oleh bentangan horizontal.

Dokumen terkait